SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Ancaman dan
Risiko Bencana
Longsor
Dr. Drs. Kusworo, M.Si/ Nadya Anggara Putri, S.E.,M.M
Tanah longsor dapat diartikan sebagai s
alah satu jenis gerakan massa tanah at
au batuan, ataupun percampuran kedu
anya, yang menuruni atau keluar le
reng akibat terganggunya kesta
bilan tanah atau batuan penyusun leren
g (BNPB)
Jenis Tanah Longsor
1. Longsora
n Translasi
2. Longsora
n Rotasi
3. Pergeraka
n Blok
4. Runtuha
n Batu
5. Rayapan
Tanah
6. Aliran Bah
an Rombakan
Jenis-Jenis tanah Longso
r menurut ESDM
1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya
massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelomb
ang
landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya m
assa tanah dan batuan pada bidang gelin
cir
berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan bat
uan yang bergerak pada bidang gelincir b
erbentuk rata. Longsoran ini disebut jug
a longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan
atau material lain bergerak ke bawah dengan cara j
atuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terj
al hingga menggantung terutama di daerah pantai.
Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan ke
rusakan yang parah.
5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor
yang bergerak lambat. Jenis tanahnya beru
pa butiran kasar dan halus. Jenis tanah lon
gsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setela
h waktu yang cukup lama longsor jenis ray
apan ini bisa
menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, at
au
rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tan
ah
bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan
tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya
terjadi di sepanjang lembah dan mampu menca
pai
ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bis
a
sampai ribuan meter seperti di daerah aliran su
ngai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapa
t menelan korban cukup banyak.
Berikut merupakan gejala-gejala umum munculnya tanah longsor:
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah t
ebing
• Biasanya terjadi setelah hujan
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Gejala Umum Tanah Longsor
PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR
1. Hujan
2. Lereng terjal
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
4. Batuan yang kurang kuat
5. Jenis tata lahan
6. Getaran
7. Susut muka air danau atau bendungan
8. Adanya beban tambahan
9. Pengikisan/Erosi
10. Adanya material timbunan pada tebing
11. Bekas longsoran lama
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tida
k sinambung)
13. Penggundulan hutan
14. Daerah pembuangan sampah
Berikut merupakan hal-hal yang dapat dilakukan sebelum terjadinya bencana tanah longsor menurut BNPB (2019):
1. Mengurangi tingkat keterjalan lereng permukaan maupun air tanah.
2. Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling
3. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya.
4. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi jalan me
resapkan air ke dalam tanah).
5. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat
6. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
7. Melakukan pemadatan tanah di sekitar perumahan. Pengenalan daerah rawan longsor.
8. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
9. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat ke dalam tanah.
10. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction (infeksi cairan).
11. Utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel.
12. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan. Menanami kawasan yang gersang dengan tanaman yang memiliki a
kar kuat
13. Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah yang tidak stabil (tanah gerak).
14. Membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan.
15. Waspada ketika curah hujan tinggi.
16. Jangan menggunduli hutan dan menebang pohon sembarangan.
Pra Bencana Tanah Longsor
1. Segera evakuasi untuk menjauhi suara gemuruh atau arah datangny
a longsoran.
2. Apabila mendengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi
ke arah zona evakuasi yang telah ditentukan. (Beberapa wilayah di
Indonesia telah terpasang Sistem Peringatan Dini Longsor).
Saat Bencana Tanah Longsor
1. Hindari wilayah longsor karena kondisi tanah yang labil. Apabila men
dengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi
2. Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, antisipasi longsor
susulan.
Pascabencana Tanah Longsor
Daerah Rawan longsor
Ciri-ciri wilayah rawan longsor:
1. Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat.
2. Kondisi lapisan tanah tebal di atas lereng.
3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.
4. Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.
5. Adanya retakan pada bagian atas tebing.
6. Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsor
an kecil.
7. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah ata
u sarana lainnya.
Gambar Peta wilayah rawan Longsor
Indonesia
Tindakan Pasca Longsor
1. Relokasi
• Menurut KBBI, rekolasi adalah pemindahan tempat.
• Prinsip-prinsip relokasi pengungsi adalah menjauhkan masyarakat dari bencana dan juga mempertimbangkan kei
nginan dari masyarakat luas yaitu tempat yang aman dari bencana
• Dasar hukum ‘utama’ relokasi yang terdapat dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana tidak
memuat kaidah yang mewajibkan atau memberi kuasa perintah bagi pemerintah melakukan relokasi
• Sehingga menegaskan bahwa relokasi merupakan pilihan ketika tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan untu
k melakukan penanggulangan bencana.
• Artinya kegiatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana lebih mengutamakan kegiatan pada setiap taha
pannya daripada melakukan relokasi. Relokasi dilakukan ketika memang suatu daerah memang tidak dapat ditole
ransi rawan bencana atau potensi terjadinya bencana sangat besar yang dapat mempengaruhi kehidupan masya
rakat dalam kurun waktu yang lama.
2. Rehabilitasi
• Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemulihan - rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana harus dilaksanakan dala
m kerangka pengurangan risiko bencana yang akan datang.
• Oleh karena itu setelah kejadian bencana setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memulihkan keadaa
n masyarakat supaya bisa bangkit kembali dari keadaan keterpurukan harus dilakukan dalam kerangka PRB yan
g mengntisipasi terjadinya bencana yang akan datang. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) berdasarkan analisis resiko bencana (termasuk rencana str
uktur, pola ruang wilayah, dan penetapan kawasan dengan mempertimbangkan potensi resiko bencana yang te
lah ditetapkan lembaga berwenang)
2. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan bantuan modal usaha untuk mengurangi ketergantungan masyarakat ke
pada sumber mata pencarian yang tidak aman dan rawan bahaya.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat pada pasca bencana untuk membangun kembali dan memperbaiki rum
ah, gedung dan bangunan sejenisnya yang memenuhi standar teknis tata bangunan (arsitektur) dengan mempe
rtimbangkan potensi resiko bencana yang telah ditetapkan lembaga berwenang serta sesuai dengan rencana t
ata ruang dan wilayah (RTRW).
4. Mengajak masyarakat pada pasca bencana untuk:
 Tidak membangun kembali rumah dan sejenisnya di tepi tebing, di kaki bukit, di lereng gunung berapi, di tepi s
ungai dan pinggir pantai;
 Tidak menggantungkan kembali sumber mata pencariannya pada kegiatan yang tidak aman dan rawan bahaya
(membuka lahan dengan cara membakar, menambang batu/ pasir dan bahan tambang lain, membuang sampah
di sungai atau saluran air dan melakukan penebangan liar.
3. Rekonstruksi
• Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antar
a lain:
a. Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
b. Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
c. Vegetasi kembali lereng-lereng.
d. Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
• Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk
mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang
dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
4. Tindakan Lanjut Pasca Rekonstruksi
• Hasil studi/penelitian pasca bencana merupakan salah satu pertimbangan dasar untuk perencanaan dan pengembangan pengelola
an bencana.
 Investigasi Lapangan.
 Pengumpulan data primer dan sekunder.
 Analisis dan kajian penyebab bencana.
 Kesimpulan.
 Rekomendasi untuk Action Plan (Pengertiannya mulai 1 tahap studi lanjut yang komprehensif, 2. perencanaan, 3. pelaksa
naan pembangunan (perbaikan, pemeliharaan, pembangunan baru), 4. proses operasional dan 5. pemeliharaan, 6. m
onitoring dan evaluasi).
• Hasil penelitian merupakan salah satu referensi dalam menentukan pola pengelolaan bencana spasial secara lokal, regional, kabup
aten/kota, propinsi maupun nasional dan temporal untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

