SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Laporan Praktikum Waktu Praktik: Selasa, 15 September 2009
Bioremediasi Dosen : Dodit
BIOREMEDIASI AIR
Oleh :
Dhinny Rizky Amalia
J3M207072 (P2)
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi
oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur
kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada
banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan
beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
• Biostimulasi yaitu nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas,
ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat
pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air
atau tanah tersebut.
• Bioaugmentasi, yaitu mikroorganisme yang dapat membantu
membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam
menghilangkan kontaminasi di suatu tempat.
• Bioremediasi Intrinsik, yaitu bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di
dalam air atau tanah yang tercemar.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik
secara visual maupun pengujian.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah,
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memulihkan air dari pencemarnya dengan
menggunakan inokulum dan eceng gondok.
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquarium, aerator,
tanah inokulum, sendok makan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu
air, bahan pencemar, bioindikator yaitu ikan mas, kiambang.
2.2 Cara Kerja
Menyediakan aquarium sejumlah 8 buah. Membersihkan masing-masing
aquarium dengan menggosoknya dan membilasnya. Memberikan air ke dalam
aquarium sebanyak ½ sampai ¾ ketinggian aquarium. Memasukan 6 – 7 ekor ikan
mas masing-masing ke dalam masing-masing aquarium. Lalu masukan kiambang
sebagai bioremediator ke tiap aquarium. Kemudian masukan bahan pencemar
sesuai dengan konsenterasi yang diamati dan memberikan inokulum yang cukup
ke dalam aquarium. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada tiap
aquarium yang berbeda bahan pencemar hingga 1 minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. 1 Hasil Pengamatan Praktikum
Pencemar Perlakuan
Hari Pengamatan Ikan Mas Hidup Kondisi Aquarium
1 2 3 4 5 6 Tanaman kiambang Warna Air Bau
- Kontrol 6 ekor 6 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor Hidup Bening Berbau
Oli
- ½ sendok oli
- Kiambang
- Inokulum
7 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 4 daun Hijau Lumut Tidak Berbau
- 1 sendok Oli
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor - Mati Keruh Berbau
- 1 ½ sendok oli
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor - 3 batang Keruh Kecoklatan Berbau
- 2 sendok oli
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor - - - - - Mati Keruh Berbau
Solar
- 1 sendok solar
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 3 ekor - - - - Mati Keruh Kecoklatan Berbau
- 1 ½ sendok solar
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor - - - - - Mati Keruh Berbau
Bensin
- ½ sendok bensin
- Inokulum
- Kiambang
6 ekor 2 ekor - - - - Mati Keruh Kecoklatan Berbau
3.2 Pembahasan
Dari data yang diperoleh dapat dilihat pada perlakuan kontrol ikan yang
tersisa hingga 1 minggu (6 hari) yaitu sebanyak 3 ekor ikan mas, yaitu kematian
ikan terjadi pada hari ke tiga sebanyak 3 ekor ikan mas. Ikan mas yang mati ini
dapat diakibatkan karena tidak diberikan makan sehingga ikan mati kelaparan.
Sedangkan tanaman kiambang masih hidup hingga hari terakhir. Warna air di
dalam aquarium pun tidak terjadi perubahan, hal tersebut dapat diakibatkan dari
aquarium yang tidak dibersihkan. Sedangkan bau yang ditimbulkan dapat
diakibatkan oleh aktivitas mikroorganisme yang tumbuh di dalam aquarium serta
dari bangkai ikan mas yang mati.
Pada perlakuan dengan memberikan oli ke dalam air pada konsenterasi ½
sendok makan, ikan mas yang tersisa hingga hari terakhir berjumlah 3 ekor,
kiambang yang hidup hanya bersisa 4 helai daun, serta dengan kondisi warna
aquarium yaitu hijau lumut dan tidak berbau. Kematian ikan terjadi pada hari ke
dua yang berjumlah 4 ekor dari jumlah semula 7 ekor. Hal tersebut dapat terjadi
karena pemberian konsenterasi oli yang cukup ringan sehingga tidak banyak
mempengaruhi aktivitas ikan mas. Namun hal tersebut mempengaruhi kiambang,
hal tersebut di perlihatkan dengan matinya kiambang yang meyisakan 4 helai
daun. Pada perlakuan dengan memberikan oli sebanyak 1 sendok makan ke dalam
aquarium, tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir, dan dengan kondisi
aquarium yang berwarna keruh serta berbau tidak sedap. Kematian ikan terjadi
pada hari ke dua dan ke enam. Sedangkan pada perlakuan penambahan zat
pencemar yaitu 1 ½ sendok oli didapatkan hasil yaitu tidak terdapat ikan yang
hidup hingga hari terakhir, sedangkan pada kiambang yaitu tersisa 3 batang dan
kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan dan berbau. Kematian ikan terjadi pada
hari ke dua dan ke enam pengamatan yaitu dari berjumlah 6 ekor menjadi 2 ekor
dan hari ke enam hingga tidak ada yang hidup. Aquarium yang berwarna keruh
diakibatkan dari penambahan inokulum ke dalam aquarium dan aquarium yang
tidak dibersihkan selama pengamatan. Dan aquarium yang berbau diakibatkan
dari aktivitas mikroba. Pada pemberian konsenterasi 2 sendok oli didapatkan hasil
yaitu tidak terdapat ikan yang masih hidup hingga hari terakhir dengan kondisi
aquarium yang berwarna keruh dan berbau.
Pada penambahan zat pencemar berupa solar yang berbeda
konsenterasinya didapatkan hasil yang hampir serupa. Pada konsenterasi 1 sendok
solar tidak terdapat ikan yang di hidup hingga hari terakhir dan pada kiambang
