Karakter yang perlu dimiliki guru agar profesional adalah rendah hati, pandai mengelola waktu, menghargai proses, berpikiran terbuka, dan percaya diri.
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Karaktor
1. Apa Itu Karakter?
Dennis Coon dalam bukunya Introduction to Psychology : Exploration and Aplication
mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif
terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribiut kepribadian yang dapat
atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Karakter adalah jawaban mutlak untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat.
KARAKTOR
Watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Modul Pembinaan Karakter adalah sebuah modul yang dilaksanakan untuk membina
karakter yang berkesan bagi para peserta yang merangkumi diri, keluarga, komuniti dan
negara. Terdapat dua komponen yang akan dilalui peserta di mana yang pertama
berfokus kepada pembinaan diri dan kedua adalah tentang diri dengan orang lain. Di
dalam komponen pertama, peserta melalui proses penerokaan diri sendiri, menyedari
dan mengenal pasti ciri-ciri diri (seperti aspek kepimpinan), memperkayakan kekuatan
dan memulihkan kelemahan diri. Peserta menyedari tentang penglibatan orang lain
dalam kehidupan mereka, mengetahui kemahiran untuk bekerja sebagai ahli satu
pasukan, cara bertindak sebagai pemimpin dalam kumpulan, dan mengatasi masalah di
dalam kumpulan semasa melalui komponen kedua modul ini. Melalui aktiviti-aktiviti
ceramah, permainan, latihan dan lain-lain, peserta belajar tentang kejujuran, membuat
pilihan, bertanggungjawab, memimpin, menunaikan janji (komitmen) dan membina
keyakinan diri. Modul ini dilaksanakan selama dua minggu dan peserta dipimpin oleh
jurulatih.
Ada 3 Cara Mendidik Karakter Anak:
1. Ubah Lingkungannya, melakukan pendidikan karakter dengan cara menata
peraturan serta konsekuensi di sekolah dan dirumah.
2. 2. Berikan Pengetahuan, memberikan pengetahuan bagaimana melakukan perilaku
yang diharapakan untuk muncul dalam kesehariannya serta diaplikasikan.
3. Kondisikan Emosinya, emosi manusia adalah kendali 88% dalam kehidupan
manusia. Jika mampu menyentuh emosinya dan memberikan informasi yang tepat
maka informasi tersebut akan menetap dalam hidupnya.
Karakter apa yang perlu ditumbuhkan dan dibentuk dalam diri anak?
1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan Tanggung Jawab
3. Kejujuran atau Amanah, Diplomatis
4. Hormat dan Santun
5. Dermawan, Suka Tolong Menolong & Gotong Royong
6. Percaya Diri dan Pekerja Cerdas
7. Kepemimpinan dan Keadilan
8. Baik dan Rendah Hati
9. Karakter Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan.
Ab. Alim Abdul Rahim (1999) turut menyenaraikan beberapa kesan positif ke atas
pelajar daripada kegiatan kokurikulum, antara yang mempunyai kaitan dengan
kemahiran generik ialah mengawal diri, tolong-menolong, bertanggungjawab,
bertimbang rasa, bertolak ansur, bercita-cita, menjaga kebersihan, mempunyai
keyakinan diri, berfikiran tajam, rasional, berkemahiran, berdikari dan berkreatif
Bagaimana Pembangunan Sahsiah Memberi Kesan Kepada Perubahan Karektor Guru
?
Posted on April 21, 2012
Kita sedia maklum bahawa perubahan sahsiah adalah proses pertumbuhan diri kesan
daripada interaksi dalaman dan input persekitaran luaran yang akan melahirkan
seorang pendidik yang professional dan berkesan.
3. Memandangkan guru merupakan aset yang amat berharga bagi memastikan generasi
muda mempunyai hala tuju ke arah kecemerlangan negara pada masa akan datang
maka pembangunan sahsiah perlu diterapkan dalam diri seorang yang bergelar guru.
Melaui pembangunan sahsiah ia mampu untuk mengubah karektor seorang guru ke
arah karektor yang berkeyakinan tinggi. Berikut adalah beberapa perkara utama yang
cuba diketengahkan dalam mengubah karektor guru dalam pembangunan sahsiah iaitu
penekanan dalam aspek kognitif dan perubahan karektor diri.
Sebagai contohnya adalah gaya berfikir guru yang terarah kepada kerosakan diri dan
masyarakat. Guru yang mempunyai gaya pemikiran yang tidak sihat sentiasa
menunjukkan sikap suka menyalahkan orang lain.
