Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan interpersonal yang penting bagi manajer, yaitu mendengarkan secara aktif, memberikan umpan balik, dan menyelesaikan konflik. Mendengarkan secara aktif melibatkan kontak mata, anggukan kepala, dan menghindari gangguan. Memberikan umpan balik efektif berfokus pada perilaku spesifik dan diberikan segera. Menyelesaikan konflik melibatkan mengelola konflik fung
2. Interpersonal Skills ?
Key interpersonal skills
Listening
Goal setting
Providing feedback
Empowering people
A B
Coaching Interviewing
Politicking
Persuading
Running meetings Resolving conflicts
negotiating Building teams
(Stephen P. Robbins,1989)
2
3. I. Listening (mendengarkan)
Penelitian oleh Crocker, 1978 menemukan fakta
bahwa dari 300 organisasi yang diteliti, sebagian
besar menempatkan “listening” diurutan teratas,
sebagai syarat manajer yang berhasil
Hearing Vs. Listening
Hearing – mendengar suara
Listening – menangkap makna dari suara yang kita
dengar. Listening requires paying attention,
interpreting, and remembering sound stimuli.
3
4. Active Vs. Passive Listening
Mendengarkan secara pasif, menempatkan diri
kita seperti mesin perekam (recorder). Semua kata
dimasukan ke dalam memori (yang penting dan
yang tidak), sehingga kita tidak dapat
membedakannya. Kita ingat apa yang
dikatakannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya.
Mendengarkan secara aktif menuntut kita agar
mampu menempatkan diri sebagai pihak yang
menyampaikan pesan (empati). Kita harus
berkonsentrasi dan mau memahami sepenuhnya isi
yang dikemukakan pembicara.
4
5. Empat tuntutan “active listening”
empati
intensitas Active Listening menerima
Kemauan
memperoleh
informasi
(Rogers & Farson, 1976) lengkap
5
6. Active listeners
listen with their:
Emotions
Words
ears
Eye
movement
eyes speaker
Facial
expressions
mind Body Hand
posture gestures
6
7. Pendengar yang efektif
1. Make eye contact
2. Exhibit affirmative head nods and
appropriate facial expression
3. Avoid distraction actions or gestures
4. Ask questions
5. Paraphrase
6. Avoid interrupting the speaker
7. Don’t over-talk
7
8. 1. Kontak mata
Bagaimana perasaan anda ketika melihat orang
yang anda ajak bicara tidak memandang anda,
melainkan memandang ke tempat lain?. Seperti
juga kebanyakan orang lain, anda akan
mentafsirkan bahwa orang tersebut mungkin tidak
tertarik akan apa yang anda bicarakan. Anda
mendengarkan dengan telinga anda, namun orang
lain menilai apakah anda mendengarkan atau
tidak, dengan melihat mata anda.
8
9. 2. Anggukan kepala dan
ekspresikan wajah penuh
perhatian
Pendengar yang efektif menaruh minat atas
apa yang sedang diucapkan orang lain
dengan memberikan tanda “nonverbal”.
Menganggukan kepala, mengerutkan wajah,
tertawa ketika pembicara mencoba
melontarkan humor, menggeser posisi
duduk ke arah pembicara, dan lain
sebagainya.
9
10. 3. Cegah tindakan atau
gerakan yang berkesan negatif
Ketika anda sedang mendengarkan
pembicaraan orang lain, jangan terlampau
sering melihat atau melirik ke arah jam,
memainkan pinsil, membuka-buka halaman
buku, atau mengerjakan sesuatu yang tidak
berkaitan dengan isi pembicaraan.
Tindakan-tindakan tersebut mengesankan
bahwa anda bosan, atau tidak tertarik pada
apa yang sedang diutarakan pembicara.
10
11. 4. Ajukan pertanyaan
Pendengar yang kritis menganalisis apa
yang didengarkannya, dan lalu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
Perilaku ini memberikan keyakinan kepada
pembicara bahwa anda memang benar-
benar mendengarkan.
