Laporan ini menganalisis kejadian pasca imunisasi vaksinasi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Sukarahayu pada bulan Juni 2022. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran kejadian tersebut, yang diharapkan dapat meningkatkan penanganan dan partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi."
1. LAPORAN MINI PROJECT
GAMBARAN KEJADIAN PASCA IMUNISASI VAKSINASI COVID-19 PADA
MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAHAYU
PERIODE BULAN JUNI 2022
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
UPTD PUSKESMAS SUKARAHAYU
KABUPATEN SUBANG
2022
Oleh:
dr. Fina Nurfadhillah
dr. Ressy Guslita
dr. Titis Triagil Hendrasari
Pembimbing :
dr. Carina De Hidayat
3. Latar Belakang
• Pada 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) mengumumkan
nama untuk penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2: Penyakit CoV
(COVID-19), dan tepat sebulan kemudian, pada 11 Maret 2020, COVID-19
diumumkan sebagai pandemi. SARS-CoV-2 pertama kali muncul di Wuhan,
Cina, pada Desember 2019,
• Kasus COVID-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020 . Kasus konfirmasi COVID-19 yang tercatat pada tahun 2022
hingga bulan Juni di Indonesia mencapai 6.057.142 kasus konfirmasi,
5.897.022 kasus sembuh, dan 156.622 kasus meninggal (per tanggal 14 Juni
2022)
• di kota dan kabupaten Subang mencapai 14.203 kasus konfirmasi, 13.888
sembuh dan 299 kasus meninggal. Kasus suspek tercatat 6.484 kasus,
kontak erat 973 kasus, dan kemungkinan 38 kasus (per tanggal 13 Juni
2022)
4. Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran kejadian pasca imunisasi vaksinasi Covid-19
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukarahayu periode bulan Juni
2022.
5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Menambah pengalaman dalam meneliti dan memperkaya
informasi terkait kejadian pasca imunisasi vaksinasi Covid-19.
b. Sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
tentang gambaran kejadian pasca imunisasi vaksinasi Covid-19,
sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk perbaikan yang
belum optimal.
6. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
masyarakat tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas
sehingga dapat membantu masyarakat untuk menyadari pentingnya upaya
pencegahan dan pengendalian Covid-19, penanganan awal jika terdapat
kejadian pasca imunisasi vaksin Covid-19, serta meningkatkan peran serta
masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi Covid-19.
8. Kejadian Pasca Imunisasi
Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi atau biasa disebut KIPI merupakan
kejadian medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi. Kejadian ini
dapat berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan,
atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Sumber: KEMENKES, 2021a
9. Reaksi yang mungkin terjadi setelah
vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan
vaksin yang lain. Beberapa gejala:
1. Reaksi lokal, seperti:
• nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat
suntikan,
• reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis.
2. Reaksi sistemik seperti:
• demam,
• nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
• nyeri sendi (atralgia),
• badan lemah,
• sakit kepala
3. Reaksi Lain, seperti:
• reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem,
• reaksi anafilaksis,
• syncope (pingsan)
Untuk reaksi ringan lokal :
melakukan kompres dingin pada lokasi
tersebut dan meminum obat
paracetamol sesuai dosis
Untuk reaksi ringan sistemik
menggunakan pakaian yang nyaman,
kompres atau mandi air hangat, dan
meminum obat paracetamol sesuai dosis
Sumber: Koesnoe, S
10. Definisi Covid-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini
diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut
diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7
Januari 2020, Pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa
penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian
diberi nama SARSCoV-2 . Virus ini berasal dari famili yang sama dengan
virus penyebab SARS dan MERS, dan lebih menular
Sumber: WHO, 2020
11. Epidemiologi Covid-19
Kasus COVID-19 pertama kali
terkonfirmasi di Indonesia pada
tanggal 2 Maret 2020. Kasus COVID-
19 yang tercatat pada tahun 2022
hingga bulan Juni di Indonesia
mencapai :
- Kasus konfirmasi : 6.057.142
- Kasus sembuh : 5.897.022
- Kasus meninggal :156.622
(pertangal 14 Juni 2022)
Sumber: Covid19, 2022
Kasus COVID-19 di Jawa Barat,
mencapai:
- Kasus konfirmasi : 1.107.533
- Kasus sembuh : 1.090.804
- Kasus meninggal : 15.839
Sumber: Dashboard Jabar, 2022
Kasus COVID-19 di Kabupaten
Subang, mencapai:
- Kasus konfirmasi : 14.203
- Kasus sembuh : 299
- Kasus meninggal : 15.839
Sumber: Pikobar Jabar, 2022
12. Etiologi Covid-19
Virus korona adalah kelompok besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit di hewan dan manusia. Beberapa penyakit-
penyakit pada manusia yang ditimbulkan virus dari keluarga
koronavirus adalah selesma, Middle East Respiratory
Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), dan
penyakit yang dinyatakan pandemi tertanggal 11 Maret 2020 oleh WHO
Coronavirus Disease 19 (COVID-19). Di tanggal 12 Februari
2020, nama COVID-19 resmi digunakan untuk penyakit baru ini
Sumber: WHO, 2020
13. Struktur Virus Corona
Virus korona memiliki
struktur sampul yang melingkupi
materi genetik.
