1. Sistem bahan bakar mengalirkan bahan bakar dari tangki ke karburator melalui pompa, saringan, dan saluran.
2. Karburator membentuk campuran udara dan bahan bakar yang sesuai dengan kondisi mesin melalui venturi dan sistem pelampung.
3. Pompa, saringan, karburator, dan saluran bekerja bersama untuk menyediakan pasokan bahan bakar yang teratur untuk mesin.
1. SISTEM BAHAN BAKAR
A. URAIAN
Bahan bakar yang tersimpan di dalam tangki dikirim oleh pompa bahan bakar
( fuel pump ) ke karburator melalui pipa – pipa dan selang – selang. Kotoran yang terdapat di bahan
bakar disaring oleh saringan bahan bakar ( fuel filter ). Bahan bakar yang sudah disaring dikirim ke
karburator dan karburator mencampurnya dengan udara dengan suatu perbandingan tertentu
menjadi campuran udara dan bahan bakar.
Gbr. Komponen Sistwem Bahan Bakar Bensin
B. TANGKI BAHAN BAKAR
Tangki bahan bakar ( fuel tank ) terbuat dari pelat baja tipis. Tangki bahan bakar ( fuel
tank ) dilengkapi dengan pipa untuk pengisian bensin, sebuah baut penguras ( drain plug ) untuk
mengeluarkan bensin dan sebuah alat pengukur ( fuel sender gauge ) yang dapat menunjukan
jumlah bensin yang tersimpan di dalam tangki. Selain itu pada tangki dibagi-bagi dalam beberapa
bagian dengan pemisah ( separator ) dengan tujuan sebagai damper bila kendaraan berjalan dijalan
yang kasar atau berhenti secara tiba – tiba.
Gbr. Tangki Bahan Bakar
Sistem Bahan Bakar : 1 : 19
2. C. SALURAN BAHAN BAKAR ( FUEL LINE )
Bensin dialirkan dari tangki ke karburator melalui saluran bahn bakar ( pipa dan
selang ). Pipa bahan bakar dibuat dari pelat seng ( zinc-plated ) dan tembaga ( copper lined steel).
Bagian lain yang dihubungkan ke mesin dibuat dari karet ( rubber hose ).
Ada 3 saluran bahan bakar
Saluran utama untuk mengirimkan bahan bakar ke pompa bahan bakar
Saluran pengembali, untuk mengembalikan kelebihan bahan bakar ke tangki
Saluran untuk emisi bahan bakar ( untuk menyalurkan gas HC ke charcoal canister )
Gbr. Saluran Bahan Bakar
D. SARINGAN BAHAN BAKAR ( FUEL FILTER )
Saringan bensin ( fuel filter ) berfungsi menyaring kotoran, air dan debu yang terdapat di
dalam bensin. Saringan bahan bensin tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dalam satu unit.
PENTING !
− Saringan bensin yang tersumbat akan menyebabkan berkurangnya jumlah pengiriman bahan
bakar ke karburator saat dibutuhkan mesin pada kecepatan tinggi atau pada beban yang besar.
− Saringan bensin yang tersumbat juga menambah hambatan pada elemen selama mesin bensin
bekerja. Bensin tidak dapat mengalir dengan lembut, karena sejumlah besar kotoran tertinggal di
dalam saringan.
Gbr. Saringan Bahan Bakar
E. CHARCOAL CANISTER
Charcoal canister adalah tempat penampungan uap bensin berisikan charcoal yang maih
aktif dan uap bensin dihubungkan langsung ke dalamnya dengan udara. Gas HC dipisahkan dari uap
bensin oleh charcoal, pada saat mesin hidup gas tersebut dialirkan ke ruang bakar melalui
karburator kemudian dibakar dan menjadi gas buang yang tidak berbahya.
Sistem Bahan Bakar : 2 : 19
3. Gbr. Aliran Uap Bahan Bakar dan Udara
F. POMPA BAHAN BAKAR
Pompa bahan bakar ( fuel pump ) berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar ke karburator. Ada dua tipe pompa bahan bakar ( bensin ), yaitu : tipe mekanik dan tipe
elektrik. Pompa bahan bakar tipe mekanik menggunakan diaphragma dan digunakan pada mesin
yang menggunakan karburator. Sedangkan pompa bahan bakar ( bensin ) tipe elektrik digunakan
pada mesin yang menggunakan sistem EFI.