11
12. 5. Uraikan apa yang didengar
dengan kata-kata sendiri
Misalnya : “Anda mengatakan …..(kata-kata
pembicara) “ “Apakah itu artinya adalah ……..
(kata-kata anda sendiri) ?” Ada dua alasan
perilaku ini ditampilkan.
Pertama: sebagai tanda bahwa anda
memperhatikan baik-baik isi pembicaraan.
Kedua : sebagai tanda bahwa anda ingin jangan
sampai salah mentafsirkan kata-kata pembicara.
12
13. 6. Hindarkan menginterupsi atau
memotong pembicaraan
Beri kesempatan kepada pembicara untuk
menyelesaikan isi pembicaraannya. Setelah
itu baru anda boleh mengajukan pertanyaan
atau memberikan komentar.
Biasakan untuk bersabar mendengarkan
pembicaraan orang lain.
13
14. 7. Jangan terlalu banyak
bicara
Memang, sebagian besar kita lebih suka
mengemukakan gagasan kita ketimbang
harus mendengarkan gagasan orang lain.
Namun ketika kita sedang dalam posisi
sebagai pendengar yang baik, tahanlah
untuk tidak banyak bicara.
14
15. II. Providing feedback
(memberikan umpan balik)
Umpan balik ??
Setiap bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada seseorang dengan
tujuan agar orang tersebut mengetahui
dampak perilakunya terhadap anda atau
orang lain
15
16. Feedback positif dan negatif
Umpan-balik positif lebih bisa diterima
daripada yang negatif. Hal ini bisa dipahami
karena sebagian besar manusia lebih
menyukai “good news” ketimbang “bad
news”.
Agar umpan balik negatif bisa diterima,
maka utarakan seobyektif mungkin disertai
oleh informasi atau data lain yang
mendukung.
16
17. Beberapa tips pemberian
umpan balik
1. Fokuskan pada perilaku yang spesifik.
Hindarkan kalimat seperti ini : “
Perilakumu sangat jelek” atau “Saya sangat
terkesan pada pekerjaan anda”.
Lebih baik jika kita katakan : “Kemarin
Anda terlambat sepuluh menit” atau
“Laporan keuangan yang Anda susun
mudah dimengerti”
17
18. 2. Jaga agar tetap bersifat “impersonal”.
Upayakan, walau anda dalam situasi marah
sekali pun, jangan mengkritik kepribadian
seseorang. Mis: “Dasar pemalas,
pembohong” atau kata-kata yang
menunjukan sifat seseorang.
Lebih baik kritik tindakannya Mis. :
“Dalam satu minggu ini Anda sudah dua
hari tidak masuk tanpa pemberitahuan”
18
19. 3. Segera
Umpan-balik akan sangat bermakna bagi
pihak penerima, jika dilakukan segera
setelah perilaku tertentu ditampilkan.
Misalkan memberikan tepuk tangan atas
tampilan pembicara, atau teguran sopan atas
pelanggaran yang dilakukan seseorang
4. Dimengerti
Pihak yang diberi umpan balik harus
mengerti isi dari umpan balik yang
dilontarkan kepadanya
19
20. III. Persuading - Membujuk
Definisi : Komunikasi tatap muka yang
dilakukan dengan sengaja oleh seseorang
dengan tujuan agar pihak lain mau
mengikuti dengan sukarela kehendak
seseorang tadi.
a Please ….dong
b
20
21. Strategi Membujuk
Ada tiga strategi yang umumnya
dilakukan dalam membujuk seseorang
untuk melakukan sesuatu.
2. Kredibilitas
(anda bisa dipercaya)
2. Nalar
(isinya masuk akal)
3. Sentuhan emosional
(memunculkan perasaan suka)
21
22. Taktik pembujukan
1. Memberikan kemudahan secara aktif (active
facilitative) . Kita harus melakukan persiapan
matang guna meyakinkan pihak yang akan kita
bujuk. Misalnya dengan mempersiapkan data
atau informasi yang diperlukan.
