SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU CUCI
TANGAN PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN ILMU KESEHATAN
ANAK BLU RSUP PROF DR RD KANDOU MANADO
1
Inayatur Rabbani S
2
Vivekenanda Pateda
2
Rocky Wilar
2
Novie H. Rampengan
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Email:
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado
inayatur_rabbanis@yahoo.co.id
Abstract: Health care-associated infection (HCAI) is defined as an infection occurring in a
patient in a hospital or other health care facility in whom the infection was not present or
incubating at the time of admission. This incident result in excess length of stay, mortality and
healthcare costs. World Health Organization (WHO) has been campaigning the patient safety
program, one of it is to lower the risk of HCAI. Wash hands to be one of the effective
measures to break the chain of transmission of infection. Doctors, nurses and other hospital
personnel must work together to ensure that hand washing before and after each contact with
the patient, whether the patient known to be infected or not. The aim of this research is to find
out the relationship between knowledge and health workers’ hand washing behaviour in the
department of child health at Prof dr RD Kandou Hospital Manado. This research was
conducted using field survey design with observational analytic studies, in this case done by
observation and questionnaires. The samples were 78. Conclusion: The result showed that
from the 78 health workers there are 55 people who have poor knowledge about hand
washing. As for health care workers with hand-washing behaviors are most numerous in the
bad category amounted to 46 people. The results of the bivariate analysis showed the value of
p = 0.160
Keywords:
. From the result it can be concluded that there is no significant relationship between
knowledge and behavior of hand washing in healthcare workers in the department of child
health at Prof Dr RD Kandou Hospital Manado.
Knowledge, Behavior, Hand Washing, Hand Hygiene.
Abstrak: Health care-associated infection (HCAI) didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi
pada pasien dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya dimana pada awalnya infeksi
tersebut tidak hadir dan tanpa bukti inkubasi pada saat masuk rumah sakit. Kejadian ini
menyebabkan lenght of stay (LOS), mortalitas, dan healthcare cost meningkat. World Health
Organization (WHO) telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya
adalah menurunkan risiko HCAI. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk
memutuskan rantai transmisi infeksi. Dokter, perawat dan personel lain rumah sakit harus
bekerja sama untuk memastikan bahwa cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah setiap
berkontak dengan penderita, apakah penderita diketahui terinfeksi atau tidak. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku cuci tangan petugas
kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado.
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain survey lapangan dengan studi analitik
observasional, dalam hal ini dilakukan dengan pengamatan dan pengisian kuesioner. Sampel
berjumlah 78 orang. Simpulan: Dari hasil yang didapatkan dari 78 orang petugas kesehatan
terdapat 55 orang yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang cuci tangan. Sedangkan
untuk petugas kesehatan dengan perilaku cuci tangan paling banyak terdapat dalam kategori
buruk berjumlah 46 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p=0,160. Dari hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
BLU RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado.
Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku, Cuci Tangan, Kebersihan Tangan.
Health care-associated infection
(infeksi terkait perawatan) masih menjadi
masalah utama dunia. Health care-
associated infection (HCAI) didefinisikan
sebagai infeksi yang terjadi pada pasien
dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya dimana pada awalnya infeksi
tersebut tidak hadir dan tanpa bukti
inkubasi pada saat masuk rumah sakit.
Infeksi ini terjadi baik di negara maju
maupun negara berkembang.1
Sekitar 5%
dari semua anak yang masuk ke rumah
sakit anak di Amerika Serikat (AS)
mendapat HCAI.2
Dalam pembelajaran
kooperatif World Health Organization
(WHO) (55 rumah sakit di 14 negara dari 4
wilayah WHO), sekitar 8,7% dari pasien
rawat inap mengalami HCAI. Kejadian ini
menyebabkan lenght of stay (LOS),
mortalitas, dan healthcare cost
meningkat.
Petugas kesehatan mempunyai peran
besar dalam rantai transmisi infeksi ini.
3,4
4
World Health Organization (WHO) sebagai
induk organisasi kesehatan dunia telah
mengkampanyekan program keselamatan
pasien salah satunya adalah menurunkan
risiko HCAI.5
Cuci tangan menjadi salah
satu langkah yang efektif untuk
memutuskan rantai transmisi infeksi,
sehingga insidensi HCAI dapat
berkurang.4,6
Dokter, perawat dan personel
lain rumah sakit harus bekerja sama untuk
memastikan bahwa cuci tangan dilakukan
sebelum dan sesudah setiap berkontak
