SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Rias Pengantin Paes Ageng 
Yogyakarta 
Disusun Oleh : 
Ajeng Nurlita A (5402413028) 
Reska Ayu Novitasari (5402413032) 
Laelatul Fitri (5402413035)
Arti Paes Ageng Yogyakarta 
Paes Ageng telah menjadi tata rias pengantin yang 
memiliki kedudukan tertinggi dibandingkan dengan tata 
rias keraton Yogyakarta lainnya. Hal tersebut tidak 
terlepas dari arti kata Paes Ageng, Paes berarti merias, 
Ageng berarti besar (agung), mewah dan anggun. 
Sehingga, tata rias Paes Ageng adalah tata rias 
pengantin keraton yang mewah digunakan pada saat 
upacara panggih di keraton Yogyakarta.
Sejarah 
Paes Ageng adalah tata rias pengantin yang dikenakan putra-putri 
di Keraton Yogyakarta, sedangkan masyarakat umum 
mengenakan tata rias Yogya Putri yang lebih sederhana 
.Karena pada saat itu masyarakat tidak berani mengenakan 
busana pengantin sebagaimana yang dikenakan di dalam 
keraton. Seiring perjalanan waktu tata rias paes ageng tidak 
hanya digunakan oleh kerabat keraton saja, 
sejak pemerintahan Hamengkubuwono IX tata rias tersebut 
diperbolehkan digunakan oleh masyarakat luas. 
Sri Sultan mengizinkan Paes Ageng untuk digunakan 
masyarakat umum dengan alasan Supaya Paes Ageng tetap 
diingat dan tetap lestari. Mengingat Paes Ageng adalah tata 
rias dan busana pengantin keraton yang mengandung sarat 
makna dan nilai pendidikan moral bangsa, etika/tata karma, 
dan unggah-ungguh yang sangat mulia untuk disebar dan 
dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia.
Prosesi Pernikahan 
Rangkaian prosesi dimulai dari acara sebelum upacara sampai 
ke inti,yang diantaranya : 
1. Nontoni 
2. Lamaran (dari pihak pria) 
3. Jawaban (dari pihak putri) 
4. Peningset 
5. Upacara Tarub 
6. Nyantri 
7. Siraman 
8. Ngerik 
9. Midadareni 
10. Panggih (Inti Acara)
Inti Upacara Pernikahan 
Upacara panggih atau upacara temu manten merupakan klimaks 
dari keseluruhan upacara perkawinan karena tercipta suasana 
yang penuh kebahagiaan baik dari keluarga mempelai maupun 
seluruh undangan yang hadir. Pada masa pemerintahan 
Hamengkubuwono IX upacara panggih dilaksanakan di depan 
emper Bangsal Kencana bersama para pejabat. Saat upacara 
panggih, pengantin putri dirias dengan pola Paes Ageng yang 
dilengkapi dengan kampuhan kebesaran serta mengenakan 
perhiasan Raja Keputren. Pengantin pria juga dirias dengan Paes 
Ageng (rias wajah), mengenakan kampuhan kebesaran 
dan perhiasan Raja Keputren .Pernikahan agung tersebut dirias 
oleh empu pemaes keraton Yogyakarta pada saat itu, seperti: Ibu 
RAy Rochaya Donolobo (Almarhumah), Ibu RAy Pradjoko Halpito 
(Almarhumah), Ibu RAy Trenggono Sosronegoro (Almarhumah) 
dan Ibu RAy Marmien Sardjono Yusodipuro (Almarhumah).
Tata RiasWajah dan Sanggul 
Tata rias pengantin di keraton Yogykarata dipilih 
berdasarkan uwoh pangolahing budi. Gaya tata 
rias paes ageng Yogyakarta bentuk, warna 
maupun cara penggunaanya dilandasi dengan 
lampah batin. Tata rias tersebut memiliki makna 
filosofis yang agung, unsur riasan mengandung 
pesan moral dalam kehidupan.
Tata Rias Pengantin 
• Tata rias wajah pengantin corak Paes Ageng memiliki ciri 
khas pada bentuk alis menjangan ranggah, jahitan mata, 
dan hiasan pada dahi. Ekspresi wajah pada corak ini 
digambarkan sebagai wanda luruh yang berarti raut wajah 
yang tenang. Ekspresi wanda luruh pada rias wajah 
pengantin merupakan simbol atas bentuk paes yang 
melengkung ke bawah. Hal ini bermakna bahwa seorang 
wanita harus memiliki sifat lembut dan 
menunduk tumungkul (jawa), karena sifat kelembutan yang 
terpancar menjadi jiwa seorang wanita yang berbudi luhur 
(wanita kang utomo). 
• Makna Paes adalah upaya untuk mempercantik diri agar 
dapat membuang jauh- jauh perbuatan buruk dan menjadi 
orang sholeh dan dewasa.
Rias wajah paes ageng 
Cengkorongan Merupakan pembuatan pola wajah paes ageng gaya Yogyakarta. 
Penentuan bentuk dan pembuatan cengkorong ini dikerjakan dengan pensil dan hasil 
