SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA
PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM
PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui program penurunan angka
kematian ibu, dibutuhkan peningkatan kualitas
pelayanan darah sebagai salah satu pelayanan
kesehatan dasar
b. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah
untuk menurunkan angka kematian ibu perlu
dilakukan kerja sama antara Puskesmas dengan unit
transfusi darah serta rumah sakit sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan lanjutan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama
Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah
Sakit Dalam Pelayanan Darah untuk Menurunkan
Angka Kematian Ibu;
-2-
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4456);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Pelayanan Darah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 18, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5197);
-3-
8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014
tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah
Sakit dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1756);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 135).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA
PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH
SAKIT DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN IBU.
Pasal 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam
Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
digunakan sebagai acuan bagi dinas kesehatan,
Puskesmas, unit transfusi darah, dan rumah sakit dalam
melaksanakan kerja sama penyediaan darah bagi
kebutuhan ibu melahirkan.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam
Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
bertujuan untuk:
-4-
a. mengatur mekanisme yang menjamin upaya
tersedianya persediaan darah yang aman bagi ibu
melahirkan disuatu wilayah;
b. meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi
pendonor darah sukarela; dan
c. meningkatkan dukungan dari Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam penyediaan darah yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Pasal 3
Ruang lingkup Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam
Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
meliputi:
a. pelayanan kesehatan pada ibu hamil;
b. rekrutmen dan seleksi awal donor;
c. pengambilan dan pengolahan darah;
d. permintaan dan distribusi darah;
e. informasi;
f. pencatatan dan pelaporan; dan
g. monitoring dan evaluasi.
Pasal 4
(1) Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas,
Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam
Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian
Ibu dilakukan berdasarkan sistem rujukan dan prinsip
portabilitas.
(2) Prinsip portabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterapkan untuk unit transfusi darah sebagai
pihak yang melakukan kerjasama dan/atau pelayanan
darah yang menjadi lingkup kerja sama.
-5-
Pasal 5
(1) Menteri melakukan pembinaan terhadap Pelaksanaan
Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit
Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan
Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri ini.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. pelatihan pelatih dan peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
pengelolaan program, rekrutmen, dan seleksi
donor;
b. penyusunan pedoman untuk peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi
donor;
c. sosialisasi program kerja sama; dan
d. monitoring dan evaluasi.
Pasal 6
Pendanaan kegiatan Program Kerja Sama Antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam
Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta
sumber lain yang tidak mengikat.
Pasal 7
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam
Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal
diundangkan.
-6-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peratuan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2015
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 37
-7-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2015
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PROGRAM KERJA SAMA ANTARA
PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH,
DAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN
DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA
KEMATIAN IBU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Deklarasi Hak Asasi Manusia yang dikeluarkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa tahun 1948 telah menempatkan kesehatan sebagai
salah satu hak asasi manusia. Dalam konstitusi yang berlaku di
Indonesia disebutkan juga bahwa kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Pengertian kesehatan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1
ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
merupakan “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Pasal 5 ayat (1)
menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya
pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
WHO telah sejak lama melihat ketersediaan darah merupakan
masalah yang krusial sejak World Health Assembly (WHA) ke 28 tahun
-8-
1975, bahkan dalam Resolusi WHA ke 63 Tahun 2010 Nomor 12,
tertulis bahwa sidang mendesak negara-negara anggota untuk
mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membangun,
menerapkan dan mendukung koordinasi secara nasional, pengelolaan
yang efisien dan program pelayanan darah dan plasma yang
berkelanjutan dengan tujuan untuk mencapai swasembada, kecuali
terdapat keadaan khusus yang menghalanginya.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai lebih dari
80%. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab
utama kematian yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)
dan infeksi.
Sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu
melahirkan adalah melalui pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu
melahirkan dengan komplikasi perdarahan. Hal ini membutuhkan
pelayanan darah yang aman dan berkualitas, serta perlu didukung
dengan ketersediaan darah sesuai kebutuhan.
Berdasarkan data pelayanan darah tahun 2014, produksi darah
secara nasional (Whole Blood dan komponennya) dalam satu tahun
sebanyak 4,6 juta kantong darah, sedangkan rekomendasi WHO untuk
memenuhi kebutuhan darah suatu daerah, produksi darah minimal 2%
dari jumlah penduduk atau 5 juta kantong darah/tahun. Dari data
tersebut, maka untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia
masih kurang 400 ribu kantong darah. Kekurangan ketersediaan darah
tersebut meliputi juga jenis golongan darah langka seperti golongan
darah AB, Rhesus Negatif atau lainnya. Dari data donasi berdasarkan
golongan darah dan Rhesus, didapatkan golongan darah O sebanyak
39%, B sebanyak 28%, A sebanyak 25%, AB sebanyak 8% dan untuk
Rhesus Negatif sebanyak 0,05%. Berdasarkan data tersebut diketahui
bahwa golongan darah AB dan Rhesus Negatif adalah golongan darah
langka.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019,
reformasi di bidang kesehatan terutama difokuskan pada peningkatan
pelayanan kesehatan dasar. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar
-9-
salah satunya diwujudkan melalui pelayanan darah. Untuk
meningkatkan akses pelayanan darah yang berkualitas, dilakukan
kerja sama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan
khususnya dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan upaya
khusus untuk menjamin penyediaan darah bagi ibu melahirkan yang
mempunyai risiko tinggi dan golongan darah langka. Dengan adanya
program kerja sama antara Puskesmas, UTD, dan rumah sakit dalam
pelayanan darah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, diharapkan
kekurangan jumlah kantong darah dan jenis golongan darah langka
dapat dipenuhi. Pemenuhan kekurangan tersebut dapat dilakukan
dengan menerapkan prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas
dimaksudkan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama tidak mengenal
batas wilayah dalam pemenuhan kebutuhan darah. Program ini pun
dapat bermanfaat ganda, karena darah yang telah tersedia namun
tidak dipakai oleh ibu melahirkan, dapat dipakai oleh pasien lain yang
membutuhkan.
Untuk mewujudkan program tersebut diatas, perlu disusun suatu
mekanisme yang baik untuk mensinkronkan supply dan demand dari
darah. Mekanisme berupa jalinan kerja sama antara Puskesmas
dengan UTD serta Rumah Sakit untuk memastikan adanya pendonor
darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan darah. Program ini
dapat diintegrasikan kedalam program lain yang memiliki tujuan untuk
menurunkan angka kematian ibu seperti Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
1.2. SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah:
1. Dinas kesehatan provinsi
2. Dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Puskesmas dan jejaringnya
4. Unit Transfusi Darah
5. Rumah Sakit
-10-
1.3. PENGERTIAN
1. Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan
tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
2. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan
yang meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor
darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan
medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
3. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi sosial yang tugas
pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Unit Transfusi Darah (UTD) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan
pendistribusian darah.
5. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di
Rumah Sakit yang bertanggungjawab atas tersedianya darah
untuk transfusi yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang
cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
6. Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) adalah semua biaya
yang digunakan dalam proses menghasilkan darah transfusi
dan/atau komponen darah yang aman sesuai standar, dalam
jumlah cukup, dan tersedia setiap saat dibutuhkan yang
diperhitungkan secara rasional dan nirlaba.
7. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
8. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
-11-
9. Pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau
komponennya kepada pasien untuk tujuan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
10. Sistem rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik vertikal maupun horizontal.
-12-
BAB II
KERJA SAMA DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN IBU
Kegiatan pelayanan darah meliputi perencanaan, pengerahan dan
seleksi pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan
tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Kegiatan pengerahan, rekrutmen dan seleksi pendonor darah selain
dilakukan di Unit Transfusi Darah (UTD), dapat juga dilakukan di
Puskesmas oleh tenaga kesehatan terlatih. Kegiatan pengerahan dan seleksi
pendonor darah di Puskesmas ditujukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat atas pentingnya kecukupan persediaan darah dalam
menunjang upaya penurunan angka kematian ibu hamil dan melahirkan.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pentingnya penyediaan
darah, diharapkan keluarga, kerabat atau masyarakat dimana ibu hamil
berada bisa tergugah untuk menyumbangkan darahnya ketika diperlukan.
Lebih lanjut kegiatan seleksi pendonor darah di Puskesmas ditujukan untuk
menyiapkan calon pendonor yang sehat dan memiliki golongan darah yang
sama dengan ibu hamil yang akan melahirkan dan kemungkinan
membutuhkan darah untuk menyumbangkan darahnya di UTD.
2.1. PERAN DAN TUGAS KEMENTERIAN KESEHATAN DAN DINAS
KESEHATAN
A. Kementerian Kesehatan
1. Menyusun regulasi
2. Menyediakan pembiayaan untuk pelatihan pelatih,
peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor
3. Menyusun pedoman untuk peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program,
rekrutmen dan seleksi donor
4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan ke tingkat provinsi
5. Menjadi koordinator lintas wilayah provinsi
6. Melakukan monitoring
7. Melakukan pembinaan dan evaluasi program
-13-
B. Dinas kesehatan
a. Dinas kesehatan provinsi
1. Melakukan sosialisasi dan pembinaan dalam
pelaksanaan program ke tingkat kabupaten/kota
2. Pembinaan program dan pembiayaan peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor
3. Melakukan monitoring
4. Melakukan evaluasi program
5. Menjadi koordinator lintas wilayah kabupaten/kota
6. Memaksimalkan jejaring pelayanan darah yang ada di
wilayahnya
b. Dinas kesehatan kabupaten/kota
1. Menjadi koordinator operasional program
2. Melakukan pembinaan program dan pembiayaan
peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas
untuk pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi
donor
3. Menjadi penggerak, fasilitator dan evaluator
4. Memaksimalkan jejaring pelayanan darah yang ada di
wilayahnya
2.2. PERSYARATAN
Program Kerja Sama Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka
Kematian Ibu dilakukan oleh para pihak yang meliputi Puskesmas,
Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit. Persyaratan untuk menjadi
pihak-pihak dalam kerja sama tersebut meliputi :
A. Puskesmas
1. Memiliki dokter yang bertugas di Puskesmas.
2. Memiliki tenaga kesehatan dan peralatan laboratorium untuk
pemeriksaan Hb dan golongan darah
B. Rumah Sakit
Diutamakan rumah sakit rujukan Puskesmas sebagai pihak
dalam program kerja sama.
-14-
C. Unit Transfusi Darah
UTD yang mendistribusikan darah ke rumah sakit rujukan
Puskesmas sebagai pihak dalam program kerja sama.
2.3. TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM
Langkah-langkah dalam pelaksanaan program kerja sama
Puskesmas dengan Unit Transfusi Darah dan Rumah Sakit dalam
pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu adalah
sebagai berikut:
1. Dinas kesehatan mengidentifikasi Puskesmas, UTD, dan Rumah
Sakit yang akan melakukan kerja sama
2. Penandatanganan nota kesepahaman dan/atau perjanjian
kerjasama oleh para pihak
3. Peningkatan kapasitas, dan bimbingan teknis bagi tenaga
kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen,
dan seleksi awal donor. Materi yang diberikan pada peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan terdiri dari:
a. Kebijakan Pemerintah dalam pelayanan darah
b. Overview proses penyediaan darah di UTD
c. Kewaspadaan universal
d. Pengetahuan tentang darah
e. Pengetahuan tentang penyumbangan darah
f. Persiapan sarana dan prasarana seleksi pendonor
g. Seleksi pendonor darah
h. Aspek medikolegal pada petugas pengerahan dan seleksi
pendonor
i. Aspek psikologis pada petugas pengerahan dan seleksi pendonor
j. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pengerahan dan seleksi
pendonor darah
k. Pengelolaan program kerja sama
4. pelaksanaan program
5. pencatatan dan pelaporan
6. monitoring dan evaluasi
-15-
2.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN PROGRAM KERJA SAMA
2.4.1. PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL
A. Puskesmas
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan pada ibu hamil
sebagaimana tertera pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Melakukan pendataan semua ibu hamil yang terdiri
dari taksiran partus, golongan darah, dan kesiapan
calon donor. Melakukan penapisan risikonya serta
mengidentifikasi ibu yang mempunyai golongan darah
langka.
B. Rumah Sakit
Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam
meningkatkan kapasitas (technical assistance) tenaga
kesehatan Puskesmas untuk pemeriksaan dan deteksi
kehamilan berisiko tinggi
2.4.2. REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR
Rekrutmen calon donor darah pendamping dilaksanakan
berdasarkan prinsip donor darah sukarela, dan ditujukan untuk
mendapatkan calon donor yang memenuhi syarat donor darah
risiko rendah dan memiliki golongan darah yang sama dengan
ibu hamil tersebut.
a. Puskesmas
1. Memberikan edukasi kepada ibu hamil dan
keluarganya agar menyiapkan 4 orang calon donor
pendamping yang siaga
2. Menyiapkan tenaga kesehatan untuk memberikan
informasi tentang persyaratan donor
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi mengenai donor
darah sukarela kepada masyarakat dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya,
terutama kepada ibu hamil dan keluarganya
4. Melakukan koordinasi dengan kader posyandu atau
kader kesehatan untuk pengerahan donor
-16-
5. Dokter Puskesmas melaksanakan seleksi awal calon
donor darah pendamping untuk mendapatkan calon
donor yang memenuhi syarat. Calon donor datang ke
Puskesmas 14 hari sebelum taksiran partus ibu hamil
yang bersangkutan. Pelaksanaan seleksi awal meliputi:
‐ usia
‐ berat badan
‐ golongan darah
‐ kadar Hb
‐ tekanan darah
‐ riwayat kesehatan
‐ persyaratan donor lainnya
6. Melakukan pemeriksaan golongan darah calon donor
pendamping ibu hamil dan kesesuaiannya dengan
golongan darah ibu hamil
7. Melaporkan data ibu hamil yang akan partus pada
bulannya, hasil seleksi calon donor dan calon donor
siaga yang telah disiapkan ke Dinas Kesehatan,
dengan tembusan ke UTD.
