2. PELAYANAN KB YG BERKUALITAS
• Pel KB yg sesuai standar dgn menghormati hak
individu dlm merencanakan kehamilan shg dihrapkan
dpt berkontribusi dlm menurunkan AKI dan
menurunkan tgkat fertilitas (kesuburan) bagi
pasangan yg telah cukup memiliki anak (2 anak lebih
baik) serta meningkatkan fertilitas bg pasangan yg
ingin mempunyai anak.
5. Penggunaan metode KB yg tepat, terutamaPenggunaan metode KB yg tepat, terutama
pada saat pasca persalinanpada saat pasca persalinan dpt mendukungdpt mendukung
penurunan AKI.penurunan AKI.
6.
7. Metode Kontrasepsi untuk menjarangkan/menghentikan.
• KB alamiah (sistem kalender, MAL, coitus interupsi)
• Metode KB hormonal (pil, suntik dan susuk)
• Metode KB Non-Hormonal (kondom, AKDR/IUD,
vasektomi dan tubektomi)
8.
9.
10.
11. Perlu fokus pada sasaran kategori
PUS dgn“4 terlalu”(terlalu muda,
tua, sering dan banyak).
12.
13.
14. Cakupan peserta KB aktif (Contraceptive Prevalence
Rate/CPR) mencapai 61,4% (SDKI 2007) dan angka ini
merupakan pencapaian yg cukup tinggi di antara negara-
negara (ASEAN). Namun demikian lebih banyak
menggunakan metode jangka pendek yakni pil dan suntik
15.
16.
17.
18. Tinggi angka putus pemakaian (DO) pada
metode jangka pendek shg perlu
pemantauan yg terus menerus.
19.
20. Untuk mempertahankan dan meningkatkanUntuk mempertahankan dan meningkatkan
cakupan peserta KBcakupan peserta KB perlu di upayakanperlu di upayakan
pengelolaan program yg berhub dgnpengelolaan program yg berhub dgn
peningkatan aspek kualitas, teknis danpeningkatan aspek kualitas, teknis dan
aspek manajerial pel KB.aspek manajerial pel KB.
21. Dari aspek kualitas perlu diterapkan pelyanan sesuai standart
dan variasi pilihan metode KB, sedangkan dr segi teknis
perlu pelatihan klinis dan non klinis sec berkesinambungan.
22.
23. • Kecenderungan pemanfaatan fasilitas
pelayanan swasta untuk pelayanan
kontrasepsi.
• Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukan
masyarakat mendapatkan pelayanan KB di
sektor swasta adalah Bidan Praktik Mandiri,
yaitu 52,5%,
• sementara fasilitas pelayanan pemerintah
seperti rumah sakit, Puskesmas, Pustu dan
Poskesdes atau Polindes 23,9%.
24. Aspek Manajerial, pengelola KB perlu melakukan
revitalisasi dalam segi analisis situasi program KB
dan sistem pencatatan dan pelaporan pel KB.
25.
26.
27. SDKI 2012 menunjukkan bahwa
sekitar 95,7% ibu hamil sudah
memperoleh pelayanan antenatal
(75% ke bidan dan 20,4% ke
dokter), akan tetapi hanya sekitar
87,8% yang melakukan paling
sedikit 4 kali kunjungan antenatal
selama masa kehamilan.
29. Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan
bahwa hanya 45% ibu hamil yang memperoleh
informasi tentang tanda-tanda komplikasi
kehamilan. Dapat dikatakan bahwa konseling,
sebagai bagian penting dari pelayanan antenatal,
belum dilaksanakan dengan baik. Padahal salah satu
saat yang paling strategis untuk melakukan konseling
KB adalah pada periode antenatal.
30.
31. • SDKI 2012 menunjukkan ASFR perempuan
usia 15-19 tahun mencapai 48 per 1000.
perempuan usia 15-19 tahun. Angka ini sedikit
menurun dibandingkan SDKI 2007 yaitu 51
per 1000 perempuan usia 15-19 tahun.
Persentase perempuan usia 15-19 tahun yang
pernah melahirkan di pedesaan (13,7%) lebih
tinggi daripada di perkotaan (7,3%).
32. Angka melahirkan pada perempuan usia 15-19 tahun juga lebih
tinggi pada mereka yang tidak bersekolah (13,6%)
dibandingkan dengan yang masih bersekolah di SMU (3,8%).
Masih tingginya ASFR perempuan usia 15-19 tahun
mengindikasikan masih tingginya pernikahan dini dan
hubungan seks pranikah di kalangan remaja.
33.
34. • Aspek manajerial, pengelolaan program KB
perlu melakukan revitalisasi dlm segi analisis
situasi program KB dan sistem pencatatan dan
pelaporan KB.
35. Untuk mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukanUntuk mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan
pemantauan px thdp ibu nifas dan meningkatkan cakupan KBpemantauan px thdp ibu nifas dan meningkatkan cakupan KB
pasca persalinan dgn melakukan kunjngan nifas minmal 3 x.pasca persalinan dgn melakukan kunjngan nifas minmal 3 x.
36. Pelayanan KB yang berkualitas berdampak pada kepuasan
pada klien yang dilayani dan terpenuhinya tata cara
penyelenggaraan Pelayanan KB sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan yang telah ditetapkan. Ditinjau dari sudut
standar pelayanan, Pelayanan KB yang berkualitas adalah
bila tingkat komplikasi, ketidakberlangsungan dan kegagalan
rendah atau berada dalam batas toleransi.
37. Data rutin Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun
2012 menunjukkan bahwa tingkat komplikasi,
ketidakberlangsungan dan kegagalan kontrasepsi
berada dalam batas toleransi, yaitu berturut-turut
untuk ketiganya adalah 2,24%, 2,61%, dan 0,06%.
Walaupun demikian kualitas Pelayanan KB masih
perlu terus ditingkatkan.
38. Kompetensi tenaga yang memberikan Pelayanan KB
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas
Pelayanan KB selain faktor-faktor lain seperti prasarana
dan sarana penunjang, alat dan obat kontrasepsi,
ketersediaan pedoman pelayanan dan upaya untuk menjaga
mutu
39.
40.
41. Pelyanan KB yg berkualitas adlh pel KB sesuai dgn
standar dgn menghormati hak individu dlm merencanakan
kehamilan shg di harapkan dpt berkontribusi dlm
menurunkan tgkt fertilitas bg pasangan yg cukup memiliki 2
anak atau lebih serta meningkatkan fertilitas pasangan yg
ingin mempunyai anak.