terjadi hal yang sama yaitu mati. Sedangkan pada kondisi aquarium yaitu keruh
kecoklatan dan berbau. Pada penambahan zat pencemar sebanyak 1 ½ sendok
solar didapatkan hasil yaitu tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir,
kiambang yang mati dengan kondisi aquarium yang keruh dan berbau.
Sedangkan pada penambahan zat pencemar yaitu bensin, terdapat
keterbatasan data hasil pengamatan yaitu hanya ada hasil pengamatan pada ½
dengan hasil pengamatan yaitu tidak terdapat ikan dan kiambang yang hidup
hingga hari terakhir . Sedangkan pada kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan
dan berbau.
Dengan demikian dapat dilihat tingkat pencemaran solar yang paling
tinggi dibandingkan dengan oli dan bensin. Hal ini dapat dilihat dari hari
kematiaan ikan yang diberikan zat pencemar, pada solar kematian ikan pada
konsenterasi paling rendah pada hari kedua, hal ini terbilang cepat dibandingkan
dengan zat pencemar lain. Sehingga jika terdapat pencemaran solar pada suatu
daerah perairan pengananan yang cepat dan baik harus dilakukan agar tidak
merusak habitat peraira, selain itu mikroba yang menjadi inokulum harus yang
benar-benar cepat dalam mendegradasi solar tersebut.
Sumber pencemaran air pada umumnya berasal dari limbah pemukiman,
limbah pertanian dan limbah industri, selain itu juga terdapat limbah
pertambangan. Indikasi Pencemaran Air, yaitu perubahan pH (tingkat keasaman /
konsentrasi ion hidrogen), air normal yang memenuhi syarat untuk suatu
kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Perubahan warna,
bau dan rasa air normal dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak
bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan
salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan
merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal dari
limbah industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Timbulnya endapan, koloid
dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah
industri yang berbentuk padat.
Penanggulangan dapat dilakukan dengan tidak membuang zat pencemar
yang berupa limbah maupun tidak ke dalam air pada sungai, danau, selokan
maupun laut secara berlebihan. Pada bidang pertanian pemakaian pupuk dan
pestisida dengan dosis yang benar dapat mencegah terjadinya pencemaran, namun
bila berlebihan dapat merusak lingkungan. Tidak menggunakan detergent yang
mengandung fosfat karena dapat menyebabkan eutrofikasi. Mengurangi
penggunaan logam berat karena dapat terakumulasi dalam tubuh jika mencemari
lingkungan sekitar dan mengolahnya sebelum dibuang.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan limbah-limbah
dan mengolahnya terlebih dahulu hingga kandungan zat pencemar turun sehingga
dapat digunakan dalam proses industry kembali, atau dapat dikatakan setiap
industry wajib memiliki IPAL. Pada industry pertambangan dapat menggunakan
bahan yang ramah lingkungan dan diharuskan membangun Instalasi Pengolahan
Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah terlebih dahulu menjadi
limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah
pertambangan. . Mendaur ulang segala sesuatu yang dapat digunakan sehingga
tidak mencemari lingkungan. Jika limbah berupa limbah organik dapat digunakan
sebagai bahan untuk pembuatan kompos atau pupuk yang dapat dimanfaakan
mikroorganisme tanah.
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan
pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As),
kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air
raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO
dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2
dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti
asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-
bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang
berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke
dalam pencernaan atau melalui kulit. Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat
dalam air di alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam
jumlah kecil (sensial) diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh-
tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh
tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk
tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama
bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung
bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan
bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan
pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan
pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri,
kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacammacam penyakit kulit.
Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air
rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau
kotoran hewan.
KESIMPULAN
Dari data dan pembahasan yang sudah diketahui, dapat disimpulkan bahwa
pencemar yang sangat merusak lingkungan dan memerlukan waktu bioremediasi
yang cukup lama secara berurutan yaitu bensin, solar, oli. Dengan demikian
apabila terjadi pencemaran bahan-bahan tersebut harus segera diatasi karena dapat
merusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.Pencemaran Air.Jakarta:http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_
air. (30 Oktober 2009)
Anomim.2005.Sumber Pencemaran Air.http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.
(30 Oktober 2009)
Anonim.2009.Remediasi.http://id.wikipedia.org/wiki/remediasi. (27 Oktober
2009)
Lutfi, Ahmad.2009. Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan
Pengolahan Limbah.http://www.chem-is-try.org.(30 Oktober 2009)
- .2009.Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan, Tumbuh-
tumbuhan dan Manusia.http://www.che-is.try.org. (30 Oktober
2009)

