MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Bab i ptk
1. 1
BAB I
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi Programme For Internasional Student Assessment (PISA)
pada tahun 2009, minat membaca siswa Indonesia memiliki skor hanya 402. Dari 66 negara,
Indonesia menempati urutan 56 dalam hal kemampuan membaca. Menurut Ella Yulaewati
dari Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
temuan PISA tersebut menunjukkan masih lemahnya minat baca siswa Indonesia. Ditambah
lagi, menurut Abdul Khak dari Kepala Balai Bahasa Bandung mengatakan tradisi menulis di
Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan tradisi membaca, terlebih di kalangan anak
muda (dikutip pelitaonline, 2011). Berarti hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang berminat
untuk membaca dan menulis.
Minat membaca dan menulis yang tergolong kurang tersebut, menunjukkan bahwa
rendahnya minat belajar di kalangan remaja. Kurangnya minat belajar disebabkan oleh dua
hal, yakni 1. faktor internal (dari dalam diri), yaitu pengetahuan dasar, kemauan, perhatian,
dan kesempatan; 2. Faktor eksternal (dari luar diri), yaitu guru, orang tua dan lingkungan
(dikutip dokterkimia, 2010). Dua hal tersebut, yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
Pengaruh minat belajar tersebut, dapat berpengaruh pada prestasi belajarnya.
Didukung oleh Ridwan (dikutip repository.upi.edu._l0151_0601120) mengatakan pada faktor
internal (dari dalam diri) siswa, salah satunya terdapat minat. Berarti minat belajar yang dapat
membuat siswa berkeinginan untuk belajar rutin di rumah. Sehingga harapannya dapat meraih
prestasi yang dibanggakan di sekolah. Tanpa minat belajar yang dimiliki oleh siswa tentunya
akan berdampak menurunnya prestasi di sekolah. Sehingga minat belajar siswa perlu
didukung oleh beberapa orang disekitarnya.
Dukungan oleh orang sekitarnya, tidak hanya dukungan dari pihak sekolah. Yakni
guru atau wali kelas namun ada dukungan dari pihak orang tua dirumah untuk menjaga
kerutinan jadwal belajar dirumah. Sama yang diungkap oleh Miller (dikutip Anita, 2008)
menyatakan orang tua menjadikan anaknya orang yang mau belajar bukan membuat anak
menjadi jenuh. Jadi dukungan orang tua sangat penting untuk menjaga jadwal rutinitas belajar
anak secara konsistensi.
Konsistensi adalah perilaku yang dilakukan secara terus-menerus. Konsistensi yang
dapat menjaga minat belajar siswa agar selalu rutin belajar dirumah. Permasalahan kasus di
2. 2
kelas VII L, berdasar informasi guru, bahwa siswa kelas VII L sulit diatur dalam ketenangan
dikelas. Ditambah, dasar wali kelas yang menginformasikan, bahwa siswa kelas VII L kurang
antusias mencatat mata pelajaran. Sehingga mengakibatkan hasil prestasi belajar di semester
gasal tahun 2011, kurang memuaskan secara kriteria ketuntasan belajar minimal (nilai VII5).
Hal ini, mendorong peneliti menanyakan kepada siswa kelas VII L secara random mengenai
penyebab kurang memuaskannya hasil akademik pada semester gasal tahun 2011. Beberapa
penyebab dari siswa mengatakan, bahwa 1. secara internal, yakni tidak ada kemauan untuk
belajar secara rutinitas di rumah atau selalu mendadak belajar ketika besok ada ujian,
menganggap remeh atau kurang perhatian mencatat disetiap pelajaran, dan kurang antusias
bertanya ketika di sekolah; 2. secara eksternal, yakni kurang pengawasan orang tua dirumah,
dan beranggapan ketika gagal di ujian semester dapat diulang di ujian remidial. Berarti hal
tersebut, menunjukkan siswa kelas VII L kurang memiliki kesadaran minat pentingnya belajar
sebagai seorang siswa. Sehingga berakibat siswa kurang konsisten dalam belajar. Padahal
konsistensi belajar siswa dirumah dapat dibentuk ketika orang tua memberikan tempat untuk
mendukung kegiatan belajar siswa. Mendukung kegiatan belajar siswa memerlukan
konsistensi oleh orang tua.