b. Unit Transfusi Darah
1. Melatih dan memberikan bimbingan teknis kepada
dokter dan tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
melaksanakan rekrutmen dan seleksi awal calon donor
darah pendamping ibu hamil dengan risiko tinggi
2. Melakukan pembinaan dan pendampingan teknis
kepada tenaga kesehatan Puskesmas terkait kegiatan
perekrutan donor darah sukarela
2.4.3. PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DARAH
Unit Transfusi Darah
1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas
untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan pasien di Rumah
Sakit.
2. Menerima calon donor darah pendamping di UTD 7-10 hari
sebelum tanggal taksiran partus ibu hamil yang
bersangkutan.
-17-
3. Melakukan seleksi kembali calon donor darah pendamping
untuk meyakinkan kesesuaian dengan persyaratan donor.
4. Selain di dalam gedung UTD, pengambilan darah donor
dapat dilakukan pada kegiatan mobile unit UTD yang
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas.
5. Melakukan pemeriksaan uji saring Infeksi Menular Lewat
Transfusi Darah (IMLTD), mengolah, dan menyimpan darah
donor untuk didistribusikan ke Rumah Sakit sesuai dengan
kebutuhan ibu hamil yang melahirkan di RS.
6. Darah yang disumbangkan oleh donor pendamping akan
menggantikan stok darah di UTD jika persediaan darah di
UTD masih ada (prinsip first in first out). Namun jika
persediaan darah di UTD tidak ada, maka darah dari donor
pendamping harus ditujukan untuk ibu hamil yang
bersangkutan.
7. Pada kondisi darurat, UTD dapat menggunakan darah dari
donor pendamping ibu hamil untuk pasien gawat darurat
dengan persetujuan dari ibu hamil.
2.4.4. PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI DARAH
a. Rumah Sakit
1. Menyampaikan kepada UTD mengenai perencanaan
kebutuhan darah setiap bulan, termasuk untuk
kebutuhan ibu melahirkan di RS tersebut
2. Melaksanakan koordinasi dengan UTD mengenai
kebutuhan darah ibu melahirkan yang memerlukan
transfusi darah
3. Merawat dan memberikan transfusi darah kepada
pasien
b. Unit Transfusi Darah
1. Mendistribusikan darah dari donor darah pendamping
untuk kebutuhan ibu melahirkan yang sesuai dengan
data ibu hamil dan donor pendampingnya serta
permintaan darah dari Rumah Sakit
2. Jika darah yang sudah disiapkan oleh UTD tidak
dibutuhkan oleh Rumah Sakit untuk ibu melahirkan
tersebut atau untuk kejadian akut pada bayi yang
-18-
dilahirkan, maka UTD atau BDRS dapat
mendistribusikan darah tersebut kepada pasien lain
yang membutuhkan
2.4.5. INFORMASI
1. Puskesmas memberikan informasi dan data mengenai
calon donor darah pendamping ke UTD dengan tembusan
kepada Dinas Kesehatan
2. UTD memberikan umpan balik kepada Puskesmas tentang
perolehan darah dari donor pendamping ibu hamil
3. Puskesmas memberikan informasi dan data mengenai ibu
hamil risiko tinggi kepada Rumah Sakit
2.4.6. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Puskesmas membuat pencatatan dan pelaporan bulanan
kepada Dinas Kesehatan mengenai calon donor darah
pendamping ibu hamil yang telah disiapkan dengan
tembusan ke UTD
2. UTD membuat pencatatan dan pelaporan bulanan kepada
Dinas Kesehatan mengenai donor darah yang didapatkan
dari calon donor darah pendamping ibu hamil yang
disiapkan dengan tembusan ke Puskesmas
2.4.7. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dan
berkala oleh Kementerian Kesehatan, Dinas kesehatan
provinsi/kabupaten/kota.
-19-
BAB III
PENUTUP
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Salah satu
komplikasi yang paling banyak menyebabkan kematian ibu di Indonesia
adalah perdarahan. Kondisi saat ini masih terdapat kekurangan
ketersediaan darah dan komponennya secara nasional meliputi juga jenis
golongan darah langka seperti golongan darah AB, Rhesus Negatif atau
lainnya.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, reformasi di
bidang kesehatan terutama difokuskan pada peningkatan pelayanan
kesehatan dasar. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar salah satunya
diwujudkan melalui pelayanan darah. Untuk meningkatkan akses
pelayanan darah yang berkualitas, dilakukan kerja sama antara Puskesmas,
Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan khususnya dalam rangka menurunkan
Angka Kematian Ibu.
Untuk melaksanakan program kerja sama tersebut, maka disusunlah
petunjuk teknis pelaksanaan program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit
Transfusi Darah, dan Rumah Sakit dalam pelayanan darah untuk
menurunkan angka kematian ibu. Dengan disusunnya petunjuk tenis ini,
diharapkan Dinas Kesehatan, Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan
Rumah Sakit akan mengacu pada petunjuk teknis ini dalam melakukan
kerja sama penyediaan darah bagi ibu melahirkan. Pelaksanaan program
kerja sama dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing,
termasuk ketersediaan darah di Unit Transfusi Darah.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
-20-
FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA
Logo
NOTA KESEPAHAMAN
antara
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA,
dengan
UNIT TRANSFUSI DARAH
dengan
RUMAH SAKIT
Nomor :
Nomor :
Nomor :
TENTANG
PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU
Pada hari ini …….. tanggal .............. bulan ............ tahun Dua Ribu ..........
Belas, bertempat di ..................................., kami yang bertanda tangan di
bawah ini :
1.
……………………………..
: Kepala Dinas Kesehatan,
berkedudukan di ...........................,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Dinas Kesehatan ………..,
selanjutnya disebut PIHAK KESATU;
2.
……………………………..
: Kepala Unit Transfusi Darah,
berkedudukan di ...........................,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Unit Transfusi Darah,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;
-21-
3.
……………………………..
: Direktur Rumah Sakit ....................,
berkedudukan di ……………………,
dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Rumah Sakit
…………………………., selanjutnya
disebut PIHAK KETIGA;
PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA, secara bersama-sama
selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Nota
Kesepahaman tentang Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka
Kematian Ibu, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dan syarat-
syarat seperti yang tertera di bawah ini :
Pasal 1
Maksud dan tujuan
1) Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi
PARA PIHAK dalam melaksanakan kerja sama penyediaan darah bagi
kebutuhan ibu melahirkan.
2) Nota Kesepahaman ini bertujuan:
a. menjamin upaya tersedianya persediaan darah yang aman bagi ibu
melahirkan disuatu wilayah.
b. meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor
darah sukarela.
c. meningkatkan dukungan dari pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota.
Pasal 2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Nota Kesepahaman ini adalah dalam hal:
a. pelayanan kesehatan pada ibu hamil;
b. rekrutmen dan seleksi awal donor;
c. pengambilan dan pengolahan darah;
-22-
d. permintaan dan distribusi darah;
e. informasi;
f. pencatatan dan pelaporan; dan
g. monitoring dan evaluasi
Pasal 3
Pelaksanaan
(1) Dalam melaksanakan kerja sama ini, PIHAK KESATU menunjuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas):
a. ……………..
b. ……………..
c. ……………..
d. ……………..
e. ……………..
(2) Pelaksanaan Nota Kesepahaman ini mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku.
Pasal 4
Pembiayaan
Biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman ini
dibebankan pada anggaran PARA PIHAK dan/atau lain-lain sumber
pendapatan yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan tugas, tanggung
jawab dan kewenangan masing-masing, dan dilaksanakan menurut
ketentuan perundangan yang berlaku.
Pasal 5
Jangka Waktu
Nota Kesepahaman ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal ditandatanganinya Nota Kesepahaman ini.
Pasal 6
Adendum
Hal–hal penting yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan
diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh PARA PIHAK berdasarkan
kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk adendum / perubahan dari
Nota Kesepahaman ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan
Nota Kesepahaman ini.
-23-
Pasal 7
Penutup
Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA
PIHAK dalam rangkap 3 (tiga) asli, bermaterai cukup, masing–masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA
PIHAK.
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
……………….. …………………….
PIHAK KETIGA
……………………..