More Related Content

What's hot

Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)
Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)
Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)tani57
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copyandika anjas
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)tani57
 
Sejarah ekologi
Sejarah ekologiSejarah ekologi
Sejarah ekologichandsu
 
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi BasiMembuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi BasiBunda Ratri
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahWarnet Raha
 
Ekologi manusia
Ekologi manusiaEkologi manusia
Ekologi manusiaardinmarL
 
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di IndonesiaBlak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di IndonesiaF W
 

What's hot (20)

Pencemaran Tanah-Fisika Lingkungan
Pencemaran Tanah-Fisika LingkunganPencemaran Tanah-Fisika Lingkungan
Pencemaran Tanah-Fisika Lingkungan
 
Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)
Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)
Sistem Budidaya Akuaponik (Alfayu Anastasia M)
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copyDampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan   copy
Dampak pembangkit listrik tenaga air terhadap lingkungan copy
 
Konsep ekologi
Konsep ekologiKonsep ekologi
Konsep ekologi
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
 
Sejarah ekologi
Sejarah ekologiSejarah ekologi
Sejarah ekologi
 
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi BasiMembuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
Membuat Mikroorganisme Lokal Dari Nasi Basi
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanah
 
Pangan tradisional
Pangan tradisionalPangan tradisional
Pangan tradisional
 
Ekologi manusia
Ekologi manusiaEkologi manusia
Ekologi manusia
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di IndonesiaBlak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
Blak Blakan Soal Ketahanan Pangan di Indonesia
 
