SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN 
MAKALAH 
Disusun Guna Memenuhi Tugas 
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Dakwah 
Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag 
Disusun oleh: 
1. M. Khoerul Iqbal (131311108) 
2. Miftah Mursyidah (131311111) 
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 
SEMARANG 
2014
PENDAHULUAN 
I. Latar Belakang 
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia 
merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala 
sesuatu yang dihadapi dan dialami dalanm kehidupannya. 
Dari berbagai upaya untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut, maka manusia 
banyak memiliki berbagai pengetahuan. Kemudian berbagai pengetahuan itu 
dikumpulkan melalui metode tertentu, maka berwujudlah sekumpulan pengetahuan, 
untuk kemudian disusun ke dalam susunan atau sistematika tetentu, dengan 
menggunakan metode tertentu, maka lahirlah suatu ilmu pengetahuan. 
Demikianlah proses tersusun dan terjadinya suatu ilmu pengetahuan yang berawal 
dari pengetahuan-pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan 
metode penelitian tertentu maka sekumpulan pengetahuan tersebut akhirnya berkembang 
menjadi suatu ilmu pengetahuan.1 
II. Rumusan masalah 
1. Apa pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan? 
2. Perkembangan ilmu? 
3. Syarat – syarat ilmu? 
4. Struktur ilmu? 
1 http://babychokyujungsoo.blogspot.com/2013/10/makalah-perbedaan-konsep-pengetahuan.html diakses pada 
tanggal 4 Juni 2014 Pukul 22.00 WIB.
PEMBAHASAN 
A. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu pengetahuan 
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui 
tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila 
orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa 
gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan 
awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan 
saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, 
pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan. 
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan 
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan 
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, 
kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh 
pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. 
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa 
pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala 
tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak 
benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, 
kemakmuran, keterasingan, dsb.), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti 
konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang 
menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan 
perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik 
gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari 
hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu 
gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil 
penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai (i) Hukum, bila gejalanya 
merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala 
abstrak. 
Disamping hukum atau dalil, dan theori, yang luas cakupan keberlakuannya, 
yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku
umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan 
dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti: 
- Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada 
selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut. 
- Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu 
fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya. 
- Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola- laku 
suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu. 
- Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya 
ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang 
digunakan untuk menjelaskannya. 
Adapun perbedaan pengetahuan dengan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut : 
a) Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.De finis i ini 
t idak diter ima ka rena mencampuradukka n ilmu pengetahuan 
danteknologi. 
b) Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.Definisi ini tidak dapat 
diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat 
materi. 
c) Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental. 
d) Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis 
dari pengamatan empiris.2 
2 http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20- 
PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUAN.html diakses 
pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
B. Perkembangan ilmu 
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan 
mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangannya. Ilmu 
pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui 
tahap-tahap atau periode-periode perkembangan. 
a) Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi) 
Perintisan “ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum 
masehi, karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu 
pengetahuan dikemukakan mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum 
Masehi merupakan terjadinya pergeseran dari persepsi mitos kepersepsi logos, 
dari dongeng-dongen ke analisis rasional. 
Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles tentang dunia 
adalah adalah sebagai berikut : dunia adalah ontologis atau ada (eksis). 
Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya menumpang 
keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide. 
Menurut Aristoteles, dunia merupakan subtansi adalah sesuatu yang mandiri, 
dengan demikian dunia itu mandiri. Setiap subtansi mempunyai struktur 
ontologis. Dalam struktur terdapat 2 prinsip, yaitu : 
1) Akt : menunjukan prinsip kesempurnaan (realis); 
2) Potensi menunjukan prinsip kemampuannya, kemungkinannya (relati) 
Pndangan Aristoteles yang dapat dikatakan sebagai awal dari perintisan 
“ilmu pengetahuan” adalah hal-hal sebagai berikut : 
1 Hal Pengenalan 
Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan, yaitu ; 
a. Pengenalan Indrawi (memberikan pengetahuan yang kongkrit 
dari suatu benda) 
b. Pengenalan Rasional (dapat mencapai sesuatu, melalui jalan 
abstraksi) 
2 Hla Metode 
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau 
hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau fakta. Metode untuk 
mengembangkan mu pengetahuan ada dua, yaitu :
a. Induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum 
(pengetahuan universitas) 
b. Deduksi (silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal 
menuju fakta-fakta. 
b) Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi) 
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena 
adanya perombakan total dalam cara berfikir. Perombakan total tersebut 
adalah sebagai berikut : 
Apabila Aristoteles cara berfikirnya bersifat ontologis rasional, 
Gallileo Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berfikir 
bersifat analisi yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif dan matematis. Yang 
dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berfikir tentang hakikat, 
jadi berfikir metafisis ( apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang 
berada di balik fenomena) 
Abad 17 meninggalkan cara berfikir metafisis dan beralih ke elemen-elemen 
yang terdapat pada suatu benda, jadi tidak mempersoalkan hakikat. 
Dengan demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang merupakan 
kesatuan sistem.3 
C. Syarat – syarat ilmu 
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus 
dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada 
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai 
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu- ilmu alam yang telah ada 
lebih dahulu. 
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan 
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari 
