SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
- 1 -
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 11 TAHUN 2010
TENTANG
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PAKPAK BHARAT,
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, maka penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan
yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan Pemerintahan Negara;
b. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan
daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintah
daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang
Retribusi Perizinan Tertentu.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan
Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang………./2
- 2 -
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3 Tahun 2008
tentang urusan Pemerintahan wajib dan pilihan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran
Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3 Tahun 2008, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 56);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 5 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
Nomor 8 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat Nomor 58);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak
Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 6
Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 59).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
dan
BUPATI PAKPAK BHARAT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat .
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah di
Kabupaten Pakpak Bharat.
5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Perpajakan Daerah
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
6. Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah
dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan Firma, Kongsi,
Koperasi, Yayasan atau Organisasi sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha
Tetap serta Bentuk Badan Usaha lainnya.
7. Subjek………./3
- 3 -
7. Subjek Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin
tertentu dari Pemerintah Daerah.
8. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan
ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
9. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas rasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
10. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
11. Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
12. Izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan bangunan
termasuk dalam pemberian izin adalah peninjauan desain dan pemantauan tetap
memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB),
Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang
meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang
menempati bangunan tersebut.
13. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan
penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.
14. Izin bangunan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi
atau badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan,
termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk
mencegah terjadinya gangguan ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma
keselamatan dan kesehatan kerja.
15. Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk
menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa
trayek tertentu.
16. Masa retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
17. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah bukti
pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan
formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang
atau seharusnya tidak terutang.
19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat
untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga
dan/atau denda.
20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan
retribusi daerah.
21. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang
perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
BAB II………./4
- 4 -
BAB II
NAMA DAN OBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1) Dengan nama :
a. Retribusi lzin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas
pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan;
b. Retribusi lzin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dipungut retribusi atas
pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol;
c. Retribusi lzin Gangguan dipungut retribusi atas pemberian izin gangguan;
d. Retribusi lzin Trayek dipungut retribusi atas pembayaran atas pemberian izin
angkutan umum pada suatu atau beberapa trayek.
(2) Jenis Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat tidak
dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan
nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma cuma.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf a, adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan.
(2) Pemberian lzin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kegiatan peninjauan
desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan
rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang dengan tetap memperhatikan
Koefisien Dasar Bangurran (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Pengawasan
Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan
yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang
menempati bangunan tersebut.
(3) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
(4) Objek Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf b adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol
disuatu tempat tertentu.
(5) Objek Retribusi Perizinan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf c adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau
badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan,
termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus
untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau kesehatan
umum, memelihara ketertiban lingkungan dan memenuhi norma keselamatan dan
kesehatan kerja.
(6) Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah tempat
usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
(7) Objek Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf d, adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan
pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.
BAB III
SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 4
(1) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf a adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh izin mendirikan
bangunan (IMB).
(2) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf b adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Tempat
Penjualan Minuman Beralkohol.
(3) Subjek………./5
- 5 -