Maka melalui pembangunan sahsiah akan cuba menyerapkan elemen yang baik
supaya masalah menyebabkan guru terjerumus kepada pemikiran negatif dapat diatasi.
Oleh itu melalui modul pembangunan sahsiah telah menekankan ciri-ciri kognitif yang
positif dalam membentuk sahsiah guru.
Ini adalah sebahagian daripada beberapa perkara utama dalam pembangunan sahsiah
yang hendak diterapkan kepada guru. Selain itu, ia juga adalah sebahagian daripada
kesan-kesan pembangunan sahsiah dalam perubahan karektor guru.
Namun sekiranya anda berasa pening, kesuntukan masa, tarikh hantar tugasan dah
dekat kekurangan buku rujukan dan takde idea dalam menjawab soalan ini anda
boleh Kilik Sini or dapatkan contoh assignment terdahulu di sini
Bagaimana Pembangunan Sahsiah Memberi Kesan Kepada Perubahan Karektor Guru
?
Posted on April 21, 2012
4. Kita sedia maklum bahawa perubahan sahsiah adalah proses pertumbuhan diri kesan
daripada interaksi dalaman dan input persekitaran luaran yang akan melahirkan
seorang pendidik yang professional dan berkesan.
Memandangkan guru merupakan aset yang amat berharga bagi memastikan generasi
muda mempunyai hala tuju ke arah kecemerlangan negara pada masa akan datang
maka pembangunan sahsiah perlu diterapkan dalam diri seorang yang bergelar guru.
Melaui pembangunan sahsiah ia mampu untuk mengubah karektor seorang guru ke
arah karektor yang berkeyakinan tinggi. Berikut adalah beberapa perkara utama yang
cuba diketengahkan dalam mengubah karektor guru dalam pembangunan sahsiah iaitu
penekanan dalam aspek kognitif dan perubahan karektor diri.
Sebagai contohnya adalah gaya berfikir guru yang terarah kepada kerosakan diri dan
masyarakat. Guru yang mempunyai gaya pemikiran yang tidak sihat sentiasa
menunjukkan sikap suka menyalahkan orang lain.
Maka melalui pembangunan sahsiah akan cuba menyerapkan elemen yang baik
supaya masalah menyebabkan guru terjerumus kepada pemikiran negatif dapat diatasi.
Oleh itu melalui modul pembangunan sahsiah telah menekankan ciri-ciri kognitif yang
positif dalam membentuk sahsiah guru.
Ini adalah sebahagian daripada beberapa perkara utama dalam pembangunan sahsiah
yang hendak diterapkan kepada guru. Selain itu, ia juga adalah sebahagian daripada
kesan-kesan pembangunan sahsiah dalam perubahan karektor guru.
Guru hendaknya memiliki kecerdasan emosional dan spiritual
5. 5 karakter guru yang profesional
19 JANUARI 2012
tags: agus sampurno, guru kreatif, guru profesional, manajemen kelas
Segera setelah kebijakan sertifikasi digulirkan pemerintah, banyak guru (termasuk
saya) yang kemudian gamang mengenai arti sesungguhnya dari ‘profesionalisme’. Guru
yang mengajar di kelas dari hari ke hari punya dua ujung sebagai perjalanan kariernya.
Ujung pertama adalah rutinitas, artinya ia akan jadi orang yang pasif, terjebak rutinitas,
cenderung bekerja demi harapkan gaji dan tunjangan di akhir bulan. Ujung kedua
adalah ia semakin cinta pada profesi dan terus meningkatkan diri serta merasa
hidupnya ‘berkah’ karena mengajar dan menyebarkan ilmu.
Pasti semua dari kita ingin menjadi guru yang menemui ujung kedua seperti yang saya
ceritakan di atas. Untuk sampai kesana tidak bisa tidak kita membutuhkan karakter.
Sebuah karakter yang memang tidak mudah untuk dipraktekkan serta berhubungan
dengan banyak faktor lain. Silahkan mencermati karakter apa saja yang bisa membuat
seorang guru menjadi guru profesional;
1. Rendah hati
Karakter ini membuat seorang guru berpikiran terbuka serta mudah menerima hal-hal
baru. Di depan siswa atau sesama guru ia terus terang jika tidak tahu. Maklum ditengah
pesatnya pertumbuhan dan akses kepada informasi, semua orang benar-benar mesti
belajar kembali dan bersedia menjadi seorang pembelajar. Hal ini membuat ia menjadi
mitra belajar yang mengasyikkan bagi siswa dan sesama guru. Karakter rendah hati
juga menjadi pembuka jalan bagi masuknya ilmu baru. Di sebuah sekolah jika semua
gurunya rendah hati akan terjadi transfer ilmu dan terbentuk komunitas pembelajar,
karena semua orang dihargai dari apa kontribusi tenaga dan ilmunya dan bukan dari
seberapa seniornya ia di sekolah.