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji 
3 http://www.scribd.com/doc/84882686/Makalah-Perbedaan-Pengetahuan-Dan-Ilmu-Pengetahuan 
diakses pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni 
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran 
objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang 
penelitian. 
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi 
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi 
dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian 
kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, 
jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan 
umumnya merujuk pada metode ilmiah. 
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu 
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis 
sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, 
terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. 
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat 
merupakan syarat ilmu yang ketiga. 
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang 
bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. 
Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu 
sosial menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya 
berbeda dengan ilmu- ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. 
Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu- ilmu sosial, harus 
tersedia konteks dan tertentu pula.4 
4 http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20- 
PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUAN.html diakses 
pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
D. Struktur ilmu 
STURKTUR ILMU 
Obyek Sebenarnya 
Obyek Material 
Ide Abstrak 
Benda Fisik 
Jasad Hidup 
Gejala Rohani 
Peristiwa Sosial 
Proses Tanda 
Obyek Formal Pusat Perhatian 
Bentuk Pernyataan 
Diskripsi 
Preskripsi 
Ekposisi Pola 
Rekotruksi Historis 
Pengetahuan Ilmiah 
Ragam Produksi 
Asas Ilmiah 
Kaidah Ilmiah 
Teori Ilmiah 
Ciri Poko 
Sistematisasi 
Keumuman 
Rasionalitas 
Obyektivitas 
Verifiabilitas 
Komunalitas 
Pembagian Sistematik 
Setiap cabang ilmu khusus mempunyai objek sebenarnya (Proper Object) yang dapat 
dibedakan menjadi objek material dan objek formal. Objek material adalah fenomena di 
dunia ini yang telaah oleh ilmu, sedang objek formal adalah pusat perhatian dalam perhatian 
dalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu. 
1) Deskripsi 
Ini merupakan kum[ulan [ertanyaan bercorak deskriptif dengan memberikan pemerian 
mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena 
yang bersangkutan. Bentuk ini umumnya terdapat pada cabang-cabang ilmu khusus 
yang terutama bercorak deskriptif seperti misalnya ilmu anatomi atau geografi. 
2) Preskrispsi 
Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif dengan memberikan 
petunjuk-petunjuk atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung 
atau sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sebenarnya itu. Bentuk
ini dapat dijumpai dalam cabang-cabang ilmu social, misalnya dalam ilmu pendidikan 
yang memuat petunjuk-petunjuk cara mengajar yang baik dalam kelas. Demikian pula 
dalam ilmu administrasi Negara dipaparkan misalnya asas-asas, ukuran-ukuran, dan 
berbagai ketentuan preskriptif tentang organisasi yang baik, manajemen yang efektif 
atau prosedur kerja yagn efisien. 
3) Eksposisi Pola 
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam 
sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan atau proses lainnya dari fenomena yang 
ditelaah. Misalnya dalam antropologi dapat dipaparkan pola-pola kebudayaan 
berbagai suku bangsa atau dalam sosisologi dibeberkan pola-pola perubahan 
masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan. 
4) Rekonstruksi Historis 
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha menggambarkan atau 
menceritakan dengan penjelasan atau alas an yang diperlukan pertumbuhan sesuatu 
hal pada masa lampau yang jauh baik secara alamiah atau karena campur tangan 
manusia. Cabang-cabang ilmu khusus yang banyak mengandung bentuk pernyataan 
ini misalnya historiografi, ilmu purbakala, dan paleontology. 
5) Asas Ilmiah 
Suatu asas atau prinsip adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum 
berdasarkan fakta- fakta yan telah diamati; seringkali terutama dalam rumpun ilmu 
social juga diartikan sebagai sebuah proposisi yang dapat secukupnya diterapkan pada 
serangkaian peristiwa untuk suatu pedoman dalam melakukan tindakan-tindakan. 
Asas ilmiah dalam arti yang pertama misalnya ialah asas peredaran planet 
berdasarkan pengamatan dalam astronomi yang menyatakan bahwa makin dekat suatu 
planet dengan matahari, maka pendek masa perputarannya. Sebuah prisnsip dalam 
rumpun ilmu social misalnya ialah prinsip gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama 
(equal pay for equal work) yang dapat dijadikan suatu pedoman yang benar dalam 
pengangkatan para pegawai dan admistrasi penggajian. 
6) Kaidah Ilmiah 
Suatu kaidah atau hokum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yan 
mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diperiksa kebenarannya di 
antara fenomena sehingga umumnya berlaku pula untuk berbagai fenomena yang 
sejenis. Contohnya ialah hokum gaya berat yang terkenal dari Newton atau kaidah
Boyle dalam ilmu kimia bahwa volume suara gas berubah secara terbalik dengan 
tekanan bilamana suhu tetap dipertahankan sama. 
7) Teori Ilmiah 
Suatu teori dalam scientific knowledge adalah sekumpulan proposisi yang saling 
berkaitan secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah fenomena. 
Misalnya teori Darwwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa 
bentuk-bentuk orgaisme yang lebih rumit berasal dar sejumlah kecil bentuk-bentuk 
yan lebih sederhana dan primitiff dalam perkembngannya secara evolusioner 
sepanjang masa.5 
5 The Liang Gie, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi dan Teknologi, 1984), hlm 50 -63
PENUTUP 
I. KESIMPULAN 
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui 
tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila 
orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa 
gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan 
awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan 
saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, 
pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan. 
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa 
pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami 
Syarat – syarat ilmu 
1. Objektif 
2. Metodis 
3. Sistematis 
4. Universal 
STURKTUR ILMU 
Obyek Sebenarnya 
Obyek Material 
Ide Abstrak 
Benda Fisik 
Jasad Hidup 
Gejala Rohani 
Peristiwa Sosial 
Proses Tanda 
Obyek Formal Pusat Perhatian 
Bentuk Pernyataan 
Diskripsi 
Preskripsi 
Ekposisi Pola 
Rekotruksi Historis 
Pengetahuan Ilmiah 
Ragam Produksi 
Asas Ilmiah 
Kaidah Ilmiah 
Teori Ilmiah
Ciri Poko 
Sistematisasi 
Keumuman 
Rasionalitas 
Obyektivitas 
Verifiabilitas 
Komunalitas 
Pembagian Sistematik 
II. Saran 
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi tugas mata 
kuliah Psikologi dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap denag 
adanya makalah ini akan bisa menjadi bahan bacaan yang baik. Baik untuk 
mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya. Sebagai motivasi maupun 
inspiratif dalam mengembangkan kreativitasnya. 
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu tidak luput dari 
kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Oleh karena itu, kritik 
dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA 
Gie , The Liang, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1984) hlm 50- 
63 
http://babychokyujungsoo.blogspot.com/2013/10/makalah-perbedaan-konsep-pengetahuan. 
html 
http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20- 
PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUA 
N.html 
http://www.scribd.com/doc/84882686/Makalah-Perbedaan-Pengetahuan-Dan-Ilmu- 
Pengetahuan