(3) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf c adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Gangguan.
(4) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf d adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Trayek dari
Pemerintah Daerah.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Golongan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol, Retribusi Izin Gangguan dan Retribusi Izin Trayek termasuk golongan Retribusi
Perizinan Tertentu.
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
(1) Tingkat penggunaan jasa retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2 ayat (1) huruf a diukur dengan rumusan yang didasarkan atas faktor luas
bangunan, jenis bangunan dan lokasi bangunan.
(2) Tingkat penggunaan jasa retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2 ayat (1) huruf b diukur berdasarkan atas faktor lokasi/tempat penjualan
minuman.
(3) Tingkat penggunaan jasa retribusi adalah Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud
pada Pasal 2 ayat (1) huruf c diukur berdasarkan atas faktor besarnya dampak yang
dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, jenis usaha, dan
luas tempat usaha.
(4) Tingkat penggunaan jasa retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada
Pasal 2 ayat (1) huruf d diukur berdasarkan atas jenis kendaraan dan jangka waktu izin.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi Perizinan Tertentu
didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruhnya biaya
penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.
(2) Biaya penyelenggaraan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penerbitan dokumen izin, pengawasan dilapangan, penegakan hukum,
penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut.
BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
(1) Struktur dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
a sebagai berikut :
a. Rumus………./6
- 6 -
a. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point ”a”, “b”, “c” adalah :
Retribusi = (Biaya x Luas Bangunan) + (Indeks Jalan x Harga Dasar Bangunan
x Luas Bangunan)
b. Rumus Biaya Retribusi untuk Point “d” adalah :
Retribusi = 2,5% x Anggaran Bangunan
c. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point “e” adalah :
Retribusi = Luas Bidang atau Sisi Bangunan yang diubah x 50% dari retribusi
IMB
d. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point “f” adalah :
Retribusi = Luas Bidang Pagar x Biaya
e. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point “g” adalah :
Retribusi = Retribusi x 25%
(2) Besarnya biaya berdasarkan jenis retribusi sebagai berikut :
JENIS RETRIBUSI BIAYA
a
Bangunan untuk Pabrik
- Skala Besar (Luas Bangunan > 1000 M2) Rp 7,000 /M2
- Skala Besar (Luas Bangunan < 1000 M2) Rp 5,000 /M2
b
Bangunan Usaha ( Pertokoan, Perumahan, Perhotelan,
Perkantoran dan sejenisnya):
1 Permanen Rp 3,000 /M2
2 Semi Permanen Rp 2,000 /M2
3
Bangunan yang bertingkat ditambah 50% dari lantai
sebelumnya 50% x IMB Sebelumnya
c
Bangunan Non Usaha (rumah tempat tinggal):
1 Permanen Rp 2,000
2 Semi Permanen Rp 1,500
3
Bangunan yang bertingkat ditambah 50% dari lantai
sebelumnya 50% x IMB Sebelumnya
d
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Tangki air, tangki minyak,
Cerobong Asap, Terowongan, Tower GSM dan lain jenisnya
dihitung 2,5% dari anggaran biaya bangunan tersebut
Anggaran Biaya/Sisi
bangunan yang diubah x
50% dari Retribusi
Bangunan
e
Retribusi Izin Merubah Bangunan/Perubahan Tata Bentuk pada
Suatu Sisi Bangunan, dihitung berdasarkan luas bidang/sisi
bangunan yang diubah dikalikan dengan 50% dari retribusi IMB.
Luas Bidang/ Sisi Bangunan
yang diubah x 50% dari
Retribusi IMB
f
Retribusi Izin Merubah Bangunan Pagar dihitung berdasarkan
luas bidang pagar dikalikan dengan tarif Retribusi IMB pagar
ditetapkan sebagai berikut:
1 Permanen Mewah Rp 750 /M
2 Permanen Rp 500 /M
g Retribusi Balik Nama IMB dan pemecahan IMB sebesar 25%
dari Retribusi IMB yang bersangkutan Retribusi IMB x 25%
h Harga dasar bangunan untuk Bangunan Usaha Rp 250,000 /M2
i Harga dasar bangunan untuk Bangunan Non Usaha Rp 200,000 /M2
j
Indeks Jalan
a Bangunan Usaha
a Jalan Inti Utama Kota (I) 0,0291
b Jalan Utama Pinggiran Kota (II) 0,0259
c Jalan Utama Ibu Kota (III) 0,0216
d Jalan Antar Kecamatan (IV) 0,0216
b Bangunan Non Usaha
a Jalan Inti Utama Kota (I) 0,0216
b Jalan Utama Pinggiran Kota (II) 0,0192
c Jalan Utama Ibu Kota (III) 0,0160
d Jalan Antar Kecamatan (IV) 0,0160
Pasal 9
(1) Struktur dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
b berdasarkan jenis tempat penjualan minuman.
(2) Struktur………./7
- 7 -
(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Hotel Bintang Rp. 350,000,-
b. Hotel Melati dan Wisma Rp. 100,000,-
c. Restoran Rp. 150,000,-
d. Dijual secara eceran :
 Ditoko Rp. 150,000,-
 Pasar Swalayan dan Supermarket Rp. 125,000,-
 Toko Bebas Bea Rp. 175,000,-
e. Tempat tertentu lainnya ditetapkan oleh Bupati Rp. 200,000,-
Pasal 10
(1) Struktur dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf c
didasarkan pada luas ruang tempat usaha dan besarnya pemungutan per meter bujur
sangkar (M2
).
(2) Untuk setiap pemberian Izin Gangguan maupun pandaftaran ulang izin dikenakan
retribusi.
(3) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini
didasarkan pada perhitungan dengan rumus :
RUUG = LRTU X TL X IL X IG
RUUG : Retribusi Izin Gangguan adalah jumlah biaya retribusi pemberian Izin
Gangguan yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
LRTU : Luas Ruangan tempat usaha
TL : Tarif Lingkungan adalah besarnya pungutan per m 2
dari luas ruang usaha
yang meliputi bangunan tertutup maupun terbuka sesuai dengan kondisi
lingkungan.
a. Lingkungan Industri
- Luas 25 m2
ke bawah besar tarifnya Rp. 250/m2
- Luas 26 s/d 100 m2
besar tarifnya Rp. 375/m2
- Luas 101 s/d 500 m2
besar tarifnya Rp. 500/m2
- Luas 501 s/d 1000 m2
besar tarifnya Rp. 625/m2
- Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 750/m2
b. Lingkungan Pertokoan dan Pasar
- Luas 25 m2
ke bawah besar tarifnya Rp. 175/m2
- Luas 26 s/d 100 m2
besar tarifnya Rp. 275/m2
- Luas 101 s/d 500 m2
besar tarifnya Rp. 375/m2
- Luas 501 s/d 1000 m2
besar tarifnya Rp. 475/m2
- Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 575/m2
c. Lingkungan Pemukiman/Sosial
- Luas 25 m2
ke bawah besar tarifnya Rp. 150/m2
- Luas 26 s/d 100 m2
besar tarifnya Rp. 250/m2
- Luas 101 s/d 500 m2
besar tarifnya Rp. 350/m2
- Luas 501 s/d 1000 m2
besar tarifnya Rp. 450/m2
- Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 550/m2
d. Lingkungan Pergudangan
- Luas 25 m2
ke bawah besar tarifnya Rp. 200/m2
- Luas 26 s/d 100 m2
besar tarifnya Rp. 300/m2
- Luas 101 s/d 500 m2
besar tarifnya Rp. 400/m2
- Luas 501 s/d 1000 m2
besar tarifnya Rp. 500/m2
- Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 600/m2
IL : Indeks Lokasi adalah angka indeks yang didasarkan pada klasifikasi jalan
dengan parameter :
- Jalan Utama inti kota : 3
- Jalan Utama pinggiran kota : 2
- Jalan Utama ibukota kecamatan : 2
- Jalan antar kecamatan : 1,75
IG………./8
- 8 -
IG : Indeks Gangguan adalah angka indeks besar kecilnya gangguan yang
ditimbulkan oleh kegiatan usaha dengan parameter:
- Gangguan besar dengan nilai : 3
- Gangguan menengah dengan nilai : 2
- Gangguan kecil dengan nilai : 1
(4) Jangka waktu berlakunya Retribusi Izin Gangguan yang dimaksud pada ayat (1)
pasal ini adalah 1 (satu) tahun.
Pasal 11
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1)
huruf d digolongkan berdasarkan jenis angkutan umum dan daya angkut.
(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut :
Jenis Izin Kapasitas Tempat Duduk Tarif
- Biasa - Sampai dengan 8 (delapan) tempat duduk Rp. 40,000,-
- 8 sampai dengan 15 tempat duduk Rp. 50,000,-
- Insiedentil - Sampai dengan 8 tempat duduk Rp. 15,000,-
- 8 sampai dengan 15 tempat duduk Rp. 20,000,-
BAB VIII
TATA CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1) Besarnya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat
penggunaan jasa dengan tarif retribusi.
(2) Tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah jumlah
penggunaan jasa yang dijadikan dasar adalah alokasi beban biaya yang dipikul
Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.
(3) Apabila tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sulit diukur
maka tingkat penggunaan jasa dapat ditafsir berdasarkan rumus yang dibuat oieh
Pemerintah Daerah.
(4) Rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mencerminkan beban yang
dipikul oleh Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan jasa tersebut.
(5) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah nilai rupiah atau
persentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi yang
terutang.
(6) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditentukan seragam
atau bervariasi menurut golongan sesuai dengan prinsip dan sasaran penetapan
tarif retribusi.
BAB IX
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 13
Retribusi Perizinan Tertentu yang terutang dipungut di wilayah Daerah
BAB X
SAAT RETRIBUSI TERHUTANG
Pasal 14
(1) Masa Retribusi adalah jangka waktu lamanya 1 (satu) bulan atau ditetapkan lain oleh
Bupati.
(2) Saat………./9
- 9 -
(2) Saat Retribusi Terutang adalah saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB XI
SYARAT PENDAFTARAN
Pasal 15
(1) Setiap wajib retribusi wajib mengisi SPdORD.
(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan
lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya.
(3) Ketentuan lebihlanjut mengenai bentuk, isi serta tata cara pengisian dan
penyampaian SPdORD diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 16
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa karcis kupon, dan kartu langganan.
(3) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara pelaksanaan retribusi diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB XIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa tambahan biaya sebesar 2 % (dua persen) setiap
bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan
STRD.
BAB XIV
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 18
(1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak
diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dan STRD.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, dan tempat
pembayaran retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 19
(1) Penagihan retribusi terhutang didahului dengan surat teguran.
(2) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) awal tindakan pelaksanaan
penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo
pembayaran.
(3) Dalam………./9
- 10 -
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran, wajib retribusi harus
melunasi retribusinya yang terutang.
(4) Surat teguran sebagimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau
pejabat yang ditunjuk.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pemungutan dan penagihan
retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XVI
KEBERATAN
Pasal 20
(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati dan atau Pejabat
yang di tunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan
SKRDLB.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-
alasan yang jelas.
(3) Dalam hal wajib retribusi mengajukkan keberatan atas ketetapan retribusi wajib
retribusi harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan retribusi tersebut.
(4) Keberatan yang diajukkan dalam langka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB
diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa dalam
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan
penagihan retribusi.
Pasal 21
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan
diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak, dan /atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan
Bupati tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.
BAB XVII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 22
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya
permohonan kelebihan pembayaran retribusi ayat (1) harus memberikan
sebagaimana dimaksud pada keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan
Bupati tidak memberikan keputusan, permohonan pengambilan retribusi dianggap
dikabulkan dan SKDRLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan.
(4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran
retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk
melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut.
(5) Pengambilan………./10
- 11 -
(5) Pengambilan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengambilan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu
2(dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen).
Pasal 23
(1) Permohonan pengembalian retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan
sekurang-kurangnya menunjukkan:
a. nama dan alamat wajib retribusi;
b. masa retribusi;
c. besarnya kelebihan pernbayaran;
d. alasan yang singkat dan jelas;
(2) Permohonan Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara
langsung atau melalui Pos terdekat.
(3) Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau bukti pengiriman Pos tercatat merupakan
bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.
Pasal 24
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah
membayar retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan retribusi lainnya,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.
BAB XVIII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 25
