SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
A. Definisi Masyarakat
Adanya macam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan
bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membedakan berbagai macam
kesatuan manusia. Menurut koentjaraningrat (2009:116) masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah saling
“berinteraksi”.
Menurut setyawan (2012:2) masyarakat adalah sebagai suatu bentuk sistem
sosial, dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar akan selalu berusaha
mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar yang seoptimal mungkin.
Menurut Syani (2013:30) mendefinisikan bahwa: Masyarakat sebagai
community dapat dilihat dari dua sudut pandang; Perta memandang comunity
sebagai unsur statis, artinya comunity terbentuk dalam suatu wadah/ tempat dengan
batas-batas tertentu, maka ia menunjukan bagian dari kesatuan masyarakat
sehinggga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setempat, misalnya kampung ,
dusun atau kota-kota kecil.
Menurut soejono soekanto dalam setyawan (2012:2) masyarakat adalah
menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (secara
Geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah
interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk
di luar batas wilayahnya.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungan sekitar
yang akan selalu berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar. Ikatan
yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyakat adalah pola tingkah
laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu.
B. Unsur-unsur Masyarakat
Masyarakat sebagai Suatu Sistem, individu-individu yang terdapat di
dalam masyarakat saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain,
misalnya dengan melakukan kerja sama guna memenuhi kebutuhan hidup
masing-masing. Apabila kita mengikuti pengertian masyarakat baik secara
natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua
masyarakat itu merupakan satu-kesatuan.
Menurut koentjaraningrat (2009:115) Adanya bermacam-macam wujud
kesatuan kelompok manusia menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah
untuk membedakan berbagai macam kesatuan manusia.
Menurut koenjtaraningrat (2009:115) ada istilah lain untuk menyebut
kesatuan-kesatuan khusus yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat yaitu
kategori sosial, golongan sosial, kelompok, dan perkumpulan.
1. Kategori sosial
Menurut Koentjaraningrat (2009:120) kategori sosial adalah kesatuan
manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang
dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Sejumlah manusia yang hidup
bersama dalam waktu yang relative lama, didalamnya manusia dapat saling
mengerti dan merasa dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari
hidup bersama itu. Terdapat system komunikasi dan peraturan-peraturan
yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat tersebut.
2. Golongan sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai
hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain:
kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan
masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-
beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor
Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soekanto (2014:20), kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran
dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial atau
pelapisan sosial adalah:
a) Ukuran Kekayaan
b) Unsur kekuasaan atau wewenang
c) Ukuran Ilmu Pengetahuan
d) Unsur kehormatan (keturunan)
3. perkumpulan
Menurut Koentjaraningrat (2009:125) Suatu perkumpulan merupakan suatu
masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya. Dengan adanya sistem
interaksi antara para anggota, dengan adanya adat-istiadat serta norma yang
mengatur interaksi tersebut.
4. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem
organisasi yang merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa
tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki
aturan-aturan tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur
masyarakat terdiri dari kategori sosial, golongan sosial, perkumpulan,
kelompok, dalam unsur-unsur tersebut sangatlah penting karena setiap
masyarakat merupakan suatu kesatuan dari individu yang satu dengan lain
berada dalam hubungan berinteraksi.
C. Keterkaitan unsur masyarakat dalam pelaksanaan BK
Dalam bidang konseling, pendekatan lintas budaya dipandang sebagai
kekuatan keempat setelah pendekatan psikodinamik, behavioral dan humanistik.
Suatu masalah yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bahwa orang
mengartikannya secara berlain-lainan atau berbeda, yang mempersulit untuk
mengetahui maknanya secara pasti atau benar.
Lestari (2013:9) Pelaksanaan konseling dipangaruhi oleh beragam entitas.
Salah satu entitas di maksud adalah faktor budaya. Faktor budaya tersebut imerge
dalam hubungan konselor-konseli. Keberbedaan dan keberagaman budaya yang
menjadi latar pribadi konselor dan konseli cenderung dapat menghambat
pelaksanaan konseling.
George F. Kneller, 1965 dalam Hartinah (2014:2) kata budaya sendiri