More Related Content

What's hot

DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASZakiah dr
 
Kerangka acuan indra
Kerangka acuan indraKerangka acuan indra
Kerangka acuan indraHayatulHusni
 
Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Ajeng Hayuningtyas
 
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.docKAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.docwirasmini
 
Standar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmasStandar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmasZakiah dr
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduMuh Saleh
 
Aktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asnAktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asnade supriatno
 
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptxBAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptxkkyazidannabhani
 
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun CoacheePpt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coacheetemanna #LABEDDU
 
Surat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambi
Surat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambiSurat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambi
Surat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambiOcy Partilova
 
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangEvaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangDikiana Pranata
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Suwondo Chan
 
SOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docxSOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docxArioQadhavi
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docxSuMarni41
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS Zakiah dr
 

What's hot (20)

DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
 
Kerangka acuan indra
Kerangka acuan indraKerangka acuan indra
Kerangka acuan indra
 
Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara
 
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.docKAK  Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
KAK Program kesehatan jiwa Tahun 2023.doc
 
Standar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmasStandar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmas
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
 
Aktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asnAktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asn
 
Notulen mmd
Notulen mmdNotulen mmd
Notulen mmd
 
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptxBAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
BAB I Standar Akreditasi Puskesmas_270323.pptx
 
Lokmin puskesmas
Lokmin puskesmasLokmin puskesmas
Lokmin puskesmas
 
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun CoacheePpt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
 
