2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
PEMANASAN GLOBAL KELAS XI
1. KELOMPOK 1
1. Bakhrul Fahmi (06)
2. Dega Bagaskara (08)
3. Muhammad Najmi (16)
4. Raditya Mahardhika (23)
5. Rais Usman Adzikri (25)
2. BUMIKU BERLUBANG SEMAKIN GARANG
BUMIKU NERAKAKU
DUNIAKU YANG TERBENGKALAI
BUMIKU BAGAIKAN LAUTAN API
EFEK RUMAH KACA
EFEK RUMAH “KECE”
3. EFEK RUMAH “KECE”
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang
dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
bumi terus meningkat.
4. SEBAB - SEBAB
1. Penggundulan Hutan
Salah satu penyebab efek rumah kaca adalah penggundulan hutan yang memicu
peningkatan jumlah karbon dioksida di atmosfer.
Penggundulan menyebabkan tidak terdapat tumbuhan yang menyerap
karbondioksida yang digunakan dalam proses fotosintesis.
Penggundulan hutan terjadi akibat kebutuhan lahan untuk perumahan, pertanian,
dan berbagai macam infrastruktur yang terus meningkat.
2. Bahan Bakar Fosil
Gas rumah kaca juga bisa dilepas ke atmosfer karena pembakaran bahan bakar fosil
seperti minyak, batubara, dan gas.
Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap penambahan gas
rumah kaca yang pada gilirannya memicu pemanasan global.
5. SEBAB - SEBAB
3. Peralatan Listrik
Hasil karya manusia lain yang memicu peningkatan efek rumah kaca adalah
pemakaian peralatan listrik.
Contoh peralatan listrik penghasil gas rumah kaca adalah lemari es. Lemari es model
lama menggunakan gas yang dikenal sebagai Chlorofluorocarbon (CFC).
Gas CFC yang terlepas ke atmosfer dapat berperan sebagai gas rumah kaca yang
memicu peningkatan suhu bumi.
4. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan kontributor tidak langsung dan salah satu
penyebab utama efek rumah kaca.
Dengan meningkatnya populasi terjadi pula peningkatan berbagai kebutuhan.
Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri yang menyebabkan peningkatan
pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek rumah kaca.[]
6. Apa Yang Harus Dilakukan untuk Mengurangi Pemanasan Global?
Untuk mengurangi orang-efek jangka panjang, banyak negara, masyarakat dan
individu telah mengambil tindakan sekarang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
dan pemanasan global yang lambat dengan mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar fosil, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, memperluas hutan, dan
membuat pilihan gaya hidup yang membantu untuk mempertahankan lingkungan.
Apakah mereka akan mampu merekrut cukup banyak orang untuk bergabung, dan
apakah upaya gabungan mereka akan cukup untuk menghindari dampak yang paling
serius dari pemanasan global? ini adalah pertanyaan terbuka yang hanya dapat
dijawab oleh perkembangan masa depan.
7. Pencegahan
Penanaman satu miliar pohon per tahun bisa menurunkan emisi gas rumah kaca,
sehingga target 26 persen pada 2020 diharapkan bisa tercapai. Penurunan emisi gas
rumah kaca (GRK) sekitar 26 persen pada 2020 mendatang, antara lain melakukan
upaya pengendalian kerusakan hutan, penggunaan energi dan transportasi, serta
pengolahan limbah. Penurunan gas rumah kaca di Indonesia bisa diturunkan hingga
41 persen, bila mendapatkan dukungan dari luar negeri. Kalau ada dukungan dari
luar negeri, maka penurunan emisi bisa bertambah 15 persen, sehingga bisa 41
persen penurunannya.
Penting dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan
sistem jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan, pemberantasan
pembalakan liar, pencegahan deforestasi dan pemberdayaan masyarakat.
Penggunaan energi ramah lingkungan dan transportasi yang efisien juga bisa
membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kawasan Konservasi Mangrove ini
sangat baik untuk membantu penurunan emisi gas rumah kaca, selain merupakan
elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan
dan menetralisir bahan-bahan pencemar.