bermakna semua cara-cara hidup yang dilakukan orang dalam suatu masyarakat.
Menurut Sciarra dalam Hartinah (2014:3) bahwa konselor yang terdidik
dengan tradisi Barat harus peka terhadap perbedaan-perbedaan itu bila bekerja
dengan siswa Amerika keturunan Asia dan orang tua mereka.
Ivey, 1988 dalam Hartinah (2014:6) menyarankan bahwa penggunaan
keterampilan komunikasi konseling hendaknya memperhatikan latar belakang
budaya dan kebiasaan konseli perorangan, timbul dilematis tentang nilai-nilai
budaya yang relevan untuk penerapan dalam komunikasi konseling dan
penerapannya. Nilai-nilai budaya yang relevan itu antara lain:
1) Hubungan konselor-konseli bersifat hirarkis, bukan sederajat seperti di
Barat;
2) Pengembangan diri berfokus pada keluarga atau kelompok, dan mereka
saling bergantung;
3) Kematangan psikologis berarti kemampuan meningkat dalam pengendalian
emosi;
4) Sumber kendali dan sumber tanggung jawab terletak di luar diri (external
bukan internal seperti Barat);
5) Pemecahan masalah menjadi tanggung jawab konselor;
6) Empati atau tenggang rasa yaitu peka dan memahami perasaan orang lain;
7) Menghormati dan setia kepada orang tua;
8) Komunikasi dengan pengaruh tinggi konteks atau situasi;
9) Keserasian dengan lingkungan alam dan orang lain;
10) Berorientasi waktu lalu dan kini, bukan waktu datang seperti orientasi waktu
Barat.
Konselor harus memiliki kesadaran adanya perbedaan karakteristik (pribadi,
nilai, moral, budaya) antara dirinya dengan konselinya. konselor perlu memiliki
kepekaan budaya agar dapat memahami dan membantu konseli sesuai dengan
konteks budayanya. Konselor yang demikian adalah konselor yang menyadari
benar bahwa secara kultural, individu memiliki karakteristik yang unik dan dalam
proses konseling akan membawa karakteristik tersebut.
Konselor berwawasan lintas budaya adalah konselor yang memiliki kepekaan
budaya dan mampu melepaskan diri dari bias-bias budaya, mengerti dan dapat
mengapresiasi diversitas budaya, dan memiliki keterampilan yang responsif secara
kultural.
Menurut Supriyatna, 2011 dalam Lestari (2013:5) Sedikitnya ada tiga
pendekatan dalam konseling lintas budaya, pertama, pendekatan universal atau etik
yang menekankan inklusivitas, komonalitas atau keuniversalan kelompok-
kelompok. Kedua, pendekatan emik (Kekhususan-budaya) yang menyoroti
karakteristik khas dari populasi-populasi spesifik dan kebutuhan-kebutuhan
konseling khusus mereka.
Supriatna, 2013 dalam lestari (2013:7) menjelaskan untuk memasukkan unsur
keberwawasan budaya dalam merancang dan mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling disekolah, terlebih dahulu dilakukan pengkajian dalam
rangka menjawab tantangan utama bagi seseorang konselor sekolah.
Menurut petrus (2012:96) bimbingan konseling lintas budaya Contohnya
seperti bimbingan kelompok didalam budaya Hibua Lamo tujuan bimbingan
kelompok ini adalah untuk menumbuh kembangkan semangat persaudaraan,
kekeluargaan, kekerabatan dan kesetaraan yang saling menghargai satu dengan
yang lainnya diantara siswa sebagaimana makna falsafah Hibua Lamo yaitu Nanga
Tau Mahirete atau dengan sebutan lain Ngone O’Ria Dodoto. Prayitno,2004 dalam
petrus (2012:99) secara umum menjelaskan bahwa tujuan bimbingan kelompok
adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
komunikasi peserta layanan. Kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi
seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
yang tidak obyektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa Konseling
berwawasan lintas-budaya adalah sebuah layanan bantuan kepada konseli dengan
memperhatikan latar budayanya dalam hal ini Hubungan konselor dan konseli pada
dasarnya merupakan hubungan dua orang yang memiliki perbedaan budaya.
Perhatian terhadap latar budaya konseli penting untuk dilakukan mengingat faktor
budaya memiliki kontribusi terhadap pelaksanaan konseling.
REFRENSI:
Anonim, 2015. Pengertian masyarakat. [Online]. Tersedia:
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-masyarakat-
menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 20 April 2016.
Hartinah, Sitti. 2014. konseling bercorak budaya : penerapannya dalam
komunikasi konseling. [Online]. Tersedia:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116910&val=5332&titl
e=KONSELINGBERCORAKBUDAYAPENERAPANNYADALAMKOM
UNIKASIKONSELING. Diakses pada tanggal 20 April 2016
Koentjaraningrat. 2009. Ilmu pengantar antropologi. Jakarta: Rineka cipta.
Lestari, Indah. 2013. Konseling Berwawasan Lintas Budaya. [Online]. Tersedia:
http://eprints.umk.ac.id/3636/3/artikel.pdf. Diakses pada tanggal 20 April
2016.
Petrus, Jerizal. Sugiyo. 2012. Model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai
budaya hibua lamo untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa part 2.
[Online].
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk/article/download/761/788.
Diakses pada tanggal 20 April 2016.
Setyawan, Aditya, Dodiet. 2012. Konsep dasar masyarakat. Surakarta: Poltekes
kemenkes surakarta.
Soekanto, soejono. 2014. Sosiologi suatu pengantar. Bandung: Rajawali Pers.