dengan penderita, apakah penderita
diketahui terinfeksi atau tidak.2
a. Sebelum dan setelah kontak langsung
dengan pasien;
Pelaksanaan cuci tangan dilakukan pada
saat:
b. setelah melepas sarung tangan;
c. sebelum memegang perangkat invasif
(terlepas dari apakah sarung tangan
digunakan atau tidak) untuk perawatan
pasien;
d. setelah kontak dengan cairan tubuh atau
ekskresi, membran mukosa, kulit yang
tidak utuh, atau dressing luka;
e. jika berpindah dari bagian tubuh
terkontaminasi ke bagian tubuh bersih
selama perawatan pasien.
Salah satu komponen standar
kewaspadaan dan usaha menurunkan HCAI
adalah menggunakan panduan kebersihan
tangan yang benar dan
mengimplementasikan secara efektif.
4
5
Hand hygiene merupakan istilah
umum yang berlaku baik untuk mencuci
tangan, cuci tangan dengan antiseptik,
maupun hand rub antiseptik. Pada tahun
1988 dan 1995, pedoman mencuci tangan
dan antisepsis tangan diterbitkan oleh
Association for Professionals in Infection
Controls (APIC).6
Pada tahun 2009, WHO
mencetuskan global patient safety
challenge dengan clean care is safe care,
yaitu merumuskan inovasi strategi
penerapan hand hygiene untuk petugas
kesehatan dengan My five moments for
hand hygiene.
Sebuah penelitian oleh Larson dkk
pada 40 rumah sakit angggota The National
Nosocomial Infections Surveillance (NNIS)
melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan
yang melakukan cuci tangan sebelum dan
setelah kontak dengan pasien bervariasi
antara 24% sampai 89%, dengan rata-rata
56,6%. Penelitian ini dilakukan setelah
dipromosikannya program WHO dalam
pengendalian infeksi.
5
7
Menurut data Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2007, prevalensi nasional berperilaku benar
dalam cuci tangan adalah 23,2%.
METODE PENELITIAN
8
Jenis penelitian yang digunakan
adalah survey lapangan dengan studi
analitik observasional, dalam hal ini
dilakukan dengan pengamatan dan
pengisian kuesioner. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan November –
Desember 2013. Tempat penelitian
dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
BLU RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado.
Populasi adalah semua petugas kesehatan di
Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Sampel
penelitian diambil berdasarkan kriteria
inklusi yaitu : Terkait dengan perawatan
pasien secara langsung pada hari diadakan
penelitian, Bekerja hanya di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr. RD
Kandou Manado, Bersedia mengisi
kuesioner. Variabel penelitian terdiri dari
dua variabel diantaranya variabel bebas
yaitu Pengetahuan petugas kesehatan
tentang cuci tangan dan variabel terikat
yaitu Perilaku cuci tangan.
Pengambilan data pengetahuan
diperoleh dari kuesioner. Sedangkan data
perilaku cuci tangan diperoleh dari lembar
pengawasan. Analisis data dilakukan
dengan uji chi square dengan menggunakan
program SPSS.
HASIL
Tempat penelitian dilakukan di
Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP
Prof Dr. RD Kandou Manado. Untuk
memperoleh gambaran distribusi menurut
karakteristik responden dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi responden
bedasarkan jenis kelamin
Jenis
Kelamin
N Persentase
(%)
Laki-laki 19 24,4
Perempuan 59 75,6
Total 78 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden
dengan jenis kelamin laki-laki yaitu
berjumlah 19 orang, dengan persentase
24,4%, sedangkan responden dengan jenis
kelamin perempuan berjumlah 59 orang,
dengan persentase 75,6 %,
Tabel 2. Distribusi responden
berdasarkan tingkat pengetahuan
tentang cuci tangan.
Pengetahuan N Persentase
(%)
Baik 14 17,9
Kurang Baik 55 70,5
Buruk 9 11,5
Total 78 100
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah
dilakukan jumlah petugas kesehatan dengan
pengetahuan yang baik sebanyak 14 orang,
dengan persentase 17,9 %. sedangkan
petugas kesehatan dengan pengetahuan
kurang baik sebanyak 55 orang, dengan
persentse 70,5 %, dan petugas kesehatan
dengan tingkat pengetahuan buruk
sebanyak 9 orang, dengan persentase 11,5
%.
Tabel 3. Distribusi responden
berdasarkan perilaku cuci tangan.
Perilaku N Persentase
(%)
Baik 13 16,7
Kurang Baik 19 24,4
Buruk 46 59
Total 78 100
Dari hasil penelitian terdapat 13 orang
(16,7%) dengan perilaku cuci tangan yang
baik, 19 orang (24,4%) dengan perilaku
cuci tangan yang kurang baik, dan 46 orang
(59%) dengan perilaku cuci tangan yang
buruk.
Tabel 4. Hubungan pengetahuan
terhadap perilaku cuci tangan petugas
kesehatan.
Pengeta
huan
Perilaku
Total P
Baik
Kurang
Baik
Buruk
Baik 3 6 5 14
0,160
Kurang
Baik
8 13 34 55
Buruk 2 0 7 9
Total 13 19 46 78
Setelah dilakukan hasil analisis
bivariat antara pengetahuan dan perilaku
cuci tangan, ternyata tidak diperoleh
hubungan bermakna antara pengetahuan
dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan
(p=0,160).
BAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh,
diketahui bahwa jumlah responden
perempuan pada penelitian ini 59 orang
(75,6%) dan responden laki-laki berjumlah
19 orang (24,4 %).
Berdasarkan data hasil penelitian
jumlah responden dengan tingkat
pengetahuan paling banyak terdapat pada
