SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
30 Cara Berkomunikasi dengan Baik yang Efektif
Dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain sangatlah penting bagi sisi psikologis
kita. Melalui komunikasi, kita dapat mengirim apa yang kita butuhkan dan rasakan kepada orang
lain. Selain itu, kita juga dapat memberikan respon atau tanggapan dan menghormati apa yang
dibutuhkan oleh orang lain. Komunikasi dapat membantu kita mengembangkan dan
membina hubungan dengan keluarga, teman, serta pasangan hidup.
Dalam kenyataannya, dukungan sosial adalah salah satu faktor terpenting yang dapat melindungi
kita dari berbaai emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan dan depresi. Ketika kita
dapat berkomunikasi dengan orang yang dapat kita percaya, memungkinkan kita untuk
mengekspresikan apa yang kita rasakan hingga kita mendapatkan dukungan melalui umpan balik
yang diberikan.
Karena itu, memiliki kemampuan berkomunikasi adalah keterampilan terpenting dalam
kehidupan sosial kita. Walapun kita telah merasa sebagai komunikator yang baik, selalu ada
kesempatan dan peluang untuk memperkaya keterampilan berkomunikasi. Apalagi di era
globalisasi seperti sekarang ini. Setiap individu yang merupakan komunikator yang baik tentu
sangat mudah untuk mengembangkan empati dan kepercayaan dengan orang lain. Mereka
mengadaptasi gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan khalayak dan situasi dimana ia berada.
Komunikasi adalah proses dua arah yang sangat kompleks. Proses komunikasi efektif melibatkan
berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen
komunikasi dan melalui tahap-tahap komunikasi sebelumkesamaan pemahaman dicapai. Selain
itu, hambatan-hambatan komunikasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi juga
berperan besar dan efektivitas komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi secara verbal maupun nonverbal seperti kata-kata, simbol-simbol,
gambar-gambar, grafik, suara, nada suara, ekspresi wajah, pakaian, dan bahasa tubuh. Sebagian
besar komunikasi adalah kombinasi dari komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Kita juga
harus memahami berbagai perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Karena, dengan
memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal dapat membantu kita menggunakan
komunikasi verbal dan nonverbal secara efektif agar kita dapat memperbaiki cara berkomunikasi
dengan baik dan mencapai keluaran terbaik dari berbagai situasi.
Bagaimana cara berkomunikasi dengan baik itu ? Berikut adalah ulasannya.
1. Memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara.
Jika pendengar kita merupakan salah satu skala prioritas, maka ada baiknya kita berusaha untuk
meluangkan waktu untuk berbicara. Kita beri perhatian penuh terhadap lawan bicara. Sedapat
mungkin kita menghindari perhatian kita terpecah karena kita memikirkan hal yang lain.
2. Mengakui pikiran, gagasan, atau perasaan orang lain terlebih dahulu.
Maksudnya adalah perlihatkan kesiapan kita untuk mendengarkan dengan menyadari dan
mendengar pikiran, gagasan, dan perasaan orang lain. Pemberian komentar mengindikasikan
bahwa kita menyadari validitas perasaan orang lain.
3. Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain.
Ketika kita berhadapan dengan orang yang baru kita kenal, maka kita harus bisa berbicara dengan
menggunakan kata-kata, nada suara, dan infleksi yang tepat. Meskipun begitu, potensi tidak
diterimanya pesan dengan baik oleh orang yang kita tuju juga sangat besar. Jika kita melihat reaksi
yang tidak sesuai, maka kita bisa dengan segera mengidentifikasi sumber kesalahpahaman dan
menyatakan kembali pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang dapat diterima oleh orang
yang bersangkutan.
4. Berbicara dengan pelan.
Ketika kita berinteraksi dengan orang lain maka kita harus berbicara dengan pelan, tidak perlu
keras-keras, dan tidak terburu-buru. Hal ini agar orang lain mengerti dan memahami apa yang
menjadi maksud dan tujuan kita berkomunikasi.
5. Mengutarakan apa yang kita maksudkan dalam kata-kata yang berbeda.
Sebuah komponen terpenting dan terkuat dari mendengarkan secara aktif adalah refleksi atau
dikenal sebagai parafrase. Parafrase membiarkan orang lain mengetahui bahwa kita berusaha
untuk mengerti atau memahami. Parafrase juga mengklarifikasi komunikasi dan memperlambat
proses percakapan. Cara melakukan parafrase adalah dengan mengulangi apa yang dikatakan oleh
orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa memberikan penambahan apapun.
6. Memberikan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan dapat diberikan ketika kita memerlukan pertolongan saat merasa tidak mengerti
dengan apa yang dibicarakan. Kita dapat melakukannya melalui uji penafsiran tentang apa yang
dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan memberikan pertanyaan terbuka yang relevan
dan biasanya dimulai dengan “apa”, “bagaimana”, “tolong jelaskan”, atau “gambarkan”.
7. Menyusun intisari dan melakukan klarifikasi.
Kita mengumpulkan semua hal yang telah kita dengar dan memastikan bahwa kita memahami apa
yang dimaksud oleh orang lain. Hal ini menghindari kita dari persepsi selektif. Ketika kita
melakukan persepsi secaraselektif, maka kita telah mengharapkan orang lain untuk bereaksi
dalam cara tertentu seperti berdasarkan pengalaman masa lalu, atau berdasarkan cara kita
bereaksi. Kemudian kita memberikan respon terhadap reaksi yang sebelumnya telah ditentukan
bukan yang sebenarnya. Hal ini tidak membantu dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi
yang tidak jelas. Menjadi jelas dapat membantu orang lain mengklarifikasi berbagai pilihan yang
mungkin.
8. Memberikan pendapat.
Hal ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan apakah orang yang bersangkutan memiliki
keinginan untuk mendengar pendapat kita atau tidak. Jika orang yang bersangkutan tidak
menginginkannya, maka kita jangan memberikan pendapat.
9. Memberikan perhatian kepada berbagai petunjuk yang dibutuhkan untuk
menjelaskan apa yang menjadi maksud kita.
Ketika berinteraksi dengan orang lain, maka kita akan menerima berbagai pertanyaan yang
kerapkali menstimulasi pemikiran hingga kita melihat perbedaan apa yang menjadi tujuan kita
dengan persepsi orang lain. Untuk itu, kita harus fokus dengan berbagai petunjuk yang
dibutuhkan guna mendukung penjelasan yang kita sampaikan.
10. Melakukan koreksi dengan segera ketika melakukan kesalahan dalam berbicara.
Terkadang, kita membuat pernyataan yang membuat kita menyadari dengan segera bahwa
terdapat kesalahan dalam pemikiran kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan mengingkari
kesalahan yang telah kita buat namun segera mengakui dan memperbaiki kesalahan sesegera
mungkin.
11. Berhenti sejenak dan mendengarkan orang lain.
Ketika kita berada dalam diskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain, seringkali kita
mengalami kesulitan untuk hanya mendengarkan pendapat orang lain. Seringkali kita merasa takut
pendapat kita tidak akan didengar dan untuk menutupinya kita akan terus tetap berbicara dan
memaksa orang lain untuk mendengarkan. Perilaku seperti ini bukanlah perilaku yang baik jika
merujuk pada etika komunikasi secara umum. Begitu pula dalam etika komunikasi
organisasi, etika komunikasi bisnis, etika komunikasi antar pribadi, dan etika public relations,
perilaku seperti ini harus dihindari karena membuat orang lain tidak mau mendengarkan apa yang
menjadi pemikiran kita.
12. Paksakan diri kita sendiri untuk mau mendengar apa yang dikatakan orang lain.
Ketika kita dapat berhenti sejenak namun pemikiran kita masih terus berjalan, maka hal tersebut
dapat membuat kita tidak mampu mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Untuk itu, hal
yang dapat kita lakukan adalah memaksakan diri kita sendiri untuk benar-benar mendengar apa
yang dikatakan oleh orang lain. Teknik yang biasa digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam
keperawatan ini hendaknya tidak dilakukan dalam setiap saat karena hal itu dapat membuat orang
lain merasa tidak nyaman.
13. Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain.
Kita harus sabar mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan
menghindari melakukan prediksi terhadap apa yang akan dikatakan oleh orang lain dan tetap
fokus pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain. Melakukan prediksi dapat mengarahkan
kita pada kesalahan dalam memberikan respon. Hal ini dapat menimbulkan keslahapahaman yang
tidak perlu.
14. Melakukan konfirmasi atas apa yang kita pahami.
Ketika kita berinteraksi dengan orang lain untuk pertama kalinya, kemungkinan untuk terjadinya
kegagalan komunikasi sangat besar. Jika kita tidak yakin tentang apa yang akan terjadi selanjutnya,
memberikan pertanyaan adalah jalan terbaik. Jika kita merasa yakin dengan apa yang kita pikirkan,
maka tidak ada salahnya kita menyatakan kembali apa yang kita pikirkan untuk mengkonfirmasi
pemahaman bersama. Terkait dengan hal ini, dalam teori pengurangan ketidakpastian telah
dijelaskan bahwa kita cenderung menggunakan komunikasi untuk meminimalisir perasaan ragu-
ragu ketika berinteraksi dengan orang lain. Pun dalam teori disonansi kognitif yang menjelaskan
kecenderungan kita untuk mengurangi disonansi atau ketidaknyaman dalam situasi tertentu.
15. Mengingat percakapan sebelumnya.
Mengingat dan memanggil kembali berbagai informasi yang kita simpan sebelumnya adalah salah
satu elemen penting dalam komunikasi intrapersonal. Ketika berkomunikasi, ada baiknya kita
tetap mengingat apa yang telah kita komunikasikan sebelumnya. Agar komunikasi yang terjalin
dapat berjalan berkesinambungan. Semakin banyak yang dapat kita ingat tentang isi percakapan
sebelumnya, maka kita akan dapat berkomunikasi secara lebih baik dan percakapan selanjutnya.
16. Bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain.
Tidak semua orang bisa bersikap terbuka kepada orang lain. Beberapa orang bahkan tidak dapat
mengenali diri mereka sendiri, tidak mengerti apa yang ia butuhkan dan inginkan. Namun, ketika
kita berada dalam suatu hubungan, maka bersikap terbuka adalah hal yang sangat penting.
Bersikap terbuka artinya adalah kita dapat membicarakan banyak hal yang tidak dapat kita
bicarakan sebelumnyadengan orang lain dalam hidup kita. Bersikap terbuka juga berarti kita
bersikap jujur kepada orang lain. Bersikap terbuka juga memiliki arti adanya kesempatan untuk
kita mengalami rasa sakit hati atau kekecewaan. Hal ini dikupas lebih mendalam dalam teori
komunikasi kelompok, teori-teori komunikasi antar pribadi atau teori komunikasi
interpersonal seperti teori penetrasi sosial.
17. Mengekspresikan diri sendiri ketika bersikap terbuka dengan orang lain.
Ketika kita bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain maka kita juga terbuka pada berbagai
cara berkomunikasi yang berbeda dan mengetahui bahwa orang lain juga membutuhkan
keterbukaan yang sama. Bersikap terbuka dengan orang lain dapat memudahkan kita dalam
mengekspresikan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan kepada orang lain.
18. Menaruh perhatian kepada berbagai petunjuk nonverbal.
Sebagian besar komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain bukanlah apa yang kita katakan
namun bagaimana kita mengatakannya. Komunikasi nonverbal meliputi bahasa tubuh, nada
suara, kontak mata, dan seberapa jauh jarak ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Belajar
cara berkomunikasi dengan baik berarti kita belajar bagaimana membaca berbagai petunjuk
seperti kita mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain.
Perlu diperhatikan juga bahwa ketika kita memperhatikan berbagai petunjuk nonverbal yang
disampaikan oleh orang lain, kita juga jangan melupakan berbagai petunjuk nonverbal yang kita
berikan untuk orang lain. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita juga harus membuat dan
mengelolakontak mata, menjaga posisi tubuh tetap netral, menjaga nada suara, dan duduk di
depan atau di hadapan orang tersebut ketika berbicara dengan mereka.
19. Menilai pengetahuan lawan bicara.
Daripada kita bersikap merendahkan atau mengagungkan latar belakang seseorang dalam topic
tertentu, ada baiknya kita menanyakan apa yang ia ketahui tentang topik yang sedang dibicarakan.
Namun perlu diingat bahwa kurangnya pengetahuan seseorang di bidang yang benar-benar kita
kuasai tidak berarti bahwa mereka kurang informasi atau berpendidikan rendah. Lebih baik
dilakukan pengecekan untuk memahaminya selama percapakapan dan membuat penyesuaian yang
diperlukan.
20. Tetap fokus pada pokok permasalahan.
Terkadang, suatu diskusi berkembang menjadi debat atau perang opini. Untuk menghadapi situasi
seperti ini, maka ada baiknya masing-masing orang yang terlibat dalam diskusi atau debat tetap
memberikan rasa hormat satu sama lain dan tetap fokus pada pokok permasalahan. Jika salah satu
pihak tidak berusaha untuk mencoba mengendalikan eskalasi debat, maka debat akan menjadi
semakin besar. Untuk itu, masing-masing pihak perlu mengendalikannya salah satunya dengan
keluar dari situasi debat.
Namun, ketika meninggalkan situasi debat, kita harus melakukannya dengan cara-cara yang
terhormat. Misalnya dengan berkata, “Kita telah menjalani hari yang sangat melelahkan dan apa
yang kita diskusikan saat ini tidak menemukan hasil yang positif. Ada baiknya kita pulang ke
rumah masing-masing untuk istirahat dan membicarakannya kembali besok pagi.”
21. Menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dimiliki lawan bicara.
Melakukan beberapa penelitian dasar dengan cara melihat kembali pernyataan atau tujuan
individu atau organisasi dan lain-lain untuk memperoleh perspektif orang yang bersangkutan
tentang dunia. Kita harus bisa memastikan bahwa berbagai gagasan yang kita miliki sesuai dengan
nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain.
22. Menggunakan referensi yang dikenal.
Maksudnya adalah mempelajari tentang latar belakang professional, hobi, gaya hidup, keluarga,
dan lain-lain dari lawan bicara. Caranya adalah dengan menggunakan metafora dan bercerita yang
menghubungkan berbagai konsep dengan pengalaman hidup mereka.
23. Berusaha untuk mengendalikan emosi ketika membicarakan sesuatu hal yang
sangat penting.
Tidak seorangpun dapat berbicara tentang hal-hal yang penting atau hal-hal besar jika mereka
merasa rentan secara emosi dan marah. Rasa marah dapat menyuguhkan informasi dan
merangsang energi yang dapat digunakan secara positif. Adalah penting untuk memahami emosi
orang lain seperti rasa sakit, frustrasi, kehilangan, dan lain-lain. Ketika membicarakan topik
tertentu yang mungkin dapat memancing emosi, maka kita harus berhati-hati dangan penggunaan
bahasa, kalimat, serta kata-kata yang kita gunakan.
24. Memahami kemarahan atau emosi sendiri dan bagaimana mereka berdampak
pada respon yang kita berikan.
Ketika kita dikuasasi oleh emosi, maka pola pikir kita pun agak terganggu. Kita menjadi tidak
terkontrol dalam mengeluarkan kata-kata dan pendapat kita. Bahkan berdampak pula terhadap
perilaku kita. Sebaiknya kita dapat menghidari hal-hal yang tidak kita inginkan sehingga kita dapat
berpikir tenang dan memberikan respon yang baik dan dapat diterima oleh orang lain tanpa
menimbulkan hal-hal yang dapat merusak hubungan antar manusia atau bahkan hubungan sosial.
25. Mengakui pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain.
Ketika kita menunjukkan minat kita, orang yang sedang marah cenderung untuk mulai tenang.
Ketika situasi mulai kondusif, maka komunikasi dapat kita lanjutkan. Kita bisa mulai dengan
mengakui dan menghormati pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain. Kemudian kita
sampaikan maksud kita tanpa menyinggung perasaan orang lain.
26. Mengungkapkan kembali apa yang kita dengar dari apa yang dikatakan oleh
orang lain.
Orang yang sedang marah tidak akan mudah menerima respon yang kita berikan hingga
pemikiran, gagasan atau perasaannya tidak dapat dikomunikasikan dan dipahami dengan baik.
Ada baiknya kita mencoba untuk membuatnya tenang, menarik nafas, agar ia dapat
mengkomunikasikan kembali pemikiran, gagasan atau perasaannya dengan baik. Setelah semua
terkendali, kemudian kita coba untuk mengungkapkan kembali apa yang telah kita dengar dari
orang lain dan sekaligus bisa memberikan respon secara elegan. Dengan demikian, apa yang
menjadi maksud kita dapat tersampaikan dengan baik.
27. Bersiap untuk mengalah.
Dalam hubungan dengan kedekatan yang erat seperti pasangan hidup, tentunya kita sering terus
berdebat dalam suatu diskusi karena kita ingin menjadi yang paling benar. Sejatinya kita memang
sering dihadapkan pada situasi seperti ini dimana salah satu pihak berupaya untuk mempengaruhi
pemikiran pihak lain bahwa pihaknyalah yang benar namun pihak lain tidak ingin mundur alias
sama-sama keras kepala. Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini, jalan terbaik adalah kedua
belah pihak harus sama-sama mengalah.
Dengan melakukan hal ini bukan berarti kita menyerah kalah dengan berkompromi dan tidak
bersikeras dengan apa yang dianggap benar. Hal ini adalah sesuatu yang hanya dapat kita
putuskan sendiri, apakah ingin berada dalam hubungan yang sehat dan saling menghormati satu
sama lain atau sebaliknya. Jika kita hanya mementingkan apa yang kita anggap benar dan
mengesampingkan kebahagiaan orang lain maka kita bukanlah mitra yang baik.
28. Mengembangkan selera humor dan bermain.
Kita tidak perlu menjadi lucu sekedar untuk menggunakan humor dalam sebuah percakapan.
Yang perlu kita lakukan hanya menggunakan selera humor yang kita miliki dan mencoba untuk
memasukkannya lebih banyak ke dalam percakapan atau komunikasi dengan orang lain. Humor
membantu mencerahkan hati dan pikiran. Humor juga dapat membantu menempatkan hal-hal
kedalam sebuah perspektif atau sudut pandang yang lebih baik dibandingkan metode lain.
Bermain tidak hanya monopoli anak-anak. Orang dewasa juga butuh bermain sekedar untuk
melepaskan diri dari penatnya kehidupan dan lain-lain.
29. Menanyakan umpan balik.
Komunikasi adalah tentang keterhubungan dengan orang lain hingga sangat dimungkinkan kita
dapat melakukan kesalahan. Memikirkan tentang berapa banyak orang berbicara tentang diri
mereka sendiri dan bukan tentang orang yang mereka ajak bicara.
30. Komunikasi itu lebih dari sekedar berbicara.
Dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, untuk dapat
berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif dalam hubungan yang kita jalani, kita tidak perlu
harus selalu berbicara. Kita juga dapat berkomunikasi melalui berbagai macam cara seperti melalui
tindakan dan secara elektronik seperti melalui media sosial. Hal ini juga berlaku dalam konteks
komunikasi dan bidang komunikasi lainnya misalnya komunikasi organisasi, komunikasi bisnis,
dan komunikasi antar budaya. Hendaknya kita tetap berhubungan sepanjang hari melalui surat
elektronik atau media lainnya karena hal ini mengingatkan kita akan pentingnya orang tersebut
dan bagaimana pentingnya mereka bagi kehidupan kita.
Manfaat Mempelajari Cara Berkomunikasi Dengan Baik
Mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya
adalah kita memahami dan menerapkan keterampilan berkomunikasi secara umum yang tidak
terlepas dari etika komunikasi. Dengan mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dapat
menuntun kita dalam mencapai komunikasi yang efektif.
Demikianlah ulasan singkat tentang cara berkomunikasi dengan baik. Semoga dapat memberikan
wawasam dan pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang baik dan menerapkan dalam
berbagai bidang kehidupan.
17 Proses Komunikasi Efektif – Hambatan
 Post authorBy Ivony
 Post dateAugust 9, 2017
Berkomunikasi adalah hal yang akan selalu dilakukan seorang manusia kepada manusia lainnya.
Proses komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, media yang digunakan untuk
berkomunikasi pun beragam. Dalam berkomunikasi pasti ada suatu pesan yang ingin disampaikan
komunikator kepada komunikan. Agar pesan yang disampaikan menghasilkan feedback positif
(misalnya perubahan sikap, prilaku, atau opini) dari komunikan, maka komunikator harus
merancang agar komunikasi berjalan secara efektif.
komunikasi yang efektif dapat berjalan jika komunikasi saling menguntungkan, menggunakan
bahasa yang dipahami komunikan, pesan yang disampaikan menarik perhatian komunikan, dan
menumbuhkan penghargaan komunikan. Jika terjadi komunikasi yang salah (miscommunication),
feedback negatif bisa saja terjadi. Misalnya timbulnya kesalahan persepsi (misperpection) atau
interpretasi (misinterpretation), ketidak mengertian (misunderstanding), bahkan kesalahan prilaku
(misbehavior).
Seorang komunikator memiliki kewajiban untuk membuat pesan yang disampaikannya dapat
diterima dengan baik oleh komunikan, sesuai dengan konteks yang diinginkan pengirim pesan.
Oleh sebab itu, komunikator perlu mengusahakan proses komunikasi efektif, yang dapat
menciptakan persamaan makna antara komunikan dengan kominikator sendiri. Berikut ini akan
Pakar Komunikasi paparkan 17 Proses komunikasi efektif:
Baca juga:
 Sistem Komunikasi Interpersonal
 Teori komunikasi Massa
 Sejarah Perfilman Indonesia
 Teori Komunikasi Politik
 Komunikasi Lintas Budaya
1. Komunikator memiliki gagasan atau ide
Komunikasi diawali dengan munculnya gagasan atau ide yang ingin disampaikan komunikator
kepada khalayak. Ide tersebut bisa berasal dari mana saja, dan berupa apa saja. idea tau gagasan
yang dimiliki setiap orang bisa berbeda-beda meskipun berasal dari sumber yang sama, karena
setiap manusia memiliki cara yang berbeda dalam memandang dan menanggapi sesuatu.
Hal tersebut di pengaruhi oleh pengalaman serta sifat manusia yang sejak awal memang dilahirkan
unik dan berbeda satu sama lain. Ida tau gagasan yang disampaikan sebaiknya unik, menarik,
menambah pengetahuan atau menjawab kebutuhan, sehingga menarik minat komunikan (baca
juga: prinsip-prinsip komunikasi).
2. Komunikator mengemas gagasan atau ide menjadi pesan
Untuk dapat menyampaikan ide atau gagasan yang dimilikinya, komunikator perlu mengubah ide
atau gagasan tersebut kedalam bentuk sebuah pesan. Hal ini perlu dilakukan agar ide tersebut juga
bisa diterima dan dipahami oleh orang lain, meskipun orang tersebut memiliki cara pandang yang
berbeda. Dengan pesan tersebut, orang lain dapat melihat cara pandang yang komunikator
gunakan. Pesan dibuat sejelas mungkin agar tidak terjadi kesalahan persepsi.
baca juga:
 Jurnalistik Televisi
 Komunikasi Pembangunan
 Filsafat Ilmu Komunikasi
 Komunikasi Organisasi
 Psikologi Komunikasi
3. Komunikator memilih target (komunikan)
Komunikator perlu memilih target, baik individu atau kelompok, yang sesuai dengan pesan yang
akan disampaikannya. Misalnyajika pesan tersebut mengenai cara praktis belajar bahasa, maka
target utama penyampaian pesan (komunikan) adalah pelajar atau mahasiswa yang sedang belajar
bahasa. Jika pesan tersebut mengenai kesehatan ibu hamil, maka komunikan yang menjadi target
utama adalah ibu hamil. Semakin spesifik target yang dipilih akan semakin baik (baca juga: tahap-
tahap komunikasi).
4. Komunikator memilih cara dan media penyampaian pesan
Cara penyampaian pesan serta media atau saluran penyampaian pesan yang dipilih perlu
direncanakan dengan baik. Komunikator perlu memperhatikan detail target yang telah dipilihnya,
seperti bahasa dan budaya, media yang sering digunakan atau familiar bagi mereka, pandangan-
pandangan yang berkembang disekitar mereka, dan lain sebagainya. Semakin detail data yang
komunikator kumpulkan, akan semakin baik perencanaan yang bisa dibuat (baca juga: teori sor).
5. Pesan disampaikan kepada komunikan
Setelah pesan yang akan disampaikan dibuat, target telah ditentukan, lalu cara penyampaian serta
media penyampaian pesan telah direncanakan, maka proses selanjutnya adalah penyampaian
pesan kepada komunikan. Penyampaian pesan sebaiknya dilakukan sesuai rencana, namun tidak