Ekologi Populasi
Ekologi PopulasiEkologi Populasi
Ekologi Populasi
 

Similar to Bioremediasi air

PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptTIRASBALYO
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptRizkyNazty
 
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).pptPENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).pptTIRASBALYO
 
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHRespon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHDian Novi. L
 
Bahaya Pencemaran
Bahaya PencemaranBahaya Pencemaran
Bahaya Pencemaranyudi3456
 
Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5   Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5 Sebagai Pelajar
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmgPlh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmgEka Ipud
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxElMa426365
 
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...ssuser0ad02e
 
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptxLimbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptxPutriLestari652855
 
Geografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran AirGeografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran AirNur Rachmawati
 
NOTA IKAN HIASAN 2
NOTA IKAN HIASAN 2NOTA IKAN HIASAN 2
NOTA IKAN HIASAN 2Ct Noreha
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Avi II
 

Similar to Bioremediasi air (20)

Jenis pencemaran air
Jenis pencemaran airJenis pencemaran air
Jenis pencemaran air
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).pptPENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK  2020 (1).ppt
PENDAHULUAN KULIAH PENC LINGK 2020 (1).ppt
 
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPHRespon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
Respon Biota Akuatik terhadap Limbah Industri Pertanian,Tekstil, dan Limbah RPH
 
Ipa7 kd9-b
Ipa7 kd9-bIpa7 kd9-b
Ipa7 kd9-b
 
Bahaya Pencemaran
Bahaya PencemaranBahaya Pencemaran
Bahaya Pencemaran
 
Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5   Keseimbangan lingkungan kel. 5
Keseimbangan lingkungan kel. 5
 
Kecambah
KecambahKecambah
Kecambah
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmgPlh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
Plh rangkuman air, tanah, udara dan global warmg
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Laporan toksikologi
Laporan toksikologiLaporan toksikologi
Laporan toksikologi
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
 
Pencemaran
PencemaranPencemaran
Pencemaran
 
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...HAZIMAN ( G2M1 19012 )            TUGAS  POWER POINT  MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...
 
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptxLimbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
 
Geografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran AirGeografi Pencemaran Air
Geografi Pencemaran Air
 
NOTA IKAN HIASAN 2
NOTA IKAN HIASAN 2NOTA IKAN HIASAN 2
NOTA IKAN HIASAN 2
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Bioremediasi air

