SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BAB II 
DASAR TEORI 
II. 1 Pengertian Alat Ukur Level 
Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan air. Dimana alat ukur ini memiliki beberapa tujuan yaitu : 
1. 
Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang 
2. 
Pengontrolan jalannya proses 
3. 
Mendapatkan spesifikasi yang diinginkan 
II. 2 Metode-Metode Pengukuran Level 
Metode pengukuran level permukaan air ada dua macam cara, yaitu : 
1. 
Pengukuran dilihat langsung 
Gambar 2.1 memperlihatkan metode dilihat langsung dimana tinggi permukaan air dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang (meter). Dengan diketahuinya tinggi permukaan air maka volume air yang diukur dapat dicari bila dikehendaki. 
Dilihat Langsung 
Tinggi Air 
Gambar 2.1 Metode dilihat langsung 
Universitas Sumatera Utara
Alat ukur menurut metode pengukuran dilihat langsung ada dua jenis, yaitu : 
1. 
Gelas Penduga (Level Glass) 
Gelas Penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan air dalam suatu bejana secara langsung. Prinsip yang dipergunakan pada gelas penduga adalah prinsip Bejana Berhubungan. Gelas Penduga terdiri dari dua jenis yaitu Gelas Penduga ujung terbuka dan Gelas Penduga ujung tertutup. Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah bejana dan Gelas Penduga Ujung Terbuka. Pemasangan dari gelas penduga ini sangat sederhana. Pada bejana disediakan suatu pipa pengambilan dimana Gelas Penduga ditempatkan. Seal (packing) disediakan agar sambungan jangan sampai bocor. Klem juga disediakan agar Gelas Penduga tetap pada posisinya. 
Gambar 2.2 Gelas Penduga ujung terbuka 
Universitas Sumatera Utara
Sebagian dari air dalam bejana akan mengalir ke dalam Gelas Penduga. Tinggi permukaan air pada Gelas Penduga dan bejana biasanya sama, karena bejana dan Gelas Penduga adalah merupakan dua bejana yang berhubungan. Gelas Penduga ujung terbuka dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan yang tingginya tidak melebihi 1,5 meter. Seperti tangki-tangki penampung minyak diesel, motor bakar dan lain-lain. Gambar 2.3 memperlihatkan Gelas Penduga Ujung Tertutup dengan bejana bertekanan tinggi. Kedua ujung Gelas Penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian bejana berisi air, sedangkan ujung bagian atas tersambung dengan bagian bejana berisi uap (kosong). Level Glass yang dipergunakan untuk air bertekanan tinggi harus diberi pelindung kaca tahan banting dan harus diperlengkapi dengan kerangan-kerangan isolasi yang memungkinkan level glass dilepas dari sistem sewaktu perbaikan atau pembersihan. 
Gambar 2.3 Gelas Penduga ujung tertutup 
Level Glass yang dipergunakan untuk air dengan temperatur yang tinggi harus diperlengkapi dengan saluran buangan. Saluran ini Universitas Sumatera Utara
berfungsi untuk mencegah Thermal Shock yang dapat memecahkan level glass sewaktu menjalankan kembali sesudah perbaikan. Level Glass juga sering diperlengkapi dengan lampu penerang untuk mempermudah pemeriksaan terutama pada malam hari. 
2. 
Pemberat dan Pita 
Gambar 2.4 merupakan cara termudah untuk mengukur tinggi permukaan air dalam tangki-tangki yaitu dengan menggunakan sebuah pipa pengukur yang diberi bobot pemberat. Bobotnya diturunkan ke dalam tangki dan tinggi permukaan air dilihat langsung pada pipa pengukuran (pipa ini telah diberi skala). Disamping itu pada tangki harus disediakan lubang agar bobot dapat masuk dan diturunkan. 
Gambar 2.4 Pemberat dan Pita 
Universitas Sumatera Utara
2. 
Mekanik 
Gambar 2.5 memperlihatkan metode mekanik. Gaya pada air menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian dikalibrasi ke dalam bentuk skala angka-angka. 
Kalibrasi 
Gerak Mekanik 
Gaya Pada Cairan 
Gambar 2.5 Metode Mekanik 
Alat ukur menurut metode mekanik ada dua jenis, yaitu : 
1. 
Menurut Gaya Apung (bouyancy) dengan menggunakan Penggeser (displacer). 