1. Pompa bahan bakar tipe mekanik
Pompa bahan bakar tipe mekanik mempunyai sebuah diaphragma yang letaknya
tepat ditengah – tengah, sepasang katup yang bekerja dengan arah berlawanan. Katup ini
digerakan oleh daya balik diaphragma untuk menekan bahan bakar ke karburator. Diaphragma
digerakan oleh rocker arm yang digerakan oleh putaran nok camshaft.
Gbr. Pompa Bensin Tipe Mekanik
Cara kerja pompa bahan bakar ( bensin ) tipe meknik :
a. Penghisapan
Bila rocker arm ditekan oleh nok, diaphragma
tertarik ke bawah, ruang di atas diaphragma
menjadi hampa, katup masuk terbuka dan
bahan bakar akan mengalir ke ruang
diaphragma. Pada saat ini katup keluar tetap
tertutup karena tekanan pegas.
Sistem Bahan Bakar : 3 : 19
4. b. Penyaluran
Nok ( cam ) berputar, maka rocker arm akan
kembali ke posisi semula sehingga diaphragma
didorong ke atas oleh pegas, akibatnya bahan
bakar terdorong melalui katup keluar dan terus
mengalir ke karburator. Dalam keadaan ini
katup keluar terbuka dan katup masuk tertutup,
tekanan penyaluran pompa sekitar 0,2 s/d 0,3
kg/cm2
.
c. Pump Idling
Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator
sudah cukup maka diaphragma tidak terdorong
ke atas oleh pegas dan pull rod berada pada
posisi turun. Hal ini disebabkan tekanan pegas
sama dengan tekanan bahan bakar. Pada saat
ini rocker arm tidak bekerja walaupun
camshaft berputar, akibatnya diaphragma diam
dan pompa tidak bekerja.
2. Pompa bahan bakar tipe listrik
Pompa bahan bakar tipe listrik ( electric fuel pump ) menghasilkan tekanan 2 kg/cm2
atau lebih dibanding dengan pompa bahan bakar tipe mekanik, getaran yang terjadi berkurang,
dapat mengirimkan bahan bakar walaupun mesin dalam keadaan mati.
Sistem Bahan Bakar : 4 : 19
5. KARBURATOR
A. URAIAN
Ada 3 syarat yang harus dipenui untuk mesin bensin agar tenaga yang dihasilkan dapat
tercapai dengan baik :
1. Tekanan kompresi yang tinggi
2. Waktu pengapian yang tepat dan percikan bunga api busi yang kuat.
3. Campuran udara dan bahan bakar yang sesuai.
Karburator berfungsi untuk membentuk / menyediakan campuran bahan bakar yang
sesuai dengan kondisi kerja mesin.
Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara
dengan berat bahan bakar. Perbandingan udara dan bahan bakar dalam teorinya adalah 15 : 1, yaitu
15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Tabel Perbandingan Uara dan Bahan Bakar
KONDISI KERJA MESIN
Perbandingan Udara
dan Bahan Bakar
Saat start temperature 00
C Kira-kira 1 : 1
Saat start temperature 200
C Kira-kira 5 : 1
Saat idling Kira-kira 11 : 1
Putaran lambat 12-13 : 1
Akselerasi Kira-kira 8 : 1
Putaran Max (beban penuh) 12-12 : 1
Putaran sedang (ekonomi) 16-18 : 1
B. PRINSIP KERJA KARBURATOR
Dasar kerja pada karburator sama dengan
prinsip pengecatan dengan semprotan. Ketika udara
ditiup melalui bagian ujung dari pipa penyemprot,
tekanan di dalam pipa akan turun ( rendah ).
Sehinga cairan dalam tabung penyemprot akan terhisap
ke dalam pipa dan membentuk parikel – partikel kecil
saat terdorong oleh udara.
C. KONSTRUKSI DASAR KARBURATOR
Bila torak bergerak ke bawah di dalam silinder selama langkah hisap pada mesin, akan
menyebabkan kevakuman di dalam ruan bakar. Dengan terjadinya kevakuman ini, udara masuk ke
ruang bakar melalui karburator. Besarnya udara yang masuk ke silinder diatur oleh katup throttle
yang gerakannya diatur oleh pedal akselerasi.
