Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan, perkembangan ilmu, syarat-syarat ilmu, dan struktur ilmu. Pengetahuan adalah apa yang diketahui tentang suatu objek, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh melalui metode ilmiah. Ilmu pengetahuan berkembang melalui periode Yunani Kuno dan Revolusi Ilmiah abad ke-17. Syarat ilmu adalah objektif
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
ILMU PENGETAHUAN
1. PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Dakwah
Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag
Disusun oleh:
1. M. Khoerul Iqbal (131311108)
2. Miftah Mursyidah (131311111)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
2. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia
merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala
sesuatu yang dihadapi dan dialami dalanm kehidupannya.
Dari berbagai upaya untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut, maka manusia
banyak memiliki berbagai pengetahuan. Kemudian berbagai pengetahuan itu
dikumpulkan melalui metode tertentu, maka berwujudlah sekumpulan pengetahuan,
untuk kemudian disusun ke dalam susunan atau sistematika tetentu, dengan
menggunakan metode tertentu, maka lahirlah suatu ilmu pengetahuan.
Demikianlah proses tersusun dan terjadinya suatu ilmu pengetahuan yang berawal
dari pengetahuan-pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan
metode penelitian tertentu maka sekumpulan pengetahuan tersebut akhirnya berkembang
menjadi suatu ilmu pengetahuan.1
II. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan?
2. Perkembangan ilmu?
3. Syarat – syarat ilmu?
4. Struktur ilmu?
1 http://babychokyujungsoo.blogspot.com/2013/10/makalah-perbedaan-konsep-pengetahuan.html diakses pada
tanggal 4 Juni 2014 Pukul 22.00 WIB.
3. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila
orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa
gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan
awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan
saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh,
pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan.
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh
pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa
pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala
tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak
benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan,
kemakmuran, keterasingan, dsb.), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti
konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang
menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan
perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik
gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari
hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu
gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil
penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai (i) Hukum, bila gejalanya
merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala
abstrak.
Disamping hukum atau dalil, dan theori, yang luas cakupan keberlakuannya,
yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku
4. umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan
dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti:
- Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada
selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut.
- Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu
fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya.
- Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola- laku
suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu.
- Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya
ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang
digunakan untuk menjelaskannya.
Adapun perbedaan pengetahuan dengan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut :
a) Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.De finis i ini
t idak diter ima ka rena mencampuradukka n ilmu pengetahuan
danteknologi.
b) Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.Definisi ini tidak dapat
diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat
materi.
c) Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
d) Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis
dari pengamatan empiris.2
2 http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20-
PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUAN.html diakses
pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
5. B. Perkembangan ilmu
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan
mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangannya. Ilmu
pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui
tahap-tahap atau periode-periode perkembangan.
a) Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi)
Perintisan “ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum
masehi, karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu
pengetahuan dikemukakan mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum
Masehi merupakan terjadinya pergeseran dari persepsi mitos kepersepsi logos,
dari dongeng-dongen ke analisis rasional.
Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles tentang dunia
adalah adalah sebagai berikut : dunia adalah ontologis atau ada (eksis).
Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya menumpang
keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide.
Menurut Aristoteles, dunia merupakan subtansi adalah sesuatu yang mandiri,
dengan demikian dunia itu mandiri. Setiap subtansi mempunyai struktur
ontologis. Dalam struktur terdapat 2 prinsip, yaitu :
1) Akt : menunjukan prinsip kesempurnaan (realis);
2) Potensi menunjukan prinsip kemampuannya, kemungkinannya (relati)
Pndangan Aristoteles yang dapat dikatakan sebagai awal dari perintisan
“ilmu pengetahuan” adalah hal-hal sebagai berikut :
1 Hal Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan, yaitu ;
a. Pengenalan Indrawi (memberikan pengetahuan yang kongkrit
dari suatu benda)
b. Pengenalan Rasional (dapat mencapai sesuatu, melalui jalan
abstraksi)
2 Hla Metode
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau
hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau fakta. Metode untuk
mengembangkan mu pengetahuan ada dua, yaitu :
6. a. Induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum
(pengetahuan universitas)
b. Deduksi (silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal
menuju fakta-fakta.
b) Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena
adanya perombakan total dalam cara berfikir. Perombakan total tersebut
adalah sebagai berikut :
Apabila Aristoteles cara berfikirnya bersifat ontologis rasional,
Gallileo Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berfikir
bersifat analisi yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif dan matematis. Yang
dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berfikir tentang hakikat,
jadi berfikir metafisis ( apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang
berada di balik fenomena)
Abad 17 meninggalkan cara berfikir metafisis dan beralih ke elemen-elemen
yang terdapat pada suatu benda, jadi tidak mempersoalkan hakikat.
Dengan demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang merupakan
kesatuan sistem.3
C. Syarat – syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus
dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu- ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
3 http://www.scribd.com/doc/84882686/Makalah-Perbedaan-Pengetahuan-Dan-Ilmu-Pengetahuan
diakses pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
7. keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran
objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang
penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi
dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara,
jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º.
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu- ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia.
Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu- ilmu sosial, harus
tersedia konteks dan tertentu pula.4
4 http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20-
PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUAN.html diakses
pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
8. D. Struktur ilmu
STURKTUR ILMU
Obyek Sebenarnya
Obyek Material
Ide Abstrak
Benda Fisik
Jasad Hidup
Gejala Rohani
Peristiwa Sosial
Proses Tanda
Obyek Formal Pusat Perhatian
Bentuk Pernyataan
Diskripsi
Preskripsi
Ekposisi Pola
Rekotruksi Historis
Pengetahuan Ilmiah
Ragam Produksi
Asas Ilmiah
Kaidah Ilmiah
Teori Ilmiah
Ciri Poko
Sistematisasi
Keumuman
Rasionalitas
Obyektivitas
Verifiabilitas
Komunalitas
Pembagian Sistematik
Setiap cabang ilmu khusus mempunyai objek sebenarnya (Proper Object) yang dapat
dibedakan menjadi objek material dan objek formal. Objek material adalah fenomena di
dunia ini yang telaah oleh ilmu, sedang objek formal adalah pusat perhatian dalam perhatian
dalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu.
1) Deskripsi
Ini merupakan kum[ulan [ertanyaan bercorak deskriptif dengan memberikan pemerian
mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena
yang bersangkutan. Bentuk ini umumnya terdapat pada cabang-cabang ilmu khusus
yang terutama bercorak deskriptif seperti misalnya ilmu anatomi atau geografi.
2) Preskrispsi
Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif dengan memberikan
petunjuk-petunjuk atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung
atau sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sebenarnya itu. Bentuk
9. ini dapat dijumpai dalam cabang-cabang ilmu social, misalnya dalam ilmu pendidikan
yang memuat petunjuk-petunjuk cara mengajar yang baik dalam kelas. Demikian pula
dalam ilmu administrasi Negara dipaparkan misalnya asas-asas, ukuran-ukuran, dan
berbagai ketentuan preskriptif tentang organisasi yang baik, manajemen yang efektif
atau prosedur kerja yagn efisien.
3) Eksposisi Pola
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam
sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan atau proses lainnya dari fenomena yang
ditelaah. Misalnya dalam antropologi dapat dipaparkan pola-pola kebudayaan
berbagai suku bangsa atau dalam sosisologi dibeberkan pola-pola perubahan
masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan.
4) Rekonstruksi Historis
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha menggambarkan atau
menceritakan dengan penjelasan atau alas an yang diperlukan pertumbuhan sesuatu
hal pada masa lampau yang jauh baik secara alamiah atau karena campur tangan
manusia. Cabang-cabang ilmu khusus yang banyak mengandung bentuk pernyataan
ini misalnya historiografi, ilmu purbakala, dan paleontology.
5) Asas Ilmiah
Suatu asas atau prinsip adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum
berdasarkan fakta- fakta yan telah diamati; seringkali terutama dalam rumpun ilmu
social juga diartikan sebagai sebuah proposisi yang dapat secukupnya diterapkan pada
serangkaian peristiwa untuk suatu pedoman dalam melakukan tindakan-tindakan.
Asas ilmiah dalam arti yang pertama misalnya ialah asas peredaran planet
berdasarkan pengamatan dalam astronomi yang menyatakan bahwa makin dekat suatu
planet dengan matahari, maka pendek masa perputarannya. Sebuah prisnsip dalam
rumpun ilmu social misalnya ialah prinsip gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama
(equal pay for equal work) yang dapat dijadikan suatu pedoman yang benar dalam
pengangkatan para pegawai dan admistrasi penggajian.
6) Kaidah Ilmiah
Suatu kaidah atau hokum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yan
mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diperiksa kebenarannya di
antara fenomena sehingga umumnya berlaku pula untuk berbagai fenomena yang
sejenis. Contohnya ialah hokum gaya berat yang terkenal dari Newton atau kaidah
10. Boyle dalam ilmu kimia bahwa volume suara gas berubah secara terbalik dengan
tekanan bilamana suhu tetap dipertahankan sama.
7) Teori Ilmiah
Suatu teori dalam scientific knowledge adalah sekumpulan proposisi yang saling
berkaitan secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah fenomena.
Misalnya teori Darwwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa
bentuk-bentuk orgaisme yang lebih rumit berasal dar sejumlah kecil bentuk-bentuk
yan lebih sederhana dan primitiff dalam perkembngannya secara evolusioner
sepanjang masa.5
5 The Liang Gie, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi dan Teknologi, 1984), hlm 50 -63
11. PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila
orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa
gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan
awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan
saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh,
pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan.
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa
pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami
Syarat – syarat ilmu
1. Objektif
2. Metodis
3. Sistematis
4. Universal
STURKTUR ILMU
Obyek Sebenarnya
Obyek Material
Ide Abstrak
Benda Fisik
Jasad Hidup
Gejala Rohani
Peristiwa Sosial
Proses Tanda
Obyek Formal Pusat Perhatian
Bentuk Pernyataan
Diskripsi
Preskripsi
Ekposisi Pola
Rekotruksi Historis
Pengetahuan Ilmiah
Ragam Produksi
Asas Ilmiah
Kaidah Ilmiah
Teori Ilmiah
12. Ciri Poko
Sistematisasi
Keumuman
Rasionalitas
Obyektivitas
Verifiabilitas
Komunalitas
Pembagian Sistematik
II. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap denag
adanya makalah ini akan bisa menjadi bahan bacaan yang baik. Baik untuk
mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya. Sebagai motivasi maupun
inspiratif dalam mengembangkan kreativitasnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu tidak luput dari
kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
13. DAFTAR PUSTAKA
Gie , The Liang, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1984) hlm 50-
63
http://babychokyujungsoo.blogspot.com/2013/10/makalah-perbedaan-konsep-pengetahuan.
html
http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20-
PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUA
N.html
http://www.scribd.com/doc/84882686/Makalah-Perbedaan-Pengetahuan-Dan-Ilmu-
Pengetahuan