Disebut displacer adalah karena prinsipnya nilai gerak apung yang dihasilkan oleh displacer didesain untuk menggantikan (displacement) nilai volume air yang menghasilkan gerak apung tersebut. Gambar 2.6(A) memperlihatkan sebuah Penggeser di dalam silinder kosong, digantungkan pada sebuah dacing (timbangan). Pada Gambar 2.6(B) air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat penggeser sebesar 1lb, dan pada Gambar 2.6(C) air setinggi 14 inchi menggantikan (mengurangi) berat dari penggeser sebesar 2lb sehingga berat dari penggeser kini hanya sebesar 1lb. 
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Penggeser 
Ada tiga hal yang penting untuk diperhatikan pada kejadian ini, yaitu : 
1. 
Penggeser tidak akan terapung di atas air, melainkan sebagian akan terbenam, karena penggser itu sendiri mempunyai berat tertentu dan terikat pada gantungan. 
2. 
Naiknya tinggi permukaan air akan membuat Penggeser naik, karena adanya gaya apung yang lebih besar dari air. Akan tetapi pergerakan dari Penggeser hanya kecil sekali dibandingkan dengan naiknya tinggi permukaan air. 
3. 
Perubahan pada kedudukan Penggeser akan mengakibatkan perubahan pada kedudukan penunjuk dari timbangan. 
Gambar 2.7 memperlihatkan Penggeser dengan Meteran Penunjuk. tabung pemuntir dipergunakan langsung untuk menggerakkan penunjuk (pointer). Baik untuk indikator maupun kontroler, Penggeser selalu dihubungkan dengan Transmitter sinyal. Output dari Transmitter kemudian dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Output ini bisa berupa sinyal pneumatik maupun sinyal listrik. 
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Penggeser dengan Meteran 
Prinsip kerja dari alat ukur dengan Penggeser pada umumnya dapat dikatakan sebagai berikut : 
1. 
Perubahan pada tinggi permukaan air yang diukur akan mengakibatkan perubahan pada gaya apung dari air tersebut. Ini akan membuat Penggeser bergerak turun atau naik. 
2. 
Pergerakan Penggeser akan menghasilkan gerak memuntir pada Tabung Pemuntir. 
3. 
Pergerakan dari Tabung Pemuntir kemudian dipergunakan menghasilkan sinyal pneumatik atau listrik. Kemudian sinyal ini dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Meteran Penunjuk dapat berupa Meteran dengan Tabung Bourdon. Meteran-meteran ini sebelumnya telah dikalibrasi ke dalam bentuk persen. 
Universitas Sumatera Utara
2. 
Menurut Gaya Tekan (tekanan) dengan menggunakan Sistem Gelembung (bubble system) dan Beda Tekanan (differential pressure). 
Gaya Tekan (tekanan) dengan Sistem Gelembung (bubble system) 
Gambar 2.8 memperlihatkan alat ukur tinggi permukaan air dengan menggunakan Sistem Gelembung. Meteran Penunjuk untuk alat ukur ini umumnya adalah Pressure Gage dengan Tabung Bourdon yang telah dikalibrasi sebelumnya ke dalam bentuk skala persen. Alat ukur tinggi permukaan air dengan sistem gelembung dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan (tekanan statis). 
Gambar 2.8 Sistem Gelembung 
Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang kontinyu. Biasanya tekanan udara ini maksimum 50 Psi. Udara ini dimasukkan ke dalam yang terbenam (tegak) pada cairan yang akan diukur. Semakin tinggi permukaan air yang diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan statis yang diberikan air. Dengan demikian, tinggi permukaan air dapat diukur melalui besaran tekanan udara yang dibutuhkan ini. 
Universitas Sumatera Utara
12 
Gaya Beda Tekanan (Differential Pressure) 
Gambar 2.9 memperlihatkan skematik dari pengembus yang dipergunakan dalam pengukuran tekanan. Pengembus seperti ini juga dapat dipergunakan untuk pengukuran tinggi permukaan cairan. 
Gambar 2.9 Pengembus untuk Transmitter Tinggi Permukaan Air 
Diafragma dan Pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan air akan tetapi, sama halnya dengan Penggeser maka Diafragma dan Pengembus selalu dihubungkan dengan transmitter, baik pneumatik maupun listrik. Kemudian tekanan sinyal pneumatik atau tegangan listrik ini diteruskan ke Meteran penunjuk yang telah dikalibrasi sebelumnya. 
Universitas Sumatera Utara