Gbr. Konstruksi Dasar karburator
Sistem Bahan Bakar : 5 : 19
6. D. VENTURI
Bertambah cepatnya aliran udara yang masuk melalui saluran sempit ( venturi ), tekanan
pada venturi menjadi rendah. Hal ini menyebabkan bensin dalam ruang pelampung mengalir keluar
melalui saluran utama ( main nozzle ) ke ruang bakar.
Gbr. Venturi
E. CARA KERJA KARBURATOR
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem, yaitu :
1. Sistem pelampung
2. Sistem stasioner dan kecepatan lambat
3. Primary high speed system ( sistem utama )
4. secondary high speed system
5. sistem tenaga ( power system )
6. Sistempercepatan ( Acceleration system )
7. Sistem cuk ( choke system )
8. Fast idle mechanism
9. Thrmostatic valve
10. Posistive crankcase ventilation ( PCV ) system
11. Decelaration fuel cut off system
Keterangan :
1. Sistem pelampung ( float system )
Akibat mengalirnya udara melewati venturi, maka akan terjadi kevakuman pada
venturi, akibatnya bahan bakar dari ruang pelampung akan keluar ke venturi melalui nosel
utama.
Jika perbedaan tinggi ( h ) antara bibir noseldan permukaan bahan bakar dalam ruang
pelampung telah berubah, maka jumlah bahan bakar yang dikeluarkan nosel akan berybah juga.
Untuk alasan tersebut di atas, maka permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung harus
tetap. Untuk menjaga agar permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung selalu tetap,
maka diperlukan sistem pelampung.
Gbr. Konstruksi Ruang Pelampung
Sistem Bahan Bakar : 6 : 19
7. a. Pengontrol permukaan bahan bakar ( float control level )
Bila bahan bakar dari pompa bahan bakar mengalir melalui needle valve dan masuk ke
dalam ruang pelampung, maka pelampung akan terangkat ke atas, needle valve menutup dan
menghentikan bahan bakar yang masuk ke ruang pelampung.
Bila bahan bakar di dalam ruang pelampung terpakai, permukaan bahan bakar akan turun,
needle valve terbuka dan memungkinkan bahan bakar masuk ke ruang pelampung.
Gbr. Cara Kerja Pelampung
b. Needle Valve
Pada saat permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung berubah, pelampung naik atau
turun, gerakan ini dipindahkan ke needle valve melalui push pin. Pegas mencegah needle
valve terbuka atau tertutup oleh gerakan naik atau turun pelampung yang disebabkan
gerakan dari kendaraan, sekaligus menjaga permukaan bahan bakar tetap
Gbr. Cara Kerja Neele Valve
c. Air vent tube
Jumlah bahan bakar ang disalurkan oleh nosel utama ditentukan oleh perbedaan tekanan
udara ( vakum ) dalam venturi ( A ) dan tekanan udara atmosfir di dalam ruang pelampung
( B ).
Oleh karena jumlah bahan bakar yang disalurkan ke venturi tergantung pada besarnya
vakum di dalam venturi, maka tekanan udara di dalam air horn ( C ) dan tekanan udara di
dalam pelampung ( B ) harus sama.
Tekanan udara di dalam ruang pelampung ( B ) dipertahankan sama dengan tekanan udara di
dalam air horn ( C ) oleh air vent tube.
Gbr. Air vent Tube
Sistem Bahan Bakar : 7 : 19
8. Float Chamber Primary Main jet Slow Jet Economizer Jet
Solenoid Valve Idle Port Combustion Chamber
Primary Air Bleeder No. 1
Primary Air Bleeder No. 2
Udara
Bahan Bakar
Catatan :
− Jika air vent tube tersumbat dan saringan udarajuga buntu, akibatnya jumlah bahan bakar
yang disalurkan oleh nosel utama berambah, ini akan menyebabkan campuran menjadi
kaya.
− Jika baut air horn ada yang kendor atau gasket air horn rusak,hal ini akan menyebabkan
campuran bahan bakar dan udara menjadi kaya.