(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.
(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi.
(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada wajib
retribusi ditimpa bencana alam, kerusuhan.
(4) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan
retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XIX
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 26
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa telah melampaui jangka
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali jika wajib
retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh
apabila :
a. diterbitkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak
langsung;
(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) huruf a,
kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya mengatakan masih mempunyai
utang retribusi dan belum melunasi kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan………./11
- 12 -
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib retribusi.
Pasal 27
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XX
PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN
Pasal 28
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah dan retribusi.
(2) Wajib retribusi yang diperiksa wajib :
a. memperlihatkan dan /atau meminjamkan buku atau catatan dokumen yang
menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi
yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap
perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan dan / atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB XXI
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 29
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi insentif atas dasar
pencapaian kenerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagainrana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XXII
PENYIDIKAN
Pasal 30
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.
(2) Penyidik………./12
- 13 -
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil
tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan
tindak pidana retribusi daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain yang berkenan dengan tindak
pidana dibidang retribusi daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi daerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dengan memeriksa
identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
dibidang retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik
pejabat Polisi Negera Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XXIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 31
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana
denda paling banyak 3 ( tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
(2) Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
Pasal 32
Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) merupakan penerimaan Negara.
BAB XXIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, retribusi perizinan tertentu sepanjang tidak diatur
dalam Peraturan Daerah ini masih dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak saat terutang.
BAB XXV………./14
- 14 -
BAB XXV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku maka :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 9 Tahun 2006 tentang
Pengusahaan Hutan (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006
Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 9);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri (Lembaran Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat Tahun 2006 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat Nomor 12);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 14 Tahun 2006 Usaha
Perdagangan (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 Nomor 14,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 14);
4. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 17 Tahun 2006 tentang Izin
Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006
Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 17);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
Tahun 2007 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
Nomor 21);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Pelarangan dan Penjualan Minuman Beralkohol (Lembaran Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat Nomor 78).
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur dengan
Peraturan Bupati.
Pasal 36
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Ditetapkan di Salak
pada tanggal 27 Desember 2010
BUPATI PAKPAK BHARAT,
dto.
REMIGO YOLANDO BERUTU
Diundangkan di Salak
pada tanggal 28 Desember 2010
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PAKPAK BHARAT,
dto.
GANDI WARTHA MANIK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010
NOMOR 11
- 15 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 11 TAHUN 2010
TENTANG
RETRIBUSI PERIJINAN TERTENTU
I. UMUM
Kewenangan dalam urusan keuangan daerah yang memberikan hak untuk
memberdayakan segala potensi yang dimiliki oleh daerah, menyebabkan Pemerintah
Daerah berusaha menggali sumber-sumber perekonomian daerah yang dapat
dijadikan sumber pendapatan daerah.
Salah satunya adalah pendapatan dari Retribusi, dimana dengan
diundangkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Retribusi yang menjadi kewenangan daerah telh dibagi 3 (tiga) jenis,
salah satunya adalah retribusi perizinan tertentu.
Retribusi perizinan tertentu diberikan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas pemnfaatan ruan, penggunaan SDA, sarana dan
prasarana tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Pendapatan daerah dari retribusi perizinan tertentu ini diharapkan bisa
mningkatkan PAD Kabupaten Pakpak Bharat sehingga mampu memenuhi kebutuhan
daerahnya dan tidak tergantung lagi kepada Pemerintah Pusat.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 : cukup jelas
Pasal 2 : cukup jelas
Pasal 3 : cukup jelas
Pasal 4 : cukup jelas
Pasal 5 : cukup jelas
Pasal 6 : cukup jelas
Pasal 7 : cukup jelas
Pasal 8 : cukup jelas
Pasal 9 : cukup jelas
Pasal 10 : cukup jelas
Pasal 11 : cukup jelas
Pasal 12 : cukup jelas
Pasal 13 : cukup jelas
Pasal 14 : cukup jelas
Pasal 15 : cukup jelas
Pasal 16 : cukup jelas
Pasal 17 : cukup jelas
Pasal 18 : cukup jelas
Pasal 19 : cukup jelas
Pasal 20 : cukup jelas
Pasal 21 : cukup jelas
- 16 -
Pasal 22 : cukup jelas
Pasal 23 : cukup jelas
Pasal 24 : cukup jelas
Pasal 25 : cukup jelas
Pasal 26 : cukup jelas
Pasal 27 : cukup jelas
Pasal 28 : cukup jelas
Pasal 29 : cukup jelas
Pasal 30 : cukup jelas
Pasal 31 : cukup jelas
Pasal 32 : cukup jelas
Pasal 33 : cukup jelas
Pasal 34 : cukup jelas
Pasal 35 : cukup jelas
Pasal 36 : cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 91