More Related Content

What's hot

Dinamika Interaksi sosial
Dinamika Interaksi sosialDinamika Interaksi sosial
Dinamika Interaksi sosial
Belum Kerja
 
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIIIBentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Mafilindati du
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosial
cops777
 
proses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosialproses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosial
suher lambang
 
Ilkomp identitas nasional(kel 1)
Ilkomp identitas nasional(kel 1)Ilkomp identitas nasional(kel 1)
Ilkomp identitas nasional(kel 1)
just_erleene
 
viistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosialviistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosial
Dean Rezpati
 

What's hot (20)

Dinamika Interaksi sosial
Dinamika Interaksi sosialDinamika Interaksi sosial
Dinamika Interaksi sosial
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk-Bentuk Hubungan SosialBentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Interaksi Sosial
Interaksi SosialInteraksi Sosial
Interaksi Sosial
 
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIIIBentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
 
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
IPS Bab 6 Hubungan Sosial: Christine, Cynthia, Jolisa, SMPK Ketapang 1
 
Materi Bab 2. Pengaruh Interaksi Sosial
Materi   Bab 2. Pengaruh Interaksi SosialMateri   Bab 2. Pengaruh Interaksi Sosial
Materi Bab 2. Pengaruh Interaksi Sosial
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosial
 
proses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosialproses sosial dan interaksi sosial
proses sosial dan interaksi sosial
 
Interaksi sosial (Asimilasi dan Akulturasi)
Interaksi sosial (Asimilasi dan Akulturasi)Interaksi sosial (Asimilasi dan Akulturasi)
Interaksi sosial (Asimilasi dan Akulturasi)
 
Ilkomp identitas nasional(kel 1)
Ilkomp identitas nasional(kel 1)Ilkomp identitas nasional(kel 1)
Ilkomp identitas nasional(kel 1)
 
Modul proses sosial
Modul proses sosialModul proses sosial
Modul proses sosial
 
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
Antropologi (makalah masyarakat dan kelompok sosial)
 
Pertanyaan dan jawaban pengaruh aspek sosial budaya
Pertanyaan dan jawaban pengaruh aspek sosial budayaPertanyaan dan jawaban pengaruh aspek sosial budaya
Pertanyaan dan jawaban pengaruh aspek sosial budaya
 
Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk Hubungan SosialBentuk Hubungan Sosial
Bentuk Hubungan Sosial
 
viistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosialviistruktur-dan-proses-sosial
viistruktur-dan-proses-sosial
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
 

Viewers also liked

Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasiJenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
azizyzy09
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen pardeskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen par
Nur Arifaizal Basri
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budaya
danishEPratiwi
 
Contoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasiContoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasi
ilma yuni
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Rudiah Purnami
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Operator Warnet Vast Raha
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Kumala Lestari
 

Viewers also liked (20)

Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasiJenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
Jenis observasi (2)- data yg dpr diobservasi
 
Manual de word
Manual de wordManual de word
Manual de word
 
Presentación2
Presentación2Presentación2
Presentación2
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen pardeskripsi diagnosis film taare zameen par
deskripsi diagnosis film taare zameen par
 
7 a taller de inglés adjectives
7 a taller de inglés adjectives7 a taller de inglés adjectives
7 a taller de inglés adjectives
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budaya
 
Formulacion de proyectos..
Formulacion de proyectos..Formulacion de proyectos..
Formulacion de proyectos..
 
