Ikebana adalah seni merangkai bunga yang dipersembahkan untuk Buddha dan arwah leluhur di Jepang. Seni ini telah dipraktikkan selama 600 tahun dengan berkembangnya berbagai aliran tradisional dan modern. Ikebana mengandung filosofi tentang keindahan alam dan keseimbangan antara langit, manusia, dan bumi.
1. IKEBANA
Kelompok 6:
Kriesna Danar Jati (C12.2020.00939)
Diva Septiyani Kurniasari (C12.2020.00940)
M. Fadjrin Febrian A. (C12.2020.00941)
Seni dalam merangkai bunga di Jepang.
2. Pengertian
Ikebana
Ikebana adalah rangkaian bunga yang
dipersembahkan kepada Buddha dan roh
leluhur. Dalam bahasa Jepang, Ikebana
dikenal juga dengan istilah kadō (華道) (Ka
berarti bunga dan dou berarti jalan
kehidupan) yang lebih menekankan pada
aspek seni untuk mencapai kesempurnaan
dalam merangkai bunga.
3. Sejarah Ikebana
Di Jepang, Ikebana telah dipraktekkan selama
600 tahun. Ikebana sendiri dikembangkan dari
ritual Buddha yang awalnya digunakan untuk
menawarkan persembahan bunga untuk roh
orang-orang yang telah tiada.
Awal masuknya ikebana di Jepang dapat
ditelusuri bersamaan dengan masuknya agama
Buddha ke Jepang pada abad ke-6.
4. Pada abad ke-10, orang Jepang mulai menyajikan
persembahan bunga mereka dalam suatu
rangkaian yang diletakkan dalam suatu wadah
atau vas. Gaya tertua adalah ikebana yang
berasal dari seorang pendeta di Kuil Rokkakudo di
Kyoto yang begitu ahli dalam merangkai bunga.
Pada abad ke-15, dengan munculnya gaya klasik
pertama, ikebana mencapai status seni yang
bebas dari kaitan keagamaan. Para pembuat
Ikebana umumnya adalah seorang pendeta dan
bangsawan, namun seiring berkembangnya
zaman dan gaya, Ikebana mulai dipraktekkan oleh
semua lapisan masyarakat.
Sejarah Ikebana
5. Jenis-jenis Ikebana
Tradisional Modern
Setelah adanya restorasi
Meiji kesenian di Jepang
sangat berkembang pesat.
Ikebana pada zaman ini
memakai gaya dan bahan
yang mulai beragam.
Rangkaian ikebana masih
sangat sederhana karena
hanya terdiri dari 3 tangkai
bunga yang simetris.
6. Ikebana Tradisional
• Rikka: Ikebana gaya tradisional yang banyak digunakan
untuk perayaan keagamaan. Gaya ini berkembang pada
abad ke-16. Ada 7 keutamaan dalam rangkaian ini, yaitu:
Shin, shin-kakushi, soe, soe-uke, mikoshi, nagashi, dan
maeok.
• Shoka: Ikebana yang tidak terlalu formal, tapi masih
tradisional. Ada 3 unsur dalam gaya ini, yaitu: Shin, soe,
dan tai. Sesudah era restorasi Meiji, gaya ini lebih
berkembang karena adanya pengaruh Eropa. Pada
tahun 1977 lahir gaya baru yaitu Shoka Shimputai.
• Jiyuka: Rangkaian ikebana yang bebas berdasarkan
kreativitas dan imajinasi. Gaya ini berkembang setelah
perang dunia ke-2.
• Ikenobo: Aliran ikebana tertua, banyak pendapat
mengatakan bahwa ikenobo adalah asal mula ikebana.
• Contoh ikebana tradisional lainnya: Koryul kebana,
Misho-Ryulppo Mishohai, Sogetsu, Ichiyo, Shofukadokai,
dan Nageire.
7. Ikebana Modern
Setelah adanya restorasi Meiji pada tahun 1868,
semua kesenian di Jepang berkembang dengan
sangat pesat, begitu pula munculnya beberapa gaya
ikebana baru, yaitu:
• Moribana: Gaya ini dikembangkan oleh Ohara
Unshin untuk merespon penyebaran bunga-bunga
baru yang diperkenalkan oleh orang barat ke
Jepang, oleh karena itu gaya ini lebih menekankan
warna dan pertumbuhan tanamannya.
• Shogetsu modern: Shogetsu modern diciptakan oleh
Teshigara Sofu. Populer dengan adanya kebebasan
dalam pemilihan bahan. Biasanya bahan yang
digunakan berbeda dengan ikebana tradisional, yaitu
seperti plastik, plester, baja, dan lainna. Penggunaan
bahan-bahan ini menciptakan karya-karya bernilai
tinggi yang abstrak dan surealis.
8. Filosofi dan Makna
Ikebana
> Ikebana sebagai sebuah ungkapan keindahan
Rangkaian ikebana mengacu pada kesederhanaan, keindahan,
materi, warna, dan berntuk. Setiap dahannya memiliki fungsi
masing-masing, misalnya tiga dahan utama yang
menggambarkan langit, manusia, dan bumi. Dalam rangkaian
ikebana sekuntup bunga dapat memberikan suatu makna,
apabila dikaitkan dengan keberadaan manusia dan makhluk
hidup lain mencerminkan suatu hal yang akan dialami, yaitu
kehidupan dan kematian. Jadi bungan bagi orang Jepang
merupakan lambang keindahan suatu sarana untul
mengungkapkan kesan dan perasaan.
9. Filosofi dan Makna
Ikebana
> Ikebana sebagai sebuah simbol keharmonisan alam.
Nilai estetika yang dianut oleh bangsa Jepang adalah harmonisasi dengan alam, alam
menjadi inspirasi utama dalam menciptakan suatu kreasi. Karena bagi orang Jepang alam
cenderung dianggap sebagai suatu bentuk eksistensi yang paling indah dan tinggi.
Prinsip Ikebana yang paling mudah dipahami adalah rangkaian bunganya dibagi menjadi 3
bagian. Yakni, 天(ten, yang berarti langit), 人 (hito, yang berarti manusia), dan地(chi, yang
berarti tanah). Harus ada satu bagian yang paling tinggi yang menyentuh langit, kira-kira
panjangnya 1,5 kali (tinggi vase + lebar permukaan vase). Dan harus ada bagian yang
menjadi pusat perhatian, yang tingginya 2/3 dari ukuran paling tinggi. Yang terakhir ada
sesuatu yang merendah ke bumi/ ke tanah, bisa juga berperan sebagai filler/ pengisi
diantara yang melangit dan yang menjadi pusat perhatian.
10. Kesimpulan
Ikebana adalah rangkaian bunga yang di persembahkan pada
Budha dan roh para leluhur. Saat itu, rangkaian ikebana masih
sangat sederhana karena hanya terdiri dari 3 tangkai bunga saja
yang ditancapkan sedemikian rupa secara simetris. Lalu
terbentuklah aliran aliran berjumlah 7 serta menjadi 2 aliran
besar yaitu ikebana tradisional dan modern. Lalu terdapat pula
makna yang terkandung dalam ikebana seperti makna dari
sebuah keindahan, keharmonisan antar alam serta hubungan
sosial yang terjadi di masyarakat jepang.