Pada sampul terdapat
berbagai protein dengan
berbagai fungsi, salah satunya
berikatan dengan reseptor
membran sel sehingga dapat
masuk sel. Struktur sampul dan
protein ini menyerupai mahkota
atau crown sehingga virus ini
dinamai virus korona
atau coronavirus
Sumber: WHO 2019,
Haybar H 2020
14. Jenis Varian Covid
Mutasi virus covid 19 adalah faktor yang mempengaruhi dalam
sulitnya penanganan pandemi covid 19 ,varian virus covid yang
bermutasi menyebabkan munculnya varian baru “WHO memberikan
nama pada varian varian virus covid 19 dengan mengumpulkan
sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia termasuk para ahli yang
merupakan bagian dari penamaan yang ada mulai dari varian alpha ,
beta , gamma, delta , epsilon , zeta , eta theta lota kappa dan yang
terbaru dan tengah ramai dibicarakan adalah varian virus corona
B.1.1.529 atau varian omicron .
Sumber: KEMENKES. (2021b)
15. Cara Penularan Covid-19
Virus SARS-CoV-2 diduga berasal dari hewan, seperti virus SARS
yang ditularkan kucing luwak dan MERS ditularkan unta. Saat ini,
kelelawar diduga sebagai sumber penularan virus SARS-CoV-2 dengan
reservoir sementaranya trenggiling.
Virus ini kemudian mengalami spillover akibat beberapa faktor,
seperti peningkatan kontak antara manusia dengan hewan pembawa
SARS-CoV-2. Akibat spillover terjadi penularan dari hewan ke manusia
(zoonosis). Virus penyebab COVID-19 ini dapat menular antar manusia
melalui droplet yang keluar ketika bersin, batuk, atau menghembuskan
napas. *benda kecil
Sumber: WHO 2020
16. Vaksinasi Covid-19
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen mikroorganisme
yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang khusus diberikan dalam
rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan dan tidak menjadi sumber penularan Sumber: CDC, 2021
Sumber: KEMENKES, 2020b).
17. Tujuan utama vaksinasi COVID-19 adalah mengurangi
transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan
kamatian akibat COVID-19. Mencapai kekebalan kelompok di
masyarakat (herd imunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19
agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi
Oleh karena itu, Vaksinasi COVID-19 adalah bagian penting dari
upaya penanganan pandemi COVID-19 yang menyeluruh dan terpadu
meliputi aspek pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan:
menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun dan memakai masker (3M),
vaksinasi COVID-19,dan 3T (Tes, Telusur, Tindak lanjut)
Tujuan Vaksin
Sumber: CDC, 2021
Sumber: KEMENDAGRI, 2020).
18. Cara Kerja Vaksin
Vaksin bekerja dengan merangsang pembentukan kekebalan
tubuh secara spesifik agar dapat mengenal suatu penyakit sehingga
dapat bekerja lebih cepat terhadap bakteri/virus penyebab penyakit
tertentu. Sehingga apabila terpapar, seseorang akan bisa terhindar dari
penularan ataupun sakit berat akibat penyakit tersebut
Sumber: CDC, 2021
19. Tahapan Pengembangan Vaksin
Pengembangan vaksin tetap
harus melalui tahapan pengembangan
yang berlaku internasional yang secara
umum, pengembangan vaksin, fase uji
klinik pada manusia terbagi menjadi 3
tahap :
1. Tahap satu atau praklinik memastikan
keamanan dosis pada manusia serta
menilai farmakokinetik dan
farmakodinamik.
Sumber: CDC, 2021
2. Tahap dua atau fase klinis melakukan
studi pada manusia biasa dengan
jumlah sampel 100 sampai 500 orang.
Studi tersebut memastikan dan menilai
keamanan pada manusia dapat tercapai
dan menilai efektivitas serta
menentukan rentan dosis optimal dan
frekuensi pemberian dosis paling
optimal dan efek samping jangka
pendek.
