2. LATAR BELAKANG
Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan faktor-faktor
pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya pembelajaran
secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam
mengajar.
3. FAKTOR DARI DALAM
SENDIRI (KECERDASAN) a. Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan
pelaksanaan tugas-tugas.
b. Semakin rumit dan makmur tugas-tugas yang diemban makin tinggi
kecerdasan yang diperlukan.
a. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan
monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada penu-runan
kinerjanya.
4. BAKAT
Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan
keahliannya.
5. KEMAMPUAN DAN MINAT
1. Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang
adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat
menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
6. MOTIF DAN KESEHATAN
1) Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkannya kerja
seseorang.
2) Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang
sampai selesai.
3) Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula.
7. KEPRIBADIAN
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral
tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi
dengan rekan kerja akan meningkatkan kerjanya.
8. CITA-CITA DAN TUJUAN DALAM BEKERJA
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan
cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat
terlaksanakan karena ia bekerja secara sungguh-sungguh,
rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.
9. FAKTOR DARI LUAR DIRI SENDIRI
(LINGKUNGAN KELUARGA)
1) Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja
seseorang.
2) Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan
gairah kerja.
10. LINGKUNGAN KERJA
1. Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong
seseorang bekerja secara optimal.
2. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang
di tempat ia bekerja.
3. Lingkungan kerja yang dimaksud di sini adalah
situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk
mengembangan karir, dan rekan kerja yang kologial.
11. KOMUNIKASI DENGAN KEPALA SEKOLAH
1. Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi
yang efektif.
2. Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat
mengakibatkan timbulnya salah pengertian.
12. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang memadai membantu
guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama
kinerja dalam proses mengajar.
13. MEMBERI KESEMPATAN PADA
PENDIDIK
· Peningkatan dan perbaikan pendidikan harus dilakukan secara bertahap.
· Dinamika guru dalam pengembangan program pembelajaran tidak akan bermakna bagi
perbaikan proses dan hasil belajar siswa, jika manajemen sekolahnya tidak memberi peluang
tumbuh dan berkembangnya kreatifitas guru.
· Demikian juga penambahan sumber belajar berupa perpustakaan dan laboratorium tidak akan
bermakna jika manajemen sekolahnya tidak memberikan perhatian serius dalam
mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar tersebut dalam proses belajar mengajar.
14. KEGIATAN GURU DI DALAM
KELAS a) Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak
b) Guru harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan siswa-siswanya.
c) Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang
membelajarkan.
d) Guru harus menguasai kelas.
e) Guru harus melakukan evaluasi secara benar.
15. KEGIATAN GURU DI SEKOLAH
a) Mengembangkan filsafat pendidikan.
b) Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum.
c) Merencanakan program supervisi.
d) Merencanakan kebijakan kepegawaian.
16. KOMPETENSI PROFESIONAL
1. Pekerjaan seorang guru adalah merupakan suatu
profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang
orang.
2. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi
dalam bentuk ijazah.
17. UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN NO. 14 TAHUN 2005
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism.
2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia.
3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugasnya
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
18. 7) Memiliki kesempatan untuk mengembangan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan sepanjang hayat.
8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
19. KOMPENTENSI SOSIAL
· Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam menghadapi orang lain.
· Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar guru dalam menjalankan tugas
keguruan.
· Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkat
kemampuan professional.
· Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.
· Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok.
20. PP RI NO. 19 TAHUN 2005 (KOMPETENSI
SOSIAL)
· Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta
pendidikan, dan masyarakat sekitar.
· Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar.
· Kemampuan sosial sangat penting karena manusia bukan makhluk individu.
· Segala kegiatannya pasti dipengaruhi juga oleh pengaruh orang lain.
22. FAKTOR KEMAMPUAN
· Kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill)
Artinya seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya.
· Guru terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan.
· Pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
· Penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya akan dapat membantu dalam efektivitas suatu
pembelajaran.
23. FAKTOR MOTIVASI
· Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi
situasi kerja.
· Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang
yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
· Hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kinerja.
24. DEFINISI GURU
· Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat.
· Guru berprestasi dengan pencapaian kinerja.
· Guru harus menyadari bahwa ia hars mengerjakan tugasnya tersebut
dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab,
25. 6 KARAKTERISTIK GURU BERPRESTASI TINGGI
1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi
2. berani mengambil resiko
3. memiliki tujuan yang realistis
4. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
26. INDIKATOR KINERJA GURU
(KEMAMPUAN MERENCANAKAN BELAJAR MENGAJAR)
a. Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan
pendidikan.
b. Menyesuaikan analisa materi pelajaran.
c. Menyusun program semester.
d. Menyusun program atau pembelajaran.
27. KEMAMPUAN MELAKSANAKAN KEGIATAN BELAJAR
MENGAJAR
a. Tahap pra intruksional
b. Tahap intruksional
c. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
28. KEMAMPUAN MENGEVALUASI
a. Evaluasi normatif
b. Evaluasi formatif
c. Laporan hasil evaluasi
d. Pelakanaan program perbaikan dan pengayaan.
29. KINERJA GURU BERSIFAT NEGATIF
· Guru belum menguasai penyusunan program semester.
· Guru belum melaksanakan pra intruksional,
· Guru tidak memperhatikan evaluasi yang bersifat
normatif.
30. EVALUASI KINERJA
a. Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan
periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.
b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit
keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan
dirinya.
c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung
jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus
diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai.
31. LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KINERJA
a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja.
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab.
kekurangan baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri.
d. Mengembangkan rencana tindakan tersebut.
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.
f. Mulai dari awal, apabila perlu.
32. 4 INDIKATOR KINERJA GURU
· Kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,
· Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran,
· Kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran,
· Kinerja guru dalam disiplin tugas.
33. KESIMPULAN
· Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu dengan yang lainnya yaitu
dengan cara bermusyawarah.
· Para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerja.
· Baik dan buruknya guru dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah supervisor dalam melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan
(kinerja guru).
· Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan mendasarkan hasil diskusi
antara karyawan dengan pimpinannya untuk menyusun suatu proposal lainnya, seperti imbalan .
· Evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya
dengan baik di dalam organisasi.
34. · Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya
dalam bidangnya. Untuk itu sangat tergantung dari para pelaksanaannya, yaitu para karyawan
agar mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi.
· Peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan karena semuanya mempunyai
kekurangan dan kelebihan, hal itu harus sangat berguna bagi para karyawan.
· Dari berbagai uraian teori tentang kinerja guru, maka yang dimaksud dengan kinerja guru
dalam uraian ini adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang
menghasilkan hasil yang memuaskan guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam
suatu unit kerja.
35. DEFINISI KINERJA GURU
· Segala sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan
kemampuan kerja.
· Kinerja atau unjuk kerja selalu dihubungkan dengan kemampuan
memberikan pelayanan dan memuaskan pihak yang berkepentingan
dalam ruang lingkup kerja.
36. KRITERIA KINERJA GURU
· Keberhasilan guru bisa dilihat apabila kriteria yang ada telah tercapai secara keseluruhan.
· Kriteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik.
· Kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang
berprofesi guru.
· Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam peraturan pemerintah RI No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3.
37. PENILAIAN DAN HASIL
KERJA
· Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut.
· Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang.
· Tingkat keberhasilan kerja diukur dengan membandingkan hasil dengan target yang
dirumuskan dalam rencana.
· Guru perlu mengadakan penilaian dan hasil kerja.
38. EVALUASI KINERJA GURU
· Tahapan terpenting dalam satuan kegiatan.
· Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan serta faktor yang
mendukung atau menghambat keberhasilan
39. PENGERTIAN KINERJA GURU
· Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang.
· Kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak
sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang.
40. DEFINISI PRESTASI KERJA
· Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu
keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajar mengajar.
· Kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan.
· Kinerja (Prestasi Kerja) guru merupakan hasil kerja di mana guru dapat mencapai
persyaratan pekerjaan.