menutup kemungkinan terjadinya perubahan. Untuk komunikasi langsung, dimana komunikator
dan komunikan saling bertatap muka, proses penyampaian pesan akan lebih dinamis.
Komunikator dapat segeramenyasuaikan proses penyampaian pesan dengan melihat gesture (gerak
tubuh, mimik muka) komunikan.
baca juga:
 Komunikasi Politik
 Etnografi Komunikasi
 Komunikasi Persuasif
 Jurnalistik Online
 Jurnalistik Radio
6. Pesan diterima oleh komunikan
Komunikasi baru dapat dikatakan terjadi, jika pesan yang disampaikan komunikator telah diterima
komunikan. Misalnya ketika seseorang mengirim email, maka komunikasi baru terjalin ketika
penerima email telah membaca isi email tersebut. Jika komunikan tidak menerima pesan yang
disampaikan komunikator, komunikasi tidak lagi efektif.
Baca juga:
 komunikasi interpersonal
 sistem komunikasi interpersonal
 unsur komunikasi antar budaya
 komunikasi lintas budaya
 Komunikasi Interpersonal
7. Komunikan menafsirkan pesan yang diterima
Setelah komunikan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator, komunikan akan
melakukan penafsiran-penafsiran untuk mencoba memahami pesan yang disampaikan. Semakin
jelas pesan yang disampaikan, semakin baik penafsiran yang dilakukan. Pesan yang baik akan
dengan mudah dimengerti oleh komunikan dan menghindari kesalahan penafsiran pesan.
8. Komunikan memahami gagasan atau ide yang disampaikan
Setelah komunikan mencoba mengartikan isi pesan, maka komunikan mulai memahami pesan
dan mengerti idea tau gagasan yang disampaikan komunikator melalui pesan tersebut. Lamanya
pemahaman pesan bergantung kejelasan pesan yang disampaikan, cara dan media yang digunakan
serta daya tangkap komunikan. Jika komunikasi dilakukan secara langsung, komunikator dapat
memberikan informasi-informasi tambahan agar komunikan dapat memahami isi pesan dengan
cepat dan tepat.
baca juga:
 Komunikasi Dakwah
 Komunikasi Bisnis
 Komunikasi Pemasaran
 Konvergensi Media
 Komunikasi Gender
9. Komunikan menentukan sikap atas gagasan atau ide yang sampaikan
Setelah komunian memahami isi pesan yang diterimanya, selanjutnya komunikan akan
menentukan sikapanya apakah menerima atau menolak ide atau gagasan yang terkandung dalam
pesan tersebut. Jika komunikasi efektif, komunikan akan menerima gagasan tersebut.
5 Unsur Komunikasi dan Penjelasan Lengkap
 Post authorBy Ivony
 Post dateSeptember 8, 2017
Komunikasi merupakan sebuah interaksi antara dua atau lebih manusia yang melibatkan proses
pengiriman serta penerimaan pesan dari komunikator atau sumber informasi kepada komunikan
atau target pesan. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa komunikasi terdiri dari berberapa
unsur yang mempengaruhinya. Unsur tersebut antara lain komunikator, pesan, media komunikasi,
komunikan, dan feedback. Kelima unsur tersebut merupakan unsur utama dalam komunikasi
yang menandakan adanya proses komunikasi yang berlangsung. Jika hanya komunikator dan
pesan saja tanpa adanya feedback dari komunikan, komunikasi hanya berjalan satu arah (baca
juga: komunikasi yang efektif).
Komunikasi ini memiliki tujuan tertentu, baik untuk mentransfer ide, mengedukasi, atau untuk
mengubah sesuatu. Agar tujuan komunikasi tercapai maka seluruh proses komunikasi harus
berjalan dengan baik. Agar proses komunikasi berjalan dengan baik, maka setiap unsur dalam
komunikasi harus diperhatikan sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan feedbackpositif
dari komunikan (baca: etika komunikasi). Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan unsur –
unsur komunikasi yang memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah proses komunikasi.
Baca juga:
 Karakteristik Media Massa
 Jenis-Jenis Interaksi Sosial
 Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
 Pola Komunikasi Organisasi
 Teori Konstruksi Sosial
1. Komunikator
Komunikator merupakan unsur komunikasi yang bertindak sebagai penyampai pesan.
Komunikator merupakan sumber informasi bagi komunikan. Sehingga bagaimana
komunikator mendeliver sebuah pesan sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi (baca
juga: prinsip-prinsip komunikasi). Apakah komunikan dapat menangkap dan mengerti sebuah
pesan atau tidak, dan bagaimana respon yang dihasilkan komunikan sangat ditentukan oleh
kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan.
Berikut beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator agar pesan yang disampaikan
dapat diterima oleh komunikan:
 Menguasai tehnik bicara atau menulis untuk menyampaikan pesan.
 Memiliki pengetahuan luas mengenai pesan yang akan disampaikan.
 Memiliki kemampuan untuk menyusun isi pesan dengan baik.
 Memiliki kemampuan untuk memilih media yang paling tepat untuk digunakan dalam
menyampaikan pesan.
 Memiliki kredibilitas yang baik dimata audience atau komunikan.
 Memiliki pengetahuan untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul.
 Memiliki kemampuan untuk memberikan tanggapan atas feedback yang diberikan
komunikan.
10 Elemen – Elemen Komunikasi
 Post authorBy Ivony
 Post dateAugust 22, 2017
Manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Setiap orang perlu berinteraksi dan
mentransfer gagasan atau ide dalam pikirannya kepada orang lain. Proses pertukaran ide atau
gagasan antar individu disebut dengan berkomunikasi. Dilihat dari tujuan maupun caranya,
terdapat bermacam jenis komunikasi yang dilakukan manusia; namun pada dasarnya elemen yang
diperlukan dalam proses komunikasi adalah sama.
Komunikasi dapat terjadi jika terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan. Komunikasi tersebut disampaikan melalui sebuah saluran atau media, dan
komunikasi akan dikatakan efektif jika komunikan memberikan feedback positif. Selanjutnyaakan
dihasilkan efek misalnya perubahan prilaku pada komunikan, ketika komunikasi berhasil
dilakukan. Keberhasilan komunikasi bergantung pada banyak faktor, salah satunya besarnya
gangguan atau hambatan dalam komunikasi serta ada tidaknya campur tangan orang luar dalam
proses komunikasi tersebut.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa komunikasi memiliki elemen – elemen yang pasti
akan selalu ada atau mempengaruhi proses komunikasi yang dilakukan manusia. Elemen tersebut
antara lain, komunikator, pesan, komunikan, saluran atau media, hambatan atau ganggguan,
umban balik (feedback), efek, situasi, filter, dan pengatur. Berikut ini akan Pakar Komunikasi
jelaskan elemen – elemen komunikasi tersebut.
Baca juga:
 Karakteristik Media Massa
 Jenis-Jenis Interaksi Sosial
 Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
1. Komunikator (sumber)
Komunikator merupakan penyampai pesan, baik itu berupa individu, kelompok atau sebuah
organisasi/ perusahaan. Komunikator bisa saja seorang pembicara yang berbicara atas nama
dirinya sendiri, atau bisa pula gabungan berbagai individu dalam sebuah kelompok atau lembaga
yang berbicara atas nama kelompok tersebut (bukan atas nama pribadi).
Agar menjadi komunikator yang baik, seorang kominikator harus memperhatikan beberapa hal
seperti penampilan, penguasaan masalah, serta penguasaan bahasa (baca juga: bahasa sebagai alat
komunikasi). Penampilan komunikator menyangkut pandangan komunikan terhadap
komunikator. Sebaiknya komunikan berpenampilan baik, sopan dan menarik. Selain itu
kredibilitas komunikator dimata komunikan harus baik, perusaan yang memiliki kredibilitas buruk
misalnya, akan sulit untuk membuat komunikan mempercayai komunikator, dan pesan yang
disampaikanpun akan sulit tersampaikan.
Komunikator juga dituntut untuk menguasai masalah, sehingga pesan yang disampaikan menjadi
jelas dari berbagai aspek, tidak ambigu. Penguasaan bahasa juga diperlukan, agar proses
komunikasi berjalan lancar dan tidak terjadi kesalahan persepsi. Bukan hanya bahasa, budaya
setiap daerah juga berbeda-beda dan komunikator perlu memperhatikan hal tersebut agak
komunikasi yang dilakukannya berjalan dengan efektif.
2. Pesan atau Stimulus
Pesan merupakan ide atau gagasan yang disampaikan kepada komunikan. Ide atau gagasan yang
ingin disampaikan oleh komunikan harus diolah sedemikan rupa agar menjadi sebuah pesan yang
bukan hanya dapat dimengerti, tapi juga menarik bagi komunikan yang menjadi target pesan
tersebut. Bergantung kebutuhan, materi pesan bisa bersifat informatif (memberikan informasi),
persuasif (meyakinkan), atau koersif (berupa perintah).
Agar pesan tepat dan dapat mengenai sasaran, maka pesan harus direncanakan dengan baik.
Pesan dirancang sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan komunikator dan komunikan.
Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan sebaiknya dapat dimengerti kedua belah
pihak dan tidak menimbulkan kesalahan persepsi. Dan yang paling penting adalah, pesan perlu
dirancang sedemikian rupa agar dapat menarik minat komunikan, memenuhi kebutuhannya dan
menimbulkan kepuasan komunikan.
3. Saluran atau Media
Saluran atau media merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan
pesan kepada komunikan. Secaraumum terdapat tiga macam media komunikasi, yaitu media
umum, media massa, dan media khusus. Media umum merupakan media yang dapat digunakan
oleh semua orang, misalnya telepon, surat, mesia sosial, dan lain-lain.
Media massa merupakan media yang digunakan untuk komunikasi massa (skala masal). Contoh
media massa misalnya Koran, majalah, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan media khusus
merupakan media yang hanya digunakan secara terbatas. Hanya oleh dan untuk orang-orang,
kelompok atau organisasi tertentu saja. Misalnya berupa kode atau sandi.
4. Komunikan (penerima)
Komunikan merupakan penerima pesan. Individu atau kelompok yang menjadi sasaran pesan.
secara umum ada tiga jenis penerima pesan, yaitu personal, kelompok dan massa. Penerima pesan
personal misalnya pada komunikasi yang terjadi lewat tatap muka empat mata, lewat sms atau
panggilan telepon kepada seseorang. Sedangkan iklan di televisi misalnya, merupakan komunikasi
yang penerima pesannya adalah massa (khalayak umum).
Agar komunikasi berjalan dengan baik, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi komunikan yaitu:
keterampilan menangkap dan meneruskan pesan yang diterimanya; pengetahuan yang cukup
seputar pesan yang akan diterimanya, serta sikap yang siap untuk menerima serta member pesan.
5. Hambatan / Gangguan
Hambatan atau gangguan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya proses
komunikasi (baca juga: hambatan-hambatan komunikasi). Gangguan ini bisa menyebabkan
kesalahan pemaknaan pesan oleh komunikan, sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik,
dan komunikasi tidak berhasil dilakukan. Gangguan tersebut bisa berasal dari komunikator,
pesan, saluran ataupun komunikan.
Gangguan yang berasal dari komunikator misalnya jika komunikator tidak kompeten, tidak dapat
menguasai situasi ketika menyampaikan pesan. gangguan pesan misalnya ketika pesan tidak
sepenuhnyatersampaikan atau terpotong, atau jika pesan menggunakan bahasa yang kurang
dimengerti oleh penerima.
Gangguan yang berasal dari saluran seringkali terjadi pada media elektronik, misalnya gangguan
telepon. Sedangkan gangguan pada komunikan misalnya komunikan kurang mendengarkan atau
pengetahuan komunikan mengenai pesan yang disampaikan kurang memadai.
Baca juga:
 Perkembangan Pers Di Indonesia
 Pers Pada Masa Orde Baru
 Teori Efek Media Massa
6. Umpan Balik (feedback)
Umpan balik atau feedback merupakan reaksi atau respon yang diberikan komunikan untuk
menanggapi pesan yang diterimanya. Feedback ini bisa berupa feedback negatif
maupun feedback positif. Feedback dapat membantu komunikator untuk menilai apakah
komunikasi yang dilakukannya efektif atau tidak. Jika feedbackyang diberikan positif, berarti
komunikasi yang dilakukan efektif (baca juga: komunikasi yang efektif).
Feedback bisa diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Feedbacklangsung biasanya
terjadi jika komunikan dan komunikator melakukan komunikasi secara langsung, misalnya dalam
pembicaraan tatap muka (baca juga: komunikasi antar pribadi). Feedback langsung bisa berupa
komentar maupun gesture tubuh.
Sedangkan feedback tidak langsung terjadi jika komunikan dan komunikator tidak dapat
melakukan kontak langsung dalam berkomunikasi. Biasanya terjadi pada komunikasi yang
melibatkan banyak orang didalamnya (komunikasi massa). Feedback tidak langsung bisa berupa
surat pembaca, atau jawaban polling.
7. Efek
Efek merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek ini bisa berupa perubahan sikap atau
tingkah laku target pesan (komunikan). Efek yang dihasilkan pesan menentukan apakan pesan
tersebut berhasil disampaikan atau tidak. Jika efek yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang
disampaikan dalam pesan, berarti pesan berhasil disampaikan, artinya komunikasi berhasil.
Sebaliknya, jika efek yang dihasilkan tidak sesuai dengan ini pesan, berarti komunikasi tidak
berhasil dan perlu diperbaiki.
8. Situasi
Situasi disini menyangkut situasi atau keadaan ketika proses komunikasi sedang berlangsung.
Dalam komunikasi langsung elemen situasi sangat penting, karena dapat mempengaruhi mood
komunikator juga komunikan. Selain itu situasi juga akan mempengaruhi pilihan media atau
saluran komunikasi yang dipakai, serta feedback yang diberikan oleh komunikan (baca
juga: prinsip-prinsip komunikasi).
9. Filter
Filter merupakan kerangka berpikir yang digunakan komunikan ketika menerima pesan. Filter
yang dipakai komunikan akan menetukan sikap komunikan terhadap pesan, apakah menerima
atau menolak pesan tersebut. Ada tiga jenis filter dalam komunikasi, yaitu filter psikologis, filter
fisik, dan filter budaya (baca: etika komunikasi).
Filter psikologis dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian yang pernah dialamu komunikan
(baca: psikologi komunikasi). Misalnya ketika komunikan pernah mengalami trauma terhadap
orang dari suku tertentu, maka komunikan cenderung akan menolak komunikator yang berasal
dari suku tersebut. Filter fisik dipengaruhi oleh kondisi ruangan tempat proses komunikasi
berlangsung. Misalnya udara yang panas, kursi yang tidak nyama, atau penerangan yang tidak
memadai.
Sedangkan filter budaya dipengaruhi oleh pandangan dan cara hidup yang berlaku di tempat
komunikan tinggal. Mmisalnya komunika yang tinggal di Jawa Tengah terbiasa dengan gaya bicara
lembut, berbeda dengan komunikan yang berasal dari Sumatra (baca: sistem komunikasi
indonesia).
10. Pengatur
Pengatur dalam konteks komunikasi ini merupakan pihak luar yang secara tidak langsung
mempengaruhi proses komunikasi, aliran pesan dari komunikator kepada komunikan. Pengatur
merupakan pihak memiliki wewenang untuk mngontrol isi atau struktur pesan yang disampaikan.
Contoh pengatur misalnya pemerintah (baca: komunikasi pemerintahan), pengadilan, lembaga,
konsumen, atau juga narasumber. Pemerintah contohnya, dapat mencabut SIUPP (Surat Izin
Usaha Penerbitan Pers) yang dimiliki suatu surat kabar; atau komusi penyiaran yang menentukan
penyensoran gamabr dalam televisi, sehingga seringkali beberapa bagian film terlihat blur.
Baca juga:
 Etika Komunikasi Bisnis
 Etika Komunikasi Di Internet
 Kode Etik Wartawan
Demikian artikel mengenai elemen – elemen komunikasi ini. Ada sepuluh elemen dalam
komunikasi, yaitu komunikator, pesan, komunikan, saluran atau media, hambatan atau gangguan,
umpan balik atau feedback, efek, situasi, filter, dan pengatur. Seluruh elemen dalam komunikasi ini
berperan penting dalam keberhasilan komunikasi yang dilakukan.
Akhir kata, semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang anda butuhkan. Jika ada
pertanyaan, pemambahan, atau komentar yang membangun, silahkan tinggalkan pesan, dan
jangan lupa berbagi ya jika anda merasa artikel ini bermanfaat. Sekian dan Terimakasih.
10 Komponen-komponen Komunikasi
 Post authorBy Ambar
 Post dateJuly 31, 2017
Sebagai sebuah proses, komunikasi terjadi dalam berbagai konteks komunikasi yaitu komunikasi
interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
Komunikasi juga mencakup berbagai bidang kehidupan yang kita jalani. Cakupan bidang
komunikasi meliputi manajemen komunikasi, komunikasi politik, komunikasi
pendidikan, komunikasi sosial, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, komunikasi
pemasaran, komunikasi pembangunan, komunikasi terapeutik dalam keperawatan, dan lain-lain.
Apapun konteks dan bidangnya, komunikasi adalah sebuah proses yang meliputi pengiriman dan
penerimaan pesan serta pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Dalam komunikasi
terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pengirim pesan dan penerima pesan yaitu
mendengarkan, berbicara, dan melakukan pengamatan. Jika kita telah memahami dengan baik apa
dan bagaimana proses komunikasi berlangsung maka tahapan berikutnya adalah kita mulai dapat
melakukan evaluasi terhadap komunikasi yang telah kita lakukan.
Umumnya, evaluasi dilakukan terhadap berbagai unsur atau elemen atau komponen yang
mendukung berlangsungnya proses komunikasi. Komponen-komponen komunikasi yang
dimaksud adalah source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context,
noise, dan effect (Baca juga : Pengantar Ilmu Komunikasi – Psikologi Komunikasi).
Sebelumkita mempelajari lebih lanjut mengenai komponen-komponen komunikasi, ada baiknya
kita segarkan kembali ingatan kita tentang apa itu komunikasi.
Pengertian Komunikasi
Menurut asal kata, istilah komunikasi berakar dari kata Latin yaitu communicare atau communis yang
berarti “untuk membuat sama” atau “untuk berbagi”. Dengan demikian, komunikasi didefinisikan
sebagai sebuah proses pengiriman pesan untuk mencapai kesamaan makna (Pearson dan Nelson,
10).
Para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah melahirkan ribuan definisi komunikasi. Beberapa dari
pengertian tersebut menggambarkan komunikasi sebagai pengiriman makna, transmisi rangsangan,
mempengaruhi apa yang dipikirkan orang lain, hubungan antar manusia, atau berbagi
pengalaman. Komunikasi juga didefinisikan sebagai sebuah kajian kelimuan yang melibatkan seni
berkomunikasi dan karenanya dibutuhkan suatu keterampilan berkomunikasi. Namun, ada
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang dengan jelas menggambarkan komunikasi
sebagai sebuah proses yang berlangsung karena adanya berbagai unsur atau komponen yang
mendukungnya.
Menurut Charles E. Osgood, komunikasi terjadi manakala sebuah sumber mengirimkan
berbagai macam sinyal alternatif yang dikemas sedemikian rupa melalui sebuah saluran
komunikasi yang menghubungkan antara sumber dan penerima peran dengan tujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Charles E. Osgood
menitikberatkan pada adanya pengaruh atau efekdari komunikasi yang dilakukan, bukan
pengiriman sesuatu. Dalam hal ini, tidak ada batasan pesan, melainkan dinyatakan dengan sinyal.
Sementara itu, ahli lainnya yang bernama Harold Lasswell mencoba untuk mendefinisikan
komunikasi dengan mengeluarkan sebuah paradigma yang sangat terkenal. Paradigma tersebut
merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memahami komunikasi dengan menjawab
pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Dari paradigma tersebut,
dapat kita lihat bahwa komunikasi terdiri dari berbagai unsur, yaitu sumber, pesan, media,
penerima pesan, dan efek.
Komponen Dasar Komunikasi
Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah kombinasi dari berbagai tahap-tahap
komunikasi yang masing-masing berpotensi menemui hambatan-hambatan komunikasi dalam
rangka mencapai komunikasi yang efektif. Jalannya proses komunikasi beserta komponen-
komponen komunikasi pendukungnya telah coba digambarkan oleh para ahli melalui model-
model komunikasi. Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk
menjelaskan cara kerja dari berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah
kita kenal adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi
Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi Barlund, dan model
komunikasi Schramm (Baca juga : Model Komunikasi Linear).
Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message,
encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect.
1.Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)
Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau pengirim pesan.
Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri
komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan
berbagai simbol yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa
komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan
berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan
simbol-simbol yang tepat bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana
situasi lingkungan komunikasi (Baca juga : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi) .
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa hal yang harus kita
pertimbangkan, diantaranya adalah :
 kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
 pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran harus
jelas.
 kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
 hasil apakah yang kita harapkan.
Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses komunikasi
akan menemui kegagalan (Baca juga : Cara Menjadi Penyiar Radio).
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa pesan-
pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka komunikator harus
memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak
sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi bermedia. Tanpa
adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat
mengemas informasi dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi (Baca
juga : Komunikasi Nonverbal – Proses Komunikasi Interpersonal – Etika Komunikasi Antar
Pribadi).
3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah bentuk yang dapat
dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan
dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus memikirkan
apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar dapat memahami atau
melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah
dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
Orang yang melakukan encode disebut dengan encoder.
4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)
Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita gunakan untuk
mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita untuk menentukan media
atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang termasuk ke dalam media atau saluran
komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau
petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau saluran komunikasi
sebagian besar merujuk pada media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain
serta internet sebagai media komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat
dapat menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan (Baca juga : Pengertian Media
Menurut Para Ahli – Media Komunikasi Modern – Media Massa Menurut Para Ahli),
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima pesan yang telah
dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk melakukan decode sebuah pesan dengan
baik, kemampuan membaca secaramenyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan
atau mengkonfirmasi ketika dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau kelemahan dalam
keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang pesan dengan cara berbeda.
Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran untuk memahami
pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang bersifat menjelaskan atau
mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan disebut dengan decoder.
6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)
Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan. Ketika
komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan pesan, dan
memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala
komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator (Baca juga : Komunikasi Asertif).
7. Umpan Balik (Feedback)
Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan, kita dapat
menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses tidaknya komunikasi yang
kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka dengan komunikate/penerima pesan,
maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan pertanyaan untuk memastikan
pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya
komunikasi melalui respon atau tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam membantu kita
sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita dapat belajar apa yang
berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita
melakukan komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita melakukan
komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan dimana
komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau elemen seperti
hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan
kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita.
Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses encode atau decode dapat
mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam proses komunikasi dapat berupa gangguan
fisik seperti suara yang sangat keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses
komunikasi juga dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik.
Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
10. Efek (Effect)
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau dampak yang
ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku komunikate/penerima pesan.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima
pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang
diharapkan oleh komunikator dari komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan
komunikasi menemui kegagalan.
Baca juga : Teori Media Massa – Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efekyang ditimbulkan dari proses komunikasi dapat kita
lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun pendapat mayoritas.
 Pendapat pribadi adalah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi dan dapat berupa sikap
atau pendapat yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan tentang masalah tertentu.
 Pendapat publik atau pendapat umum adalah suatu penilaian sosial tentang hal yang
penting dan memiliki arti sebagai hasil dari tukar pikiran yang dilakukan oleh setiap
individu secara sadar dan rasional. Pendapat publik umumnya ditujukan untuk mobilisasi
massa.
 Pendapat mayoritas adalah pendapat terbanyak dalam masyarakat atau publik.
Hambatan – hambatan Komunikasi
Salah satu komponen komunikasi yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi adalah
gangguan atau noise. Gangguan atau hambatan komunikasi adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk mengekspresikan berbagai gangguan dan hambatan dalam komunikasi antara komunikator
dan komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang
dikirimkan mengalami sedikit distorsi. Gangguan atau hambatan komunikasi dapat berupa
gangguan atau hambatan fisik, gangguan atau hambatan psikologis, gangguan atau hambatan
budaya, gangguan atau hambatan semantik, gangguan atau hambatan teknis atau melubernya
informasi.
Berikut ini adalah beberapa jenis hambatan komunikasi yang sering terjadi, diantaranya:
 Hambatan fisik terjadi manakala komunikator tidak dapat melihat komunikate secara
fisik, misalnya karena letak geografi.
 Hambatan psikologis terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap,
minat, dan motivasi yang karenanya dapat membuat masing-masing individu melihat segala
sesuatu dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini dapat menciptakan hambatan
komunikasi.
 Hambatan sosial budaya terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang budaya
yang berbeda sehingga akan berbeda pula ketika mengirimkan dan menerima pesan (Baca
juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya – Teori Komunikasi Antar Budaya).
 Hambatan linguistik terjadi manakala dalam proses komunikasi kita memberika ekspresi
yang tidak tepat, penafsiran yang tidak tepat, menggunakan kata-kata yang ambigu serta
penggunaan kosa kata yang tidak sesuai.
 Hambatan teknis terjadi manakala ketika kita sebagai komunikator menggunakan
teknologi untuk mengirim pesan. Misalnya, tata suara yang buruk, sinyal video yang lemah,
dan lain-lain (Baca juga : Jenis-jenis Penyiaran).
 Hambatan luberan informasi terjadi manakala begitu banyaknya informasi yang ada
namun kita memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi yang ada.
Baca juga : Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi
Manfaat Mempelajari Komponen-Komponen Komunikasi
Kita telah mempelajari apa saja komponen yang mendukung berjalannya proses komunikasi.
Tentunya mempelajari berbagai komponen komunikasi dapat memberikan manfaat bagi kita,
diantaranya adalah :
 Kita memahami pengertian komunikasi yang terkait dengan komponen-komponen
komunikasi.
 Kita memahami berbagai komponen dalam proses komunikasi.
 Kita memahami gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi.
Demikianlah ulasan singkat tentang komponen-komponen komunikasi. Semoga memberikan
wawasan dan pengetahuan tentang berbagai komponen yang mendukung jalannya proses
komunikasi serta hambatan yang menyertainya.
8 Tahap-tahap Komunikasi yang Efektif
 Post authorBy Ambar
 Post dateJuly 17, 2017
Salah satu karakteristik penting komunikasi menurut Ronald B. Adler dan George
Rodman (2006) dalam bukunya Understanding Human Communication adalah bahwa komunikasi
merupakan sebuah proses dimana terjadi pertukaran informasi antara individu-individu melalui
sebuah sistem perlambang, tanda, atau perilaku yang sama. Komunikasi merupakan ekspresi dan
pertukaran berbagai fakta, pendapat, gagasan atau perasaan. Komunikasi terjadi dalam berbagai
konteks yaitu komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok atau komunikasi massa.
Dalam komunikasi intrapersonal, kita berkomunikasi dengan diri sendiri. Sedangkan dalam
komunikasi interpersonal, kita mengirimkan pesan kepada orang lain sehingga diperlukan paling
tidak dua orang agar proses komunikasi berjalan. Salah satu pihak dalam konteks komunikasi
interpersonal berperan sebagai pengirim pesan dan pihak lain berperan sebagai penerima pesan.
Terkadang, dibutuhkan saluran komunikasi untuk dapat mengirimkan pesan.
Sebagai sebuah proses, komunikasi merupakan sekumpulan interaksi yang dapat berubah sesuai
dengan waktu dan menghasilkan perubahan bagi apapun yang terlibat dalam interaksi tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Sukses tidaknya
informatif dan persuasif dapat mengubah bagaimana individu berinteraksi satu sama lain dalam
interaksi di masa datang. Selain itu, latar belakang budaya masing-masing individu dapat
mempengaruhi bagaimana pendekatan proses komunikasi. Esensinya, terdapat beberapa faktor
yang secarakonstan memainkan peranan dalam interaksi yang berdampak pada proses
komunikasi. (Baca juga : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi)
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti “sama”. Dengan
demikian, yang dimaksud dengan “untuk berkomunikasi” adalah “untuk menimbulkan
kesamaan” atau “untuk membuat mengetahui atau memahami” atau “untuk berbagi” melalui
interaksi antar manusia yang dilakukan secara verbal, nonverbal, maupun elektronik.
Para ahli telah merumuskan beberapa definisi atau pengertian komunikasi, diantaranya adalah :
 Harold Koontz dan Cyrill O’Donell yang mendefinisikan komunikasi sebagai
pengiriman informasi dari satu individu ke individu lainnya,
 Judy Pearson dan Paul Nelson (2011) mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah proses
yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna. Komunikasi adalah
sebuah proses karena komunikasi adalah sebuah aktivitas atau kegiatan, pertukaran, atau
sekumpulan perilaku. Komunikasi bukanlah sebuah obyek melainkan kegiatan dimana kita
dapat berpartisipasi didalamnya.
 David Berlo (1960) menyatakan dengan jelas bahwa komunikasi adalah sebuah proses
melalui pernyataannya yaitu : “Jika kita menerima konsep proses, maka kita memandang
berbagai kejadian dan hubungan sebagai sebuah dinamika yang berkelanjutan, terus
mengalami perubahan, dan berlangsung terus menerus. Ketika kita memberikan nama
sesuatu sebagai sebuah proses, maka kita juga memaknainya sebagai sesuatu yang tidak
berawal dan tidak berakhir, atau sebagai sesuatu kejadian yang pasti. Hal tersebut tidaklah
bersifat statis melainkan terus berjalan. Berbagai komponen yang ada didalamnya saling
berinteraksi dan masing-masing mempengaruhi satu sama lain”.
Pengertian komunikasi sebagai sebuah proses yang diungkapkan oleh David Berlo adalah sebuah
penjelasan yang sangat jelas dan lengkap dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks
komunikasi. (Baca juga : Komunikasi Pemasaran)
Dengan demikian, dari pengertian komunikasi di atas, nyata bahwa komunikasi adalah sebuah
proses yang begitu kompleks, yang berlangsung secara berkesinambungan karena adanya interaksi
di dalamnya tanpa adanya awal dan akhir yang pasti dan secara serempak masing-masing
partisipan saling mempengaruhi satu sama lain. (Baca juga : Komunikasi Dua Arah)
Tahapan dan Proses Komunikasi
Dalam artikel Pengantar Ilmu Komunikasi telah diulas bahwa dalam proses komunikasi terdapat
beberapa elemen atau komponen yang menunjang berjalannya proses komunikasi. Adapun
elemen-elemen atau komponen-komponen komunikasi tersebut adalah orang atau manusia
(pengirim dan penerima pesan), pesan, kode-kode, saluran atau media komunikasi, umpan
balik, encoding dan decoding, serta gangguan. (Baca juga : Proses Komunikasi Interpersonal)
Komunikasi sebagai sebuah proses berjalan melalui beberapa tahap. Menurut John V.
Thill dan Courtland L. Bovee (2013), proses komunikasi dapat kita kaji melalui beberapa
tahapan yang tergambar dalam model-model komunikasi yaitu model komunikasi dasar dan
model komunikasi sosial. Baik model komunikasi dasar maupun model komunikasi sosial
memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang berjalan melalui 8 (delapan) tahap, yaitu :
1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan. Dalam bidang komunikasi
organisasi atau komunikasi bisnis, jika kita sebagai pengirim pesan memiliki sebuah ide atau
gagasan yang berkaitan dengan organisasi atau bisnis yang kita lakukan dan ingin disampaikan
kepada khalayak, maka proses komunikasi pun dimulai. Begitu pun dengan bidang komunikasi
atau konteks komunikasi lainnya.
2. Pengirim pesan yang melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam sebuah
pesan. Hal ini terjadi ketika kita sebagai pengirim pesan menempatkan ide atau gagasan ke dalam
sebuah pesan. Sebagai pengirim pesan, kita melakukan encode terhadap ide atau gagasan tersebut
atau mengekspresikannya dalam kata-kata atau gambar. Kita harus mengembangkan keterampilan
dalam melakukan encode ide atau gagasan agar pesan-pesan yang dikemas menjadi lebih efektif.
3. Pengirim pesan memproduksi pesan dalam sebuah media. Pesan yang telah dikemas oleh
pengirm pesan kemudian disajikan kepada khalayak melalui saluran atau media komunikasi.
Media yang digunakan dalam pengiriman pesan umumnya dapat berbentuk oral, tertulis, visual,
maupun elektronik. (Baca juga : Pengertian Media Menurut Para Ahli – Media Komunikasi
Modern – Media Massa Menurut Para Ahli – Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli)
4. Pengirim pesan mengirimkan pesan melalui sebuah saluran komunikasi. Saluran
komunikasi atau media komunikasi yang akan digunakan untuk mengirimkan pesan tentu
berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Berbagai teknologi yang ada kini dapat digunakan
oleh pengirim pesan untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak. Saluran komunikasi
umumnya terkait dengan sistem yang digunakan untuk mengirim pesan. Saluran komunikasi
dapat berupa percakapan secaratatap muka, internet sebagai media komunikasi, dan lain-lain.
(Baca juga : Saluran Komunikasi dalam Organisasi)
5. Khalayak menerima pesan. Jika saluran komunikasi berfungsi dengan baik, maka pesan-
pesan akan dapat menjangkau khalayak sasaran. Perlu dipahami pula bahwa sampainya pesan
kepada khalayak tidaklah menjamin khalayak akan memberikan perhatian ataupun memahami isi
pesan secara tepat. Hal ini disebabkan adanya penafsiran yang berbeda yang dilakukan oleh
khalayak serta adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi.
(Baca juga : Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi)
6. Khalayak melakukan decode terhadap pesan. Setelah pesan diterima oleh khalayak, tahap
yang dilakukan selanjutnyaoleh khalayak adalah melakukan decode terhadap pesan.
7. Khalayak memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan. Pengirim pesan dapat
menciptakan ruang atau kesempatan bagi penerima pesan untuk memberikan respon atau
tanggapan dengan cara-cara yang positif. Pemberian respon atau tanggapan oleh khalayak
tergantung pada kemampuan khalayak untuk mengingat pesan dan bertindak, kemampuan
khalayak untuk bertindak, serta motivasi khalayak untuk memberikan respon.
8. Khalayak memberikan umpan balik kepada pengirim pesan. Dalam rangka memberikan
respon atau tidak memberikan respon terhadap pesan, khalayak dapat memberikan umpan balik
yang dapat membantu pengirim pesan melakukan evaluasi usaha komunikasi yang efektif. Umpan
balik dapat diberikan dapat berupa komunikasi verbal (menggunakan kata-kata tertulis atau
ujaran), komunikasi nonverbal (menggunakan gestur, ekspresi wajah atau perlambang lainnya)
ataupun keduanya. Sebagaimana pesan, umpan balik yang disampaikan oleh khalayak juga
memerlukan proses decode karena adanya pemaknaan yang beragam.
Kedelapan tahap tersebut menggambarkan bagaimana sebuah ide atau gagasan mengalir dari
pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam proses komunikasi, pesan-pesan yang mengalir
dari pengirim pesan dimungkinkan mengalami distorsi atau salah penafsiran yang dilakukan oleh
penerima pesan. Kita dapat melakukan berbagai tindakan pada setiap tahap dalam proses
komunikasi untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya keberhasilan dalam komunikasi.
Baca juga : Etika Komunikasi Bisnis
Sementara itu, menurut Raj Kumar (2014) dalam bukunya Business Communication and
Etiquettes menyatakan bahwa terdapat 6 (enam) tahap atau fase dalam seluruh proses komunikasi,
yaitu :
1. Fase pertama – pengirim pesan memiliki sebuah ide atau informasi.
2. Fase kedua – pengirim pesan melakukan encode terhadap ide untuk dikirimkan kepada
penerima pesan.
3. Fase ketiga – ide yang di-encode oleh pengirim pesan dikirimkan oleh pengirim pesan
melalui pemilihan saluran atau media.
4. Fase keempat – penerima pesan menerima pesan.
5. Fase kelima – penerima pesan melakukan decode terhadap pesan.
6. Fase keenam – umpan balik dikirimkan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.
Baca juga : Teori S-O-R
Selanjutnya, menurut Mary Ellen Guffey dalam Kumar (2014) menyatakan bahwa kita tidak
dapat begitu saja mengirimkan makna kepada orang lain secara langsung melalui pikiran karena
kita terikat dalam sebuah proses komunikasi yang berjalan melalui 6 (enam) tahap, yaitu :
1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan.
2. Pengirim pesan melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam pesan.
3. Pesan berjalan melalui sebuah media atau saluran komunikasi.
4. Penerima pesan melakukan decode terhadap pesan.
5. Umpan balik berjalan kepada pengirim pesan.
6. Kemungkinan adanya umpan balik yang diberikan oleh pengirim pesan kepada penerima
pesan.
Hambatan-hambatan Komunikasi dan Bagaimana
Cara Mengatasinya
 Post authorBy Ambar
 Post dateMarch 22, 2017
Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah disinggung bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan/komunikate agar terjadi pengertian
bersama. Proses komunikasi tidak akan berjalan apabila tidak didukung oleh berbagai elemen atau
komponen komunikasi yaitu pengirim (sender), pesan (message), encoding, saluran (channel), penerima
(receiver), decoding, umpan balik (feedback), gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context).
Setiap elemen atau komponen dalam proses komunikasi menunjukkan kualitas komunikasi itu
sendiri. Masalah akan timbul apabila salah satu dari elemen komunikasi tersebut mengalami
hambatan yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Hambatan komunikasi ini dapat terjadi pada semua konteks komunikasi, yaitu komunikasi
antarpribadi atau komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi atau
komunikasi kelompok. Hambatan komunikasi yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi
dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. (Baca : Komunikasi Yang Efektif)
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang berupa kata-kata, nada suara, dan
bahasa tubuh. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa saat kita berkomunikasi atau bertukar
informasi, kita menggunakan kata-kata sekitar 7 persen, nada suara sekitar 55 persen dan bahasa
tubuh sekitar 38 persen.
Kemudian agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka kita harus memahami bentuk-bentuk
informasi ini, bagaimana menggunakan bentuk-bentuk informasi dengan efektif dan hambatan
dalam proses komunikasi. (Baca : Prinsip-prinsip Komunikasi)
Business Dictionary menjelaskan pengertian hambatan komunikasi dalam konteks komunikasi
organisasi, yaitu rintangan yang terjadi dalam lingkungan kerja saat menyajikan pertukaran ide
atau gagasan atau pikiran. Adapun hambatan yang terjadi meliputi perbedan status, perbedaan
gender, perbedaan budaya, prasangka dan lingkungan organisasi. (Baca : Komunikasi Gender)
Proses Komunikasi
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan/komunikator. Pertama-tama, komunikator atau pengirim atau sender menyandi
(encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan/komunikator.
Dalam artian, komunikator memformulasikan pikiran dan/atau apa yang dirasakan ke dalam
lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan/komunikate. Pesan sebagai bentuk
keluaran dari proses penyandian yang dilakukan oleh komunikator. Kemudian dikirimkan melalui
saluran tertentu atau media komunikasi dapat berupa komunikasi tatap muka maupun bermedia.
Kemudian, komunikan/komunikator mengawal sandi (decode) pesan dari komunikator.
Maksudnya adalah komunikan/komunikator melakukan penafsiran lambang yang dikirimkan oleh
komunikator ke dalam konteks pengertiannya.
Apabila komunikan/komunikator memberikan persepsi yang berbeda terhadap pesan yang
disampaikan komunikator, maka akan terjadi sebuah hambatan atau gangguan komunikasi.
Terakhir, umpan balik atau feedback akan terjadi manakala komunikan/komunikate memberikan
respon atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator dan mengembalikan
pesan kepada komunikator.
[box title=”” align=”centerKomunikator – Pesan – Media pengantar pesan – Komunikan – Efek
pesan[/box]
Baca : Teori Komunikasi
Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segalasesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya
komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang
jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam
memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal,
hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
 Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi
sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
 Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang
berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai,
kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa
terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak
memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau
ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak
dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana
percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta
komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan. (Baca : Komunikasi Antar Budaya)
 Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi
mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya
dapat diatasi.
 Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi.
Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor
lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan
ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
Baca : Komunikasi Persuasif
Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi dapat kita
atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim pesan.
Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan komunikasi
tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang disampaikan.
Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk
menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
• Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
• Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
• Melakukan pengulangan jika diperlukan.
• Menerima dan memberikan umpan balik.
• Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
• Mengembangkan sikap empati terhadap penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam
mengatasi hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
Baca : Etika Komunikasi
2. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada
penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
 Menggunakan terminologi yang tepat.
 Berbicara dengan jelas.
 Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk
mendengarkan atau menerima pesan.
 Menggunakan volume suara yang sesuai.
 Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya bahwa
pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk memahami maksud
pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima
pesan.
Baca : Psikologi Komunikasi
3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu,
penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang berlangsung. Agar
penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa
pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka
menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk
memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif
dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang
perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
 Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas. Jika
memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
 Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika
mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi
berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang diberikan
oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda. Pilihan kata, nada
suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang
diucapkan.
 Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
 Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi
bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan
tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
Baca : Sosiologi Komunikasi
4. Umpan Balik Pesan
Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang dikirim oleh
pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh ketika mereka
memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa pengakuan,
pengulangan, dan parafrase.
Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah menerima dan
memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif yang rumit, pengakuan
saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang
dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali kata-kata yang disampaikan oleh
pengirim pesan.
Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan oleh
penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima pesan untuk
melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan menunjukkan kepada pengirim pesan
bahwa penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik.
Baca : Teori Public Relations