More Related Content

Similar to P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx

Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Ainur
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxKhazumy
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi trianiNurul Aulia
 
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)Faizin Mahfudz
 
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamUsaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamDhea Firsty
 
Pink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdf
Pink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdfPink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdf
Pink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdfbenyyudiantoro
 
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxMEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxHendraAdityaDarma1
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptxRuminsarSimbolon
 
PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)
PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)
PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)Putri Nuriza Harahap
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfTarisaNovsidaTarigan
 
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiPencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiamythafp
 
PPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptx
PPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptxPPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptx
PPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptxSisiliaHimam
 
Tanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannya
Tanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannyaTanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannya
Tanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannyaHansen Wijaya
 

Similar to P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx (20)

Tugas geografi 4
Tugas geografi 4Tugas geografi 4
Tugas geografi 4
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docx
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
 
BAB II MITIGASI.ppt
BAB II MITIGASI.pptBAB II MITIGASI.ppt
BAB II MITIGASI.ppt
 
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah adaMetode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
 
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
 
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana AlamUsaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
 
Pink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdf
Pink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdfPink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdf
Pink Blue Pastel Illustrated Cute Creative Portofolio Presentation.pdf
 
TANAH_LONGSOR_pptx.pptx
TANAH_LONGSOR_pptx.pptxTANAH_LONGSOR_pptx.pptx
TANAH_LONGSOR_pptx.pptx
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Materi kesiapsiagaan
Materi kesiapsiagaanMateri kesiapsiagaan
Materi kesiapsiagaan
 
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxMEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
 
PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)
PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)
PERISTIWA BENCANA ALAM (PR Dek Tika)
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
 
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung apiPencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
Pencemaran lingkungan akibat letusan gunung api
 
PPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptx
PPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptxPPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptx
PPT MITIGASI TANAH LONGSOR.pptx
 
Macam macam gejala alam
Macam macam gejala alamMacam macam gejala alam
Macam macam gejala alam
 
Tanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannya
Tanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannyaTanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannya
Tanah Longsor: Pembahasan, Mitigasi, dan Hukum Perundang-ungdangannya
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 