Orang tua hanya menyuruh belajar tetapi tidak pernah tahu yang dipelajari oleh
anaknya (siswa). Orang tua beralasan 1. orang tua bekerja, sehingga tidak bisa melihat anak
belajar atau jarang bertemu dengan anak; 2. sudah mengikuti guru les privat atau lembaga
belajar, sehingga orang tua tidak terlalu disibukkan dengan mengawasi anak belajar; 3. tidak
tega menekan atau memaksa anak untuk belajar, dikarenakan sudah belajar di sekolah. Hal
inilah, yang menjadikan alasan orang tua tidak bisa mendampingi atau mencontohkan
pentingnya belajar dirumah.
Peran orang tua mendukung anaknya belajar dirumah. Seperti: 1. membuat waktu
belajar bersama dengan anak, kerelaan waktu orang tua mendampingi anaknya, dengan
membaca buku bersama; 2. bangun kenyaman kondisi anak belajar dengan topik komunikasi
yang berkaitan dengan anak, seperti kesulitan soal, membicarakan teman anaknya, dan lain-
lain; 3. perhatikan anak ketika belajar, kemungkinan ada hal yang tidak disukai atau membuat
anak cepat jenuh belajar. Tiga hal ini yang harus dimiliki orang tua sebagai konsistensi orang
tua untuk menjaga atau menekankan pentingnya konsistensi anaknya.
Uraian diatas, menjelaskan pentingnya peran orang tua dan anak untuk menjaga ke
konsistensi melakukan kegiatan belajar sesuai perannya masing-masing. Hal lain, konsistensi
bagi pihak sekolah yakni wali kelas perlu membangun dorongan minat belajar siswa dengan
3. 3
memotivasi atau tausiah yang terkait dengan kesuksesan, perjuangan meraih cita-cita dan lain-
lain. Berdasar pengamatan, wali kelas VII L telah menjalankan peran memotivasi siswa
sebelum waktu pembelajaran dimulai maupun selesai pembelajaran.
Peran dari orang tua, dan wali kelas sangat penting, menimbulkan kesadaran siswa
dalam minat belajar di rumah dan akhirnya siswa memiliki kesadaran minat belajar tanpa
diperintah. Sehingga perlu adanya cara meningkatkan kesadaran di dalam diri siswa, salah
satunya adalah kesepakatan tertulis antara wali kelas, orang tua, dan siswa.
Kesepakatan tertulis tersebut, berupa kontrak belajar. Harapannya kontrak belajar
dapat membantu pelaku kontrak belajar ke arah konsistensi meraih tujuan bersama. Di dalam
kontrak belajar tersebut, dijelaskan mengenai target pencapaian dari sudut pandang siswa dan
komitmennya. Serta dukungan peran dari orang tua, wali kelas dan konselor. Sehingga,
peneliti tertarik mengungkapkan peningkatan minat belajar di rumah melalui media kontrak
belajar.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada peningkatan minat belajar melalui media kontrak belajar bagi siswa
kelas VII L di SMP Alhikmah Surabaya?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar melalui media kontrak
belajar bagi siswa kelas VII L di SMP Alhikmah Surabaya.
D. Manfaat
Bagi guru, peningkatan minat belajar melalui media kontrak belajar dapat
memberikan kemudahan pengelolaan kelas VIIL di SM Alhikmah Surabaya .
Bagi siswa, peningkatan minat belajar melalui media kontrak belajar dapat
memberikan dukungan dalam diri atau komitmen untuk selalu belajar baik di rumah maupun
di sekolah.
Bagi orang tua, peningkatan minat belajar melalui media kontrak belajar dapat
memberikan kedekatan dengan anak untuk mendukung kegiatan belajar.