Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Sanggul merupakan bagian penting dari budaya Batak di Sumatera Utara dan memiliki makna serta fungsi sosial.
2. Ada beberapa jenis sanggul khas daerah di Sumatera Utara seperti timpus, rayam, bujing majeges, dan pupuy bartong.
3. Membuat sanggul timpus melibatkan penggunaan berbagai alat dan bahan seperti sisir, jepit, daun
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Fungsi dan peranan rambut bukan hanya sebagai pelindung kepala, namun juga
sebagai hiasan kepala yang dapat digunakan untuk menambah keanggunan seseorang.
Rambut seringkali disebut sebagai mahkota bagi pemiliknya. Penataan atau lebih
umum disebut sebagai sanggul sudah menjadi bagian penting dari penampilan.
Dahulu tingkat kedudukan seseorang dalam masyarakat dapat dilambangkan melalui
bentuk dan penataan rambutnya. Contohnya para permaisuri, para selir, kaum
bangsawan dan atau rakyat biasa. Penataan rambut untuk permaisuri tentunya berbeda
dengan penataan para selir, demikian pula dengan penataan untuk kaum bangsawan
dan rakyat biasa. Namun saat ini penataan-penataan khusus tersebut hanya dapat
ditemui pada saat-saat tertentu.
Seiring dengan perkembangannya, maka secara bertahap penataan rambut
mengalami perubahan dan peningkatan sesuai dengan perkembangan budaya suatu
bangsa. Perubahan tersebut turut mempengaruhi bentuk corak dan ragam sanggul.
Bentuk sanggul yang semula hanya boleh digunakan oleh para permaisuri dan selir
raja saat ini boleh digunakan oleh siapapun. Untuk dikenakan pada saat khusus sesuai
keinginan pemakainya atau karena kebutuhan suatu peran. Karena tuntutan tersebut
maka peran dan fungsi sanggul turut bergeser. Keterampilan membuat sanggul bukan
lagi menjadi keterampilan yang turun-temurun melainkan sudah merupakan
keterampilan yang harus dipelajari secara sungguh-sungguh dan kontinu. Pada masa
kini penataan rambut sangat didukung oleh perkembangan teknologi. Perubahan dan
pengaruh teknologi tersebut sudah selayaknya tidak melunturkan peran dan fungsi
sebuah sanggul daerah, namun sebaliknya menjadi penguat sekaligus penyimpan
2. memori bahwa sanggul daerah memiliki makna dan nilai filosofi tinggi. Sebuah
bentuk yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan doa dan harapan
pembuatnya untuk orang yang mengenakannya
2
1.2 Tujuan
a) Mengetahui sejarah sanggul timpus
b) Mengetahui pengapikasian busana sanggul timpus
c) Mengetahui alat yang digunakan untuk membuat sanggul timpus serta
langkahnya
3. BAB 2
PEMBAHASAN
3
2.1 Sejarah Sanggul Timpus
Sanggul daerah ditinjau dari disain dan bentuknya menganut prinsip yang
berlaku seperti yang sudah dikenal selama ini, yaitu memperhatikan keseimbangan
antara bentuk sanggul dengan besarnya kepala, tinggi tubuh dan kondisi dari rambut
itu sendiri. Selain itu usia, tujuan, dan harmonisasi, tetap diperhatikan untuk menilai
apakah sanggul yang telah ditata sudah terlihat harmonis secara keseluruhan atau
belum. Hal lainnya yang turut mempengaruhi adalah irama, yang selalu diperhatikan
sebelum sanggul selesai ditata. Tujuannya agar pemakai sanggul ataupun orang yang
melihat tidak merasa bosan memperhatikan bentuk sanggul tersebut karena bentuk
dan iramanya menarik untuk diamati.
Bentuk sanggul daerah biasanya dipengaruhi banyak faktor seperti ketentuan
yang berlaku bagi suatu daerah, pangaruh adat istiadat dan sebagainya. Hal ini secara
langsung mempengaruhi bentuk dan penambahan-penambahan ornamen/hiasan
sanggul.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan sanggul daerah antara lain:
1. Kedudukan seseorang di dalam masyarakat seperti kaum bangsawan,
ratu/permaisuri, para selir atau rakyat biasa maka penataan sanggulnya menjadi
sangat berbeda dan tidak sama.
2. Ciri-ciri dari suatu suku, biasanya antara suku yang satu dengan suku lainnya pada
suatu daerah juga dapat dibedakan oleh tata sanggulnya.
3. Ciri dari suatu daerah, ada daerah yang fanatik dengan penataan sanggul yang ada
di daerahnya, artinya susah untuk menerima
4. Dahulu kala, baik rambut pria maupun wanita sama-sama panjang karena
pada masa itu belum ada alat-alat yang praktis untuk memotong rambut. Kaum pria
kurang memperhatikan tatarias rambut, tetapi bagi wanita Batak hal ini penting
sekali. Menurut anggapannya makin panjang rambutnya mereka merasa mempunyai
kelebihan dari wanita lain. Rambut yang panjang itu harus di sanggul. Sanggul itu di
sebut siporhot.
Jenis sanggul di daerah tampanuli
a. Sanggul batak toba ; timpus
b. Sanggul batak karo ; rayam
c. Sanggul batak angkola-mendailing ; bujing majeges
d. Sanggul batak nias ; nias
e. Sanggul batak simalungun ; pupuy bartong.
