1. Laporan Praktikum Waktu Praktik: Selasa, 15 September 2009
Bioremediasi Dosen : Dodit
BIOREMEDIASI AIR
Oleh :
Dhinny Rizky Amalia
J3M207072 (P2)
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
2. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi
oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur
kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada
banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan
beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
• Biostimulasi yaitu nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas,
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat
pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air
atau tanah tersebut.
• Bioaugmentasi, yaitu mikroorganisme yang dapat membantu
membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam
menghilangkan kontaminasi di suatu tempat.
• Bioremediasi Intrinsik, yaitu bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di
dalam air atau tanah yang tercemar.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik
secara visual maupun pengujian.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah,
3. yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memulihkan air dari pencemarnya dengan
menggunakan inokulum dan eceng gondok.
4. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquarium, aerator,
tanah inokulum, sendok makan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu
air, bahan pencemar, bioindikator yaitu ikan mas, kiambang.
2.2 Cara Kerja
Menyediakan aquarium sejumlah 8 buah. Membersihkan masing-masing
aquarium dengan menggosoknya dan membilasnya. Memberikan air ke dalam
aquarium sebanyak ½ sampai ¾ ketinggian aquarium. Memasukan 6 – 7 ekor ikan
mas masing-masing ke dalam masing-masing aquarium. Lalu masukan kiambang
sebagai bioremediator ke tiap aquarium. Kemudian masukan bahan pencemar
sesuai dengan konsenterasi yang diamati dan memberikan inokulum yang cukup
ke dalam aquarium. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada tiap
aquarium yang berbeda bahan pencemar hingga 1 minggu.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. 1 Hasil Pengamatan Praktikum
Pencemar Perlakuan
Hari Pengamatan Ikan Mas Hidup Kondisi Aquarium
1 2 3 4 5 6 Tanaman kiambang Warna Air Bau
- Kontrol 6 ekor 6 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor Hidup Bening Berbau
Oli
- ½ sendok oli
- Kiambang
- Inokulum
7 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 4 daun Hijau Lumut Tidak Berbau
- 1 sendok Oli
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor - Mati Keruh Berbau
- 1 ½ sendok oli
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor - 3 batang Keruh Kecoklatan Berbau
- 2 sendok oli
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor - - - - - Mati Keruh Berbau
Solar
- 1 sendok solar
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 3 ekor - - - - Mati Keruh Kecoklatan Berbau
- 1 ½ sendok solar
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor - - - - - Mati Keruh Berbau
Bensin
- ½ sendok bensin
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 2 ekor - - - - Mati Keruh Kecoklatan Berbau
6. 3.2 Pembahasan
Dari data yang diperoleh dapat dilihat pada perlakuan kontrol ikan yang
tersisa hingga 1 minggu (6 hari) yaitu sebanyak 3 ekor ikan mas, yaitu kematian
ikan terjadi pada hari ke tiga sebanyak 3 ekor ikan mas. Ikan mas yang mati ini
dapat diakibatkan karena tidak diberikan makan sehingga ikan mati kelaparan.
Sedangkan tanaman kiambang masih hidup hingga hari terakhir. Warna air di
dalam aquarium pun tidak terjadi perubahan, hal tersebut dapat diakibatkan dari
aquarium yang tidak dibersihkan. Sedangkan bau yang ditimbulkan dapat
diakibatkan oleh aktivitas mikroorganisme yang tumbuh di dalam aquarium serta
dari bangkai ikan mas yang mati.
Pada perlakuan dengan memberikan oli ke dalam air pada konsenterasi ½
sendok makan, ikan mas yang tersisa hingga hari terakhir berjumlah 3 ekor,
kiambang yang hidup hanya bersisa 4 helai daun, serta dengan kondisi warna
aquarium yaitu hijau lumut dan tidak berbau. Kematian ikan terjadi pada hari ke
dua yang berjumlah 4 ekor dari jumlah semula 7 ekor. Hal tersebut dapat terjadi
karena pemberian konsenterasi oli yang cukup ringan sehingga tidak banyak
mempengaruhi aktivitas ikan mas. Namun hal tersebut mempengaruhi kiambang,
hal tersebut di perlihatkan dengan matinya kiambang yang meyisakan 4 helai
daun. Pada perlakuan dengan memberikan oli sebanyak 1 sendok makan ke dalam
aquarium, tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir, dan dengan kondisi
aquarium yang berwarna keruh serta berbau tidak sedap. Kematian ikan terjadi
pada hari ke dua dan ke enam. Sedangkan pada perlakuan penambahan zat
pencemar yaitu 1 ½ sendok oli didapatkan hasil yaitu tidak terdapat ikan yang
hidup hingga hari terakhir, sedangkan pada kiambang yaitu tersisa 3 batang dan
kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan dan berbau. Kematian ikan terjadi pada
hari ke dua dan ke enam pengamatan yaitu dari berjumlah 6 ekor menjadi 2 ekor
dan hari ke enam hingga tidak ada yang hidup. Aquarium yang berwarna keruh
diakibatkan dari penambahan inokulum ke dalam aquarium dan aquarium yang
tidak dibersihkan selama pengamatan. Dan aquarium yang berbau diakibatkan
dari aktivitas mikroba. Pada pemberian konsenterasi 2 sendok oli didapatkan hasil
7. yaitu tidak terdapat ikan yang masih hidup hingga hari terakhir dengan kondisi
aquarium yang berwarna keruh dan berbau.