akhirnya berupa gambar samar-samar/tipis. Cengkorong meliputi: 
1. Citak pada dahi, yaitu bentuk belah ketupat kecil dari daun sirih pada pangkal 
hidung di antara dua alis. Ada beberapa versi mengenai makna filosofinya, antara lain 
bahwa citak sebagai refleksi mata Dewa Syiwa yang merupakan pusat panca indra 
sehingga menjadi pusat keseluruhan ide. Pendapat lain mengatakan bahwa citak 
sebagai pemberi watak pada keseluruhan ide paes. 
2. Panunggul, pangapit, panitis, godeg Panunggul dibuat di atas citak, di tengah-tengah 
dahi, berbentuk meru melambangkan Trimurti (tiga kekuatan dewa yang 
manunggal). Pengapit terletak di kiri kanan panunggul berbentuk seperti meru 
(gunung) namun langsing. Penitis terletak di antara pengapit dan godheg. Pengapit, 
panitis, godheg dibuat sebagai keseimbangan wajah, maka diletakkan simetris dengan 
panunggul. 
3. Alis dibuat berbentuk menjangan ranggah atau disebut juga tanduk rusa. Rusa 
merupakan simbol kegesitan, dengan demikian kedua pengantin diharapkan dapat 
bertindak cekatan, trampil, dan ulet dalam menghadapi persoalan rumah tangga.
4. Jahitan mata merupakan simbol untuk memperjelas 
penglihatan agar berfungsi sebagai penyaring agar dapat 
melihat secara jelas. Mampu membedakan hal yang baik 
dan yang buruk kemudian dinalar dengan akal pikiran dan 
dapat dijadikan pegangan yang kuat selama hidup.Makna 
ini tergambar pada jahitan mata berupa dua garis menuju 
ke pelipis, jikalau di tarik ke atas menuju otak. 
5. Prada dan ketep berfungsi sebagai keindahan dan pengisi 
bidang paes yang berwarna hitam. Perpaduan dua warna 
kontras yaitu hitam dan emas memberikan penonjolan 
bentuk yang menarik perhatian.Kinjengan 
menggambarkan capung yang tak kenal diam dan selalu 
bergerak tak kenal lelah, merupakan simbol atas sebuah 
usaha tak kenal lelah untuk memulai hidup baru dan 
mencari rezeki. Kinjengan diletakkan di dalam paes 
memiliki makna bahwa setiap usaha untuk memenuhi 
tuntuhan hidup hendaknya selalu berpijak pada realita 
dan jangan berusaha di luar batas kemampuan karena 
dapat menyebabkan akibat negatif.
Gambar riasan pada Paes Ageng 
Panunggul 
Citak 
Alis Menjangan 
Ranggah 
Pagapit 
Panitis 
Godeg 
Jahita Mata 
Prada 
Kinjengan
Sanggul PengantinWanita 
 Sanggul bokor mengkurep : simbol wanita 
yang semula belum dewasa menjadi dewasa dan 
sudah mempunyai dasar (golong gilig ) menuju 
ke arah kesempurnaan. Sanggul bokor 
mengkurep memiliki perpaduan melati dan 
daun pandan yang menimbulkan kesan religius. 
Gajah ngoling sebagai hiasan sanggul juga 
terdiri dari rajangan daun pandan dan bunga 
melati.
Sanggul Pengantin Pria 
• Kuluk : Simbol Kebesaran 
• Sanggul kecil yang disebut dengan sanggul kadhal menek 
yang bentuknya menyerupai rambut tambahan pada bagian 
belakang , melambangkan kejantanan dan perjuangan hidup 
yang harus ditempuh sekalipun ada kesulitan. 
• Satu buah cunduk mentul : melambangkan keesaan Tuhan 
dan pemasangannya menghadap kebelakang yang berarti 
bahwa seorang suami harus berani membelakangi 
perbuatan-perbuatan tidak terpuji. 
• Gunungan kecil merupakan simbol keagungan.
Pelengkap Sanggul Makna dalam keraton Makna dalam masyarakat 
Teplok atau rajut melati Penutup gelung bokor mengkurep terdiri dari kuntum bunga melati yang dirajut 
menjadi satu memiliki makna agar ilmu tidak pudar dan dibawa sampai akhir hayat 
sehingga dapat meninggal kan nama baik/ harum maka sanggul bokor ditutup 
dengan untaian bunga melati. 
Mempercantik sanggul pengantin 
Gajah ngoling Bentuk gajah ngoling menyerupai bentuk belalai gajah,melambangkan keagungan 
dan penghormatan 
kesakralan bagi pemakainya 
dalam menjalani hidup yang 
sakral pula 
Jebehan sritaman Bunga korsase tiga warna bunga melambangkan Trimurti (Syiwa, Brahma dan 
Wisnu) 
Simbol keindahan 
Sumping simbol dari saringan/filter untuk suara-suara yang tidak menyenangkan agar dapat 
