SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 1
LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS
(SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)
1. PENDAHULUAN.
Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur
listrik elektrode terumpan, yang menggunakan busur listrik sebagai
sumber panas. Panas yang timbul pada busur listrik yang terjadi antara
elektroda dengan benda kerja, mencairkamujung elektrode (kawat) las dan
benda kerja setempat, kemudian membentuk paduan, membeku menjadi
lasan (weld metal).
Bungkus (coating elektrode yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar
pada waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi
proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan pembungkus akan terapung
dan membeku pada permukaan las yang disebut slag, yang kemudian
dapat dibersihkan dengan mudah. (lihat gambar 1)
Gambar 1
Prinsip kerja perpindahan logam pada proses SMAW
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 2
2. MESIN LAS (WELDING MACHINE).
Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu pada
electric current (arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yang
cukup baik kestabilan api las (Arc) akan tetap terjaga. (lihat gambar 2)
Gambar 2
Skema Pengelasan Proses SMAW
Gambar 2
Skema Proses SMAW
Dimana electric power (tenaga listrik) yang diperoleh dari welding
machine menurut jenis arus yang dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis
machine yaitu :
a. Machine dengan arus searah (DC).
b. Machine dengan arus bolak balik (AC)
c. Machine dengan kombinasi arus yaitu searah (DC) dan bolak balik
(AC)
Pada machine arus searah (DC) dilengkapi dengan komponen yang
merubah sifat arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) yaitu
generator, karena arus listrik yang dipakai disini bukan berasal dari baterei,
melainkan daru generator listrik. (lihat gambar 3)
Gambar 3
Machine arus DC
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 3
Machine arus bolak balik tidak perlu dilengkapi dengan generator, tetapi
cukup dengan transformator. Karakteristik electric efficiencynya 80-85%
(lihat gambar 4)
Gambar 4
Machine Arus AC
Untuk machine kombinasi AC dan DC dilengkapi dengan transformator
dan rectifier, dimana rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus.
(lihat gambar 5)
Gambar 5
Machine
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 4
3. PEMILIHAN PARAMETER PENGELASAN.
Panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama dengan
dia. elektrode yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap
posisi pengelasan tidak sama. Misalnya dia. elektrode 3 mm – 6 mm,
mempunyai tegangan 20 – 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini akan
dikurangi antara 2 – 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan
ini sangat menentukan mutu pengelasan dan kestabilan juga dapat
didengar melalui suara selama pengelasan.
Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya arus
listrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometri
sambungan pengelasan, macam elektrode dan dia. inti elektrode. Untuk
pengelasan pada daerah las yang mempunyai daya serap kapasitas panas
yang tinggi diperlukan arus listrik yang besar dan mungkin juga diperlukan
tambahan panas. Sedang untuk pengelasan baja paduan, yang daerah
HAZ-nya dapat mengeras dengan mudah akibat pendinginan yang terlalu
cepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan masukan panas
yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar. Pengelasan logam
paduan, agar untuk menghindari terbakarnya unusur-unsur paduan
sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada pengelasan
yang kemungkinan dapat terjadi retak panas, misalnya pada pengelasan
baja tahan karat austenitik maka penggunaan panas diusahakan sekecil
mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.
Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektrode, dia.
inti elektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan . agar dapat
mengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih tinggi.
Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur listrik
pada arus searah (DC) akan lebih stabil daripada arus bolak-balik (AC).
Terdapat dua jenis polaritas yaitu polaritas lurus, dimana benda kerja
positif dan elektrode negatip (DCEN). Polaritas balik adalah sebaliknya.
Karakteristik dari polaritas balik yaitu pemindahan logam terjadi dengan
cara penyemburan, maka polaritas ini mepunyai hasil pengelasan yang
lebih dalam dibanding dengan polaritas lurus (DCEN).
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan seperti pada tabel dan gambar
dibawah ini.
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 5
Suara Arc Penetrasi Burn Off Electrode Bentuk Bead
A Normal Amps, Normal Percikan kecil Baik, dalam dan galen- Bentuk normal Fusionnya sangat baik
Volts, Kec. Normal Suara gemercak kuat gan normal Tidak ada overlap
B Amps Rendah, Normal Percikan tidak beratur- Dangkal Tidak besar, beda dgn Tonjolan tinggi
Volts, Kec. Normal an, suara gemercak yang diatas.
kecil
C Amps Tinggi, Normal Suaranya seperti ledak- Dalam dan panjang Coating tertinggal Luas bead tidak lebar
Volts, Kec. Normal kan, jarang beraturan dan lebar serta panjang Fusionnya baik
