2. Keluarga : Hubungan yang Pertama
Sebagian besar interaksi orang tua dan anak memiliki implikasi
masa depan
karena keluarga adalah tempat masing-masing dari kita untuk
belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Elemen umum dari semua hubungan akrab adalah:
saling ketergantungan (interdepence),
suatu asosiasi interpersonal
dimana dua orang secara konsisten mempengaruhi
kehidupan satu sama lain,
memusatkan pikiran dan
emosi mereka terhadap satu sama lain, dan
secara teratur terlibat dalam aktivitas bersama sebisa
mungkin.
3. Interaksi Orang Tua dan Keturunan mereka
Sifat dari interaksi tergantung pada karakteristik kepribadian dari
orang-orang yang berinteraksi dengan generasi muda (usia remaja).
Remaja diketahui mencintai orang tua mereka sejauh para remaja ini
menyukai mereka dan sejauh mana remaja adalah orang yang
sopan. Sebagian besar remaja merasakan cinta semacam itu kepada
ayah dan ibu mereka dan merasa dicintai juga.
Hubungan yang menyenangkan dan memuaskan di dalam keluarga
diasosiasikan dengan kemampuan untuk mengalami empati, rasa
percaya diri yang tinggi, dan kepercayaan interpersonal. Interaksi di
dalam keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik dan
karakteristik kepribadian, namun juga oleh budaya.
4. Hubungan antara kakak beradik
Hubungan antar kakak adik berbeda dari hubungan antara orang tua dan
anak-anaknya. Hubungan antar kakak adik sering kali merupakan
kombinasi antara perasaan sayang, benci, dan persaingan (Boer, dkk.,
1997).
Kakak beradik paling mungkin merasa dekat jika mereka dapat berbagi
sikap dan kenangan, saling membela, mengalami pertemanan, dan
saling menolong untuk mengatasi kesulitan.
Ketika kakak beradik sangat dekat pada saat anak-anak, mereka cenderung
tumbuh menjauh pada saat remaja dan dewasa muda, tetapi pada saat
mereka mencapai usia setengah baya, sebagian dari mereka sekali lagi
membina hubungan yang dekat dan positif.
5. Hubungan di Luar Keluarga:
Membangun persahabatan
Dengan semakin dewasanya kita, persahabatan memiliki beberapa
karakteristik yang berbeda.
Suatu hubungan teman akrab akan mengakibatkan dua individu akan
menghabiskan lebih banyak waktu bersama, berinteraksi satu sama lain
pada situasi yang bervariasi, saling memberikan dukungan, serta
emosional.
Sedangkan teman biasa adalah seseorang yang menyenangkan, sementara
sahabat dihargai karena murah hati, dan jujur, yaitu seseorang yang
dapat anda ajak bersantai dan menjadi diri anda sendiri.
6. Awal Ketertarikan: Kedekatan dan Emosi
Ketertarikan interpersonal merujuk pada sikap seseorang
menggenai orang lain. Ketertarikan diekspresikan
sepanjang satu dimensi yang berkisar dari sangat suka
hingga sangat tidak suka.
7.
8. Banyak psikologi sosial, yakin kita membuat
evaluasi yang positif setiap kita merasakan hal
yang positif dan membuat evaluasi negatif setiap
kita merasakan perasaan yang negatif.
Faktor apapun yang mempengaruhi keadaan
emosional seseorang pada gilirannya akan
mempengaruhi ketertarikan.
9. Dasar-dasar Ketertarikan
Pertama
Berdasarkan penelitian-penelitian yang melibatkan orang asing
(orang yang sebelumnya tidak dikenal oleh subjek penelitian),
dapat disimpulkan bahwa kita menyukai seseorang jika orang
tersebut :
Berdekatan dengan kita secara geografis.
Memiliki kesamaan kepercayaan, nilai-nilai, dan ciri-ciri
kepribadian.
Memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita.
Menyenangkan atau dapat kita setujui (sikap, pandangan, dan
perilakunya).
Menarik secara fisik.
Membalas kesukaan kita (kita cenderung tertarik terhadap orang
yang menyukai kita ---- sesuai dengan Balance Theory dari
Heider, 1946).
10. KEKUATAN DARI
KEDEKATAN
Apa yang menentukan kesadaran, interaksi dan derajat
ketertarikan kita pada seseorang?
•lingkungan fisik disekitar kita.
•Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dua orang cenderung
menjadi kenal jika faktor-faktor eksternal (lokasi, kamar asrama,
tempat duduk dikelas, meja kerja dan lain-lain) menyebabkan
mereka sering mengadakan kontak.
11. Hubungan Romantis, Cinta, dan Keintiman Fisik
Di antara karakteristik yang menjadi definisi dari hubungan romantis
adalah ketertarikan seksual dan hingga derajat tertentu yaitu keintiman
fisik.
Tergantung pada individunya dan apa yang menurut budaya yang
diterimanya.
12.
13.
14. Komponen Cinta
Komponen cinta menurut Sternberg, 1997:
1. Intimacy
Intimacy/keintiman merupakan pengalaman seseorang yang timbul dari
perasaan kedekatan, keterikatan, dan keterhubungan seseorang dengan orang lain
yang melibatkan keinginan untuk memberi dan menerima serta membagi suatu
pikiran terdalam seseorang kepada orang lain.
2. Passion
Passion/gairah merupakan keinginan yang romantis yang mencakup hasrat
seksual seseorang yang intens kepada orang lain, disertai dengan gairah psikologis
(Sternberg, 1997).
