4. COVID -19 Fatality Rate di Indonesia
(per 3 November 2020)
KASUS TERKONFIRMASI MENINGGAL FATALITY RATE
Indonesia 418.375 14.146 3,38%
Dunia 47.309.782 1.210.973 2,56%
LIMA PROVINSI DENGAN KASUS TERTINGGI
DKI Jakarta 107.229 2.288 2,13%
Jawa Timur 53.002 3.799 7,17%
Jawa Barat 36.924 732 1,98%
Jawa Tengah 34.618 1.766 5,10%
Sulawesi Selatan 18.372 468 2,55%
Saat ini, dengan jumlah kasus COVID-19 global mencapai 47,3 juta (223 negara) ,
fatality rate (tingkat kematian) global sebesar 2,56%. Fatality rate Indonesia
sebesar 0,82% lebih tinggi dari angka global yaitu 3,38%
(34 provinsi, 502 Kab/Kota).
https://covid19.go.id/peta-sebaran
9. Sumatera Utara 13.277 542 4,08%
5. Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) sebagai bencana non-alam.
Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi pertama COVID-19 di
Indonesia pada awal Maret 2020. Dalam rentang waktu satu bulan, seluruh
provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak
hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk
lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil.
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang
terlihat nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan
pendidikan.
Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol
kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit melalui upaya pemberian
imunisasi.
LATAR
BELAKANG
12. 1. Menurunkan kesakitan &
kematian akibat COVID-19
2. Mencapai kekebalan kelompok (herd
immunity) untuk mencegah dan melindungi
kesehatan masyarakat
3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara
menyeluruh
4. Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
TUJUAN VAKSINASI COVID-19
13. Sasaran
(Kajian ITAGI – Agustus 2020)
1. Tenaga kesehatan dan semua petugas yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan di
seluruh Indonesia,
2. Kelompok prioritas lainnya yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan
operasional imunisasi COVID-19, diantaranya :
a. Petugas non-medis: adalah petugas pelayanan publik (essensial worker) misalnya TNI –Polri, petugas bandara, stasiun
kereta api, pelabuhan, pemadam kebakaran, PLN, PAM yang bertugas di lapangan, dll.
b. Kelompok risiko tinggi/high risk lain
• Kelompok pekerja berusia 18 – 59 tahun yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontribusi pendiidkan termasuk sektor perekonomian
• Populasi lainnya: penduduk yang tinggal di tempat berisiko tinggi (rumah jompo, penduduk padat memiliki komorbid yang terkendali dan masih aktif/
produktif populasi di kluster, misalnya pasar (sasarannya pedagang bukan pembeli, kluster asrama, pondok pesantren dan kelompok kluster lainnya).
c. Kotak Erat Kasus Konfirmasi COVID-19, kelompok risiko dari keluarga dan kontak sekitar kasus Covid-19. termasuk
pegawai RS/Puskesmas, perkantoran, pasar tradisional, ABK/PMI, panti, lapas/rutan, kegiatan keagamaan dll.
d. Administrator pemerintahan yang terlibat dalam memberikan layanan publik.
Kelompok rentan yang berusia 18 – 59 tahun:
14. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
Mulai November 2020
secara bertahap dengan
mempertimbangkan kajian
epidemiologi, ketersediaan
vaksin COVID-19 dan sarana
pendukung lainnya
Tempat
Pemberian imunisasi COVID-19
dilaksanakan dengan menerapkan
protokol kesehatan pada tempat
pelayanan sebagai berikut:
• Puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling
• Fasilitas kesehatan lainnya yang
memberikan layanan imunisasi
dan telah terdaftar di Dinas
Kesehatan setempat.
• Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) beserta fasilitas pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya
• Pos imunisasi lainnya
15. Prinsip Pelaksanaan Imunisasi COVID-19
1) Pemberian imunisasi dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta yang menjadi tempat pelaksanaan pelayanan imunisasi COVID-19
3) Pelayanan imunisasi dapat dilakukan di puskesmas dan jaringan pelayanannya maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi sesuai aturan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat
4) Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan pemberian
imunisasi (comorbid dan status infeksi/penyakit COVID-19)
5) Menerapkan protokol kesehatan
6) Mengoptimalkan kegiatan surveilans COVID-19 termasuk pelaporannya
2) Tidak mengganggu pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya
16. Public Private Mix (PPM) dalam Pelaksanaan
Pemberian Imunisasi COVID-19
Jejaring layanan imunisasi yang terintegrasi antar semua fasilitas pelayanan kesehatan dibutuhkan
untuk peningkatan akses terhadap layanan imunisasi yang berkualitas dan sesuai standar sehingga
upaya peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat terwujud.