dilunakkan dan disaring dengan baik. Sumping yang dikenakan oleh pengantin pria 
terbuat dari daun mangkara karena daun mangkara mempunyai daya tahan yang kuat 
sedangkan untuk pengantin wanita terbuat dari daun pepaya muda yang dihiasi 
pidih. Berhubung daun mangkara sulit didapat maka diganti dengan sumping imitasi 
yang mirip daun mangkara. 
Peyaring suara yang tidak 
menyenangkan di lunakkan 
Centhung Sepasang perhiasan yang dipasang diantara penitis dan pengapit melambangkan 
kesempurnaan manusia untuk menyatu dengan Tuhan. Bermakna bahwa manusia 
dapat menjadi insan kamil atau manunggaling kawula gusti dengan cara menunduk 
dulu dan bersujud serta mengadah kepada Tuhan YME. 
Melambangkan keagungan Tuhan
Busana Pengantin 
Busana Yag digunakan,antara lain : 
 Dodot /Kampuh : melambangkan yang pada mulanya belum banyak 
tahu (remaja) menjadi serba tahu dan sempurna (dewasa) 
 Cinde 
 Kain Batik yag melekat erat 
Pelengkap : 
 Buntal sebagai perlengkapan busana pengantin wanita dan pria 
terdiri dari rangkaian bunga seperti: bunga patramenggolo, bunga 
kamboja, daun kroton, daun pandan dan pupus daun pisang yang di 
satukan dengan seutas tali. 
 Pelengkap busana pengantin pria yakni Keris Brangah yang 
merupakan simbol seorang pria yang melambangkan kejantanan, 
dan keberanian. 
 Pengantin wanita mengenakan dodot atau kampuh dengan ragam 
perhiasan gemerlap seperti Klat Bahu Naga, kalung susun tiga, 
gelang bumbungan/kono , sepasang cincin, pending, bros pada uket 
cinde, serta selop tutup beludru bersulam benang emas.
Gambar Busana PengatinWanita
Gambar Busana Pengantin Pria
Perhiasan Raja Keputren Makna symbol dalam keraton Makna symbol dalam masyarakat 
Cunduk mentul hanya 
digunakan pengantin wanita 
Cunduk mentul menghadap ke belakang merupakan simbol peringatan. 
Jangan baik di depan saja tetapi dari belakang dan luar dalam sama 
.Lima buah cunduk mentul merupakan simbol lima nafsu manusia 
yaitu: nafsu kenikmatan, nafsu keinginan, nafsu kasih saying, nafsu 
kekuasaan dan nafsu kesucian. Simbol tersebut bermakna bahwa 
manusia harus menguasai kelima nafsu tersebuat agar menjadi manusia 
sempurna 
Cunduk mentul di gunakan di kepala pengantin 
wanita menghadap ke belakang memiliki makna 
agar melihat sesuatu tidak harus kedepan tetapi juga 
kebelakang/belajar dari masa lalu. Lima buah 
cunduk mentul atau angka ganjil dalam masyarakat 
Jawa melambangkan serba lebih (sarwo linuwih) 
Sisir gunungan digunakan pengantin 
wanita 
menggambarkan gunung (meru) sebagai lambang keagungan Tuhan. Simbol Keagungan 
Subang bumbungan / 
Ronyok digunakan pengantin wanita 
simbol meningkatkan pengetahuan manusia melalui telinga kanan dan 
bisikan jahat melalui telinga kiri. Bisikan–bisikan itu biasanya bersifat 
halus atau gaib maka diwujudkan sebagai subang yang bercahaya. 
Penghias telinga 
Gelang kana (Binggel) 
atau cincin 
Gelang kana atau cincin merupakan benda yang bentuk bulat dan 
melingkar memiliki makna gerak tangan harus menyatu dengan hati 
sanubari tanpa batas. 
Simbol dari aturan dan ikatan yang bulat 
digambarkan dalam bentuk lingkaran yang 
memiliki makna kesetian tanpa batas 
Kelat bahu atau gelang naga Kelat bahu yang dikenakan pada lengan kanan dan kiri bentuk kepala 
naga menghadap kebelakang simbol penolak bala yang datang dari 
arah belakang. 
Dalam mitologi Jawa naga merupakan hewan suci 
yang dipercaya menyangga dunia. Sehingga 
merupakan simbol dari penolak bala. 
Kalung susun (tanggalan) berbentuk 
wulan tumanggal 
Simbol-simbol tersebut bermakna bahwa sebagai manusia jika hanya 
memiliki kemauan saja akan menjadi koma wurung (janin yang 
gugur), jika hanya memiliki kemauan dan wujud maka akan menjadi 
koma bakal (calon bayi), tetapi apabila menggabungkan ketiganya 
maka akan menjadi manusia yang sempurna karena ketiganya itu harus 
terikat bersama menjadi satu kesatuan dan satu proses. 
Simbol dari tahap kehidupan, lahir, hidup dan mati.
RIAS PAES AGENG
RIAS PAES AGENG

