1. RR. DINI DIAH NURHADIANTI, S.PSI,
M.SI
Apa Itu Belajar?
2. o Belajar (learning) adalah salah satu topik paling penting di dalam psikologi akhir-
akhir ini, namun konsepnya masih sulit untuk didefinisikan.
o American Heritage Dictionary mendefinisikan belajar sebagai berikut : “to gain
knowledge, comprehension, or mastery through experience or study” (untuk
mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman
atau studi).
o Namun, kebanyakan psikolog menganggap definisi ini tidak bisa diterima sebab ada
istilah yang samar didalamnya, seperti pegetahuan, pemahaman dan penguasaan.
o Beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan untuk menerima definisi belajar
yang merujuk pada perubahan perilaku yang dapat diamati. Salah satu definisi yang
popular adalah definisi yang dikemukakan oleh Kimble (1961), yaitu: belajar sebagai
sebuah perubahan yang relatif permanen di dalam behavioral potentiality (potensi
behavioral) yang terjadi sebagai akibat dari reinforced practice (praktik yang
diperkuat).
3. • Meskipun cukup popular, definisi ini tidak diterima secara universal. Sebelum
membahas ketidaksepakatan terhadap definisi Kimble, mari kita telaah lebih dalam
terlebih dahulu.
1. Belajar diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku. Dengan kata lain, hasil dari
belajar harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan yang dapat
diamati
2. Perubahan behavioral ini relatif permanen, artinya hanya sementara dan tidak
menetap
3. Perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar
selesai
4. Perubahan perilaku berasal dari pengalaman atau latihan
5. Pengalaman atau latihan harus diperkuat, artinya respon-respon yang
menyebabkan penguatanlah yang akan dipelajari.
4. APAKAH BELAJAR PASTI MENGHASILKAN PERUBAHAN PERILAKU?
• Sebagai sebuah ilmu pengetahuan (sains), psikologi membutuhkan pokok persoalan
yang dapat diamati, dapat diukur yaitu perilaku.
• Jadi, apapun yang akan dipelajari dalam psikologi harus diekspresikan melalui
perilaku, tetapi ini bukan berarti belajar adalah sebuah perilaku.
• Kita mempelajari perilaku sehingga kita bisa mengambil kesimpulan mengenai
proses yang kita yakini merupakan penyebab dari perubahan perilaku yang kita lihat.
Dalam kasus ini, proses itu dinamakan belajar.
• Proses belajar tidak bisa dipelajari secara langsung. Hakekat dari belajar hanya
dapat disimpulkan dari perubahan perilaku.
• B.F Skinner adalah satu-satunya tokoh teoretisi yang berbeda dalam hal ini.
Menurutnya perubahan perilaku merupakan proses belajar itu sendiri dan tidak perlu
lagi ada proses lain yang harus disimpulkan.
5. Kecuali penganut Skinnerian, kebanyakan teoretisi belajar memandang belajar
sebagai sebuah proses yang memperantarai perilaku. Menurut mereka, belajar adalah
sesuatu yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan mendahului
perubahan perilaku.
Dalam kerangka definisi ini, belajar ditempatkan sebagai intervening variable (variabel
perantara). Variabel perantara ini adalah proses teoritis yang diasumsikan terjadi di
antara stimulus dan respon yang diamati.
Variabel independen (variabel bebas) menyebabkan perubahan dalam variabel
perantara (proses belajar), yang pada akhirnya akan menimbulkan perubahan pada
variabel dependen (variabel terikat) yaitu perilaku.
Variabel Independen
(Pengalaman)
Variabel Perantara
(Belajar)
Variabel Dependen
(Perilaku)
6. SEBERAPA PERMANENKAH RELATIF PERMANEN ITU?
Terdapat dua problem, yaitu:
1. Seberapa lamakah perubahan perilaku harus bertahan, sebelum kita mengatakan
bahwa proses belajar telah terlihat hasilnya? Apakah ada perbedaan antara belajar
dengan kejadian lain yang mungkin mengubah perilaku, seperti: kelelahan, sakit,
konsumsi narkoba? Jelas kejadian ini efeknya akan datang dan pergi dengan
cepat, tetapi hasil dari belajar akan terus menetap sampai dilupakan atau muncul
hasil belajar baru yang akan menggantikan hasil belajar yang lama.
2. Fenomena short-term memory. Para psikolog menemukan bahwa jika informasi
yang asing, seperti kata-kata yang tidak bisa dipahami, diberikan kepada
seseorang dan informasi tersebut tidak diulang-ulang, maka orang itu akan
mengingat kata-kata itu secara hampir sempurna dengan hanya sekitar 3 detik
saja. Dalam waktu 15 detik selanjutnya, ingatan mereka turun hingga hampir ke
titik nol atau lupa sama sekali (Murdock, 1961; Peterson & Peterson, 1959).