2. Sistem stasioner dan kecepatan lambat ( primary low speed system )
Primary low speed system dipergunakan untuk menyalurkan bahan bakar di bawah throttle
valve pada saat mesin berputar.
a. Bila mesin berputar idling ( stationer )
Gbr. Sistem Stasioner
Skema aliran bahan bakar pada saat mesin berputar idling ( stationer ) :
b. Pada saat putaran rendah
Bila throttle valve dibuka sedikit dari keadaan putaran idle, bahan bakar akan disalurkan dari
slow port dan idle port.
Sistem Bahan Bakar : 8 : 19
9. RUANG PELAMPUNG PRIMARY MAIN JET SLOW JET
PRIMARY AIR BLEEDE NO.1
ECONOMIZER JET
KATUP SOLENOID
SLOW PORT
IDLE PORT RUANG BAKAR
PRIMARY AIR BLEEDE NO.2
BAHAN BAKAR
UDARA
Skema aliran bahan bakar dan udara pada saat putaran rendah :
Sekrup penyetel campuran idle
Sekrup penyetel campuran idle ( idle mixture adjusting screw ) berfungsi untuk mengatur
penyetelan campuran bahan bakar dan udara.
Normal
Rusak
Slow jet
Slow jet berfungsi untuk mengontrol jumlah bahan bakar yang disupply untuk primary low
speed circuit.
Catatan :
- Bila slow jet tidak dikeraskan secukupnya, akan menyebabkan campuran yang tidak
sesuai.
- Diameter dalam slow jet terlalu kecil ( akibat adanya kotoran ), akan menyebabkan
putaran mesin kasar.
Air bleeder
Air bleeder berfungsi untuk membantu mengatomisasikan bahan bakar untuk bercampur
dengan udara.
Catatan :
Bila air bleeder tersumbat, hal ini akan menyebabkan campuran udara dan bahan bakar akan
menjadi kaya.
Economizer jet
Economizer jet digunakan untuk menambah kecepatan aliran bahan bakar, sehinga diperoleh
campuran yang sesuai antara bahan bakar dan udara dari air bleeder no. 1 dan
air bleeder no. 2.
Katup solenoid
Katup solenoid dipasang untuk menjegah terjadinya dieseling. Dieseling adalah bila mesin
berputar terus menerus setelah ignition switch diputar ke posisi “off”.
3. Primary high speed system ( sistem utama )
Primary high speed system berfungsi untuk mensupply bahan bakar pada saat
kendaraan berjalan pada kecepatan sedang dan tinggi. Sistem ini disebut juga “ main system “
( sistem utama ).
Sistem Bahan Bakar : 9 : 19
10. PRIMARY MAIN JETRUANG PELAMPUNG NOSEL UTAMA RUANG BAKAR
MAIN AIR BLEEDER
UDARA
Gbr. Primary High Speed System
Skema alian bahan bakar dan udara pada primary high system :
Main jet
Main jet berfungsi mengontrol jumlah bahan bakar yang disalurkan oleh primary high speed
system
Catatan :
- Jika main jet tersumbat mesin akan berputar tidak baik dan tidak dapat menghasilkan
out-put bila kendaraan berjalan pada kecepatan sedang dan tinggi.
- Jika main jet tidak dikeraskan dengan cukup, menyebabkan busi kotor dan mesin
berputar tidak rata.
Main air bleeder
Udara yang masuk melalui main air bleeder kemudian akan bercampur dengan bahan bakar
dan dikeluarkan melalui main nosel ( nosel utama ) dan selanjutnya dicampur lagi dengan
udara yang masuk melalui ar horn.
Sistem Bahan Bakar : 10 : 19
11. Secondary Air Bleeder
Ruang Pelampung Secondary Main Jet Nozel Utama Ruang Bakar
4. Secondary high speed system
Primary high speed system bekerja pada saat mesin bekerja pada beban ringan dan
jumlah udara yang masuk sedikit. Tetapi bila supply campuran udara bahan bakar ke dalam
silinder oleh primary high speed system tidak cukup pada beban yang berat atau pada kecepatan
tinggi maka secondary high speed system pada saat ini mulai bekerja.
Secondary high speed system disusun sama seperti primary high speed system, tetapi
karena secondary high speed system direncanakan untuk bekerja bila mesin membutuhkan out-
put yang besar maka ukuran (diameter) dari pada nosel’ venture dan jet dibuat lebih besar dari
pada yang diberikan pada system primary.