2. Memberikan kemudahan pasif (passive
facilitative) . Kadang, justru tidak melakukan
tindakan apa pun, upaya membujuk seseorang
akan lebih berhasil. Tenang, sabar menunggu,
memberikan kesempatan berpikir.
22
23. Ketrampilan membujuk
1. Bangun kredibilitas
Kembangkan pengetahuan anda di bidang
pekerjaan yang memerlukan bantuan orang
lain.
Jaga hubungan dekat dan akrab
Sajikan informasi yang dapat diandalkan.
Kembangkan rasa saling percaya
Lakukan presentasi yang dinamis
Minta bantuan pihak ketiga
23
24. 2. Gunakan pendekatan positif dan
bijaksana
Kita harus berasumsi bahwa pihak yang
akan kita bujuk adalah orang yang pintar
dan dewasa. Jangan meremehkannya.
Hormat, sopan, dan bijak.
3. Jelaskan dengan baik maksud kita
Kita harus mengerti sekali sekali apa yang
kita inginkan. Persiapkan dan pelajari
secara cermat apa yang menjadi tujuan kita
yang sebenarnya.
24
25. 4. Sajikan bukti yang kuat guna mendukung
permintaan kita.
Kita harus mampu menjelaskan mengapa
permintaan kita penting, dengan cara memberikan
bukti yang mendukung
5. Sesuaikan alasan permintaan kita dengan
karakteristik orang yang kita bujuk.
Jika orang yang kita bujuk termasuk orang yang
cerdas dan rasional, alasan yang harus
dikemukakan juga harus bisa logis (diterima oleh
akal)
25
26. 6. Perhatikan kepentingan pihak yang
sedang kita bujuk.
Kita harus memperrtimbangkan keuntungan
apa yang bisa diperoleh pihak yang
kitabujuk, jika dia bersedia memenuhi
permintaan kita.
7. Sentuh aspek emosionalnya
Kadang alasan rasional dan obyektif belum
cukup, maka sentuh hal-hal yang bisa
membangkitkan luapan emosi pihak yang
kita bujuk
26
27. IV. Resolving Conflicts
3 pemikiran tentang konflik.
2. Pandangan Tradisional : semua bentuk konflik
harus dihindarkan.
3. Pandangan “Human Relations” : konflik adalah
sesuatu yang natural yang senantiasa ada dalam
semua kelompok dan organisasi, tidak bisa
dihindari – bahkan positif – diterima.
4. Pandangan Interaksionis : konflik tidak hanya
merupakan kekuatan positif, bahkan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kinerja
kelompok. – diciptakan.
27
28. Jenis konflik
1. Functional Conflict : Conflict that
supports the goals of the group and
improves its performance. – viable, self-
critical, innovative.
2. Dysfunctional Conflict : Conflict that
hinders group performance – disruptive,
chaotic, uncooperative
28
29. Conflict and Unit Performance
Situation Level of Type of Unit’s Internal Unit
Conflict Conflict Characteristics Performance
Outcome
Apathetic
Low Stagnant
or Dysfunctional Non-responsive to Low
A
none change
Lack of new ideas
Viable
B Optimal Functional Self-critical High
innovative
Disruptive
C High Dysfunctional Chaotic Low
Uncooperative
29
30. Level of conflict and Unit Performance
High
Unit
Performance
A B C
Optimal
Low Level of conflict High
30
31. Gaya menghadapi konflik
1. Kronfontatif / agresif /
I win, you lose
2. Asertif / persuasif / kolaborasi
I win, you win
3. Koperatif / konsiliasi.
I lose , you lose
4. Menghindar / akomodasi
I lose, you win
31
34. “Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al Hasyr : 18)
34
35. “Barang siapa yang hari ini lebih buruk
dari hari kemaren, maka ia celaka.