More Related Content

What's hot

Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiHak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiRajmil Shalsabila
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeYunan Malifah
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiHubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiapotek agam farma
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Aspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritimAspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritimAditya Alexander
 
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12   laporan praktikum enzim katalaseBiologi 12   laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalaseNisa 'Icha' El
 
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITLAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITNesha Mutiara
 
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965FXC 41
 
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum BerkeadilanTugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilandiarwildan96
 
Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selresky r.p
 
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem EtikaEtika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etikadayurikaperdana19
 
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Eka Zay
 
Pentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi NegaraPentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi NegaraSurya Surya
 
Tugas uud 1945 pasal 28 a
Tugas  uud 1945 pasal 28 aTugas  uud 1945 pasal 28 a
Tugas uud 1945 pasal 28 apycnat
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 

What's hot (20)

Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiHak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
 
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum HookeLaporan praktikum fisika Hukum Hooke
Laporan praktikum fisika Hukum Hooke
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiHubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Aspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritimAspek sosial dan budaya maritim
Aspek sosial dan budaya maritim
 
Iptek politik
Iptek politikIptek politik
Iptek politik
 
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12   laporan praktikum enzim katalaseBiologi 12   laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
 
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLITLAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
LAPORAN PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
 
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
Sejarah Kelas 12 IPA 1: Ancaman Disintegrasi Bangsa 1948-1965
 
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum BerkeadilanTugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
Tugas pkn bab 7 Penegakan Hukum Berkeadilan
 
Gambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan selGambar dan tahap pembelahan sel
Gambar dan tahap pembelahan sel
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem EtikaEtika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
Etika, Aliran Etika, Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
 
Pentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi NegaraPentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi Negara
 
Tugas uud 1945 pasal 28 a
Tugas  uud 1945 pasal 28 aTugas  uud 1945 pasal 28 a
Tugas uud 1945 pasal 28 a
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Wayang
WayangWayang
Wayang
 

Similar to RIAS PAES AGENG

pptx_20221004_184252_0000.pptx
pptx_20221004_184252_0000.pptxpptx_20221004_184252_0000.pptx
pptx_20221004_184252_0000.pptxHalomoan123
 
Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...
Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...
Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...Mujahid Vanquisher
 
MAKALAH PENGANTIN PALEMBANG
MAKALAH PENGANTIN PALEMBANGMAKALAH PENGANTIN PALEMBANG
MAKALAH PENGANTIN PALEMBANGAinina Sa'id
 
Busana dan rias pengantin jogjakarta dan solo
Busana dan rias pengantin jogjakarta dan soloBusana dan rias pengantin jogjakarta dan solo
Busana dan rias pengantin jogjakarta dan soloRema Marninda Zahara
 
Sanggul Konde Pingkan dari Sulawesi Utara
Sanggul Konde Pingkan dari Sulawesi UtaraSanggul Konde Pingkan dari Sulawesi Utara
Sanggul Konde Pingkan dari Sulawesi UtaraAinina Sa'id
 
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa TengahSanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa TengahAinina Sa'id
 
The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)
The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)
The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)@leonardsven7 Ignatius
 

Similar to RIAS PAES AGENG (11)

pptx_20221004_184252_0000.pptx
pptx_20221004_184252_0000.pptxpptx_20221004_184252_0000.pptx
pptx_20221004_184252_0000.pptx
 
Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...
Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...
Canthik kyai raja mala adalah sebuah hiasan yang ada di ujung depan dan belak...
 