An adventure in rensing xiaoren liu
An adventure in rensing xiaoren liuAn adventure in rensing xiaoren liu
An adventure in rensing xiaoren liu
 
BK Lintas Budaya
BK Lintas BudayaBK Lintas Budaya
BK Lintas Budaya
 
여성흥분제『 http://x5.ana.kr 』 톡 w2015 ♡ 여성흥분제판매 , 여성흥분제종류, 여성흥분제 사용후기, 여성흥분제 판매가...
여성흥분제『 http://x5.ana.kr  』 톡 w2015 ♡ 여성흥분제판매 , 여성흥분제종류, 여성흥분제 사용후기, 여성흥분제 판매가...여성흥분제『 http://x5.ana.kr  』 톡 w2015 ♡ 여성흥분제판매 , 여성흥분제종류, 여성흥분제 사용후기, 여성흥분제 판매가...
여성흥분제『 http://x5.ana.kr 』 톡 w2015 ♡ 여성흥분제판매 , 여성흥분제종류, 여성흥분제 사용후기, 여성흥분제 판매가...
 
Contoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasiContoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasi
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
El conflicto y los equipos de trabajo
El conflicto y los equipos de trabajoEl conflicto y los equipos de trabajo
El conflicto y los equipos de trabajo
 
10. komunikasi lintas budaya 2
10. komunikasi lintas budaya 210. komunikasi lintas budaya 2
10. komunikasi lintas budaya 2
 
Wikispaces
WikispacesWikispaces
Wikispaces
 
Skala bertingkat
Skala bertingkatSkala bertingkat
Skala bertingkat
 
Pull -Innovation Consultancy- Capabilities Presentation
Pull -Innovation Consultancy- Capabilities PresentationPull -Innovation Consultancy- Capabilities Presentation
Pull -Innovation Consultancy- Capabilities Presentation
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
 
Noam chomsky
Noam chomskyNoam chomsky
Noam chomsky
 

Similar to Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya

Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi MawardWawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
firdayanti8
 
Presentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi goodPresentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi good
tasinit
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosial
Potpotya Fitri
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
Nurul Azzahra
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnik
Firdaus Khalid
 

Similar to Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya (20)

Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
 
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan BudayaManusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
 
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. HasnurWawasan Sosial Budaya. Hasnur
Wawasan Sosial Budaya. Hasnur
 
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi MawardWawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
Wawasan Sosial Budaya Dasar Ardi Maward
 
Wawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial BudayaWawasan Sosial Budaya
Wawasan Sosial Budaya
 
Presentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi goodPresentation2 wsbd ardi good
Presentation2 wsbd ardi good
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosial
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
 
Dinamika Sosial
Dinamika SosialDinamika Sosial
Dinamika Sosial
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
 
Geo.sosial
Geo.sosialGeo.sosial
Geo.sosial
 
Konsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnikKonsep konsep asas hubungan etnik
Konsep konsep asas hubungan etnik
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
PPT ISBD.pptx
PPT ISBD.pptxPPT ISBD.pptx
PPT ISBD.pptx
 
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptxNilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)
 
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHANPERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
 
SOSIOLOGI.pptx
SOSIOLOGI.pptxSOSIOLOGI.pptx
SOSIOLOGI.pptx
 
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxJurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
 
Ideologi sosial masyarakat
Ideologi sosial masyarakatIdeologi sosial masyarakat
Ideologi sosial masyarakat
 

More from Nur Arifaizal Basri

MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
Nur Arifaizal Basri
 
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxFORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
Nur Arifaizal Basri
 
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorPengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Nur Arifaizal Basri
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Nur Arifaizal Basri
 
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT) cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
Nur Arifaizal Basri
 

More from Nur Arifaizal Basri (20)

CONTOH RPL KLASIKAL
CONTOH RPL KLASIKALCONTOH RPL KLASIKAL
CONTOH RPL KLASIKAL
 
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdfcontoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
 
contoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfcontoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdf
 
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfPermendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
 
UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014
 
program kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdfprogram kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdf
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
 
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxFORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
 
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorPengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
 
self control
self controlself control
self control
 
Carl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultCarl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occult
 
kepercayan diri
kepercayan dirikepercayan diri
kepercayan diri
 
self-efficacy, and self-esteem
self-efficacy, and self-esteemself-efficacy, and self-esteem
self-efficacy, and self-esteem
 
mengenal kecemasan komunikasi
mengenal kecemasan komunikasimengenal kecemasan komunikasi
mengenal kecemasan komunikasi
 
KECEMASAN KOMUNIKASI
KECEMASAN KOMUNIKASIKECEMASAN KOMUNIKASI
KECEMASAN KOMUNIKASI
 
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT) cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
 
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 

Recently uploaded (20)