More Related Content

What's hot

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHKota Serang
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanppbkab
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Medan Comonity
 
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahppbkab
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumppbkab
 
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
 
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumPerda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumnikenmuldiyani
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...Kota Serang
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanAbs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanKamu Aku
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Medan Comonity
 
2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov
2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov
2011 Pajak daerah final setuju menkeu+provPA_Klaten
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahappbkab
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...iniPurwokerto
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahArifuddin Ali
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbandika_combat
 

What's hot (20)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
 
Perda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusiPerda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusi
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umum
 
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
 
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umumPerda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
Perda no 8_tahun_2007_-_tentang_ketertiban_umum
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
 
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanAbs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006
 
2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov
2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov
2011 Pajak daerah final setuju menkeu+prov
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PER...
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerah
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
 

Similar to No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu

Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahakabupaten_pakpakbharat
 
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usahaNo. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usahappbkab
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa KonstruksiArifuddin Ali.
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...iniPurwokerto
 
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc901b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90boy hasibuan
 
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023CIkumparan
 
No. 8 ttg pajak daerah
No. 8 ttg pajak daerahNo. 8 ttg pajak daerah
No. 8 ttg pajak daerahppbkab
 
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusPerda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusapotek agam farma
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...iniPurwokerto
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2WEST NUSA TENGGARA
 
Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018
Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018
Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018nufir2203
 
Pp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvs
Pp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvsPp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvs
Pp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvsKantorHukum1
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEKota Serang
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017imammhd
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklameppbkab
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekArifuddin Ali
 
perda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfperda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfGeorgeTomonob
 

Similar to No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu (20)

Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usahaNo. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc901b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
 
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 12 Tahun 2023
 
No. 8 ttg pajak daerah
No. 8 ttg pajak daerahNo. 8 ttg pajak daerah
No. 8 ttg pajak daerah
 
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusPerda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
 
Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018
Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018
Pp 24 Tahun 2018 tgl 21 Juni 2018
 
Pp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvs
Pp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvsPp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvs
Pp 24 2018_oss_dan_lampiran_hvs
 
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017
 
7 tahun 2003
7 tahun 20037 tahun 2003
7 tahun 2003
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
 
perda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfperda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdf
 

More from ppbkab

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013ppbkab
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009ppbkab
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbppbkab
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...ppbkab
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...ppbkab
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibppbkab
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdppbkab
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranppbkab
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industrippbkab
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanppbkab
 
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksiPeraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksippbkab
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanppbkab
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganppbkab
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasippbkab
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoppbkab
 
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....ppbkab
 

More from ppbkab (20)

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
 
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksiPeraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
 
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
Peraturan bupati-no.-17-ttg-penjabaran-perubahan-a nggaran-pendapatan-dan-bel...
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
 
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
Peraturan bupati-no.-13-ttg-sistem-dan-prosedur-pemungutan-pajak-reklame-kab....
 

Recently uploaded

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (8)