Meskipun informasi hilang dalam waktu yang singkat, kita tidak bisa dengan yakin
mengatakan bahwa dalam hal ini tidak ada proses belajar.
7. • Kualifikasi relatif permanen dalam definisi belajar juga akan menentukan apakah
proses sensitization (sensitisasi) dan habituation (habituasi) diterima sebagai
contoh dari belajar.
• Sensitisasi adalah proses di mana suatu organisme menjadi lebih responsif
terhadap aspek tertentu dari lingkungannya. Misalnya, seseorang yang biasanya
tidak merespon cahaya atau suara tertentu, akan memberikan respon setelah
menerima kejutan (shock). Kejutan ini mensensitifkan seseorang, membuatnya
lebih responsif terhadap lingkungan. Perasaan “tersentuh” atau hipersensitivitas
setelah merasakan pengalaman yang menjengkelkan atau menyedihkan adalah
bentuk sensitisasi yang umumnya pernah kita rasakan.
• Habituasi adalah proses di mana seseorang menjadi kurang responsif pada
lingkungannya. Misalnya, ada tendensi bagi seseorang untuk memperhatikan
rangsangan baru yang terjadi dilingkungannya. Tendensi ini disebut sebagai refleks
yang terarah. Contoh: ketika Anda menengok ke arah sumber suara yang tiba-tiba
terjadi. Namun setelah memperhatikan suara itu, Anda pada akhirnya mengabaikan
suara tersebut (karena berasumsi suara tidak memberi ancaman) dan tidak peduli
lagi.
8. BELAJAR DAN PERFORMA/TINDAKAN
• Seorang atlet akan mempelajari gerakan tertentu dengan melihat video atau
mendengarkan penjelasan dari pelatih selama satu minggu, namun mereka tidak
langsung menerjemahkan proses belajar itu ke dalam perilaku sampai tiba
waktunya pertandingan. Bahkan beberapa diantara mereka mungkin tidak
melakukan apa-apa karena cedera atau sakit.
• Jadi, dapat dikatakan bahwa potensi untuk bertindak secara berbeda adalah
berasal dari belajar, meskipun perilakunya tidak dipengaruhi dengan segera.
• Memunculkan pertanyaan perbedaan antara learning (belajar) dengan
performance (performa/tindakan). Belajar merujuk pada kemungkinan (potensi)
perubahan perilaku dan tindakan merujuk pada penerjemahan potensi ini ke
dalam perilaku.
9. MENGAPA KITA MENGACU PADA PRAKTIK ATAU PENGALAMAN?
• Jelas bahwa tidak semua perilaku dapat dipelajari. Perilaku yang lebih sederhana
adalah hasil reflex (refleks), yaitu sebuah respons yang tidak dipelajari lebih dahulu
atau respon pembawaan internal dalam rangka bereaksi terhadap sekelompok
stimuli tertentu.
• Contoh dari tindakan refleks adalah bersin ketika hidung kita tergelitik, kaki
tersentak mendadak ketika lutut kita dipukul atau menarik tangan tiba-tiba saat
tersengat api, dan lain sebagainya. Perilaku-perilaku ini jelas tidak dipelajari terlebih
dahulu, karena perilaku ini adalah karakteristik bawaan genetik dari organisme,
bukan hasil pengalaman.
• Perilaku yang kompleks juga merupakan karakteristik bawaan (warisan genetik),
maka perlu perilaku itu akan disebut sebagai contoh dari instinct (insting/naluri).
Perilaku naluriah antara lain aktivitas seperti membangun sarang, migrasi, hibernasi
dan perilaku kawin. Selama beberapa waktu psikolog menjelaskan pola perilaku
yang kompleks ini dengan menyebut insting atau naluri. Jadi, ikan dan burung
migrasi karena mereka memiliki insting migrasi. Burung membangun sarang karena
mereka memiliki insting membangun sarang.
10. • Istilah instingtif (instinctive) menjelaskan mengenai perilaku, saat ini kita cenderung
menggunakan istilah perilaku spesifik-spesifik (Hinde & Tinbergen, 1958) karena
istilah ini lebih bersifat deskriptif.
• Perilaku spesifik-spesifik adalah pola perilaku yang kompleks yang tidak dipelajari
lebih dahulu dan relatif tidak bisa dimodifikasi yang dilakukan oleh binatang spesies
tertentu dalam situasi tertentu.