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya

  • 1. A. Definisi Masyarakat Adanya macam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membedakan berbagai macam kesatuan manusia. Menurut koentjaraningrat (2009:116) masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah saling “berinteraksi”. Menurut setyawan (2012:2) masyarakat adalah sebagai suatu bentuk sistem sosial, dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar akan selalu berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar yang seoptimal mungkin. Menurut Syani (2013:30) mendefinisikan bahwa: Masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua sudut pandang; Perta memandang comunity sebagai unsur statis, artinya comunity terbentuk dalam suatu wadah/ tempat dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukan bagian dari kesatuan masyarakat sehinggga ia dapat pula disebut sebagai masyarakat setempat, misalnya kampung , dusun atau kota-kota kecil. Menurut soejono soekanto dalam setyawan (2012:2) masyarakat adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (secara Geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang akan selalu berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan dasar. Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. B. Unsur-unsur Masyarakat Masyarakat sebagai Suatu Sistem, individu-individu yang terdapat di dalam masyarakat saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan melakukan kerja sama guna memenuhi kebutuhan hidup masing-masing. Apabila kita mengikuti pengertian masyarakat baik secara
  • 2. natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua masyarakat itu merupakan satu-kesatuan. Menurut koentjaraningrat (2009:115) Adanya bermacam-macam wujud kesatuan kelompok manusia menyebabkan bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membedakan berbagai macam kesatuan manusia. Menurut koenjtaraningrat (2009:115) ada istilah lain untuk menyebut kesatuan-kesatuan khusus yang merupakan unsur-unsur dari masyarakat yaitu kategori sosial, golongan sosial, kelompok, dan perkumpulan. 1. Kategori sosial Menurut Koentjaraningrat (2009:120) kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusia-manusia tersebut. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relative lama, didalamnya manusia dapat saling mengerti dan merasa dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu. Terdapat system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat tersebut. 2. Golongan sosial Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain: kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda- beda, misalnya pada masyarakat berburu faktor Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial Menurut Soekanto (2014:20), kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran dalam menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial atau pelapisan sosial adalah: a) Ukuran Kekayaan b) Unsur kekuasaan atau wewenang c) Ukuran Ilmu Pengetahuan d) Unsur kehormatan (keturunan)
  • 3. 3. perkumpulan Menurut Koentjaraningrat (2009:125) Suatu perkumpulan merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya. Dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya adat-istiadat serta norma yang mengatur interaksi tersebut. 4. Kelompok Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulang-ulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur masyarakat terdiri dari kategori sosial, golongan sosial, perkumpulan, kelompok, dalam unsur-unsur tersebut sangatlah penting karena setiap masyarakat merupakan suatu kesatuan dari individu yang satu dengan lain berada dalam hubungan berinteraksi. C. Keterkaitan unsur masyarakat dalam pelaksanaan BK Dalam bidang konseling, pendekatan lintas budaya dipandang sebagai kekuatan keempat setelah pendekatan psikodinamik, behavioral dan humanistik. Suatu masalah yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bahwa orang mengartikannya secara berlain-lainan atau berbeda, yang mempersulit untuk mengetahui maknanya secara pasti atau benar. Lestari (2013:9) Pelaksanaan konseling dipangaruhi oleh beragam entitas. Salah satu entitas di maksud adalah faktor budaya. Faktor budaya tersebut imerge dalam hubungan konselor-konseli. Keberbedaan dan keberagaman budaya yang menjadi latar pribadi konselor dan konseli cenderung dapat menghambat pelaksanaan konseling. George F. Kneller, 1965 dalam Hartinah (2014:2) kata budaya sendiri bermakna semua cara-cara hidup yang dilakukan orang dalam suatu masyarakat. Menurut Sciarra dalam Hartinah (2014:3) bahwa konselor yang terdidik dengan tradisi Barat harus peka terhadap perbedaan-perbedaan itu bila bekerja dengan siswa Amerika keturunan Asia dan orang tua mereka.
