SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
PENERAPAN PEMBELAJARAN SISWA AKTIF
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Sastra dan
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Drs. M. Ismail S
Disusun Oleh
Noor Fitriani Jayanti
K7111139
5B
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
A. Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples
Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group
investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe
pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran
kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil
dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu.(Muslimin
Ibrahin, 2000 : 3)
Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh
modelpembelajaran yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran
merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat
media ini adalah untuk guru membantu dalam proses mengajar, mendekati situasi
dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan
mengajar lebih komunikatif dan menarik.
Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di
sebutExamples And Non-Examples merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini
disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi
sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.
Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar
merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang
dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola
pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran
dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan
pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar.
Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe
example non example adalah:
“Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan
contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar
lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk
menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat
membuat konsep yang esensial.”
Gambar juga mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar,
yakni untuk mempermudah dan membantu siswa dalam membangkitkan
imajinasinya dalam belajar. Selain itu dengan mengggunakan gambar siswa dapat
melatih mencari dan memilih urutan yang logis sesuai dengan materi yang
diajarkan. Dengan demikian dalam Model Pembelajaran Examples Non
Examples tercakup teori belajar konstruktivisme.
Teori konstruktivisme ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan segala sesuatu
untuk dirinya, berusahadengan susah payah dengan ide-ide (Slavin
dalam Nur dan Wikandari,2002: 8).
Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide
mereka sendiri. Dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga
yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa
sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur dan Wikandari, 2002 : 8).
Examples non Examples merupakan model pembelajaran dengan
mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan petunjuk guru
siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi
(Suyatno, 2009 : 73)
Model Pembelajaran Example Non Examples menggunakan gambar dapat
melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar
yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang
berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.
Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih
menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di
kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan
aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ;
kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan
kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.
Selanjutnya Slavin dan Chotimah (2007 : 1) dijelaskan bahwa examples
non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan
Kompetensi Dasar.
Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari melalui dua
cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan
dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non
Examplesadalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan
menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example dan non-Examples dari suatu
definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya
sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu
yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-
Examplesmemberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap
example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju
pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. (Hamzah, 2005:113).
Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi
konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi
definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa
terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa
untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, maka menyiapkan pengalaman dengan contoh
dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan
lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (Suratno, 2009:1)
telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan
metode Example Non example, sebagai berikut:
a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelas-
kan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menya-
jikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa
yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang
tiap Examplesdan non-Examples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang
membuat kedua daftar itu berbeda.
b. Menyiapkan Examples dan non Examples tambahan, mengenai konsep yang
lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya
sehingga mampu memahami konsep yang baru.
c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan
konsepExamples dan non-Examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan
untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal
sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep
yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat
dari Examples danNon-Examples.
Berdasarkan hal di atas, maka penggunaan metode example non example
pada prinsipnya adalah upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan
mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh terhadap materi yang
sedang dipelajari.
Pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples memberi
ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap
muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap
muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota
kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan
kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing.
Pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples melatih siswa
untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini
sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh
sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan
kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan
berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara,
padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.
B. Langkah Kegiatan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 2/II
Alokasi Waktu :
I. Standar Kompetensi : Berbicara
6. Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan
benda dan bercerita
II. Kompetensi Dasar :
6.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain
III. Indikator :
6.1.1 Menyampaikan hal-hal yang diinginkan
6.1.2 Menyebutkan ciri-ciri hewan
IV. Tujuan Pembelajaran :
- Setelah melihat gambar yang disajikan oleh guru siswa dapat menyebutkan nama
hewan yang ada disekitar lingkungan kita
- Setelah melihat gambar siswa dapat mengetahui ciri ciri hewan yang ada
disekitar kita
V. Metode : Diskusi, Ceramah , Penugasan dan Tanya Jawab
VI. Materi : Gambar hewan dan cerita
VII. Langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Guru memberi salam pembuka.
2. Guru mengajak siswa berdoa bersama. Guru meminta salah seorang siswa
maju ke depan kelas untuk memimpin doa.
3. Guru mengabsen kehadiran siswa.
4. Guru mengajak siswa menyanyi lau Kelinciku.
5. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi yaitu menanyakan kembali
pelajaran yang lalu, menyampaikan pencapaian yang diharapkan kemudian
memberi dorongan kepada siswa.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru
bersama siswa.
7. Guru bertanya tentang binatang apa saja yang ada di lingkungan sekitar.
Binatang yang diketahui siswa. Guru menunjuk satu siswa untuk
menyebutkan satu nama hewan kemudian disusul siswa lain disebelahnya
dan seterusnya hingga siswa terakhir, setiap siswa menyebutkan satu nama
hewan.
8. Sesuai nomor 7, siswa berhitung seca bergantian kemudian siswa diminta
mengelompok sesuai angka yang disebutkan (Cara membentuk kelompok
tanpa ada “pilih kasih”)
9. Guru membagikan beberapa gambar hewan pada masing-masing
kelompok. Setiap kelompok minimal mendapat 2 gambar.
10. Siswa diminta menyebutkan dan menulis ciri-ciri hewan pada gambar