MAKALAH PENGANTIN PALEMBANG
MAKALAH PENGANTIN PALEMBANGMAKALAH PENGANTIN PALEMBANG
MAKALAH PENGANTIN PALEMBANG
 
CONTOH.pdf
CONTOH.pdfCONTOH.pdf
CONTOH.pdf
 
Busana dan rias pengantin jogjakarta dan solo
Busana dan rias pengantin jogjakarta dan soloBusana dan rias pengantin jogjakarta dan solo
Busana dan rias pengantin jogjakarta dan solo
 
Sanggul Konde Pingkan dari Sulawesi Utara
Sanggul Konde Pingkan dari Sulawesi UtaraSanggul Konde Pingkan dari Sulawesi Utara
Sanggul Konde Pingkan dari Sulawesi Utara
 
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa TengahSanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
Sanggul ukel konde dari Solo Jawa Tengah
 
Ppsb taklimat
Ppsb taklimatPpsb taklimat
Ppsb taklimat
 
Ppsb taklimat
Ppsb taklimatPpsb taklimat
Ppsb taklimat
 
Makala Tentang Tari Topeng
Makala Tentang Tari TopengMakala Tentang Tari Topeng
Makala Tentang Tari Topeng
 
The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)
The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)
The Dhapur & Pamor Indonesian Kris 2016 (Mpu Djeno Harumbrodjo version)
 

More from Ainina Sa'id

hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam Ainina Sa'id
 
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaFilsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaAinina Sa'id
 
Upaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita Karier
Upaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita KarierUpaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita Karier
Upaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita KarierAinina Sa'id
 
Pengantin Internasional
Pengantin InternasionalPengantin Internasional
Pengantin InternasionalAinina Sa'id
 
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIKPERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIKAinina Sa'id
 
PENGANTIN SEMARANG
PENGANTIN SEMARANGPENGANTIN SEMARANG
PENGANTIN SEMARANGAinina Sa'id
 
MAKALAH PENGANTIN BETAWI
MAKALAH PENGANTIN BETAWIMAKALAH PENGANTIN BETAWI
MAKALAH PENGANTIN BETAWIAinina Sa'id
 
MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO Ainina Sa'id
 
SANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBA
SANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBASANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBA
SANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBAAinina Sa'id
 
LIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKK
LIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKKLIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKK
LIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKKAinina Sa'id
 
INJECTABLE DERMAL FILLERS
INJECTABLE DERMAL FILLERS INJECTABLE DERMAL FILLERS
INJECTABLE DERMAL FILLERS Ainina Sa'id
 
suntikan botox ( botollium toxin )
suntikan botox ( botollium toxin )suntikan botox ( botollium toxin )
suntikan botox ( botollium toxin )Ainina Sa'id
 
Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)
Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)
Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)Ainina Sa'id
 
Sanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa BaratSanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa BaratAinina Sa'id
 
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegaraPancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegaraAinina Sa'id
 
Ppt jaringan saraf dan darah
Ppt jaringan saraf dan darah Ppt jaringan saraf dan darah
Ppt jaringan saraf dan darah Ainina Sa'id
 
Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah Ainina Sa'id
 
Makalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajah
Makalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajahMakalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajah
Makalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajahAinina Sa'id
 

More from Ainina Sa'id (20)

hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam
 
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai AlirannyaFilsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
Filsafat Barat Kontemporer dan Berbagai Alirannya
 
Upaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita Karier
Upaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita KarierUpaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita Karier
Upaya Perlawanan Penuaan Dini pada Wanita Karier
 
Pengantin Internasional
Pengantin InternasionalPengantin Internasional
Pengantin Internasional
 
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIKPERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
 
PENGANTIN SEMARANG
PENGANTIN SEMARANGPENGANTIN SEMARANG
PENGANTIN SEMARANG
 
MAKALAH PENGANTIN BETAWI
MAKALAH PENGANTIN BETAWIMAKALAH PENGANTIN BETAWI
MAKALAH PENGANTIN BETAWI
 
MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO MAKALAH PENGANTIN SOLO
MAKALAH PENGANTIN SOLO
 
SANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBA
SANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBASANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBA
SANGGUL TIMPUS dari SUMATRA UTARA BATAK TOBA
 
LIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKK
LIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKKLIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKK
LIPOSUCTION oleh Dr Retno Indrastiti,SpKK
 
INJECTABLE DERMAL FILLERS
INJECTABLE DERMAL FILLERS INJECTABLE DERMAL FILLERS
INJECTABLE DERMAL FILLERS
 
suntikan botox ( botollium toxin )
suntikan botox ( botollium toxin )suntikan botox ( botollium toxin )
suntikan botox ( botollium toxin )
 
Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)
Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)
Sanggul Ukel Tekuk ( DIY)
 
Sanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa BaratSanggul Ciwidey Jawa Barat
Sanggul Ciwidey Jawa Barat
 
Pangkas Dasar
Pangkas DasarPangkas Dasar
Pangkas Dasar
 
Pemangkasan Dasar
Pemangkasan DasarPemangkasan Dasar
Pemangkasan Dasar
 
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegaraPancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
Pancasila sebagai ideologi_bangsa_dan_bernegara
 
Ppt jaringan saraf dan darah
Ppt jaringan saraf dan darah Ppt jaringan saraf dan darah
Ppt jaringan saraf dan darah
 
Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah Makalah jaringan syaraf dan darah
Makalah jaringan syaraf dan darah
 
Makalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajah
Makalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajahMakalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajah
Makalah Penataan rambut sesuai dengan bentuk wajah
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

RIAS PAES AGENG

  • 1. Rias Pengantin Paes Ageng Yogyakarta Disusun Oleh : Ajeng Nurlita A (5402413028) Reska Ayu Novitasari (5402413032) Laelatul Fitri (5402413035)
  • 2. Arti Paes Ageng Yogyakarta Paes Ageng telah menjadi tata rias pengantin yang memiliki kedudukan tertinggi dibandingkan dengan tata rias keraton Yogyakarta lainnya. Hal tersebut tidak terlepas dari arti kata Paes Ageng, Paes berarti merias, Ageng berarti besar (agung), mewah dan anggun. Sehingga, tata rias Paes Ageng adalah tata rias pengantin keraton yang mewah digunakan pada saat upacara panggih di keraton Yogyakarta.
  • 3. Sejarah Paes Ageng adalah tata rias pengantin yang dikenakan putra-putri di Keraton Yogyakarta, sedangkan masyarakat umum mengenakan tata rias Yogya Putri yang lebih sederhana .Karena pada saat itu masyarakat tidak berani mengenakan busana pengantin sebagaimana yang dikenakan di dalam keraton. Seiring perjalanan waktu tata rias paes ageng tidak hanya digunakan oleh kerabat keraton saja, sejak pemerintahan Hamengkubuwono IX tata rias tersebut diperbolehkan digunakan oleh masyarakat luas. Sri Sultan mengizinkan Paes Ageng untuk digunakan masyarakat umum dengan alasan Supaya Paes Ageng tetap diingat dan tetap lestari. Mengingat Paes Ageng adalah tata rias dan busana pengantin keraton yang mengandung sarat makna dan nilai pendidikan moral bangsa, etika/tata karma, dan unggah-ungguh yang sangat mulia untuk disebar dan dilestarikan sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia.
  • 4. Prosesi Pernikahan Rangkaian prosesi dimulai dari acara sebelum upacara sampai ke inti,yang diantaranya : 1. Nontoni 2. Lamaran (dari pihak pria) 3. Jawaban (dari pihak putri) 4. Peningset 5. Upacara Tarub 6. Nyantri 7. Siraman 8. Ngerik 9. Midadareni 10. Panggih (Inti Acara)
  • 5. Inti Upacara Pernikahan Upacara panggih atau upacara temu manten merupakan klimaks dari keseluruhan upacara perkawinan karena tercipta suasana yang penuh kebahagiaan baik dari keluarga mempelai maupun seluruh undangan yang hadir. Pada masa pemerintahan Hamengkubuwono IX upacara panggih dilaksanakan di depan emper Bangsal Kencana bersama para pejabat. Saat upacara panggih, pengantin putri dirias dengan pola Paes Ageng yang dilengkapi dengan kampuhan kebesaran serta mengenakan perhiasan Raja Keputren. Pengantin pria juga dirias dengan Paes Ageng (rias wajah), mengenakan kampuhan kebesaran dan perhiasan Raja Keputren .Pernikahan agung tersebut dirias oleh empu pemaes keraton Yogyakarta pada saat itu, seperti: Ibu RAy Rochaya Donolobo (Almarhumah), Ibu RAy Pradjoko Halpito (Almarhumah), Ibu RAy Trenggono Sosronegoro (Almarhumah) dan Ibu RAy Marmien Sardjono Yusodipuro (Almarhumah).
  • 6. Tata RiasWajah dan Sanggul Tata rias pengantin di keraton Yogykarata dipilih berdasarkan uwoh pangolahing budi. Gaya tata rias paes ageng Yogyakarta bentuk, warna maupun cara penggunaanya dilandasi dengan lampah batin. Tata rias tersebut memiliki makna filosofis yang agung, unsur riasan mengandung pesan moral dalam kehidupan.
  • 7. Tata Rias Pengantin • Tata rias wajah pengantin corak Paes Ageng memiliki ciri khas pada bentuk alis menjangan ranggah, jahitan mata, dan hiasan pada dahi. Ekspresi wajah pada corak ini digambarkan sebagai wanda luruh yang berarti raut wajah yang tenang. Ekspresi wanda luruh pada rias wajah pengantin merupakan simbol atas bentuk paes yang melengkung ke bawah. Hal ini bermakna bahwa seorang wanita harus memiliki sifat lembut dan menunduk tumungkul (jawa), karena sifat kelembutan yang terpancar menjadi jiwa seorang wanita yang berbudi luhur (wanita kang utomo). • Makna Paes adalah upaya untuk mempercantik diri agar dapat membuang jauh- jauh perbuatan buruk dan menjadi orang sholeh dan dewasa.
