SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
MEKANIKA TANAH II
KEMANTAPAN LERENG
DEFINISI...
• Gerakan tanah (mass movement) ialah perpindahan massa
tanah/batu pada arah tegak, miring, atau mendatar dari
kedudukan semula.
• Gerakan tanah mencakup gerak rayapan, aliran, dan
longsoran (land slide).
• Menurut definisi ini maka longsoran adalah bagian dari
gerakan tanah.
LONGSOR
• Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, tanah, atau material campuran tersebut,
bergerak kebawah atau keluar lereng.
• Proses terjadinya longsor diawali oleh air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai ke tanah kedap air yang berperan sebagai
bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan
diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
BENTUK KELONGSORAN
Ada beberapa jenis bentuk kelongsoran, yaitu:
1. Longsor translasi
2. Longsor rotasi
3. Pergerakan blok
4. Runtuhan batu
5. Rayapan tanah
6. Aliran bahan rombakan
Di Indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor
translasi dan longsor rotasi.
Jenis tanah longsor yang paling banyak memakan korban jiwa
adalah aliran bahan rombakan.
JENIS-JENIS LONGSOR
1. Longsor Translasi:
Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsor Rotasi:
Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk cekung.
JENIS-JENIS LONGSOR
3. Pergerakan Blok:
Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak
pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga
longsor translasi blok batu.
JENIS-JENIS LONGSOR
4. Runtuhan Batu:
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain
bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini
terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di
daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar dapat menyebabkan
kerusakan parah.
JENIS-JENIS LONGSOR
5. Rayapan Tanah:
Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenal.
Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang-
tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.
JENIS-JENIS LONGSOR
6. Aliran Bahan Rombakan:
Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air
dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter
jauhnya. Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume
air, tekanan air dan jenis materialnya.
JENIS-JENIS LONGSOR
FAKTOR-FAKTOR
YANG MENYEBABKAN LONGSOR
• Tanah longsor terjadi bila:
gaya pendorong pada lereng > gaya penahan
• Gaya pendorong dipengaruhi oleh:
- besarnya sudut kemiringan lereng,
- air,
- beban,
- berat jenis tanah atau batuan.
• Gaya penahan dipengaruhi oleh:
- kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
• Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada
kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan,
vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun
secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor
manusia.
FAKTOR ALAM
• Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi, dan
gunung berapi.
• Iklim : curah hujan yang tinggi.
• Keadaan topografi : lereng yang curam.
• Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa
air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
• Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
• Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran
mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
• Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
• Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
• Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
• Penggundulan hutan.
• Budidaya kolam ikan diatas lereng.
• Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
• Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
• Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
FAKTOR MANUSIA
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah
tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
• Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu,
airnya langsung hilang.
• Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
• Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
• Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
• Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.
GEJALA UMUM TANAH LONGSOR
TUJUAN ANALISIS STABILITAS LERENG
• Mengetahui stabilitas jangka pendek dan jangka panjang
• Mengetahui kemungkinan terjadinya longsor
• Mengetahui cara untuk mendesain ulang lereng yang telah longsor
PRINSIP DASAR
ANALISA FAKTOR AMAN LERENG
 = tahanan geser sepanjang L (t/m2)
c = kohesi massa lereng (t/m2)
L = panjang segmen bidang gelincir (m)
W = berat massa lereng di atas segmen
L (ton)
V = beban luar (ton)
 = sudut yg dibentuk oleh bidang
gelincir dg bidang horisontal (derajat)
 = tekanan pori (water x h x L)
ᶲ = sudut geser dalam massa lereng
(derajat)
s = gaya dorong geser (ton/m2)
F = faktor aman lereng (tanpa satuan)
ANALISIS LERENG TANAH
Secara garis besar dibagi 3 (tiga) kelompok:
Cara pengamatan visual yaitu dengan mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan
kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak dan yang yang tidak. Cara ini
memperkirakan lereng labil maupun stabil dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan. Cara
ini kurang teliti, tergantung dari pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko
longsor terjadi saat pengamatan.
Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus (Fellenius, Bishop,
Janbu, Sarma, Bishop modified ,dan lain-lain).
Cara grafik adalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek & Bray, Janbu,
Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur
sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan
penggunaan rumus (cara komputasi).
NILAI FAKTOR KEAMANAN LERENG
BEBERAPA USAHA PENINGKATAN
FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG
A. Pengurangan beban kepala lereng
B. Pemberian counterweight
BEBERAPA USAHA PENINGKATAN
FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG
C. Pembuatan subdrain
D. Pemasangan retaining wall
Muka air
tanah asli
Muka air tanah
dengan subdrain
BEBERAPA USAHA PENINGKATAN
FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG
E. Pemasangan turap dengan angker
F. Perkuatan geotextile
Geotextile
Timbunan
BEBERAPA USAHA PENINGKATAN
FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG
G. Soil nailing
DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK
PERHITUNGAN FAKTOR AMAN LERENG
• Data topografi untuk membuat penampang lereng: sudut
lereng, tinggi lereng, dan panjang lereng dari kaki lereng
ke puncak lereng.
• Data geologi teknik (uji lapangan dan laboratorium)
- sudut geser dalam (ᶲ; derajat)
- kohesi (c; kN/m2 atau ton/m2)
- berat isi tanah basah (wet; kN/m3 atau ton/m3)
- kadar air tanah (w; %)
Beberapa metode utk analisis
stabilitas lereng
Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Tanpa rembesan air