kategori kurang baik, sebanyak 55 orang
(70,5%). Sedangkan untuk perilaku cuci
tangan dengan jumlah responden
terbanyak terdapat pada kategori buruk,
sebanyak 46 orang (59%).
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa
petugas kesehatan dengan pengetahuan baik
lebih banyak melakukan perilaku cuci
tangan dengan kurang baik dengan jumlah 6
orang. Begitu juga dengan petugas
kesehatan dengan pengetahuan kurang baik,
lebih banyak melakukan perilaku cuci
tangan dengan buruk sebanyak 34 orang.
Sehingga pada hasil uji chi square
didapatkan hasil p = 0,160, yang
menunjukkan bahw H0 diterima, yaitu tidak
terdapat hubungan (positif) antara
pengetahuan dan perilaku cuci tangan
petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehtan
Anak BLU RSUP Prof dr. RD Kndou
Manado. Hal ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rumapia N yang
dilakukan pada perawat di Rumah Sakit
Columbia Asia Medan menunjukkan bahwa
perawat dengan tingkat pengetahuan baik
tentang cuci tangan mempunyai tingkat
kepatuhan cuci tangan yang lebih tinggi
yaitu 73,75%.9
Sedangkan berdasarkan hasil
uji regresi logistik sederhana yang dilakukan
oleh Damanik pada perawat di Rumah Sakit
Immanuel Bandung, tidak didapatkan
hubungan pengetahuan terhadap perilaku
cui tangan dengan nilai p = 0,998.10
Hasil pengetahuan yang kurang
baik sebesar 70,5% dan menjadi perilaku
cuci tangan buruk sebesar 59% juga
dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas cuci
tangan yang memadai. Banyak hal yang
dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan
yang baik, diantaranya status petugas
kesehatan, yaitu non-dokter, dan juga
pengenalan penggunaan handrub berbasis
alkohol. Untuk meningkatkan pengetahuan
petugas kesehatan mengenai cuci tangan
diperlukan pelatihan mengenai pentingnya
cuci tangan dan manfaatnya.5
Kesadaran
dari petugas kesehatan juga dapat
mempengaruhi perilaku dalam cuci tangan.
Sedangkan untuk perilaku cuci tangan yang
masih buruk, dapat dipengaruhi oleh
kurangnya fasilitas cuci tangan yang baik
dan berfungsi, seperti wastafel, kran air,
sabun cuci tangan, dan handuk atau tisu
kering.
SIMPULAN DAN SARAN
5,11
Tingkat pengetahuan petugas
kesehatan tentang cuci tangan terbanyak
pada kategori kurang baik yaitu 55 orang
(70,5%). Tingkat perilaku cuci tangan
petugas kesehatan terbanyak pada kategori
buruk yaitu 46 orang (59%). Dari hasil
analisis bivariat data yang diperoleh
melalui uji chi square menunjukkan nilai
p=0.160 (p=<0.05) yang berarti data tidak
signifikan. Ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara pengetahuan
terhadap perilaku cuci tangan petugas
kesehatan di bagian Ilmu Kesehatan Anak
BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado.
Perlu dilakukan penyuluhan dan
sosialisasi mengenai cuci tangan.
1. World Health Organization.
Prevention of Hospital – Acquired
Infection, a Practical Guide 2nd
Edition. DoCDSa, penyunting.
WHO/CDS/CSR/EPH/2002.12
[Diakses pada: 28 September 2013]
Tersedia di:
Perlu
ditingkatkan lagi kesadaran petugas
kesehatan terhadap pentingnya cuci tangan
sebagai salah satu upaya pelayanan
kesehatan yang aman untuk pasien dan
dapat menurunkan risiko Health care-
associated infection (HCAI). Penyediaan
sarana cuci tangan seperti wastafel yang
berfungsi dengan baik perlu ditambah agar
perilaku cuci tangan dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/csr/resources/p
ublications/drugresist/WHO_CDS_
CSR_EPH_2002_12/en/
2. Arvin AM. Pengendalian Infeksi.
Dalam: Behrman RE, Kliegman R,
Arvin AM, Wahab AS, penyunting.
Ilmu Kesehatan Anak Nelson,
Volume 2. Edisi 15. Jakarta: EGC;
2000. h. 1266-7.
3. Custodio HT. Hospital – Acquired
Infections. eMedicine; 2007
[Diakses pada: 28 September 2013]
Tersedia di:
http://emedicine.medscape.com/arti
cle/967022-overview
4. World Health Organization. WHO
Guidelines on Hand Hygiene in
Helath Care (Advanced Draft): A
Summary.
WHO/EIP/SPO/QPS/06.2. 2006
[Diakses pada: 28 September 2013]
Tersedia di:
http://www.who.int/patientsafety/e
vents/05/HH_en.pdf
5. World Health Organization. WHO
Guidelines on Hand Hygiene in
Health Care: First Global Patient
Safety Challenge Clean Care is
Safer Care; 2009.
6. Boyce JM, Pittet D. Guidline for
Handhygiene in Health-Care
Settings. Morbidity and Mortality
Weekly Report. 2002;51:1-44.
7. Larson EL, Quiros D, Lin SX.
Dissemination of the CDC’s Hand
Hygiene Guideline and Impact on
Infection Rates. Am J Infect
Control. 2007;35: 666-75.
8. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Departemen Kesehatan. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
2007. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
9. Rumapia, N. Hubungan
Karakteristik Perawat dengan
Tingkat Kepatuhan Perawat
Melakukan Cuci Tangan di Rumah
Sakit Columbia Medan. Medan:
Universitas Darma Agung Medan;
2011.
10. Damanik, SM. Kepatuhan Hand
Hygiene di Rumah Sakit Immanuel
Bandung. Bandung: Universitas
Padjajaran; 2012.
11. World Health Organization. WHO
Guidelines on Hand Hygiene in
Health Care: a Summary, First
Global Patient Safety Challenge
Clean Care is Safer Care; 2009.