Surat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambi
Surat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambiSurat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambi
Surat perintah tugas Puskesmas rawang kota sungai penuh provinsi jambi
 
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangEvaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjang
 
Manual mutu puskesmas
Manual mutu puskesmasManual mutu puskesmas
Manual mutu puskesmas
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
 
SOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docxSOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docx
SOP TRIASE RTGD PUSKESMAS SIHEPENG.docx
 
Pelaporan tribina
Pelaporan tribinaPelaporan tribina
Pelaporan tribina
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
 
Paparan profil desa
Paparan profil desaPaparan profil desa
Paparan profil desa
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
 

Similar to MENURUNKAN AKI

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPUTRA ADI IRAWAN
 
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_niniekyusdia
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Darah
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan DarahKebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Darah
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan DarahDokter Tekno
 
Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...
Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...
Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...Dokter Tekno
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususAbRi GiRsang
 
Buku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetakBuku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetakDR Irene
 
Juknis jaminan persalinan
Juknis jaminan persalinanJuknis jaminan persalinan
Juknis jaminan persalinanmajalah Bidan
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimAchmad Wahid
 
PMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdf
PMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdfPMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdf
PMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdfWELCOMETO4
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 M Ungang
 
46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes
46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes
46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankesayualiyah
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newUays Hasyim Full
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newDR Irene
 
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFLPmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFLAgung Huda
 
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdfPMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdfrena rasyidah
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmhusnulchotimah6
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaMuh Saleh
 

Similar to MENURUNKAN AKI (20)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
 
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
Pmk no. 91_ttg_standar_transfusi_pelayanan_darah_
 
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Darah
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan DarahKebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Darah
Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Darah
 
Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...
Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...
Program Kerja sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah Dan rumah Sakit Dal...
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
 
Buku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetakBuku juknis jampersal final versi cetak
Buku juknis jampersal final versi cetak
 
Juknis jaminan persalinan
Juknis jaminan persalinanJuknis jaminan persalinan
Juknis jaminan persalinan
 
Juknis jaminan persalinan
Juknis jaminan persalinanJuknis jaminan persalinan
Juknis jaminan persalinan
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 
Tas kreading pelayanan tranfusi
Tas kreading pelayanan tranfusiTas kreading pelayanan tranfusi
Tas kreading pelayanan tranfusi
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 
PMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdf
PMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdfPMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdf
PMK No 30 Th 2022 ttg Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.pdf
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
 
46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes
46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes
46583 pmk no_29_ttg_penyelenggaraan_pelayanan_kesehatan_mata_di_fasyankes
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFLPmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
Pmk no.39 ttg_pis_pk3 JE3Q LJDNQENDLQJND3Q;DM;QMLNLNQNDFNEJNFL
 
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdfPMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
 

More from Dokter Tekno

Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Dokter Tekno
 
User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2Dokter Tekno
 
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Dokter Tekno
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12Dokter Tekno
 
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalidDokter Tekno
 
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018Dokter Tekno
 
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018Dokter Tekno
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
 
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsakDokter Tekno
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasiDokter Tekno
 
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaDokter Tekno
 
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Dokter Tekno
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimDokter Tekno
 

More from Dokter Tekno (20)

Buku Saku Pasien
Buku Saku PasienBuku Saku Pasien
Buku Saku Pasien
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
 
User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2
 
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
 
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
 
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
 
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
 
Skm 2018
Skm 2018Skm 2018
Skm 2018
 
Skm andi
Skm andiSkm andi
Skm andi
 
Contoh kuisioner
Contoh kuisionerContoh kuisioner
Contoh kuisioner
 
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
 
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
 
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
 
Overview inacbg
Overview inacbgOverview inacbg
Overview inacbg
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 

