Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Program S2 Teknologi Pembelajaran di Universitas Tanjungpura. Dikerjakan Oleh Muhammad Ikbal
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
HUBUNGAN SOSIAL
1. A . Pengertian Hubungan Sosial
Kemampuan
Hubungan
Sosial
Rasa
Ingin
Tahu
Dorongan Terhadap Lingkungan
Dunia
Sekitar
2. Dalam
Perkembangannya,
setiap individu
ingin tahu
bagaimana
Hubungan sosial
yang baik dan
aman dengan
dunia sekitar
SOSIAL
JADI, HUBUNGAN SOSIAL DAPAT DIARTIKAN
SEBAGAI CARA-CARA INDIVIDU BEREAKSI
TERHADAP ORANG-ORANG SEKITAR DAN
BAGAIMANAKAH PENGARUH HUBUNGAN
TERSEBUT TERHADAP DIRINYA.
6. Timbul rasa
takut berlebihan
Tdk berani
berinisiatif dlm
berhubungan dg
yg lain
Tdk berani
ngambil
keputusan Tidak berani memutuskan
pilihan teman yg dipandang
cocok.
7. Hubungan Sosial Individu dimulai sejak individu berada
dilingkungan Rumah bersama keluarga.
Seorang ahli psikoanalisis yang bernama Sigmund Freud menegaskan
bahwa sentuhan lembut seorang ibu, kehangatan dekapan gendongan
seorang ibu, dan bahan deguban jantung seorang ibu ketika menyusui
anak bayinya dirasakan oleh seorang bayi dalam alam psikologisnya
sebagai pernyataan kasih sayang, pengakuan, perasaan diterima dan
perlindungan yang luar biasa yang memiliki pengaruh besar terhadap
perkembangan jiwa anak dikelak kemudian hari, termasuk kemampuan
hubungan sosialnya.
8. No Usia Perkembangan Keterangan
1 Setelah
lahir
2 Bulan ke 2 Bayi mulai mengenal muka orang di
sekitarnya dan mulai bisa
tersenyum sebagai suatu cara
menyatakan perasaan senangnya.
3 Bulan ke 6 Bayi mulai mengenal orang-orang
disekitarnya dan membedakan
dengan orang-orang yang asing
baginya
4 Bulan ke 7 Bayi mulai aktif mengadakan
kontak dengan orang lain dengan
menunjukan kemampuan
sederhana, misalnya: mengangkat
tangannya untuk minta gendong
atau berteriak-teriak menangis
minta perhatian.
Saat ini anak juga
mulai
memperhatikan
apa yang
dikerjakan orang
disekelilingnya
9. No Usia Perkembangan Keterangan
5 Bulan ke 10 Bayi mulai bisa berbicara dengan
ibunya dengan bahasa yang sangat
sederhana, lucu, dan menyenangkan
meskipun masih “pelat/cadel” atau
belum jelas benar.
6 Akhir tahun
pertama
Kontak antara orang tua dan bayi
sudah cukup jauh sehingga sudah
dapat diajak bermain.
11. Pada usia 18
bulan ini
Pada umur ini dimulai dengan
tumbuhnya kesadaran diri atau yang
dikenal dengan kesadaran akan dirinya
dan kepemilikannya.
Pada umur ini keinginan untuk
mengekplorasi lingkungan semakin
besar, sehingga tidak menimbulkan
masalah yang berkaitan dengan
kedisiplinan.
Anak mulai berhadapan dengan orang2
disekitarnya yang mungkin menyetujui
tetapi ada pula yang menghalangi
keinginannya.
Pada masa ini sampai akhir masa sekolah
ditandai dengan meluasnya lingkungan
sosial.
12.
13. Chaplin (1979) mendefinisikan bahwa interaksi merupakan hubungan sosial
antara beberapa individu yang bersifat alami dimana individu-individu itu saling
mempengaruhi satu sama lain secara serempak.
Thibaut dan Kelley (1979), yang merupakan pakar dalam teori interaksi,
mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa penting saling
mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau
berkomunikasi satu sama lain.