Pelaksana jejaring layanan imunisasi merupakan tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan jajarannya, dengan melibatkan seluruh fasyankes, baik pemerintah maupun
swasta.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk jejaring layanan imunisasi:
Pemerintah – Pemerintah: program imunisasi di Dinkes Kab/Kota dengan layanan imunisasi yang
terdapat di fasyankes pemerintah
Pemerintah – Swasta: program imunisasi di Dinkes Kab/Kota dengan layanan imunisasi yang
terapat di fasyankes swasta
Jejaring layanan imunisasi terdiri dari jejaring internal dan eksternal
Jejaring internal : jejaring seluruh program di puskesmas yang terlibat layanan imunisasi (ex:
program imunisasi, KIA, surveilans PD3I, promkes, dsb)
Jejaring eksternal : huungan koordinasi dan pembinaan antara pemberi layanan imunisasi oleh
fasyankes dengan Tim Jejaring Layanan Imunisasi di Fasyankes Pemerintah dan Swasta,
Institusi/Organisasi yang menaungi fasyankes tsb, dan masyarakat sebagai pengontrol.
19. PROVINSI
KABUPATEN
KEMENKES
LEMARI ES +
FREEZER
COLD ROOM + LEMARI ES +
FREEZER
LEMARI ES
PUSKESMAS
PUSKESMAS
/POSYANDU
Alur Distribusi
Vaksin Pemerintah
COLD BOX
COLD BOX
VACCINE
CARRIER
VACCINE
CARRIER
RS/UPS*
Dalam kondisi Normal peralatan cold
chain yang ada di Daerah hanya cukup
untuk mengelola vaksin untuk
imunisasi rutin
Dalam kondisi tertentu (seperti pd saat
Kampanye MR) kekurangan kapasitas
penyimpanan vaksin disiasati dengan
meningkatkan frekuensi
pengambilan/pengiriman vaksin
Distribusi Vaksin sangat tergantung
Kapasitas penyimpanan vaksin di masing-
masing level
Introduksi Vaksin baru
menyebabkan kebutuhan
sarana penyimpan vaksin
meningkat.
Industri : Penyedia
Vaksin
20. STRATEGI : PELAKSANAAN IMUNISASI COVID-19
Pemilihan jenis vaksin :
berdasarkan kajian atau
rekomendasi dari ITAGI
Penyediaan dan
distribusi vaksin
Monitoring
dan
Evaluasi
Rapid Assesment
COVID-19 Vaccine
Acceptance
21. STRATEGI KOMUNIKASI
IMUNISASI COVID-19
1. Berdasarkan data dan fakta
2. Berorientasi hasil
3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai instrumen
yang efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang
PENDEKATAN
STRATEGI KOMUNIKASI
Agar memastikan sasaran atau target imunisasi :
1. Terinformasi manfaat imunisasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan
imunisasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)
2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan imunisasi di wilayahnya (jumlah
kunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri,
keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)
4. Termotivasi untuk mendapatkan imunisasi COVID-19 tepat waktu dan
lengkap
PENTINGNYA
STRATEGI KOMUNIKASI
COVID-19
23. Kesimpulan
• Pemberian imunisasi COVID-19, disertai dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat, merupakan
upaya akselerasi dalam rangka penanggulangan
pandemi
• Pemberian imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan
merata akan membentuk kekebalan kelompok pada
masyarakat sehingga dapat memutuskan mata rantai
penularan penyakit COVID-19
Saat ini terdapat 173 kandidat vaksin dimana dan 143 tahap uji praklinis ke hewan dan 3 kandidat sedang dilakukan uji klinik ke Manusia. Platform dari tipe vaksin tersebut adalah mRNA, DNA, Protein Sub Unit/Rekombinan Viral Vector dan Inactivated.
Ada 3 kandidat terdepan yang saat ini sedang dalam uji klinis tahap 3 yaitu
Sinovac China yang menggunakan platfrom Inactivated
Moderna Amerika Serikat dengan menggunakan platfrom RNA
Astra Zeneca Inggris dengan menggunakan platform viral vector
Bila kita melihat gambar diagram ini dapat kita interprestasikan bahwa Return on Investment (ROI) Public Infrastructure adalah 3 kali, ROI di pendidikan adalah 7 kali, ROI di Community Health workers adalah 9 kali sedangkan untuk imunisasi sebesar 16 kali. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa imunisasi memiliki ROI paling besar dan dinilai sebagai intervensi yang paling cost of effective .