Barang siapa yang hari ini sama dengan
hari kemaren, maka ia merugi. Barang
siapa yang hari ini lebih baik dari hari
kemaren, maka ia beruntung”
“Sesungguhnya amal itu terletak pada
hasil akhirnya”
(Al Hadits)
35
36. Tidak
Merencanakan Merencanakan
Berhasil Sukses Kebetulan
Tidak Sukses Gagal
Berhasil
36
37. Metode manajemen diri tergantung
dari ideologi/keyakinan seseorang
Kebanyakan metode manajemen
diri bersumber dari barat dan
bersifat duniawi
37
38. Manajemen diri semestinya mencontoh
pada diri Nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad saw bukan hanya
teladan dalam perbuatan tertentu (parsial),
tapi juga teladan dalam manajemen diri
(holistik)
38
40. Aktivitas Pertumbuhan fisik dan
Kepercayaan Diri
Kecerdasan Adversity Quotient
Peran Follower
Kebiasaan Dependence
40
41. PT + PP x A = SC
Keterangan :
PT = Positive Thinking
PP = Potential Power
A = Action
SC = Self Confedence
41
42. Aktivitas Pencarian Konsep Diri
Kecerdasan Creativity Quotient
Peran Supervisor
Kebiasaan Independence
42
43. I + TE + BR = C
Keterangan :
I = Imagination
TE = Try and Error
BR = Breaking of Rules
C = Creativity
43
44. Aktivitas Manajemen Waktu dan
Tarbiyah Jama’iyah
Kecerdasan Spritual Quotient
Peran Manager
Kebiasaan Independence
44
45. nT
= TM
M+T
Keterangan :
nT = jumlah waktu
M = Mission
T = Target (dalam setiap peran hidup)
TM = Time Management
45
46. Aktivitas Pelayanan Masyarakat
dan Tarbiyah Dzatiyah
Kecerdasan Emotional Quotient
Peran Leader
Kebiasaan Interdependence
46
47. REKENING SETORAN
REKENING SETORAN
SAYA TERHADAP FULAN
DEBET KREDIT
REKENING SETORAN
FULAN TERHADAP SAYA
DEBET KREDIT
47
48. CONTOH SETORAN
Membantu orang lain
Memenuhi Janji
Meminta maaf
Mengucapkan terima kasih
Mendengarkan dengan empati
Memberikan/meminjamkan sesuatu
Dll
48
49. Aktivitas Pendelegasian dan
Regenerasi
Kecerdasan Intelectual Quotient
Peran Master
Kebiasaan Interdependence
49
50. Banyaknya
Nilai Orang yang Waktu Nilai Sukses
Sumbangan Menerima
Banyak Rutin Sangat Sukses
Besar Temporer Sukses
Rutin Sukses
Sedikit Temporer Cukup Sukses
Banyak Rutin Sangat Sukses
Kecil Temporer Sukses
Rutin Cukup Sukses
Sedikit Temporer Kurang Sukses
50
52. Selalu berubah semakin baik
menuju pada warisan bermakna
Secara periodik membuat rencana/
peta hidup
Melakukan tarbiyah zatiyah, bukan
hanya tarbiyah jama’iyah
Kunci manajemen diri adalah
ketekunan
52
53. 90% kesuksesan ditentukan
oleh ketekunan
• Rasulullah saw 13 tahun berda’wah (periode Makah)
tanpa hasil yang nyata
• Umar bin Khatab ra rajin menjaga sholat malamnya
• Zaid bin Tsabit ra teliti dalam mencatat Al Qur’an
• Abu Amru bin Ala ‘Al Bashri (Tabi’in) meninggal usia
74 tahun. Buku yang ditulisnya memenuhi rumahnya
hingga hampir mencapai atap
• Tafsir yang ditulis Abu Bakar Ibnu Al Arabi (Anwarul
Fajr) mencapai 80.000 halaman. Kitab ini dikenal dan ada
di perpustakaan Istambul, Turki.