Pada penambahan zat pencemar berupa solar yang berbeda
konsenterasinya didapatkan hasil yang hampir serupa. Pada konsenterasi 1 sendok
solar tidak terdapat ikan yang di hidup hingga hari terakhir dan pada kiambang
terjadi hal yang sama yaitu mati. Sedangkan pada kondisi aquarium yaitu keruh
kecoklatan dan berbau. Pada penambahan zat pencemar sebanyak 1 ½ sendok
solar didapatkan hasil yaitu tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir,
kiambang yang mati dengan kondisi aquarium yang keruh dan berbau.
Sedangkan pada penambahan zat pencemar yaitu bensin, terdapat
keterbatasan data hasil pengamatan yaitu hanya ada hasil pengamatan pada ½
dengan hasil pengamatan yaitu tidak terdapat ikan dan kiambang yang hidup
hingga hari terakhir . Sedangkan pada kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan
dan berbau.
Dengan demikian dapat dilihat tingkat pencemaran solar yang paling
tinggi dibandingkan dengan oli dan bensin. Hal ini dapat dilihat dari hari
kematiaan ikan yang diberikan zat pencemar, pada solar kematian ikan pada
konsenterasi paling rendah pada hari kedua, hal ini terbilang cepat dibandingkan
dengan zat pencemar lain. Sehingga jika terdapat pencemaran solar pada suatu
daerah perairan pengananan yang cepat dan baik harus dilakukan agar tidak
merusak habitat peraira, selain itu mikroba yang menjadi inokulum harus yang
benar-benar cepat dalam mendegradasi solar tersebut.
Sumber pencemaran air pada umumnya berasal dari limbah pemukiman,
limbah pertanian dan limbah industri, selain itu juga terdapat limbah
pertambangan. Indikasi Pencemaran Air, yaitu perubahan pH (tingkat keasaman /
konsentrasi ion hidrogen), air normal yang memenuhi syarat untuk suatu
kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Perubahan warna,
bau dan rasa air normal dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak
bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan
salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan
8. merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal dari
limbah industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Timbulnya endapan, koloid
dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah
industri yang berbentuk padat.
Penanggulangan dapat dilakukan dengan tidak membuang zat pencemar
yang berupa limbah maupun tidak ke dalam air pada sungai, danau, selokan
maupun laut secara berlebihan. Pada bidang pertanian pemakaian pupuk dan
pestisida dengan dosis yang benar dapat mencegah terjadinya pencemaran, namun
bila berlebihan dapat merusak lingkungan. Tidak menggunakan detergent yang
mengandung fosfat karena dapat menyebabkan eutrofikasi. Mengurangi
penggunaan logam berat karena dapat terakumulasi dalam tubuh jika mencemari
lingkungan sekitar dan mengolahnya sebelum dibuang.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan limbah-limbah
dan mengolahnya terlebih dahulu hingga kandungan zat pencemar turun sehingga
dapat digunakan dalam proses industry kembali, atau dapat dikatakan setiap
industry wajib memiliki IPAL. Pada industry pertambangan dapat menggunakan
bahan yang ramah lingkungan dan diharuskan membangun Instalasi Pengolahan
Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah terlebih dahulu menjadi
limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah
pertambangan. . Mendaur ulang segala sesuatu yang dapat digunakan sehingga
tidak mencemari lingkungan. Jika limbah berupa limbah organik dapat digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan kompos atau pupuk yang dapat dimanfaakan
mikroorganisme tanah.
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan
pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As),
kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air
raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO
dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2
dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti
asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-
9. bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang
berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke
dalam pencernaan atau melalui kulit. Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat
dalam air di alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam
jumlah kecil (sensial) diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh-
tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh
tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk
tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama
bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung
bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan
bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan
pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan
pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri,
kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacammacam penyakit kulit.
Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air
rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau
kotoran hewan.
10. KESIMPULAN
Dari data dan pembahasan yang sudah diketahui, dapat disimpulkan bahwa
pencemar yang sangat merusak lingkungan dan memerlukan waktu bioremediasi
yang cukup lama secara berurutan yaitu bensin, solar, oli. Dengan demikian
apabila terjadi pencemaran bahan-bahan tersebut harus segera diatasi karena dapat
merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.Pencemaran Air.Jakarta:http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_
air. (30 Oktober 2009)
Anomim.2005.Sumber Pencemaran Air.http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.
(30 Oktober 2009)
Anonim.2009.Remediasi.http://id.wikipedia.org/wiki/remediasi. (27 Oktober
2009)
Lutfi, Ahmad.2009. Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan
Pengolahan Limbah.http://www.chem-is-try.org.(30 Oktober 2009)
- .2009.Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan, Tumbuh-
tumbuhan dan Manusia.http://www.che-is.try.org. (30 Oktober
2009)