SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Guillain-Barré Syndrome 
OS Hartanto
Guillain-Barré Syndrome 
• Adalah sebuah accute Inflammantory 
demyelinating polyneuropathy (AIDP). 
Gangguan ini menyerang sistem saraf tepi. 
Biasanya dipicu oleh proses infeksi akut. 
• Sindrome ini dinamakan berdasarkan penemunya 
yang seorang dokter Prancis bernama Guillain, 
Barré and Strohl, pada tahun 1916. 
• Disebut juga : Acut Idiopatic Poly neuritis 
• Akut poly neuropati, infection poly neuritis
ETILOGI 
• Belum jelas, tetapi diduga kuat merupakan 
suatu respon autoimun 
• Pemicu : infeksi (sering) - Bakterial 
vaksinasi (kadang) - Virus 
• Diderita umur 30-50 th 
• <2th tidak pernah didapatkan 
• Lebih sering pada laki-laki
• Kurang lebih 50% pasie GBS mengalami 
demam ringan 2 sampai 3 minggu sebelum 
onset. 
• Infeksi biasanya berasal dari respirasi atau 
gastrointestinal. 
• Kurang lebih 25% pasien GBS mempunyai 
antibodi terhadap Cytomegalovirus atau 
Epstein-Barr Virus
Patofisiologi 
• GBS merupakan auto imune disease 
• Biasanya didapat setelah infeksi, diare, batuk 
• Immune-mediate : “infectious agents though to” 
menginduksi produksi Ab untuk melawan 
gangliosides / glycolopids yang spesifik 
• Infiltrasi limfosit dan makrofag ke spinal root / 
saraf perifer menyebabkan kerusakan mylin 
• Hasil : defek dari implus saraf elektrik (blok 
konduksi dan paralisis flasid) 
• Kerusakan terbanyak pada nodus ranvier
PATOFISIOLOGI 
• Pada GBS, myelin yang mengelilingi axon rusak. 
• Demyelinisasi adalah respon jaringan saraf 
terhadap berbagai kondisi, termasuk trauma fisik, 
hipoksemia, kimia toksik, insufisiensi vaskular, 
dan reaksi imunologis. 
• Pada GBS, kehilangan selubung myelin 
menyebabkan transmisi implus pada saraf 
terganggu. 
• Kerusakan terbanyak pada nodus ranvier
MANIFESTASI KLINIS 
• Sindrom ini dapat berkembang cepat dalam 
hitungan jam sampai hari, atau berkembang 
lambat dalam hitungan 3 sampai 4 minggu. 
• Kebanyakan pasien menunjukkan gejala 
kelemahan berat pada minggu pertama. 
• Pasien berada dalam keadaan yang paling lemah 
pada minggu ketiga. 
• Pada awalnya, paralisis flasid yang ascenderen 
berkembang cepat. 
• Kebanyakan kelemahan terjadi dalam pola yang 
simetris.
• Pasien pertama kali merasakan kelemahan 
pada extremitas bawah yang meluas secara 
cepat ke extremitas atas. 
• Refleks tendo dalam biasanya hilang, bahkan 
pada stadium paling awal. 
• Nervi craniales dapat terlibat. (N. VII) 
• Otot-otot respirasi dapat terlibat, 
mengakibatkan respiratory compromise.
MANIFESTASI KLINIS 
• Gangguan otonom seperti retinsi urine dan 
hipotensi orthostatik dapat terjadi. 
• Refleks tendo superficial dan dalam dapat 
hilang. 
• Pasien juga mengeluhkan nyeri terhadap 
rangsang tekanan atau pergerakan dari 
beberapa otot.
• Gejala sensorik yang dapat terjadi adalah 
paresthesia, hipesthesia, dan tingling. 
• Tetapi gejala sensorik yang sering dikeluhkan 
pasien adalah nyeri.
MANIFESTASI KLINIS 
• Jika ada nervi cranialis yang terlibat, maka 