53
54. Tekun adalah buah dari
keyakinan dan harapan
# Ibnu Taimiyah meninggalkan 300 judul karangan dari
berbagai disiplin ilmu
# Imam Al Baihaqi menulis 1000 juz buku yang bernilai
tinggi dalam waktu 30 tahun
# Imam Al Alusi seorang ahli tafsir. Beliau mengajar 24
pelajaran dalam sehari, pada saat sibuk mengajar 13
pelajaran sehari.
# Al Mundziri selalu dilihat tetangganya di tengah malam
sedang sibuk dengan ilmu dan ibadah. Tidak pernah keluar
dari komplek sekolah kecuali untuk sholat Jum’at.
54
55. Bagaimana agar tekun?
Jaga keikhlasan
Bakar ‘perahu’ Anda
Yakini Anda sudah tertinggal
Visualisasi tujuan
Hidupkan ‘alarm’ pikiran Anda
Ceritakan keinginan Anda
55
56. Hasan Al Banna :
“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia
yang mencari makna dan hakikat kemanusiaaan di tengah
manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan
kehormatan, kebebasan, ketenangan dan kehidupan yang baik
bagi tanah air di wawah naungan Islam yang hanif.
Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya,
maka ia pun berseru, “Sesungguhnya sholatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Rob semesta alam
yang tiada sekutu baginya. Kepada yang demikian itulah aku
diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang
yang berserah diri.”
Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa?” 56
57. Nasib seseorang tidak akan
berubah kecuali orang itu
sendiri yang memiliki
keinginan untuk merubah
nasibnya sendiri. Demikian
juga dengan kaum dan tim
Kerugian besar bagi mereka
yang tidak mampu melakukan
perubahan
69. Jendela Waktu
Penting Tidak Penting
Mendesak Mendesak
Penting Tidak Penting
Tidak Mendesak
Tidak Mendesak
70. Waktu dan Pengembangan Diri
Mari bercermin kepada kebesaran orang
orang yang bisa melakukan
percepatan diri
( Akselerasi )
71. Kenapa Kita Sering
kehilangan Momentum
Kurang Peka
Kurangnya Pengetahuan
Tidak proaktif
Bukan Tipe Climbers ( Suka
Akselerasi Vertikal )
72. Mari Kita Tiru Kebiasaan para
pahlawan
Berpikir lebih cepat
Bekerja sebelum orang lain bekerja
Beraktifitas lebih lama dari orang biasa
Mengurangi jam – jam santainya
Mengurangi waktu tidurnya
Memberdayakan semuanya
73. Problem Solving
Kemampuan Menyelesaikan Masalah yang
dihadapi
COPING : Kemampuan diri menyelesaikan
masalah serta menyesuaikan diri dengan
berbagai kondisi serta permasalahan
74. 2 Teknik Problem Solving
1. Teknik Fish bone sebagai
Self Katarsis ( Curhat Diri )
Teknik Pohon Masalah KIAT
SUKSES
76. 5 Kunci Sukses Sejati
1. Keseimbangan hidup
2. Memberikan manfaat bagi
orang lain
3. Konsisten menuju cita-cita (fokus)
4. Kemenangan-kemenangan kecil
5. Akhir yang baik
77. KIAT SUKSES
S = Seleksi tujuan hidup
U = Urutkan prioritas kegiatan
K = Komitmen pada pelaksanaan
S = Sinergikan dengan orang lain
E = Ekspresikan dengan kreatif
S = Serahkan hasilnya pada Tuhan
80. Setiap orang memiliki “KECERDASAN”
dasariah, yakni untuk bertahan hidup
(living values).
Nilai kehidupan itulah yang membuat
setiap orang (individu) mampu bertahan
hidup dan bertumbuh menjadi dewasa.