MENURUNKAN AKI

  • 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program penurunan angka kematian ibu, dibutuhkan peningkatan kualitas pelayanan darah sebagai salah satu pelayanan kesehatan dasar b. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu perlu dilakukan kerja sama antara Puskesmas dengan unit transfusi darah serta rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan lanjutan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu;
  • 2. -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5197);
  • 3. -3- 8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1756); 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 135). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU. Pasal 1 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu digunakan sebagai acuan bagi dinas kesehatan, Puskesmas, unit transfusi darah, dan rumah sakit dalam melaksanakan kerja sama penyediaan darah bagi kebutuhan ibu melahirkan. Pasal 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu bertujuan untuk:
  • 4. -4- a. mengatur mekanisme yang menjamin upaya tersedianya persediaan darah yang aman bagi ibu melahirkan disuatu wilayah; b. meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela; dan c. meningkatkan dukungan dari Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan darah yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pasal 3 Ruang lingkup Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu meliputi: a. pelayanan kesehatan pada ibu hamil; b. rekrutmen dan seleksi awal donor; c. pengambilan dan pengolahan darah; d. permintaan dan distribusi darah; e. informasi; f. pencatatan dan pelaporan; dan g. monitoring dan evaluasi. Pasal 4 (1) Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dilakukan berdasarkan sistem rujukan dan prinsip portabilitas. (2) Prinsip portabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan untuk unit transfusi darah sebagai pihak yang melakukan kerjasama dan/atau pelayanan darah yang menjadi lingkup kerja sama.
  • 5. -5- Pasal 5 (1) Menteri melakukan pembinaan terhadap Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. pelatihan pelatih dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen, dan seleksi donor; b. penyusunan pedoman untuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor; c. sosialisasi program kerja sama; dan d. monitoring dan evaluasi. Pasal 6 Pendanaan kegiatan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta sumber lain yang tidak mengikat. Pasal 7 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
  • 6. -6- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peratuan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2015 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NILA FARID MOELOEK Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 37
  • 7. -7- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS, UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Deklarasi Hak Asasi Manusia yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 telah menempatkan kesehatan sebagai salah satu hak asasi manusia. Dalam konstitusi yang berlaku di Indonesia disebutkan juga bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian kesehatan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, merupakan “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. WHO telah sejak lama melihat ketersediaan darah merupakan masalah yang krusial sejak World Health Assembly (WHA) ke 28 tahun
  • 8. -8- 1975, bahkan dalam Resolusi WHA ke 63 Tahun 2010 Nomor 12, tertulis bahwa sidang mendesak negara-negara anggota untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membangun, menerapkan dan mendukung koordinasi secara nasional, pengelolaan yang efisien dan program pelayanan darah dan plasma yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mencapai swasembada, kecuali terdapat keadaan khusus yang menghalanginya. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai lebih dari 80%. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) dan infeksi. Sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan adalah melalui pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu melahirkan dengan komplikasi perdarahan. Hal ini membutuhkan pelayanan darah yang aman dan berkualitas, serta perlu didukung dengan ketersediaan darah sesuai kebutuhan. Berdasarkan data pelayanan darah tahun 2014, produksi darah secara nasional (Whole Blood dan komponennya) dalam satu tahun sebanyak 4,6 juta kantong darah, sedangkan rekomendasi WHO untuk memenuhi kebutuhan darah suatu daerah, produksi darah minimal 2% dari jumlah penduduk atau 5 juta kantong darah/tahun. Dari data tersebut, maka untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia masih kurang 400 ribu kantong darah. Kekurangan ketersediaan darah tersebut meliputi juga jenis golongan darah langka seperti golongan darah AB, Rhesus Negatif atau lainnya. Dari data donasi berdasarkan golongan darah dan Rhesus, didapatkan golongan darah O sebanyak 39%, B sebanyak 28%, A sebanyak 25%, AB sebanyak 8% dan untuk Rhesus Negatif sebanyak 0,05%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa golongan darah AB dan Rhesus Negatif adalah golongan darah langka. Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, reformasi di bidang kesehatan terutama difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar
  • 9. -9- salah satunya diwujudkan melalui pelayanan darah. Untuk meningkatkan akses pelayanan darah yang berkualitas, dilakukan kerja sama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan khususnya dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan upaya khusus untuk menjamin penyediaan darah bagi ibu melahirkan yang mempunyai risiko tinggi dan golongan darah langka. Dengan adanya program kerja sama antara Puskesmas, UTD, dan rumah sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, diharapkan kekurangan jumlah kantong darah dan jenis golongan darah langka dapat dipenuhi. Pemenuhan kekurangan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas dimaksudkan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama tidak mengenal batas wilayah dalam pemenuhan kebutuhan darah. Program ini pun dapat bermanfaat ganda, karena darah yang telah tersedia namun tidak dipakai oleh ibu melahirkan, dapat dipakai oleh pasien lain yang membutuhkan. Untuk mewujudkan program tersebut diatas, perlu disusun suatu mekanisme yang baik untuk mensinkronkan supply dan demand dari darah. Mekanisme berupa jalinan kerja sama antara Puskesmas dengan UTD serta Rumah Sakit untuk memastikan adanya pendonor darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan darah. Program ini dapat diintegrasikan kedalam program lain yang memiliki tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu seperti Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). 1.2. SASARAN Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah: 1. Dinas kesehatan provinsi 2. Dinas kesehatan kabupaten/kota 3. Puskesmas dan jejaringnya 4. Unit Transfusi Darah 5. Rumah Sakit
  • 10. -10- 1.3. PENGERTIAN 1. Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. 2. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 3. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Unit Transfusi Darah (UTD) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah. 5. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di Rumah Sakit yang bertanggungjawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 6. Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) adalah semua biaya yang digunakan dalam proses menghasilkan darah transfusi dan/atau komponen darah yang aman sesuai standar, dalam jumlah cukup, dan tersedia setiap saat dibutuhkan yang diperhitungkan secara rasional dan nirlaba. 7. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 8. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