yang paling sering adalah nervus VII (nervus 
facialis) 
• GBS tidak mempengaruhi derajat kesadaran, 
fungsi pupil, atau fungsi cerebri.
• Gejala dapat progresif dalam beberapa 
minggu. Tingkat paralisis dapat berhenti pada 
level manapun. 
• Fungsi motorik akan kembali secara 
descendering. 
• Demyelinisasi terjadi cepat,tetapi 
remyelinisasi terjadi kira-kira 1 sampai 2 mm 
per hari.
DIAGNOSIS 
• Anamnesis onset gejala dapat dieroleh secara 
mudah karena gejala GBS biasanya dimulai 
dengan kelemahan atau paresthesia extremitas 
inferior dan ascendering dalam pola yang 
simetris. 
• Lumbal punctie dapat dilakukan dan hasilnya 
akan terjadi peningkatan protein, namun penikal 
cell tetap. (disosiasi cyto albumin) 
• EMG membantu : didapatkan KHST memanjang. 
• Fungsi paru menurun 
• ECG : tachi cardy
• Pemeriksaan konduksi saraf menghasilkan 
transmisi implus sepanjang nerve fiber. 
• Tes fungsi paru dilakukan jika ada kecurigaan 
GBS untuk menentukan baseline sebagai 
perbandingan progresivitas penyakit. 
• Penurunan kapasitas fungsi paru merupakan 
indikasi untuk ventilator mekanik dan 
menajemen di ICU
Emergency Syndrome 
• Pernafasan kadang berhenti 
• Tak bisa bernafas dalam 
• Kesulitan bernafas 
• Kesulitan menelan 
• Pingsan 
• Ketika berdiri kepala teraa ringan
GBS 
Sindrome yang Heterogen 
Dengan Banyak Varian 
• AIDP sebagai bentuk yang umum (85-90%) 
• Miller Fisher Syndrome : opthalmoplegia, ataxia, 
dan areflexia (5%). Antibodi GQ 1b. Hanya ¼ 
dengan keemahan extremitas. 
• AMAN : secara selektif menyerang saraf motorik, 
deep tendon reflexes are preserved, umum di 
China / Jepang, hampir semuanya didahului 
infeksi Campylobacter. 
• AMSAN : varian yang lebih berat dari AMAN + 
gejala sensorik
DD Polyneuropathy 
• Arsenic poisoning 
• N-Hexane (glue sniffing) 
• Vasculitis 
• Lyme Disease 
• Tick paralysis 
• Sarcoidosis 
• Leptomeningeal Dz 
• Paraneoplastic Dz 
• Critical Illness
MANAJEMEN KLINIS 
• Preventive measures perlu dilakukan untuk 
mencegah DVT dan emboli paru. 
• Heparin 500 units subcutan dapat diberikan 
bersama dengan stocking antiemboli dan alat 
sequential compression. 
• Suportive Care 
Nyeri neuropatic, diterapi dengan gabapentin 
atau carbamasepin 
• Mungkin diperoleh ventilator
• Terapi pertama yang terbukti bermanfaat 
untuk GBS adalah plasmapheresis. 
• Prosedur ini secara mekanis menghilangkan 
faktor-faktor humoral. 
• Intravenous immunoglobumin (IVIG) juga 
berguna dalam manajemen GBS. 
• Glucocorticoid tidak terbukti bermanfaat.
REFERENSI 
Plasmapheresis and acute Guillain Barre 
Syndrome. The Guillain-Barre Syndrome Study 
Group. Neurology 1984; 2: 1296. 
Ropper, AH. The Guillain-Barre Syndrome. N Engl 
J Med 1992; 326:1130. 
Summer, AJ. The physiologic basis for symptoms 
in Guillain-Barre Syndrome. Ann Neurol 1981; 
9: 28.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Makalah Multiple sklerosis
Makalah Multiple sklerosisMakalah Multiple sklerosis
Makalah Multiple sklerosis
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
 