3. Commitment
Commitment/komitmen menurut Sternberg (Rathus, Nevid, & Rathus, 2008)
merupakan usaha seseorang untuk mempertahankan cintanya melalui suatu
komitmen dalam suatu hubungan. Komitmen tersebut dapat diwujudkan melalui
suatu bentuk tindakan seperti sebuah pertunangan, pernikahan, kesetiaan seksual
terhadap pasangan, dan lain sebagianya (Sternberg, 1997).
15. Jenis-jenis Cinta
Non Love
Non love adalah sebuah hubungan yang tidak mencakup
ketiga komponen dari cinta. Sebagian besar hubungan pribadi kita
merupakan jenis hubungan yang tidak melibatkan unsur cinta
(Sternberg, 1986).
Liking
Liking merupakan pengalaman kita dengan orang lain sebagai
seorang sahabat. Liking mempunyai komponen cinta yang kuat
yaitu keintiman (intimacy), namun tidak memiliki komponen gairah
(passion) dan komitmen (commitment).
Infatuation
Infatuation adalah “cinta pada pandangan pertama” ketika
seseorang mengalami suatu gairah kerinduan terhadap orang lain.
Infatuation ini hanya memiliki komponen gairah (passion), akan
tetapi tidak memiliki komponen keintiman (intimacy) dan komitmen
(commitment).
16. Empty love
Empty love merupakan cinta yang ditandai hanya dengan komitmen
(commitment) untuk mempertahankan hubungan tetapi tidak mempunyai
komponen gairah (passion) dan keintiman (intimacy). Empty love bisa
menjadi hubungan yang stagnan apabila tidak melibatkan keintiman
emosional dan ketertarikan fisik. Salah satu contoh empty love yaitu
perjodohan dalam sebuah pernikahan di mana masing-masing pasangan
mencoba untuk saling mencintai.
Romantic love
Romantic love/cinta romantis merupakan kombinasi dari keintiman
(intimacy) dan gairah (passion) namun tidak memiliki komitmen
(commitment). Orang yang mengalami romatic love tidak hanya tertarik
secara fisik saja tetapi telah terikat secara emosional satu sama lain.
Companionate love
Companionate love merupakan kombinasi dari keintiman (intimacy)
dan komitmen (commitment). Companionate love sering terjadi pada
hubungan jangka panjang yang gairah ketertarikan telah berkurang dan
digantikan dengan komitmen persahabatan.
17. Fatuous love
Fatuous love merupakan salah satu tipe cinta
(Sternberg, 1986) yang dapat diasosiasikan seperti badai
angin asmara yang dapat menimbulkan pernikahan kilat.
Fatuous love adalah suatu hubungan yang memiliki
komponen cinta berupa komitmen (commitment) dan gairah
(passion), tetapi tidak memiliki komponen keintiman
(intimacy). Komitmen yang dibuat pada hubungan ini
berdasarkan pada gairah saja tanpa melibatkan keintiman
sehingga dapat menyebabkan perceraian dalam suatu
pernikahan.
Consummate love
Consummate love adalah cinta yang lengkap dan kuat
karena cinta ini terdiri dari keintiman (intimacy), gairah
(passion), dan komitmen (commitment). Kebanyakan
pasangan berusaha keras untuk mewujudkan jenis cinta ini
untuk menghasilkan suatu hubungan yang ideal
18. Persahabatan dan Percintaan :
Persamaan dan Perbedaan
Percintaan terjadi sebagai hasil dari:
kedekatan,
motivasi untuk memiliki hubungan,
keyakinan kita mengenai karakteristik yang dapat diamati mengenai
orang lain, dan
rasa saling suka.
Persahabatan:
keintiman verbal itu penting,
keintiman fisik cenderung terbatas terutama pada pertemanan antar
laki-laki dan perempuan.
Perbedaannya, pada umumnya:
percintaan cenderung seksualnya tinggi,
persahabatan tidak memiliki kecenderungan seksual.
19. Makna cinta
Cinta adalah sesuatu yang lebih dari sekedar pertemanan biasa dan
melebihi rasa tertarik secara romantis atau seksual seseorang. Cinta
dapat dikategorikan sebagai:
Cinta Membara
Cinta membara biasanya timbul sebagai reaksi positif yang segera,
berlebihan, menggelora, dan menghabiskan energi, terhadap orang lain
Cinta Bisa Jadi Suatu Hal yang Semarak
Meskipun cinta membara adalah pengalaman yang umum, namun cinta
ini terlalu intens dan terlalu meluap-luap untuk dipertahankan secara
permanen.
20. Seksualitas dalam Hubungan Romantis
Sangsi hukum dan keagamaan terhadap seks pranikah memiliki sejarah
yang panjang pada berbagai budaya,
tetapi perubahan yang dramatis pada sikap terhadap seks dan perilaku
seksual terjadi selama abad ke 20.
Sikap mengenai seksualitas menjadi interaksi seksual menjadi komponen
dari hubungan romantis yang umum dan diterima secara luas.
21. Perubahan Pada Sikap dan Prilaku Seksual
Salah satu penjelasan yang mungkin mengenai perubahan sikap dan
tingkah laku mengenai seks terdapat pada pesan-pesan yang
disampaikan media televisi yang paling popular di antara remaja,
berbicara mengenai seks dan terlibat dalam hubungan seks sangatlah
umum, dan perilaku seksual digambarkan dan benar-benar nyata