 2
cos
.
.
cos
cos
.
.
.
H
L
H
L
bc
Na










L
b
c
W
Na
Ta
H
W = LH 
Na = LH  . cos 
Ta = LH  . sin 
Tegangan normal () akibat berat W adalah
Tegangan geser () akibat berat W adalah






 sin
.
cos
.
.
cos
sin
.
.
H
L
H
L
bc
Ta









Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Tanpa rembesan air
Tegangan geser () diimbangi/ ditahan oleh kuat geser tanah (f)
f = c +  tan f
f = c + L H  cos  tan f
Stabilitas lereng :



f




sin
.
cos
.
.
tan
.
cos
.
. 2
H
H
c
SF
d
f 


Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Tanpa rembesan air
Pada kondisi kritis f = d
c + .H cos2  tan f = . H. cos . sin 
1. Untuk tanah berbutir kasar, c = 0
.H cos2  tan f = . H. cos . sin 
tan f = tan 
2. Untuk tanah berbutir halus, f = 0
c = . H. cos . sin 
Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Dengan Rembesan Air





 2
cos
.
.
cos
cos
.
.
.
H
L
H
L
bc
N
sat
sat
a










L
b
c
W
Na
Ta
H
W = LH sat
Na = LH sat . cos 
Ta = LH sat . sin 
tegangan normal () akibat berat W adalah
tegangan geser () akibat berat W adalah






 sin
.
cos
.
.
cos
sin
.
.
H
L
H
L
bc
T
sat
sat
a
d 









H cos 
arah
rembesan air
H cos2 
Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Dengan Rembesan Air
Tegangan geser () diimbangi/ ditahan oleh kuat geser tanah (f)
f = c + ’ tan f
f = c + (-u) tan f
dimana
u = w H cos2 
 = sat H cos2 
f = c + (sat H cos2  - wH cos2  ) tan f
f = c + (sat - w ) H cos2  tan f
f = c + ’H cos2  tan f
Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Dengan Rembesan Air



f




sin
.
cos
.
.
tan
.
cos
.
'. 2
H
H
c
SF
sat
d
f 


Pada kondisi kritis (seimbang), f = d
c +  ’ .H cos2  tan f = sat. H. cos . sin 
Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope)
Dengan Rembesan Air
f



 tan
'
'
tan
w


1. Untuk tanah berbutir kasar, c = 0
 ‘ .H cos2  tan f =  sat. H. cos . sin 
Kemiringan lereng maksimum adalah
f



 tan
'
'
tan 1









 -
w
atau
2. Untuk tanah berbutir halus, f = 0
c =  sat. H. cos . sin 
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Lurus

