Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proses sosial membentuk komunikasi dan persepsi masyarakat melalui interaksi antar individu yang membentuk pengalaman dan pemahaman sosial, serta komunikasi yang mempengaruhi persepsi namun tetap memperhatikan nilai budaya yang ada.
1. MAKALAH
“PROSES SOSIAL PEMBENTUK KOMUNIKASI DAN PERSEPSI MASYARAKAT ”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Komunikasi Agribisnis
Semester Ganjil Tahun 2010
Oleh
Raden Bondan Eddyana B
150110080162
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2. 2 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia dalam hakikat kehidupan tidak terlepas dari sikap saling menggantung satu sama
lain. Dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan usaha atau bisnis. Sikap saling
membutuhkan antar sesama merupakan sebuah insting manusia dalam menjalani kehidupan dan tanpa
disadari telah menjadi sesuatu yang vital serta kelak membentuk sebuah kehidupan social.
Kehidupan social terjalin dari interaksi antar anggota baik antar individu, kelompok, maupun
individu ke kelompok. Dari interaksi tersebut setiap individu akan memiliki suatu pengalaman tentang
kondisi sosial dimana kelak akan membantu individu tersebut dalam kehidupan masyarakat yang lebih
luas. “Kondisi-kondisi social ternyata memodifikasi bekerjanya hukum-hukum fisiologis, maka fisika
sosial harus menyelenggarakan observasi-observasinya sendiri” (Cassirer, 1987: 100).
Setiap pembentukan kehidupan social membutuhkan waktu dimana individu tersebut dapat
memahami, mengintegrasikan, bahkan menyebarkan kepada individu lainnya. Hal ini dinamakan sebuah
proses social. Contoh seorang keluarga baru pindah ke daerah yang baru setelah meninggalkan tempat
terdahulu, secara spontan individu dalam keluarga tersebut harus mencoba beradaptasi di tempat yang
baru untuk tetap menjalankan aktivitas kehidupannya. Beradaptasi merupakan salah satu bentuk proses
social termudah yang sering kita lakukan baik tersadari ataupun tidak. Bentuk lainnya dari proses social
yang lebih tinggi antara lain asimilasi dan erat kaintannya dengan system kebudayaan social.
Proses social akan menentukan diterima atau tidaknya seorang individu dalam kehidupan social,
namun sebuah proses tidak akan terjalin tanpa adanya interaksi sesama. Hubungan social tersebut akan
semakin berbeda jika antarindividu berasal dari kebudayaan yang berbeda pula yang erat dengan nilai
system kepercayaan individu tersebut. Dan terakhir dari proses social yang dialami seorang individu akan
membentuk suatu komunikasi dan persepsi tentang nilai kehidupan secara social sebenanrnya.
3. 3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
i. Proses Sosial
Setiap individu memiliki peran dalam kehidupan social bermasyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung dan akan melibatkan hubungan antara individu serta kelompok.
Dalam menjalin hubungan social dengan individu lain pada umumnya membutuhkan upaya
dan waktu yang dinamakan sebagai proses social. Setiap proses social melandasi aspek social
lainnya dan menentukan berjalan atau tidaknya aspek tersebut.
Contoh interaksi social, aspek ini bisa secara tidak langsung terjalin di masyarakat namun
berkembang akan membutuhkan proses.
ii. Interaksi Sosial
Merupakan bentuk umum dari proses social dan awal dari tahap komunikasi. Ketika seorang
individu ingin dapat beradaptasi dengan kehidupan masyarakat luas, sudah menjadi syarat
seorang harus bisa mengenal dengan sesama untuk menjalin suatu bentuk interaksi. nteraksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia.
Berlangsungnya sebuah interaksi dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu imitasi
(pendorong untuk mematuhi nilai dan kaidah berlaku), sugesti (sebuah pandangan diri yang
kemudian diterima oleh orang lain), identifikasi (kecenderungan diri untuk menjadi sama
dengan orang lain), dan proses simpati(proses untuk memahami dan bekerja sama dengan
orang lain).Selain itu interaksi sebelum dapat terjalin ditentukan oleh beberapa factor, yaitu
adanya kontak social baik antarindividu, kelompok, maupun individu serta kelompok dan
komunikasi.
iii. Perilaku Komunikasi dan Persepsi Sosial serta Hubungan dengan Sistem Kepercayaan
dan Budaya Masyarakat
a. Teori Komunikasi dan Persepsi
Komunikasi adalah pernyataan diri yang efektif , pertukaran pesan-pesan yang tertulis,
pesan-pesan dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi, pertukaran informasi atau hiburan
dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode lain, pengalihan informasi dari
seseorang kepada orang lain, pertukaran makna antarpribadi dalam system symbol, proses
pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu (
Walhstrom,1992).