Manfaat Mempelajari Hambatan-hambatan Komunikasi
Setelah mengetahui dan memahami hambatan-hambatan komunikasi, diharapkan kita dapat
merumuskan serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengatasi berbagai hambatan
komunikasi tersebut ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, komunikasi yang
efektif pun akan dapat tercapai.
Baca : Komunikasi Bisnis
Demikianlah ulasan singkat mengenai hambatan-hambatan komunikasi yang disarikan dari
berbagai sumber. Semoga dapat menambah wawasan serta keterampilan kita dalam
berkomunikasi dengan pihak lain dalam berbagai konteks komunikasi.
20 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
 Post authorBy Ivony
 Post dateMay 24, 2017
Komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi/ pesan. Peran komunikasi sangat
penting dalam kehidupan manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk sosial. Manusia tidak
hidup sendiri dengan pikirannya sendiri. Seseorang perlu melakukan interaksi dengan orang lain,
mengkomunikasikan isi pikirannya kepada orang lain (baca juga: bahasa sebagai alat komunikasi).
Dalam berkomunikasi, ada banyak faktor yang mempengaruhi jalannya proses komunikasi itu
sendiri (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). Baik faktor internal maupun faktor eksternal
komunikator. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi baik tidaknya, berhasil atau tidaknya
komunikasi yang dilakukan. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi menurut ahlinya. (baca: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)
Menurut Scoot M Cultip
1. Kredibilitas
Kredibilitas (credibility) berkaitan dengan hubungan saling percaya antara komunikator dan
komunikan. Komunikator perlu memiliki kredibilitas dimata komunikan, misalnya dalam hal
tingkat keahliannya dalam bidang yang bersangkutan dengan pesan/ informasi yang
disampaikan. (baca: Teori Konstruksi Sosial)
2. Konteks
Konteks (context) berkaitan dengan situasi dan kondisi dimana komunikasi berlangsung. Konteks
disini terdiri dari aspek yang bersifat fisik (iklim, cuaca); aspek Psikologis (baca: psikologi
komunikasi); aspek sosial (baca: sosiologi komunikasi); dan aspek waktu. Agar komunikasi dapat
berjalan dengan baik, komunikator harus memperhatikan situasi dan kondisi dimana komunikan
berada.
3. Konten
Konten (content) berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
Isi pesan/ informasi disesuaikan dengan kebutuhan komunikan, misalnya pesan/ informasi
mengenai kesehatan janin diberikan kepada ibu-ibu, bukan kepada anak remaja. komunikasi yang
efektif akan dapat dicapai jika konten yang disampaikan komunikator mengandung informasi/
pesan yang berarti/ penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Kejelasan
Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator sangat penting. Untuk
menghindari kesalahpahaman komunikan dalam menangkap isi pesan/ informasi yang
disampaikan komunikator. Kejelasan disini mencapkup kejelasan isi pesan, kejelasam tujuan yang
akan dicapai, kejelasan kata-kata (verbal) yang digunakan, dan kejelasan bahasa tubuh (non verbal)
yang digunakan. (baca: Literasi Media)
5. Kesinambungan dan Konsistensi
Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) pesan/ informasi yang disampaikan
diperlukan agar komunikasi berhasil dilakukan. Pesan perlu disampaikan secara terus menerus
dan konsisten. Pesan yang disampaikan sebelumnya dengan pesan selanjutnya tidak saling
bertentangan. Contohnya informasi mengenai program KB ‘dua anak saja cukup’ dari
pemerintah, perlu disiarkan terus menerus melalui berbagai media, agar pesan tersebut tertanam
dan dapat mempengaruhi prilaku masyarakat. (baca: Paradigma Komunikasi)
6. Kemampuan Komunikan
Kemampuan Komunikan (capability of audience) berkaitan dengan tingkat pengetahuan, dan
kemampuan penerima pesan dalam memahami pesan yang disampaikan. Komikator harus
memperhatikan audiensnya, menggunakan bahasa (baik verbal maupun non verbal) yang sesuai
dan dipahami oleh audiens (baca juga: komunikasi visual)
7. Saluran Distribusi
Saluran distribusi (channels of distribution) berkaitan dengan sarana/ media penyampaian pesan.
Sebaiknya komunikator menggunakan media yang sesuai dan tepat sasaran (baca juga: pengaruh
media sosial). Misalnya dengan menggunakan media yang telah umum digunakan komunikan.
Dengan begitu, komunikan tidak bingung dan komunikasi dapat berjalan dengan
baik. (baca: Model Komunikasi)
Menurut Potter dan Perry
1. Perkembangan
Perkembangan usia komunikan sangat mempengaruhi proses berfikir serta perkembangan bahasa
yang dipahaminya. Cara berkomunikasi dengan balita, remaja, atau orang dewasa berbeda-beda.
Oleh karena itu komunikator harus menyesuaikan cara penyampaian serta bahasa (termasuk
pemilihan kata) yang digunakannya dengan komunikan (baca juga: komunikasi antar pribadi)
2. Persepsi
Persepsi merupakan pandangan pribadi seseorang mengenai sesuatu, yang dibentuk dari harapan
dan pengalamannya. Perbedaan persepsi bisa menyebabkan terhambatnya komunikasi (baca
juga: hambatan-hambatan komunikasi). Contohnya perbedaan persepsi mengenai ‘benih’ dimata
seorang petani dan dimata dokter kandungan bisa menimbulkan perbedaan pemahaman.
3. Nilai
Nilai merupakan standar yang dimiliki seseorang, yang akan mempengaruhi prilakunya terhadap
sesuatu. Komunikator perlu mengetahui nilai komunikan, agar dapat membuat keputusan dan
interaksi yang tepat dengan komunikan. Dalam hal ini, komunikator jangan terpengaruh oleh nilai
pribadinya (baca juga: etika komunikasi).
4. Latar Belakang Sosial Budaya
Faktor budaya sangat mempengaruhi bahasa dan gaya komunikasi yang di gunakan komunikator.
Budaya akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi (baca juga: komunikasi lintas budaya).
Misalnya perbedaan budaya akan mempengaruhi logat bicara dan gaya bahasa seseorang. Misalnya
seseorang yang berasal dari kota solo akan cenderung lembut dan pelan dalam bertutur kata,
namun berbeda dengan orang sebrang seperti medan misalnya yang cenderung keras dan cepat
balam berbicara. (baca: Sistem Pers di Indonesia)
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif seseorang. Komunikator perlu mengkaji emosi komunikan
juga dirinya sendiri agar komunikan bisa menerima pesan/ informasi dengan baik tidak salah
tafsir dan mau mendengarkan pesan yang disampaikan (baca juga: filsafat komunikasi)
6. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan komunikan sangat mempengaruhi responnya terhadap pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Oleh karena itu komunikator harus memperhatikan tingkat
pengetahuan komunikan, usahakan agar verbal yang digunakan dapat direspon dengan baik oleh
komunikan. (baca: Karakteristik Komunikasi Massa)
7. Peran
Peran dalam hubungan antara komunikator dengan komunikan akan mempengaruhi gaya/ cara
berkomunukasi. Misalnya gaya/ cara komunikasi antara orang tua dan anak akan berbeda dengan
gaya/ cara berkomunikasi seorang dokter dengan pasiennya. Komunikator harus menyadari
perannya saat berkomunikasi dengan komunikator (baca juga: komunikasi organisasi)
8. Lingkungan
Lingkungan interaksi dimana komunikasi terjadi akan mempengaruhi efektifitas komunikasi (baca
juga: sistem komunikasi indonesia). Lingkungan yang nyaman, jauh dari kebisingan, serta
memberi privasi yang dibutuhkan komunikan akan membuat komunikan merasa nyaman
sehingga dapat menang pesan komunikator dengan baik.
9. Jenis Kelamin
Secara umum, gaya komunikasi antara pria dan wanita memiliki perbedaan (baca: komunikasi
gender). Menurut Tanned (1990) wanita menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan
meminimalkan perbedaan, membangun dan mendukung keintiman dalam grup-grup kecil.
Sedangkan pria menggunakan bahasa untuk memperoleh kemandirian aktivitas dalam grup
besar. (baca: Pengertian Media Menurut Para Ahli)
10. Jarak
Jarak juga mempengaruhi mempengaruhi komunikasi. Seseorang bisa saja merasa terancam ketika
seorang yang belum dikenalnya berbicara dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Untuk itu
komunikator harus memperhatikan jaraknya dengan komunikan. Pastikan jaraknya cukup aman
sehingga tidak membuat komunikan merasa risih atau terancam, namun nyaman. (baca: Jenis
Program televisi)
11. Citra Diri
Seseorang pasti memiliki gambaran tertentu mengenai dirinya. Baik itu mengenai status sosial,
kelebihan maupun kekurangan dirinya. Citra diri ini akan terungkap lewat komunikasi (baca
juga: komunikasi persuasif).
12. Kondisi Fisik
Kondisi fisik, dalam hal ini mencakup keberfungsian indra pada manusia. Cara berkomunikasi
dengan orang yang normal berbeda dengan cara berkomunikasi dengan orang yang memiliki
keterbatasan pada indra pendengarannya.
Demikian artikel mengenai faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut Scoot M Cultip serta
Potter dan Perry ini. Faktor tersebut antara lain kredibilitas, konteks, konten, kejelasan,
kesinambungan dan konsistensi, kemampuan komunikan, dan saluran distribusi. Anda juga bisa
membaca artikel yang berkaitan dengan komunikasi lainnya seperti pengantar ilmu
komunikasi, cabang ilmu komunikasi atau teori komunikasi menurut para ahli.
Komunikasi Nonverbal – Prinsip – Fungsi – Jenis
 Post authorBy Ambar
 Post dateJune 12, 2017
Komunikasi nonverbal memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita ketika kita
berkomunikasi dengan orang-orang yang kita temui. Komunikasi nonverbal adalah sebuah proses
menggunakan pesan-pesan tanpa kata untuk menyamakan makna. Studi ilmiah pertama tentang
komunikasi nonverbal dapat kita ketahui melalui buku Charles Darwin, sang penemu teori
evolusi. Dalam bukunya ia berpendapat bahwa semua mamalia menunjukkan emosi melalui raut
wajah. Emosi merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang menggambarkan
pentingnya arti komunikasi apapun konteksnya.
Baca juga : Konteks Komunikasi
Pengertian Komunikasi Nonverbal
Berikut adalah beberapa pengertian tentang komunikasi nonverbal menurut beberapa ahli,
diantaranya adalah :
 Judee Burgoon mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai perilaku selain kata-kata
yang membentuk sistem koding secara sosial, karenanya komunikasi nonverbal dikirimkan
secara intens dan diinterpretasi secara intens, yang digunakan diantara anggota komunitas
bicara secara regular, dan interpretasi dapat disadari secara sepakat.
 Judy Pearson, dkk mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai sebuah proses
penggunaan pesan tanpa kata yang menimbulkan makna.
 K. Floyd (2009) mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai setiap perilaku dan
karakteristik yang mengirimkan makna tanpa menggunakan kata-kata.
 Mark L. Knapp dan J.T. Hall (2002) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal merujuk
pada komunikasi yang dihasilkan oleh beberapa makna lain selain kata-kata. Menurut Mark
L. Knapp, Judith T. Hall, dan Terrence G. Horgan (2014 : 4), komunikasi nonverbal
memiliki 3 (tiga) aspek utama, yaitu :
o Mengirim pesan-pesan nonverbal.
o Menerima pesan-pesan non verbal.
o Hubungan yang kompleks antara pengirman dan penerimaan pesan-pesan non
verbal.
Baca juga :
 Bahasa sebagai Alat Komunikasi
 Komunikasi Visual
Prinsip-prinsip Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Menurut Dale G. Leathers, prinsip-
prinsip komunikasi nonverbal adalah sebagai berikut (Rakhmat, 2001 : 287 – 289) :
1. Komunikasi nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal atau komunikasi antar pribadi.
2. Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan perasaan dan emosi
dibandingkan dengan komunikasi verbal.
3. Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan makna dan maksud yang
relative bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan.
4. Komunikasi nonverbal lebih efisien dibandingkan dengan komunikasi verbal.
5. Komunikasi nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
6. Komunikasi nonverbal bersifat metakomunikatif yang sangat diperlukan dalam rangka
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
Baca juga :
 Prinsip-prinsip Komunikasi
 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
 Komunikasi Yang Efektif
Fungsi Komunikasi Nonverbal
Fungsi utama komunikasi nonverbal adalah untuk mengirimkan makna melalui penguatan,
berlawanan dengan komunikasi verbal, serta mengganti lambang-lambang verbal. Komunikasi
nonverbal juga digunakan untuk mempengaruhi orang lain dan mengatur alur percakapan. Lebih
lengkapnya, fungsi-fungsi komunikasi nonverbal adalah sbagai berikut :
 Komunikasi nonverbal mengirimkan makna.
 Komunikasi nonverbal mempengaruhi orang lain.
 Komunikasi nonverbal mengatur alur percakapan.
 Komunikasi nonverbal berdampak pada hubungan.
 Komunikasi nonverbal mengekspresikan identitas kita.
Baca juga : Hambatan-hambatan Komunikasi
Sementara itu, menurut Argyle (1988) perilaku nonverbal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
 Mengekspresikan emosi dalam artian bahwa emosi pada umumnya diekspresikan
melalui wajah, tubuh, dan suara.
 Mengirimkan sikap-sikap interpersonal yaitu membentuk dan mengelola hubungan.
 Presentasi diri atau menampilkan kepribadian seseorang kepada orang lain.
 Melengkapi pembicaraan dengan tujuan untuk mengelola umpan balik, perhatian, dan
lain-lain – vokalisasi dan perilaku nonverbal adalah sesuai dengan ujaran percakapan
 Ritual – menggunakan salam, gerakan tangan, dan lain-lain.
Baca juga : Teori Interaksi Simbolik
Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal
Sebagaimana bahasa verbal yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, begitu pula
dengan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat dikategorikan ke dalam beberapa
jenis, yaitu :
 Kinesik – studi tentang gerakan tubuh termasuk postur tubuh. Kinesik memiliki beberapa
komponen yaitu gesture tubuh, gerakan kepala, kontak mata, dan ekspresi wajah.
 Proksemik – studi tentang penggunaan ruang dan jarak dalam komunikasi manusia.
 Kronemik – disebut juga dengan komunikasi temporal, yaitu cara seorang individu
mengorganisasi dan menggunakan waktu dan pesan yang diciptakan. Waktu memiliki
dampak terhadap komunikasi, termasuk didalamnya adalah perbedaan siklus waktu,
perbedaan antara orang-orang yang berorientasi ke masa depan dan masa lalu, serta
perspektif budaya tepat waktu sebagai sesuatu yang tetap dan dapat diukur atau bersifat
cair dan mudah diadaptasi.
 Paralinguistik – adalah suara tanpa kata dan karakteristik bahasa tanpa kata seperti pitch,
volume, peringkat, dan kualitas
 Artifak – ornamen-ornamen yang diperlihatkan
 Haptik – perilaku menyentuh yang mengirimkan makna selama interaksi. Sentuhan
bekerja pada berbagai tingkatan termasuk didalamnya professional-fungsional, sosial-sopan
santun, persahabatan-kehangatan, dan cinta-intim.
Baca juga : Etnografi Komunikasi
Manfaat Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal memiliki beberapa manfaat yang sangat penting dalam kaitannya dengan
komunikasi verbal. Berikut adalah beberapa manfaat komunikasi nonverbal menurut Mark L.
Knapp (1972), yaitu :
 Repetisi terjadi manakala pesan yang sama dikirim secara verbal dan nonverbal.
 Aksentuasi maksudnya adalah bahwa adanya penggunan petunjuk nonverbal untuk
menguatkan pesan yang dikirimkan.
 Komplemen maksdunya adalah bahwa kode-kode nonverbal dan verbal menambah
makna bagi satu sama lain.
 Kontradiksi maksudnya adalah bahwa terjadi konflik antara pesan verbal dan pesan
nonverbal.
 Substitusi maksudnya adalah bahwa kode-kode nonverbal digunakan untuk menggantikan
lambang-lambang verbal.
Baca juga : Teori Semiotika Roland Barthes
Kompetensi Komunikasi Nonverbal
Agar kita memiliki kompetensi dalam komunikasi nonverbal, maka kita harus mampu
mengidentifikasi serta menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kompetensi dalam dua
hal yaitu kompetensi dalam mengirimkan pesan-pesan nonverbal dan kompetensi dalam
menginterpretasi pesan-pesan nonverbal.
a. Kompetensi dalam Mengirimkan Pesan-pesan Nonverbal
Untuk memperkaya kompetensi kita mengenai encoding pesan-pesan nonverbal, maka kita harus
meningkatkan kepedulian kita terhadap pesan yang kita kirimkan dan kita terima, serta konteks
dimana komunikasi tersebut terjadi. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang multi saluran
sehingga sangat penting bagi kita untuk peduli bahwa petunjuk komunikasi nonverbal dapat
melengkapi, meningkatkan, atau bahkan bertolakbelakang satu sama lain. Perlu disadari juga
bahwa norma-norma dan harapan untuk mengirim pesan-pesan nonverbal khususnya sentuhan
dan ruang atau jarak pribadi bervariasi antara konteks hubungan dan konteks professional.
Beberapa pedoman yang dapat kita lakukan untuk mengirim pesan-pesan nonverbal, yaitu :
 Memahami bahwa komunikasi nonverbal adalah multi saluran
 Memahami bahwa komunikasi nonverbal berdampak pada interaksi yang dilakukan
 Memahami bagaimana komunikasi nonverbal menciptakan laporan
 Memahami bagaimana komunikasi nonverbal mengatur percakapan
 Memahami bagaimana komunikasi nonverbal terkait dengan cara kita mendengarkan
 Memahami bagaimana komunikasi nonverbal terkait dengan kesan
 Meningkatkan kompetensi dalam saluran khusus komunikasi nonverbal
b. Kompetensi untuk menginterpretasi pesan-pesan nonverbal
Sementara itu, untuk meningkatkan kompetensi kita mengenai decoding pesan-pesan nonverbal,
maka kita harus melihat berbagai petunjuk nonverbal. Kita harus menghindari menempatkan
terlalu banyak pada salah satu petunjuk dan melakukan evaluasi pesan-pesan nonverbal dalam
kaitannya dengan konteks dan pengalaman kita sebelumnya dengan orang lain. Meskipun kita
lebih menitikberatkan pada komunikasi nonverbal dibandingkan dengan pesan verbal ketika
mendeteksi manipulasi, tidak ada aturan baku yang dapat memungkinkan kita untuk mengatakan
bahwa orang lain itu memperdayakan atau tidak.
Terdapat beberapa pedoman yang dapat kita jadikan dasar untuk menginterpretasi pesan-pesan
nonverbal, yaitu :
 Dalam komunikasi nonverbal tidak ada kamus nonverbal
 Menyadari bahwa sinyal-sinyal nonverbal adalah terkait satu sama lain
 Membaca petunjuk nonverbal dalam sebuah konteks
 Menginterpretasi petunjuk dalam berbagai saluran khusus
 Mendeteksi manipulasi.
Peran Komunikasi Nonverbal dalam Berbagai Bidang
Peran penting komunikasi nonverbal dalam berbagai bidang komunikasi dapat kita lihat melalui
uraian singkat berikut ini.
 Komunikasi Nonverbal dan Konteks Hubungan
Peran penting komunikasi nonverbal adalah membentuk dan mengelola hubungan interpersonal
dalam sistem komunikasi interpersonal. Komunikasi nonverbal membantu memulai hubungan
melalui pengelolaan kesan atau impression management dan self-disclosure. Komunikasi nonverbal juga
membantu mengelolahubungan sebagaimana komunikasi nonverbal membantu dalam ekspresi
emosi yang diminta dan memberikan dukungan emosi ( Baca juga : Teori Dramaturgi – Teori
Fenomenologi )
 Komunikasi Nonverbal dalam Konteks Profesional
Para professional mengindikasikan bahwa komunikasi nonverbal adalah salah satu bagian penting
dalam pekerjaan mereka. Para pemimpin organisasi dapat menggunakan keterampilan
melakukan decoding nonverbal untuk berbicara dengan bawahannya ketika berada dalam tekanan
dan membutuhkan dukungan. Selain itu, para pemimpin organisasi dapat menggunakan
keterampilan encoding untuk mempertunjukkan sensivitas nonverbal. Sinyal-sinyal nonverbal juga
dapat membantu dalam pengelolaan kesan dalam bidang professional. (Baca juga : Teori
Komunikasi Kelompok – Teori Komunikasi Organisasi – Pola Komunikasi Organisasi)
 Komunikasi Nonverbal dan Budaya
Meskipun banyak dari sinyal nonverbal yang tampak lebih halus dan universal secara universal,
beberapa diantaranya disadari sangat berbeda diantara kebudayaan, khususnya dalam proksemik,
kontak mata, dan sentuhan. Adalah lebih baik untuk mengembangkan lebih banyak pengetahuan
umum tentang bagaimana norma-norma nonverbal berbeda berdasarkan nilai-nilai budaya dan
memandang pengetahuan tersebut sebagai alat yang dapat didaptasi untuk digunakan dalam
berbagai macam konteks budaya. (Baca juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya – Teori
Komunikasi Antar Budaya)
 Komunikasi Nonverbal dan Gender
Komunikasi nonverbal antara pria dan wanita, sebagaimana aspek-aspek komunikasi lainnya,
sejatinya memiliki banyak kesamaan dibandingkan dengan perbedaannya. Hasil penelitian
seringkali menunjukkan bahwa bagaimanapun juga gesture wanita, kontak mata, sentuhan, dan
berdiri memiliki kesamaan dengan pria. Wanita hanya lebih banyak menggunakan ekspresi wajah
dibandingkan pria. (Baca juga : Teori Feminisme Menurut Para Ahli)
Manfaat Mempelajari Komunikasi Nonverbal
Mempelajari komunikasi nonverbal dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya adalah :
 Membuat kita mejadi lebih peduli terhadap diri sendiri dan orang lain
 Menjadi partner yang lebih baik dalam hubungan interpersonal
 Menjadi partner yang lebih baik dalam dunia professional dalam bidang komunikasi
organisasi dan komunikasi bisnis
 Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi antar
budaya
 Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi lintas
budaya dan komunikasi internasional.
 Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi gender.
17 Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal
 Post authorBy Heru
 Post dateSeptember 11, 2017
Komunikasi merupakan suatu media penyampai pesan atau informasi yang dilakukan dua orang
atau lebih yang mana memiliki peran sebagai komunikator dan komunikan. Di dalam komunikasi
sendiri terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan penyampaiannya, yaitu komunikasi verbal dan
non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan melalui tulisan dan lisan,
sedangkan komunikasi non verbal dilakukan secara langsung dengan bahasa tubuh. (Baca
juga: Macam-Macam Komposisi Fotografi)
Pada jenis komunikasi antara komunikasi verbal dan non verbal, tentunya memiliki perbedaan
dalam membedakannya. Berikut ini terdapat 17 perbedaan antara komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
Baca juga:
 Teori Belajar Sibernetik
 Teori Komunikasi Pemasaran
 Teori Komunikasi Persuasif
1. Bahasa
Perbedaan pertama antara komunikasi verbal dan non verbal yaitu dari bahasanya. Pada
komunikasi verbal, bahasa yang digunakan adalah bahasa tulis dan lisan, yang mana bisa dilakukan
melalui tulisan ataupun berbicara kepada komunikan. Berbeda halnya dengan komunikasi non
verbal yang menggunakan bahasa tubuh atau isyarat. Bahasa tubuh ini bisa menggunakan ekspresi
wajah, tangan, kaki, suara, bahkan beberapa isyarat lainnya. Di sinilah kita bisa mengetahui
perbedaan dari komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. (Baca juga: Teori Semiotika
Charles Sander Peirce)
2. Bentuk Bahasa
Bentuk bahasa merupakan suatu hal yang merupakan definisi dari suatu bahasa yang digunakan
atau disampaikan komunikator kepada komunikan di dalam komunikasi. Bentuk bahasa ini
sederhananya adalah kemasan suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator si
penyampai pesan kepada komunikan si penerima pesan. Nah, di sinilah merupakan perbedaan
kedua dari komunikasi verbal dan non verbal, yaitu dari bentuk bahasanya. Dalam komunikasi
verbal, bentuk bahasanya berupa kata-kata atau kalimat, sedangkan komunikasi non verbal
menggunakan bentuk bahasa berupa siyarat atau simbol. (Baca juga: Sejarah Televisi Indonesia)
3. Media
Perbedaan selanjutnyaantara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yaitu dilihat dari
media penyampaiannya. Media penyampaian pesan atau informasi pada komunikasi verbal ini bisa
dilakukan secara langsung, elektrik, maupun tulisan. Sedangkan komunikasi non verbal hanya bisa
dilakukan secara langsung. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bisa menggunakan media
elektrik seperti yang sering kita lihat di beberapa berita televisi nasional yang terdapat orang
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi
30 Cara Berkomunikasi