More Related Content

What's hot

Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatanPanca Titis
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidanNico Robin
 
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjaFrekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjapjj_kemenkes
 
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakitSyahrum Syuib
 
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityEvaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityDoel Hadji Fadly
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001Pepi Umar
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidNajMah Usman
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologi2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologiagnesnece1
 
Ukuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiUkuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiIrfrans D' Rayyan
 

What's hot (20)

Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Epidemiologi masa depan
Epidemiologi   masa depanEpidemiologi   masa depan
Epidemiologi masa depan
 
Handout epid-bidan
Handout epid-bidanHandout epid-bidan
Handout epid-bidan
 
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerjaFrekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
Frekuensi Masalah Kesehatan dan prosesur kerja
 
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityEvaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
004 evsurv001
004 evsurv001004 evsurv001
004 evsurv001
 
Nl.edisi 4.2011
Nl.edisi 4.2011Nl.edisi 4.2011
Nl.edisi 4.2011
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm2 epidemiologi ikm
2 epidemiologi ikm
 
epidemiologi surveilance
epidemiologi surveilanceepidemiologi surveilance
epidemiologi surveilance
 
2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologi2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologi
 
Ukuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologiUkuran asosiasi epidemiologi
Ukuran asosiasi epidemiologi
 

Viewers also liked

Parametros fsq alcalinidad
Parametros fsq alcalinidadParametros fsq alcalinidad
Parametros fsq alcalinidadVanessa Cabrera
 
Can you really implement taxonomies in native SharePoint?
Can you really implement taxonomies in native SharePoint?Can you really implement taxonomies in native SharePoint?
Can you really implement taxonomies in native SharePoint?Marc Stephenson
 
Simple comparison of investment loss to break-even return rate
Simple comparison of investment loss to break-even return rateSimple comparison of investment loss to break-even return rate
Simple comparison of investment loss to break-even return rateDavid Stinnett
 
Leverage Sage Business Intelligence for Your Organization
Leverage Sage Business Intelligence for Your OrganizationLeverage Sage Business Intelligence for Your Organization
Leverage Sage Business Intelligence for Your OrganizationRKLeSolutions
 
тем неделя по пдд в 2016 г
тем неделя по пдд в 2016 гтем неделя по пдд в 2016 г
тем неделя по пдд в 2016 гvirtualtaganrog
 
Assassin's creed fan art
Assassin's creed fan artAssassin's creed fan art
Assassin's creed fan artVictoria Norton
 
Nicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatology
Nicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatologyNicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatology
Nicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatologyNicholas Young
 
"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures
"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures
"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite VenturesEdge AI and Vision Alliance
 
Presentacion de antequera
Presentacion de antequeraPresentacion de antequera
Presentacion de antequeraAntonio_Bravo
 
Diapositivas del 8 de marzo
Diapositivas   del  8 de  marzoDiapositivas   del  8 de  marzo
Diapositivas del 8 de marzostefany cuellar
 
Cómo se estudian las inmunoglobulinas
Cómo se estudian las inmunoglobulinasCómo se estudian las inmunoglobulinas
Cómo se estudian las inmunoglobulinasCarlos Ordoñez
 

Viewers also liked (20)

Jornada 6 liga muro 2017.
Jornada 6 liga muro 2017.Jornada 6 liga muro 2017.
Jornada 6 liga muro 2017.
 