4. 4 | P a g e
Persepsi dikemukakan Ruch (1967: 300), adalah suatu proses tentang petunjuk - petunjuk
inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk
memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Seperti yang dikemukakan Ruch, pandangan Atkinson dan Hilgard (1991: 201)
mengemukakan persepsi sebagai proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan
pola stimulus dalam lingkungan. Terakhir yaitu menurut Gibson dan Donely (1994: 53)
persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
b. Komunikasi dalam Pembentukan Persepsi Masyarakat Sosial
Dari teori yang dikemukan beberapa ahli dapat diketahui keterkaitan antara aspek
komunikasi dan persepsi social dimana lebih mengarah ke proses pembentukan pola piker
social dalam masyarakat. Komunikasi merupakan kegiatan langsung maupun tidak langsung
yang dialami seorang dan memberikan wawasan atau pesan hidup di saat bersamaan.
Kemudian kegiatan tersebut memberi kesiapan diri individu dalam menjalani kehidupan
social dengan berupa pengalaman di masa lalu. Pengalaman di masa lalu bisa didapatkan dari
sebuah hubungan komunikasi yang terjalin dengan individu lain.
c. Hubungan Komunikasi dengan Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan
Berbicara tentang system kepercayaan dan kebudayaan akan berkaitan apakah suatu yang
baru dapat diterima dan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat bersangkutan atau
bahkan ditolak dikarenakan tidak sesuai nilai budaya. Seperti yang dikemukakan Sendaja,
(2002:4.7) tahap terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik
yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah
disampaikannya kepada penerima. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan
untuk mengevaluasi efektivvitas sehingga komunikasi bisa berfungsi sebagai
pertukaran makna, maksudnya tidak menghilangkan nilai budaya yang telah ada
namun melengkapi nilai budaya dengan sesuatu yang sesuai dan dinamis.
5. 5 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Manusia pada hakikatnya saling membutuhkan satu sama lain dalam berbagai aspek
kehidupan bermasyarakat. Dari hubungan tersebut tercipta suatu kehidupan social dengan aspek
yang berperan didalamnya. Setiap aspek yang terbentuk akan membutuhkan proses yang
dinamakan proses social, salah satu bentuk umum proses social adalah interaksi yang terjadi
setiap hari antarindividu.
Interaksi yang telah terbentuk akan menjadi suatu yang vital dan menjadi sebuah
kebutuhan dalam masyarakat luas. Selain itu kaitan interaksi ini dengan seorang individu adalah
memberikan sebuah nilai pengalaman ataupun pesan hidup yang didapatkan dari komunikasi
(interaksi secara terus – menerus). Kemudian akan terbentuk sebuah persepsi tentang apa yang
harus dilakukan dalam bermasyarakat.
Tahap terakhir komunikasi social adalah umpan balik yang memungkinkan
sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima.
Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivvitas
sehingga komunikasi bisa berfungsi sebagai pertukaran makna, maksudnya tidak
menghilangkan nilai budaya yang telah ada namun melengkapi nilai budaya dengan
sesuatu yang sesuai dan dinamis.
6. 6 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson dan Hilgard.1991. dalam Setiabudi Tinjauan Pustaka. Diakses melalui
http://google.com/kebudayaan dalam-komunikasi-sosial. Tanggal akses 19/09/2010
Cassirer.1987. dalam makalah ORGANISASI SOSIAL DAN KEBUDAYAAN KEL MINORITAS
INDONESIA: Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba di Sumatra (Orang Kubu Nomaden).
Diakses melalui http://google.com/kebudayaan-dalam-komunikasi-sosial. Tanggal akses
19/09/2010.
De_raFa's Journey.2010. Sosiologi Komunikasi (Proses Sosial dan Interaksi Sosial). Diakses melalui
http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/sosiologi-komunikasi-proses-sosial-dan
interaksi-sosial. Tanggal akses 19/09/2010.
Gibson dan Donely.1994. dalam Setiabudi Tinjauan Pustaka. Diakses melalui
http://google.com/kebudayaan dalam-komunikasi-sosial. Tanggal akses 19/09/2010
Ruch.1967. dalam Setiabudi Tinjauan Pustaka. Diakses melalui http://google.com/kebudayaan dalam
komunikasi-sosial. Tanggal akses 19/09/2010
Sendaja.2002. dalam makalah Komunikasi Berketahanan Sosial. Diakses melalui
http://google.com/kebudayaan dalam-komunikasi-sosial. Tanggal akses 19/09/2010
Walhstrom.1992. dalam Setiabudi Tinjauan Pustaka. Diakses melalui http://google.com/kebudayaan
dalam-komunikasi-sosial. Tanggal akses 19/09/2010.