BELL'S PALSY
BELL'S PALSYBELL'S PALSY
BELL'S PALSY
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Myastenia gravis-ppt
Myastenia gravis-pptMyastenia gravis-ppt
Myastenia gravis-ppt
 
Neonatal seizure / kejang neonatus
Neonatal seizure / kejang neonatusNeonatal seizure / kejang neonatus
Neonatal seizure / kejang neonatus
 
Bickerstaff brainstem encephalitis
Bickerstaff brainstem encephalitisBickerstaff brainstem encephalitis
Bickerstaff brainstem encephalitis
 
164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
 
Referat parkinson
Referat parkinsonReferat parkinson
Referat parkinson
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
 
Leaflet epilepsi
Leaflet epilepsiLeaflet epilepsi
Leaflet epilepsi
 
Aterosclerosis
AterosclerosisAterosclerosis
Aterosclerosis
 
Migraine - SAKIT KEPALA
Migraine - SAKIT KEPALAMigraine - SAKIT KEPALA
Migraine - SAKIT KEPALA
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
 
Lp kejang
Lp kejangLp kejang
Lp kejang
 
Bedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsiBedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsi
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
 

Viewers also liked

Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Guillain-Barré Syndrome Presentation
Guillain-Barré Syndrome PresentationGuillain-Barré Syndrome Presentation
Guillain-Barré Syndrome Presentationsarahjanecalub
 
Gullian barre syndrome
Gullian barre syndromeGullian barre syndrome
Gullian barre syndromesaquib khan
 
Guillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeGuillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeRichard Brown
 
Guillain barre syndrome
Guillain barre syndromeGuillain barre syndrome
Guillain barre syndromePraveen Nagula
 
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBS
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBSPenggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBS
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBSPangesti Diah Yuli
 
Guillain-Barre Syndrome final
Guillain-Barre Syndrome final Guillain-Barre Syndrome final
Guillain-Barre Syndrome final Stigler Laura
 
Guillain barré syndrome
Guillain barré syndromeGuillain barré syndrome
Guillain barré syndromedrangelosmith
 
Guillain barre syndrome (gbs)
Guillain barre syndrome (gbs) Guillain barre syndrome (gbs)
Guillain barre syndrome (gbs) Mohamed Abunada
 
Guillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeGuillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeAhmad Shahir
 
Presentacion sindrome de guillain barre
Presentacion sindrome de guillain barrePresentacion sindrome de guillain barre
Presentacion sindrome de guillain barreOscar Moguea
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsipjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Gullian barre syndrome
Gullian barre syndromeGullian barre syndrome
Gullian barre syndrome
 
Guillain-Barré Syndrome Presentation
Guillain-Barré Syndrome PresentationGuillain-Barré Syndrome Presentation
Guillain-Barré Syndrome Presentation
 
Gullian barre syndrome
Gullian barre syndromeGullian barre syndrome
Gullian barre syndrome
 
Guillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeGuillain Barre Syndrome
Guillain Barre Syndrome
 
Guillain barre syndrome
Guillain barre syndromeGuillain barre syndrome
Guillain barre syndrome
 
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetikPatofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
Patofisiologi nyeri, demam, serta obat analgetik
 
Woc gbs
Woc gbsWoc gbs
Woc gbs
 
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBS
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBSPenggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBS
Penggunaan Plasmapheresis & Immunoglobulin (IVIg) pada GBS
 
Guillain-Barre Syndrome final
Guillain-Barre Syndrome final Guillain-Barre Syndrome final
Guillain-Barre Syndrome final
 
Guillain Barre
Guillain BarreGuillain Barre
Guillain Barre
 
Guillain barré syndrome
Guillain barré syndromeGuillain barré syndrome
Guillain barré syndrome
 
Guillain barre syndrome (gbs)
Guillain barre syndrome (gbs) Guillain barre syndrome (gbs)
Guillain barre syndrome (gbs)
 
Guillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeGuillain Barre Syndrome
Guillain Barre Syndrome
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Presentacion sindrome de guillain barre
Presentacion sindrome de guillain barrePresentacion sindrome de guillain barre
Presentacion sindrome de guillain barre
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Sindrome de guillain barre
Sindrome de guillain barreSindrome de guillain barre
Sindrome de guillain barre
 
Guillain Barre Syndrome
Guillain Barre SyndromeGuillain Barre Syndrome
Guillain Barre Syndrome
 

Similar to Guillain barré syndrome

Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Ekky Rahmawan
 
JOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptx
JOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptxJOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptx
JOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptxkristyagaki
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptssuser0c40b4
 
Manajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaManajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaJuin Siswanto
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanardiners
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitLisaSofitriana
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisSumadin1112
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyasunallfinger1
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis Ns Agung Syuhada
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGmalisalukman
 

Similar to Guillain barré syndrome (20)

SGB
SGBSGB
SGB
 
Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
 
JOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptx
JOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptxJOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptx
JOURNAL READING_Bells palsy_Kristy Spica (21-089) [Autosaved].pptx
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
 
Manajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaManajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan koma
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
 
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNAAskep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
Askep[ bunda AKPER PEMKAB MUNA
 
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakitFarmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit
 
Kejang
KejangKejang
Kejang
 
Kejang Demam
Kejang DemamKejang Demam
Kejang Demam
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demamAsuhan keperawatan pada anak kejang demam
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam
 
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada anak kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Gadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.pptGadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.ppt
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
 

Recently uploaded

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))jimmyp14
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 

Recently uploaded (20)

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 

Guillain barré syndrome

  • 2. Guillain-Barré Syndrome • Adalah sebuah accute Inflammantory demyelinating polyneuropathy (AIDP). Gangguan ini menyerang sistem saraf tepi. Biasanya dipicu oleh proses infeksi akut. • Sindrome ini dinamakan berdasarkan penemunya yang seorang dokter Prancis bernama Guillain, Barré and Strohl, pada tahun 1916. • Disebut juga : Acut Idiopatic Poly neuritis • Akut poly neuropati, infection poly neuritis
  • 3. ETILOGI • Belum jelas, tetapi diduga kuat merupakan suatu respon autoimun • Pemicu : infeksi (sering) - Bakterial vaksinasi (kadang) - Virus • Diderita umur 30-50 th • <2th tidak pernah didapatkan • Lebih sering pada laki-laki
  • 4. • Kurang lebih 50% pasie GBS mengalami demam ringan 2 sampai 3 minggu sebelum onset. • Infeksi biasanya berasal dari respirasi atau gastrointestinal. • Kurang lebih 25% pasien GBS mempunyai antibodi terhadap Cytomegalovirus atau Epstein-Barr Virus
  • 5. Patofisiologi • GBS merupakan auto imune disease • Biasanya didapat setelah infeksi, diare, batuk • Immune-mediate : “infectious agents though to” menginduksi produksi Ab untuk melawan gangliosides / glycolopids yang spesifik • Infiltrasi limfosit dan makrofag ke spinal root / saraf perifer menyebabkan kerusakan mylin • Hasil : defek dari implus saraf elektrik (blok konduksi dan paralisis flasid) • Kerusakan terbanyak pada nodus ranvier
  • 6. PATOFISIOLOGI • Pada GBS, myelin yang mengelilingi axon rusak. • Demyelinisasi adalah respon jaringan saraf terhadap berbagai kondisi, termasuk trauma fisik, hipoksemia, kimia toksik, insufisiensi vaskular, dan reaksi imunologis. • Pada GBS, kehilangan selubung myelin menyebabkan transmisi implus pada saraf terganggu. • Kerusakan terbanyak pada nodus ranvier
  • 7.