D Normal Amps, Normal Percikan kecil dan Kecil Coating membentuk Tonjolan tinggi dan
Kecepatan, Volts rendah tenang kawah dan porosity lebih lebar dari No. B
E Normal Amps, Normal Suaranya halus Lebar dan dangkal Rata dan membentuk Lebar
Kecepatan, Volts Tinggi kawah
F Normal Amps, Normal Normal Kawah normal Normal Bead lebar
Volts, Kec. rendah
G Normal Amps, Normal Normal Kecil dan dangkal Normal Bead kecil dan undercut
Volts, Kec. Tinggi
NO. Variabel Operasi
Karakteristik Hasil Pengelasan
Gambar 6 dan Tabel 1
Karekteristik hasil pengelasan
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 6
4. PELAKSANAAN PENGELASAN.
Penyalaan busur listrik pada pengelasan dapat dilakukan dengan
melakukan hubungan singkat ujung elektroda dengan logam induk,
kemudian memisahkannya lagi sampai jarak tertentu sebagai panjang
busur. Dimana panjang busur normal yaitu antara 1.6 – 3.2 mm. (lihat
gambar 7).
Gambar 7
Cara penyalaan
Pemadaman busur listrik dilakukan dengan menjauhkan elektrode dari
bahan induk . untuk menghasilkan penyambungan manik las yang baik
dapat dilakukan sebagai berikut :
Sebelum elektrode dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur
listrik dikurangi lebih dahulu, baru kemudian elektrode dijauhkan dalam
posisi lebih dimiringkan secukupnya. (lihat ganbar 8)
Gambar 8
Cara pemadaman
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 7
Pergerakan Elektrode Pengelasan.
Ada berbagai cara didalam menggerakkan (mengayunkan) elektrode las
yaitu :
A. Elektrode digerakkan dengan melakukan maju dan mundur, metode
ini salah satu bentuk metode weaving. (lihat gambar 9 bagian A)
B. Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan seperti
setengah bulan. (lihat gambar 9 bagian B)
C. Gerakan elektrode yang menyerupai bentuk angka 8. (lihat gambar 9
bagian C)
D. Elektrode dengan melakukan gerakan memutar. (lihat gambar 9
bagian D)
E. Gerakan elektrode dengan membentuk hesitation. (lihat gambat 9
bagian E)
Gambar 9
Bentuk Gerakan Elektrode
Semua gerakan mempunyai tujuan untuk mendapatkan deposit logam las
dengan permukaan rata, mulus dan terhindar dari terjadinya takik-takik
dan termasuk terak-terak, yang terpenting dalam gerakan elektroda ini
adalah ketapatan sudut dan kestabilan kecepatan.
Ayunan elektrode las agar berbentuk anyaman atau lipatan manik las maka
lebar las dibatasi sampai 3 (tiga) kali besarnya diameter elektrode.
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 8
5. Teknik Pengelasan Untuk Jenis Sambungan Groove
Posisi datar (1G)
Disarankan menggunakan metode seperti gambar 9 A dan B. Untuk jenis
sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga
dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam
pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa
dengan jalan pipa diputar.
Posisi horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada
posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa.
Kesukaran pengelasan posisi horizontal adalah karena beratnya sendiri
maka cairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut elektrode
pengelasan pipa 2G yaitu 90º dan gerakan elektrode dapat dilihat pada
gambar 10
Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu
panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur di
usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk
pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan
dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi
cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
Gambar 10
Teknik Pengelasan Posisi 2G
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 9
Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini
dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesukaran pengelasan ini
hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi dari cairan elektrode
las. Adapun gerakan elektrode dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11
Teknik Pengelasan Posisi 3G
Posisi horizontal pipa (5G)
Pengelasan pipa pada posisi 5G dapat dibedakan menjadi pengelasan naik
dan pengelasan turun.
Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena
membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih
rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas
masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun.
Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan
pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan
baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan
2 . Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan
kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3
(lihat gambar 12)
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 10
Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk
segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode.
Gambar Las kancing dan titik
mulai pengelasan
Gambar bentuk bead pada
pengelasan root pass
Gambar bentuk lubang kunci pada
pengelasan pipa 5G
Gambar 12
Karekteristik Pengelasan Naik Pada Pipa Posisi 5G
Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas
bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebih cepat dan lebih ekonomis. Adapun gerakan elektrode las dapat dilihat
seperti yang terlihat pada gambar 13.
PENGELASAN
PROSES SMAW
( LAS BUSUR LISTRIK )
Oleh : Ir. Farid Moch Zamil
Seri : Pengelasan
Page : 13
Gambar 12
Karekteristik Pengelasan Turun Pada Pipa Posisi 5G