More Related Content

What's hot

Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarKhairul Fadli
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1GGM Spektafest
 
Starting air system
Starting air systemStarting air system
Starting air systemFrenki Niken
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)Yohanes Sangkang
 
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigasTeknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigaslombkTBK
 
Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Asep Subagja
 
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Zhafran Anas
 
dasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsung
dasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsungdasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsung
dasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsungAsfiyak Zuhairi
 
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki daratpengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki daratHelmi Wijaya
 

What's hot (20)

Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajar
 
Manometer
ManometerManometer
Manometer
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
 
Bucket Elevator
Bucket ElevatorBucket Elevator
Bucket Elevator
 
jenis valve part-1
jenis valve part-1jenis valve part-1
jenis valve part-1
 
Starting air system
Starting air systemStarting air system
Starting air system
 
laporan enfia
laporan enfialaporan enfia
laporan enfia
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
 
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigasTeknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
 
Energi gelombang laut
Energi gelombang laut Energi gelombang laut
Energi gelombang laut
 
Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7Ppt instrumen bab 7
Ppt instrumen bab 7
 
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
Sistem Penggerak Hidrolik (HYDRAULIC CONTROL SYSTEM)
 
Boiler.ppt
Boiler.pptBoiler.ppt
Boiler.ppt
 
Presentasi kp
Presentasi kpPresentasi kp
Presentasi kp
 
Termodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalorTermodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalor
 
Pengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliranPengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliran
 
dasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsung
dasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsungdasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsung
dasar otomasi, rangkaian langsung & tak langsung
 
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki daratpengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
 

Similar to 95161192 gelas-penduga

How to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammadHow to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammadumammuhammad27
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docxSISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docxDilaFadilh
 
Bab 15 pembangkit lstrik microhydro
Bab 15   pembangkit lstrik microhydroBab 15   pembangkit lstrik microhydro
Bab 15 pembangkit lstrik microhydroEko Supriyadi
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Mega Dharma Putra
 
eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2DEDI RIWANTO
 
Automatic liquid level control of tank system
Automatic liquid level control of tank systemAutomatic liquid level control of tank system
Automatic liquid level control of tank systemFatahillah Ata
 
Ilmu Dasar Plambing Final.pdf
Ilmu Dasar Plambing Final.pdfIlmu Dasar Plambing Final.pdf
Ilmu Dasar Plambing Final.pdfAldoAndrian1
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanaditya
 
Tugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaTugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaaeninuraini
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiHendrizal
 

Similar to 95161192 gelas-penduga (20)

How to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammadHow to measure preassure & flow utut muhammad
How to measure preassure & flow utut muhammad
 
bab 4
bab 4bab 4
bab 4
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docxSISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
SISTEM AIR BERSIH DAN AIR KOTOR .docx
 
Bab 15 pembangkit lstrik microhydro
Bab 15   pembangkit lstrik microhydroBab 15   pembangkit lstrik microhydro
Bab 15 pembangkit lstrik microhydro
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
Modul Praktikum Geohidrologi UGM Tahun 2013
 