yang telah dibagikan.
11. Hasil deskrispi hewan pada tiap kelompok ditukarkan ke kelompok lain
untuk dikoreksi. Mencantumkan kelompok korektor pada lembar yang
dikoreksi. Setelah itu dikumpulkan kepada guru.
12. Setelah permainan terebut, guru meminta setiap kelompok membuat
deskripsi hewan yang telah disepakati pada lembar kertas. Hasil deskripsi
kemudian ditukarkan ke kelompok lain untuk ditebak hewan yang
dimaksud oleh kelompok lain.
13. Permainan gambar hewan tersebut diiringi dengan koreksi guru secara
tidak kentara.
14. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing seperti
semula.
15. Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita guru. Guru bercerita
“Mollyku Tersayang”.
16. Guru bercerita dengan gaya, ekspresi dan alat peraga yang sesuai sehingga
siswa tertarik untuk melihat dan mendengar guru bercerita. Gerak guru
saat bercerita tidak diam di tempat namun luwes menguasai ruang kelas
agar siswa merasa diperhatikan dan diajak berpartisipasi dalam cerita.
Komunikasi guru dengan siswa melalui cerita.
Cerita :
“Mollyku Tersayang”
Pada hari minggu pagi, aku bersepeda disekitar rumahku. Memakai kaos
merah dan celana training ku kayuh sepeda merahku sambil bernyanyi riang.
Tidak lupa aku membawa air minum yang ku letakkan di keranjang sepeda. Pelan-
pelan sepedaku melaju, sudah 30menit aku mengayuh sepeda. Keringan mulai
membasahi kaosku, rasa hauspun sudah mulai terasa. Kuputuskan untuk berhenti
di taman dan duduk sendiri di bangku dekat air mancur. Indah sekali pagi ini.
Cahaya matahari mulai mengintip dan terdengar kicauan burung. Kuambil air
minum yang kubawa dari rumah. Glek.. glek.. glek.. Terasa segar air membasahi
kerongkonganku, belum sampai habis kuteguk air di botol, Gedebukk !!! Ada
suara sesuatu yang jatuh ke tanah. Aku berjalan mencari sumber suara.
“Astaga!!” Aku menemukan seekor burung yang tergeletak di tanah.
Salah satu sayapnya berdarah. Aku membawanya pulang ke rumah.
Sampai di rumah, kakakku terkejut saat melihatku membawa burung
yang sedang sakit.
“Din, burung itu kenapa ?” Tanya kak Rino padaku.
“Tidak tahu, kak. Sayapnya berdarah.”
“Ya sudah, kita obati saja ya.” Kak Rino mengmbil kotak PPPK
kemudian menghampiriku lagi.
“Burung ini bagus ya, kak. Badannya kecil, bulunya bewarna cokelat,
paruhnya kecil dan lancip, suaranya juga kecil melengking.” Kataku pada Kak
Rino yang sibuk memberi anti-septik kemudian membalutkan perban.
“Kamu tahu apa nama burung yang kamu temukan ini, dik ?” Tanya
kak Rio setelah mengobati sayap burung.
“Tidak, kak. Namanya burung apa ?”
“Namanya burung gereja. Pemakan biji-bijian, bisa dilihat dari bentuk
paruhnya yang lancip. Burung ini sering berjalan-jalan di tanah dan melompat-
lompat kecil kemudian terbang. Bertengger berjajar di pohon dan berkicau
bersama. Disebut burung gereja karena sering bertengger dan berkeliaran di
pohon dekat gereja. Mungkn dulu aktu ditemukan pertama kali di pohon
gereja. Hehehe.. kakak juga kurang tahu, dik.”
“Oh.. Kakak tahu banyak ya tentang burung ini. Hehehe.. Boleh ya kita
merawat burung ini sampai sembuh, kak ? Atau kita pelihara sekalian saja ?”
“Kakak setuju saja, dik. Kita merawat burung ini hingga luka di
sayapnya sembuh, kalau burungnya mau dipelihara ya kita pelihara.”
“Memangnya burung ini tidak mau dipelihara, kak ?”
“Ya mungkin saja. Kan kita tidak bsa memaksa burung ini untuk mau tinggal
di sangkar, dik. Kalau dipaksa nanti burungnya kasihan. Jadi, kita tidak boleh
berbuat sesuka hati dan memaksakan meskpiun itu terhadap hewan.”
“Begitu ya, kak ? Baiklah, kita rawat hingga sembuh sampai
burungnya bisa terbang lagi.” Aku tersenyum.
“Itu baru namanya Dina, adik kak Rino ! Hehehe.. Mau kamu beri
nama apa burung ini ?”
“Ehhmm.. Beri nama apa ya, kak.. Aku beri nama Molly saja !!”
Kataku gembira sambil mengelus kepala Mollyku tersayang.
17. Guru memberi tugas individu kepada siswa untuk dikerjakan. Berikut
bentuk tugas untuk siswa :
a. Siapa yang besepeda ?
b. Dimana Dina berhenti dan duduk ?
c. Apa yang jatuh ke tanah ?
d. Mengapa burung itu jatuh ?
e. Diberi nama apa burung itu?
18. Tugas individu dikumpulkan kepada guru.
19. Guru melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dapat
dipahami oleh siswa.
20. Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan
memberi penguatan terhadap setiap poin kesimpulan.
21. Akhir pembelajaran, guru memberi pesan-pesan kepada siswa
kemudian ditutup dengan doa bersama dan salam penutup.