More Related Content

What's hot

Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Etika dan etiket di dunia kerja st's
Etika dan etiket di dunia kerja st'sEtika dan etiket di dunia kerja st's
Etika dan etiket di dunia kerja st'spadlah1984
 
Presentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan Internet
Presentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan InternetPresentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan Internet
Presentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan InternetMemesByMasAgus
 
Pengantar Pengelolaan Sampah
Pengantar Pengelolaan SampahPengantar Pengelolaan Sampah
Pengantar Pengelolaan SampahJoy Irman
 
PerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air Minum
PerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air MinumPerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air Minum
PerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air MinumJoy Irman
 
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATASOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATASiti Farida
 
Contoh proposal kegiatan pmr
Contoh proposal kegiatan pmrContoh proposal kegiatan pmr
Contoh proposal kegiatan pmrRisou Kun
 
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Noviayuana Putri
 
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitPenanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitAmako Rezeki Utama
 
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaanlimbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaannamakuguten
 
Pelatihan public speaking
Pelatihan public speakingPelatihan public speaking
Pelatihan public speakingkipanmulyana
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianAdelina Hutauruk
 
Contoh Naskah Drama 20 Pemain
Contoh Naskah Drama 20 PemainContoh Naskah Drama 20 Pemain
Contoh Naskah Drama 20 PemainVicall Andryantho
 

What's hot (20)

MC (pembawa acara)
MC (pembawa acara)MC (pembawa acara)
MC (pembawa acara)
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Limbah Padat
Limbah PadatLimbah Padat
Limbah Padat
 
Etika dan etiket di dunia kerja st's
Etika dan etiket di dunia kerja st'sEtika dan etiket di dunia kerja st's
Etika dan etiket di dunia kerja st's
 
Presentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan Internet
Presentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan InternetPresentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan Internet
Presentasi Informatika BAB 5 Jaringan Komputer dan Internet
 
Pidato tentang rokok
Pidato tentang rokokPidato tentang rokok
Pidato tentang rokok
 
Pengantar Pengelolaan Sampah
Pengantar Pengelolaan SampahPengantar Pengelolaan Sampah
Pengantar Pengelolaan Sampah
 
PerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air Minum
PerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air MinumPerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air Minum
PerMenKes No. 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Kualitas Air Minum
 
Dispensasi lomba teater
Dispensasi lomba teaterDispensasi lomba teater
Dispensasi lomba teater
 
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATASOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
SOSIALISASI SAMPAH - PROGAM ADIWIYATA
 
Makalah memori
Makalah memoriMakalah memori
Makalah memori
 
kuesioner
kuesionerkuesioner
kuesioner
 
Contoh proposal kegiatan pmr
Contoh proposal kegiatan pmrContoh proposal kegiatan pmr
Contoh proposal kegiatan pmr
 
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
 
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitPenanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
 
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaanlimbah b3 dan prinsip pengelolaan
limbah b3 dan prinsip pengelolaan
 
Makalah pencemaran air
Makalah pencemaran airMakalah pencemaran air
Makalah pencemaran air
 
Pelatihan public speaking
Pelatihan public speakingPelatihan public speaking
Pelatihan public speaking
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Contoh Naskah Drama 20 Pemain
Contoh Naskah Drama 20 PemainContoh Naskah Drama 20 Pemain
Contoh Naskah Drama 20 Pemain
 

Similar to 30 Cara Berkomunikasi

Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanrabiatulnazari
 
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.pptTEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.pptAinunShodiq
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonalseti4budi
 
Interpersonal Skill sesi 2
Interpersonal Skill sesi 2Interpersonal Skill sesi 2
Interpersonal Skill sesi 2Judhie Setiawan
 
Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasifiro HAR
 
Komunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobi
Komunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobiKomunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobi
Komunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobiUniversity of Andalas
 
2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....Ilham Rasyid
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptxAsaretkhaAdjane1
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbungayulyaa
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillSayur Lodeh
 
1ilham summary teknik komunikasi publik
1ilham  summary teknik komunikasi publik1ilham  summary teknik komunikasi publik
1ilham summary teknik komunikasi publiktemanna #LABEDDU
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
SENI KOMUNIKASI.docx
SENI KOMUNIKASI.docxSENI KOMUNIKASI.docx
SENI KOMUNIKASI.docxanwarjuli
 
Tugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTegarFikri
 

Similar to 30 Cara Berkomunikasi (20)

Komunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusanKomunikasi dalam pengurusan
Komunikasi dalam pengurusan
 
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.pptTEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
TEKNIK_KOMUNIKASI_dan_NEGOSIASI.ppt
 
Komunikasi efektif
Komunikasi efektifKomunikasi efektif
Komunikasi efektif
 
8.0 komunikasi berkesan 2014
8.0 komunikasi berkesan 20148.0 komunikasi berkesan 2014
8.0 komunikasi berkesan 2014
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
Interpersonal Skill sesi 2
Interpersonal Skill sesi 2Interpersonal Skill sesi 2
Interpersonal Skill sesi 2
 
Definisi komunikasi
Definisi komunikasiDefinisi komunikasi
Definisi komunikasi
 
Komunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobi
Komunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobiKomunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobi
Komunikasi non verbal dan pentingnya mendengarkan dalam lobi
 
2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....2.komunikasi verbal....
2.komunikasi verbal....
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
Asimen interpersonal
Asimen interpersonalAsimen interpersonal
Asimen interpersonal
 
bunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkpbunga yulya dewi (094) bkp
bunga yulya dewi (094) bkp
 
Tugas10
Tugas10Tugas10
Tugas10
 
komunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskillkomunikasi interpersonalskill
komunikasi interpersonalskill
 
1ilham summary teknik komunikasi publik
1ilham  summary teknik komunikasi publik1ilham  summary teknik komunikasi publik
1ilham summary teknik komunikasi publik
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
SENI KOMUNIKASI.docx
SENI KOMUNIKASI.docxSENI KOMUNIKASI.docx
SENI KOMUNIKASI.docx
 
Tugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill bTugas 2 interpersonal skill b
Tugas 2 interpersonal skill b
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

