SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
BUPATI KLATEN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN
NOMOR 16 TAHUN 2012
TENTANG
PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KLATEN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin terwujudnya iklim usaha
yang kondusif dan berwawasan lingkungan, maka
diperlukan adanya upaya antisipatif terhadap timbulnya
gangguan yang diakibatkan dari penyelenggara kegiatan
usaha;
b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan izin
gangguan perlu adanya pengaturan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Izin Gangguan;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 226 Tahun 1926 tentang Hinder
Ordonantie (Undang-Undang Gangguan), yang telah diubah
dan disempurnakan terakhir dengan Staadblad Nomor 450
Tahun 1940;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Tengah ;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234 );
9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara
Tahun Republik Indonesia 1999 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-undangan ;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2008
tentang Penetapan Kewenangan Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah Kabupaten
Klaten Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 11);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten
Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten
Tahun 2011 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 66);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KLATEN
dan
BUPATI KLATEN,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN
GANGGUAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Klaten.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Klaten.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Klaten .
5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
7. Izin Gangguan yang selanjutnya disebut Izin adalah pemberian izin tempat
usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang
dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk
tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.
8. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu
perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian atau
pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki
kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya
dimulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya dokumen yang
dilakukan dalam suatu tempat.
9. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan
yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
10. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan
untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam,
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
11. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah.
12. Gangguan adalah segala perbuatan dan/atau kondisi yang tidak
menyenangkan atau mengganggu kesehatan, keselamatan, ketenteraman
dan/atau kesejahteraan terhadap kepentingan umum secara terus-
menerus.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang Lingkup Peraturan Daerah ini mengatur ketentuan mengenai :
a. kriteria gangguan;
b. persyaratan izin;
c. kewenangan pemberian izin;
d. penyelenggaraan perizinan;
e. peran masyarakat;
f. pembinaan dan pengawasan; dan
g. sanksi.
BAB III
KRITERIA GANGGUAN
Pasal 3
(1) Kriteria gangguan dalam izin terdiri dari:
a. Gangguan terhadap lingkungan;
b. Gangguan terhadap sosial kemasyarakatan;
c. Gangguan terhadap ekonomi; dan
d. Gangguan terhadap Lalu Lintas
(2) Gangguan terhadap lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a meliputi gangguan terhadap fungsi tanah, air tanah, sungai, laut,
udara dan gangguan yang bersumber dari getaran dan/atau kebisingan.
(3) Gangguan terhadap sosial kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b meliputi terjadinya ancaman kemerosotan moral dan/atau
ketertiban umum.
(4) Gangguan terhadap ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
meliputi ancaman terhadap:
a. penurunan produksi usaha masyarakat sekitar; dan/atau
b. penurunan nilai ekonomi benda tetap dan benda bergerak yang
berada di sekitar lokasi usaha.
Pasal 4
Jenis dan macam gangguan berdasarkan kriteria gangguan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3, meliputi :
a. Gangguan Suara;
b. Gangguan Bau;
c. Gangguan Air Buangan / Limbah;
d. Gangguan Kotoran;
e. Gangguan Asap;
f. Gangguan kelancaran, ketertiban dan keselamatan lalu lintas;
g. Ancaman akibat bahaya kebakaran;
h. Ancaman terhadap keresahan sosial;
i. Ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia;
j. Ancaman terhadap moral, kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
BAB IV
PERSYARATAN IZIN
Pasal 5
(1) Untuk mengajukan Izin, Pemohon harus:
a. Mengisi formulir permohonan izin;
b. Melampirkan fotokopi KTP Pemohon bagi usaha perorangan atau akta
pendirian usaha bagi yang berbadan hukum;
c. Melampirkan rekomendasi Andalalin yang diterbitkan oleh SKPD yang
bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan terhadap usaha yang wajib ANDALALIN sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Melampirkan izin lingkungan bagi kegiatan usaha yang wajib Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL)/Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); dan
e. Melampirkan fotokopi status kepemilikan tanah.
(2) Formulir permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
memuat:
a. nama penanggung jawab usaha/kegiatan;
b. nama perusahaan;
c. alamat perusahaan;
d. bidang usaha/kegiatan;
e. lokasi kegiatan;
f. nomor telepon perusahaan;
g. wakil perusahaan yang dapat dihubungi;
h. ketersediaan sarana dan prasarana teknis yang diperlukan dalam