More Related Content

What's hot

Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikWicah
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Kekuatan sambungan las paku kelling
Kekuatan sambungan las paku kellingKekuatan sambungan las paku kelling
Kekuatan sambungan las paku kellingRycson Sianturi
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandyrandy suwandy
 
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_danPerbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_danM Agus Saparudin
 
Elemen mesin 1
Elemen mesin 1 Elemen mesin 1
Elemen mesin 1 Polban
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Bahan magnet
Bahan magnetBahan magnet
Bahan magnetmansen3
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Fajar Istu
 
Bahan magnet 2
Bahan magnet 2Bahan magnet 2
Bahan magnet 2mansen3
 
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014ali ahmad
 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikwiwithardianto
 

What's hot (20)

Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Kekuatan sambungan las paku kelling
Kekuatan sambungan las paku kellingKekuatan sambungan las paku kelling
Kekuatan sambungan las paku kelling
 
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandylas listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
las listrik Electrode welding, Teknik Industri, Randy Suwandy
 
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_danPerbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
Perbedaan menggunakan sambungan_baut_dan
 
Baja i-3
Baja i-3Baja i-3
Baja i-3
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Elemen mesin 1
Elemen mesin 1 Elemen mesin 1
Elemen mesin 1
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Bahan magnet
Bahan magnetBahan magnet
Bahan magnet
 
LAS LISTRIK
LAS LISTRIKLAS LISTRIK
LAS LISTRIK
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4
 
Bahan magnet matkul
Bahan magnet matkulBahan magnet matkul
Bahan magnet matkul
 
Bahan magnet 2
Bahan magnet 2Bahan magnet 2
Bahan magnet 2
 
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
Proses kimpalan arka UTHM/FPTV 2014
 
2
22
2
 
Mesin las
Mesin lasMesin las
Mesin las
 
Proses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrikProses dan peralatan las listrik
Proses dan peralatan las listrik
 
Sni tali kawat baja
Sni tali kawat bajaSni tali kawat baja
Sni tali kawat baja
 
Las smaw ok
Las smaw  okLas smaw  ok
Las smaw ok
 

Similar to OPTIMALKAN SMAW

fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptssuser0bb0d21
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxLuffyAlbiFradana
 
01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluanpraptome
 
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformatKonstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformatMohammad Toha
 
Teknik pengelasan
Teknik pengelasanTeknik pengelasan
Teknik pengelasanKiarraRaffa
 
Video motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaVideo motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaulfahlarasati
 
Video motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaVideo motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaulfahlarasati
 
Video motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaVideo motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaulfahlarasati
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac Surya Andika
 
Teknik listrik bab ix
Teknik listrik bab ixTeknik listrik bab ix
Teknik listrik bab ixDback Dback
 
Trafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnyaTrafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnyaM.R Prahadi
 
Induksi elektromagnetik-induksi-diri
Induksi elektromagnetik-induksi-diriInduksi elektromagnetik-induksi-diri
Induksi elektromagnetik-induksi-dirighabug
 