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

No. 11 ttg retribusi perizinan tertentu

  • 1. - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan Pemerintahan Negara; b. bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintah daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Perizinan Tertentu. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang………./2
  • 2. - 2 - 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3 Tahun 2008 tentang urusan Pemerintahan wajib dan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 3 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 56); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 8 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 58); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 6 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 59). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT dan BUPATI PAKPAK BHARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat . 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah di Kabupaten Pakpak Bharat. 5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Perpajakan Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 6. Badan adalah suatu bentuk Badan Usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta Bentuk Badan Usaha lainnya. 7. Subjek………./3
  • 3. - 3 - 7. Subjek Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah. 8. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 9. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas rasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 10. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang- undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 11. Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 12. Izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan bangunan termasuk dalam pemberian izin adalah peninjauan desain dan pemantauan tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut. 13. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu. 14. Izin bangunan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja. 15. Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. 16. Masa retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang- undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 17. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. 20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah. 21. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II………./4
  • 4. - 4 - BAB II NAMA DAN OBJEK RETRIBUSI Pasal 2 (1) Dengan nama : a. Retribusi lzin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan; b. Retribusi lzin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dipungut retribusi atas pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol; c. Retribusi lzin Gangguan dipungut retribusi atas pemberian izin gangguan; d. Retribusi lzin Trayek dipungut retribusi atas pembayaran atas pemberian izin angkutan umum pada suatu atau beberapa trayek. (2) Jenis Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma cuma. Pasal 3 (1) Objek Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. (2) Pemberian lzin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang dengan tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangurran (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Pengawasan Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut. (3) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah. (4) Objek Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol disuatu tempat tertentu. (5) Objek Retribusi Perizinan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban, keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja. (6) Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. (7) Objek Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d, adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. BAB III SUBJEK RETRIBUSI Pasal 4 (1) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh izin mendirikan bangunan (IMB). (2) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. (3) Subjek………./5
  • 5. - 5 - (3) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Gangguan. (4) Subjek retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Trayek dari Pemerintah Daerah. BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Golongan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Izin Gangguan dan Retribusi Izin Trayek termasuk golongan Retribusi Perizinan Tertentu. BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 (1) Tingkat penggunaan jasa retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf a diukur dengan rumusan yang didasarkan atas faktor luas bangunan, jenis bangunan dan lokasi bangunan. (2) Tingkat penggunaan jasa retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf b diukur berdasarkan atas faktor lokasi/tempat penjualan minuman. (3) Tingkat penggunaan jasa retribusi adalah Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf c diukur berdasarkan atas faktor besarnya dampak yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, jenis usaha, dan luas tempat usaha. (4) Tingkat penggunaan jasa retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf d diukur berdasarkan atas jenis kendaraan dan jangka waktu izin. BAB VI PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi Perizinan Tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruhnya biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. (2) Biaya penyelenggaraan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan dilapangan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut. BAB VII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 (1) Struktur dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a sebagai berikut : a. Rumus………./6
  • 6. - 6 - a. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point ”a”, “b”, “c” adalah : Retribusi = (Biaya x Luas Bangunan) + (Indeks Jalan x Harga Dasar Bangunan x Luas Bangunan) b. Rumus Biaya Retribusi untuk Point “d” adalah : Retribusi = 2,5% x Anggaran Bangunan c. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point “e” adalah : Retribusi = Luas Bidang atau Sisi Bangunan yang diubah x 50% dari retribusi IMB d. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point “f” adalah : Retribusi = Luas Bidang Pagar x Biaya e. Rumus Biaya Retribusi untuk Jenis Bangunan pada Point “g” adalah : Retribusi = Retribusi x 25% (2) Besarnya biaya berdasarkan jenis retribusi sebagai berikut : JENIS RETRIBUSI BIAYA a Bangunan untuk Pabrik - Skala Besar (Luas Bangunan > 1000 M2) Rp 7,000 /M2 - Skala Besar (Luas Bangunan < 1000 M2) Rp 5,000 /M2 b Bangunan Usaha ( Pertokoan, Perumahan, Perhotelan, Perkantoran dan sejenisnya): 1 Permanen Rp 3,000 /M2 2 Semi Permanen Rp 2,000 /M2 3 Bangunan yang bertingkat ditambah 50% dari lantai sebelumnya 50% x IMB Sebelumnya c Bangunan Non Usaha (rumah tempat tinggal): 1 Permanen Rp 2,000 2 Semi Permanen Rp 1,500 3 Bangunan yang bertingkat ditambah 50% dari lantai sebelumnya 50% x IMB Sebelumnya d Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Tangki air, tangki minyak, Cerobong Asap, Terowongan, Tower GSM dan lain jenisnya dihitung 2,5% dari anggaran biaya bangunan tersebut Anggaran Biaya/Sisi bangunan yang diubah x 50% dari Retribusi Bangunan e Retribusi Izin Merubah Bangunan/Perubahan Tata Bentuk pada Suatu Sisi Bangunan, dihitung berdasarkan luas bidang/sisi bangunan yang diubah dikalikan dengan 50% dari retribusi IMB. Luas Bidang/ Sisi Bangunan yang diubah x 50% dari Retribusi IMB f Retribusi Izin Merubah Bangunan Pagar dihitung berdasarkan luas bidang pagar dikalikan dengan tarif Retribusi IMB pagar ditetapkan sebagai berikut: 1 Permanen Mewah Rp 750 /M 2 Permanen Rp 500 /M g Retribusi Balik Nama IMB dan pemecahan IMB sebesar 25% dari Retribusi IMB yang bersangkutan Retribusi IMB x 25% h Harga dasar bangunan untuk Bangunan Usaha Rp 250,000 /M2 i Harga dasar bangunan untuk Bangunan Non Usaha Rp 200,000 /M2 j Indeks Jalan a Bangunan Usaha a Jalan Inti Utama Kota (I) 0,0291 b Jalan Utama Pinggiran Kota (II) 0,0259 c Jalan Utama Ibu Kota (III) 0,0216 d Jalan Antar Kecamatan (IV) 0,0216 b Bangunan Non Usaha a Jalan Inti Utama Kota (I) 0,0216 b Jalan Utama Pinggiran Kota (II) 0,0192 c Jalan Utama Ibu Kota (III) 0,0160 d Jalan Antar Kecamatan (IV) 0,0160 Pasal 9 (1) Struktur dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b berdasarkan jenis tempat penjualan minuman. (2) Struktur………./7