menjalankan usaha; dan
i. pernyataan permohonan izin tentang kesanggupan memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara izin lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan tersendiri.
(4) Mekanisme dan tata cara perizinan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Bupati.
BAB V
KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN
Pasal 6
(1) Pemberian izin merupakan kewenangan Bupati.
(2) Pelayanan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Instansi yang menangani perizinan.
(3) Dalam penyelenggaraan perizinan dibentuk tim untuk melakukan verifikasi
izin.
(4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PERIZINAN
Bagian Kesatu
Kegiatan dan/atau Usaha yang Tidak Wajib Izin
Pasal 7
Setiap kegiatan dan/atau usaha wajib memiliki izin, kecuali:
a. kegiatan yang berlokasi di dalam Kawasan Industri, Kawasan Berikat, dan
Kawasan Ekonomi Khusus;
b. kegiatan yang berada di dalam bangunan atau lingkungan yang telah
memiliki izin gangguan; dan
c. usaha mikro yang kegiatan usahanya di dalam bangunan atau persil yang
dampak kegiatan usahanya tidak keluar dari bangunan atau persil.
Bagian Kedua
Masa Berlaku, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Pasal 8
(1) Izin berlaku selama perusahaan melakukan usahanya.
(2) Terhadap izin yang diterbitkan, akan dilakukan monitoring dan evaluasi
berkala setiap 5 ( lima ) tahun sekali.
(3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan setiap pelaku usaha yang telah
memiliki izin gangguan, wajib melakukan daftar ulang izin gangguan setiap
5 ( lima ) tahun sekali.
(4) Tatacara dan mekanisme daftar ulang izin gangguan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati.
Pasal 9
(1) Setiap pelaku usaha wajib mengajukan permohonan perubahan izin dalam
hal melakukan perubahan yang berdampak pada peningkatan gangguan
dari sebelumnya sebagai akibat dari:
a. perubahan sarana usaha;
b. penambahan kapasitas usaha;
c. perluasan lahan dan bangunan usaha; dan/atau
d. perubahan waktu atau durasi operasi usaha.
(2) Dalam hal terjadi perubahan pemanfaatan ruang di sekitar lokasi
usahanya setelah diterbitkan izin, pelaku usaha tidak wajib mengajukan
permohonan perubahan izin.
(3) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi
oleh pelaku usaha, Pemerintah Daerah dapat mencabut Izin Usaha.
BAB VII
PERAN MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Sosialisasi
Pasal 10
(1) Sebelum mengajukan izin pelaku usaha harus mengadakan sosialisasi
kepada para tetangga yang berbatasan disekitar lokasi perusahaan dan
warga masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak langsung dari
pelaksanaan kegiatan.
(2) Dalam sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipaparkan dan
dijelaskan tentang rencana kegiatan usaha yang meliputi :
a. Status Perusahaan;
b. Status kepemilikan lahan/bangunan;
c. Alat-alat yang digunakan;
d. Bahan-bahan yang digunakan baik bahan untuk operasional alat-alat
maupun bahan untuk produksi;
e. Limbah yang akan dihasilkan;
f. Rencana Pengelolaan limbah;
g. Produk yang dihasilkan; dan
h. Tenaga Kerja yang dibutuhkan.
(3) Pada saat sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri
masyarakat di sekitar lokasi usaha, pejabat setempat (Kepala Desa/Kepala
Kelurahan, Ketua RT, Ketua RW) dan Dinas Instansi terkait serta
dibuatkan daftar hadir.
(4) Hasil sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan ke dalam
Berita Acara yang memuat Kesepakatan Bersama antara pengusaha
dengan masyarakat, saran dan pendapat hasil musyawarah .
(5) Dikecualikan dari kewajiban untuk mengadakan sosialisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah bagi Usaha Kecil yang kegiatan usahanya di
dalam bangunan atau persil yang dampak kegiatan usahanya tidak keluar
dari bangunan atau persil.
(6) Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya diwajibkan untuk
mendapatkan persetujuan dari para tetangga yang berbatasan langsung
dengan lokasi usaha.
Bagian Kedua
Pengaduan
Pasal 11
(1) Warga masyarakat yang berdekatan dengan lokasi usaha dan/atau terkena
dampak langsung yang diakibatkan dari pelaksanaan kegiatan /usaha
dapat menyampaikan pengaduan berupa keberatan terhadap rencana
pendirian usaha.
(2) Atas kegiatan usaha yang telah memiliki izin, masyarakat dapat
mengajukan keberatan apabila dampak lingkungan dan pengelolaannya
ternyata tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara
pengusaha dengan masyarakat.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) disampaikan
kepada SKPD yang membidangi urusan Lingkungan Hidup.
(4) Pengaduan yang tidak berhubungan dengan suatu pelaksanaan kegiatan
usaha tidak dapat diterima.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 12
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan izin,
Bupati dapat membentuk Tim Pengawasan atau Pejabat tertentu dengan tugas
operasional yang telah ditetapkan.
BAB IX
SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Administrasi
Pasal 13
(1) Pelanggaran terhadap Pasal 9, dikenakan sanksi administrasi berupa
peringatan secara tertulis.
(2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-
masing 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
pemilik usaha dan ditempelkan ditempat usaha.
Pasal 14
(1) Apabila pemegang izin tidak mengindahkan peringatan tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 maka izin yang bersangkutan
dibekukan.
(2) Pembekuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
cara penyegelan terhadap tempat yang digunakan untuk operasional
usaha.
(3) Jangka waktu pembekuan izin berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak tanggal dikeluarkannya penetapan pembekuan izin.