41. PENCAPAIAN KINERJA (PRESTASI KERJA)
· Guru harus berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya.
· Guru dapat memanfaatkan serta menciptakan situasi yang ada dilingkungan sekolah sesuai
dengan aturan yang berlaku.
· Guru dapat melaksanakan tugasnya yang baik untuk menghasilkan hasil yang memuaskan,
guna tercapainya tujuan sebuah organisasi atau kelompok dalam suatu unit kerja.
43. FAKTOR KEMAMPUAN GURU
· Kemampuan potensi (IQ).
· Kemampuan reality (knowledge + skill) .
· Guru perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
· Penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya akan dapat membantu
dalam efetivitas suatu pembelajaran.
44. KEMAMPUAN REALITY (KNOWLEDGE + SKILL)
· Guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai
dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari,
maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
45. FAKTOR MOTIVASI GURU
· Motivasi terbentuk dari sikap guru dalam menghadapi situasi
kerja.
· Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
46. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB GURU
· Guru berprestasi dengan pencapaian kinerja tinggi.
· Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat.
· Guru harus menyadari bahwa ia harus mengerjakan tugasnya tersebut
dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan.
· Siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan oleh
gurunya.
· Jika ini tercapainya maka guru akan memiliki tingkat kinerja yang tinggi.
47. 6 KARAKTERISTIK GURU MEMILIKI MOTIF
BERPRESTASI TINGGI
1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi
2. Berani mengambil resiko
3. Memiliki tujuan yang realistis
4. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang kegiatan
kerja yang dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
48. FAKTOR PENDUKUNG KINERJA GURU
a. Faktor dari dalam sendiri (intern)
1) Kecerdasan
2) Keterampilan dan kecakapan
3) Bakat
4) Kemampuan dan minat
5) Motif
6) Kesehatan
7) Kepribadian
8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja
b. Faktor dari luar diri sendiri
(ekstern)
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan kerja
3) Komunikasi dengan Kepala Sekolah
4) Sarana Prasarana Sekolah
5) Kegiatan Guru Di Kelas
6) Kegiatan Guru Di sekolah
49. KECERDASAN
· Memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas.
· Semakin rumit dan makmur tugas-tugas yang diemban makin tinggi
kecerdasan yang diperlukan.
· Guru yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin
akan terasa jenuh dan akan berakibat pada penurunan kinerjanya.
50. KETERAMPILAN DAN KECAKAPAN
· Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda.
· Adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan
latihan.
51. BAKAT
· Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan
keahliannya.
52. KEMAMPUAN DAN MINAT
· Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seorang guru adalah
tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya.
· Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang
pekerjaan yang telah ditekuni.
53. MOTIF
· Motif yang dimiliki dapat mendorong
meningkatkannya kerja seseorang.
54. KESEHATAN
· Dapat membantu proses bekerja seorang guru sampai
selesai.
· Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu.
55. KEPRIBADIAN
· Guru yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi
kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi
lingkungan kerja dengan rekan kerja akan meningkatkan
kerjanya.
56. CITA-CITA DAN TUJUAN DALAM BEKERJA
· Jika pekerjaan yang diemban seorang guru sesuai dengan cita-cita
maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia bekerja
secara sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.
57. FAKTOR DARI LUAR DIRI SENDIRI (EKSTERN)
(LINGKUNGAN KELUARGA)
· Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja
seorang guru.
· Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah
kerja.
58. LINGKUNGAN KERJA
· Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara Optimal.
· Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seorang guru di tempat ia bekerja.
· Lingkungan kerja yang dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang
memadai, kesempatan untuk mengembangan karir, dan rekan kerja yang mendukung.
59. KOMUNIKASI DENGAN KEPALA SEKOLAH
· Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif.
· Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan
timbulnya salah pengertian.
60. SARANA DAN PRASARANA
· Adanya sarana dan prasarana yang memadai
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya
terutama kinerja dalam proses mengajar.