Mekanisme dari system secondary high speed bekerja bila mesin berputar pada
kecepatan tinggi dan dibawah beban berat. Mekanisme ini ada dua tipe, yaitu :
a. Tipe damper valve ( bobot )
Pada tipe ini,bobot dibutuhkan dengan poros throttle valve di atas katup seconder (hsv=high
speed valve).
Skema aliran udara-bahan bakar pada Secondary High Spd Systwem modewl Bobot :
Gbr. Secondary High Speed System
b. Tipe vacum diaphragm
Cara kerja vacum diaphragm :
Bila mesin berputar pada putaran
rendah, vacuum yang dihasilkan
oleh vacuum bleender pada primary
masih iemah, sehingga vacuum di
dalam rumah diaphragama juga
masih lemah, dan secondary throttie
valve terbuka, vacuum yang timbul
pada rumah diaphragma menjadi
kuat dan secondary throttie vaive
membuka semakin besar. Hal ini
menyebabkan udara megalir ke
secondary ventury dan bahan bakar
keluar dari secondary nozzle.
Sistem Bahan Bakar : 11 : 19
12. Ruang Pelampung
Main Jet
Power Jet
Nozel Utama Ruang Bakar
Main Air Bleeder
Udara
Bahan Bakar
5. Sistem tenaga ( power system )
Primary high speed system mempuyai perencanan untuk pemakaian bahan bakar yang
ekonomis, jika mesin harus megeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan bahan
bakar ke primary high speed system. Tambahan bahan bakar disuppiy oleh power system
(system tenaga) sehigga campuran udara bahan bakar menjadi kaya (12-13:1).
Skema aliran bahan bakar dan udara pada sistm tenaga ( power systewm ) :
Gbr. Sistem Tenaga
Catatan :
− Jika power valve tidak menutup dengan baik maka campuran udara dan bahan bakar yang
disalurkan pada system primary high speed akan terlalu kaya dan mengakibatkan pemakaian
bahan bakar boros.
− Jika terdapat kebocoran vakum di sekitar rumah power piston atau jika saluran vakum bocor
/ rusak maka power piston selalu turun sehingga mengakibatkan power valve selalu terbuka
dan campuran udara dan bahan bakar yang disalurkan ke system primary high speed terlalu
kaya. Hal ini akan menyebabkan akselerasi tidak baik dan tenaga kurang.
− Jika power piston macet pada posisi di atas maka power valve tidak akan membuka,
suhingga power system tidak bekerja. Hal ini akan menyebabkan akselerasi tidak baik dan
tenaga kurang.
− Jika power jet rusak / tersumbat, bahan bakar tidak akan disalurkan ke system primary high
speed, walaupun power valve terbuka. Hal ini akan menyebabkan akselerasi tidak baik dan
tenaga kurang.
6. Sistem percepatan ( Acceleration system )
Bila pedal gas diinjak secara tiba – tiba udara yang masuk kemesin akan bertambah cepat dan
bensin akan terlambat, hal ini dikarenakan bensin lebih berat dari pada udara, Untuk mengatasi
hal tersebut, pada karburator dibuatlan saluran pecepatan agar perbandingan bahan bakar dan
udara menjadi 8:1
Sistem Bahan Bakar : 12 : 19
13. Gbr. Sistem Percepatan
7. Sistem cuk ( choke system )
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian campuran
udara bahan bakar yang mengalir akan mengembun di dinding intake manifold karena intake
manifold dalam keadaan dingin. Dan ini akan mengakibatkan campuran udara bahan bakar
menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup. Sistem cuk membuat campuran udara bahan bakar
kaya (1:1) yang disalurkan ke dalam silinder bila mesin masih dingin. Sistem cuk yang dipakai
pada karburator ada 2 tipe, yaitu tipe manual dan tipe otomatik.
a. Tipe Manual ( Manual Choke Type )
Pada manual chocke type, untuk membuka dan menutup cuk dipergunakan mekanisme
linkage yang dihubungkan ke ruang pengemudi. Jadi bila pengemudi akan membuka dan
menutup katup cuk, cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada instrument
panel.
b. Automatic Choke
Pada automatic choke, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung dari
temperatur mesin dan temperatur ruang mesin. Pada saat sekarang automatic choke ada
2 macam, yaitu system pemanasan dari exhaust dan system electric. Marilah kita bahas dua
system cuk tersebut.