Basics of Information Science
Basics of Information ScienceBasics of Information Science
Basics of Information Science
 
Parametros fsq alcalinidad
Parametros fsq alcalinidadParametros fsq alcalinidad
Parametros fsq alcalinidad
 
15 quotes to inspire you
15 quotes to inspire you15 quotes to inspire you
15 quotes to inspire you
 
Mlb replay913pdf
Mlb replay913pdfMlb replay913pdf
Mlb replay913pdf
 
Ohsas
OhsasOhsas
Ohsas
 
Can you really implement taxonomies in native SharePoint?
Can you really implement taxonomies in native SharePoint?Can you really implement taxonomies in native SharePoint?
Can you really implement taxonomies in native SharePoint?
 
Simple comparison of investment loss to break-even return rate
Simple comparison of investment loss to break-even return rateSimple comparison of investment loss to break-even return rate
Simple comparison of investment loss to break-even return rate
 
Leverage Sage Business Intelligence for Your Organization
Leverage Sage Business Intelligence for Your OrganizationLeverage Sage Business Intelligence for Your Organization
Leverage Sage Business Intelligence for Your Organization
 
Consumer Snapshot - March 2017
Consumer Snapshot - March 2017Consumer Snapshot - March 2017
Consumer Snapshot - March 2017
 
тем неделя по пдд в 2016 г
тем неделя по пдд в 2016 гтем неделя по пдд в 2016 г
тем неделя по пдд в 2016 г
 
Assassin's creed fan art
Assassin's creed fan artAssassin's creed fan art
Assassin's creed fan art
 
Evaluation
EvaluationEvaluation
Evaluation
 
Nicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatology
Nicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatologyNicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatology
Nicholas Young, CV, research scientist, immunology and rheumatology
 
"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures
"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures
"The Vision AI Start-ups That Matter Most," a Presentation from Cognite Ventures
 
Presentacion de antequera
Presentacion de antequeraPresentacion de antequera
Presentacion de antequera
 
Bulgaria erasmus +
Bulgaria erasmus +Bulgaria erasmus +
Bulgaria erasmus +
 
Diapositivas del 8 de marzo
Diapositivas   del  8 de  marzoDiapositivas   del  8 de  marzo
Diapositivas del 8 de marzo
 
Test relaciones corte adm. publica
Test relaciones corte adm. publicaTest relaciones corte adm. publica
Test relaciones corte adm. publica
 
Cómo se estudian las inmunoglobulinas
Cómo se estudian las inmunoglobulinasCómo se estudian las inmunoglobulinas
Cómo se estudian las inmunoglobulinas
 

Similar to 3661 6909-1-sm

217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf
217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf
217-Article Text-519-2-10-20210603.pdfmuhammadimron53
 
HAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptxHAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptxEvaKusuma2
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfsriwahyuni25836
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...Nanang Soleh
 
03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chnSyahrum Syuib
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPocut Kasim
 
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19CIkumparan
 
SEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptx
SEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptxSEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptx
SEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptxdennisetiawan022
 
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam KeperawatanReview Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam KeperawatanBella Citra H
 
program_RO_Kecacingan_pptx.pptx
program_RO_Kecacingan_pptx.pptxprogram_RO_Kecacingan_pptx.pptx
program_RO_Kecacingan_pptx.pptxMatahariCahaya1
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulannrukmana rukmana
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalSelfiNice
 
peran drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covidperan drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covidMonikeLanina
 
Kb 3 epidemiologi -
Kb 3    epidemiologi -Kb 3    epidemiologi -
Kb 3 epidemiologi -pjj_kemenkes
 

Similar to 3661 6909-1-sm (20)

217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf
217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf
217-Article Text-519-2-10-20210603.pdf
 
2397-4105-1-SM.pdf
2397-4105-1-SM.pdf2397-4105-1-SM.pdf
2397-4105-1-SM.pdf
 
HAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptxHAND HYGIENE-EVA.pptx
HAND HYGIENE-EVA.pptx
 
Jurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasiJurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasi
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
 