Bahkan dalam diri hewan sekalipun,
nilai kehidupan itu telah ditanam oleh
PENCIPTA berupa “naluri kehidupan”
80
81. Dalam filem ini, kita akan menyaksikan bagaimana “Akar
Kecerdasan Emosional” itu tertanam dalam kodrat setiap
makhkuk (seperti hewan) sekalipun. Mereka mampu
berempati pada sesamanya yang membutuhkan
bantuan. Mereka cerdas secara emosional.
81
82. Dalam filem berikut ini, kita akan
menyaksikan bagaimana setiap anak
burung, didorong oleh naluri kehidupan
yang ada di dalam dirinya, saling berbagi
satu dengan yang lain.
Demikian mereka bisa bertumbuh, kuat
dan menjadi dewasa…
82
83. Setiap Anak, lahir ke dunia
ini…
Dengan membawa nilai-nilai
kehidupan…
Setiap anak, pada dasarnya sangat
jujur… mempunyai rasa keadilan…
penuh kasih sayang, … yang
ditanam oleh PENCIPTA di dalam
kodrat setiap orang.
Setiap orang dilengkapi oleh
POTENSI bawaan (untuk berpikir,
merasa & mampu berprilaku) baik
… 83
84. Namun demikian, …
Bagaimana seorang anak
mengembangkan watak suka
berbohong… perilaku-perilaku
negatif (seperti suka marah,
mengamuk, keras kepala, suka
mengejek dan memukul
temannya…?)
Apakah ini karakter bawaan?
84
86. Perilaku yang terus diulang-ulang, makin lama makin tertanam
dalam, menjadi kebiasaan, kemudian menjadi sifat … dan menjadi
86
bagian dari kepribadian…
87. Upaya penanaman nilai, yang terus-menerus
tanpa henti-henti dalam kebersamaan … pelan-
pelan akan berhasil tertanam makin lama makin
dalam, membentuk sifat, kebiasaan dan
kepribadian
87
88. Etika hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri anak,
melalui pengalaman langsung (baik di rumah, pun di
sekolah)
Hingga anak memiliki kepekaan (etika)
misalnya cara minta sesuatu, “selalu dengan
mengatakan minta tolong…”
Membuang sampah, selalu pada
tempat sampah
88
90. Tuduhan
n
Hu
ela
an
ku
Ra wa
Om
sa
m
b ce
an
ers e
alah K ek
n
Kem araha
Kekerasa
* * n
* *
*
*
*
Rekaman bawah sadar yang negatif, menyebabkan seseorang gelisah, tidak bisa
konsentrasi dan tidak bisa berpikir alternatif. Makanya anak yang sering ditegur,
menjadi suka bingung dan pelupa. Orang yang lagi emosi tidak bisa berpikir
jernih… dan menjadi tidak perduli lagi dengan dirinya sekalipun.
90
94. Bagaimana respons Anda jika
berada dalam situasi ini?
Ardi baru saja memecahkan hiasan milik
ibunya, sedangkan saat itu tidak ada sama
sekali yang melihat…
Ifa naik angkot ke sekolah dan memberi
uang kepada pak supir…
Joko sedang letih sekali dan memutuskan
naik bis AC. Ia dapat tempat duduk yang
terakhir. Ternyata setelah dirinya duduk ada
seorang wanita muda yang naik dan harus
berdiri di atas bis itu….