  • 4. Ivey, 1988 dalam Hartinah (2014:6) menyarankan bahwa penggunaan keterampilan komunikasi konseling hendaknya memperhatikan latar belakang budaya dan kebiasaan konseli perorangan, timbul dilematis tentang nilai-nilai budaya yang relevan untuk penerapan dalam komunikasi konseling dan penerapannya. Nilai-nilai budaya yang relevan itu antara lain: 1) Hubungan konselor-konseli bersifat hirarkis, bukan sederajat seperti di Barat; 2) Pengembangan diri berfokus pada keluarga atau kelompok, dan mereka saling bergantung; 3) Kematangan psikologis berarti kemampuan meningkat dalam pengendalian emosi; 4) Sumber kendali dan sumber tanggung jawab terletak di luar diri (external bukan internal seperti Barat); 5) Pemecahan masalah menjadi tanggung jawab konselor; 6) Empati atau tenggang rasa yaitu peka dan memahami perasaan orang lain; 7) Menghormati dan setia kepada orang tua; 8) Komunikasi dengan pengaruh tinggi konteks atau situasi; 9) Keserasian dengan lingkungan alam dan orang lain; 10) Berorientasi waktu lalu dan kini, bukan waktu datang seperti orientasi waktu Barat. Konselor harus memiliki kesadaran adanya perbedaan karakteristik (pribadi, nilai, moral, budaya) antara dirinya dengan konselinya. konselor perlu memiliki kepekaan budaya agar dapat memahami dan membantu konseli sesuai dengan konteks budayanya. Konselor yang demikian adalah konselor yang menyadari benar bahwa secara kultural, individu memiliki karakteristik yang unik dan dalam proses konseling akan membawa karakteristik tersebut. Konselor berwawasan lintas budaya adalah konselor yang memiliki kepekaan budaya dan mampu melepaskan diri dari bias-bias budaya, mengerti dan dapat mengapresiasi diversitas budaya, dan memiliki keterampilan yang responsif secara kultural. Menurut Supriyatna, 2011 dalam Lestari (2013:5) Sedikitnya ada tiga pendekatan dalam konseling lintas budaya, pertama, pendekatan universal atau etik
  • 5. yang menekankan inklusivitas, komonalitas atau keuniversalan kelompok- kelompok. Kedua, pendekatan emik (Kekhususan-budaya) yang menyoroti karakteristik khas dari populasi-populasi spesifik dan kebutuhan-kebutuhan konseling khusus mereka. Supriatna, 2013 dalam lestari (2013:7) menjelaskan untuk memasukkan unsur keberwawasan budaya dalam merancang dan mengimplementasikan program bimbingan dan konseling disekolah, terlebih dahulu dilakukan pengkajian dalam rangka menjawab tantangan utama bagi seseorang konselor sekolah. Menurut petrus (2012:96) bimbingan konseling lintas budaya Contohnya seperti bimbingan kelompok didalam budaya Hibua Lamo tujuan bimbingan kelompok ini adalah untuk menumbuh kembangkan semangat persaudaraan, kekeluargaan, kekerabatan dan kesetaraan yang saling menghargai satu dengan yang lainnya diantara siswa sebagaimana makna falsafah Hibua Lamo yaitu Nanga Tau Mahirete atau dengan sebutan lain Ngone O’Ria Dodoto. Prayitno,2004 dalam petrus (2012:99) secara umum menjelaskan bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa Konseling berwawasan lintas-budaya adalah sebuah layanan bantuan kepada konseli dengan memperhatikan latar budayanya dalam hal ini Hubungan konselor dan konseli pada dasarnya merupakan hubungan dua orang yang memiliki perbedaan budaya. Perhatian terhadap latar budaya konseli penting untuk dilakukan mengingat faktor budaya memiliki kontribusi terhadap pelaksanaan konseling.
  • 6. REFRENSI: Anonim, 2015. Pengertian masyarakat. [Online]. Tersedia: http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-masyarakat- menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 20 April 2016. Hartinah, Sitti. 2014. konseling bercorak budaya : penerapannya dalam komunikasi konseling. [Online]. Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116910&val=5332&titl e=KONSELINGBERCORAKBUDAYAPENERAPANNYADALAMKOM UNIKASIKONSELING. Diakses pada tanggal 20 April 2016 Koentjaraningrat. 2009. Ilmu pengantar antropologi. Jakarta: Rineka cipta. Lestari, Indah. 2013. Konseling Berwawasan Lintas Budaya. [Online]. Tersedia: http://eprints.umk.ac.id/3636/3/artikel.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2016. Petrus, Jerizal. Sugiyo. 2012. Model bimbingan kelompok berbasis nilai-nilai budaya hibua lamo untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa part 2. [Online]. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk/article/download/761/788. Diakses pada tanggal 20 April 2016. Setyawan, Aditya, Dodiet. 2012. Konsep dasar masyarakat. Surakarta: Poltekes kemenkes surakarta. Soekanto, soejono. 2014. Sosiologi suatu pengantar. Bandung: Rajawali Pers.