(4) Izin yang telah dibekukan dapat dicabut kembali apabila pemilik izin telah
mengindahkan peringatan serta telah melakukan perbaikan dan
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Daerah ini.
Bagian Kedua
Pencabutan Izin
Pasal 15
Pencabutan izin dilaksanakan apabila peringatan tertulis dan pembekuan izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (1) tidak
diindahkan oleh Pemegang Izin.
Pasal 16
Penjatuhan / pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal
14 dan Pasal 15 dilakukan oleh SKPD yang membidangi perizinan.
Bagian Keempat
Penutupan Tempat Usaha
Pasal 17
Penutupan tempat usaha dilakukan dalam hal:
a. Pendirian dilakukan tanpa izin;
b. Izin telah dicabut; atau
c. tidak melakukan daftar ulang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dan menimbulkan gangguan terhadap masyarakat diancam dengan
pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak
Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 19
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan
tersebut menjadi lengkap dan jelas ;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana tersebut ;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana;
g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan
atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada
huruf e ;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi ;
j. menghentikan penyidikan ;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
BAB XII
P E N U T U P
Pasal 20
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 23 Tahun 2002 tentang Izin Gangguan dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kabupaten Klaten
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Izin Gangguan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini.
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Klaten.
Ditetapkan di Klaten
pada tanggal
BUPATI KLATEN,
Cap
ttd
SUNARNA
Diundangkan di Klaten
pada tanggal
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN,
Cap
ttd
SARTIYASTO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 NOMOR 16
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN
NOMOR 16 TAHUN 2011
TENTANG
PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN
I. UMUM
Perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan disertai dengan
semakin berkembangnya penggunaan teknologi sebagi sarana usaha maka
diperlukan upaya pengendalian dampak - dampak lingkungan agar tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan yang merusak kelestariannya.
Upaya- upaya ini akan efektif apabila ada peran serta masyarakat secara
aktif. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Izin Gangguan merupakan
salah satu bentuk kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka
pengendalian lingkungan hidup sekaligus sebagai upaya pemberian jaminan
kepastian hukum bagi usaha.
Dalam Peraturan Daerah ini keterlibataan masyarakat dalam setiap
tahapan perizinan sudah diatur secara proposional sehingga diharapkan
Peraturan Daerah ini mampu memberi keadilan dan kemanfaatan baik bagi
masyarakat maupun dunia usaha.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Yang dimaksud dengan Analisis Dampak Lalu Lintas untuk
selanjutnya disingkat ANDALALIN adalah hasil kajian mengenai
dampak dari suatu kegiatan pembangunan dan pengoperasian
kawasan terhadap lalu lintas yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan yang terdiri dari penyusunan
Dokumen Kerangka Acuan, Dokumen Analisa Kinerja Lalu
Lintas dan Dokumen Manajemen Rekayasa Lalu Lintas.
Yang dimaksud dengan Dokumen Kerangka Acuan adalah
konsep yang mendasari dilakukannya Analisa Kinerja Lalu
Lintas.
Yang dimaksud dengan Dokumen Analisa Kinerja Lalu lintas
untuk selanjutnya disingkat AKLL adalah hasil telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak dari suatu kegiatan
pembangunan dan/atau pengoperasian kawasan terhadap
penyelenggaraan lalu lintas di jalan.
Yang dimaksud dengan Dokumen Manajemen Rekayasa
Lalu Lintas adalah dokumen yang menguraikan bentuk-bentuk
pemecahan permasalahan lalu lintas akibat keberadaan suatu
kawasan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL adalah
kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Yang dimaksud dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disingkat UKL-UPL, adalah pengelolaan dan
pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Yang dimaksud dengan Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat SPPL adalah
surat kesanggupan pengusaha mikro (yang tidak wajib AMDAL
dan UKL-UPL) untuk mengelola lingkungan hidup.
Huruf e
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Huruf a
Yang dimaksud dengan Kawasan Industri adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan
Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
Yang dimaksud dengan Kawasan Berikat adalah suatu
bangunan,tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang
didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang
dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan,penyortiran,
pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang
dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah
Pabean Indonesia lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk
tujuan ekspor.
Yang dimaksud dengan Kawasan Ekonomi Khusus, yang
selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomiandan
memperoleh fasilitas tertentu.
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang memberikan persetujuan dalam berita acara adalah
pemilik hak atas tanah yang namanya tercantum sebagai Kepala
Keluarga berdasarkan Kartu Keluarga yang berlaku.
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 88