30 Cara Berkomunikasi

  • 1. 30 Cara Berkomunikasi dengan Baik yang Efektif Dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan orang lain sangatlah penting bagi sisi psikologis kita. Melalui komunikasi, kita dapat mengirim apa yang kita butuhkan dan rasakan kepada orang lain. Selain itu, kita juga dapat memberikan respon atau tanggapan dan menghormati apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Komunikasi dapat membantu kita mengembangkan dan membina hubungan dengan keluarga, teman, serta pasangan hidup. Dalam kenyataannya, dukungan sosial adalah salah satu faktor terpenting yang dapat melindungi kita dari berbaai emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan dan depresi. Ketika kita dapat berkomunikasi dengan orang yang dapat kita percaya, memungkinkan kita untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan hingga kita mendapatkan dukungan melalui umpan balik yang diberikan. Karena itu, memiliki kemampuan berkomunikasi adalah keterampilan terpenting dalam kehidupan sosial kita. Walapun kita telah merasa sebagai komunikator yang baik, selalu ada kesempatan dan peluang untuk memperkaya keterampilan berkomunikasi. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Setiap individu yang merupakan komunikator yang baik tentu sangat mudah untuk mengembangkan empati dan kepercayaan dengan orang lain. Mereka mengadaptasi gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan khalayak dan situasi dimana ia berada. Komunikasi adalah proses dua arah yang sangat kompleks. Proses komunikasi efektif melibatkan berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen komunikasi dan melalui tahap-tahap komunikasi sebelumkesamaan pemahaman dicapai. Selain itu, hambatan-hambatan komunikasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi juga berperan besar dan efektivitas komunikasi. Komunikasi dapat terjadi secara verbal maupun nonverbal seperti kata-kata, simbol-simbol, gambar-gambar, grafik, suara, nada suara, ekspresi wajah, pakaian, dan bahasa tubuh. Sebagian besar komunikasi adalah kombinasi dari komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Kita juga harus memahami berbagai perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal. Karena, dengan memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal dapat membantu kita menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal secara efektif agar kita dapat memperbaiki cara berkomunikasi dengan baik dan mencapai keluaran terbaik dari berbagai situasi. Bagaimana cara berkomunikasi dengan baik itu ? Berikut adalah ulasannya. 1. Memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara. Jika pendengar kita merupakan salah satu skala prioritas, maka ada baiknya kita berusaha untuk meluangkan waktu untuk berbicara. Kita beri perhatian penuh terhadap lawan bicara. Sedapat mungkin kita menghindari perhatian kita terpecah karena kita memikirkan hal yang lain.
  • 2. 2. Mengakui pikiran, gagasan, atau perasaan orang lain terlebih dahulu. Maksudnya adalah perlihatkan kesiapan kita untuk mendengarkan dengan menyadari dan mendengar pikiran, gagasan, dan perasaan orang lain. Pemberian komentar mengindikasikan bahwa kita menyadari validitas perasaan orang lain. 3. Berbicaralah dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain. Ketika kita berhadapan dengan orang yang baru kita kenal, maka kita harus bisa berbicara dengan menggunakan kata-kata, nada suara, dan infleksi yang tepat. Meskipun begitu, potensi tidak diterimanya pesan dengan baik oleh orang yang kita tuju juga sangat besar. Jika kita melihat reaksi yang tidak sesuai, maka kita bisa dengan segera mengidentifikasi sumber kesalahpahaman dan menyatakan kembali pesan yang ingin kita sampaikan dengan cara yang dapat diterima oleh orang yang bersangkutan. 4. Berbicara dengan pelan. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain maka kita harus berbicara dengan pelan, tidak perlu keras-keras, dan tidak terburu-buru. Hal ini agar orang lain mengerti dan memahami apa yang menjadi maksud dan tujuan kita berkomunikasi. 5. Mengutarakan apa yang kita maksudkan dalam kata-kata yang berbeda. Sebuah komponen terpenting dan terkuat dari mendengarkan secara aktif adalah refleksi atau dikenal sebagai parafrase. Parafrase membiarkan orang lain mengetahui bahwa kita berusaha untuk mengerti atau memahami. Parafrase juga mengklarifikasi komunikasi dan memperlambat proses percakapan. Cara melakukan parafrase adalah dengan mengulangi apa yang dikatakan oleh orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa memberikan penambahan apapun. 6. Memberikan pertanyaan terbuka. Pertanyaan dapat diberikan ketika kita memerlukan pertolongan saat merasa tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan. Kita dapat melakukannya melalui uji penafsiran tentang apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan memberikan pertanyaan terbuka yang relevan dan biasanya dimulai dengan “apa”, “bagaimana”, “tolong jelaskan”, atau “gambarkan”. 7. Menyusun intisari dan melakukan klarifikasi. Kita mengumpulkan semua hal yang telah kita dengar dan memastikan bahwa kita memahami apa yang dimaksud oleh orang lain. Hal ini menghindari kita dari persepsi selektif. Ketika kita melakukan persepsi secaraselektif, maka kita telah mengharapkan orang lain untuk bereaksi dalam cara tertentu seperti berdasarkan pengalaman masa lalu, atau berdasarkan cara kita bereaksi. Kemudian kita memberikan respon terhadap reaksi yang sebelumnya telah ditentukan bukan yang sebenarnya. Hal ini tidak membantu dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi
  • 3. yang tidak jelas. Menjadi jelas dapat membantu orang lain mengklarifikasi berbagai pilihan yang mungkin. 8. Memberikan pendapat. Hal ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan apakah orang yang bersangkutan memiliki keinginan untuk mendengar pendapat kita atau tidak. Jika orang yang bersangkutan tidak menginginkannya, maka kita jangan memberikan pendapat. 9. Memberikan perhatian kepada berbagai petunjuk yang dibutuhkan untuk menjelaskan apa yang menjadi maksud kita. Ketika berinteraksi dengan orang lain, maka kita akan menerima berbagai pertanyaan yang kerapkali menstimulasi pemikiran hingga kita melihat perbedaan apa yang menjadi tujuan kita dengan persepsi orang lain. Untuk itu, kita harus fokus dengan berbagai petunjuk yang dibutuhkan guna mendukung penjelasan yang kita sampaikan. 10. Melakukan koreksi dengan segera ketika melakukan kesalahan dalam berbicara. Terkadang, kita membuat pernyataan yang membuat kita menyadari dengan segera bahwa terdapat kesalahan dalam pemikiran kita. Yang harus kita lakukan adalah jangan mengingkari kesalahan yang telah kita buat namun segera mengakui dan memperbaiki kesalahan sesegera mungkin. 11. Berhenti sejenak dan mendengarkan orang lain. Ketika kita berada dalam diskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain, seringkali kita mengalami kesulitan untuk hanya mendengarkan pendapat orang lain. Seringkali kita merasa takut pendapat kita tidak akan didengar dan untuk menutupinya kita akan terus tetap berbicara dan memaksa orang lain untuk mendengarkan. Perilaku seperti ini bukanlah perilaku yang baik jika merujuk pada etika komunikasi secara umum. Begitu pula dalam etika komunikasi organisasi, etika komunikasi bisnis, etika komunikasi antar pribadi, dan etika public relations, perilaku seperti ini harus dihindari karena membuat orang lain tidak mau mendengarkan apa yang menjadi pemikiran kita. 12. Paksakan diri kita sendiri untuk mau mendengar apa yang dikatakan orang lain. Ketika kita dapat berhenti sejenak namun pemikiran kita masih terus berjalan, maka hal tersebut dapat membuat kita tidak mampu mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Untuk itu, hal yang dapat kita lakukan adalah memaksakan diri kita sendiri untuk benar-benar mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Teknik yang biasa digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam keperawatan ini hendaknya tidak dilakukan dalam setiap saat karena hal itu dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman.
  • 4. 13. Bersikap sabar ketika mendengarkan orang lain. Kita harus sabar mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Caranya adalah dengan menghindari melakukan prediksi terhadap apa yang akan dikatakan oleh orang lain dan tetap fokus pada apa yang sedang dikatakan oleh orang lain. Melakukan prediksi dapat mengarahkan kita pada kesalahan dalam memberikan respon. Hal ini dapat menimbulkan keslahapahaman yang tidak perlu. 14. Melakukan konfirmasi atas apa yang kita pahami. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain untuk pertama kalinya, kemungkinan untuk terjadinya kegagalan komunikasi sangat besar. Jika kita tidak yakin tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, memberikan pertanyaan adalah jalan terbaik. Jika kita merasa yakin dengan apa yang kita pikirkan, maka tidak ada salahnya kita menyatakan kembali apa yang kita pikirkan untuk mengkonfirmasi pemahaman bersama. Terkait dengan hal ini, dalam teori pengurangan ketidakpastian telah dijelaskan bahwa kita cenderung menggunakan komunikasi untuk meminimalisir perasaan ragu- ragu ketika berinteraksi dengan orang lain. Pun dalam teori disonansi kognitif yang menjelaskan kecenderungan kita untuk mengurangi disonansi atau ketidaknyaman dalam situasi tertentu. 15. Mengingat percakapan sebelumnya. Mengingat dan memanggil kembali berbagai informasi yang kita simpan sebelumnya adalah salah satu elemen penting dalam komunikasi intrapersonal. Ketika berkomunikasi, ada baiknya kita tetap mengingat apa yang telah kita komunikasikan sebelumnya. Agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan berkesinambungan. Semakin banyak yang dapat kita ingat tentang isi percakapan sebelumnya, maka kita akan dapat berkomunikasi secara lebih baik dan percakapan selanjutnya. 16. Bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain. Tidak semua orang bisa bersikap terbuka kepada orang lain. Beberapa orang bahkan tidak dapat mengenali diri mereka sendiri, tidak mengerti apa yang ia butuhkan dan inginkan. Namun, ketika kita berada dalam suatu hubungan, maka bersikap terbuka adalah hal yang sangat penting. Bersikap terbuka artinya adalah kita dapat membicarakan banyak hal yang tidak dapat kita bicarakan sebelumnyadengan orang lain dalam hidup kita. Bersikap terbuka juga berarti kita bersikap jujur kepada orang lain. Bersikap terbuka juga memiliki arti adanya kesempatan untuk kita mengalami rasa sakit hati atau kekecewaan. Hal ini dikupas lebih mendalam dalam teori komunikasi kelompok, teori-teori komunikasi antar pribadi atau teori komunikasi interpersonal seperti teori penetrasi sosial. 17. Mengekspresikan diri sendiri ketika bersikap terbuka dengan orang lain. Ketika kita bersikap terbuka dan jujur dengan orang lain maka kita juga terbuka pada berbagai cara berkomunikasi yang berbeda dan mengetahui bahwa orang lain juga membutuhkan
  • 5. keterbukaan yang sama. Bersikap terbuka dengan orang lain dapat memudahkan kita dalam mengekspresikan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan kepada orang lain. 18. Menaruh perhatian kepada berbagai petunjuk nonverbal. Sebagian besar komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain bukanlah apa yang kita katakan namun bagaimana kita mengatakannya. Komunikasi nonverbal meliputi bahasa tubuh, nada suara, kontak mata, dan seberapa jauh jarak ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Belajar cara berkomunikasi dengan baik berarti kita belajar bagaimana membaca berbagai petunjuk seperti kita mendengar apa yang dikatakan oleh orang lain. Perlu diperhatikan juga bahwa ketika kita memperhatikan berbagai petunjuk nonverbal yang disampaikan oleh orang lain, kita juga jangan melupakan berbagai petunjuk nonverbal yang kita berikan untuk orang lain. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita juga harus membuat dan mengelolakontak mata, menjaga posisi tubuh tetap netral, menjaga nada suara, dan duduk di depan atau di hadapan orang tersebut ketika berbicara dengan mereka. 19. Menilai pengetahuan lawan bicara. Daripada kita bersikap merendahkan atau mengagungkan latar belakang seseorang dalam topic tertentu, ada baiknya kita menanyakan apa yang ia ketahui tentang topik yang sedang dibicarakan. Namun perlu diingat bahwa kurangnya pengetahuan seseorang di bidang yang benar-benar kita kuasai tidak berarti bahwa mereka kurang informasi atau berpendidikan rendah. Lebih baik dilakukan pengecekan untuk memahaminya selama percapakapan dan membuat penyesuaian yang diperlukan. 20. Tetap fokus pada pokok permasalahan. Terkadang, suatu diskusi berkembang menjadi debat atau perang opini. Untuk menghadapi situasi seperti ini, maka ada baiknya masing-masing orang yang terlibat dalam diskusi atau debat tetap memberikan rasa hormat satu sama lain dan tetap fokus pada pokok permasalahan. Jika salah satu pihak tidak berusaha untuk mencoba mengendalikan eskalasi debat, maka debat akan menjadi semakin besar. Untuk itu, masing-masing pihak perlu mengendalikannya salah satunya dengan keluar dari situasi debat. Namun, ketika meninggalkan situasi debat, kita harus melakukannya dengan cara-cara yang terhormat. Misalnya dengan berkata, “Kita telah menjalani hari yang sangat melelahkan dan apa yang kita diskusikan saat ini tidak menemukan hasil yang positif. Ada baiknya kita pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat dan membicarakannya kembali besok pagi.” 21. Menunjukkan rasa hormat terhadap nilai-nilai yang dimiliki lawan bicara. Melakukan beberapa penelitian dasar dengan cara melihat kembali pernyataan atau tujuan individu atau organisasi dan lain-lain untuk memperoleh perspektif orang yang bersangkutan
  • 6. tentang dunia. Kita harus bisa memastikan bahwa berbagai gagasan yang kita miliki sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh orang lain. 22. Menggunakan referensi yang dikenal. Maksudnya adalah mempelajari tentang latar belakang professional, hobi, gaya hidup, keluarga, dan lain-lain dari lawan bicara. Caranya adalah dengan menggunakan metafora dan bercerita yang menghubungkan berbagai konsep dengan pengalaman hidup mereka. 23. Berusaha untuk mengendalikan emosi ketika membicarakan sesuatu hal yang sangat penting. Tidak seorangpun dapat berbicara tentang hal-hal yang penting atau hal-hal besar jika mereka merasa rentan secara emosi dan marah. Rasa marah dapat menyuguhkan informasi dan merangsang energi yang dapat digunakan secara positif. Adalah penting untuk memahami emosi orang lain seperti rasa sakit, frustrasi, kehilangan, dan lain-lain. Ketika membicarakan topik tertentu yang mungkin dapat memancing emosi, maka kita harus berhati-hati dangan penggunaan bahasa, kalimat, serta kata-kata yang kita gunakan. 24. Memahami kemarahan atau emosi sendiri dan bagaimana mereka berdampak pada respon yang kita berikan. Ketika kita dikuasasi oleh emosi, maka pola pikir kita pun agak terganggu. Kita menjadi tidak terkontrol dalam mengeluarkan kata-kata dan pendapat kita. Bahkan berdampak pula terhadap perilaku kita. Sebaiknya kita dapat menghidari hal-hal yang tidak kita inginkan sehingga kita dapat berpikir tenang dan memberikan respon yang baik dan dapat diterima oleh orang lain tanpa menimbulkan hal-hal yang dapat merusak hubungan antar manusia atau bahkan hubungan sosial. 25. Mengakui pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain. Ketika kita menunjukkan minat kita, orang yang sedang marah cenderung untuk mulai tenang. Ketika situasi mulai kondusif, maka komunikasi dapat kita lanjutkan. Kita bisa mulai dengan mengakui dan menghormati pemikiran, gagasan, atau perasaan orang lain. Kemudian kita sampaikan maksud kita tanpa menyinggung perasaan orang lain. 26. Mengungkapkan kembali apa yang kita dengar dari apa yang dikatakan oleh orang lain. Orang yang sedang marah tidak akan mudah menerima respon yang kita berikan hingga pemikiran, gagasan atau perasaannya tidak dapat dikomunikasikan dan dipahami dengan baik. Ada baiknya kita mencoba untuk membuatnya tenang, menarik nafas, agar ia dapat mengkomunikasikan kembali pemikiran, gagasan atau perasaannya dengan baik. Setelah semua terkendali, kemudian kita coba untuk mengungkapkan kembali apa yang telah kita dengar dari
  • 7. orang lain dan sekaligus bisa memberikan respon secara elegan. Dengan demikian, apa yang menjadi maksud kita dapat tersampaikan dengan baik. 27. Bersiap untuk mengalah. Dalam hubungan dengan kedekatan yang erat seperti pasangan hidup, tentunya kita sering terus berdebat dalam suatu diskusi karena kita ingin menjadi yang paling benar. Sejatinya kita memang sering dihadapkan pada situasi seperti ini dimana salah satu pihak berupaya untuk mempengaruhi pemikiran pihak lain bahwa pihaknyalah yang benar namun pihak lain tidak ingin mundur alias sama-sama keras kepala. Ketika dihadapkan pada situasi seperti ini, jalan terbaik adalah kedua belah pihak harus sama-sama mengalah. Dengan melakukan hal ini bukan berarti kita menyerah kalah dengan berkompromi dan tidak bersikeras dengan apa yang dianggap benar. Hal ini adalah sesuatu yang hanya dapat kita putuskan sendiri, apakah ingin berada dalam hubungan yang sehat dan saling menghormati satu sama lain atau sebaliknya. Jika kita hanya mementingkan apa yang kita anggap benar dan mengesampingkan kebahagiaan orang lain maka kita bukanlah mitra yang baik. 28. Mengembangkan selera humor dan bermain. Kita tidak perlu menjadi lucu sekedar untuk menggunakan humor dalam sebuah percakapan. Yang perlu kita lakukan hanya menggunakan selera humor yang kita miliki dan mencoba untuk memasukkannya lebih banyak ke dalam percakapan atau komunikasi dengan orang lain. Humor membantu mencerahkan hati dan pikiran. Humor juga dapat membantu menempatkan hal-hal kedalam sebuah perspektif atau sudut pandang yang lebih baik dibandingkan metode lain. Bermain tidak hanya monopoli anak-anak. Orang dewasa juga butuh bermain sekedar untuk melepaskan diri dari penatnya kehidupan dan lain-lain. 29. Menanyakan umpan balik. Komunikasi adalah tentang keterhubungan dengan orang lain hingga sangat dimungkinkan kita dapat melakukan kesalahan. Memikirkan tentang berapa banyak orang berbicara tentang diri mereka sendiri dan bukan tentang orang yang mereka ajak bicara. 30. Komunikasi itu lebih dari sekedar berbicara. Dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan lebih efektif dalam hubungan yang kita jalani, kita tidak perlu harus selalu berbicara. Kita juga dapat berkomunikasi melalui berbagai macam cara seperti melalui tindakan dan secara elektronik seperti melalui media sosial. Hal ini juga berlaku dalam konteks komunikasi dan bidang komunikasi lainnya misalnya komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, dan komunikasi antar budaya. Hendaknya kita tetap berhubungan sepanjang hari melalui surat elektronik atau media lainnya karena hal ini mengingatkan kita akan pentingnya orang tersebut dan bagaimana pentingnya mereka bagi kehidupan kita.
  • 8. Manfaat Mempelajari Cara Berkomunikasi Dengan Baik Mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya adalah kita memahami dan menerapkan keterampilan berkomunikasi secara umum yang tidak terlepas dari etika komunikasi. Dengan mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dapat menuntun kita dalam mencapai komunikasi yang efektif. Demikianlah ulasan singkat tentang cara berkomunikasi dengan baik. Semoga dapat memberikan wawasam dan pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang baik dan menerapkan dalam berbagai bidang kehidupan. 17 Proses Komunikasi Efektif – Hambatan  Post authorBy Ivony  Post dateAugust 9, 2017 Berkomunikasi adalah hal yang akan selalu dilakukan seorang manusia kepada manusia lainnya. Proses komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, media yang digunakan untuk berkomunikasi pun beragam. Dalam berkomunikasi pasti ada suatu pesan yang ingin disampaikan komunikator kepada komunikan. Agar pesan yang disampaikan menghasilkan feedback positif (misalnya perubahan sikap, prilaku, atau opini) dari komunikan, maka komunikator harus merancang agar komunikasi berjalan secara efektif. komunikasi yang efektif dapat berjalan jika komunikasi saling menguntungkan, menggunakan bahasa yang dipahami komunikan, pesan yang disampaikan menarik perhatian komunikan, dan menumbuhkan penghargaan komunikan. Jika terjadi komunikasi yang salah (miscommunication), feedback negatif bisa saja terjadi. Misalnya timbulnya kesalahan persepsi (misperpection) atau interpretasi (misinterpretation), ketidak mengertian (misunderstanding), bahkan kesalahan prilaku (misbehavior). Seorang komunikator memiliki kewajiban untuk membuat pesan yang disampaikannya dapat diterima dengan baik oleh komunikan, sesuai dengan konteks yang diinginkan pengirim pesan. Oleh sebab itu, komunikator perlu mengusahakan proses komunikasi efektif, yang dapat menciptakan persamaan makna antara komunikan dengan kominikator sendiri. Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan 17 Proses komunikasi efektif: Baca juga:  Sistem Komunikasi Interpersonal  Teori komunikasi Massa
  • 9.  Sejarah Perfilman Indonesia  Teori Komunikasi Politik  Komunikasi Lintas Budaya 1. Komunikator memiliki gagasan atau ide Komunikasi diawali dengan munculnya gagasan atau ide yang ingin disampaikan komunikator kepada khalayak. Ide tersebut bisa berasal dari mana saja, dan berupa apa saja. idea tau gagasan yang dimiliki setiap orang bisa berbeda-beda meskipun berasal dari sumber yang sama, karena setiap manusia memiliki cara yang berbeda dalam memandang dan menanggapi sesuatu. Hal tersebut di pengaruhi oleh pengalaman serta sifat manusia yang sejak awal memang dilahirkan unik dan berbeda satu sama lain. Ida tau gagasan yang disampaikan sebaiknya unik, menarik, menambah pengetahuan atau menjawab kebutuhan, sehingga menarik minat komunikan (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). 2. Komunikator mengemas gagasan atau ide menjadi pesan Untuk dapat menyampaikan ide atau gagasan yang dimilikinya, komunikator perlu mengubah ide atau gagasan tersebut kedalam bentuk sebuah pesan. Hal ini perlu dilakukan agar ide tersebut juga bisa diterima dan dipahami oleh orang lain, meskipun orang tersebut memiliki cara pandang yang berbeda. Dengan pesan tersebut, orang lain dapat melihat cara pandang yang komunikator gunakan. Pesan dibuat sejelas mungkin agar tidak terjadi kesalahan persepsi. baca juga:  Jurnalistik Televisi  Komunikasi Pembangunan  Filsafat Ilmu Komunikasi  Komunikasi Organisasi  Psikologi Komunikasi 3. Komunikator memilih target (komunikan) Komunikator perlu memilih target, baik individu atau kelompok, yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikannya. Misalnyajika pesan tersebut mengenai cara praktis belajar bahasa, maka target utama penyampaian pesan (komunikan) adalah pelajar atau mahasiswa yang sedang belajar bahasa. Jika pesan tersebut mengenai kesehatan ibu hamil, maka komunikan yang menjadi target utama adalah ibu hamil. Semakin spesifik target yang dipilih akan semakin baik (baca juga: tahap- tahap komunikasi). 4. Komunikator memilih cara dan media penyampaian pesan
  • 10. Cara penyampaian pesan serta media atau saluran penyampaian pesan yang dipilih perlu direncanakan dengan baik. Komunikator perlu memperhatikan detail target yang telah dipilihnya, seperti bahasa dan budaya, media yang sering digunakan atau familiar bagi mereka, pandangan- pandangan yang berkembang disekitar mereka, dan lain sebagainya. Semakin detail data yang komunikator kumpulkan, akan semakin baik perencanaan yang bisa dibuat (baca juga: teori sor). 5. Pesan disampaikan kepada komunikan Setelah pesan yang akan disampaikan dibuat, target telah ditentukan, lalu cara penyampaian serta media penyampaian pesan telah direncanakan, maka proses selanjutnya adalah penyampaian pesan kepada komunikan. Penyampaian pesan sebaiknya dilakukan sesuai rencana, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan. Untuk komunikasi langsung, dimana komunikator dan komunikan saling bertatap muka, proses penyampaian pesan akan lebih dinamis. Komunikator dapat segeramenyasuaikan proses penyampaian pesan dengan melihat gesture (gerak tubuh, mimik muka) komunikan. baca juga:  Komunikasi Politik  Etnografi Komunikasi  Komunikasi Persuasif  Jurnalistik Online  Jurnalistik Radio 6. Pesan diterima oleh komunikan Komunikasi baru dapat dikatakan terjadi, jika pesan yang disampaikan komunikator telah diterima komunikan. Misalnya ketika seseorang mengirim email, maka komunikasi baru terjalin ketika penerima email telah membaca isi email tersebut. Jika komunikan tidak menerima pesan yang disampaikan komunikator, komunikasi tidak lagi efektif. Baca juga:  komunikasi interpersonal  sistem komunikasi interpersonal  unsur komunikasi antar budaya  komunikasi lintas budaya  Komunikasi Interpersonal 7. Komunikan menafsirkan pesan yang diterima Setelah komunikan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator, komunikan akan melakukan penafsiran-penafsiran untuk mencoba memahami pesan yang disampaikan. Semakin jelas pesan yang disampaikan, semakin baik penafsiran yang dilakukan. Pesan yang baik akan dengan mudah dimengerti oleh komunikan dan menghindari kesalahan penafsiran pesan.
  • 11. 8. Komunikan memahami gagasan atau ide yang disampaikan Setelah komunikan mencoba mengartikan isi pesan, maka komunikan mulai memahami pesan dan mengerti idea tau gagasan yang disampaikan komunikator melalui pesan tersebut. Lamanya pemahaman pesan bergantung kejelasan pesan yang disampaikan, cara dan media yang digunakan serta daya tangkap komunikan. Jika komunikasi dilakukan secara langsung, komunikator dapat memberikan informasi-informasi tambahan agar komunikan dapat memahami isi pesan dengan cepat dan tepat. baca juga:  Komunikasi Dakwah  Komunikasi Bisnis  Komunikasi Pemasaran  Konvergensi Media  Komunikasi Gender 9. Komunikan menentukan sikap atas gagasan atau ide yang sampaikan Setelah komunian memahami isi pesan yang diterimanya, selanjutnya komunikan akan menentukan sikapanya apakah menerima atau menolak ide atau gagasan yang terkandung dalam pesan tersebut. Jika komunikasi efektif, komunikan akan menerima gagasan tersebut. 5 Unsur Komunikasi dan Penjelasan Lengkap  Post authorBy Ivony  Post dateSeptember 8, 2017 Komunikasi merupakan sebuah interaksi antara dua atau lebih manusia yang melibatkan proses pengiriman serta penerimaan pesan dari komunikator atau sumber informasi kepada komunikan atau target pesan. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa komunikasi terdiri dari berberapa unsur yang mempengaruhinya. Unsur tersebut antara lain komunikator, pesan, media komunikasi, komunikan, dan feedback. Kelima unsur tersebut merupakan unsur utama dalam komunikasi yang menandakan adanya proses komunikasi yang berlangsung. Jika hanya komunikator dan pesan saja tanpa adanya feedback dari komunikan, komunikasi hanya berjalan satu arah (baca juga: komunikasi yang efektif). Komunikasi ini memiliki tujuan tertentu, baik untuk mentransfer ide, mengedukasi, atau untuk mengubah sesuatu. Agar tujuan komunikasi tercapai maka seluruh proses komunikasi harus berjalan dengan baik. Agar proses komunikasi berjalan dengan baik, maka setiap unsur dalam komunikasi harus diperhatikan sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan feedbackpositif
  • 12. dari komunikan (baca: etika komunikasi). Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan unsur – unsur komunikasi yang memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah proses komunikasi. Baca juga:  Karakteristik Media Massa  Jenis-Jenis Interaksi Sosial  Saluran Komunikasi Dalam Organisasi  Pola Komunikasi Organisasi  Teori Konstruksi Sosial 1. Komunikator Komunikator merupakan unsur komunikasi yang bertindak sebagai penyampai pesan. Komunikator merupakan sumber informasi bagi komunikan. Sehingga bagaimana komunikator mendeliver sebuah pesan sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). Apakah komunikan dapat menangkap dan mengerti sebuah pesan atau tidak, dan bagaimana respon yang dihasilkan komunikan sangat ditentukan oleh kemampuan komunikator dalam menyampaikan pesan. Berikut beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan:  Menguasai tehnik bicara atau menulis untuk menyampaikan pesan.  Memiliki pengetahuan luas mengenai pesan yang akan disampaikan.  Memiliki kemampuan untuk menyusun isi pesan dengan baik.  Memiliki kemampuan untuk memilih media yang paling tepat untuk digunakan dalam menyampaikan pesan.  Memiliki kredibilitas yang baik dimata audience atau komunikan.  Memiliki pengetahuan untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul.  Memiliki kemampuan untuk memberikan tanggapan atas feedback yang diberikan komunikan. 10 Elemen – Elemen Komunikasi  Post authorBy Ivony  Post dateAugust 22, 2017 Manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Setiap orang perlu berinteraksi dan mentransfer gagasan atau ide dalam pikirannya kepada orang lain. Proses pertukaran ide atau gagasan antar individu disebut dengan berkomunikasi. Dilihat dari tujuan maupun caranya,