  • 11. -11- 9. Pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau komponennya kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 10. Sistem rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan kesehatan secara timbal balik vertikal maupun horizontal.
  • 12. -12- BAB II KERJA SAMA DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU Kegiatan pelayanan darah meliputi perencanaan, pengerahan dan seleksi pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Kegiatan pengerahan, rekrutmen dan seleksi pendonor darah selain dilakukan di Unit Transfusi Darah (UTD), dapat juga dilakukan di Puskesmas oleh tenaga kesehatan terlatih. Kegiatan pengerahan dan seleksi pendonor darah di Puskesmas ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya kecukupan persediaan darah dalam menunjang upaya penurunan angka kematian ibu hamil dan melahirkan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pentingnya penyediaan darah, diharapkan keluarga, kerabat atau masyarakat dimana ibu hamil berada bisa tergugah untuk menyumbangkan darahnya ketika diperlukan. Lebih lanjut kegiatan seleksi pendonor darah di Puskesmas ditujukan untuk menyiapkan calon pendonor yang sehat dan memiliki golongan darah yang sama dengan ibu hamil yang akan melahirkan dan kemungkinan membutuhkan darah untuk menyumbangkan darahnya di UTD. 2.1. PERAN DAN TUGAS KEMENTERIAN KESEHATAN DAN DINAS KESEHATAN A. Kementerian Kesehatan 1. Menyusun regulasi 2. Menyediakan pembiayaan untuk pelatihan pelatih, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor 3. Menyusun pedoman untuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor 4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan ke tingkat provinsi 5. Menjadi koordinator lintas wilayah provinsi 6. Melakukan monitoring 7. Melakukan pembinaan dan evaluasi program
  • 13. -13- B. Dinas kesehatan a. Dinas kesehatan provinsi 1. Melakukan sosialisasi dan pembinaan dalam pelaksanaan program ke tingkat kabupaten/kota 2. Pembinaan program dan pembiayaan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor 3. Melakukan monitoring 4. Melakukan evaluasi program 5. Menjadi koordinator lintas wilayah kabupaten/kota 6. Memaksimalkan jejaring pelayanan darah yang ada di wilayahnya b. Dinas kesehatan kabupaten/kota 1. Menjadi koordinator operasional program 2. Melakukan pembinaan program dan pembiayaan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen dan seleksi donor 3. Menjadi penggerak, fasilitator dan evaluator 4. Memaksimalkan jejaring pelayanan darah yang ada di wilayahnya 2.2. PERSYARATAN Program Kerja Sama Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dilakukan oleh para pihak yang meliputi Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit. Persyaratan untuk menjadi pihak-pihak dalam kerja sama tersebut meliputi : A. Puskesmas 1. Memiliki dokter yang bertugas di Puskesmas. 2. Memiliki tenaga kesehatan dan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan Hb dan golongan darah B. Rumah Sakit Diutamakan rumah sakit rujukan Puskesmas sebagai pihak dalam program kerja sama.
  • 14. -14- C. Unit Transfusi Darah UTD yang mendistribusikan darah ke rumah sakit rujukan Puskesmas sebagai pihak dalam program kerja sama. 2.3. TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM Langkah-langkah dalam pelaksanaan program kerja sama Puskesmas dengan Unit Transfusi Darah dan Rumah Sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu adalah sebagai berikut: 1. Dinas kesehatan mengidentifikasi Puskesmas, UTD, dan Rumah Sakit yang akan melakukan kerja sama 2. Penandatanganan nota kesepahaman dan/atau perjanjian kerjasama oleh para pihak 3. Peningkatan kapasitas, dan bimbingan teknis bagi tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program, rekrutmen, dan seleksi awal donor. Materi yang diberikan pada peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terdiri dari: a. Kebijakan Pemerintah dalam pelayanan darah b. Overview proses penyediaan darah di UTD c. Kewaspadaan universal d. Pengetahuan tentang darah e. Pengetahuan tentang penyumbangan darah f. Persiapan sarana dan prasarana seleksi pendonor g. Seleksi pendonor darah h. Aspek medikolegal pada petugas pengerahan dan seleksi pendonor i. Aspek psikologis pada petugas pengerahan dan seleksi pendonor j. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pengerahan dan seleksi pendonor darah k. Pengelolaan program kerja sama 4. pelaksanaan program 5. pencatatan dan pelaporan 6. monitoring dan evaluasi
  • 15. -15- 2.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN PROGRAM KERJA SAMA 2.4.1. PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL A. Puskesmas 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan pada ibu hamil sebagaimana tertera pada peraturan perundang- undangan yang berlaku 2. Melakukan pendataan semua ibu hamil yang terdiri dari taksiran partus, golongan darah, dan kesiapan calon donor. Melakukan penapisan risikonya serta mengidentifikasi ibu yang mempunyai golongan darah langka. B. Rumah Sakit Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam meningkatkan kapasitas (technical assistance) tenaga kesehatan Puskesmas untuk pemeriksaan dan deteksi kehamilan berisiko tinggi 2.4.2. REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR Rekrutmen calon donor darah pendamping dilaksanakan berdasarkan prinsip donor darah sukarela, dan ditujukan untuk mendapatkan calon donor yang memenuhi syarat donor darah risiko rendah dan memiliki golongan darah yang sama dengan ibu hamil tersebut. a. Puskesmas 1. Memberikan edukasi kepada ibu hamil dan keluarganya agar menyiapkan 4 orang calon donor pendamping yang siaga 2. Menyiapkan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang persyaratan donor 3. Melakukan sosialisasi dan advokasi mengenai donor darah sukarela kepada masyarakat dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, terutama kepada ibu hamil dan keluarganya 4. Melakukan koordinasi dengan kader posyandu atau kader kesehatan untuk pengerahan donor
  • 16. -16- 5. Dokter Puskesmas melaksanakan seleksi awal calon donor darah pendamping untuk mendapatkan calon donor yang memenuhi syarat. Calon donor datang ke Puskesmas 14 hari sebelum taksiran partus ibu hamil yang bersangkutan. Pelaksanaan seleksi awal meliputi: ‐ usia ‐ berat badan ‐ golongan darah ‐ kadar Hb ‐ tekanan darah ‐ riwayat kesehatan ‐ persyaratan donor lainnya 6. Melakukan pemeriksaan golongan darah calon donor pendamping ibu hamil dan kesesuaiannya dengan golongan darah ibu hamil 7. Melaporkan data ibu hamil yang akan partus pada bulannya, hasil seleksi calon donor dan calon donor siaga yang telah disiapkan ke Dinas Kesehatan, dengan tembusan ke UTD. b. Unit Transfusi Darah 1. Melatih dan memberikan bimbingan teknis kepada dokter dan tenaga kesehatan di Puskesmas untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi awal calon donor darah pendamping ibu hamil dengan risiko tinggi 2. Melakukan pembinaan dan pendampingan teknis kepada tenaga kesehatan Puskesmas terkait kegiatan perekrutan donor darah sukarela 2.4.3. PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DARAH Unit Transfusi Darah 1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan pasien di Rumah Sakit. 2. Menerima calon donor darah pendamping di UTD 7-10 hari sebelum tanggal taksiran partus ibu hamil yang bersangkutan.