Tugas fisika 16 9-2011
Tugas fisika 16 9-2011Tugas fisika 16 9-2011
Tugas fisika 16 9-2011dem00nzz
 
BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
BAB 6 KEMAGNETAN.pptxBAB 6 KEMAGNETAN.pptx
BAB 6 KEMAGNETAN.pptxLalapMakan
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Oktavian Kusumawardhana
 

Similar to OPTIMALKAN SMAW (20)

fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
 
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptxModul-03 Pengelasan SMAW.pptx
Modul-03 Pengelasan SMAW.pptx
 
01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan
 
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformatKonstruksi dan prinsip_kerja_transformat
Konstruksi dan prinsip_kerja_transformat
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Pengelasan_SMAW.pptx
Pengelasan_SMAW.pptxPengelasan_SMAW.pptx
Pengelasan_SMAW.pptx
 
Teknik pengelasan
Teknik pengelasanTeknik pengelasan
Teknik pengelasan
 
Video motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaVideo motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhana
 
Video motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaVideo motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhana
 
Video motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhanaVideo motor listrik sederhana
Video motor listrik sederhana
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac
 
Teknik listrik bab ix
Teknik listrik bab ixTeknik listrik bab ix
Teknik listrik bab ix
 
Trafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnyaTrafo dan-jenisnya
Trafo dan-jenisnya
 
Induksi elektromagnetik-induksi-diri
Induksi elektromagnetik-induksi-diriInduksi elektromagnetik-induksi-diri
Induksi elektromagnetik-induksi-diri
 
dokumen res
dokumen resdokumen res
dokumen res
 
Tugas fisika 16 9-2011
Tugas fisika 16 9-2011Tugas fisika 16 9-2011
Tugas fisika 16 9-2011
 
IPA Kelas 9 BAB 6 (1).pptx
IPA Kelas 9 BAB 6 (1).pptxIPA Kelas 9 BAB 6 (1).pptx
IPA Kelas 9 BAB 6 (1).pptx
 
BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
BAB 6 KEMAGNETAN.pptxBAB 6 KEMAGNETAN.pptx
BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
 
Kimpalan Arka
Kimpalan ArkaKimpalan Arka
Kimpalan Arka
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
 

More from nur cholis

8rahasia sukses
8rahasia sukses8rahasia sukses
8rahasia suksesnur cholis
 
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyantikonsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyantinur cholis
 
Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41
Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41
Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41nur cholis
 
Katalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kye
Katalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kyeKatalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kye
Katalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kyenur cholis
 
panduan motivasi
panduan motivasipanduan motivasi
panduan motivasinur cholis
 
keajaiban-rezeki
keajaiban-rezekikeajaiban-rezeki
keajaiban-rezekinur cholis
 
Las metal inert gas atau las
Las metal inert gas atau lasLas metal inert gas atau las
Las metal inert gas atau lasnur cholis
 
Dasar dasar las basic welding
Dasar dasar las  basic weldingDasar dasar las  basic welding
Dasar dasar las basic weldingnur cholis
 
Alatan tangan dan mesin
Alatan tangan dan mesinAlatan tangan dan mesin
Alatan tangan dan mesinnur cholis
 
Alat tangan dan mesin
Alat tangan dan mesinAlat tangan dan mesin
Alat tangan dan mesinnur cholis
 
5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu
5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu
5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantunur cholis
 
4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen
4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen
4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilennur cholis
 
2.melaksanakan pengukuran
2.melaksanakan pengukuran2.melaksanakan pengukuran
2.melaksanakan pengukurannur cholis
 
1.mengidentifikasi peralatan
1.mengidentifikasi peralatan1.mengidentifikasi peralatan
1.mengidentifikasi peralatannur cholis
 
1.mengidentifikasi peralatan pengukuran
1.mengidentifikasi peralatan pengukuran1.mengidentifikasi peralatan pengukuran
1.mengidentifikasi peralatan pengukurannur cholis
 
Menggunakan perkakas tangan
Menggunakan perkakas tanganMenggunakan perkakas tangan
Menggunakan perkakas tangannur cholis
 