61. KEGIATAN GURU DI KELAS
· Peningkatan dan perbaikan pendidikan harus dilakukan secara bertahap.
· Dinamika guru dalam pengembangan program pembelajaran tidak akan bermakna bagi
perbaikan proses dan hasil belajar siswa, jika manajemen sekolahnya tidak memberi peluang
tumbuh dan berkembangnya kreatifitas guru.
· Penambahan sumber belajar berupa perpustakaan dan laboratorium tidak akan bermakna jika
manajemen sekolahnya tidak memberikan perhatian serius dalam mengoptimalkan pemanfaatan
sumber belajar tersebut dalam proses belajar mengajar.
62. KEGIATAN GURU DI DALAM KELAS
a) Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak
b) Guru harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan
siswa-siswanya
c) Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang
membelajarkan.
63. KEGIATAN GURU DI SEKOLAH
a) Mengembangkan filsafat pendidikan
b) Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
c) Merencanakan program supervisi
d) Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian.
64. BERPATISIPASI DALAM BIDANG ADMINISTRASI
· Di mana dalam bidang administrasi
· ini para guru memiliki kesempatan yang banyak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
sekolah.
· Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu dengan yang
lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah.
· Untuk meningkatkan kinerja, para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya (kepsek).
· Jadi, dapat disimpulkan bahwa baik dan buruknya guru dalam proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah supervisor dalam melaksanakan
pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan (kinerja guru).
65. INDIKATOR KINERJA GURU
· Dapat dilihat peran guru dalam meningkatkan
kemampuan dalam proses belajar-mengajar.
66. INDIKATOR KINERJA
(KEMAMPUAN MERENCANAKAN BELAJAR MENGAJAR)
a. Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan.
b. Menyesuaikan analisa materi pelajaran
c. Menyusun program semester
d. Menyusun program atau pembelajaran
67. KEMAMPUAN MELAKSANAKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
a. Tahap pra instruksional
b. Tahap instruksional
c. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
68. KEMAMPUAN MENGEVALUASI
a. Evaluasi normatif
b. Evaluasi formatif
c. Laporan hasil evaluasi
d. Pelakanaan program perbaikan dan pengayaan.
69. DEFINISI EVALUASI KINERJA
· Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik
kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.
· Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan
pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
· Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang.
· Memberikan tanggung jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang
harus dipertanggung jawab oleh guru, serta mutu dan baku yang harus dicapai.
70. LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KERJA
a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan baik yang
berhubungan dengan pegawai itu sendiri.
d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.
f. Mulai dari awal, apabila perlu.
72. MENGORGANISASIKAN
· Pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan
sumber-sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan
belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan ekonomis.
73. MEMIMPIN
· Pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan, mendorong,
dan menstimulasikan murid-muridnya, sehingga mereka
siap mewujudkan tujuan belajar.
74. MENGAWASI
1. Pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya
dalam mengorganisasikan
dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan
yang telah dirumuskan.
2. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus menilai
75. PENGERTIAN KINERJA
· Kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang
menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan
organisasi kelompok dalam suatu unit kerja.
76. DEFINISI KINERJA (PRESTASI KERJA)
•Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang di berikan.
77. McCloy et.al. yang di kutip dari buku Khaerul
umam,
• Kinerja berarti perilaku atau tindakan yang relevan terhadap
tercapainya tujuan organisasi.
78. KINERJA (PRESTASI KERJA)
• Kunci yang harus berhasil, oleh karena itu kinerja baik dalam bentuk
individu maupun dalam bentuk organisasi selayaknya terus dievaluasi
untuk mendapat standar keberhasilan (Staner,Freeman dan Gillent,h. 11).
79. Carver and Sergiovanni (dalam Rahardja,
2004)
· Kinerja merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa dia adalah
anggota kelompok.
· Pernyataan tersebut menunjukan bahwa kinerja menunjuk (mengacu)
pada perbuatan atau tingkah laku seseorang di dalam suatu kelompok
(organisasi).