  • 13. terdapat bermacam jenis komunikasi yang dilakukan manusia; namun pada dasarnya elemen yang diperlukan dalam proses komunikasi adalah sama. Komunikasi dapat terjadi jika terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Komunikasi tersebut disampaikan melalui sebuah saluran atau media, dan komunikasi akan dikatakan efektif jika komunikan memberikan feedback positif. Selanjutnyaakan dihasilkan efek misalnya perubahan prilaku pada komunikan, ketika komunikasi berhasil dilakukan. Keberhasilan komunikasi bergantung pada banyak faktor, salah satunya besarnya gangguan atau hambatan dalam komunikasi serta ada tidaknya campur tangan orang luar dalam proses komunikasi tersebut. Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa komunikasi memiliki elemen – elemen yang pasti akan selalu ada atau mempengaruhi proses komunikasi yang dilakukan manusia. Elemen tersebut antara lain, komunikator, pesan, komunikan, saluran atau media, hambatan atau ganggguan, umban balik (feedback), efek, situasi, filter, dan pengatur. Berikut ini akan Pakar Komunikasi jelaskan elemen – elemen komunikasi tersebut. Baca juga:  Karakteristik Media Massa  Jenis-Jenis Interaksi Sosial  Saluran Komunikasi Dalam Organisasi 1. Komunikator (sumber) Komunikator merupakan penyampai pesan, baik itu berupa individu, kelompok atau sebuah organisasi/ perusahaan. Komunikator bisa saja seorang pembicara yang berbicara atas nama dirinya sendiri, atau bisa pula gabungan berbagai individu dalam sebuah kelompok atau lembaga yang berbicara atas nama kelompok tersebut (bukan atas nama pribadi). Agar menjadi komunikator yang baik, seorang kominikator harus memperhatikan beberapa hal seperti penampilan, penguasaan masalah, serta penguasaan bahasa (baca juga: bahasa sebagai alat komunikasi). Penampilan komunikator menyangkut pandangan komunikan terhadap komunikator. Sebaiknya komunikan berpenampilan baik, sopan dan menarik. Selain itu kredibilitas komunikator dimata komunikan harus baik, perusaan yang memiliki kredibilitas buruk misalnya, akan sulit untuk membuat komunikan mempercayai komunikator, dan pesan yang disampaikanpun akan sulit tersampaikan. Komunikator juga dituntut untuk menguasai masalah, sehingga pesan yang disampaikan menjadi jelas dari berbagai aspek, tidak ambigu. Penguasaan bahasa juga diperlukan, agar proses komunikasi berjalan lancar dan tidak terjadi kesalahan persepsi. Bukan hanya bahasa, budaya setiap daerah juga berbeda-beda dan komunikator perlu memperhatikan hal tersebut agak komunikasi yang dilakukannya berjalan dengan efektif.
  • 14. 2. Pesan atau Stimulus Pesan merupakan ide atau gagasan yang disampaikan kepada komunikan. Ide atau gagasan yang ingin disampaikan oleh komunikan harus diolah sedemikan rupa agar menjadi sebuah pesan yang bukan hanya dapat dimengerti, tapi juga menarik bagi komunikan yang menjadi target pesan tersebut. Bergantung kebutuhan, materi pesan bisa bersifat informatif (memberikan informasi), persuasif (meyakinkan), atau koersif (berupa perintah). Agar pesan tepat dan dapat mengenai sasaran, maka pesan harus direncanakan dengan baik. Pesan dirancang sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan komunikator dan komunikan. Bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan sebaiknya dapat dimengerti kedua belah pihak dan tidak menimbulkan kesalahan persepsi. Dan yang paling penting adalah, pesan perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat menarik minat komunikan, memenuhi kebutuhannya dan menimbulkan kepuasan komunikan. 3. Saluran atau Media Saluran atau media merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Secaraumum terdapat tiga macam media komunikasi, yaitu media umum, media massa, dan media khusus. Media umum merupakan media yang dapat digunakan oleh semua orang, misalnya telepon, surat, mesia sosial, dan lain-lain. Media massa merupakan media yang digunakan untuk komunikasi massa (skala masal). Contoh media massa misalnya Koran, majalah, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan media khusus merupakan media yang hanya digunakan secara terbatas. Hanya oleh dan untuk orang-orang, kelompok atau organisasi tertentu saja. Misalnya berupa kode atau sandi. 4. Komunikan (penerima) Komunikan merupakan penerima pesan. Individu atau kelompok yang menjadi sasaran pesan. secara umum ada tiga jenis penerima pesan, yaitu personal, kelompok dan massa. Penerima pesan personal misalnya pada komunikasi yang terjadi lewat tatap muka empat mata, lewat sms atau panggilan telepon kepada seseorang. Sedangkan iklan di televisi misalnya, merupakan komunikasi yang penerima pesannya adalah massa (khalayak umum). Agar komunikasi berjalan dengan baik, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi komunikan yaitu: keterampilan menangkap dan meneruskan pesan yang diterimanya; pengetahuan yang cukup seputar pesan yang akan diterimanya, serta sikap yang siap untuk menerima serta member pesan. 5. Hambatan / Gangguan Hambatan atau gangguan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terhambatnya proses komunikasi (baca juga: hambatan-hambatan komunikasi). Gangguan ini bisa menyebabkan kesalahan pemaknaan pesan oleh komunikan, sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik,
  • 15. dan komunikasi tidak berhasil dilakukan. Gangguan tersebut bisa berasal dari komunikator, pesan, saluran ataupun komunikan. Gangguan yang berasal dari komunikator misalnya jika komunikator tidak kompeten, tidak dapat menguasai situasi ketika menyampaikan pesan. gangguan pesan misalnya ketika pesan tidak sepenuhnyatersampaikan atau terpotong, atau jika pesan menggunakan bahasa yang kurang dimengerti oleh penerima. Gangguan yang berasal dari saluran seringkali terjadi pada media elektronik, misalnya gangguan telepon. Sedangkan gangguan pada komunikan misalnya komunikan kurang mendengarkan atau pengetahuan komunikan mengenai pesan yang disampaikan kurang memadai. Baca juga:  Perkembangan Pers Di Indonesia  Pers Pada Masa Orde Baru  Teori Efek Media Massa 6. Umpan Balik (feedback) Umpan balik atau feedback merupakan reaksi atau respon yang diberikan komunikan untuk menanggapi pesan yang diterimanya. Feedback ini bisa berupa feedback negatif maupun feedback positif. Feedback dapat membantu komunikator untuk menilai apakah komunikasi yang dilakukannya efektif atau tidak. Jika feedbackyang diberikan positif, berarti komunikasi yang dilakukan efektif (baca juga: komunikasi yang efektif). Feedback bisa diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Feedbacklangsung biasanya terjadi jika komunikan dan komunikator melakukan komunikasi secara langsung, misalnya dalam pembicaraan tatap muka (baca juga: komunikasi antar pribadi). Feedback langsung bisa berupa komentar maupun gesture tubuh. Sedangkan feedback tidak langsung terjadi jika komunikan dan komunikator tidak dapat melakukan kontak langsung dalam berkomunikasi. Biasanya terjadi pada komunikasi yang melibatkan banyak orang didalamnya (komunikasi massa). Feedback tidak langsung bisa berupa surat pembaca, atau jawaban polling. 7. Efek Efek merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek ini bisa berupa perubahan sikap atau tingkah laku target pesan (komunikan). Efek yang dihasilkan pesan menentukan apakan pesan tersebut berhasil disampaikan atau tidak. Jika efek yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang disampaikan dalam pesan, berarti pesan berhasil disampaikan, artinya komunikasi berhasil. Sebaliknya, jika efek yang dihasilkan tidak sesuai dengan ini pesan, berarti komunikasi tidak berhasil dan perlu diperbaiki. 8. Situasi
  • 16. Situasi disini menyangkut situasi atau keadaan ketika proses komunikasi sedang berlangsung. Dalam komunikasi langsung elemen situasi sangat penting, karena dapat mempengaruhi mood komunikator juga komunikan. Selain itu situasi juga akan mempengaruhi pilihan media atau saluran komunikasi yang dipakai, serta feedback yang diberikan oleh komunikan (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). 9. Filter Filter merupakan kerangka berpikir yang digunakan komunikan ketika menerima pesan. Filter yang dipakai komunikan akan menetukan sikap komunikan terhadap pesan, apakah menerima atau menolak pesan tersebut. Ada tiga jenis filter dalam komunikasi, yaitu filter psikologis, filter fisik, dan filter budaya (baca: etika komunikasi). Filter psikologis dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian yang pernah dialamu komunikan (baca: psikologi komunikasi). Misalnya ketika komunikan pernah mengalami trauma terhadap orang dari suku tertentu, maka komunikan cenderung akan menolak komunikator yang berasal dari suku tersebut. Filter fisik dipengaruhi oleh kondisi ruangan tempat proses komunikasi berlangsung. Misalnya udara yang panas, kursi yang tidak nyama, atau penerangan yang tidak memadai. Sedangkan filter budaya dipengaruhi oleh pandangan dan cara hidup yang berlaku di tempat komunikan tinggal. Mmisalnya komunika yang tinggal di Jawa Tengah terbiasa dengan gaya bicara lembut, berbeda dengan komunikan yang berasal dari Sumatra (baca: sistem komunikasi indonesia). 10. Pengatur Pengatur dalam konteks komunikasi ini merupakan pihak luar yang secara tidak langsung mempengaruhi proses komunikasi, aliran pesan dari komunikator kepada komunikan. Pengatur merupakan pihak memiliki wewenang untuk mngontrol isi atau struktur pesan yang disampaikan. Contoh pengatur misalnya pemerintah (baca: komunikasi pemerintahan), pengadilan, lembaga, konsumen, atau juga narasumber. Pemerintah contohnya, dapat mencabut SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) yang dimiliki suatu surat kabar; atau komusi penyiaran yang menentukan penyensoran gamabr dalam televisi, sehingga seringkali beberapa bagian film terlihat blur. Baca juga:  Etika Komunikasi Bisnis  Etika Komunikasi Di Internet  Kode Etik Wartawan Demikian artikel mengenai elemen – elemen komunikasi ini. Ada sepuluh elemen dalam komunikasi, yaitu komunikator, pesan, komunikan, saluran atau media, hambatan atau gangguan,
  • 17. umpan balik atau feedback, efek, situasi, filter, dan pengatur. Seluruh elemen dalam komunikasi ini berperan penting dalam keberhasilan komunikasi yang dilakukan. Akhir kata, semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang anda butuhkan. Jika ada pertanyaan, pemambahan, atau komentar yang membangun, silahkan tinggalkan pesan, dan jangan lupa berbagi ya jika anda merasa artikel ini bermanfaat. Sekian dan Terimakasih. 10 Komponen-komponen Komunikasi  Post authorBy Ambar  Post dateJuly 31, 2017 Sebagai sebuah proses, komunikasi terjadi dalam berbagai konteks komunikasi yaitu komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Komunikasi juga mencakup berbagai bidang kehidupan yang kita jalani. Cakupan bidang komunikasi meliputi manajemen komunikasi, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi sosial, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi pembangunan, komunikasi terapeutik dalam keperawatan, dan lain-lain. Apapun konteks dan bidangnya, komunikasi adalah sebuah proses yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan serta pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Dalam komunikasi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pengirim pesan dan penerima pesan yaitu mendengarkan, berbicara, dan melakukan pengamatan. Jika kita telah memahami dengan baik apa dan bagaimana proses komunikasi berlangsung maka tahapan berikutnya adalah kita mulai dapat melakukan evaluasi terhadap komunikasi yang telah kita lakukan. Umumnya, evaluasi dilakukan terhadap berbagai unsur atau elemen atau komponen yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi. Komponen-komponen komunikasi yang dimaksud adalah source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect (Baca juga : Pengantar Ilmu Komunikasi – Psikologi Komunikasi). Sebelumkita mempelajari lebih lanjut mengenai komponen-komponen komunikasi, ada baiknya kita segarkan kembali ingatan kita tentang apa itu komunikasi. Pengertian Komunikasi Menurut asal kata, istilah komunikasi berakar dari kata Latin yaitu communicare atau communis yang berarti “untuk membuat sama” atau “untuk berbagi”. Dengan demikian, komunikasi didefinisikan sebagai sebuah proses pengiriman pesan untuk mencapai kesamaan makna (Pearson dan Nelson, 10). Para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah melahirkan ribuan definisi komunikasi. Beberapa dari pengertian tersebut menggambarkan komunikasi sebagai pengiriman makna, transmisi rangsangan, mempengaruhi apa yang dipikirkan orang lain, hubungan antar manusia, atau berbagi
  • 18. pengalaman. Komunikasi juga didefinisikan sebagai sebuah kajian kelimuan yang melibatkan seni berkomunikasi dan karenanya dibutuhkan suatu keterampilan berkomunikasi. Namun, ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang dengan jelas menggambarkan komunikasi sebagai sebuah proses yang berlangsung karena adanya berbagai unsur atau komponen yang mendukungnya. Menurut Charles E. Osgood, komunikasi terjadi manakala sebuah sumber mengirimkan berbagai macam sinyal alternatif yang dikemas sedemikian rupa melalui sebuah saluran komunikasi yang menghubungkan antara sumber dan penerima peran dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Definisi komunikasi yang dikemukakan oleh Charles E. Osgood menitikberatkan pada adanya pengaruh atau efekdari komunikasi yang dilakukan, bukan pengiriman sesuatu. Dalam hal ini, tidak ada batasan pesan, melainkan dinyatakan dengan sinyal. Sementara itu, ahli lainnya yang bernama Harold Lasswell mencoba untuk mendefinisikan komunikasi dengan mengeluarkan sebuah paradigma yang sangat terkenal. Paradigma tersebut merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memahami komunikasi dengan menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Dari paradigma tersebut, dapat kita lihat bahwa komunikasi terdiri dari berbagai unsur, yaitu sumber, pesan, media, penerima pesan, dan efek. Komponen Dasar Komunikasi Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah kombinasi dari berbagai tahap-tahap komunikasi yang masing-masing berpotensi menemui hambatan-hambatan komunikasi dalam rangka mencapai komunikasi yang efektif. Jalannya proses komunikasi beserta komponen- komponen komunikasi pendukungnya telah coba digambarkan oleh para ahli melalui model- model komunikasi. Yang dimaksud dengan model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan cara kerja dari berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita kenal adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi Barlund, dan model komunikasi Schramm (Baca juga : Model Komunikasi Linear). Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect. 1.Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender) Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan komunikasi (Baca juga : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi) . Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :  kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
  • 19.  pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran harus jelas.  kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.  hasil apakah yang kita harapkan. Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses komunikasi akan menemui kegagalan (Baca juga : Cara Menjadi Penyiar Radio). 2. Pesan (Message) Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa pesan- pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang dikirimkan. Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi (Baca juga : Komunikasi Nonverbal – Proses Komunikasi Interpersonal – Etika Komunikasi Antar Pribadi). 3. Encoding Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan. Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut dengan encoder. 4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel) Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media komunikasi. Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan (Baca juga : Pengertian Media Menurut Para Ahli – Media Komunikasi Modern – Media Massa Menurut Para Ahli),
  • 20. 5. Decoding Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secaramenyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika dibutuhkan. Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan disebut dengan decoder. 6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver) Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan. Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator (Baca juga : Komunikasi Asertif). 7. Umpan Balik (Feedback) Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau tanggapan yang kita peroleh dari komunikate/penerima pesan. Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu. 8. Konteks (Context) Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi. 9. Gangguan (Noise) Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik.
  • 21. Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan. 10. Efek (Effect) Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui kegagalan. Baca juga : Teori Media Massa – Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efekyang ditimbulkan dari proses komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun pendapat mayoritas.  Pendapat pribadi adalah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi dan dapat berupa sikap atau pendapat yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan tentang masalah tertentu.  Pendapat publik atau pendapat umum adalah suatu penilaian sosial tentang hal yang penting dan memiliki arti sebagai hasil dari tukar pikiran yang dilakukan oleh setiap individu secara sadar dan rasional. Pendapat publik umumnya ditujukan untuk mobilisasi massa.  Pendapat mayoritas adalah pendapat terbanyak dalam masyarakat atau publik. Hambatan – hambatan Komunikasi Salah satu komponen komunikasi yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan atau hambatan komunikasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai gangguan dan hambatan dalam komunikasi antara komunikator dan komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang dikirimkan mengalami sedikit distorsi. Gangguan atau hambatan komunikasi dapat berupa gangguan atau hambatan fisik, gangguan atau hambatan psikologis, gangguan atau hambatan budaya, gangguan atau hambatan semantik, gangguan atau hambatan teknis atau melubernya informasi. Berikut ini adalah beberapa jenis hambatan komunikasi yang sering terjadi, diantaranya:  Hambatan fisik terjadi manakala komunikator tidak dapat melihat komunikate secara fisik, misalnya karena letak geografi.  Hambatan psikologis terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, minat, dan motivasi yang karenanya dapat membuat masing-masing individu melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini dapat menciptakan hambatan komunikasi.  Hambatan sosial budaya terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda sehingga akan berbeda pula ketika mengirimkan dan menerima pesan (Baca juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya – Teori Komunikasi Antar Budaya).
  • 22.  Hambatan linguistik terjadi manakala dalam proses komunikasi kita memberika ekspresi yang tidak tepat, penafsiran yang tidak tepat, menggunakan kata-kata yang ambigu serta penggunaan kosa kata yang tidak sesuai.  Hambatan teknis terjadi manakala ketika kita sebagai komunikator menggunakan teknologi untuk mengirim pesan. Misalnya, tata suara yang buruk, sinyal video yang lemah, dan lain-lain (Baca juga : Jenis-jenis Penyiaran).  Hambatan luberan informasi terjadi manakala begitu banyaknya informasi yang ada namun kita memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi yang ada. Baca juga : Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi Manfaat Mempelajari Komponen-Komponen Komunikasi Kita telah mempelajari apa saja komponen yang mendukung berjalannya proses komunikasi. Tentunya mempelajari berbagai komponen komunikasi dapat memberikan manfaat bagi kita, diantaranya adalah :  Kita memahami pengertian komunikasi yang terkait dengan komponen-komponen komunikasi.  Kita memahami berbagai komponen dalam proses komunikasi.  Kita memahami gangguan atau hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi. Demikianlah ulasan singkat tentang komponen-komponen komunikasi. Semoga memberikan wawasan dan pengetahuan tentang berbagai komponen yang mendukung jalannya proses komunikasi serta hambatan yang menyertainya. 8 Tahap-tahap Komunikasi yang Efektif  Post authorBy Ambar  Post dateJuly 17, 2017 Salah satu karakteristik penting komunikasi menurut Ronald B. Adler dan George Rodman (2006) dalam bukunya Understanding Human Communication adalah bahwa komunikasi merupakan sebuah proses dimana terjadi pertukaran informasi antara individu-individu melalui sebuah sistem perlambang, tanda, atau perilaku yang sama. Komunikasi merupakan ekspresi dan pertukaran berbagai fakta, pendapat, gagasan atau perasaan. Komunikasi terjadi dalam berbagai konteks yaitu komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok atau komunikasi massa. Dalam komunikasi intrapersonal, kita berkomunikasi dengan diri sendiri. Sedangkan dalam komunikasi interpersonal, kita mengirimkan pesan kepada orang lain sehingga diperlukan paling tidak dua orang agar proses komunikasi berjalan. Salah satu pihak dalam konteks komunikasi
  • 23. interpersonal berperan sebagai pengirim pesan dan pihak lain berperan sebagai penerima pesan. Terkadang, dibutuhkan saluran komunikasi untuk dapat mengirimkan pesan. Sebagai sebuah proses, komunikasi merupakan sekumpulan interaksi yang dapat berubah sesuai dengan waktu dan menghasilkan perubahan bagi apapun yang terlibat dalam interaksi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Sukses tidaknya informatif dan persuasif dapat mengubah bagaimana individu berinteraksi satu sama lain dalam interaksi di masa datang. Selain itu, latar belakang budaya masing-masing individu dapat mempengaruhi bagaimana pendekatan proses komunikasi. Esensinya, terdapat beberapa faktor yang secarakonstan memainkan peranan dalam interaksi yang berdampak pada proses komunikasi. (Baca juga : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi) Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti “sama”. Dengan demikian, yang dimaksud dengan “untuk berkomunikasi” adalah “untuk menimbulkan kesamaan” atau “untuk membuat mengetahui atau memahami” atau “untuk berbagi” melalui interaksi antar manusia yang dilakukan secara verbal, nonverbal, maupun elektronik. Para ahli telah merumuskan beberapa definisi atau pengertian komunikasi, diantaranya adalah :  Harold Koontz dan Cyrill O’Donell yang mendefinisikan komunikasi sebagai pengiriman informasi dari satu individu ke individu lainnya,  Judy Pearson dan Paul Nelson (2011) mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah proses yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna. Komunikasi adalah sebuah proses karena komunikasi adalah sebuah aktivitas atau kegiatan, pertukaran, atau sekumpulan perilaku. Komunikasi bukanlah sebuah obyek melainkan kegiatan dimana kita dapat berpartisipasi didalamnya.  David Berlo (1960) menyatakan dengan jelas bahwa komunikasi adalah sebuah proses melalui pernyataannya yaitu : “Jika kita menerima konsep proses, maka kita memandang berbagai kejadian dan hubungan sebagai sebuah dinamika yang berkelanjutan, terus mengalami perubahan, dan berlangsung terus menerus. Ketika kita memberikan nama sesuatu sebagai sebuah proses, maka kita juga memaknainya sebagai sesuatu yang tidak berawal dan tidak berakhir, atau sebagai sesuatu kejadian yang pasti. Hal tersebut tidaklah bersifat statis melainkan terus berjalan. Berbagai komponen yang ada didalamnya saling berinteraksi dan masing-masing mempengaruhi satu sama lain”. Pengertian komunikasi sebagai sebuah proses yang diungkapkan oleh David Berlo adalah sebuah penjelasan yang sangat jelas dan lengkap dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks komunikasi. (Baca juga : Komunikasi Pemasaran) Dengan demikian, dari pengertian komunikasi di atas, nyata bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang begitu kompleks, yang berlangsung secara berkesinambungan karena adanya interaksi di dalamnya tanpa adanya awal dan akhir yang pasti dan secara serempak masing-masing partisipan saling mempengaruhi satu sama lain. (Baca juga : Komunikasi Dua Arah)
  • 24. Tahapan dan Proses Komunikasi Dalam artikel Pengantar Ilmu Komunikasi telah diulas bahwa dalam proses komunikasi terdapat beberapa elemen atau komponen yang menunjang berjalannya proses komunikasi. Adapun elemen-elemen atau komponen-komponen komunikasi tersebut adalah orang atau manusia (pengirim dan penerima pesan), pesan, kode-kode, saluran atau media komunikasi, umpan balik, encoding dan decoding, serta gangguan. (Baca juga : Proses Komunikasi Interpersonal) Komunikasi sebagai sebuah proses berjalan melalui beberapa tahap. Menurut John V. Thill dan Courtland L. Bovee (2013), proses komunikasi dapat kita kaji melalui beberapa tahapan yang tergambar dalam model-model komunikasi yaitu model komunikasi dasar dan model komunikasi sosial. Baik model komunikasi dasar maupun model komunikasi sosial memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang berjalan melalui 8 (delapan) tahap, yaitu : 1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan. Dalam bidang komunikasi organisasi atau komunikasi bisnis, jika kita sebagai pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan yang berkaitan dengan organisasi atau bisnis yang kita lakukan dan ingin disampaikan kepada khalayak, maka proses komunikasi pun dimulai. Begitu pun dengan bidang komunikasi atau konteks komunikasi lainnya. 2. Pengirim pesan yang melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam sebuah pesan. Hal ini terjadi ketika kita sebagai pengirim pesan menempatkan ide atau gagasan ke dalam sebuah pesan. Sebagai pengirim pesan, kita melakukan encode terhadap ide atau gagasan tersebut atau mengekspresikannya dalam kata-kata atau gambar. Kita harus mengembangkan keterampilan dalam melakukan encode ide atau gagasan agar pesan-pesan yang dikemas menjadi lebih efektif. 3. Pengirim pesan memproduksi pesan dalam sebuah media. Pesan yang telah dikemas oleh pengirm pesan kemudian disajikan kepada khalayak melalui saluran atau media komunikasi. Media yang digunakan dalam pengiriman pesan umumnya dapat berbentuk oral, tertulis, visual, maupun elektronik. (Baca juga : Pengertian Media Menurut Para Ahli – Media Komunikasi Modern – Media Massa Menurut Para Ahli – Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli) 4. Pengirim pesan mengirimkan pesan melalui sebuah saluran komunikasi. Saluran komunikasi atau media komunikasi yang akan digunakan untuk mengirimkan pesan tentu berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Berbagai teknologi yang ada kini dapat digunakan oleh pengirim pesan untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak. Saluran komunikasi umumnya terkait dengan sistem yang digunakan untuk mengirim pesan. Saluran komunikasi dapat berupa percakapan secaratatap muka, internet sebagai media komunikasi, dan lain-lain. (Baca juga : Saluran Komunikasi dalam Organisasi) 5. Khalayak menerima pesan. Jika saluran komunikasi berfungsi dengan baik, maka pesan- pesan akan dapat menjangkau khalayak sasaran. Perlu dipahami pula bahwa sampainya pesan kepada khalayak tidaklah menjamin khalayak akan memberikan perhatian ataupun memahami isi pesan secara tepat. Hal ini disebabkan adanya penafsiran yang berbeda yang dilakukan oleh khalayak serta adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi. (Baca juga : Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi)
  • 25. 6. Khalayak melakukan decode terhadap pesan. Setelah pesan diterima oleh khalayak, tahap yang dilakukan selanjutnyaoleh khalayak adalah melakukan decode terhadap pesan. 7. Khalayak memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan. Pengirim pesan dapat menciptakan ruang atau kesempatan bagi penerima pesan untuk memberikan respon atau tanggapan dengan cara-cara yang positif. Pemberian respon atau tanggapan oleh khalayak tergantung pada kemampuan khalayak untuk mengingat pesan dan bertindak, kemampuan khalayak untuk bertindak, serta motivasi khalayak untuk memberikan respon. 8. Khalayak memberikan umpan balik kepada pengirim pesan. Dalam rangka memberikan respon atau tidak memberikan respon terhadap pesan, khalayak dapat memberikan umpan balik yang dapat membantu pengirim pesan melakukan evaluasi usaha komunikasi yang efektif. Umpan balik dapat diberikan dapat berupa komunikasi verbal (menggunakan kata-kata tertulis atau ujaran), komunikasi nonverbal (menggunakan gestur, ekspresi wajah atau perlambang lainnya) ataupun keduanya. Sebagaimana pesan, umpan balik yang disampaikan oleh khalayak juga memerlukan proses decode karena adanya pemaknaan yang beragam. Kedelapan tahap tersebut menggambarkan bagaimana sebuah ide atau gagasan mengalir dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam proses komunikasi, pesan-pesan yang mengalir dari pengirim pesan dimungkinkan mengalami distorsi atau salah penafsiran yang dilakukan oleh penerima pesan. Kita dapat melakukan berbagai tindakan pada setiap tahap dalam proses komunikasi untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya keberhasilan dalam komunikasi. Baca juga : Etika Komunikasi Bisnis Sementara itu, menurut Raj Kumar (2014) dalam bukunya Business Communication and Etiquettes menyatakan bahwa terdapat 6 (enam) tahap atau fase dalam seluruh proses komunikasi, yaitu : 1. Fase pertama – pengirim pesan memiliki sebuah ide atau informasi. 2. Fase kedua – pengirim pesan melakukan encode terhadap ide untuk dikirimkan kepada penerima pesan. 3. Fase ketiga – ide yang di-encode oleh pengirim pesan dikirimkan oleh pengirim pesan melalui pemilihan saluran atau media. 4. Fase keempat – penerima pesan menerima pesan. 5. Fase kelima – penerima pesan melakukan decode terhadap pesan. 6. Fase keenam – umpan balik dikirimkan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan. Baca juga : Teori S-O-R Selanjutnya, menurut Mary Ellen Guffey dalam Kumar (2014) menyatakan bahwa kita tidak dapat begitu saja mengirimkan makna kepada orang lain secara langsung melalui pikiran karena kita terikat dalam sebuah proses komunikasi yang berjalan melalui 6 (enam) tahap, yaitu : 1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan. 2. Pengirim pesan melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam pesan.