More Related Content

What's hot

5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)Yokhebed Fransisca
 
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendahshare with me
 
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada GuruModel Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada GuruDani Syahrial
 
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guruModel pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
 
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruKelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
 
Metode Pemmbelajaran yang Berpusat pada Siswa
Metode Pemmbelajaran yang Berpusat pada SiswaMetode Pemmbelajaran yang Berpusat pada Siswa
Metode Pemmbelajaran yang Berpusat pada SiswaMitha Ye Es
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranrizka_pratiwi
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaLaila Amru
 
Model model pembelajaran versi 1
Model model pembelajaran versi 1Model model pembelajaran versi 1
Model model pembelajaran versi 1Puryanto SS
 
Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2tsamarul_hizbi
 
Tugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayu
Tugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayuTugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayu
Tugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayuYusri Sairi
 
Kerja kursus teknik simulasi
Kerja kursus teknik simulasiKerja kursus teknik simulasi
Kerja kursus teknik simulasiMimiey Khairiey
 
Pendekatan Eklektik dan Komunikatif
Pendekatan Eklektik dan KomunikatifPendekatan Eklektik dan Komunikatif
Pendekatan Eklektik dan Komunikatifcg.Teha Amran
 
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFTUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFRafiza Diy
 
Model model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektifModel model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektifYusron Ayang
 
Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaran
Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaranPendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaran
Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaranBynaNie MaiRa
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaransaipul anam
 

What's hot (20)

5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)5 metode pembelajaran (lengkap)
5 metode pembelajaran (lengkap)
 
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
70473486 modul-bmm-3117-kaedah-pengajaran-bahasa-melayu-sekolah-rendah
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada GuruModel Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
Model Pembelajaran yang Berpusat Pada Guru
 
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guruModel pembelajaran yang berpusat pada guru
Model pembelajaran yang berpusat pada guru
 
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruKelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guru
 
Metode Pemmbelajaran yang Berpusat pada Siswa
Metode Pemmbelajaran yang Berpusat pada SiswaMetode Pemmbelajaran yang Berpusat pada Siswa
Metode Pemmbelajaran yang Berpusat pada Siswa
 
Ppt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaranPpt pendekatan pembelajaran
Ppt pendekatan pembelajaran
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
Hbml 4303
Hbml 4303Hbml 4303
Hbml 4303
 
Model model pembelajaran versi 1
Model model pembelajaran versi 1Model model pembelajaran versi 1
Model model pembelajaran versi 1
 
Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2Metode pembelajaran-jam-2
Metode pembelajaran-jam-2
 
Diana
DianaDiana
Diana
 
Tugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayu
Tugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayuTugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayu
Tugasan kaedah pengajaran dan pembelajaran bahasa melayu
 
Kerja kursus teknik simulasi
Kerja kursus teknik simulasiKerja kursus teknik simulasi
Kerja kursus teknik simulasi
 
Pendekatan Eklektik dan Komunikatif
Pendekatan Eklektik dan KomunikatifPendekatan Eklektik dan Komunikatif
Pendekatan Eklektik dan Komunikatif
 
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFTUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
 
Model model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektifModel model pembelajaran yang efektif
Model model pembelajaran yang efektif
 
Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaran
Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaranPendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaran
Pendekatan, strategi, kaedah dan teknik pengajaran
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 

Viewers also liked (9)

Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
 
Example non Example
Example non ExampleExample non Example
Example non Example
 
Rpp kelas 6 materi mengisi formulir
Rpp kelas 6 materi mengisi formulirRpp kelas 6 materi mengisi formulir
Rpp kelas 6 materi mengisi formulir
 
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
 
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
 
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
 
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
 
PPT Makna Pancasila
PPT Makna PancasilaPPT Makna Pancasila
PPT Makna Pancasila
 
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifMakalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 

Similar to Penerapan pembelajaran siswa aktif

Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Nadia Anwar
 
Restu Kurikulum
Restu KurikulumRestu Kurikulum
Restu Kurikulum210389
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungRose Lind
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajarangawukbalap
 
1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdfssuserf1b2bd
 
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandungChaez Cicuitd
 
Metode-Metode Pembelajaran
Metode-Metode PembelajaranMetode-Metode Pembelajaran
Metode-Metode PembelajaranIzzatunNisa17
 
Concept learningq
Concept learningqConcept learningq
Concept learningqmarta55325
 
Model pengajaran
Model pengajaranModel pengajaran
Model pengajaranfiro HAR
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxJunaiHunter
 
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaranEghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaranEghy Yudhistira
 

Similar to Penerapan pembelajaran siswa aktif (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Restu Kurikulum
Restu KurikulumRestu Kurikulum
Restu Kurikulum
 
KELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdfKELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdf
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Chapter 3
Chapter 3Chapter 3
Chapter 3
 
1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf
 
Bab ii ok
Bab ii okBab ii ok
Bab ii ok
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
19. model pembelajaran aktif prosiding seminar internasional-p ps upi bandung
 
Metode-Metode Pembelajaran
Metode-Metode PembelajaranMetode-Metode Pembelajaran
Metode-Metode Pembelajaran
 