  • 8. Rias wajah paes ageng Cengkorongan Merupakan pembuatan pola wajah paes ageng gaya Yogyakarta. Penentuan bentuk dan pembuatan cengkorong ini dikerjakan dengan pensil dan hasil akhirnya berupa gambar samar-samar/tipis. Cengkorong meliputi: 1. Citak pada dahi, yaitu bentuk belah ketupat kecil dari daun sirih pada pangkal hidung di antara dua alis. Ada beberapa versi mengenai makna filosofinya, antara lain bahwa citak sebagai refleksi mata Dewa Syiwa yang merupakan pusat panca indra sehingga menjadi pusat keseluruhan ide. Pendapat lain mengatakan bahwa citak sebagai pemberi watak pada keseluruhan ide paes. 2. Panunggul, pangapit, panitis, godeg Panunggul dibuat di atas citak, di tengah-tengah dahi, berbentuk meru melambangkan Trimurti (tiga kekuatan dewa yang manunggal). Pengapit terletak di kiri kanan panunggul berbentuk seperti meru (gunung) namun langsing. Penitis terletak di antara pengapit dan godheg. Pengapit, panitis, godheg dibuat sebagai keseimbangan wajah, maka diletakkan simetris dengan panunggul. 3. Alis dibuat berbentuk menjangan ranggah atau disebut juga tanduk rusa. Rusa merupakan simbol kegesitan, dengan demikian kedua pengantin diharapkan dapat bertindak cekatan, trampil, dan ulet dalam menghadapi persoalan rumah tangga.
  • 9. 4. Jahitan mata merupakan simbol untuk memperjelas penglihatan agar berfungsi sebagai penyaring agar dapat melihat secara jelas. Mampu membedakan hal yang baik dan yang buruk kemudian dinalar dengan akal pikiran dan dapat dijadikan pegangan yang kuat selama hidup.Makna ini tergambar pada jahitan mata berupa dua garis menuju ke pelipis, jikalau di tarik ke atas menuju otak. 5. Prada dan ketep berfungsi sebagai keindahan dan pengisi bidang paes yang berwarna hitam. Perpaduan dua warna kontras yaitu hitam dan emas memberikan penonjolan bentuk yang menarik perhatian.Kinjengan menggambarkan capung yang tak kenal diam dan selalu bergerak tak kenal lelah, merupakan simbol atas sebuah usaha tak kenal lelah untuk memulai hidup baru dan mencari rezeki. Kinjengan diletakkan di dalam paes memiliki makna bahwa setiap usaha untuk memenuhi tuntuhan hidup hendaknya selalu berpijak pada realita dan jangan berusaha di luar batas kemampuan karena dapat menyebabkan akibat negatif.
  • 10. Gambar riasan pada Paes Ageng Panunggul Citak Alis Menjangan Ranggah Pagapit Panitis Godeg Jahita Mata Prada Kinjengan
  • 11. Sanggul PengantinWanita  Sanggul bokor mengkurep : simbol wanita yang semula belum dewasa menjadi dewasa dan sudah mempunyai dasar (golong gilig ) menuju ke arah kesempurnaan. Sanggul bokor mengkurep memiliki perpaduan melati dan daun pandan yang menimbulkan kesan religius. Gajah ngoling sebagai hiasan sanggul juga terdiri dari rajangan daun pandan dan bunga melati.
  • 12. Sanggul Pengantin Pria • Kuluk : Simbol Kebesaran • Sanggul kecil yang disebut dengan sanggul kadhal menek yang bentuknya menyerupai rambut tambahan pada bagian belakang , melambangkan kejantanan dan perjuangan hidup yang harus ditempuh sekalipun ada kesulitan. • Satu buah cunduk mentul : melambangkan keesaan Tuhan dan pemasangannya menghadap kebelakang yang berarti bahwa seorang suami harus berani membelakangi perbuatan-perbuatan tidak terpuji. • Gunungan kecil merupakan simbol keagungan.