  • 1. Laporan Praktikum Waktu Praktik: Selasa, 15 September 2009 Bioremediasi Dosen : Dodit BIOREMEDIASI AIR Oleh : Dhinny Rizky Amalia J3M207072 (P2) PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
  • 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut: • Biostimulasi yaitu nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut. • Bioaugmentasi, yaitu mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. • Bioremediasi Intrinsik, yaitu bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah,
  • 3. yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk memulihkan air dari pencemarnya dengan menggunakan inokulum dan eceng gondok.
  • 4. METODOLOGI 2.1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquarium, aerator, tanah inokulum, sendok makan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu air, bahan pencemar, bioindikator yaitu ikan mas, kiambang. 2.2 Cara Kerja Menyediakan aquarium sejumlah 8 buah. Membersihkan masing-masing aquarium dengan menggosoknya dan membilasnya. Memberikan air ke dalam aquarium sebanyak ½ sampai ¾ ketinggian aquarium. Memasukan 6 – 7 ekor ikan mas masing-masing ke dalam masing-masing aquarium. Lalu masukan kiambang sebagai bioremediator ke tiap aquarium. Kemudian masukan bahan pencemar sesuai dengan konsenterasi yang diamati dan memberikan inokulum yang cukup ke dalam aquarium. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada tiap aquarium yang berbeda bahan pencemar hingga 1 minggu.
  • 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. 1 Hasil Pengamatan Praktikum Pencemar Perlakuan Hari Pengamatan Ikan Mas Hidup Kondisi Aquarium 1 2 3 4 5 6 Tanaman kiambang Warna Air Bau - Kontrol 6 ekor 6 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor Hidup Bening Berbau Oli - ½ sendok oli - Kiambang - Inokulum 7 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 4 daun Hijau Lumut Tidak Berbau - 1 sendok Oli - Inokulum - Kiambang 6 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor 3 ekor - Mati Keruh Berbau - 1 ½ sendok oli - Inokulum - Kiambang 6 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor 2 ekor - 3 batang Keruh Kecoklatan Berbau - 2 sendok oli - Inokulum - Kiambang 6 ekor - - - - - Mati Keruh Berbau Solar - 1 sendok solar - Inokulum - Kiambang 6 ekor 3 ekor - - - - Mati Keruh Kecoklatan Berbau - 1 ½ sendok solar - Inokulum - Kiambang 6 ekor - - - - - Mati Keruh Berbau Bensin - ½ sendok bensin - Inokulum - Kiambang 6 ekor 2 ekor - - - - Mati Keruh Kecoklatan Berbau
  • 6. 3.2 Pembahasan Dari data yang diperoleh dapat dilihat pada perlakuan kontrol ikan yang tersisa hingga 1 minggu (6 hari) yaitu sebanyak 3 ekor ikan mas, yaitu kematian ikan terjadi pada hari ke tiga sebanyak 3 ekor ikan mas. Ikan mas yang mati ini dapat diakibatkan karena tidak diberikan makan sehingga ikan mati kelaparan. Sedangkan tanaman kiambang masih hidup hingga hari terakhir. Warna air di dalam aquarium pun tidak terjadi perubahan, hal tersebut dapat diakibatkan dari aquarium yang tidak dibersihkan. Sedangkan bau yang ditimbulkan dapat diakibatkan oleh aktivitas mikroorganisme yang tumbuh di dalam aquarium serta dari bangkai ikan mas yang mati. Pada perlakuan dengan memberikan oli ke dalam air pada konsenterasi ½ sendok makan, ikan mas yang tersisa hingga hari terakhir berjumlah 3 ekor, kiambang yang hidup hanya bersisa 4 helai daun, serta dengan kondisi warna aquarium yaitu hijau lumut dan tidak berbau. Kematian ikan terjadi pada hari ke dua yang berjumlah 4 ekor dari jumlah semula 7 ekor. Hal tersebut dapat terjadi karena pemberian konsenterasi oli yang cukup ringan sehingga tidak banyak mempengaruhi aktivitas ikan mas. Namun hal tersebut mempengaruhi kiambang, hal tersebut di perlihatkan dengan matinya kiambang yang meyisakan 4 helai daun. Pada perlakuan dengan memberikan oli sebanyak 1 sendok makan ke dalam aquarium, tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir, dan dengan kondisi aquarium yang berwarna keruh serta berbau tidak sedap. Kematian ikan terjadi pada hari ke dua dan ke enam. Sedangkan pada perlakuan penambahan zat pencemar yaitu 1 ½ sendok oli didapatkan hasil yaitu tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir, sedangkan pada kiambang yaitu tersisa 3 batang dan kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan dan berbau. Kematian ikan terjadi pada hari ke dua dan ke enam pengamatan yaitu dari berjumlah 6 ekor menjadi 2 ekor dan hari ke enam hingga tidak ada yang hidup. Aquarium yang berwarna keruh diakibatkan dari penambahan inokulum ke dalam aquarium dan aquarium yang tidak dibersihkan selama pengamatan. Dan aquarium yang berbau diakibatkan dari aktivitas mikroba. Pada pemberian konsenterasi 2 sendok oli didapatkan hasil
