PPT tugas akhir sejarah seni rupa manca negara Asgrizalti AS.pptx
Ukiyo-e Seni Cetak Jepang
1. Ukiyo-e
Ukiyo-e (浮世絵) adalah sebutan untuk teknik cukil kayu yang
berkembang di Jepang pada zaman Edoyang digunakan untuk
menggandakan lukisan pemandangan, keadaan alam dan kehidupan
sehari-hari di dalam masyarakat. Dalam bahasa Jepang, "ukiyo" berarti
"zaman sekarang," sedangkan "e" berarti gambar atau lukisan.
Istilah ukiyo-e sekarang semata-mata digunakan untuk lukisan berwarna-
warni (nishiki-e) yang dihasilkan teknik cukil kayu (woodprinting), tetapi
sebenarnya di zaman dulu istilah ukiyo-e juga digunakan untuk lukisan
asli yang digambar dengan menggunakan kuas.
2. SEJARAH
Pada awalnya, ukiyo-e adalah lukisan tentang "ukiyo" (keadaan zaman)
seperti kehidupan sehari-hari, gaya busana, dan sebagainya.
Pelukis ukiyo-e dibagi menjadi dua aliran utama, yakni aliran
Kano dan aliran Tosa. Aliran Kanō sebenarnya sudah dimulai
sejak zaman Muromachi, sedangkan aliran Tosa berakar pada aliran
Kasuga yang sudah dimulai sejak zaman Heian. Pelukis yang diusir dari
aliran Kanō kemudian banyak yang bergabung dengan aliran Tosa.
Periode Awal
Periode awal ukiyo-e berlangsung sejak Kebakaran besar zaman
Meireki sampai zaman Horeki. Bentuk awal ukiyo-e adalah lukisan asli
yang digambar dengan menggunakan kuas serta lukisan hasil reproduksi
teknik cukil kayu dengan tinta satu warna (hitam).
Ukiyo-e Periode awal
3. Di pertengahan hingga akhir abad ke-17, seniman yang menggambar
lukisan asli untuk teknik cukil kayu disebut Hanshita-
eshi (版下絵師 pelukis sketsa). Hishikawa Monorobu adalah salah satu
pelukis sketsa terkenal zaman itu yang membuat buku bergambar dan
ilustrasi untuk buku Ukiyo-zoshi. Salah satu karya Hishikawa Moronobu
yang sangat terkenal berjudul Mikaeri Bijin-zu (見返り美人図, Wanita
Cantik Menoleh ke Belakang).
Istilah "ukiyo-e" pertama kali disebut dalam buku Koshoku Ichidai
Otoko (terbitan tahun 1682) yang ditulis Ihara Saikaku. Di dalam cerita
dikisahkan tentang kipas lipat bertulang dua belas yang berhiaskan ukiyo-
e.
Ukiyo-e yang tadinya merupakan lukisan hitam-putih menjadi berwarna-
warni berkat kreasi pelukisukiyo-e asal Osaka bernama Torii Kiyonobu.
Warna yang dipakai umumnya adalah tinta merah dalam berbagai
nuansa. Lukisan yang menggunakan warna merah-oranye seperti warna
bangunan Torii disebut Tan-e. Lukisan dengan tinta merah tua
disebut Beni-e, sedangkan Beni-e dengan tambahan 2 atau 3 warna lain
disebut Benizuri-e.
4. Periode Pertengahan
Periode pertengahan ditandai dengan kelahiran Nishiki-e sekitar tahun
2 zaman Meiwa hingga tahun 3 zaman Bunka.
Pada tahun 1765, kalender bergambar yang disebut E-goyomi populer di
kalangan penyair haiku di Edo, sampai-sampai sempat diadakan
pertemuan untuk tukar menukar kalender bergambar. Pelukisukiyo-
e Suzuki Harunobu mengantisipasi minat masyarakat dengan
membuat ukiyo-e menggunakan tinta beraneka warna. Seni ukiyo-
e mencapai zaman keemasan berkat teknik cetak warna ukiyo-
esecara full-color.
5. Percetakan multi warna dimungkinkan berkat ditemukannya cara
membuat batas-batas (kento) pada objek lukisan yang memudahkan
pewarnaan lukisan secara berulang kali dan tersedianya
kertas washiberkualitas tinggi yang tahan melewati proses pewarnaan
yang tumpang tindih. Ukiyo-e banyak menggunakan
kertas washi bermerek dari provinsi Echizen dan Iyo yang
menggunakan bahan baku dari tanaman perdu yang
disebut Kōzo (Broussonetia kazinoki). Sesuai dengan perkembangan
zaman, pembuatan ukiyo-e juga mulai melibatkan beberapa orang
seniman dengan bidang yang sangat terspesialiasi, seperti pelukis yang
hanya menggambar sketsa, seniman pencungkil kayu, dan seniman yang
memberi warna pada lukisan.
Di zaman Anei, ukiyo-e yang menggambarkan wanita secara realistik
(Bijinga) karya Kitao Shigemasamenjadi sangat populer. Katsukawa
Shunsou menggambar lukisan potret aktor kabuki terkenal (Yakusha-e)
hingga sangat mirip dengan aslinya.
6. Pelukis ukiyo-e bernama Kitagawa Utamaro melahirkan banyak sekali
karya-karya berupa Bijinga danŌkubi-e (lukisan potret setengah badan
aktor dan wanita cantik) yang terkenal sangat mendetil dan digambar
dengan elegan.
Pada tahun 2 zaman Kansei pemerintah mengeluarkan peraturan
tentang bahan cetak yang membatasi peredaran bahan-bahan cetak di
kalangan masyarakat.