P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx

  • 1. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor Dr. Drs. Kusworo, M.Si/ Nadya Anggara Putri, S.E.,M.M
  • 2. Tanah longsor dapat diartikan sebagai s alah satu jenis gerakan massa tanah at au batuan, ataupun percampuran kedu anya, yang menuruni atau keluar le reng akibat terganggunya kesta bilan tanah atau batuan penyusun leren g (BNPB)
  • 3. Jenis Tanah Longsor 1. Longsora n Translasi 2. Longsora n Rotasi 3. Pergeraka n Blok 4. Runtuha n Batu 5. Rayapan Tanah 6. Aliran Bah an Rombakan Jenis-Jenis tanah Longso r menurut ESDM
  • 4. 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelomb ang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran rotasi adalah bergerak-nya m assa tanah dan batuan pada bidang gelin cir berbentuk cekung. 3. Pergerakan Blok Pergerakan blok adalah perpindahan bat uan yang bergerak pada bidang gelincir b erbentuk rata. Longsoran ini disebut jug a longsoran translasi blok batu. 4. Runtuhan Batu Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara j atuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terj al hingga menggantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan ke rusakan yang parah.
  • 5. 5. Rayapan Tanah Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya beru pa butiran kasar dan halus. Jenis tanah lon gsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setela h waktu yang cukup lama longsor jenis ray apan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, at au rumah miring ke bawah. 6. Aliran Bahan Rombakan Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tan ah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu menca pai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bis a sampai ribuan meter seperti di daerah aliran su ngai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapa t menelan korban cukup banyak.
  • 6. Berikut merupakan gejala-gejala umum munculnya tanah longsor: • Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah t ebing • Biasanya terjadi setelah hujan • Munculnya mata air baru secara tiba-tiba • Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. Gejala Umum Tanah Longsor
  • 7. PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR 1. Hujan 2. Lereng terjal 3. Tanah yang kurang padat dan tebal 4. Batuan yang kurang kuat 5. Jenis tata lahan 6. Getaran 7. Susut muka air danau atau bendungan 8. Adanya beban tambahan 9. Pengikisan/Erosi 10. Adanya material timbunan pada tebing 11. Bekas longsoran lama 12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tida k sinambung) 13. Penggundulan hutan 14. Daerah pembuangan sampah
  • 8. Berikut merupakan hal-hal yang dapat dilakukan sebelum terjadinya bencana tanah longsor menurut BNPB (2019): 1. Mengurangi tingkat keterjalan lereng permukaan maupun air tanah. 2. Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling 3. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya. 4. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi jalan me resapkan air ke dalam tanah). 5. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat 6. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat. 7. Melakukan pemadatan tanah di sekitar perumahan. Pengenalan daerah rawan longsor. 8. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall). 9. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat ke dalam tanah. 10. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction (infeksi cairan). 11. Utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel. 12. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan. Menanami kawasan yang gersang dengan tanaman yang memiliki a kar kuat 13. Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah yang tidak stabil (tanah gerak). 14. Membuat selokan yang kuat untuk mengalirkan air hujan. 15. Waspada ketika curah hujan tinggi. 16. Jangan menggunduli hutan dan menebang pohon sembarangan. Pra Bencana Tanah Longsor
  • 9. 1. Segera evakuasi untuk menjauhi suara gemuruh atau arah datangny a longsoran. 2. Apabila mendengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi ke arah zona evakuasi yang telah ditentukan. (Beberapa wilayah di Indonesia telah terpasang Sistem Peringatan Dini Longsor). Saat Bencana Tanah Longsor
  • 10. 1. Hindari wilayah longsor karena kondisi tanah yang labil. Apabila men dengar suara sirine peringatan longsor, segera evakuasi 2. Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, antisipasi longsor susulan. Pascabencana Tanah Longsor