  • 17. -17- 3. Melakukan seleksi kembali calon donor darah pendamping untuk meyakinkan kesesuaian dengan persyaratan donor. 4. Selain di dalam gedung UTD, pengambilan darah donor dapat dilakukan pada kegiatan mobile unit UTD yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas. 5. Melakukan pemeriksaan uji saring Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD), mengolah, dan menyimpan darah donor untuk didistribusikan ke Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan ibu hamil yang melahirkan di RS. 6. Darah yang disumbangkan oleh donor pendamping akan menggantikan stok darah di UTD jika persediaan darah di UTD masih ada (prinsip first in first out). Namun jika persediaan darah di UTD tidak ada, maka darah dari donor pendamping harus ditujukan untuk ibu hamil yang bersangkutan. 7. Pada kondisi darurat, UTD dapat menggunakan darah dari donor pendamping ibu hamil untuk pasien gawat darurat dengan persetujuan dari ibu hamil. 2.4.4. PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI DARAH a. Rumah Sakit 1. Menyampaikan kepada UTD mengenai perencanaan kebutuhan darah setiap bulan, termasuk untuk kebutuhan ibu melahirkan di RS tersebut 2. Melaksanakan koordinasi dengan UTD mengenai kebutuhan darah ibu melahirkan yang memerlukan transfusi darah 3. Merawat dan memberikan transfusi darah kepada pasien b. Unit Transfusi Darah 1. Mendistribusikan darah dari donor darah pendamping untuk kebutuhan ibu melahirkan yang sesuai dengan data ibu hamil dan donor pendampingnya serta permintaan darah dari Rumah Sakit 2. Jika darah yang sudah disiapkan oleh UTD tidak dibutuhkan oleh Rumah Sakit untuk ibu melahirkan tersebut atau untuk kejadian akut pada bayi yang
  • 18. -18- dilahirkan, maka UTD atau BDRS dapat mendistribusikan darah tersebut kepada pasien lain yang membutuhkan 2.4.5. INFORMASI 1. Puskesmas memberikan informasi dan data mengenai calon donor darah pendamping ke UTD dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan 2. UTD memberikan umpan balik kepada Puskesmas tentang perolehan darah dari donor pendamping ibu hamil 3. Puskesmas memberikan informasi dan data mengenai ibu hamil risiko tinggi kepada Rumah Sakit 2.4.6. PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Puskesmas membuat pencatatan dan pelaporan bulanan kepada Dinas Kesehatan mengenai calon donor darah pendamping ibu hamil yang telah disiapkan dengan tembusan ke UTD 2. UTD membuat pencatatan dan pelaporan bulanan kepada Dinas Kesehatan mengenai donor darah yang didapatkan dari calon donor darah pendamping ibu hamil yang disiapkan dengan tembusan ke Puskesmas 2.4.7. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dan berkala oleh Kementerian Kesehatan, Dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota.
  • 19. -19- BAB III PENUTUP Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Salah satu komplikasi yang paling banyak menyebabkan kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan. Kondisi saat ini masih terdapat kekurangan ketersediaan darah dan komponennya secara nasional meliputi juga jenis golongan darah langka seperti golongan darah AB, Rhesus Negatif atau lainnya. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, reformasi di bidang kesehatan terutama difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar salah satunya diwujudkan melalui pelayanan darah. Untuk meningkatkan akses pelayanan darah yang berkualitas, dilakukan kerja sama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan khususnya dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu. Untuk melaksanakan program kerja sama tersebut, maka disusunlah petunjuk teknis pelaksanaan program Kerja Sama Antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit dalam pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu. Dengan disusunnya petunjuk tenis ini, diharapkan Dinas Kesehatan, Puskesmas, Unit Transfusi Darah, dan Rumah Sakit akan mengacu pada petunjuk teknis ini dalam melakukan kerja sama penyediaan darah bagi ibu melahirkan. Pelaksanaan program kerja sama dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing, termasuk ketersediaan darah di Unit Transfusi Darah. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NILA FARID MOELOEK
  • 20. -20- FORMAT PERJANJIAN KERJASAMA Logo NOTA KESEPAHAMAN antara DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA, dengan UNIT TRANSFUSI DARAH dengan RUMAH SAKIT Nomor : Nomor : Nomor : TENTANG PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU Pada hari ini …….. tanggal .............. bulan ............ tahun Dua Ribu .......... Belas, bertempat di ..................................., kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. …………………………….. : Kepala Dinas Kesehatan, berkedudukan di ..........................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dinas Kesehatan ……….., selanjutnya disebut PIHAK KESATU; 2. …………………………….. : Kepala Unit Transfusi Darah, berkedudukan di ..........................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Unit Transfusi Darah, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;
  • 21. -21- 3. …………………………….. : Direktur Rumah Sakit ...................., berkedudukan di ……………………, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit …………………………., selanjutnya disebut PIHAK KETIGA; PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA dan PIHAK KETIGA, secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Nota Kesepahaman tentang Pelayanan Darah Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dan syarat- syarat seperti yang tertera di bawah ini : Pasal 1 Maksud dan tujuan 1) Nota Kesepahaman ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi PARA PIHAK dalam melaksanakan kerja sama penyediaan darah bagi kebutuhan ibu melahirkan. 2) Nota Kesepahaman ini bertujuan: a. menjamin upaya tersedianya persediaan darah yang aman bagi ibu melahirkan disuatu wilayah. b. meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela. c. meningkatkan dukungan dari pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Pasal 2 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Nota Kesepahaman ini adalah dalam hal: a. pelayanan kesehatan pada ibu hamil; b. rekrutmen dan seleksi awal donor; c. pengambilan dan pengolahan darah;
  • 22. -22- d. permintaan dan distribusi darah; e. informasi; f. pencatatan dan pelaporan; dan g. monitoring dan evaluasi Pasal 3 Pelaksanaan (1) Dalam melaksanakan kerja sama ini, PIHAK KESATU menunjuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas): a. …………….. b. …………….. c. …………….. d. …………….. e. …………….. (2) Pelaksanaan Nota Kesepahaman ini mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 4 Pembiayaan Biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibebankan pada anggaran PARA PIHAK dan/atau lain-lain sumber pendapatan yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing, dan dilaksanakan menurut ketentuan perundangan yang berlaku. Pasal 5 Jangka Waktu Nota Kesepahaman ini berlaku selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Nota Kesepahaman ini. Pasal 6 Adendum Hal–hal penting yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh PARA PIHAK berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk adendum / perubahan dari Nota Kesepahaman ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Nota Kesepahaman ini.
  • 23. -23- Pasal 7 Penutup Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 3 (tiga) asli, bermaterai cukup, masing–masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK. PIHAK KEDUA PIHAK KESATU ……………….. ……………………. PIHAK KETIGA ……………………..