  • 8. MANIFESTASI KLINIS • Sindrom ini dapat berkembang cepat dalam hitungan jam sampai hari, atau berkembang lambat dalam hitungan 3 sampai 4 minggu. • Kebanyakan pasien menunjukkan gejala kelemahan berat pada minggu pertama. • Pasien berada dalam keadaan yang paling lemah pada minggu ketiga. • Pada awalnya, paralisis flasid yang ascenderen berkembang cepat. • Kebanyakan kelemahan terjadi dalam pola yang simetris.
  • 9. • Pasien pertama kali merasakan kelemahan pada extremitas bawah yang meluas secara cepat ke extremitas atas. • Refleks tendo dalam biasanya hilang, bahkan pada stadium paling awal. • Nervi craniales dapat terlibat. (N. VII) • Otot-otot respirasi dapat terlibat, mengakibatkan respiratory compromise.
  • 10. MANIFESTASI KLINIS • Gangguan otonom seperti retinsi urine dan hipotensi orthostatik dapat terjadi. • Refleks tendo superficial dan dalam dapat hilang. • Pasien juga mengeluhkan nyeri terhadap rangsang tekanan atau pergerakan dari beberapa otot.
  • 11. • Gejala sensorik yang dapat terjadi adalah paresthesia, hipesthesia, dan tingling. • Tetapi gejala sensorik yang sering dikeluhkan pasien adalah nyeri.
  • 12. MANIFESTASI KLINIS • Jika ada nervi cranialis yang terlibat, maka yang paling sering adalah nervus VII (nervus facialis) • GBS tidak mempengaruhi derajat kesadaran, fungsi pupil, atau fungsi cerebri.
  • 13. • Gejala dapat progresif dalam beberapa minggu. Tingkat paralisis dapat berhenti pada level manapun. • Fungsi motorik akan kembali secara descendering. • Demyelinisasi terjadi cepat,tetapi remyelinisasi terjadi kira-kira 1 sampai 2 mm per hari.
  • 14. DIAGNOSIS • Anamnesis onset gejala dapat dieroleh secara mudah karena gejala GBS biasanya dimulai dengan kelemahan atau paresthesia extremitas inferior dan ascendering dalam pola yang simetris. • Lumbal punctie dapat dilakukan dan hasilnya akan terjadi peningkatan protein, namun penikal cell tetap. (disosiasi cyto albumin) • EMG membantu : didapatkan KHST memanjang. • Fungsi paru menurun • ECG : tachi cardy
  • 15. • Pemeriksaan konduksi saraf menghasilkan transmisi implus sepanjang nerve fiber. • Tes fungsi paru dilakukan jika ada kecurigaan GBS untuk menentukan baseline sebagai perbandingan progresivitas penyakit. • Penurunan kapasitas fungsi paru merupakan indikasi untuk ventilator mekanik dan menajemen di ICU
  • 16. Emergency Syndrome • Pernafasan kadang berhenti • Tak bisa bernafas dalam • Kesulitan bernafas • Kesulitan menelan • Pingsan • Ketika berdiri kepala teraa ringan
  • 17. GBS Sindrome yang Heterogen Dengan Banyak Varian • AIDP sebagai bentuk yang umum (85-90%) • Miller Fisher Syndrome : opthalmoplegia, ataxia, dan areflexia (5%). Antibodi GQ 1b. Hanya ¼ dengan keemahan extremitas. • AMAN : secara selektif menyerang saraf motorik, deep tendon reflexes are preserved, umum di China / Jepang, hampir semuanya didahului infeksi Campylobacter. • AMSAN : varian yang lebih berat dari AMAN + gejala sensorik
  • 18. DD Polyneuropathy • Arsenic poisoning • N-Hexane (glue sniffing) • Vasculitis • Lyme Disease • Tick paralysis • Sarcoidosis • Leptomeningeal Dz • Paraneoplastic Dz • Critical Illness
  • 19. MANAJEMEN KLINIS • Preventive measures perlu dilakukan untuk mencegah DVT dan emboli paru. • Heparin 500 units subcutan dapat diberikan bersama dengan stocking antiemboli dan alat sequential compression. • Suportive Care Nyeri neuropatic, diterapi dengan gabapentin atau carbamasepin • Mungkin diperoleh ventilator
  • 20. • Terapi pertama yang terbukti bermanfaat untuk GBS adalah plasmapheresis. • Prosedur ini secara mekanis menghilangkan faktor-faktor humoral. • Intravenous immunoglobumin (IVIG) juga berguna dalam manajemen GBS. • Glucocorticoid tidak terbukti bermanfaat.
  • 21. REFERENSI Plasmapheresis and acute Guillain Barre Syndrome. The Guillain-Barre Syndrome Study Group. Neurology 1984; 2: 1296. Ropper, AH. The Guillain-Barre Syndrome. N Engl J Med 1992; 326:1130. Summer, AJ. The physiologic basis for symptoms in Guillain-Barre Syndrome. Ann Neurol 1981; 9: 28.