1169-2325-1-SM.pdf
1169-2325-1-SM.pdf1169-2325-1-SM.pdf
1169-2325-1-SM.pdf
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
 
03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
 
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
 
SEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptx
SEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptxSEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptx
SEMINAR PROPOSAL (PENERAPAN LAYANAN KONSELING HIV/AIDS.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam KeperawatanReview Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
 
program_RO_Kecacingan_pptx.pptx
program_RO_Kecacingan_pptx.pptxprogram_RO_Kecacingan_pptx.pptx
program_RO_Kecacingan_pptx.pptx
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
peran drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covidperan drh pada kasus covid
peran drh pada kasus covid
 
Kb 3 epidemiologi -
Kb 3    epidemiologi -Kb 3    epidemiologi -
Kb 3 epidemiologi -
 

Recently uploaded

PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 

Recently uploaded (12)

PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 

3661 6909-1-sm

  • 1. HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK BLU RSUP PROF DR RD KANDOU MANADO 1 Inayatur Rabbani S 2 Vivekenanda Pateda 2 Rocky Wilar 2 Novie H. Rampengan 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Email: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Universitas Sam Ratulangi Manado inayatur_rabbanis@yahoo.co.id Abstract: Health care-associated infection (HCAI) is defined as an infection occurring in a patient in a hospital or other health care facility in whom the infection was not present or incubating at the time of admission. This incident result in excess length of stay, mortality and healthcare costs. World Health Organization (WHO) has been campaigning the patient safety program, one of it is to lower the risk of HCAI. Wash hands to be one of the effective measures to break the chain of transmission of infection. Doctors, nurses and other hospital personnel must work together to ensure that hand washing before and after each contact with the patient, whether the patient known to be infected or not. The aim of this research is to find out the relationship between knowledge and health workers’ hand washing behaviour in the department of child health at Prof dr RD Kandou Hospital Manado. This research was conducted using field survey design with observational analytic studies, in this case done by observation and questionnaires. The samples were 78. Conclusion: The result showed that from the 78 health workers there are 55 people who have poor knowledge about hand washing. As for health care workers with hand-washing behaviors are most numerous in the bad category amounted to 46 people. The results of the bivariate analysis showed the value of p = 0.160 Keywords: . From the result it can be concluded that there is no significant relationship between knowledge and behavior of hand washing in healthcare workers in the department of child health at Prof Dr RD Kandou Hospital Manado. Knowledge, Behavior, Hand Washing, Hand Hygiene. Abstrak: Health care-associated infection (HCAI) didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi pada pasien dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya dimana pada awalnya infeksi tersebut tidak hadir dan tanpa bukti inkubasi pada saat masuk rumah sakit. Kejadian ini menyebabkan lenght of stay (LOS), mortalitas, dan healthcare cost meningkat. World Health Organization (WHO) telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah menurunkan risiko HCAI. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi. Dokter, perawat dan personel lain rumah sakit harus bekerja sama untuk memastikan bahwa cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah setiap berkontak dengan penderita, apakah penderita diketahui terinfeksi atau tidak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku cuci tangan petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain survey lapangan dengan studi analitik observasional, dalam hal ini dilakukan dengan pengamatan dan pengisian kuesioner. Sampel berjumlah 78 orang. Simpulan: Dari hasil yang didapatkan dari 78 orang petugas kesehatan
  • 2. terdapat 55 orang yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang cuci tangan. Sedangkan untuk petugas kesehatan dengan perilaku cuci tangan paling banyak terdapat dalam kategori buruk berjumlah 46 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai p=0,160. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku, Cuci Tangan, Kebersihan Tangan. Health care-associated infection (infeksi terkait perawatan) masih menjadi masalah utama dunia. Health care- associated infection (HCAI) didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi pada pasien dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya dimana pada awalnya infeksi tersebut tidak hadir dan tanpa bukti inkubasi pada saat masuk rumah sakit. Infeksi ini terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang.1 Sekitar 5% dari semua anak yang masuk ke rumah sakit anak di Amerika Serikat (AS) mendapat HCAI.2 Dalam pembelajaran kooperatif World Health Organization (WHO) (55 rumah sakit di 14 negara dari 4 wilayah WHO), sekitar 8,7% dari pasien rawat inap mengalami HCAI. Kejadian ini menyebabkan lenght of stay (LOS), mortalitas, dan healthcare cost meningkat. Petugas kesehatan mempunyai peran besar dalam rantai transmisi infeksi ini. 3,4 4 World Health Organization (WHO) sebagai induk organisasi kesehatan dunia telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah menurunkan risiko HCAI.5 Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi HCAI dapat berkurang.4,6 Dokter, perawat dan personel lain rumah sakit harus bekerja sama untuk memastikan bahwa cuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah setiap berkontak dengan penderita, apakah penderita diketahui terinfeksi atau tidak.2 a. Sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien; Pelaksanaan cuci tangan dilakukan pada saat: b. setelah melepas sarung tangan; c. sebelum memegang perangkat invasif (terlepas dari apakah sarung tangan digunakan atau tidak) untuk perawatan pasien; d. setelah kontak dengan cairan tubuh atau ekskresi, membran mukosa, kulit yang tidak utuh, atau dressing luka; e. jika berpindah dari bagian tubuh terkontaminasi ke bagian tubuh bersih selama perawatan pasien. Salah satu komponen standar kewaspadaan dan usaha menurunkan HCAI adalah menggunakan panduan kebersihan tangan yang benar dan mengimplementasikan secara efektif. 4 5 Hand hygiene merupakan istilah umum yang berlaku baik untuk mencuci tangan, cuci tangan dengan antiseptik, maupun hand rub antiseptik. Pada tahun 1988 dan 1995, pedoman mencuci tangan dan antisepsis tangan diterbitkan oleh Association for Professionals in Infection Controls (APIC).6 Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan My five moments for hand hygiene. Sebuah penelitian oleh Larson dkk pada 40 rumah sakit angggota The National Nosocomial Infections Surveillance (NNIS) melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien bervariasi antara 24% sampai 89%, dengan rata-rata 56,6%. Penelitian ini dilakukan setelah dipromosikannya program WHO dalam pengendalian infeksi. 5 7 Menurut data Riset
  • 3. Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi nasional berperilaku benar dalam cuci tangan adalah 23,2%. METODE PENELITIAN 8 Jenis penelitian yang digunakan adalah survey lapangan dengan studi analitik observasional, dalam hal ini dilakukan dengan pengamatan dan pengisian kuesioner. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2013. Tempat penelitian dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado. Populasi adalah semua petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Sampel penelitian diambil berdasarkan kriteria inklusi yaitu : Terkait dengan perawatan pasien secara langsung pada hari diadakan penelitian, Bekerja hanya di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado, Bersedia mengisi kuesioner. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel diantaranya variabel bebas yaitu Pengetahuan petugas kesehatan tentang cuci tangan dan variabel terikat yaitu Perilaku cuci tangan. Pengambilan data pengetahuan diperoleh dari kuesioner. Sedangkan data perilaku cuci tangan diperoleh dari lembar pengawasan. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dengan menggunakan program SPSS. HASIL Tempat penelitian dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr. RD Kandou Manado. Untuk memperoleh gambaran distribusi menurut karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Distribusi responden bedasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin N Persentase (%) Laki-laki 19 24,4 Perempuan 59 75,6 Total 78 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 19 orang, dengan persentase 24,4%, sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 59 orang, dengan persentase 75,6 %, Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang cuci tangan. Pengetahuan N Persentase (%) Baik 14 17,9 Kurang Baik 55 70,5 Buruk 9 11,5 Total 78 100 Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan jumlah petugas kesehatan dengan pengetahuan yang baik sebanyak 14 orang, dengan persentase 17,9 %. sedangkan petugas kesehatan dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 55 orang, dengan persentse 70,5 %, dan petugas kesehatan dengan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 9 orang, dengan persentase 11,5 %. Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan perilaku cuci tangan. Perilaku N Persentase (%) Baik 13 16,7 Kurang Baik 19 24,4 Buruk 46 59 Total 78 100 Dari hasil penelitian terdapat 13 orang (16,7%) dengan perilaku cuci tangan yang baik, 19 orang (24,4%) dengan perilaku cuci tangan yang kurang baik, dan 46 orang (59%) dengan perilaku cuci tangan yang buruk.