More Related Content

What's hot

Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumppbkab
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHKota Serang
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Medan Comonity
 
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanAbs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanKamu Aku
 
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...iniPurwokerto
 
Perda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerah
Perda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerahPerda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerah
Perda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerahjufrikarim
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...Kota Serang
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahArifuddin Ali
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Medan Comonity
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTELPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTELKota Serang
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011transparansiacehtamiang
 

What's hot (20)

Perda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusiPerda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusi
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umum
 
Perda 14 th 2012 bumd
Perda 14 th 2012   bumdPerda 14 th 2012   bumd
Perda 14 th 2012 bumd
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
 
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
2010Bphtb klaten versi dari kemenkeu fix penetapan_ev_keuangan+gub_print
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanAbs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunan
 
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...
 
Perda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerah
Perda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerahPerda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerah
Perda no.-16-thn-2013 ret-penj-produksi-usaha-daerah
 
Provinsi jawabarat 12-2010
Provinsi jawabarat 12-2010Provinsi jawabarat 12-2010
Provinsi jawabarat 12-2010
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerah
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTELPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 22 tahun 2011
 

Similar to 2012 Perda ijin gangguan

2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pklPA_Klaten
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoppbkab
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industrippbkab
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...
Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...
Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
 
Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...
Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...
Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...Dianora Didi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...infosanitasi
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahppbkab
 
Sistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptx
Sistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptxSistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptx
Sistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptxannagikhwandito
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaanfionarazqa
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklameppbkab
 
Draft perbup pud humbang hasundutan
Draft perbup pud humbang hasundutanDraft perbup pud humbang hasundutan
Draft perbup pud humbang hasundutanZebulon Sitompul
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPA_Klaten
 
2012 Perda pengelolaan sampah
2012 Perda pengelolaan sampah2012 Perda pengelolaan sampah
2012 Perda pengelolaan sampahPA_Klaten
 
Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015muhfidzilla
 
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxKebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxUtamiRizki4
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017imammhd
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa KonstruksiArifuddin Ali.
 
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahakabupaten_pakpakbharat
 
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaWahyu Yuns
 

Similar to 2012 Perda ijin gangguan (20)

2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl2012 Perda penataan pkl
2012 Perda penataan pkl
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...
Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...
Perda Kab. Padang Pariaman No 03 tahun 2004 tentang Retribusi Izin Sarana Pel...
 
Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...
Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...
Draft Raperbup penilaian dokumen lingkungan dan izin lingkungan kabupaten ban...
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...
 
Pp 27 2012
Pp 27 2012Pp 27 2012
Pp 27 2012
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
Sistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptx
Sistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptxSistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptx
Sistem-OSS-dan-PP-24-Tahun-2018-IPPAT-Bekasi-20-Sep-2018_Pak-Elen.pptx
 
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
10 perda 2015 ttg tanggung jawab sosial perusahaan
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
 
Draft perbup pud humbang hasundutan
Draft perbup pud humbang hasundutanDraft perbup pud humbang hasundutan
Draft perbup pud humbang hasundutan
 
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaanPerda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
Perda tanggung jawab_sosial_dan_lingkungan_perusahaan
 
2012 Perda pengelolaan sampah
2012 Perda pengelolaan sampah2012 Perda pengelolaan sampah
2012 Perda pengelolaan sampah
 
Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015Perda nomor 8 tahun 2015
Perda nomor 8 tahun 2015
 
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxKebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  KonstruksiPerda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa  Konstruksi
Perda Kabupaten Nunukan tentang Izin Usah Jasa Konstruksi
 
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
 

More from PA_Klaten

SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015
SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015
SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015PA_Klaten
 
SK panjar Mei 2015
SK panjar Mei 2015SK panjar Mei 2015
SK panjar Mei 2015PA_Klaten
 
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui diniPerbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui diniPA_Klaten
 
Perbup nomor 5 tahun 2013 ttg add
Perbup nomor 5 tahun 2013 ttg addPerbup nomor 5 tahun 2013 ttg add
Perbup nomor 5 tahun 2013 ttg addPA_Klaten
 
Perbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsil
Perbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsilPerbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsil
Perbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsilPA_Klaten
 
Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001
Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001
Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001PA_Klaten
 
Perbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidi
Perbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidiPerbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidi
Perbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidiPA_Klaten
 
Perbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klaten
Perbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klatenPerbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klaten
Perbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klatenPA_Klaten
 
Perbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupati
Perbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupatiPerbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupati
Perbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupatiPA_Klaten
 
Perbub no 40 tahun 2013
Perbub no 40 tahun 2013Perbub no 40 tahun 2013
Perbub no 40 tahun 2013PA_Klaten
 
Perbub no 38 tahun 2013
Perbub no 38 tahun 2013Perbub no 38 tahun 2013
Perbub no 38 tahun 2013PA_Klaten
 
Perbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguan
Perbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguanPerbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguan
Perbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguanPA_Klaten
 
Perbup Nomor 8 Tahun 2014
Perbup Nomor 8 Tahun 2014Perbup Nomor 8 Tahun 2014
Perbup Nomor 8 Tahun 2014PA_Klaten
 
Perbup nomor 6 tahun 2014
Perbup nomor 6 tahun 2014Perbup nomor 6 tahun 2014
Perbup nomor 6 tahun 2014PA_Klaten
 
Perbup nomor 7 tahun 2014
Perbup nomor 7 tahun 2014Perbup nomor 7 tahun 2014
Perbup nomor 7 tahun 2014PA_Klaten
 
2013 Sk panjar biaya perkara
2013 Sk panjar biaya perkara2013 Sk panjar biaya perkara
2013 Sk panjar biaya perkaraPA_Klaten
 
2014 Sk penunjukan majelis
2014 Sk penunjukan majelis2014 Sk penunjukan majelis
2014 Sk penunjukan majelisPA_Klaten
 
2015 Sk tim promosi dan mutasi
2015 Sk tim promosi dan mutasi2015 Sk tim promosi dan mutasi
2015 Sk tim promosi dan mutasiPA_Klaten
 
2015 Sk tim penyusun rencana anggaran
2015 Sk tim penyusun rencana anggaran2015 Sk tim penyusun rencana anggaran
2015 Sk tim penyusun rencana anggaranPA_Klaten
 
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunanPA_Klaten
 

More from PA_Klaten (20)

SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015
SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015
SK Penunjukan Majelis Hakim mei 2015
 
SK panjar Mei 2015
SK panjar Mei 2015SK panjar Mei 2015
SK panjar Mei 2015
 
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui diniPerbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
 
Perbup nomor 5 tahun 2013 ttg add
Perbup nomor 5 tahun 2013 ttg addPerbup nomor 5 tahun 2013 ttg add
Perbup nomor 5 tahun 2013 ttg add
 
Perbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsil
Perbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsilPerbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsil
Perbup nomor 4 tahun 2013 ttg tamsil
 
Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001
Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001
Perbup no46 ttg perubahan lampiran perbup no. 59 th 2010 ttg juk 001
 
Perbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidi
Perbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidiPerbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidi
Perbup no45 tahun 2013 ttg alokasi dan het pupuk bersubsidi
 
Perbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klaten
Perbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klatenPerbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klaten
Perbup no 42 th 2013 ttg petunjuk pelaks kegiatan di kab klaten
 
Perbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupati
Perbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupatiPerbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupati
Perbub nomor 13 th 2013 ttg perjalanan dinas bupati
 
Perbub no 40 tahun 2013
Perbub no 40 tahun 2013Perbub no 40 tahun 2013
Perbub no 40 tahun 2013
 
Perbub no 38 tahun 2013
Perbub no 38 tahun 2013Perbub no 38 tahun 2013
Perbub no 38 tahun 2013
 
Perbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguan
Perbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguanPerbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguan
Perbub no 30 tahun 2013 ttg peny izin gangguan
 
Perbup Nomor 8 Tahun 2014
Perbup Nomor 8 Tahun 2014Perbup Nomor 8 Tahun 2014
Perbup Nomor 8 Tahun 2014
 
Perbup nomor 6 tahun 2014
Perbup nomor 6 tahun 2014Perbup nomor 6 tahun 2014
Perbup nomor 6 tahun 2014
 
Perbup nomor 7 tahun 2014
Perbup nomor 7 tahun 2014Perbup nomor 7 tahun 2014
Perbup nomor 7 tahun 2014
 
2013 Sk panjar biaya perkara
2013 Sk panjar biaya perkara2013 Sk panjar biaya perkara
2013 Sk panjar biaya perkara
 
2014 Sk penunjukan majelis
2014 Sk penunjukan majelis2014 Sk penunjukan majelis
2014 Sk penunjukan majelis
 
2015 Sk tim promosi dan mutasi
2015 Sk tim promosi dan mutasi2015 Sk tim promosi dan mutasi
2015 Sk tim promosi dan mutasi
 