  • 13. Pelengkap Sanggul Makna dalam keraton Makna dalam masyarakat Teplok atau rajut melati Penutup gelung bokor mengkurep terdiri dari kuntum bunga melati yang dirajut menjadi satu memiliki makna agar ilmu tidak pudar dan dibawa sampai akhir hayat sehingga dapat meninggal kan nama baik/ harum maka sanggul bokor ditutup dengan untaian bunga melati. Mempercantik sanggul pengantin Gajah ngoling Bentuk gajah ngoling menyerupai bentuk belalai gajah,melambangkan keagungan dan penghormatan kesakralan bagi pemakainya dalam menjalani hidup yang sakral pula Jebehan sritaman Bunga korsase tiga warna bunga melambangkan Trimurti (Syiwa, Brahma dan Wisnu) Simbol keindahan Sumping simbol dari saringan/filter untuk suara-suara yang tidak menyenangkan agar dapat dilunakkan dan disaring dengan baik. Sumping yang dikenakan oleh pengantin pria terbuat dari daun mangkara karena daun mangkara mempunyai daya tahan yang kuat sedangkan untuk pengantin wanita terbuat dari daun pepaya muda yang dihiasi pidih. Berhubung daun mangkara sulit didapat maka diganti dengan sumping imitasi yang mirip daun mangkara. Peyaring suara yang tidak menyenangkan di lunakkan Centhung Sepasang perhiasan yang dipasang diantara penitis dan pengapit melambangkan kesempurnaan manusia untuk menyatu dengan Tuhan. Bermakna bahwa manusia dapat menjadi insan kamil atau manunggaling kawula gusti dengan cara menunduk dulu dan bersujud serta mengadah kepada Tuhan YME. Melambangkan keagungan Tuhan
  • 14. Busana Pengantin Busana Yag digunakan,antara lain :  Dodot /Kampuh : melambangkan yang pada mulanya belum banyak tahu (remaja) menjadi serba tahu dan sempurna (dewasa)  Cinde  Kain Batik yag melekat erat Pelengkap :  Buntal sebagai perlengkapan busana pengantin wanita dan pria terdiri dari rangkaian bunga seperti: bunga patramenggolo, bunga kamboja, daun kroton, daun pandan dan pupus daun pisang yang di satukan dengan seutas tali.  Pelengkap busana pengantin pria yakni Keris Brangah yang merupakan simbol seorang pria yang melambangkan kejantanan, dan keberanian.  Pengantin wanita mengenakan dodot atau kampuh dengan ragam perhiasan gemerlap seperti Klat Bahu Naga, kalung susun tiga, gelang bumbungan/kono , sepasang cincin, pending, bros pada uket cinde, serta selop tutup beludru bersulam benang emas.
  • 17. Perhiasan Raja Keputren Makna symbol dalam keraton Makna symbol dalam masyarakat Cunduk mentul hanya digunakan pengantin wanita Cunduk mentul menghadap ke belakang merupakan simbol peringatan. Jangan baik di depan saja tetapi dari belakang dan luar dalam sama .Lima buah cunduk mentul merupakan simbol lima nafsu manusia yaitu: nafsu kenikmatan, nafsu keinginan, nafsu kasih saying, nafsu kekuasaan dan nafsu kesucian. Simbol tersebut bermakna bahwa manusia harus menguasai kelima nafsu tersebuat agar menjadi manusia sempurna Cunduk mentul di gunakan di kepala pengantin wanita menghadap ke belakang memiliki makna agar melihat sesuatu tidak harus kedepan tetapi juga kebelakang/belajar dari masa lalu. Lima buah cunduk mentul atau angka ganjil dalam masyarakat Jawa melambangkan serba lebih (sarwo linuwih) Sisir gunungan digunakan pengantin wanita menggambarkan gunung (meru) sebagai lambang keagungan Tuhan. Simbol Keagungan Subang bumbungan / Ronyok digunakan pengantin wanita simbol meningkatkan pengetahuan manusia melalui telinga kanan dan bisikan jahat melalui telinga kiri. Bisikan–bisikan itu biasanya bersifat halus atau gaib maka diwujudkan sebagai subang yang bercahaya. Penghias telinga Gelang kana (Binggel) atau cincin Gelang kana atau cincin merupakan benda yang bentuk bulat dan melingkar memiliki makna gerak tangan harus menyatu dengan hati sanubari tanpa batas. Simbol dari aturan dan ikatan yang bulat digambarkan dalam bentuk lingkaran yang memiliki makna kesetian tanpa batas Kelat bahu atau gelang naga Kelat bahu yang dikenakan pada lengan kanan dan kiri bentuk kepala naga menghadap kebelakang simbol penolak bala yang datang dari arah belakang. Dalam mitologi Jawa naga merupakan hewan suci yang dipercaya menyangga dunia. Sehingga merupakan simbol dari penolak bala. Kalung susun (tanggalan) berbentuk wulan tumanggal Simbol-simbol tersebut bermakna bahwa sebagai manusia jika hanya memiliki kemauan saja akan menjadi koma wurung (janin yang gugur), jika hanya memiliki kemauan dan wujud maka akan menjadi koma bakal (calon bayi), tetapi apabila menggabungkan ketiganya maka akan menjadi manusia yang sempurna karena ketiganya itu harus terikat bersama menjadi satu kesatuan dan satu proses. Simbol dari tahap kehidupan, lahir, hidup dan mati.