1. TEORI EVOLUSI KELUARGA
Teori evolusi keluarga J.J. Bachofen
J.J.Bechofen merupakan seorang ahli hukum dari Jerman. Ia benyak mempelajari bahan
etnografi dari masyarakat-masyarakat di Asia, Afrika dan suku Indian di Amerika. J.J.Bechofen
memprakarsai sebuah teori yaitu teori tentang evolusi keluarga yang dimuat dalam bukunya Das
Mutter recht (1861).
Skema Teori
Promoskuitas >> Matriarchate >> Patriarchate >> Susunan Parental
Menurut Bechofen bahwa di seluruh dunia ini, evolusi keluarga berkembang melalui empat
tahapan ( Koentjaraningrat, 1980:38-39 ) yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan Promiskuitas : di mana manusia hidup serupa seperti sekawan binatang yang hidup
berkelompok, laki-laki dan wanita berhubungan bebas sehingga melahirkan keturuna tanpa ada
ikatan. Pada tahapan ini, laki-laki dan perempuan bebas melakukan hubungan perkawinan
dengan yang lain tanpa ada ikatan kelurga dan menghasilkan keturunan tanpa ada terjadi ikatan
keluarga seperti sekarang ini.
2. Lambat laun manusia semakin sadar akan hubungan ibu dan anak, tetapi anak belum mengenal
ayahnya melaikan hanya masih mengenal ibunya. Dalam keluarga inti (ibu dan anaka) ibulah
yang menjadi kepala keluarga dan yang mewarisi garis keturunan. Pada tahapan ini disebut
tahapan matriarchate. Pada tahapan ini perkawinan ibu dan anak dihindari sehingga muncullah
adat exogami
3. Sistem Patriarchate : dimana ayahlah yang menjadi kepala keluarga serta ayah yang mewarisi
garis keturunan. Perubahan dari matriarchate ke tingkat patriarcahte terjadi karena laki-laki
merasa tidak puas dengan situasi keadaan sosial yang menjadikan wanita sebagai kepala
keluarga. Sehingga para pria mengambil calon istrinya dari kelompok-kelompok yang lain dan
dibawanya ke kelompoknya sendiri serta menetap di sana. Sehingga keturunannyapun tetap
menetap bersama mereka.
4. Pada tahapan yang terakhir, patriarchate lambat laun hilang dan berobah menjadi susunan
kekerabatan yang disebut Bachofen susunan parental. Pada tingkat terakhir ini perkawinan tidak
selalu dari luar kelopok (exogami) tetapi juga dari dalam kelompok yang sama (endogami). Hal
ini menjadikan anak-anak bebas mengenal dan berhubungan langsung dengan kelurga ibu
maupun ayah.