2015 Sk tim penyusun rencana anggaran
2015 Sk tim penyusun rencana anggaran2015 Sk tim penyusun rencana anggaran
2015 Sk tim penyusun rencana anggaran
 
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
 

2012 Perda ijin gangguan

  • 1. BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin terwujudnya iklim usaha yang kondusif dan berwawasan lingkungan, maka diperlukan adanya upaya antisipatif terhadap timbulnya gangguan yang diakibatkan dari penyelenggara kegiatan usaha; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan izin gangguan perlu adanya pengaturan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Izin Gangguan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 226 Tahun 1926 tentang Hinder Ordonantie (Undang-Undang Gangguan), yang telah diubah dan disempurnakan terakhir dengan Staadblad Nomor 450 Tahun 1940; 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
  • 2. beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234 ); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun Republik Indonesia 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan ;
  • 3. 12. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2008 tentang Penetapan Kewenangan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2011 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 66); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN dan BUPATI KLATEN, MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Klaten. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Klaten. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Klaten . 5. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
  • 4. koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 7. Izin Gangguan yang selanjutnya disebut Izin adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. 8. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam suatu tempat. 9. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 10. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 11. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah. 12. Gangguan adalah segala perbuatan dan/atau kondisi yang tidak menyenangkan atau mengganggu kesehatan, keselamatan, ketenteraman dan/atau kesejahteraan terhadap kepentingan umum secara terus- menerus.
  • 5. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang Lingkup Peraturan Daerah ini mengatur ketentuan mengenai : a. kriteria gangguan; b. persyaratan izin; c. kewenangan pemberian izin; d. penyelenggaraan perizinan; e. peran masyarakat; f. pembinaan dan pengawasan; dan g. sanksi. BAB III KRITERIA GANGGUAN Pasal 3 (1) Kriteria gangguan dalam izin terdiri dari: a. Gangguan terhadap lingkungan; b. Gangguan terhadap sosial kemasyarakatan; c. Gangguan terhadap ekonomi; dan d. Gangguan terhadap Lalu Lintas (2) Gangguan terhadap lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi gangguan terhadap fungsi tanah, air tanah, sungai, laut, udara dan gangguan yang bersumber dari getaran dan/atau kebisingan. (3) Gangguan terhadap sosial kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi terjadinya ancaman kemerosotan moral dan/atau ketertiban umum. (4) Gangguan terhadap ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi ancaman terhadap: a. penurunan produksi usaha masyarakat sekitar; dan/atau b. penurunan nilai ekonomi benda tetap dan benda bergerak yang berada di sekitar lokasi usaha. Pasal 4 Jenis dan macam gangguan berdasarkan kriteria gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, meliputi : a. Gangguan Suara; b. Gangguan Bau;
  • 6. c. Gangguan Air Buangan / Limbah; d. Gangguan Kotoran; e. Gangguan Asap; f. Gangguan kelancaran, ketertiban dan keselamatan lalu lintas; g. Ancaman akibat bahaya kebakaran; h. Ancaman terhadap keresahan sosial; i. Ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia; j. Ancaman terhadap moral, kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia. BAB IV PERSYARATAN IZIN Pasal 5 (1) Untuk mengajukan Izin, Pemohon harus: a. Mengisi formulir permohonan izin; b. Melampirkan fotokopi KTP Pemohon bagi usaha perorangan atau akta pendirian usaha bagi yang berbadan hukum; c. Melampirkan rekomendasi Andalalin yang diterbitkan oleh SKPD yang bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan terhadap usaha yang wajib ANDALALIN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. Melampirkan izin lingkungan bagi kegiatan usaha yang wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)/Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); dan e. Melampirkan fotokopi status kepemilikan tanah. (2) Formulir permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memuat: a. nama penanggung jawab usaha/kegiatan; b. nama perusahaan; c. alamat perusahaan; d. bidang usaha/kegiatan; e. lokasi kegiatan; f. nomor telepon perusahaan; g. wakil perusahaan yang dapat dihubungi; h. ketersediaan sarana dan prasarana teknis yang diperlukan dalam menjalankan usaha; dan i. pernyataan permohonan izin tentang kesanggupan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 7. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan peraturan tersendiri. (4) Mekanisme dan tata cara perizinan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. BAB V KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN Pasal 6 (1) Pemberian izin merupakan kewenangan Bupati. (2) Pelayanan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Instansi yang menangani perizinan. (3) Dalam penyelenggaraan perizinan dibentuk tim untuk melakukan verifikasi izin. (4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VI PENYELENGGARAAN PERIZINAN Bagian Kesatu Kegiatan dan/atau Usaha yang Tidak Wajib Izin Pasal 7 Setiap kegiatan dan/atau usaha wajib memiliki izin, kecuali: a. kegiatan yang berlokasi di dalam Kawasan Industri, Kawasan Berikat, dan Kawasan Ekonomi Khusus; b. kegiatan yang berada di dalam bangunan atau lingkungan yang telah memiliki izin gangguan; dan c. usaha mikro yang kegiatan usahanya di dalam bangunan atau persil yang dampak kegiatan usahanya tidak keluar dari bangunan atau persil. Bagian Kedua Masa Berlaku, Perubahan, dan Pencabutan Izin Pasal 8 (1) Izin berlaku selama perusahaan melakukan usahanya. (2) Terhadap izin yang diterbitkan, akan dilakukan monitoring dan evaluasi berkala setiap 5 ( lima ) tahun sekali.
  • 8. (3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan setiap pelaku usaha yang telah memiliki izin gangguan, wajib melakukan daftar ulang izin gangguan setiap 5 ( lima ) tahun sekali. (4) Tatacara dan mekanisme daftar ulang izin gangguan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 9 (1) Setiap pelaku usaha wajib mengajukan permohonan perubahan izin dalam hal melakukan perubahan yang berdampak pada peningkatan gangguan dari sebelumnya sebagai akibat dari: a. perubahan sarana usaha; b. penambahan kapasitas usaha; c. perluasan lahan dan bangunan usaha; dan/atau d. perubahan waktu atau durasi operasi usaha. (2) Dalam hal terjadi perubahan pemanfaatan ruang di sekitar lokasi usahanya setelah diterbitkan izin, pelaku usaha tidak wajib mengajukan permohonan perubahan izin. (3) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi oleh pelaku usaha, Pemerintah Daerah dapat mencabut Izin Usaha. BAB VII PERAN MASYARAKAT Bagian Kesatu Sosialisasi Pasal 10 (1) Sebelum mengajukan izin pelaku usaha harus mengadakan sosialisasi kepada para tetangga yang berbatasan disekitar lokasi perusahaan dan warga masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak langsung dari pelaksanaan kegiatan. (2) Dalam sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipaparkan dan dijelaskan tentang rencana kegiatan usaha yang meliputi : a. Status Perusahaan; b. Status kepemilikan lahan/bangunan; c. Alat-alat yang digunakan; d. Bahan-bahan yang digunakan baik bahan untuk operasional alat-alat maupun bahan untuk produksi; e. Limbah yang akan dihasilkan;
  • 9. f. Rencana Pengelolaan limbah; g. Produk yang dihasilkan; dan h. Tenaga Kerja yang dibutuhkan. (3) Pada saat sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri masyarakat di sekitar lokasi usaha, pejabat setempat (Kepala Desa/Kepala Kelurahan, Ketua RT, Ketua RW) dan Dinas Instansi terkait serta dibuatkan daftar hadir. (4) Hasil sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan ke dalam Berita Acara yang memuat Kesepakatan Bersama antara pengusaha dengan masyarakat, saran dan pendapat hasil musyawarah . (5) Dikecualikan dari kewajiban untuk mengadakan sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bagi Usaha Kecil yang kegiatan usahanya di dalam bangunan atau persil yang dampak kegiatan usahanya tidak keluar dari bangunan atau persil. (6) Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya diwajibkan untuk mendapatkan persetujuan dari para tetangga yang berbatasan langsung dengan lokasi usaha. Bagian Kedua Pengaduan Pasal 11 (1) Warga masyarakat yang berdekatan dengan lokasi usaha dan/atau terkena dampak langsung yang diakibatkan dari pelaksanaan kegiatan /usaha dapat menyampaikan pengaduan berupa keberatan terhadap rencana pendirian usaha. (2) Atas kegiatan usaha yang telah memiliki izin, masyarakat dapat mengajukan keberatan apabila dampak lingkungan dan pengelolaannya ternyata tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara pengusaha dengan masyarakat. (3) Pengaduan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) disampaikan kepada SKPD yang membidangi urusan Lingkungan Hidup. (4) Pengaduan yang tidak berhubungan dengan suatu pelaksanaan kegiatan usaha tidak dapat diterima.
  • 10. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan izin, Bupati dapat membentuk Tim Pengawasan atau Pejabat tertentu dengan tugas operasional yang telah ditetapkan. BAB IX SANKSI Bagian Kesatu Sanksi Administrasi Pasal 13 (1) Pelanggaran terhadap Pasal 9, dikenakan sanksi administrasi berupa peringatan secara tertulis. (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing- masing 7 (tujuh) hari kerja. (3) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada pemilik usaha dan ditempelkan ditempat usaha. Pasal 14 (1) Apabila pemegang izin tidak mengindahkan peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 maka izin yang bersangkutan dibekukan. (2) Pembekuan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara penyegelan terhadap tempat yang digunakan untuk operasional usaha. (3) Jangka waktu pembekuan izin berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal dikeluarkannya penetapan pembekuan izin. (4) Izin yang telah dibekukan dapat dicabut kembali apabila pemilik izin telah mengindahkan peringatan serta telah melakukan perbaikan dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