Paper 2
Paper 2Paper 2
Paper 2
 
barometer.ppt
barometer.pptbarometer.ppt
barometer.ppt
 
eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2
 
2 12
2 122 12
2 12
 
7 pengukuran level
7 pengukuran level7 pengukuran level
7 pengukuran level
 
Automatic liquid level control of tank system
Automatic liquid level control of tank systemAutomatic liquid level control of tank system
Automatic liquid level control of tank system
 
Ilmu Dasar Plambing Final.pdf
Ilmu Dasar Plambing Final.pdfIlmu Dasar Plambing Final.pdf
Ilmu Dasar Plambing Final.pdf
 
about manometer
 about manometer about manometer
about manometer
 
fluida-dinamis.ppt
fluida-dinamis.pptfluida-dinamis.ppt
fluida-dinamis.ppt
 
Pengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilanPengukuran debit dan pengambilan
Pengukuran debit dan pengambilan
 
Tugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisikaTugas kelompok fisika
Tugas kelompok fisika
 
Tugas Sugai
Tugas SugaiTugas Sugai
Tugas Sugai
 
Tugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugaiTugas kelompok sugai
Tugas kelompok sugai
 

More from Benny Padly

185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pirBenny Padly
 
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0Benny Padly
 
17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pbBenny Padly
 
13031 12-973334639006
13031 12-97333463900613031 12-973334639006
13031 12-973334639006Benny Padly
 
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v117 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1Benny Padly
 
6 layer transport
6 layer transport6 layer transport
6 layer transportBenny Padly
 
4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transportBenny Padly
 
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v14. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1Benny Padly
 
4. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 14. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 1Benny Padly
 
1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tubeBenny Padly
 

More from Benny Padly (19)

185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir
 
576664
576664576664
576664
 
499326 ds
499326 ds499326 ds
499326 ds
 
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0120216  -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
120216 -saia_-_data_sheet_awd3_-_26-496_en_ds_energy_meter-awd3-s0
 
91086
9108691086
91086
 
91078
9107891078
91078
 
17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb17795 19846-1-pb
17795 19846-1-pb
 
13031 12-973334639006
13031 12-97333463900613031 12-973334639006
13031 12-973334639006
 
7489
74897489
7489
 
857
857857
857
 
163 546-1-pb
163 546-1-pb163 546-1-pb
163 546-1-pb
 
96 107 wiwik
96 107 wiwik96 107 wiwik
96 107 wiwik
 
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v117 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
17 1344156746-pedoman penulisan laporan kerja praktek v1
 
6 layer transport
6 layer transport6 layer transport
6 layer transport
 
4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport4 3 ka19-transport
4 3 ka19-transport
 
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v14. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
4. setting-fusebit avr-c_helectronics-2014v1
 
4. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 14. analyzer slide show el lap 1
4. analyzer slide show el lap 1
 
1 n4001 d
1 n4001 d1 n4001 d
1 n4001 d
 
1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube1 2-2-1-shell-tube
1 2-2-1-shell-tube
 