94
96. Kasus 1
Edo dikenal sebagai anak yang bodoh di kelasnya. Teman-teman selalu
menjuluki dirinya sebagai OLEM alias Otak Lemot. Namun di rumah,
Ortunya tetap memperlakukannya dengan patut. Suatu saat ketika ia
sedang berjalan dengan ibunya di suatu pasar, Ia tiba-tiba melepaskan
gandengan tangan ibunya dan berlari ke suatu tempat. Ternyata ia melihat
ada seekor anak kucing yang berjalan tertatih-tatih di tengah jalan raya
dan hampir saja tertabrak sebuah truk sekolah. Edo secara refleks
menghentikan mobil yang tengah berjalan dengan kecepatan yang
lumayan itu dan buru-buru menyelamatkan kucing tanpa menghiraukan
orang lain di sekitarnya yang kaget dengan perilakunya itu. Kucing itu
kemudian dibawa ke pinggir jalan dan dibelainya dengan
sayang.Kemudian ia melepaskan kucing itu di tempat yang aman seraya
berbicara dengan sang kucing untuk hati-hati di jalan
96
97. Kasus 2
Ryan dikenal sebagai anak yang berprestasi dan cerdas. Ibunya selalu
memaksa dirinya untuk selalu belajar setiap waktu. Sebagai
kompensasinya, Ryan diberi fasilitas belajar yang lengkap di dalam
rumahnya. Salah satunya internet yang dimaksudkan sebagai sarana
media informasi. Akhir-akhir ini ibunya sering mendapati Ryan bangun di
tengah malam karena lampu kamarnya yang terus menyala. Ketika
diperiksa di kamar ternyata Ryan sedang asyik berdoa dan sujud di atas
sajadah. Ibunya bersyukur akan hal ini. Tapi lama kelamaan penasaran
juga. Suatu malam, saat Ryan juga bangun, tak sengaja ibunya mengintip
dari lubang kunci. Apa yang terjadi? Didapati ibunya, terdapat sajadah
tergelar dan Al quran di atas sajadah, tidak berapa jauh dari komputer.
Dan didapati juga, Ryan sedang asyik melihat SITUS PORNO
97
98. Apa itu KARAKTER??
Respons langsung seseorang terhadap suatu
situasi secara sadar
Tidak dipengaruhi oleh stimulan dari luar
(external) tetapi muncul dari dalam diri
(internal)
98
99. Pengajaran KARAKTER
Pengayaan HEART
Pengayaan HAND
Pengayaan HEAD
Pengayaan HEALTH (selimut akan seluruh
pengayaan di atas)
99
100. 2 Model Pendidikan KARAKTER
STERILISASI = anak dijauhkan dari
realitas. Selalu mengatakan “jangan”
Tidak efektif dan menjadikan anak munafik
IMUNISASI = anak didekatkan kepada
realitas. Diberikan pemahaman konsekuensi
Anak kokoh dalam berbagai situasi.
100
103. Metode Pembentukan
KARAKTER
1. Curiousity : timbulkan rasa ingin tahu
anak
2. Share : ajak berdiskusi
3. Planning : apa yang akan dilakukan
4. Action : anak melakukan rencana yang
disusun
5. Reflection : anak mengevaluasi apa yang
telah ia lakukan
103
104. Kiat Mengajarkan Karakter
Ajak anak melihat di sekitarnya dan ajak ia berpikir
Tanyakan kepada anak jika ia berada dalam situasi sebagai
pelaku sesuai dengan apa yang dilihatnya
Manfaatkan Golden Opportunity
Ajari anak keahlian yang menunjang karakter
Minta anak untuk melakukan suatu pekerjaan atau
perbuatan sesuai kemampuannya
Biasakan anak melakukan perbuatan atau pekerjaan
tersebut secara konsisten
Orang tua atau pendidik sekali-kali perlu terlibat dalam
kegiatan anak
Berikan teladan yang baik setiap waktu
104
105. Mengenal 20 karakter dasar
Para ahli telah menjabarkan setidaknya ada 20
karakter dasar yang sangat dibutuhkan oleh anak
demi kesuksesannya di masa depan, di antaranya :
Suka
Empati Peduli menolon Hormat Setia
g
Sopan Bijak Percaya diri Berani Semangat
Tanggung
Inspiratif Humoris Adil Sabar
jawab
Jujur Disiplin Kerjasama Mandiri Toleran
105