  • 11. Bagian Kedua Pencabutan Izin Pasal 15 Pencabutan izin dilaksanakan apabila peringatan tertulis dan pembekuan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat (1) tidak diindahkan oleh Pemegang Izin. Pasal 16 Penjatuhan / pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 dilakukan oleh SKPD yang membidangi perizinan. Bagian Keempat Penutupan Tempat Usaha Pasal 17 Penutupan tempat usaha dilakukan dalam hal: a. Pendirian dilakukan tanpa izin; b. Izin telah dicabut; atau c. tidak melakukan daftar ulang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 18 (1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan menimbulkan gangguan terhadap masyarakat diancam dengan pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
  • 12. a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas ; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut ; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana; g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. menghentikan penyidikan ; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan. BAB XII P E N U T U P Pasal 20 (1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 23 Tahun 2002 tentang Izin Gangguan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
  • 13. (2) Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 23 Tahun 2002 tentang Izin Gangguan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini. Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klaten. Ditetapkan di Klaten pada tanggal BUPATI KLATEN, Cap ttd SUNARNA Diundangkan di Klaten pada tanggal Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLATEN, Cap ttd SARTIYASTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 NOMOR 16
  • 14. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN GANGGUAN I. UMUM Perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan disertai dengan semakin berkembangnya penggunaan teknologi sebagi sarana usaha maka diperlukan upaya pengendalian dampak - dampak lingkungan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang merusak kelestariannya. Upaya- upaya ini akan efektif apabila ada peran serta masyarakat secara aktif. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Izin Gangguan merupakan salah satu bentuk kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka pengendalian lingkungan hidup sekaligus sebagai upaya pemberian jaminan kepastian hukum bagi usaha. Dalam Peraturan Daerah ini keterlibataan masyarakat dalam setiap tahapan perizinan sudah diatur secara proposional sehingga diharapkan Peraturan Daerah ini mampu memberi keadilan dan kemanfaatan baik bagi masyarakat maupun dunia usaha. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas Huruf b
  • 15. Cukup jelas Huruf c Yang dimaksud dengan Analisis Dampak Lalu Lintas untuk selanjutnya disingkat ANDALALIN adalah hasil kajian mengenai dampak dari suatu kegiatan pembangunan dan pengoperasian kawasan terhadap lalu lintas yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan yang terdiri dari penyusunan Dokumen Kerangka Acuan, Dokumen Analisa Kinerja Lalu Lintas dan Dokumen Manajemen Rekayasa Lalu Lintas. Yang dimaksud dengan Dokumen Kerangka Acuan adalah konsep yang mendasari dilakukannya Analisa Kinerja Lalu Lintas. Yang dimaksud dengan Dokumen Analisa Kinerja Lalu lintas untuk selanjutnya disingkat AKLL adalah hasil telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak dari suatu kegiatan pembangunan dan/atau pengoperasian kawasan terhadap penyelenggaraan lalu lintas di jalan. Yang dimaksud dengan Dokumen Manajemen Rekayasa Lalu Lintas adalah dokumen yang menguraikan bentuk-bentuk pemecahan permasalahan lalu lintas akibat keberadaan suatu kawasan. Huruf d Yang dimaksud dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Yang dimaksud dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Yang dimaksud dengan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat SPPL adalah
  • 16. surat kesanggupan pengusaha mikro (yang tidak wajib AMDAL dan UKL-UPL) untuk mengelola lingkungan hidup. Huruf e Cukup jelas Ayat (2) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Huruf a Yang dimaksud dengan Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Yang dimaksud dengan Kawasan Berikat adalah suatu bangunan,tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang
  • 17. didalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun, perekayasaan,penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesia lainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor. Yang dimaksud dengan Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hokum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomiandan memperoleh fasilitas tertentu. Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Yang memberikan persetujuan dalam berita acara adalah pemilik hak atas tanah yang namanya tercantum sebagai Kepala Keluarga berdasarkan Kartu Keluarga yang berlaku. Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas
  • 18. Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 88