Hormans mendefinisikan interak sebagai suatu kejadian dimana suatu aktivitas atau
sentimen yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran (reward)
atau hukuman (punisment) dengan menggunakan suatu aktivitas atau sentimen oleh
individu lain yang menjadi pasangannya(Shaw, 1985:71 )
.
Jadi, dalam konsep yang dikemukakan oleh Homans ini, mengandung
pengertian bahwa suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannya.
14. Kesimpulan:
Interaksi hubungan timbal balik antara dua orang atau
lebih, dan masing-masing orang yang terlibat didalamnya
memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih
dari sekedar teradi hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
15. Interaksi verbal: interaksi yang terjadi bila dua orang atau lebih
melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan suatu
alat-alat artikulasi atau pembicaraan.
Interaksi
Interaksi emosional
Interaksi fisik: Interaksi yang terjadi manakala dua orang atau labih
melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh.
Misalnya Ekspresi wajah, posisi tubuh, gerak-gerik tubuh, dan kontak
mata.
17. Interaksi tryadic terjadi manakala individu yang terlibat didalamnya lebih
dari dua orang dan pola interaksi menyebar ke semua individu yang terlibat.
Misalnya, interaksi antara ayah, ibu dan anak jika interaksinya terjadi pada
mereka semua.
Interaksi dyadic terjadi manakala hanya ada dua orang yang terlibat
didalamnya atau lebih dari dua orang tetapi arah interaksinya hanya
terjadi dalam dua arah.
Contoh: Interaksi antara percakapan dua orang lewat telepon, interaksi
antara guru-murid dalam kelas jika guru menggunakan metode ceramah
atau tanya jawab satu arah tanpa menciptakan dialog antar murid.
18. Drama tindakan kedua (the secong act drama) dapat disebut juga dengan
istilah “perjuangan untuk emansipasi”.
Pada masa ini, remaja memiliki perjuangan yang kuat untuk
membebaskan diri dari ketergantungan dengan orang tuanya
sebagaimana pada masa anak-anak dalam rangka berusaha mencapai
status dewasa. (mulai tidak mau manja)
Drama tindakan pertama (the first act drama), interaksi remaja dengan
orang tua berlangsung sebagaimana yang terjadi pada interaksi antara
masa anak-anak dengan orang tua; mereka memiliki ketergantungan
kepada orang tua dan masih sangat dipengaruhi oleh orang tua.
Jersild, Brook, dan Brook (1998) mengatakan bahwa interaksi
antara remaja dengan orang tua dapat digambarkan sebagai “
three-act-drama” (drama-tiga-tindakan).
19. Drama tindakan ketiga (the third act drama), remaja sudah berusaha
untuk dapat menempatkan dirinya untuk berteman dengan orang
dewasa dan berinteraksi secara lancar dengan mereka. Namun usaha
remaja ini seringkali masih memperoleh hambatan yang disebabkan
oleh pengaruh dari orang tua yang sebenarnya masih belum bisa
melepas anak remajanya secara penuh. (akibatnya: ada konflik orang
tua dan anak)
Dalam konteks
interaksi remaja –
orang tua, Fontana
(1981)
menambahkan
adanya aspek
obyektif dan
subyektif.
Aspek obyektif: keadaan nyata dari peristiwa
yang terjadi pada saat interaksi antara remaja
dan orang tua berlangsung.
Aspek subyektif: kenyataan nyata yang
dipersepsi oleh remaja pada saat interaksi
berlangsung
20. Interaksi yang terjadi antar individu dalam lingkungan keluarga
akan tampil dalam kualitas yang berbeda-beda. Kualitas mengacu
kepada derajat relatif kebaikan atau keunggulan suatu hal, yang
dalam hal ini adalah interaksi antar individu.
Suatu interaksi dikatakan berkualitas jika mampu memberikan
kesempatan kepada individu untuk mengembangkan diri dengan
segala kemungkinan yang dimilikinya.
Jadi, yang dimaksud dengan interaksi remaja-orang tua adalah
hubungan timbal balik secara aktif antara remaja dengan orang
tuanya yang berwujud dalam kualitas hubungan yang
memungkinkan remaja untuk mengembangkan potensi dirinya.