20. Tahapan Pengembangan Vaksin
3. Tahap tiga atau Penetapan penggunaan vaksin dengan uji sampel
1.000 orang sampai 5.000 orang untuk memastikan keamanan,
efektivitas, keuntungan yang melebihi risiko penggunaan pada populasi
yang lebih besar. Dan apabila uji klinis fase tiga ini tuntas dan hasil
memuaskan maka akan disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (Badan POM).
Sumber: CDC, 2021
21. Keamanan dan Efektivitas Vaksin
Efek perlindungan vaksin Covid-19 sampai saat ini berdasarkan
hasil uji klinis fase I dan II, vaksin yang tersedia terbukti aman dan
meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19. Perlindungan yang akan
diberikan vaksin COVID-19 perlu tetap diikuti dengan kepatuhan
menjalankan protokol kesehatan 5M: memakai masker dengan benar,
menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, membatasi mobilisasi, dan
menghindari kerumunan
Sumber: KEMENKES, 2021b
22. Proses Vaksinasi Covid-19
Vaksinasi COVID-19 akan dilakukan secara bertahap, diberikan
kepada kalangan prioritas terlebih dulu, seperti tenaga kesehatan hingga
pelayan publik, setelah itu semuanya akan mendapatkan vaksinasi, dan
secara gratis.
Vaksinasi dapat dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan
yang memenuhi syarat sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan
dan Pengandalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Covid-19, yaitu seperti puskesmas, klinik pemerintah atau
swasta, rumah sakit pemerintah atau swasta, dan unit pelayanan
Kesehatan di kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Sumber: KEMENKES, 2021a
23. Proses Vaksinasi Covid-19
Proses Vaksinasi COVID-19 terdiri dari empat proses, yaitu:
1. Pendaftaran dan verfikasi data yang dilakukan di Meja 1.
2. Skrinning berupa anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana di Meja 2
dengan melakukan pengecekan tekanan darah dan suhu tubuh.
3. Penyuntikan vaksin COVID-19 yang disuntikan oleh vaksinator di meja 3.
4. Pencatatan dan pemantauan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) di
meja 4. Setelah divaksin harus menunggu selama 30 menit untuk
mengantisipasi apabila ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Sebagai
penerima vaksin juga diberi kartu vaksinasi dan edukasi pencegahan
COVID-19 di meja 4.
Sumber: Koesnoe S, PAPDI
26. Ruang Lingkup Penelitian
• Waktu Penelitian
• Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni 2022.
• Tempat Penelitian
• Penelitian dilakukan di Puskesmas Sukarahayu, Kecamatan Subang,
Kabupaten Subang.
27. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional deskriptif,
yaitu menggambarkan hal yang sudah ada dan bertujuan untuk mengidentifikasi
efek samping dari vaksin covid 19 di wilayah Puskemas Sukarahayu. Metode
pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional dan sifat dasarnya merupakan
penelitian survei yang bersifat deskriptif. Pemberian kuesioner pada pasien ruang
lingkup Puskesmas Sukarahayu.
28. Populasi dan Sampel
• Populasi
• Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung puskesmas Sukarahyu
kecamatan Subang pada bulan juni 2022.
• Sampel
• Sampel pada penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu pengunjung
puskesmas Sukarahayu Subang pada bulan juni 2022 yang memenuhi kriteria inklusi.
• Besar sampel
• Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 responden yang telah
menerima vaksin Astrazaneca, 30 penerima vaksin Synovac, dan 30 penerima vaksin Pfizer.
• Besar sample ditentukan berdasarkan rule of thumb dengan minimal sampel agar
signifikan adalah 30. Karena keterbatasan waktu pada penelitian ini maka diambil jumlah
30 untuk masing – masing variabel.
29. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
• Kriteria Inklusi
1. Pengunjung puskesmas Sukarahayu yang pernah menerima vaksin Synovac, Astrazaneca, Pfizer.
2. Bersedia mengikuti penyuluhan dan menjadi subyek penelitian.
• Kriteria Eksklusi
1. Peserta yang tidak bersedia diambil datanya.
2. Peserta yang belum pernah menerima vaksin.
30. Variabel Penelitian
• Variabel Bebas
• Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian vaksin Synovac, Astrazaneca, dan
Pfizer pada pengunjung Puskesmas Sukarahayu pada bulan Juni 2022.
• Variabel Terikat
• Variabel terikat pada penelitian ini adalah efek samping vaksin covid 19 pada pengunjung
Puskesmas Sukarahayu tentang mencuci tangan pada bulan Juni 2022.
31. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
• Data untuk penelitian ini meliputi data primer dari responden secara langsung
yang diperoleh melalui pengisian quisioner untuk mengetahui efek samping
yang terjadi. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai efek samping yang biasa
terjadi pada paska pemberian vaksin covid 19.
• Cara pengambilan data:
1. Pembagian informed consent berupa pemberitahuan dan tanda tangan
kesediaan pada lembar absensi.
2. Pembagian dan pengisian quisioner pada responden ruang lingkup
puskesmas Sukarahayu pada bulan juni 2022 yang telah mendapatkan
vaksinasi covid 19.
3. Merekapitulasi pengumpulan quisioner yang telah dibagikan.
32. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
• Analisa data kemudian dilakukan dengan data yang telah
terkumpul, diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Editing / pemeriksaan data.
2. Dilakukan pengecekan kelengkapan data.
3. Rekapitulasi.
4. Diperoleh hasil akhir data yang telah diolah
34. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian Gambaran efek samping vaksin
Synovac, Astrazaneca, dan Pfizer di wilayah Puskesmas Sukarahayu kabupaten
Subang. Peneliti melakukan penelitian dengan studi deskriptif pada pasien yang
datang ke puskesmas Sukarahayu Subang pada bulan Juni 2022. Dilakukan
penilaian dengan memberikan quisioner. Penelitian ini diikuti oleh 90 orang yang
telah diberikan vaksinasi covid dan memiliki efek samping.
• Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa quisioner untuk
menilai efek samping vaksin pada pasien puskesmas Sukarahayu. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling pada pengunjung Puskesmas Sukarahayu yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi, dengan total sampel akhir penelitian berjumlah 90 orang
responden.
35. Deskripsi Data Dasar
• Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah
Responden
Persentase
Laki-laki 32 35,5%
Perempuan 58 64.5%
36. • Usia Responden Umur Responden Jumlah Responden Persentase
20-30 22 24,4%
31-40 28 31,1%
41-50 14 15,5%
51-60 26 28,8%
Deskripsi Data Dasar
37. Efek Samping
Vaksin :
- Synovac
- Astrazaneca
- Pfizer
NO Pertanyaan
Jenis Vaksin
Synovac Astrazaneca Pfizer
Reaksi Lokal
1. Nyeri? 23 10 15
2. Kemerahan? 1 1
3. Bengkak di tempat suntikan?
2 5 5
4. Kulit seperti Bengkak disertai melepuh dan
kemerahan?
Reaksi Sistemik
1. Demam (Panas Badan) 8 12 5
2. Nyeri otot seluruh tubuh 2 7 7
3. Nyeri sendi (atralgia)
4. Badan lemah
5. Sakit Kepala 3 4
Reaksi Lain
1. Gatal kemerahan 1
2. Bengkak
3. Tiba-Tiba sesak
4. Tidak Sadarkan diri atau pingsan
38. Efek Samping Vaksin
• Data efek samping vaksin synovac, astrazaneca, dan pfizer pada responden yang berkunjung di Puskesmas Sukarahayu,
menunjukan hasil yang berbeda dari setiap jenis vaksin. Dimana synovac memiliki efek samping paling banyak dirasakan yaitu
nyeri pada area suntikan sebanyak 23 orang, kemudian 8 orang merasakan demam, 3 orang sakit kepala dan 2 orang merasakan
bengkak ditempat suntikan dan nyeri otot seluruh tubuh.
• Vaksin astrazaneca menunjukan bahwa 12 orang merasakan demam (panas badan), sebanyak 10 orang nyeri lokal di tempat
suntikan, 7 orang merasakan nyeri otot seluruh tubuh, 5 bengkak ditempat suntikan, dan 1 orang merasakan adanya gatal
kemerahan di tubuh.
• Vaksin Pfizer menunjukan bahwa 15 orang merasakan nyeri lokal ditempat suntikan, 7 orang nyeri otot seluruh tubuh, 5
orang merasakan bengkak di tempat suntikan dan demam (seluruh tubuh), 4 orang merasakan sakit kepala, dan 1 orang
kemerehan pada area suntikan.
40. Kesimpulan
• Berdasarkan rumusan latar belakang yang disajikan, analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi vaksinasi
covid berupa synovac, astrazaneca dan pfizer di Puskesmas Sukarahayu pada bulan Juni 2022, memiliki berbagai macam
variasi efek samping pada setiap orang.
• Dimana efek samping vaksin synovac paling banyak dirasakan yaitu nyeri pada area suntikan dengan jumlah 23
orang, dan yang paling sedikit dirasakan dengan jumlah 2 orang bengkak ditempat suntikan dan nyeri otot seluruh tubuh.