80. KINERJA (PRESTASI KERJA)
· Manifestasi konkrit dan dapat diobservasi secara terbuka
atau realisasi suatu kompetensi.
· Unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan tugas sebagai
realisasi konkret dari kompetensi berdasarkan kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan.
81. KINERJA (PRESTASI KERJA)
•Penampilan hasil karya personel baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupa-kan
penampilan individu maupun kelompok kerja
kerja personil. Menurut Ilyas (1999: 112)
Yuliani Indrawati ( Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4, No 7 Juni 2006).
82. KINERJA (PRESTASI KERJA)
• Tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Gibson et.al. (1996:118),
83. PRESTASI KERJA
· Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang berdasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Hasibuan
(2001:94)
84. KINERJA GURU DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR
· Kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
yang memiliki keahlian mendidik anak didik dalam rangka pembinaan
peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan.
85. GURU BERHADAPAN DENGAN SISWA
· Pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
· Guru harus memiliki kinerja yang baik terutama pada saat
· belajar berlangsung.
· Guru diharapkan memiliki ilmu yang cukup sesuai bidangnya, pandai
berkomunikasi mengasuh dan menjadi belajar yang baik bagi
siswanya untuk tubuh dan berkembang menjadi dewasa.
86. TUGAS GURU PROFESIONAL
· Merencanakan pembelajaran,
· Pelaksanaan pembelajaran,
· Evaluasi pembelajaran,
· Menindak lanjuti hasil pembelajaran,
· Melakukan bimbingan dan konseling.
87. MERENCANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
· Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru dituntut membuat
perencanaan pembelajaran.
· Fungsi perencanaan pembelajaran ialah untuk mempermudah guru dalam
melaksanakan tugas selanjutnya.
· Proses belajar mengajar akan benar-benar terskenario dengan baik, efektif dan
efisien.
88. BENTUK PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. Analisi materi pelajaran.
2. Program tahunan/program semester.
3. Silabus/satuan pelajaran.
4. Rencana pembelajaran.
5. Program perbaikan dan pengayaan.
89. MUSYAWARAH GURU
· Pada perencanaan pembelajaran biasanya guru di bantu oleh kepala
sekolah dan rekannya yang biasanya dimusyawarahkan dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
· Organisasi guru harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
sekolah.
90. KEGIATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
· Guru melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah
satu aktivitas inti di sekolah.
· Guru harus menunjukkan penampilan yang terbaik
didepan guru dan siswanya.
· Guru memberi penjelasannya mudah di pahami,
penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodologi,
dan seni pengendalian siswa.
91. KEGIATAN GURU DALAM MENGEVALUASI
PEMBELAJARAN
· Guru dapat mengevaluasi hasil pembelajaran.
· Segala sesuatu yang terencana harus di evaluasi agar dapat di ketahui apakah sudah direncanakan
telah sesuai dengan realisasinya serta tujuan yang ingin dicapai.
· Guru harus mengetahui siswa telah dapat mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.
· Guru juga dapat mengetahui apakah metode ajarannya telah tepat sasaran.
92. GURU MELAKUKAN KEGIATAN EVALUASI
· Guru harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
· Guru juga harus memperhatikan soal-soal evaluasi yang digunakan.
· Soal yang telah dibuat hendaknya dapat mengukur kemampuan siswa.
93. GURU MEMPUNYAI KEMAMPUAN MENGEVALUASI
1. Melaksanakan tes
2. Mengelola hasil penilaian
3. Melaporkan hasil penilaian
4. Melaksanakan program remedial/perbaikan pengajaran.
94. KETAATAN GURU PADA DISIPLIN DAN TUGAS
· Pada lembaga pendidikan telah dibuat aturan-aturan yang harus
diindahkan oleh para guru maupun tenaga pendidikan lainnya.
· Peraturan telah dibakukan menjadi aturan kepegawaian.
· Kelancaran jalannya proses belajar mengajar maupun citra baik dari
masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa lembaga tersebut.