Concept learningq
Concept learningqConcept learningq
Concept learningq
 
Model pengajaran
Model pengajaranModel pengajaran
Model pengajaran
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
 
mengajar.docx
mengajar.docxmengajar.docx
mengajar.docx
 
Ingrs
IngrsIngrs
Ingrs
 
Model pembelajaran part ii
Model pembelajaran part iiModel pembelajaran part ii
Model pembelajaran part ii
 
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaranEghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
Eghy pancarrani 2 a kurikulum pembelajaran
 

More from Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret

Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanMenjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaMakalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 

More from Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret (18)

Makalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaranMakalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaran
 
Penentuan Materi Pelajaran
Penentuan Materi PelajaranPenentuan Materi Pelajaran
Penentuan Materi Pelajaran
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
 
PPT BAB METODE IPS
PPT BAB METODE IPSPPT BAB METODE IPS
PPT BAB METODE IPS
 
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan BelajarContoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
 
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJARHAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
 
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MatematikaRencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
 
Contoh silabus model fragmented
Contoh silabus model fragmentedContoh silabus model fragmented
Contoh silabus model fragmented
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
 
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
 
Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
Rpp kelas 1 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
 
Menyimak Ceramah
Menyimak CeramahMenyimak Ceramah
Menyimak Ceramah
 
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikanMenjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Menjelaskan pendekatan paikem dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Pembelajaran Terpadu Penggalan (Fragmented)
Pembelajaran Terpadu Penggalan (Fragmented)Pembelajaran Terpadu Penggalan (Fragmented)
Pembelajaran Terpadu Penggalan (Fragmented)
 
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan SolusinyaMakalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya
 
Pendekatan manajemen kelas
Pendekatan manajemen kelasPendekatan manajemen kelas
Pendekatan manajemen kelas
 