  • 7. yaitu tidak terdapat ikan yang masih hidup hingga hari terakhir dengan kondisi aquarium yang berwarna keruh dan berbau. Pada penambahan zat pencemar berupa solar yang berbeda konsenterasinya didapatkan hasil yang hampir serupa. Pada konsenterasi 1 sendok solar tidak terdapat ikan yang di hidup hingga hari terakhir dan pada kiambang terjadi hal yang sama yaitu mati. Sedangkan pada kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan dan berbau. Pada penambahan zat pencemar sebanyak 1 ½ sendok solar didapatkan hasil yaitu tidak terdapat ikan yang hidup hingga hari terakhir, kiambang yang mati dengan kondisi aquarium yang keruh dan berbau. Sedangkan pada penambahan zat pencemar yaitu bensin, terdapat keterbatasan data hasil pengamatan yaitu hanya ada hasil pengamatan pada ½ dengan hasil pengamatan yaitu tidak terdapat ikan dan kiambang yang hidup hingga hari terakhir . Sedangkan pada kondisi aquarium yaitu keruh kecoklatan dan berbau. Dengan demikian dapat dilihat tingkat pencemaran solar yang paling tinggi dibandingkan dengan oli dan bensin. Hal ini dapat dilihat dari hari kematiaan ikan yang diberikan zat pencemar, pada solar kematian ikan pada konsenterasi paling rendah pada hari kedua, hal ini terbilang cepat dibandingkan dengan zat pencemar lain. Sehingga jika terdapat pencemaran solar pada suatu daerah perairan pengananan yang cepat dan baik harus dilakukan agar tidak merusak habitat peraira, selain itu mikroba yang menjadi inokulum harus yang benar-benar cepat dalam mendegradasi solar tersebut. Sumber pencemaran air pada umumnya berasal dari limbah pemukiman, limbah pertanian dan limbah industri, selain itu juga terdapat limbah pertambangan. Indikasi Pencemaran Air, yaitu perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen), air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Perubahan warna, bau dan rasa air normal dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan
  • 8. merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal dari limbah industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Penanggulangan dapat dilakukan dengan tidak membuang zat pencemar yang berupa limbah maupun tidak ke dalam air pada sungai, danau, selokan maupun laut secara berlebihan. Pada bidang pertanian pemakaian pupuk dan pestisida dengan dosis yang benar dapat mencegah terjadinya pencemaran, namun bila berlebihan dapat merusak lingkungan. Tidak menggunakan detergent yang mengandung fosfat karena dapat menyebabkan eutrofikasi. Mengurangi penggunaan logam berat karena dapat terakumulasi dalam tubuh jika mencemari lingkungan sekitar dan mengolahnya sebelum dibuang. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan limbah-limbah dan mengolahnya terlebih dahulu hingga kandungan zat pencemar turun sehingga dapat digunakan dalam proses industry kembali, atau dapat dikatakan setiap industry wajib memiliki IPAL. Pada industry pertambangan dapat menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan diharuskan membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah pertambangan. . Mendaur ulang segala sesuatu yang dapat digunakan sehingga tidak mencemari lingkungan. Jika limbah berupa limbah organik dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kompos atau pupuk yang dapat dimanfaakan mikroorganisme tanah. Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-
  • 9. bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit. Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil (sensial) diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh- tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan. Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia. Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacammacam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.
  • 10. KESIMPULAN Dari data dan pembahasan yang sudah diketahui, dapat disimpulkan bahwa pencemar yang sangat merusak lingkungan dan memerlukan waktu bioremediasi yang cukup lama secara berurutan yaitu bensin, solar, oli. Dengan demikian apabila terjadi pencemaran bahan-bahan tersebut harus segera diatasi karena dapat merusak lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2009.Pencemaran Air.Jakarta:http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_ air. (30 Oktober 2009) Anomim.2005.Sumber Pencemaran Air.http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full. (30 Oktober 2009) Anonim.2009.Remediasi.http://id.wikipedia.org/wiki/remediasi. (27 Oktober 2009) Lutfi, Ahmad.2009. Penanggulangan terhadap Terjadinya Pencemaran Air dan Pengolahan Limbah.http://www.chem-is-try.org.(30 Oktober 2009) - .2009.Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan, Tumbuh- tumbuhan dan Manusia.http://www.che-is.try.org. (30 Oktober 2009)