8. DAMPAK
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun
2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin
banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Dunia telah kehilangan hampir 20 persen terumbu karangnya akibat emisi karbon
dioksida. Laporan yang dirilis Global Coral Reef Monitoring Network ini merupakan
upaya memberi tekanan atas peserta konferensi PBB mengenai iklim agar membuat
kemajuan dalam memerangi kenaikan suhu global. Jika kecenderungan emisi karbon
dioksida saat ini terus berlangsung, banyak terumbu karang mungkin akan hilang
dalam waktu 20 sampai 40 tahun mendatang, dan ini akan memiliki konsekuensi
bahaya bagi sebanyak 500 juta orang yang bergantung atas terumbu karang untuk
memperoleh nafkah mereka. Jika tak ada perubahan, kita akan menyaksikan
berlipatnya karbon dioksida di atmosfer dalam waktu kurang dari 50 tahun.
9. DAMPAK
Karena karbon ini diserap, samudra akan menjadi lebih asam, yang secara serius
merusak sangat banyak biota laut dari terumbu karang hingga kumpulan plankton
dan dari udang besar hingga rumput laut. Saat ini, perubahan iklim dipandang
sebagai ancaman terbesar bagi terumbu karang. Ancaman utama iklim, seperti
naiknya temperatur permukaan air laut dan tingkatan keasaman air laut, bertambah
besar oleh ancaman lain termasuk pengkapan ikan secara berlebihan, polusi dan
spesies pendatang.
10.
11. kyoto
Protokol Kyoto (Kyoto Protocol) adalah sebuah perjanjian internasional yang
dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri
dunia, yang harus dicapai pada tahun 2012.
Idealnya, hasil dari Protokol Kyoto adalah terjadinya pengurangan emisi gas di bawah
level yang terukur pada tahun 1990.
Perjanjian tersebut juga mencakup negara berkembang, dimana industrialisasi
sedang berkembang pesat dan karena itu menghasilkan sejumlah besar gas rumah
kaca.
Asal mula Protokol Kyoto dapat dilacak pada Konferensi Iklim Dunia pertama yang
diselenggarakan pada tahun 1979.
Konferensi ini diadakan untuk mengatasi masalah yang dipicu aktivitas manusia
terhadap perubahan iklim.
12. kyoto
Sebagai hasil, peserta konferensi sepakat memberikan komitmen lebih banyak untuk
melakukan penelitian dan aksi untuk mengatasi masalah ini.
Tonggak penting berikutnya adalah diadakannya United Nations Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 1992.
UNFCCC merupakan respon terhadap lebih dari 10 tahun diskusi dan penelitian
tentang perubahan iklim.
Menurut ketentuan UNFCCC, negara-negara peserta sepakat untuk mengumpulkan
dan berbagi informasi tentang emisi gas rumah kaca.
Negara anggota konvensi juga diminta mengurangi emisi yang harus dicapai pada
tahun 2000, serta berpartisipasi dalam rencana aksi global untuk mencegah
peningkatan emisi gas rumah kaca.
Perjanjian ini tidak mengikat secara hukum, tetapi banyak negara melihat bahwa
kesepakatan tersebut merupakan langkah penting sehingga berkomitmen untuk
menjalankannya.
Namun pada tahun 1995, kekhawatiran mulai bermunculan bahwa kesepakatan yang
sudah dicapai mungkin tidak akan berjalan.
13. kyoto
Sebagai respon, pada tahun 1997, sebuah konferensi untuk membahas masalah ini
diadakan di Kyoto, Jepang.
Hasil konferensi lantas disebut sebagai Protokol Kyoto, yang selanjutnya mengikat
secara hukum bagi negara peserta untuk mengurangi emisi karbon dioksida, metana,
nitrogen oksida, sulfur hexaflourida, senyawa hidro fluoro (HFC), dan
perfluorokarbon (PFC).
Menurut ketentuan perjanjian, negara peserta harus mengurangi emisi mereka
antara tahun 2008 dan 2012 melalui berbagai cara.
Protokol Kyoto mendorong pembangunan berwawasan lingkungan dan perdagangan
emisi, sehingga memungkinkan negara-negara yang memenuhi kuota untuk menjual
kredit ke negara-negara yang menghadapi kesulitan.
Sementara sebagian besar pihak setuju bahwa perubahan iklim adalah masalah
serius, Protokol Kyoto tetap menjumpai tantangan serius dari sejumlah negara,
termasuk Amerika Serikat.
14. kyoto
Pada tahun 2007, Senat Amerika Serikat menolak meratifikasi Protokol Kyoto,
terutama dalam klausul mengenai tingkat emisi yang diperbolehkan untuk negara-
negara berkembang seperti China.
Penentang Protokol Kyoto mengemukakan berbagai alasan seperti kekhawatiran akan
melambatnya pertumbuhan ekonomi dan bahwa ketentuan dalam protokol dianggap
terlalu mengikat.