Penerapan pembelajaran siswa aktif

  • 1. PENERAPAN PEMBELAJARAN SISWA AKTIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Sastra dan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Dosen Pengampu: Drs. M. Ismail S Disusun Oleh Noor Fitriani Jayanti K7111139 5B PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
  • 2. A. Pengertian Model Pembelajaran Examples Non Examples Model Examples Non Examples merupakan salah satu pendekatan Group investigation dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap model pembelajaran kelas tradisional dan menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individu.(Muslimin Ibrahin, 2000 : 3) Pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu contoh modelpembelajaran yang menggunakan media. Media dalam pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat media ini adalah untuk guru membantu dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan mengajar lebih komunikatif dan menarik. Model Pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa di sebutExamples And Non-Examples merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Salah satu proses belajar mengajar adalah gambar. Media gambar merupakan salah satu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat membantu mendorong siswa lebih melatih diri dalam mengembangkan pola pikirnya. Dengan menerapkan media gambar diharapkan dalam pembelajaran dapat bermanfaat secara fungsional bagi semua siswa. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan akan aktif termotivasi untuk belajar. Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe example non example adalah: “Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar
  • 3. lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial.” Gambar juga mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar, yakni untuk mempermudah dan membantu siswa dalam membangkitkan imajinasinya dalam belajar. Selain itu dengan mengggunakan gambar siswa dapat melatih mencari dan memilih urutan yang logis sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian dalam Model Pembelajaran Examples Non Examples tercakup teori belajar konstruktivisme. Teori konstruktivisme ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan segala sesuatu untuk dirinya, berusahadengan susah payah dengan ide-ide (Slavin dalam Nur dan Wikandari,2002: 8). Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur dan Wikandari, 2002 : 8). Examples non Examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram atau table sesuai materi bahan ajar dan kompetensi. Sajian gambar ditempel atau memakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati gambar, lalu diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, persentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Suyatno, 2009 : 73)
  • 4. Model Pembelajaran Example Non Examples menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas. Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ; kemampuan berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya. Selanjutnya Slavin dan Chotimah (2007 : 1) dijelaskan bahwa examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar. Konsep model pembelajaran ini pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Examplesadalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example dan non-Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non- Examplesmemberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. (Hamzah, 2005:113). Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa
  • 5. terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. Berdasarkan uraian di atas, maka menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (Suratno, 2009:1) telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan metode Example Non example, sebagai berikut: a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-contoh yang menjelas- kan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menya- jikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiap Examplesdan non-Examples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda. b. Menyiapkan Examples dan non Examples tambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru. c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan konsepExamples dan non-Examples mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik. d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dari Examples danNon-Examples. Berdasarkan hal di atas, maka penggunaan metode example non example pada prinsipnya adalah upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh terhadap materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap
  • 6. muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing. Pembelajaran kooperatif model Examples Non Examples melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya. B. Langkah Kegiatan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : 2/II Alokasi Waktu : I. Standar Kompetensi : Berbicara 6. Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita II. Kompetensi Dasar : 6.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain
  • 7. III. Indikator : 6.1.1 Menyampaikan hal-hal yang diinginkan 6.1.2 Menyebutkan ciri-ciri hewan IV. Tujuan Pembelajaran : - Setelah melihat gambar yang disajikan oleh guru siswa dapat menyebutkan nama hewan yang ada disekitar lingkungan kita - Setelah melihat gambar siswa dapat mengetahui ciri ciri hewan yang ada disekitar kita V. Metode : Diskusi, Ceramah , Penugasan dan Tanya Jawab VI. Materi : Gambar hewan dan cerita VII. Langkah Kegiatan Pembelajaran : 1. Guru memberi salam pembuka. 2. Guru mengajak siswa berdoa bersama. Guru meminta salah seorang siswa maju ke depan kelas untuk memimpin doa. 3. Guru mengabsen kehadiran siswa. 4. Guru mengajak siswa menyanyi lau Kelinciku. 5. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi yaitu menanyakan kembali pelajaran yang lalu, menyampaikan pencapaian yang diharapkan kemudian memberi dorongan kepada siswa. 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru bersama siswa. 7. Guru bertanya tentang binatang apa saja yang ada di lingkungan sekitar. Binatang yang diketahui siswa. Guru menunjuk satu siswa untuk
  • 8. menyebutkan satu nama hewan kemudian disusul siswa lain disebelahnya dan seterusnya hingga siswa terakhir, setiap siswa menyebutkan satu nama hewan. 8. Sesuai nomor 7, siswa berhitung seca bergantian kemudian siswa diminta mengelompok sesuai angka yang disebutkan (Cara membentuk kelompok tanpa ada “pilih kasih”) 9. Guru membagikan beberapa gambar hewan pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok minimal mendapat 2 gambar. 10. Siswa diminta menyebutkan dan menulis ciri-ciri hewan pada gambar yang telah dibagikan. 11. Hasil deskrispi hewan pada tiap kelompok ditukarkan ke kelompok lain untuk dikoreksi. Mencantumkan kelompok korektor pada lembar yang dikoreksi. Setelah itu dikumpulkan kepada guru. 12. Setelah permainan terebut, guru meminta setiap kelompok membuat deskripsi hewan yang telah disepakati pada lembar kertas. Hasil deskripsi kemudian ditukarkan ke kelompok lain untuk ditebak hewan yang dimaksud oleh kelompok lain. 13. Permainan gambar hewan tersebut diiringi dengan koreksi guru secara tidak kentara. 14. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing seperti semula. 15. Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita guru. Guru bercerita “Mollyku Tersayang”. 16. Guru bercerita dengan gaya, ekspresi dan alat peraga yang sesuai sehingga siswa tertarik untuk melihat dan mendengar guru bercerita. Gerak guru saat bercerita tidak diam di tempat namun luwes menguasai ruang kelas agar siswa merasa diperhatikan dan diajak berpartisipasi dalam cerita. Komunikasi guru dengan siswa melalui cerita. Cerita :
  • 9. “Mollyku Tersayang” Pada hari minggu pagi, aku bersepeda disekitar rumahku. Memakai kaos merah dan celana training ku kayuh sepeda merahku sambil bernyanyi riang. Tidak lupa aku membawa air minum yang ku letakkan di keranjang sepeda. Pelan- pelan sepedaku melaju, sudah 30menit aku mengayuh sepeda. Keringan mulai membasahi kaosku, rasa hauspun sudah mulai terasa. Kuputuskan untuk berhenti di taman dan duduk sendiri di bangku dekat air mancur. Indah sekali pagi ini. Cahaya matahari mulai mengintip dan terdengar kicauan burung. Kuambil air minum yang kubawa dari rumah. Glek.. glek.. glek.. Terasa segar air membasahi kerongkonganku, belum sampai habis kuteguk air di botol, Gedebukk !!! Ada suara sesuatu yang jatuh ke tanah. Aku berjalan mencari sumber suara. “Astaga!!” Aku menemukan seekor burung yang tergeletak di tanah. Salah satu sayapnya berdarah. Aku membawanya pulang ke rumah. Sampai di rumah, kakakku terkejut saat melihatku membawa burung yang sedang sakit. “Din, burung itu kenapa ?” Tanya kak Rino padaku. “Tidak tahu, kak. Sayapnya berdarah.” “Ya sudah, kita obati saja ya.” Kak Rino mengmbil kotak PPPK kemudian menghampiriku lagi. “Burung ini bagus ya, kak. Badannya kecil, bulunya bewarna cokelat, paruhnya kecil dan lancip, suaranya juga kecil melengking.” Kataku pada Kak Rino yang sibuk memberi anti-septik kemudian membalutkan perban. “Kamu tahu apa nama burung yang kamu temukan ini, dik ?” Tanya kak Rio setelah mengobati sayap burung. “Tidak, kak. Namanya burung apa ?”
  • 10. “Namanya burung gereja. Pemakan biji-bijian, bisa dilihat dari bentuk paruhnya yang lancip. Burung ini sering berjalan-jalan di tanah dan melompat- lompat kecil kemudian terbang. Bertengger berjajar di pohon dan berkicau bersama. Disebut burung gereja karena sering bertengger dan berkeliaran di pohon dekat gereja. Mungkn dulu aktu ditemukan pertama kali di pohon gereja. Hehehe.. kakak juga kurang tahu, dik.” “Oh.. Kakak tahu banyak ya tentang burung ini. Hehehe.. Boleh ya kita merawat burung ini sampai sembuh, kak ? Atau kita pelihara sekalian saja ?” “Kakak setuju saja, dik. Kita merawat burung ini hingga luka di sayapnya sembuh, kalau burungnya mau dipelihara ya kita pelihara.” “Memangnya burung ini tidak mau dipelihara, kak ?” “Ya mungkin saja. Kan kita tidak bsa memaksa burung ini untuk mau tinggal di sangkar, dik. Kalau dipaksa nanti burungnya kasihan. Jadi, kita tidak boleh berbuat sesuka hati dan memaksakan meskpiun itu terhadap hewan.” “Begitu ya, kak ? Baiklah, kita rawat hingga sembuh sampai burungnya bisa terbang lagi.” Aku tersenyum. “Itu baru namanya Dina, adik kak Rino ! Hehehe.. Mau kamu beri nama apa burung ini ?” “Ehhmm.. Beri nama apa ya, kak.. Aku beri nama Molly saja !!” Kataku gembira sambil mengelus kepala Mollyku tersayang. 17. Guru memberi tugas individu kepada siswa untuk dikerjakan. Berikut bentuk tugas untuk siswa : a. Siapa yang besepeda ? b. Dimana Dina berhenti dan duduk ? c. Apa yang jatuh ke tanah ? d. Mengapa burung itu jatuh ? e. Diberi nama apa burung itu?
  • 11. 18. Tugas individu dikumpulkan kepada guru. 19. Guru melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dapat dipahami oleh siswa. 20. Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberi penguatan terhadap setiap poin kesimpulan. 21. Akhir pembelajaran, guru memberi pesan-pesan kepada siswa kemudian ditutup dengan doa bersama dan salam penutup.