95. KRITERIA KINERJA GURU
(KEBERHASILAN GURU)
· Seorang guru bisa dilihat apabila kriteria-kriteria
yang ada telah mencapai secara
keseluruhan.
· Jika kriteria telah tercapai berarti pekerjaan
seseorang telah dianggap
· memiliki kualitas kerja yang baik.
·
96. b. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam
pengertian kinerja
· Bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian kemampuan yang dimiliki
oleh seorang yang berprofesi guru.
· Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam peraturan pemerintah RI No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 yang berbunyi:
· Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini.
97. DEFINISI PROSES BELAJAR MENGAJAR
· Kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana
komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup
segi kognitif, efaktif, dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari
sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan
tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.
98. KOMPETENSI PAEDAGOGIK
· Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yakni pesiapan
mengajar yang mencakup merancang dan melaksanakan skenario
pembelajaran, memilih metode, media, serta alat evaluasi bagi anak
didik agar tercapai tujuan pendidikan baik pada ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotorik siswa.
99. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
· Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik.
· Kepribadian guru ini meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
· Seorang guru harus mempunyai peran ganda.
· Peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
· Adakalanya guru harus berempati pada siswanya dan adakalanya guru harus bersikap kritis.
· Berempati maksudnya guru harus dengan sabar menghadapi keinginan siswanya juga harus
melindungi dan melayani siswanya tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegas jika ada
siswanya berbuat salah.
100. KEMAMPUAN KEPRIBADIAN GURU
1). Mengembangkan kepribadian
2). Berinteraksi dan berkomunikasi
3). Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
4). Melaksanakan administrasi sekolah
5). Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
6). Kepribadian guru penting karena guru merupakan cerminan prilaku bagi siswa-siswanya.
101. KOMPETENSI PROFESSIONAL
· Pekerjaan seorang guru adalah merupakan suatu profesi yang
tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
· Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan
biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah.
102. PROFESI GURU MEMILIKI PRINSIP DALAM UU
GURU DAN DOSEN NO. 14 TAHUN 2005
1). Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism
2). Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
3). Memiliki kualifikasi akademik dan latarbelakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
4). Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5). Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
103. 6). Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai denga
prestasi kerja
7). Memiliki kesempatan untuk mengembangan keprofesionalan
secara berkelanjutan
dengan sepanjang hayat.
8). Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
104. DEFINISI KOMPETENSI SOSIAL
· Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam
menghadapi orang lain.
· Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar guru yang
bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruan.
105. PP RI No.19 TAHUN 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dijelaskan kompensasi
sosial
· Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua peserta pendidik, dan masyarakat sekitar.
106. KOMPETENSI BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN GURU
SEBAGAI MASYARAKAT DAN MAKHLUK SOSIAL
1). Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat
dalam meningkat kemampuan professional.
2). Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi setiap lembaga
kemasyarakatan.
3). Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara
kelompok.
107. DEFINISI KOMPETENSI SOSIAL
· Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar.
· Kemampuan sosial sangat penting karena manusia bukan makhluk individu.
· Segala kegiatannya pasti dipengaruhi juga oleh pengaruh orang lain.
109. FAKTOR KEMAMPUAN
· Kemampuan potensi (IQ).
· Kemampuan reality (knowledge + skill).
· Pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
· Penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya akan dapat membantu dalam
efetivitas suatu pembelajaran.
110. KEMAMPUAN REALITY (KNOWLEDGE + SKILL)
· Guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan
sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai
kinerja yang diharapkan.
111. FAKTOR MOTIVASI
· Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi
situasi kerja.
· Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang
yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
112. 6 KARAKTERISTIK GURU MEMILIKI MOTIF
BERPRESTASI TINGGI
1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi
2. Berani mengambil resiko
3. Memiliki tujuan yang realistis
4. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
113. KESIMPULAN
1. Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan
seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang
dapat ditunjukkan.
2. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
3. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang
akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan
dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.
114. 4. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, baik
sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim
leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.
5. Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya, secara langsung
maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan pada
gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.