Mekanika teknik dan elemen mesin
Mekanika teknik dan elemen mesinMekanika teknik dan elemen mesin
Mekanika teknik dan elemen mesinnur cholis
 
02 menganalisis peluang usaha
02 menganalisis peluang usaha02 menganalisis peluang usaha
02 menganalisis peluang usahanur cholis
 
04 konsep desain prototype dan kemasan produk barang atau jasa
04 konsep desain  prototype dan kemasan produk barang atau jasa04 konsep desain  prototype dan kemasan produk barang atau jasa
04 konsep desain prototype dan kemasan produk barang atau jasanur cholis
 
Materi 2. pencatatan transaksi keuangan
Materi 2. pencatatan transaksi keuanganMateri 2. pencatatan transaksi keuangan
Materi 2. pencatatan transaksi keuangannur cholis
 

More from nur cholis (20)

8rahasia sukses
8rahasia sukses8rahasia sukses
8rahasia sukses
 
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyantikonsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
konsep-poligami-dalam-hukum-islam-hariyanti
 
Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41
Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41
Katalog suku-cadang-honda-supra-x-125-fi-k41
 
Katalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kye
Katalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kyeKatalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kye
Katalog suku-cadang-honda-new-mega-pro-fi-kye
 
panduan motivasi
panduan motivasipanduan motivasi
panduan motivasi
 
keajaiban-rezeki
keajaiban-rezekikeajaiban-rezeki
keajaiban-rezeki
 
Las metal inert gas atau las
Las metal inert gas atau lasLas metal inert gas atau las
Las metal inert gas atau las
 
Dasar dasar las basic welding
Dasar dasar las  basic weldingDasar dasar las  basic welding
Dasar dasar las basic welding
 
Alatan tangan dan mesin
Alatan tangan dan mesinAlatan tangan dan mesin
Alatan tangan dan mesin
 
Alat tangan dan mesin
Alat tangan dan mesinAlat tangan dan mesin
Alat tangan dan mesin
 
5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu
5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu
5.peralatan keselamatan kerja dan peralatan bantu
 
4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen
4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen
4.memeriksa sambungan peralatan las oxy asetilen
 
2.melaksanakan pengukuran
2.melaksanakan pengukuran2.melaksanakan pengukuran
2.melaksanakan pengukuran
 
1.mengidentifikasi peralatan
1.mengidentifikasi peralatan1.mengidentifikasi peralatan
1.mengidentifikasi peralatan
 
1.mengidentifikasi peralatan pengukuran
1.mengidentifikasi peralatan pengukuran1.mengidentifikasi peralatan pengukuran
1.mengidentifikasi peralatan pengukuran
 
Menggunakan perkakas tangan
Menggunakan perkakas tanganMenggunakan perkakas tangan
Menggunakan perkakas tangan
 
Mekanika teknik dan elemen mesin
Mekanika teknik dan elemen mesinMekanika teknik dan elemen mesin
Mekanika teknik dan elemen mesin
 
02 menganalisis peluang usaha
02 menganalisis peluang usaha02 menganalisis peluang usaha
02 menganalisis peluang usaha
 
04 konsep desain prototype dan kemasan produk barang atau jasa
04 konsep desain  prototype dan kemasan produk barang atau jasa04 konsep desain  prototype dan kemasan produk barang atau jasa
04 konsep desain prototype dan kemasan produk barang atau jasa
 
Materi 2. pencatatan transaksi keuangan
Materi 2. pencatatan transaksi keuanganMateri 2. pencatatan transaksi keuangan
Materi 2. pencatatan transaksi keuangan
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