  • 7. - 7 - (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Hotel Bintang Rp. 350,000,- b. Hotel Melati dan Wisma Rp. 100,000,- c. Restoran Rp. 150,000,- d. Dijual secara eceran :  Ditoko Rp. 150,000,-  Pasar Swalayan dan Supermarket Rp. 125,000,-  Toko Bebas Bea Rp. 175,000,- e. Tempat tertentu lainnya ditetapkan oleh Bupati Rp. 200,000,- Pasal 10 (1) Struktur dan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf c didasarkan pada luas ruang tempat usaha dan besarnya pemungutan per meter bujur sangkar (M2 ). (2) Untuk setiap pemberian Izin Gangguan maupun pandaftaran ulang izin dikenakan retribusi. (3) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Daerah ini didasarkan pada perhitungan dengan rumus : RUUG = LRTU X TL X IL X IG RUUG : Retribusi Izin Gangguan adalah jumlah biaya retribusi pemberian Izin Gangguan yang harus dibayarkan kepada pemerintah. LRTU : Luas Ruangan tempat usaha TL : Tarif Lingkungan adalah besarnya pungutan per m 2 dari luas ruang usaha yang meliputi bangunan tertutup maupun terbuka sesuai dengan kondisi lingkungan. a. Lingkungan Industri - Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya Rp. 250/m2 - Luas 26 s/d 100 m2 besar tarifnya Rp. 375/m2 - Luas 101 s/d 500 m2 besar tarifnya Rp. 500/m2 - Luas 501 s/d 1000 m2 besar tarifnya Rp. 625/m2 - Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 750/m2 b. Lingkungan Pertokoan dan Pasar - Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya Rp. 175/m2 - Luas 26 s/d 100 m2 besar tarifnya Rp. 275/m2 - Luas 101 s/d 500 m2 besar tarifnya Rp. 375/m2 - Luas 501 s/d 1000 m2 besar tarifnya Rp. 475/m2 - Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 575/m2 c. Lingkungan Pemukiman/Sosial - Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya Rp. 150/m2 - Luas 26 s/d 100 m2 besar tarifnya Rp. 250/m2 - Luas 101 s/d 500 m2 besar tarifnya Rp. 350/m2 - Luas 501 s/d 1000 m2 besar tarifnya Rp. 450/m2 - Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 550/m2 d. Lingkungan Pergudangan - Luas 25 m2 ke bawah besar tarifnya Rp. 200/m2 - Luas 26 s/d 100 m2 besar tarifnya Rp. 300/m2 - Luas 101 s/d 500 m2 besar tarifnya Rp. 400/m2 - Luas 501 s/d 1000 m2 besar tarifnya Rp. 500/m2 - Luas 1001 ke atas besar tarifnya Rp. 600/m2 IL : Indeks Lokasi adalah angka indeks yang didasarkan pada klasifikasi jalan dengan parameter : - Jalan Utama inti kota : 3 - Jalan Utama pinggiran kota : 2 - Jalan Utama ibukota kecamatan : 2 - Jalan antar kecamatan : 1,75 IG………./8
  • 8. - 8 - IG : Indeks Gangguan adalah angka indeks besar kecilnya gangguan yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha dengan parameter: - Gangguan besar dengan nilai : 3 - Gangguan menengah dengan nilai : 2 - Gangguan kecil dengan nilai : 1 (4) Jangka waktu berlakunya Retribusi Izin Gangguan yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah 1 (satu) tahun. Pasal 11 (1) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf d digolongkan berdasarkan jenis angkutan umum dan daya angkut. (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : Jenis Izin Kapasitas Tempat Duduk Tarif - Biasa - Sampai dengan 8 (delapan) tempat duduk Rp. 40,000,- - 8 sampai dengan 15 tempat duduk Rp. 50,000,- - Insiedentil - Sampai dengan 8 tempat duduk Rp. 15,000,- - 8 sampai dengan 15 tempat duduk Rp. 20,000,- BAB VIII TATA CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI Pasal 12 (1) Besarnya retribusi yang terutang dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa dengan tarif retribusi. (2) Tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah jumlah penggunaan jasa yang dijadikan dasar adalah alokasi beban biaya yang dipikul Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan. (3) Apabila tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sulit diukur maka tingkat penggunaan jasa dapat ditafsir berdasarkan rumus yang dibuat oieh Pemerintah Daerah. (4) Rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mencerminkan beban yang dipikul oleh Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan jasa tersebut. (5) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah nilai rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi yang terutang. (6) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditentukan seragam atau bervariasi menurut golongan sesuai dengan prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi. BAB IX WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 13 Retribusi Perizinan Tertentu yang terutang dipungut di wilayah Daerah BAB X SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 14 (1) Masa Retribusi adalah jangka waktu lamanya 1 (satu) bulan atau ditetapkan lain oleh Bupati. (2) Saat………./9
  • 9. - 9 - (2) Saat Retribusi Terutang adalah saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XI SYARAT PENDAFTARAN Pasal 15 (1) Setiap wajib retribusi wajib mengisi SPdORD. (2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya. (3) Ketentuan lebihlanjut mengenai bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 16 (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis kupon, dan kartu langganan. (3) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara pelaksanaan retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 17 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa tambahan biaya sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XIV TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 18 (1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus. (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dan STRD. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, penyetoran, dan tempat pembayaran retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XV TATA CARA PENAGIHAN Pasal 19 (1) Penagihan retribusi terhutang didahului dengan surat teguran. (2) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (3) Dalam………./9
  • 10. - 10 - (3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang. (4) Surat teguran sebagimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pemungutan dan penagihan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB XVI KEBERATAN Pasal 20 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati dan atau Pejabat yang di tunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB. (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan- alasan yang jelas. (3) Dalam hal wajib retribusi mengajukkan keberatan atas ketetapan retribusi wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan retribusi tersebut. (4) Keberatan yang diajukkan dalam langka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa dalam jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. (5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 21 (1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, dan /atau menambah besarnya retribusi yang terutang. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. BAB XVII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 22 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati. (2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi ayat (1) harus memberikan sebagaimana dimaksud pada keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan keputusan, permohonan pengambilan retribusi dianggap dikabulkan dan SKDRLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut. (5) Pengambilan………./10