.
ABC
W 

H
A
B C
Ta
Na
W
 q
 
q

q

sin
.
sin
)
sin(
2
.
5
,
0 -
 H
W


q

q

q

q

q





 -






 -


sin
)
sin(
5
,
0
sin
.
sin
.
sin
)
sin(
5
,
0
sin
2
2
H
T
H
T
W
T
a
a
a
q

q

q

q
cos
.
sin
.
sin
)
sin(
5
,
0
cos
2





 -


H
N
W
N
a
a
Gaya pendorong (Ta) Gaya normal (Na)
Berat massa ABC
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Lurus
Tegangan normal () adalah
q


q


q
q

q

q



cos
.
sin
)
sin(
5
,
0
sin
cos
.
sin
.
sin
)
sin(
5
,
0 2





 -












 -


H
H
H
AC
Na
Tegangan geser () adalah
q


q


q
q

q

q



sin
.
sin
)
sin(
5
,
0
sin
sin
.
sin
.
sin
)
sin(
5
,
0 2





 -












 -


H
H
H
AC
T
d
d
a
d
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Lurus
Tegangan geser akan ditahan (diimbangi) oleh kuat geser tanah
f
q


q


f


tan
.
cos
.
sin
)
sin(
5
,
0
tan





 -




H
c
c
f
f
Stabilitas lereng ditentukan dari perbandingan kuat geser tanah (f )
dengan tegangangeser tanah ()
d
f
SF



SF (safety factor) adalah faktor keamanan. Lereng akan stabil bila SF
bernilai 1 atau lebih
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Lurus
q


q

f
q


q

sin
.
sin
)
sin(
5
,
0
tan
.
cos
.
sin
)
sin(
5
,
0





 -





 -


H
H
c
SF
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Lurus
Pada kondisi kritis SF = 1, atau f = , maka
q


q

f
q


q

sin
.
sin
)
sin(
5
,
0
tan
.
cos
.
sin
)
sin(
5
,
0 




 -






 -
 H
H
c





 -
-

f

f


cos
.
sin
)
cos(
1
4
.H
c






-
-

)
cos(
1
cos
.
sin
.
4
f

f


c
H
Sehingga dengan penyederhanaan diperoleh
Tinggi maksimum lereng adalah
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Melingkar
j
W2
W1
R
R
R
O
A B
H
C
D
L2
L1
E
F
Berat tanah W1 = luas EFCD 
Berat tanah W2 = luas ABFE 
Kemungkinan W1 mengalami kelongsoran ditahan oleh W2 dan c
Kuat geser tanah akibat
kohesi, c
Bila semua gaya dimomenkan ke titik O maka diperoleh:
Momen yang meruntuhkan Md = W1. L1
Momen penahan Mr = W2.L2 + c . (AED). R
maka momen keseimbangan di O adalah :
W1.L1 – W2. L2 = c. (AED). R
Bila busur AED = j. R maka
W1.L1 – W2. L2 = c. j. R . R
Untuk tanah lempung f  0 , syarat stabil lereng adalah
c = (W1.L1 – W2.L2)/ j. R2
Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope)
dengan Bidang Longsor Melingkar
Analisis stabilitas lereng menggunakan
metode irisan (slice method)
1 2
3
4
5
6
7
5
Fri

y
x
W5
b
Nai
Tai
Nai = Wi cos 
Tai = Wi sin 
Fri =  . b
= (c +  tan f ) b
= c.b + b  tan f
 = Nai/b atau Nai =  . b
  tan-1 (y/x)
= c (x/cos ) + W . cos  tan f
= c.b + Nai tan f
Analisis stabilitas lereng menggunakan
metode irisan (slice method)

f

sin
)
tan
.
cos
.
(
.
.
.
_
_
i
i
a
ri
a
ri
W
W
b
c
FS
T
R
F
R
T
R
F
R
FS
peruntuh
momen
penahan
momen
FS














More Related Content

What's hot

Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
Program investigasi Geotek.pptx
Program investigasi Geotek.pptxProgram investigasi Geotek.pptx
Program investigasi Geotek.pptxThomasCYudha1
 
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Shaleh Afif Hasibuan
 
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalanahmad fuadi
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT filetrisna gallaran
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanahahmad fuadi
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondirBunz Lynch
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainaseMiftakhul Yaqin
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileIMRA MORALDY
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerElis Wahyuni
 
10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanahJaka Jaka
 
Setting Out Construction
Setting Out ConstructionSetting Out Construction
Setting Out ConstructionShopyan Sauri
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 

What's hot (20)

Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Program investigasi Geotek.pptx
Program investigasi Geotek.pptxProgram investigasi Geotek.pptx
Program investigasi Geotek.pptx
 