OPTIMALKAN SMAW

  • 1. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan, yang menggunakan busur listrik sebagai sumber panas. Panas yang timbul pada busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan benda kerja, mencairkamujung elektrode (kawat) las dan benda kerja setempat, kemudian membentuk paduan, membeku menjadi lasan (weld metal). Bungkus (coating elektrode yang berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses berlangsung, dan gas yang terjadi akan melindungi proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan pembungkus akan terapung dan membeku pada permukaan las yang disebut slag, yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah. (lihat gambar 1) Gambar 1 Prinsip kerja perpindahan logam pada proses SMAW
  • 2. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 2 2. MESIN LAS (WELDING MACHINE). Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu pada electric current (arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yang cukup baik kestabilan api las (Arc) akan tetap terjaga. (lihat gambar 2) Gambar 2 Skema Pengelasan Proses SMAW Gambar 2 Skema Proses SMAW Dimana electric power (tenaga listrik) yang diperoleh dari welding machine menurut jenis arus yang dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis machine yaitu : a. Machine dengan arus searah (DC). b. Machine dengan arus bolak balik (AC) c. Machine dengan kombinasi arus yaitu searah (DC) dan bolak balik (AC) Pada machine arus searah (DC) dilengkapi dengan komponen yang merubah sifat arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) yaitu generator, karena arus listrik yang dipakai disini bukan berasal dari baterei, melainkan daru generator listrik. (lihat gambar 3) Gambar 3 Machine arus DC
  • 3. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 3 Machine arus bolak balik tidak perlu dilengkapi dengan generator, tetapi cukup dengan transformator. Karakteristik electric efficiencynya 80-85% (lihat gambar 4) Gambar 4 Machine Arus AC Untuk machine kombinasi AC dan DC dilengkapi dengan transformator dan rectifier, dimana rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus. (lihat gambar 5) Gambar 5 Machine
  • 4. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 4 3. PEMILIHAN PARAMETER PENGELASAN. Panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama dengan dia. elektrode yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap posisi pengelasan tidak sama. Misalnya dia. elektrode 3 mm – 6 mm, mempunyai tegangan 20 – 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini akan dikurangi antara 2 – 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan mutu pengelasan dan kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama pengelasan. Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya arus listrik pada pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometri sambungan pengelasan, macam elektrode dan dia. inti elektrode. Untuk pengelasan pada daerah las yang mempunyai daya serap kapasitas panas yang tinggi diperlukan arus listrik yang besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas. Sedang untuk pengelasan baja paduan, yang daerah HAZ-nya dapat mengeras dengan mudah akibat pendinginan yang terlalu cepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan masukan panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar. Pengelasan logam paduan, agar untuk menghindari terbakarnya unusur-unsur paduan sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada pengelasan yang kemungkinan dapat terjadi retak panas, misalnya pada pengelasan baja tahan karat austenitik maka penggunaan panas diusahakan sekecil mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil. Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektrode, dia. inti elektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan . agar dapat mengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih tinggi. Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur listrik pada arus searah (DC) akan lebih stabil daripada arus bolak-balik (AC). Terdapat dua jenis polaritas yaitu polaritas lurus, dimana benda kerja positif dan elektrode negatip (DCEN). Polaritas balik adalah sebaliknya. Karakteristik dari polaritas balik yaitu pemindahan logam terjadi dengan cara penyemburan, maka polaritas ini mepunyai hasil pengelasan yang lebih dalam dibanding dengan polaritas lurus (DCEN). Dari keterangan diatas dapat disimpulkan seperti pada tabel dan gambar dibawah ini.