  • 4. Tabel 4. Hubungan pengetahuan terhadap perilaku cuci tangan petugas kesehatan. Pengeta huan Perilaku Total P Baik Kurang Baik Buruk Baik 3 6 5 14 0,160 Kurang Baik 8 13 34 55 Buruk 2 0 7 9 Total 13 19 46 78 Setelah dilakukan hasil analisis bivariat antara pengetahuan dan perilaku cuci tangan, ternyata tidak diperoleh hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan (p=0,160). BAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah responden perempuan pada penelitian ini 59 orang (75,6%) dan responden laki-laki berjumlah 19 orang (24,4 %). Berdasarkan data hasil penelitian jumlah responden dengan tingkat pengetahuan paling banyak terdapat pada kategori kurang baik, sebanyak 55 orang (70,5%). Sedangkan untuk perilaku cuci tangan dengan jumlah responden terbanyak terdapat pada kategori buruk, sebanyak 46 orang (59%). Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa petugas kesehatan dengan pengetahuan baik lebih banyak melakukan perilaku cuci tangan dengan kurang baik dengan jumlah 6 orang. Begitu juga dengan petugas kesehatan dengan pengetahuan kurang baik, lebih banyak melakukan perilaku cuci tangan dengan buruk sebanyak 34 orang. Sehingga pada hasil uji chi square didapatkan hasil p = 0,160, yang menunjukkan bahw H0 diterima, yaitu tidak terdapat hubungan (positif) antara pengetahuan dan perilaku cuci tangan petugas kesehatan di Bagian Ilmu Kesehtan Anak BLU RSUP Prof dr. RD Kndou Manado. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rumapia N yang dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Columbia Asia Medan menunjukkan bahwa perawat dengan tingkat pengetahuan baik tentang cuci tangan mempunyai tingkat kepatuhan cuci tangan yang lebih tinggi yaitu 73,75%.9 Sedangkan berdasarkan hasil uji regresi logistik sederhana yang dilakukan oleh Damanik pada perawat di Rumah Sakit Immanuel Bandung, tidak didapatkan hubungan pengetahuan terhadap perilaku cui tangan dengan nilai p = 0,998.10 Hasil pengetahuan yang kurang baik sebesar 70,5% dan menjadi perilaku cuci tangan buruk sebesar 59% juga dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas cuci tangan yang memadai. Banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan yang baik, diantaranya status petugas kesehatan, yaitu non-dokter, dan juga pengenalan penggunaan handrub berbasis alkohol. Untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan mengenai cuci tangan diperlukan pelatihan mengenai pentingnya cuci tangan dan manfaatnya.5 Kesadaran dari petugas kesehatan juga dapat mempengaruhi perilaku dalam cuci tangan. Sedangkan untuk perilaku cuci tangan yang masih buruk, dapat dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas cuci tangan yang baik dan berfungsi, seperti wastafel, kran air, sabun cuci tangan, dan handuk atau tisu kering. SIMPULAN DAN SARAN 5,11 Tingkat pengetahuan petugas kesehatan tentang cuci tangan terbanyak pada kategori kurang baik yaitu 55 orang (70,5%). Tingkat perilaku cuci tangan petugas kesehatan terbanyak pada kategori buruk yaitu 46 orang (59%). Dari hasil analisis bivariat data yang diperoleh melalui uji chi square menunjukkan nilai p=0.160 (p=<0.05) yang berarti data tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku cuci tangan petugas
  • 5. kesehatan di bagian Ilmu Kesehatan Anak BLU RSUP Prof Dr RD Kandou Manado. Perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai cuci tangan. 1. World Health Organization. Prevention of Hospital – Acquired Infection, a Practical Guide 2nd Edition. DoCDSa, penyunting. WHO/CDS/CSR/EPH/2002.12 [Diakses pada: 28 September 2013] Tersedia di: Perlu ditingkatkan lagi kesadaran petugas kesehatan terhadap pentingnya cuci tangan sebagai salah satu upaya pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien dan dapat menurunkan risiko Health care- associated infection (HCAI). Penyediaan sarana cuci tangan seperti wastafel yang berfungsi dengan baik perlu ditambah agar perilaku cuci tangan dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA http://www.who.int/csr/resources/p ublications/drugresist/WHO_CDS_ CSR_EPH_2002_12/en/ 2. Arvin AM. Pengendalian Infeksi. Dalam: Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM, Wahab AS, penyunting. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15. Jakarta: EGC; 2000. h. 1266-7. 3. Custodio HT. Hospital – Acquired Infections. eMedicine; 2007 [Diakses pada: 28 September 2013] Tersedia di: http://emedicine.medscape.com/arti cle/967022-overview 4. World Health Organization. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Helath Care (Advanced Draft): A Summary. WHO/EIP/SPO/QPS/06.2. 2006 [Diakses pada: 28 September 2013] Tersedia di: http://www.who.int/patientsafety/e vents/05/HH_en.pdf 5. World Health Organization. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care; 2009. 6. Boyce JM, Pittet D. Guidline for Handhygiene in Health-Care Settings. Morbidity and Mortality Weekly Report. 2002;51:1-44. 7. Larson EL, Quiros D, Lin SX. Dissemination of the CDC’s Hand Hygiene Guideline and Impact on Infection Rates. Am J Infect Control. 2007;35: 666-75. 8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 9. Rumapia, N. Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tingkat Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan di Rumah Sakit Columbia Medan. Medan: Universitas Darma Agung Medan; 2011. 10. Damanik, SM. Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Bandung: Universitas Padjajaran; 2012. 11. World Health Organization. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: a Summary, First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care; 2009.