  • 11. - 11 - (5) Pengambilan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. (6) Apabila pengambilan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2(dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen). Pasal 23 (1) Permohonan pengembalian retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menunjukkan: a. nama dan alamat wajib retribusi; b. masa retribusi; c. besarnya kelebihan pernbayaran; d. alasan yang singkat dan jelas; (2) Permohonan Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui Pos terdekat. (3) Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau bukti pengiriman Pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati. Pasal 24 (1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah membayar retribusi. (2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran. BAB XVIII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 25 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi. (3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada wajib retribusi ditimpa bencana alam, kerusuhan. (4) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XIX KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 26 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa telah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali jika wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. (2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila : a. diterbitkan surat teguran; atau b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung; (3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat teguran tersebut. (4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya mengatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum melunasi kepada Pemerintah Daerah. (5) Pengakuan………./11
  • 12. - 12 - (5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajib retribusi. Pasal 27 (1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. (2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XX PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 28 (1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi. (2) Wajib retribusi yang diperiksa wajib : a. memperlihatkan dan /atau meminjamkan buku atau catatan dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi yang terutang; b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan dan / atau c. memberikan keterangan yang diperlukan. (3) Ketentuan lebihlanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XXI INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 29 (1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kenerja tertentu. (2) Pemberian insentif sebagainrana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XXII PENYIDIKAN Pasal 30 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (2) Penyidik………./12
  • 13. - 13 - (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah; d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain yang berkenan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dengan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negera Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. BAB XXIII KETENTUAN PIDANA Pasal 31 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 ( tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. Pasal 32 Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) merupakan penerimaan Negara. BAB XXIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, retribusi perizinan tertentu sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Daerah ini masih dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang. BAB XXV………./14
  • 14. - 14 - BAB XXV KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku maka : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pengusahaan Hutan (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 9); 2. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 12 Tahun 2006 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 12); 3. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 14 Tahun 2006 Usaha Perdagangan (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 14); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 17 Tahun 2006 tentang Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 17); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2007 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 21); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pelarangan dan Penjualan Minuman Beralkohol (Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 78). Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 35 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Ditetapkan di Salak pada tanggal 27 Desember 2010 BUPATI PAKPAK BHARAT, dto. REMIGO YOLANDO BERUTU Diundangkan di Salak pada tanggal 28 Desember 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT, dto. GANDI WARTHA MANIK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010 NOMOR 11
  • 15. - 15 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN TERTENTU I. UMUM Kewenangan dalam urusan keuangan daerah yang memberikan hak untuk memberdayakan segala potensi yang dimiliki oleh daerah, menyebabkan Pemerintah Daerah berusaha menggali sumber-sumber perekonomian daerah yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah. Salah satunya adalah pendapatan dari Retribusi, dimana dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi yang menjadi kewenangan daerah telh dibagi 3 (tiga) jenis, salah satunya adalah retribusi perizinan tertentu. Retribusi perizinan tertentu diberikan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas pemnfaatan ruan, penggunaan SDA, sarana dan prasarana tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Pendapatan daerah dari retribusi perizinan tertentu ini diharapkan bisa mningkatkan PAD Kabupaten Pakpak Bharat sehingga mampu memenuhi kebutuhan daerahnya dan tidak tergantung lagi kepada Pemerintah Pusat. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : cukup jelas Pasal 2 : cukup jelas Pasal 3 : cukup jelas Pasal 4 : cukup jelas Pasal 5 : cukup jelas Pasal 6 : cukup jelas Pasal 7 : cukup jelas Pasal 8 : cukup jelas Pasal 9 : cukup jelas Pasal 10 : cukup jelas Pasal 11 : cukup jelas Pasal 12 : cukup jelas Pasal 13 : cukup jelas Pasal 14 : cukup jelas Pasal 15 : cukup jelas Pasal 16 : cukup jelas Pasal 17 : cukup jelas Pasal 18 : cukup jelas Pasal 19 : cukup jelas Pasal 20 : cukup jelas Pasal 21 : cukup jelas
  • 16. - 16 - Pasal 22 : cukup jelas Pasal 23 : cukup jelas Pasal 24 : cukup jelas Pasal 25 : cukup jelas Pasal 26 : cukup jelas Pasal 27 : cukup jelas Pasal 28 : cukup jelas Pasal 29 : cukup jelas Pasal 30 : cukup jelas Pasal 31 : cukup jelas Pasal 32 : cukup jelas Pasal 33 : cukup jelas Pasal 34 : cukup jelas Pasal 35 : cukup jelas Pasal 36 : cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 91