• Contoh lain dari perilaku yang tidak dipelajari adalah tindakan tupai yang mengubur
kacang. Bahkan bayi tupai yang dibesarkan secara terpisah dengan tupai lainnya
dan baru melihat kacang, akan berusaha menguburnya.
• Riset lainnya mendukung pendapat bahwa beberapa perilaku spesifik-spesifik
adalah dipelajari sekaligus bawaan (Hess, 1958; Lorenz, 1952; Thorpe, 1963).
Lorenz menemukan bahwa itik yang baru saja menetas akan mengikuti setiap objek
yang bergerak yang dikira sebagai induknya, asalkan objek itu dihadirkan
didepannya segera sesudah itik itu menetas.
• Pembentukan keterikatan antara organisme dengan objek environmental
dinamakan imprinting (penanaman). Imprinting diketahui hanya terjadi pada satu
critical period (masa kritis), sesudah masa itu akan sulit membuat anak menguntit
objek-objek lain. Melalui imprinting ini, ada kombinasi antara perilaku hasil belajar
dan perilaku naluriah.
11. DEFINISI BELAJAR YANG DIMODIFIKASI
• Merevisi definisi belajar dari Kimble, maka definisi dari belajar ini lebih netral dalam
kaitannya dengan penguatan dan bisa lebih diterima, yaitu:
“belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relatif permanen
yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary body
states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit,
keletihan atau obat-obatan”
• Definisi ini masih menekankan pentingnya pengalaman tetapi definisi ini
membiarkan ahli teori menentukan sendiri apa jenis pengalaman yang dirasa perlu
untuk terjadinya suatu tindakan belajar, misalnya praktik penguatan, hubungan
stimulus respons atau akuisisi informasi.
12. • Belajar adalah istilah umum yang digunakan
untuk mendeskripsikan perubahan potensi
perilaku yang berasal dari pengalaman.
Akan tetapi, conditioning (pengkondisian)
adalah istilah yang lebih spesifik yang
dipakai untuk mendeskripsikan prosedur
aktual yang dapat memodifikasi perilaku.
• Ada dua jenis pengkondisian, instrumental
dan classical
Apakah ada perbedaan antara
jenis-jenis belajar?
13. Tubuh kita mengembangkan kapasitas untuk merespons secara otomatis
beberapa kebutuhan tertentu. Misalnya, kita bernafas secara otomatis, dan jika
suhu tubuh terlalu tinggi atau terlalu rendah maka akan terjadi mekanisme yang
memicu keluarnya keringat, yang mendinginkan tubuh, atau kita akan menggigil
yang meningkatkan suhu tubuh.
Penyesuaian otomatis ini disebut dengan homeostatis mechanism (mekanisme
homeostatis) karena fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan fisiologis.
Selain mekanisme homeostatis, kita juga dilahirkan dengan membawa gerak
refleks yang membantu kita untuk bertahan hidup (survival). Misalnya, kebanyakan
organisme hidup akan secara refleks menjauhi stimulus yang menyakitkan.
BELAJAR DAN SURVIVAL
14. • Agar bisa survive, suatu spesies harus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
seperti makanan, air dan seks, serta ia harus berinteraksi dengan lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
• Tidak ada organisme yang akan bertahan hidup lama jika dia tidak belajar tentang
objek lingkungan mana yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
• Organisme juga tidak akan bisa bertahan hidup jika ia tidak belajar tentang objek
mana di dalam lingkungan yang berbahaya dan mana yang aman.
• Proses belajar inilah yang membuat organisme bisa berinteraksi dengan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang tidak bisa dipenuhi dengan
mekanisme homeostatis ataupun gerak refleks.
15. UNTUK APA MENGKAJI PROSES BELAJAR?
• Kebanyakan perilaku manusia itu terbentuk melalui proses belajar, penelitian atas
prinsip-prinsip belajar akan membantu kita memahami mengapa kita berperilaku
seperti yang akan kita lakukan.
• Pemahaman tentang proses belajar akan menambah pengetahuan kita bukan
hanya tentang perilaku normal dan perilaku adaptif tetapi juga situasi yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan perilaku abnormal (tidak normal).
• Praktik pengasuhan anak juga dapat memanfaatkan prinsip belajar. Salah satu
atribut manusia yang terpenting adalah bahasa, dan tidak diragukan lagi bahwa
perkembangan suatu bahasa terutama berasal dari belajar.
• Ada juga hubungan erat antara prinsip belajar dengan praktik pendidikan.
Penggunaan proses belajar terprogram, mesin pengajaran dan instruksi dengan
bantuan komputer adalah contoh bagaimana riset tentang proses belajar bisa
mempengaruhi praktik belajar.