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
 
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
 
Uji triaksial
Uji triaksialUji triaksial
Uji triaksial
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet PileMetoda pelaksanaan Sheet Pile
Metoda pelaksanaan Sheet Pile
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
 
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah adaMetode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
 
10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah
 
Setting Out Construction
Setting Out ConstructionSetting Out Construction
Setting Out Construction
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 

Similar to STABILITAS LERENG

Similar to STABILITAS LERENG (20)

Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Sistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorSistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsor
 
Tanah lonsor
Tanah lonsorTanah lonsor
Tanah lonsor
 
Tanah lonsor
Tanah lonsorTanah lonsor
Tanah lonsor
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
 
Tanah lonsor
Tanah lonsorTanah lonsor
Tanah lonsor
 
12 kemantapan-lereng1
12 kemantapan-lereng112 kemantapan-lereng1
12 kemantapan-lereng1
 
12 kemantapan-lereng1
12 kemantapan-lereng112 kemantapan-lereng1
12 kemantapan-lereng1
 
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
 
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
101830804 laporan-tugas-stabilitas-lereng (1)
 
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
 
75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)
 
KESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdf
KESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdfKESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdf
KESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdf
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1
 
DASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIKDASAR GEOLOGI TEKNIK
DASAR GEOLOGI TEKNIK
 
Tanah Longsor
Tanah LongsorTanah Longsor
Tanah Longsor
 
4 daniel longsor
4 daniel longsor4 daniel longsor
4 daniel longsor
 
MK PKBK.pptx
MK PKBK.pptxMK PKBK.pptx
MK PKBK.pptx
 
All About Earthquake (Hal - hal tentang gempa)
All About Earthquake (Hal - hal tentang gempa)All About Earthquake (Hal - hal tentang gempa)
All About Earthquake (Hal - hal tentang gempa)
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