Recently uploaded

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 

95161192 gelas-penduga

  • 1. BAB II DASAR TEORI II. 1 Pengertian Alat Ukur Level Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan air. Dimana alat ukur ini memiliki beberapa tujuan yaitu : 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang 2. Pengontrolan jalannya proses 3. Mendapatkan spesifikasi yang diinginkan II. 2 Metode-Metode Pengukuran Level Metode pengukuran level permukaan air ada dua macam cara, yaitu : 1. Pengukuran dilihat langsung Gambar 2.1 memperlihatkan metode dilihat langsung dimana tinggi permukaan air dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang (meter). Dengan diketahuinya tinggi permukaan air maka volume air yang diukur dapat dicari bila dikehendaki. Dilihat Langsung Tinggi Air Gambar 2.1 Metode dilihat langsung Universitas Sumatera Utara
  • 2. Alat ukur menurut metode pengukuran dilihat langsung ada dua jenis, yaitu : 1. Gelas Penduga (Level Glass) Gelas Penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan air dalam suatu bejana secara langsung. Prinsip yang dipergunakan pada gelas penduga adalah prinsip Bejana Berhubungan. Gelas Penduga terdiri dari dua jenis yaitu Gelas Penduga ujung terbuka dan Gelas Penduga ujung tertutup. Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah bejana dan Gelas Penduga Ujung Terbuka. Pemasangan dari gelas penduga ini sangat sederhana. Pada bejana disediakan suatu pipa pengambilan dimana Gelas Penduga ditempatkan. Seal (packing) disediakan agar sambungan jangan sampai bocor. Klem juga disediakan agar Gelas Penduga tetap pada posisinya. Gambar 2.2 Gelas Penduga ujung terbuka Universitas Sumatera Utara
  • 3. Sebagian dari air dalam bejana akan mengalir ke dalam Gelas Penduga. Tinggi permukaan air pada Gelas Penduga dan bejana biasanya sama, karena bejana dan Gelas Penduga adalah merupakan dua bejana yang berhubungan. Gelas Penduga ujung terbuka dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan yang tingginya tidak melebihi 1,5 meter. Seperti tangki-tangki penampung minyak diesel, motor bakar dan lain-lain. Gambar 2.3 memperlihatkan Gelas Penduga Ujung Tertutup dengan bejana bertekanan tinggi. Kedua ujung Gelas Penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian bejana berisi air, sedangkan ujung bagian atas tersambung dengan bagian bejana berisi uap (kosong). Level Glass yang dipergunakan untuk air bertekanan tinggi harus diberi pelindung kaca tahan banting dan harus diperlengkapi dengan kerangan-kerangan isolasi yang memungkinkan level glass dilepas dari sistem sewaktu perbaikan atau pembersihan. Gambar 2.3 Gelas Penduga ujung tertutup Level Glass yang dipergunakan untuk air dengan temperatur yang tinggi harus diperlengkapi dengan saluran buangan. Saluran ini Universitas Sumatera Utara
  • 4. berfungsi untuk mencegah Thermal Shock yang dapat memecahkan level glass sewaktu menjalankan kembali sesudah perbaikan. Level Glass juga sering diperlengkapi dengan lampu penerang untuk mempermudah pemeriksaan terutama pada malam hari. 2. Pemberat dan Pita Gambar 2.4 merupakan cara termudah untuk mengukur tinggi permukaan air dalam tangki-tangki yaitu dengan menggunakan sebuah pipa pengukur yang diberi bobot pemberat. Bobotnya diturunkan ke dalam tangki dan tinggi permukaan air dilihat langsung pada pipa pengukuran (pipa ini telah diberi skala). Disamping itu pada tangki harus disediakan lubang agar bobot dapat masuk dan diturunkan. Gambar 2.4 Pemberat dan Pita Universitas Sumatera Utara