Kemudian untuk efek samping vaksin astrazaneca paling banyak dirasakan yaitu demam (panas di badan) dengan, dan efek
samping yang paling sedikit dirasakan adalah gatal kemerahan di tubuh dengan jumlah hanya 1 orang. Sedangkan untuk
vaksin pfizer paling banyak dirasakan yaitu nyeri lokal ditempat suntikan sebanyak 15 orang, dan efek samping paling
sedikit dirasakan adalah kemerahan pada area suntikan dengan jumlah 1 orang.
41. Saran
Dari penelitian tentang yang dilakukan di Puskesmas Sukarahayu
pada bulan Juni 2022 ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan
sebagai masukan dan saran agar lebih memaksimalkan penyempurnaan
untuk menjadi lebih baik lagi, sehingga berbagai pihak bisa mengambil
manfaat dari Gambaran Kejadian Pasca Imunisasi Vaksinasi Covid-19.
42. DAFTAR PUSTAKA
• CDC. (2020). Prolonged Infectivity of SARS-CoV-2 in Fomites, Boris Pastorino, Franc Touret, Emerging Infectious Disease, Centers for Disease Control and Prevention.
• CDC. (2021). Key Things to Know About COVID-19 Vaccines, Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
• Covid19. (2022). Data Sebaran Covid Indonesia. Diakses Selasa 14 Juni 2022. Tersedia di https://covid19.go.id/peta-sebaran
• Dashboard Jabar. (2022). Dashboard Statistik Kasus COVID-19 Provinsi Jawa Barat. Diakses Selasa 14 Juni 2022. Tersedia di https://dashboard.jabarprov.go.id/id/dashboard-
pikobar/trace/statistik
• Fiolet, T., Kherabi, Y., MacDonald, C. J., Ghosn, J., & Peiffer-Smadja, N. (2021). Comparing COVID-19 vaccines for their characteristics, efficacy and effectiveness against
SARS-CoV-2 and variants of concern: A narrative review. Clinical Microbiology and Infection.
• Haybar, H., Kazemnia, K., & Rahim, F. (2020). Underlying Chronic Disease and COVID-19 Infection: A State-of-the-Art Review. https://doi.org/10. 5812/jjcdc.103452
• KEMENDAGRI. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah.
• KEMENKES. (2020). PMK No. 84 Th 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan COVID-19.
• Kemenkes. (2021). Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
• KEMENKES. (2021). Paket Advokasi Vaksinasi Covid-19.
• Koesnoe S, Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI. Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid dan Antisipasi KIPI. https://www.papdi.or.id/pdfs/1001/Dr%20Sukamto%20-
%20Ws%20Vaksin%20Covid%20KIPI.pdf
• Kouhpayeh, H., & Ansari, H. (2022). Adverse Events Following COVID-19 Vaccination: A Systematic Review and Meta-analysis. International Immunopharmacology, 108906.
• Makmun, A.; Hazyhiyah, F.S. 2020. "Tinjauan Terkait Pengembangan Vaksin Covid19", Jurnal Molucca Medica, Oktober, 13(2):52-59, https://doi.org/10.30598/molmed.2020
.v13.i2.52, diakses tanggal 16 November 2021.
• Ochani, R., Asad, A., Yasmin, F., Shaikh, S., Khalid, H., Batra, S., ... & Surani, S. (2021). COVID-19 pandemic: from origins to outcomes. A comprehensive review of viral
pathogenesis, clinical manifestations, diagnostic evaluation, and management. Infez Med, 29(1), 20-36.
• Pikobar Jabar. (2022). Sebaran Kasus Covid-19 di Jawa Barat. Diakses Selasa 14 Juni 2022. Tersedia di https://pikobar.jabarprov.go.id/distribution-case
• Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19 pada Pasien dengan Penyakit Penyerta/ Komorbid. (2021).
• Rekomendasi PAPDI tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19 pada Pasien dengan Penyakit Penyerta/ Komorbid. (2021). https://www.papdi.or.id/berita/info-papdi/1024-
rekomendasi-papdi-tentang-pemberian-vaksinasi-covid-19-pada-pasien-dengan-penyakit-penyerta-komorbid-revisi-18-maret-2021
• WHO. (2019). Novel Coronavirus 2019-nCoV. Fakultas Kedokteran UI. https://ocw.ui.ac.id/mod/hvp/view.php?id=13347
• WHO. (2020). Transmission of SARS-CoV-2 implication for infection prevention precautions.