  • 26. 3. Pesan berjalan melalui sebuah media atau saluran komunikasi. 4. Penerima pesan melakukan decode terhadap pesan. 5. Umpan balik berjalan kepada pengirim pesan. 6. Kemungkinan adanya umpan balik yang diberikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Hambatan-hambatan Komunikasi dan Bagaimana Cara Mengatasinya  Post authorBy Ambar  Post dateMarch 22, 2017 Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah disinggung bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan/komunikate agar terjadi pengertian bersama. Proses komunikasi tidak akan berjalan apabila tidak didukung oleh berbagai elemen atau komponen komunikasi yaitu pengirim (sender), pesan (message), encoding, saluran (channel), penerima (receiver), decoding, umpan balik (feedback), gangguan/hambatan (noise), dan konteks (context). Setiap elemen atau komponen dalam proses komunikasi menunjukkan kualitas komunikasi itu sendiri. Masalah akan timbul apabila salah satu dari elemen komunikasi tersebut mengalami hambatan yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. Hambatan komunikasi ini dapat terjadi pada semua konteks komunikasi, yaitu komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi atau komunikasi kelompok. Hambatan komunikasi yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. (Baca : Komunikasi Yang Efektif) Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang berupa kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh. Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa saat kita berkomunikasi atau bertukar informasi, kita menggunakan kata-kata sekitar 7 persen, nada suara sekitar 55 persen dan bahasa tubuh sekitar 38 persen. Kemudian agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka kita harus memahami bentuk-bentuk informasi ini, bagaimana menggunakan bentuk-bentuk informasi dengan efektif dan hambatan dalam proses komunikasi. (Baca : Prinsip-prinsip Komunikasi) Business Dictionary menjelaskan pengertian hambatan komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi, yaitu rintangan yang terjadi dalam lingkungan kerja saat menyajikan pertukaran ide atau gagasan atau pikiran. Adapun hambatan yang terjadi meliputi perbedan status, perbedaan gender, perbedaan budaya, prasangka dan lingkungan organisasi. (Baca : Komunikasi Gender) Proses Komunikasi
  • 27. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan/komunikator. Pertama-tama, komunikator atau pengirim atau sender menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan/komunikator. Dalam artian, komunikator memformulasikan pikiran dan/atau apa yang dirasakan ke dalam lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan/komunikate. Pesan sebagai bentuk keluaran dari proses penyandian yang dilakukan oleh komunikator. Kemudian dikirimkan melalui saluran tertentu atau media komunikasi dapat berupa komunikasi tatap muka maupun bermedia. Kemudian, komunikan/komunikator mengawal sandi (decode) pesan dari komunikator. Maksudnya adalah komunikan/komunikator melakukan penafsiran lambang yang dikirimkan oleh komunikator ke dalam konteks pengertiannya. Apabila komunikan/komunikator memberikan persepsi yang berbeda terhadap pesan yang disampaikan komunikator, maka akan terjadi sebuah hambatan atau gangguan komunikasi. Terakhir, umpan balik atau feedback akan terjadi manakala komunikan/komunikate memberikan respon atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator dan mengembalikan pesan kepada komunikator. [box title=”” align=”centerKomunikator – Pesan – Media pengantar pesan – Komunikan – Efek pesan[/box] Baca : Teori Komunikasi Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Hambatan komunikasi adalah segalasesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai. Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan  Hambatan personal Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.  Hambatan kultural atau budaya Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
  • 28. Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama. Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi. Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan. (Baca : Komunikasi Antar Budaya)  Hambatan fisik Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.  Hambatan lingkungan Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu. Baca : Komunikasi Persuasif Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini : 1. Pengirim pesan/komunikator/sender Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah : • Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu. • Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat. • Memberikan penjelasan ketika diperlukan. • Melakukan pengulangan jika diperlukan. • Menerima dan memberikan umpan balik.
  • 29. • Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat. • Mengembangkan sikap empati terhadap penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi. Baca : Etika Komunikasi 2. Pesan Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :  Menggunakan terminologi yang tepat.  Berbicara dengan jelas.  Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk mendengarkan atau menerima pesan.  Menggunakan volume suara yang sesuai.  Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima pesan. Baca : Psikologi Komunikasi 3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya. Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :  Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas. Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.  Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda. Pilihan kata, nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.  Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
  • 30.  Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan dengan tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan. Baca : Sosiologi Komunikasi 4. Umpan Balik Pesan Penerima yang efektif memverifikasi pemahaman mereka terhadap pesan yang dikirim oleh pengirim pesan. Mereka menyadari kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh ketika mereka memberikan umpan balik. Berbagai bentuk umpan balik yang diberikan dapat berupa pengakuan, pengulangan, dan parafrase. Kemudian, yang dimaksud dengan pengakuan adalah bahwa penerima pesan telah menerima dan memahami pesan yang disampaikan. Untuk pesan yang bersifat informatif yang rumit, pengakuan saja tidaklah cukup untuk memastikan dan memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan pengulangan adalah mengulang kembali kata-kata yang disampaikan oleh pengirim pesan. Terakhir, yang dimaksud dengan parafrase adalah mengulang kata-kata yang disampaikan oleh penerima pesan sendiri kepada pengirim pesan. Parafrase memungkinkan penerima pesan untuk melakukan verifikasi terhadap pemahaman pesan dan menunjukkan kepada pengirim pesan bahwa penerima pesan mendengarkan pesan dengan baik. Baca : Teori Public Relations Manfaat Mempelajari Hambatan-hambatan Komunikasi Setelah mengetahui dan memahami hambatan-hambatan komunikasi, diharapkan kita dapat merumuskan serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengatasi berbagai hambatan komunikasi tersebut ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, komunikasi yang efektif pun akan dapat tercapai. Baca : Komunikasi Bisnis Demikianlah ulasan singkat mengenai hambatan-hambatan komunikasi yang disarikan dari berbagai sumber. Semoga dapat menambah wawasan serta keterampilan kita dalam berkomunikasi dengan pihak lain dalam berbagai konteks komunikasi. 20 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi  Post authorBy Ivony  Post dateMay 24, 2017
  • 31. Komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi/ pesan. Peran komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk sosial. Manusia tidak hidup sendiri dengan pikirannya sendiri. Seseorang perlu melakukan interaksi dengan orang lain, mengkomunikasikan isi pikirannya kepada orang lain (baca juga: bahasa sebagai alat komunikasi). Dalam berkomunikasi, ada banyak faktor yang mempengaruhi jalannya proses komunikasi itu sendiri (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi). Baik faktor internal maupun faktor eksternal komunikator. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi baik tidaknya, berhasil atau tidaknya komunikasi yang dilakukan. Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut ahlinya. (baca: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi) Menurut Scoot M Cultip 1. Kredibilitas Kredibilitas (credibility) berkaitan dengan hubungan saling percaya antara komunikator dan komunikan. Komunikator perlu memiliki kredibilitas dimata komunikan, misalnya dalam hal tingkat keahliannya dalam bidang yang bersangkutan dengan pesan/ informasi yang disampaikan. (baca: Teori Konstruksi Sosial) 2. Konteks Konteks (context) berkaitan dengan situasi dan kondisi dimana komunikasi berlangsung. Konteks disini terdiri dari aspek yang bersifat fisik (iklim, cuaca); aspek Psikologis (baca: psikologi komunikasi); aspek sosial (baca: sosiologi komunikasi); dan aspek waktu. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, komunikator harus memperhatikan situasi dan kondisi dimana komunikan berada. 3. Konten Konten (content) berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Isi pesan/ informasi disesuaikan dengan kebutuhan komunikan, misalnya pesan/ informasi mengenai kesehatan janin diberikan kepada ibu-ibu, bukan kepada anak remaja. komunikasi yang efektif akan dapat dicapai jika konten yang disampaikan komunikator mengandung informasi/ pesan yang berarti/ penting untuk diketahui oleh komunikan. 4. Kejelasan Kejelasan (clarity) dari pesan/ informasi yang disampaikan komunikator sangat penting. Untuk menghindari kesalahpahaman komunikan dalam menangkap isi pesan/ informasi yang disampaikan komunikator. Kejelasan disini mencapkup kejelasan isi pesan, kejelasam tujuan yang akan dicapai, kejelasan kata-kata (verbal) yang digunakan, dan kejelasan bahasa tubuh (non verbal) yang digunakan. (baca: Literasi Media)
  • 32. 5. Kesinambungan dan Konsistensi Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) pesan/ informasi yang disampaikan diperlukan agar komunikasi berhasil dilakukan. Pesan perlu disampaikan secara terus menerus dan konsisten. Pesan yang disampaikan sebelumnya dengan pesan selanjutnya tidak saling bertentangan. Contohnya informasi mengenai program KB ‘dua anak saja cukup’ dari pemerintah, perlu disiarkan terus menerus melalui berbagai media, agar pesan tersebut tertanam dan dapat mempengaruhi prilaku masyarakat. (baca: Paradigma Komunikasi) 6. Kemampuan Komunikan Kemampuan Komunikan (capability of audience) berkaitan dengan tingkat pengetahuan, dan kemampuan penerima pesan dalam memahami pesan yang disampaikan. Komikator harus memperhatikan audiensnya, menggunakan bahasa (baik verbal maupun non verbal) yang sesuai dan dipahami oleh audiens (baca juga: komunikasi visual) 7. Saluran Distribusi Saluran distribusi (channels of distribution) berkaitan dengan sarana/ media penyampaian pesan. Sebaiknya komunikator menggunakan media yang sesuai dan tepat sasaran (baca juga: pengaruh media sosial). Misalnya dengan menggunakan media yang telah umum digunakan komunikan. Dengan begitu, komunikan tidak bingung dan komunikasi dapat berjalan dengan baik. (baca: Model Komunikasi) Menurut Potter dan Perry 1. Perkembangan Perkembangan usia komunikan sangat mempengaruhi proses berfikir serta perkembangan bahasa yang dipahaminya. Cara berkomunikasi dengan balita, remaja, atau orang dewasa berbeda-beda. Oleh karena itu komunikator harus menyesuaikan cara penyampaian serta bahasa (termasuk pemilihan kata) yang digunakannya dengan komunikan (baca juga: komunikasi antar pribadi) 2. Persepsi Persepsi merupakan pandangan pribadi seseorang mengenai sesuatu, yang dibentuk dari harapan dan pengalamannya. Perbedaan persepsi bisa menyebabkan terhambatnya komunikasi (baca juga: hambatan-hambatan komunikasi). Contohnya perbedaan persepsi mengenai ‘benih’ dimata seorang petani dan dimata dokter kandungan bisa menimbulkan perbedaan pemahaman. 3. Nilai Nilai merupakan standar yang dimiliki seseorang, yang akan mempengaruhi prilakunya terhadap sesuatu. Komunikator perlu mengetahui nilai komunikan, agar dapat membuat keputusan dan
  • 33. interaksi yang tepat dengan komunikan. Dalam hal ini, komunikator jangan terpengaruh oleh nilai pribadinya (baca juga: etika komunikasi). 4. Latar Belakang Sosial Budaya Faktor budaya sangat mempengaruhi bahasa dan gaya komunikasi yang di gunakan komunikator. Budaya akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi (baca juga: komunikasi lintas budaya). Misalnya perbedaan budaya akan mempengaruhi logat bicara dan gaya bahasa seseorang. Misalnya seseorang yang berasal dari kota solo akan cenderung lembut dan pelan dalam bertutur kata, namun berbeda dengan orang sebrang seperti medan misalnya yang cenderung keras dan cepat balam berbicara. (baca: Sistem Pers di Indonesia) 5. Emosi Emosi merupakan perasaan subyektif seseorang. Komunikator perlu mengkaji emosi komunikan juga dirinya sendiri agar komunikan bisa menerima pesan/ informasi dengan baik tidak salah tafsir dan mau mendengarkan pesan yang disampaikan (baca juga: filsafat komunikasi) 6. Pengetahuan Tingkat pengetahuan komunikan sangat mempengaruhi responnya terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Oleh karena itu komunikator harus memperhatikan tingkat pengetahuan komunikan, usahakan agar verbal yang digunakan dapat direspon dengan baik oleh komunikan. (baca: Karakteristik Komunikasi Massa) 7. Peran Peran dalam hubungan antara komunikator dengan komunikan akan mempengaruhi gaya/ cara berkomunukasi. Misalnya gaya/ cara komunikasi antara orang tua dan anak akan berbeda dengan gaya/ cara berkomunikasi seorang dokter dengan pasiennya. Komunikator harus menyadari perannya saat berkomunikasi dengan komunikator (baca juga: komunikasi organisasi) 8. Lingkungan Lingkungan interaksi dimana komunikasi terjadi akan mempengaruhi efektifitas komunikasi (baca juga: sistem komunikasi indonesia). Lingkungan yang nyaman, jauh dari kebisingan, serta memberi privasi yang dibutuhkan komunikan akan membuat komunikan merasa nyaman sehingga dapat menang pesan komunikator dengan baik. 9. Jenis Kelamin Secara umum, gaya komunikasi antara pria dan wanita memiliki perbedaan (baca: komunikasi gender). Menurut Tanned (1990) wanita menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, membangun dan mendukung keintiman dalam grup-grup kecil.
  • 34. Sedangkan pria menggunakan bahasa untuk memperoleh kemandirian aktivitas dalam grup besar. (baca: Pengertian Media Menurut Para Ahli) 10. Jarak Jarak juga mempengaruhi mempengaruhi komunikasi. Seseorang bisa saja merasa terancam ketika seorang yang belum dikenalnya berbicara dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Untuk itu komunikator harus memperhatikan jaraknya dengan komunikan. Pastikan jaraknya cukup aman sehingga tidak membuat komunikan merasa risih atau terancam, namun nyaman. (baca: Jenis Program televisi) 11. Citra Diri Seseorang pasti memiliki gambaran tertentu mengenai dirinya. Baik itu mengenai status sosial, kelebihan maupun kekurangan dirinya. Citra diri ini akan terungkap lewat komunikasi (baca juga: komunikasi persuasif). 12. Kondisi Fisik Kondisi fisik, dalam hal ini mencakup keberfungsian indra pada manusia. Cara berkomunikasi dengan orang yang normal berbeda dengan cara berkomunikasi dengan orang yang memiliki keterbatasan pada indra pendengarannya. Demikian artikel mengenai faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut Scoot M Cultip serta Potter dan Perry ini. Faktor tersebut antara lain kredibilitas, konteks, konten, kejelasan, kesinambungan dan konsistensi, kemampuan komunikan, dan saluran distribusi. Anda juga bisa membaca artikel yang berkaitan dengan komunikasi lainnya seperti pengantar ilmu komunikasi, cabang ilmu komunikasi atau teori komunikasi menurut para ahli. Komunikasi Nonverbal – Prinsip – Fungsi – Jenis  Post authorBy Ambar  Post dateJune 12, 2017 Komunikasi nonverbal memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita ketika kita berkomunikasi dengan orang-orang yang kita temui. Komunikasi nonverbal adalah sebuah proses menggunakan pesan-pesan tanpa kata untuk menyamakan makna. Studi ilmiah pertama tentang komunikasi nonverbal dapat kita ketahui melalui buku Charles Darwin, sang penemu teori evolusi. Dalam bukunya ia berpendapat bahwa semua mamalia menunjukkan emosi melalui raut wajah. Emosi merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang menggambarkan pentingnya arti komunikasi apapun konteksnya. Baca juga : Konteks Komunikasi
  • 35. Pengertian Komunikasi Nonverbal Berikut adalah beberapa pengertian tentang komunikasi nonverbal menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :  Judee Burgoon mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai perilaku selain kata-kata yang membentuk sistem koding secara sosial, karenanya komunikasi nonverbal dikirimkan secara intens dan diinterpretasi secara intens, yang digunakan diantara anggota komunitas bicara secara regular, dan interpretasi dapat disadari secara sepakat.  Judy Pearson, dkk mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai sebuah proses penggunaan pesan tanpa kata yang menimbulkan makna.  K. Floyd (2009) mendefinisikan komunikasi nonverbal sebagai setiap perilaku dan karakteristik yang mengirimkan makna tanpa menggunakan kata-kata.  Mark L. Knapp dan J.T. Hall (2002) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal merujuk pada komunikasi yang dihasilkan oleh beberapa makna lain selain kata-kata. Menurut Mark L. Knapp, Judith T. Hall, dan Terrence G. Horgan (2014 : 4), komunikasi nonverbal memiliki 3 (tiga) aspek utama, yaitu : o Mengirim pesan-pesan nonverbal. o Menerima pesan-pesan non verbal. o Hubungan yang kompleks antara pengirman dan penerimaan pesan-pesan non verbal. Baca juga :  Bahasa sebagai Alat Komunikasi  Komunikasi Visual Prinsip-prinsip Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal bekerja berdasarkan beberapa prinsip. Menurut Dale G. Leathers, prinsip- prinsip komunikasi nonverbal adalah sebagai berikut (Rakhmat, 2001 : 287 – 289) : 1. Komunikasi nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. 2. Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan perasaan dan emosi dibandingkan dengan komunikasi verbal. 3. Komunikasi nonverbal lebih efektif dalam menyampaikan makna dan maksud yang relative bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan. 4. Komunikasi nonverbal lebih efisien dibandingkan dengan komunikasi verbal. 5. Komunikasi nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. 6. Komunikasi nonverbal bersifat metakomunikatif yang sangat diperlukan dalam rangka mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Baca juga :
  • 36.  Prinsip-prinsip Komunikasi  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi  Komunikasi Yang Efektif Fungsi Komunikasi Nonverbal Fungsi utama komunikasi nonverbal adalah untuk mengirimkan makna melalui penguatan, berlawanan dengan komunikasi verbal, serta mengganti lambang-lambang verbal. Komunikasi nonverbal juga digunakan untuk mempengaruhi orang lain dan mengatur alur percakapan. Lebih lengkapnya, fungsi-fungsi komunikasi nonverbal adalah sbagai berikut :  Komunikasi nonverbal mengirimkan makna.  Komunikasi nonverbal mempengaruhi orang lain.  Komunikasi nonverbal mengatur alur percakapan.  Komunikasi nonverbal berdampak pada hubungan.  Komunikasi nonverbal mengekspresikan identitas kita. Baca juga : Hambatan-hambatan Komunikasi Sementara itu, menurut Argyle (1988) perilaku nonverbal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :  Mengekspresikan emosi dalam artian bahwa emosi pada umumnya diekspresikan melalui wajah, tubuh, dan suara.  Mengirimkan sikap-sikap interpersonal yaitu membentuk dan mengelola hubungan.  Presentasi diri atau menampilkan kepribadian seseorang kepada orang lain.  Melengkapi pembicaraan dengan tujuan untuk mengelola umpan balik, perhatian, dan lain-lain – vokalisasi dan perilaku nonverbal adalah sesuai dengan ujaran percakapan  Ritual – menggunakan salam, gerakan tangan, dan lain-lain. Baca juga : Teori Interaksi Simbolik Jenis-jenis Komunikasi Nonverbal Sebagaimana bahasa verbal yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, begitu pula dengan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu :  Kinesik – studi tentang gerakan tubuh termasuk postur tubuh. Kinesik memiliki beberapa komponen yaitu gesture tubuh, gerakan kepala, kontak mata, dan ekspresi wajah.  Proksemik – studi tentang penggunaan ruang dan jarak dalam komunikasi manusia.  Kronemik – disebut juga dengan komunikasi temporal, yaitu cara seorang individu mengorganisasi dan menggunakan waktu dan pesan yang diciptakan. Waktu memiliki dampak terhadap komunikasi, termasuk didalamnya adalah perbedaan siklus waktu, perbedaan antara orang-orang yang berorientasi ke masa depan dan masa lalu, serta perspektif budaya tepat waktu sebagai sesuatu yang tetap dan dapat diukur atau bersifat cair dan mudah diadaptasi.
  • 37.  Paralinguistik – adalah suara tanpa kata dan karakteristik bahasa tanpa kata seperti pitch, volume, peringkat, dan kualitas  Artifak – ornamen-ornamen yang diperlihatkan  Haptik – perilaku menyentuh yang mengirimkan makna selama interaksi. Sentuhan bekerja pada berbagai tingkatan termasuk didalamnya professional-fungsional, sosial-sopan santun, persahabatan-kehangatan, dan cinta-intim. Baca juga : Etnografi Komunikasi Manfaat Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal memiliki beberapa manfaat yang sangat penting dalam kaitannya dengan komunikasi verbal. Berikut adalah beberapa manfaat komunikasi nonverbal menurut Mark L. Knapp (1972), yaitu :  Repetisi terjadi manakala pesan yang sama dikirim secara verbal dan nonverbal.  Aksentuasi maksudnya adalah bahwa adanya penggunan petunjuk nonverbal untuk menguatkan pesan yang dikirimkan.  Komplemen maksdunya adalah bahwa kode-kode nonverbal dan verbal menambah makna bagi satu sama lain.  Kontradiksi maksudnya adalah bahwa terjadi konflik antara pesan verbal dan pesan nonverbal.  Substitusi maksudnya adalah bahwa kode-kode nonverbal digunakan untuk menggantikan lambang-lambang verbal. Baca juga : Teori Semiotika Roland Barthes Kompetensi Komunikasi Nonverbal Agar kita memiliki kompetensi dalam komunikasi nonverbal, maka kita harus mampu mengidentifikasi serta menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kompetensi dalam dua hal yaitu kompetensi dalam mengirimkan pesan-pesan nonverbal dan kompetensi dalam menginterpretasi pesan-pesan nonverbal. a. Kompetensi dalam Mengirimkan Pesan-pesan Nonverbal Untuk memperkaya kompetensi kita mengenai encoding pesan-pesan nonverbal, maka kita harus meningkatkan kepedulian kita terhadap pesan yang kita kirimkan dan kita terima, serta konteks dimana komunikasi tersebut terjadi. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang multi saluran sehingga sangat penting bagi kita untuk peduli bahwa petunjuk komunikasi nonverbal dapat melengkapi, meningkatkan, atau bahkan bertolakbelakang satu sama lain. Perlu disadari juga bahwa norma-norma dan harapan untuk mengirim pesan-pesan nonverbal khususnya sentuhan dan ruang atau jarak pribadi bervariasi antara konteks hubungan dan konteks professional. Beberapa pedoman yang dapat kita lakukan untuk mengirim pesan-pesan nonverbal, yaitu :
  • 38.  Memahami bahwa komunikasi nonverbal adalah multi saluran  Memahami bahwa komunikasi nonverbal berdampak pada interaksi yang dilakukan  Memahami bagaimana komunikasi nonverbal menciptakan laporan  Memahami bagaimana komunikasi nonverbal mengatur percakapan  Memahami bagaimana komunikasi nonverbal terkait dengan cara kita mendengarkan  Memahami bagaimana komunikasi nonverbal terkait dengan kesan  Meningkatkan kompetensi dalam saluran khusus komunikasi nonverbal b. Kompetensi untuk menginterpretasi pesan-pesan nonverbal Sementara itu, untuk meningkatkan kompetensi kita mengenai decoding pesan-pesan nonverbal, maka kita harus melihat berbagai petunjuk nonverbal. Kita harus menghindari menempatkan terlalu banyak pada salah satu petunjuk dan melakukan evaluasi pesan-pesan nonverbal dalam kaitannya dengan konteks dan pengalaman kita sebelumnya dengan orang lain. Meskipun kita lebih menitikberatkan pada komunikasi nonverbal dibandingkan dengan pesan verbal ketika mendeteksi manipulasi, tidak ada aturan baku yang dapat memungkinkan kita untuk mengatakan bahwa orang lain itu memperdayakan atau tidak. Terdapat beberapa pedoman yang dapat kita jadikan dasar untuk menginterpretasi pesan-pesan nonverbal, yaitu :  Dalam komunikasi nonverbal tidak ada kamus nonverbal  Menyadari bahwa sinyal-sinyal nonverbal adalah terkait satu sama lain  Membaca petunjuk nonverbal dalam sebuah konteks  Menginterpretasi petunjuk dalam berbagai saluran khusus  Mendeteksi manipulasi. Peran Komunikasi Nonverbal dalam Berbagai Bidang Peran penting komunikasi nonverbal dalam berbagai bidang komunikasi dapat kita lihat melalui uraian singkat berikut ini.  Komunikasi Nonverbal dan Konteks Hubungan Peran penting komunikasi nonverbal adalah membentuk dan mengelola hubungan interpersonal dalam sistem komunikasi interpersonal. Komunikasi nonverbal membantu memulai hubungan melalui pengelolaan kesan atau impression management dan self-disclosure. Komunikasi nonverbal juga membantu mengelolahubungan sebagaimana komunikasi nonverbal membantu dalam ekspresi emosi yang diminta dan memberikan dukungan emosi ( Baca juga : Teori Dramaturgi – Teori Fenomenologi )  Komunikasi Nonverbal dalam Konteks Profesional
  • 39. Para professional mengindikasikan bahwa komunikasi nonverbal adalah salah satu bagian penting dalam pekerjaan mereka. Para pemimpin organisasi dapat menggunakan keterampilan melakukan decoding nonverbal untuk berbicara dengan bawahannya ketika berada dalam tekanan dan membutuhkan dukungan. Selain itu, para pemimpin organisasi dapat menggunakan keterampilan encoding untuk mempertunjukkan sensivitas nonverbal. Sinyal-sinyal nonverbal juga dapat membantu dalam pengelolaan kesan dalam bidang professional. (Baca juga : Teori Komunikasi Kelompok – Teori Komunikasi Organisasi – Pola Komunikasi Organisasi)  Komunikasi Nonverbal dan Budaya Meskipun banyak dari sinyal nonverbal yang tampak lebih halus dan universal secara universal, beberapa diantaranya disadari sangat berbeda diantara kebudayaan, khususnya dalam proksemik, kontak mata, dan sentuhan. Adalah lebih baik untuk mengembangkan lebih banyak pengetahuan umum tentang bagaimana norma-norma nonverbal berbeda berdasarkan nilai-nilai budaya dan memandang pengetahuan tersebut sebagai alat yang dapat didaptasi untuk digunakan dalam berbagai macam konteks budaya. (Baca juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya – Teori Komunikasi Antar Budaya)  Komunikasi Nonverbal dan Gender Komunikasi nonverbal antara pria dan wanita, sebagaimana aspek-aspek komunikasi lainnya, sejatinya memiliki banyak kesamaan dibandingkan dengan perbedaannya. Hasil penelitian seringkali menunjukkan bahwa bagaimanapun juga gesture wanita, kontak mata, sentuhan, dan berdiri memiliki kesamaan dengan pria. Wanita hanya lebih banyak menggunakan ekspresi wajah dibandingkan pria. (Baca juga : Teori Feminisme Menurut Para Ahli) Manfaat Mempelajari Komunikasi Nonverbal Mempelajari komunikasi nonverbal dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya adalah :  Membuat kita mejadi lebih peduli terhadap diri sendiri dan orang lain  Menjadi partner yang lebih baik dalam hubungan interpersonal  Menjadi partner yang lebih baik dalam dunia professional dalam bidang komunikasi organisasi dan komunikasi bisnis  Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi antar budaya  Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi lintas budaya dan komunikasi internasional.  Memahami adanya perbedaan komunikasi nonverbal dalam bidang komunikasi gender. 17 Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non Verbal  Post authorBy Heru  Post dateSeptember 11, 2017
  • 40. Komunikasi merupakan suatu media penyampai pesan atau informasi yang dilakukan dua orang atau lebih yang mana memiliki peran sebagai komunikator dan komunikan. Di dalam komunikasi sendiri terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan penyampaiannya, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan melalui tulisan dan lisan, sedangkan komunikasi non verbal dilakukan secara langsung dengan bahasa tubuh. (Baca juga: Macam-Macam Komposisi Fotografi) Pada jenis komunikasi antara komunikasi verbal dan non verbal, tentunya memiliki perbedaan dalam membedakannya. Berikut ini terdapat 17 perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Baca juga:  Teori Belajar Sibernetik  Teori Komunikasi Pemasaran  Teori Komunikasi Persuasif 1. Bahasa Perbedaan pertama antara komunikasi verbal dan non verbal yaitu dari bahasanya. Pada komunikasi verbal, bahasa yang digunakan adalah bahasa tulis dan lisan, yang mana bisa dilakukan melalui tulisan ataupun berbicara kepada komunikan. Berbeda halnya dengan komunikasi non verbal yang menggunakan bahasa tubuh atau isyarat. Bahasa tubuh ini bisa menggunakan ekspresi wajah, tangan, kaki, suara, bahkan beberapa isyarat lainnya. Di sinilah kita bisa mengetahui perbedaan dari komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. (Baca juga: Teori Semiotika Charles Sander Peirce) 2. Bentuk Bahasa Bentuk bahasa merupakan suatu hal yang merupakan definisi dari suatu bahasa yang digunakan atau disampaikan komunikator kepada komunikan di dalam komunikasi. Bentuk bahasa ini sederhananya adalah kemasan suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator si penyampai pesan kepada komunikan si penerima pesan. Nah, di sinilah merupakan perbedaan kedua dari komunikasi verbal dan non verbal, yaitu dari bentuk bahasanya. Dalam komunikasi verbal, bentuk bahasanya berupa kata-kata atau kalimat, sedangkan komunikasi non verbal menggunakan bentuk bahasa berupa siyarat atau simbol. (Baca juga: Sejarah Televisi Indonesia) 3. Media Perbedaan selanjutnyaantara komunikasi verbal dan komunikasi non verbal yaitu dilihat dari media penyampaiannya. Media penyampaian pesan atau informasi pada komunikasi verbal ini bisa dilakukan secara langsung, elektrik, maupun tulisan. Sedangkan komunikasi non verbal hanya bisa dilakukan secara langsung. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bisa menggunakan media elektrik seperti yang sering kita lihat di beberapa berita televisi nasional yang terdapat orang