Sanggul batak toba yaitu timpus yang mempunyai arti ‘membungkus’ , dan
bertujuan merapikan rambut, Pada sanggul ini daun sirih digunakan menjadi hiasan
rambut atau sanggul itu. Selain sirih berfungsi mengencangkan konde, juga di pakai
beragam peniti. Bagi orang berada, alat pengencang konde itu dapat berupa peniti
(tusuk konde) yang terbuat dari emas atau perak, sedangakn bagi orang yang kurang
berada dapat digunakan tusuk konde yang terbuat dari tulang atau duri landak.
Filosofi daripada daun sirih adalah Pohon sirih yang meski hidup dengan menumpang
pada tanaman lain ini, tidaklah mengambil nutrisi dari tanaman yang ditumpanginya.
Bahkan daunnya yang indah berbentuk hati itu malah akan memperindah tanaman
yang ditumpanginya. Demikianlah simbol yang dapat kita pelajari yang
menggambarkan hidup berdampingan dengan damai.
2.2 Tujuan Pembuatan Sanggul Timpus
4
5. 1. Mengkoreksi, tidak semua dari manusia itu memiliki bentuk kepala dan bentuk
wajah yang ideal. Dengan menggunakan Sanggul , koreksi bentuk kepala dan bentuk
wajah dapat sekaligus dilakukan.
2. Menyembunyikan ketipisan rambut kepala didaerah tertentu.
3. Mengikuti mode, setiap saat Sanggul ditata mengikuti mode tata rambut terbaru.
4. Sanggul untuk upacara adat
5. Sanggul untuk pernikahaan
2.3 Alat, Bahan dan Aksesories yang digunakan
5
Nama
alat,bahan,/
aksesories
Jumlah Fungsi Gambar
Sisir sasak 1 buah Menyasak
rambut
Sisir penghalus 1 buah Menyisir rambut
selepas disasak
Jepit lidi Secukupnya Menjepit
aksesories
6. Hairspray Secukupnya Merapikan
rambut
Hairnet 1 buah Membungkus
rambut agar rapi
Sirih 3 buah Hiasan rambut
Gondang-gondang
1-2 buah Hiasan rambut
6
2.4 Langkah Membuat Sanggul
a) Rambut pada bagian depan, dibelah lurus dari depan kearah tengah-tengah
kepala (ubun-ubun) sepanjang 3-5 cm, sehingga akan terlihat bahwa rambut
bagian depan merupakan belahan tengah. Hal ini untuk mempermudah dalam
menata sanggul yang akan dibuat.
b) Seluruh rambut disatukan di belakang, kemudia dilakukan pemutaran seluruh
rambut dari bagian pangkal sampain kebagian ujung. Hal ini untuk lebih
memudahkan dalam pembuatan pusaran.
c) Satukan rambut, bentuk konde kecil yang dapat diselipkan pada rambut
bagian kanan, sehinggga tampak rambut menyerupai pusaran, Letak pusaran
yang terbentuk berjarak kurang lebih tiga jari dari telinga kanan.
7. d) Selipkan tiga buah daun sirih yang sudah dilipat dan diletakkan berjejer
7
diantara telingan dan sanggul.
e) Kencangkan dengan menggunakan tusuk konde yang dinamakan gondang-gondang.
Banyaknya gondang-gondang adalah satu atau dua buah yang
dipasang berdamping.
8. BAB 3
PENUTUP
8
3.1 Simpulan
Jika seorang wanita batak memberikan rambutnya terurai atau tidak di tata, ia
akan menjadi buah mulut atau diangap sebagai wanita pemalas.
Bentuk sanggul wanita batak pada mulanya, yaitu berbentuk bulat menonjol
dan di letakan sedikit di atas tengkuk atau seedikit melewati pusar rambut.
Sanggul anak gadis biasanya terdiri atas dua bulatan konde yang terletak di
belakang telinga. Akan tetapi, karena keadaan dan situasi tiap subsuku, masyarakat
batak memiliki jenis yang khas, di samping sanggul bulat yang umum. Berikut ini
akan di perkenalkan sanggul-sanggul batak , baik nama maupun cara penataannya.
Dalam salah satu pribahasa Batak disebutkan bahwa soripada na bisuk di ina
boi mangaromoti busanana, yang artinya kira-kira “tuan putri yang bijaksana adalah
ibu yang dapat betanggung jawab terhadap keluarganya”. Ungkapan ini mendorong
wanita batak agar bertindak aktif, dinamis, cepat, tepan dan bijaksana. Oleh karena
itu penampilannya dalam berhiaspun harus di sesuaikan agar praktis, demikian pula
dalam menata rambut.
3.2 Saran
Sanggul dari Sumatra Utara ini perlu diperkenalkan agar tetap terjaga
keasliannya. Meskipun kita tidak berasal dari provinsi Sumatra Utara, namun kita
perlu mengetahui dan mempelajari budaya kita selain di Jawa.
9. DAFTAR PUSTAKA
Chitrawati .S. (1985). Dasar- Dasar Tata Rias Rambut. Jakarta: Karya Utama .
Tien santoso (2010). Tata Rias dan Busana Pengantin Seluruh Indonesia. Jakarta :
Gramedia.
rudyanmorgana (2013). Filosofi daun sirih . From
http://rudyanmorgana.blogspot.com/2013/08/filosofi -pohon-sirih-simbol
kerukunan.html, 18 September 2014
shafwatusysyuhada (2013). Jobsheet sanggul. From
http://shafwatusysyuhada.blogspot.com/2013/01/job-sheet.html, 18 September
2014
9