6. 2. Pandai mengelola waktu
Sebagai seorang yang bekerja dengan administrasi serta tugas mengajar yang banyak
setiap minggunya, guru dituntut untuk pandai mengelola waktu. Bukan cuma siswa
dikelas saja yang punya hak terhadap diri kita, namun juga keluarga terdekat kita di
rumah yang memerlukan perhatian. Guru yang pandai mengelola waktu membedakan
prioritas dalam bekerja, mana yang mesti dikerjakan sekarang atau yang mesti digarap
secara bertahap.
3. Menghargai proses.
Saat mengajar sering kita pulang ke rumah dalam keadaan yang sangat lelah. Sering
juga kita dilanda kebosanan sambil berucap dalam hati “seperti inikah rasanya jadi
guru”. Sebagai manusia biasa wajar sekali jika perasaan itu datang. Semua perasaan
tersebut akan hilang jika sebagai guru kita menghargai proses. Proses yang saya
maksud adalah seperti jalannya atau perputaran alam semesta yang kita rasakan. Ada
pagi ada siang, ada gelap dan ada terang. Jika suatu saat kita gagal atau belum
berhasil dalam mengajar, hargailah usaha yang diri kita sendiri lakukan. Sebab
mengingat-ingat kegagalan tanpa memandang atau menghargai usaha diri kita sendiri
akan membuat malas di kemudian hari untuk melakukan inovasi dalam mengajar. Ada
perasaan khawatir atau takut untuk berubah hanya karena pernah gagal. Jika itu terjadi
siswa yang akan jadi korban karena sebagai guru anda akan tampil biasa-biasa saja
dan miskin inovasi.
4. Berpikiran terbuka
Informasi dan ilmu pengetahuan berkembang dan bertambah sedemikian pesatnya.
Dalam hitungan detik informasi bertambah dengan cepat. Saat ini informasi ada di
mana saja, semua tersedia tinggal bagaimana seseorang dengan pikirannya bisa
mencerna dan memanfaatkan. Sebagai seorang guru sikap berpikiran terbuka inilah
yang paling bermakna saat ini untuk diterapkan. Dengan berpikiran terbuka guru jadi
mudah untuk menerima perbedaan dan senang akan perubahan. Di kelas dan sekolah
sejak dulu siswa dibagi menjadi murid yang ‘pintar’, ‘bodoh’ dan ‘sedang-sedang saja’.
Belum ada pikiran yang terbuka yang mengatakan bahwa setiap anak adalah unik dan
7. bisa menjadi ‘juara’ di bidangnya masing-masing. Saat guru berpikiran terbuka ia akan
bisa sekuat tenaga membuat setiap siswa di kelasnya meraih masa depan sesuai
potensinya. Dengan pikiran terbuka guru juga jadi mudah untuk menyerap ilmu dari
siapa saja tanpa mesti katakan “aah saya sudah tahu” atau “ah saya sudah pernah
menerapkan” karena di masa sekarang ini ilmu bisa datang dari siapa saja, ia bisa
datang dari buku dan media massa, sesama guru, orang tua siswa bahkan dari siswa
kita di kelas.
5. Percaya diri
Bedakan antara rasa percaya diri dan sombong. Dalam mempersiapkan dan
merencanakan pengajaran di kelas bisa saja guru mengatakan semua yang akan
diajarkannya sudah ada di ‘luar kepala’ hal ini berarti sama saja mengatakan sebagai
guru ia anti terhadap kegiatan belajar lagi. Padahal bukan seperti itu guru yang percaya
diri. Guru yang percaya diri akan sekuat tenaga mempersiapkan sambil tetap percaya
diri jika ada masalah yang timbul saat ia sedang melaksanakan perencanaan
pengajarannya. Ia yakin sesulit apapun masalah yang timbul saat ia sedang
melaksanakan hasil perencanaan pengajarannya, tetap akan memberikan pengalaman
dan masukan bagi karier mengajarnya di masa depan.
Terima kasih sudah membaca artikel ini, adakah 5 hal diatas juga merupakan
karakter anda selama ini? ataukah ada hal yang baru yang bisa anda bagi dan
tambahkan agar semua pendidik di Indonesia bisa lebih profesional dalam
berkarier ? ayo berbagi lewat komentar di bawah ini