Pada tahun 7 zaman Kansei, setelah seluruh harta benda yang dimiliki
disita pemerintah, penerbit ukiyo-e bernama Tsutaya
Zusaburo berusaha bangkit kembali. Tsutaya Jūzaburō mengumpulkan
uang dengan cara menjual lukisan ukiyo-e karya Toshusoi Sharaku.
7. Lukisan karya Tōshūsai Sharaku menjadi sangat terkenal berkat pose
aktor kabuki yang selalu digambar berlebih-lebihan walaupun lukisannya
sendiri kurang laku. Kumpulan lukisan aktor kabuki karya Utagawa
Toyokuni yang dikenal sebagai Yakusha Butai Sugata-e (役者舞台姿絵,
lukisan potret aktor di atas panggung) justru lebih laku. Murid-murid
Utagawa Toyokuni kemudian mendirikan aliran Utagawa yang
merupakan aliran terbesar dalam seni ukiyo-e.
Peride Lanjut
Periode lanjut ukiyo-e menunjuk pada masa sekitar tahun 4 zaman
Bunka hingga tahun 5 zaman Ansei Setelah Kitagawa Utamaro tutup
usia, lukisan wanita cantik (Bijinga) makin digambar secara lebih erotis
seperti terlihat dalam karya-karya Keisai Eisei.
Murid Katsukawa Shunsou yang bernama Katsushika
Hokusai membuat kumpulan lukisan yang dikenal sebagai 36
Pemandangan Gunung Fuji. Kumpulan lukisan Hokusai dibuat untuk
mengikuti tren orang Jepang yang mulai senang bepergian di dalam
negeri. Utagawa Hirokusei mengikuti kesuksesan Hokusai dengan
kumpulan lukisan yang dikenal sebagai Tōkaidō gojūsan-
tsugi (東海道五十三次 53 Pemberhentian di Tōkaidō). Karya Hokusai dan
Hiroshige dikenal sebagai genre Meisho-e (lukisan tempat terkenal)
atau Fūkeiga (lukisan pemandangan).
Lukisan potret aktor kabuki yang tergolong dalam genre Yakusha-
e tetap diteruskan Utagawa Kunisada yang merupakan murid Utagawa
Toyokuni. Karya Utagawa Kunisada justru makin mempertegas ciri khas
genre Yakusha-e berupa garis-garis keras dan dinamis yang dirintis sang
guru.
Bersamaan dengan kepopuleran Kusazoshi (buku bergambar dengan
cerita memakai aksara hiragana) lahir karya-karya ukiyo-e genre Musha-
e yang menggambarkan tokoh-tokoh samurai, seperti terlihat dalam
lukisan karya Utagawa Kuniyoshi. Ilustrasi tokoh-tokoh kisah Batas
Air yang digambar Utagawa Kuniyoshi menjadi sangat populer, bahkan
sampai membuat orang Jepang keranjingan cerita Batas Air.
8. Ukiyo-e karya Utagawa Toyokuni
Ukiyo-e karya Utagawa Kunisada
Periode Akhir
Periode akhir ukiyo-e menunjuk pada masa sekitar tahun 6 zaman
Ansei sampai tahun 45 zaman Meiji.
9. Lukisan ukiyo-e yang populer pada masa ini adalah genre lukisan orang
asing yang disebut Yokohama-e, karena orang Jepang menaruh minat
pada budaya asing yang dibawa oleh Kapal Hitam.
Akibat kekacauan yang ditimbulkan Restorasi Meiji, lukisan ukiyo-e
mulai banyak yang mengetengahkan tema-tema lukisan kabuki yang
mengumbar brutalisme dan lukisan makhluk "aneh tapi nyata." Tsukioku
Yoshitoshi yang merupakan murid Utagawa Kuniyoshi dan Ochiai
Yoshiikumembuat kumpulan lukisan berjudul 28 Pembunuhan
Terkenal dan Prosa (英名二十八衆句 Eimei nijūhachi shūku). Kumpulan
lukisan bertema sadis berlumuran darah seperti ini digolongkan ke dalam
genre Muzan-e.
Kawanabe Kyosai dari aliran Kanō juga banyak melahirkan karya-
karya legendaris di masa ini.
10. Genre baru ukiyo-e yang disebut Kosenga dimulai Kobayashi
Kiyochika dengan ciri khas objek lukisan yang digambar tanpa garis tepi
(outline).
Lukisan ukiyo-e untuk anak-anak seperti yang dibuat Utagawa
Yoshifuji digolongkan ke dalam genreOmocha-e. Gambar hasil
penggandaan bisa digunakan anak-anak untuk bermain, seperti lembaran
permainan yang sekarang sering menjadi bonus majalah anak-anak.
Utagawa Yoshifuji begitu mengkhususkan diri pada genre Omocha-e,
sehingga mendapat julukan "Omocha Yoshifuji" (Yoshifuji ahli mainan).
11. Kepopuleran ukiyo-e akhirnya memudar akibat berkembangnya fotografi
dan teknik percetakan. Pelukisukiyo-e berusaha segala macam cara untuk
bertahan dari kemajuan teknologi tapi gagal.
Tsukioka Yoshitoshi dikenal sebagai grandmaster terakhir ukiyo-e.
Karya-karyanya sangat bergaya Barat dan bersentuhan halus. Dari
tangannya lahir karya-karya seperti surat kabar ukiyo-e (nishiki-e
shimbun), lukisan bertema sejarah (rekishiga), dan lukisan bertema erotis
(fuzokuga). Prihatin dengan kemunduran ukiyo-e, murid-muridnya
disuruh untuk belajar hal-hal lain selain ukiyo-e. Salah seorang murid
Yoshitoshi yang bernama Kaburaki Kiyotaka berhasil menjadi pelukis
Jepang yang sangat terkenal.