8. Fast idle mechanism
Untuk menghidupkan mesin pada saat temperature rendah, sangat diperlukan campuran yang
kaya, akan tetapi untuk mendapatkan putaran idling yang baik pada saat temperature rendah
maka putaran idling perlu di naikkan. Untuk ini fast idle mechanism dilengkapi untuk
menaikkan putaran idling pada temperature rendah dan katup cuk masih tertutup, dengan
membuka sedikit throttle valve.
9. Thrmostatic valve
Bila kendaraan berjalan pada jalan yang macet dan cuaca panas, ruang mesin akan menjadi
relative panas. Akibatnya bahan bakar di dalam karburator mudah sekali menguap dan mungkin
meluap ke ventury. Campuran menjadi terlalu kaya yang menyebabkan mesin mati, idling kasar
dan susah untuk start. Untuk mencegah keadaan di atas, pada karburator dilengkapi dengan
thermostatic valve. Valve yang dilengkapi dengan bimetal ini akan mulai membuka bila
temperature pada ruang mesin mencapai 600
C dan membuka penuh pada temperature 750
C.
Bila valve membuka, udara luar mengalir langsung ke intake manifold untuk memperkurus
campuran yang terlalu kaya sehingga campuran yang masuk ke dalam silinder menjadi normal
dan mesin pun berputar dengan normal.
10. Posistive crankcase ventilation ( PCV ) system
PCV system dilengkapi untuk mencegah mengalirnya blow by gas ( campuran udara dan bahan
bakar yang bocor) ke udara luar, yang akan mengakibatkan pengotoran udara. Pencegahan
tersebut dilakukan dengan jalan mengalirkan kembali blow by gas ke intake manifold yang
Sistem Bahan Bakar : 13 : 19
14. seterusnya dibakar kembai ke ruang bakar. Sistem ventilation valve mengontrol mengalirnya
blow by gas sesuai dengan kondisi kerja mesin.
Cara Kerja:
Pada saat mesin mati atau bila terjadi back fire,dengan adanya pegas, valve tertekan ke
bawah menutup saluran yang menghubungkan intake manifold dan crankcase.
Pada putaran idling atau pada saat pengurangan kecepatan. Pada saat ini kevacukan intake
manifold tinggi, sehingga valve akan tertarik ke atas (ke bagian intake manifold) untuk
memperkecil luas saluran gas sehingga aliran gas ke intake manifold berkurang.
Pada saat mesin bekerja normal, kevacuman pada intake manifold lebih rendah dari pada
keadaan 2 diatas, hal ini mengakibatkan valve akan bergerak turun sehingga luas saluran gas
menjadi lebih luas.
Pada saat akselerasi atau pada saat beban berat. Pada saat ini kevacuman pada intake
manifold lebih rendah lagi sehingga valve akan bergerak lebih turun lagi tetapi belum
menutup. Jadi luas saluran gas menjadi maksimum, yang mana blow by gas dapat mengalir
ke intake manifold dalam jumlah yang besar. Bila gas yang dihasilkan melebihi kapasitas
saluran gas pada valve, gas akan dialirkan ke karburator melalui slang (hose) yang dipasang
antara kepala silinder dan saringan udara.
Gbr. Kerja Positive Crankcase Ventilation
Sistem Bahan Bakar : 14 : 19
15. 11. Decelaration fuel cut off system
Pada saat dilakukan decelerasi, throttle valve akan menutup rapat sedangkan putaran mesin
masih tinggi sehingga mengakibatkan kevacuman pada ruang bakar dan intake manifold
menjadi tinggi yang akan menyebabkan bahan bakar yang menempel pada dinding intake
manifold akan menutup dengan cepat sehingga campuran menjadi gemuk. Hal ini akan
menyebabkan konsentrasi CO dan HC pada gas buang akan bertambah. Untuk itu pada
carburetor dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut Off System” yang akan menutup aliran
bahan bakar dari slow port sehingga konsentarsi CO dan HC dapat diturunkan.
Gbr. Deceleration Fuel Cut-Off System
Sistem Bahan Bakar : 15 : 19