  • 5. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 5 Suara Arc Penetrasi Burn Off Electrode Bentuk Bead A Normal Amps, Normal Percikan kecil Baik, dalam dan galen- Bentuk normal Fusionnya sangat baik Volts, Kec. Normal Suara gemercak kuat gan normal Tidak ada overlap B Amps Rendah, Normal Percikan tidak beratur- Dangkal Tidak besar, beda dgn Tonjolan tinggi Volts, Kec. Normal an, suara gemercak yang diatas. kecil C Amps Tinggi, Normal Suaranya seperti ledak- Dalam dan panjang Coating tertinggal Luas bead tidak lebar Volts, Kec. Normal kan, jarang beraturan dan lebar serta panjang Fusionnya baik D Normal Amps, Normal Percikan kecil dan Kecil Coating membentuk Tonjolan tinggi dan Kecepatan, Volts rendah tenang kawah dan porosity lebih lebar dari No. B E Normal Amps, Normal Suaranya halus Lebar dan dangkal Rata dan membentuk Lebar Kecepatan, Volts Tinggi kawah F Normal Amps, Normal Normal Kawah normal Normal Bead lebar Volts, Kec. rendah G Normal Amps, Normal Normal Kecil dan dangkal Normal Bead kecil dan undercut Volts, Kec. Tinggi NO. Variabel Operasi Karakteristik Hasil Pengelasan Gambar 6 dan Tabel 1 Karekteristik hasil pengelasan
  • 6. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 6 4. PELAKSANAAN PENGELASAN. Penyalaan busur listrik pada pengelasan dapat dilakukan dengan melakukan hubungan singkat ujung elektroda dengan logam induk, kemudian memisahkannya lagi sampai jarak tertentu sebagai panjang busur. Dimana panjang busur normal yaitu antara 1.6 – 3.2 mm. (lihat gambar 7). Gambar 7 Cara penyalaan Pemadaman busur listrik dilakukan dengan menjauhkan elektrode dari bahan induk . untuk menghasilkan penyambungan manik las yang baik dapat dilakukan sebagai berikut : Sebelum elektrode dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur listrik dikurangi lebih dahulu, baru kemudian elektrode dijauhkan dalam posisi lebih dimiringkan secukupnya. (lihat ganbar 8) Gambar 8 Cara pemadaman
  • 7. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 7 Pergerakan Elektrode Pengelasan. Ada berbagai cara didalam menggerakkan (mengayunkan) elektrode las yaitu : A. Elektrode digerakkan dengan melakukan maju dan mundur, metode ini salah satu bentuk metode weaving. (lihat gambar 9 bagian A) B. Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan seperti setengah bulan. (lihat gambar 9 bagian B) C. Gerakan elektrode yang menyerupai bentuk angka 8. (lihat gambar 9 bagian C) D. Elektrode dengan melakukan gerakan memutar. (lihat gambar 9 bagian D) E. Gerakan elektrode dengan membentuk hesitation. (lihat gambat 9 bagian E) Gambar 9 Bentuk Gerakan Elektrode Semua gerakan mempunyai tujuan untuk mendapatkan deposit logam las dengan permukaan rata, mulus dan terhindar dari terjadinya takik-takik dan termasuk terak-terak, yang terpenting dalam gerakan elektroda ini adalah ketapatan sudut dan kestabilan kecepatan. Ayunan elektrode las agar berbentuk anyaman atau lipatan manik las maka lebar las dibatasi sampai 3 (tiga) kali besarnya diameter elektrode.
  • 8. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 8 5. Teknik Pengelasan Untuk Jenis Sambungan Groove Posisi datar (1G) Disarankan menggunakan metode seperti gambar 9 A dan B. Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar. Posisi horizontal (2G) Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. Kesukaran pengelasan posisi horizontal adalah karena beratnya sendiri maka cairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut elektrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º dan gerakan elektrode dapat dilihat pada gambar 10 Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur di usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya. Gambar 10 Teknik Pengelasan Posisi 2G
  • 9. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 9 Posisi vertikal (3G) Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesukaran pengelasan ini hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi dari cairan elektrode las. Adapun gerakan elektrode dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11 Teknik Pengelasan Posisi 3G Posisi horizontal pipa (5G) Pengelasan pipa pada posisi 5G dapat dibedakan menjadi pengelasan naik dan pengelasan turun. Pengelasan naik Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2 . Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3 (lihat gambar 12)
  • 10. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 10 Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode. Gambar Las kancing dan titik mulai pengelasan Gambar bentuk bead pada pengelasan root pass Gambar bentuk lubang kunci pada pengelasan pipa 5G Gambar 12 Karekteristik Pengelasan Naik Pada Pipa Posisi 5G Pengelasan turun Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis. Adapun gerakan elektrode las dapat dilihat seperti yang terlihat pada gambar 13.
  • 11. PENGELASAN PROSES SMAW ( LAS BUSUR LISTRIK ) Oleh : Ir. Farid Moch Zamil Seri : Pengelasan Page : 13 Gambar 12 Karekteristik Pengelasan Turun Pada Pipa Posisi 5G