STABILITAS LERENG

  • 2. DEFINISI... • Gerakan tanah (mass movement) ialah perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak, miring, atau mendatar dari kedudukan semula. • Gerakan tanah mencakup gerak rayapan, aliran, dan longsoran (land slide). • Menurut definisi ini maka longsoran adalah bagian dari gerakan tanah.
  • 3. LONGSOR • Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar lereng. • Proses terjadinya longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ke tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
  • 4. BENTUK KELONGSORAN Ada beberapa jenis bentuk kelongsoran, yaitu: 1. Longsor translasi 2. Longsor rotasi 3. Pergerakan blok 4. Runtuhan batu 5. Rayapan tanah 6. Aliran bahan rombakan Di Indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor translasi dan longsor rotasi. Jenis tanah longsor yang paling banyak memakan korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
  • 5. JENIS-JENIS LONGSOR 1. Longsor Translasi: Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
  • 6. 2. Longsor Rotasi: Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. JENIS-JENIS LONGSOR
  • 7. 3. Pergerakan Blok: Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu. JENIS-JENIS LONGSOR
  • 8. 4. Runtuhan Batu: Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar dapat menyebabkan kerusakan parah. JENIS-JENIS LONGSOR
  • 9. 5. Rayapan Tanah: Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang- tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah. JENIS-JENIS LONGSOR
  • 10. 6. Aliran Bahan Rombakan: Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air dan jenis materialnya. JENIS-JENIS LONGSOR
  • 11. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN LONGSOR • Tanah longsor terjadi bila: gaya pendorong pada lereng > gaya penahan • Gaya pendorong dipengaruhi oleh: - besarnya sudut kemiringan lereng, - air, - beban, - berat jenis tanah atau batuan. • Gaya penahan dipengaruhi oleh: - kekuatan batuan dan kepadatan tanah. • Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia.
  • 12. FAKTOR ALAM • Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi, dan gunung berapi. • Iklim : curah hujan yang tinggi. • Keadaan topografi : lereng yang curam. • Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika. • Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis. • Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
  • 13. • Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal. • Penimbunan tanah urugan di daerah lereng. • Kegagalan struktur dinding penahan tanah. • Penggundulan hutan. • Budidaya kolam ikan diatas lereng. • Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman. • Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri. • Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik. FAKTOR MANUSIA
  • 14. • Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan. • Munculnya mata air baru secara tiba-tiba. • Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. • Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang. • Pintu dan jendela yang sulit dibuka. • Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar. • Pohon/tiang listrik banyak yang miring. • Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles. GEJALA UMUM TANAH LONGSOR
  • 15. TUJUAN ANALISIS STABILITAS LERENG • Mengetahui stabilitas jangka pendek dan jangka panjang • Mengetahui kemungkinan terjadinya longsor • Mengetahui cara untuk mendesain ulang lereng yang telah longsor
  • 16. PRINSIP DASAR ANALISA FAKTOR AMAN LERENG  = tahanan geser sepanjang L (t/m2) c = kohesi massa lereng (t/m2) L = panjang segmen bidang gelincir (m) W = berat massa lereng di atas segmen L (ton) V = beban luar (ton)  = sudut yg dibentuk oleh bidang gelincir dg bidang horisontal (derajat)  = tekanan pori (water x h x L) ᶲ = sudut geser dalam massa lereng (derajat) s = gaya dorong geser (ton/m2) F = faktor aman lereng (tanpa satuan)
  • 17. ANALISIS LERENG TANAH Secara garis besar dibagi 3 (tiga) kelompok: Cara pengamatan visual yaitu dengan mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak dan yang yang tidak. Cara ini memperkirakan lereng labil maupun stabil dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan. Cara ini kurang teliti, tergantung dari pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saat pengamatan. Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus (Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified ,dan lain-lain). Cara grafik adalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus (cara komputasi).
  • 19. BEBERAPA USAHA PENINGKATAN FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG A. Pengurangan beban kepala lereng B. Pemberian counterweight
  • 20. BEBERAPA USAHA PENINGKATAN FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG C. Pembuatan subdrain D. Pemasangan retaining wall Muka air tanah asli Muka air tanah dengan subdrain
  • 21. BEBERAPA USAHA PENINGKATAN FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG E. Pemasangan turap dengan angker F. Perkuatan geotextile Geotextile Timbunan
  • 22. BEBERAPA USAHA PENINGKATAN FAKTOR KEAMANAN STABILITAS LERENG G. Soil nailing