  • 5. 2. Mekanik Gambar 2.5 memperlihatkan metode mekanik. Gaya pada air menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian dikalibrasi ke dalam bentuk skala angka-angka. Kalibrasi Gerak Mekanik Gaya Pada Cairan Gambar 2.5 Metode Mekanik Alat ukur menurut metode mekanik ada dua jenis, yaitu : 1. Menurut Gaya Apung (bouyancy) dengan menggunakan Penggeser (displacer). Disebut displacer adalah karena prinsipnya nilai gerak apung yang dihasilkan oleh displacer didesain untuk menggantikan (displacement) nilai volume air yang menghasilkan gerak apung tersebut. Gambar 2.6(A) memperlihatkan sebuah Penggeser di dalam silinder kosong, digantungkan pada sebuah dacing (timbangan). Pada Gambar 2.6(B) air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat penggeser sebesar 1lb, dan pada Gambar 2.6(C) air setinggi 14 inchi menggantikan (mengurangi) berat dari penggeser sebesar 2lb sehingga berat dari penggeser kini hanya sebesar 1lb. Universitas Sumatera Utara
  • 6. Gambar 2.6 Penggeser Ada tiga hal yang penting untuk diperhatikan pada kejadian ini, yaitu : 1. Penggeser tidak akan terapung di atas air, melainkan sebagian akan terbenam, karena penggser itu sendiri mempunyai berat tertentu dan terikat pada gantungan. 2. Naiknya tinggi permukaan air akan membuat Penggeser naik, karena adanya gaya apung yang lebih besar dari air. Akan tetapi pergerakan dari Penggeser hanya kecil sekali dibandingkan dengan naiknya tinggi permukaan air. 3. Perubahan pada kedudukan Penggeser akan mengakibatkan perubahan pada kedudukan penunjuk dari timbangan. Gambar 2.7 memperlihatkan Penggeser dengan Meteran Penunjuk. tabung pemuntir dipergunakan langsung untuk menggerakkan penunjuk (pointer). Baik untuk indikator maupun kontroler, Penggeser selalu dihubungkan dengan Transmitter sinyal. Output dari Transmitter kemudian dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Output ini bisa berupa sinyal pneumatik maupun sinyal listrik. Universitas Sumatera Utara
  • 7. Gambar 2.7 Penggeser dengan Meteran Prinsip kerja dari alat ukur dengan Penggeser pada umumnya dapat dikatakan sebagai berikut : 1. Perubahan pada tinggi permukaan air yang diukur akan mengakibatkan perubahan pada gaya apung dari air tersebut. Ini akan membuat Penggeser bergerak turun atau naik. 2. Pergerakan Penggeser akan menghasilkan gerak memuntir pada Tabung Pemuntir. 3. Pergerakan dari Tabung Pemuntir kemudian dipergunakan menghasilkan sinyal pneumatik atau listrik. Kemudian sinyal ini dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Meteran Penunjuk dapat berupa Meteran dengan Tabung Bourdon. Meteran-meteran ini sebelumnya telah dikalibrasi ke dalam bentuk persen. Universitas Sumatera Utara
  • 8. 2. Menurut Gaya Tekan (tekanan) dengan menggunakan Sistem Gelembung (bubble system) dan Beda Tekanan (differential pressure). Gaya Tekan (tekanan) dengan Sistem Gelembung (bubble system) Gambar 2.8 memperlihatkan alat ukur tinggi permukaan air dengan menggunakan Sistem Gelembung. Meteran Penunjuk untuk alat ukur ini umumnya adalah Pressure Gage dengan Tabung Bourdon yang telah dikalibrasi sebelumnya ke dalam bentuk skala persen. Alat ukur tinggi permukaan air dengan sistem gelembung dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan (tekanan statis). Gambar 2.8 Sistem Gelembung Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang kontinyu. Biasanya tekanan udara ini maksimum 50 Psi. Udara ini dimasukkan ke dalam yang terbenam (tegak) pada cairan yang akan diukur. Semakin tinggi permukaan air yang diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan statis yang diberikan air. Dengan demikian, tinggi permukaan air dapat diukur melalui besaran tekanan udara yang dibutuhkan ini. Universitas Sumatera Utara
  • 9. 12 Gaya Beda Tekanan (Differential Pressure) Gambar 2.9 memperlihatkan skematik dari pengembus yang dipergunakan dalam pengukuran tekanan. Pengembus seperti ini juga dapat dipergunakan untuk pengukuran tinggi permukaan cairan. Gambar 2.9 Pengembus untuk Transmitter Tinggi Permukaan Air Diafragma dan Pengembus seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan air akan tetapi, sama halnya dengan Penggeser maka Diafragma dan Pengembus selalu dihubungkan dengan transmitter, baik pneumatik maupun listrik. Kemudian tekanan sinyal pneumatik atau tegangan listrik ini diteruskan ke Meteran penunjuk yang telah dikalibrasi sebelumnya. Universitas Sumatera Utara