  • 11. Daerah Rawan longsor Ciri-ciri wilayah rawan longsor: 1. Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat. 2. Kondisi lapisan tanah tebal di atas lereng. 3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk. 4. Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal. 5. Adanya retakan pada bagian atas tebing. 6. Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsor an kecil. 7. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah ata u sarana lainnya.
  • 12. Gambar Peta wilayah rawan Longsor Indonesia
  • 13. Tindakan Pasca Longsor 1. Relokasi • Menurut KBBI, rekolasi adalah pemindahan tempat. • Prinsip-prinsip relokasi pengungsi adalah menjauhkan masyarakat dari bencana dan juga mempertimbangkan kei nginan dari masyarakat luas yaitu tempat yang aman dari bencana • Dasar hukum ‘utama’ relokasi yang terdapat dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana tidak memuat kaidah yang mewajibkan atau memberi kuasa perintah bagi pemerintah melakukan relokasi • Sehingga menegaskan bahwa relokasi merupakan pilihan ketika tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan untu k melakukan penanggulangan bencana. • Artinya kegiatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana lebih mengutamakan kegiatan pada setiap taha pannya daripada melakukan relokasi. Relokasi dilakukan ketika memang suatu daerah memang tidak dapat ditole ransi rawan bencana atau potensi terjadinya bencana sangat besar yang dapat mempengaruhi kehidupan masya rakat dalam kurun waktu yang lama.
  • 14. 2. Rehabilitasi • Pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemulihan - rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana harus dilaksanakan dala m kerangka pengurangan risiko bencana yang akan datang. • Oleh karena itu setelah kejadian bencana setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memulihkan keadaa n masyarakat supaya bisa bangkit kembali dari keadaan keterpurukan harus dilakukan dalam kerangka PRB yan g mengntisipasi terjadinya bencana yang akan datang. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: 1. Melakukan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) berdasarkan analisis resiko bencana (termasuk rencana str uktur, pola ruang wilayah, dan penetapan kawasan dengan mempertimbangkan potensi resiko bencana yang te lah ditetapkan lembaga berwenang) 2. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan bantuan modal usaha untuk mengurangi ketergantungan masyarakat ke pada sumber mata pencarian yang tidak aman dan rawan bahaya. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat pada pasca bencana untuk membangun kembali dan memperbaiki rum ah, gedung dan bangunan sejenisnya yang memenuhi standar teknis tata bangunan (arsitektur) dengan mempe rtimbangkan potensi resiko bencana yang telah ditetapkan lembaga berwenang serta sesuai dengan rencana t ata ruang dan wilayah (RTRW). 4. Mengajak masyarakat pada pasca bencana untuk:  Tidak membangun kembali rumah dan sejenisnya di tepi tebing, di kaki bukit, di lereng gunung berapi, di tepi s ungai dan pinggir pantai;  Tidak menggantungkan kembali sumber mata pencariannya pada kegiatan yang tidak aman dan rawan bahaya (membuka lahan dengan cara membakar, menambang batu/ pasir dan bahan tambang lain, membuang sampah di sungai atau saluran air dan melakukan penebangan liar.
  • 15. 3. Rekonstruksi • Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antar a lain: a. Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap). b. Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan). c. Vegetasi kembali lereng-lereng. d. Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian. • Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
  • 16. 4. Tindakan Lanjut Pasca Rekonstruksi • Hasil studi/penelitian pasca bencana merupakan salah satu pertimbangan dasar untuk perencanaan dan pengembangan pengelola an bencana.  Investigasi Lapangan.  Pengumpulan data primer dan sekunder.  Analisis dan kajian penyebab bencana.  Kesimpulan.  Rekomendasi untuk Action Plan (Pengertiannya mulai 1 tahap studi lanjut yang komprehensif, 2. perencanaan, 3. pelaksa naan pembangunan (perbaikan, pemeliharaan, pembangunan baru), 4. proses operasional dan 5. pemeliharaan, 6. m onitoring dan evaluasi). • Hasil penelitian merupakan salah satu referensi dalam menentukan pola pengelolaan bencana spasial secara lokal, regional, kabup aten/kota, propinsi maupun nasional dan temporal untuk jangka pendek, menengah dan panjang.