  • 23. DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK PERHITUNGAN FAKTOR AMAN LERENG • Data topografi untuk membuat penampang lereng: sudut lereng, tinggi lereng, dan panjang lereng dari kaki lereng ke puncak lereng. • Data geologi teknik (uji lapangan dan laboratorium) - sudut geser dalam (ᶲ; derajat) - kohesi (c; kN/m2 atau ton/m2) - berat isi tanah basah (wet; kN/m3 atau ton/m3) - kadar air tanah (w; %)
  • 24. Beberapa metode utk analisis stabilitas lereng
  • 25. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Tanpa rembesan air       2 cos . . cos cos . . . H L H L bc Na           L b c W Na Ta H W = LH  Na = LH  . cos  Ta = LH  . sin  Tegangan normal () akibat berat W adalah Tegangan geser () akibat berat W adalah        sin . cos . . cos sin . . H L H L bc Ta         
  • 26. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Tanpa rembesan air Tegangan geser () diimbangi/ ditahan oleh kuat geser tanah (f) f = c +  tan f f = c + L H  cos  tan f Stabilitas lereng :    f     sin . cos . . tan . cos . . 2 H H c SF d f   
  • 27. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Tanpa rembesan air Pada kondisi kritis f = d c + .H cos2  tan f = . H. cos . sin  1. Untuk tanah berbutir kasar, c = 0 .H cos2  tan f = . H. cos . sin  tan f = tan  2. Untuk tanah berbutir halus, f = 0 c = . H. cos . sin 
  • 28. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Dengan Rembesan Air       2 cos . . cos cos . . . H L H L bc N sat sat a           L b c W Na Ta H W = LH sat Na = LH sat . cos  Ta = LH sat . sin  tegangan normal () akibat berat W adalah tegangan geser () akibat berat W adalah        sin . cos . . cos sin . . H L H L bc T sat sat a d           H cos  arah rembesan air H cos2 
  • 29. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Dengan Rembesan Air Tegangan geser () diimbangi/ ditahan oleh kuat geser tanah (f) f = c + ’ tan f f = c + (-u) tan f dimana u = w H cos2   = sat H cos2  f = c + (sat H cos2  - wH cos2  ) tan f f = c + (sat - w ) H cos2  tan f f = c + ’H cos2  tan f
  • 30. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Dengan Rembesan Air    f     sin . cos . . tan . cos . '. 2 H H c SF sat d f    Pada kondisi kritis (seimbang), f = d c +  ’ .H cos2  tan f = sat. H. cos . sin 
  • 31. Stabilitas Lereng Menerus (infinite slope) Dengan Rembesan Air f     tan ' ' tan w   1. Untuk tanah berbutir kasar, c = 0  ‘ .H cos2  tan f =  sat. H. cos . sin  Kemiringan lereng maksimum adalah f     tan ' ' tan 1           - w atau 2. Untuk tanah berbutir halus, f = 0 c =  sat. H. cos . sin 
  • 32. Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Lurus  . ABC W   H A B C Ta Na W  q   q  q  sin . sin ) sin( 2 . 5 , 0 -  H W   q  q  q  q  q       -        -   sin ) sin( 5 , 0 sin . sin . sin ) sin( 5 , 0 sin 2 2 H T H T W T a a a q  q  q  q cos . sin . sin ) sin( 5 , 0 cos 2       -   H N W N a a Gaya pendorong (Ta) Gaya normal (Na) Berat massa ABC
  • 33. Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Lurus Tegangan normal () adalah q   q   q q  q  q    cos . sin ) sin( 5 , 0 sin cos . sin . sin ) sin( 5 , 0 2       -              -   H H H AC Na Tegangan geser () adalah q   q   q q  q  q    sin . sin ) sin( 5 , 0 sin sin . sin . sin ) sin( 5 , 0 2       -              -   H H H AC T d d a d
  • 34. Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Lurus Tegangan geser akan ditahan (diimbangi) oleh kuat geser tanah f q   q   f   tan . cos . sin ) sin( 5 , 0 tan       -     H c c f f Stabilitas lereng ditentukan dari perbandingan kuat geser tanah (f ) dengan tegangangeser tanah () d f SF    SF (safety factor) adalah faktor keamanan. Lereng akan stabil bila SF bernilai 1 atau lebih
  • 35. Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Lurus q   q  f q   q  sin . sin ) sin( 5 , 0 tan . cos . sin ) sin( 5 , 0       -       -   H H c SF
  • 36. Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Lurus Pada kondisi kritis SF = 1, atau f = , maka q   q  f q   q  sin . sin ) sin( 5 , 0 tan . cos . sin ) sin( 5 , 0       -        -  H H c       - -  f  f   cos . sin ) cos( 1 4 .H c       - -  ) cos( 1 cos . sin . 4 f  f   c H Sehingga dengan penyederhanaan diperoleh Tinggi maksimum lereng adalah
  • 37. Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Melingkar j W2 W1 R R R O A B H C D L2 L1 E F Berat tanah W1 = luas EFCD  Berat tanah W2 = luas ABFE  Kemungkinan W1 mengalami kelongsoran ditahan oleh W2 dan c Kuat geser tanah akibat kohesi, c
  • 38. Bila semua gaya dimomenkan ke titik O maka diperoleh: Momen yang meruntuhkan Md = W1. L1 Momen penahan Mr = W2.L2 + c . (AED). R maka momen keseimbangan di O adalah : W1.L1 – W2. L2 = c. (AED). R Bila busur AED = j. R maka W1.L1 – W2. L2 = c. j. R . R Untuk tanah lempung f  0 , syarat stabil lereng adalah c = (W1.L1 – W2.L2)/ j. R2 Stabilitas Lereng Tinggi Terbatas (finite slope) dengan Bidang Longsor Melingkar
  • 39. Analisis stabilitas lereng menggunakan metode irisan (slice method) 1 2 3 4 5 6 7 5 Fri  y x W5 b Nai Tai Nai = Wi cos  Tai = Wi sin  Fri =  . b = (c +  tan f ) b = c.b + b  tan f  = Nai/b atau Nai =  . b   tan-1 (y/x) = c (x/cos ) + W . cos  tan f = c.b + Nai tan f
  • 40. Analisis stabilitas lereng menggunakan metode irisan (slice method)  f  sin ) tan . cos . ( . . . _ _ i i a ri a ri W W b c FS T R F R T R F R FS peruntuh momen penahan momen FS             