More Related Content

What's hot

Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanYeasy Agustina
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)Dina Amalina
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahKristinaMala
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Lukman Hakkim
 

What's hot (8)

Filsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuanFilsafat dan ilmu pengetahuan
Filsafat dan ilmu pengetahuan
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
Filsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiahFilsafat karya ilmiah
Filsafat karya ilmiah
 
Ilmu Pengetahuan dan Akal Sehat
Ilmu Pengetahuan dan Akal SehatIlmu Pengetahuan dan Akal Sehat
Ilmu Pengetahuan dan Akal Sehat
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10
 
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu PengetahuanHakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu Pengetahuan
 

Viewers also liked

Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahmuhammadfaridfaizal
 
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahKelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahMuhammad Habibi
 
Eng1023 library instruction_sp2016
Eng1023 library instruction_sp2016Eng1023 library instruction_sp2016
Eng1023 library instruction_sp2016Susan Whitmer
 
Dr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCL
Dr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCLDr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCL
Dr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCLUCLDH
 
Job News USA - 2015 media kit brochure
Job News USA - 2015 media kit brochureJob News USA - 2015 media kit brochure
Job News USA - 2015 media kit brochureChris DeGiglio
 
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвили
Презентация  видео-диагностики по методу АнуашвилиПрезентация  видео-диагностики по методу Ануашвили
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвилиbonitarium
 
Фандрайзинг 101 Лекция ВШЭ
Фандрайзинг 101 Лекция ВШЭФандрайзинг 101 Лекция ВШЭ
Фандрайзинг 101 Лекция ВШЭAleksandr Dresen
 
Visualizing the Transcribe Bentham Corpus
Visualizing the Transcribe Bentham CorpusVisualizing the Transcribe Bentham Corpus
Visualizing the Transcribe Bentham CorpusUCLDH
 
Pitch new final
Pitch new    finalPitch new    final
Pitch new finalkeeley1234
 
งานอาเมเมเมเ
งานอาเมเมเมเงานอาเมเมเมเ
งานอาเมเมเมเmaykai
 
Codes and Conventions
Codes and Conventions Codes and Conventions
Codes and Conventions tomjmcleod
 

Viewers also liked (20)

Revisi pid klmpk 9
Revisi pid klmpk 9Revisi pid klmpk 9
Revisi pid klmpk 9
 
Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12
 
Revisi pid klmpk 14
Revisi pid klmpk 14Revisi pid klmpk 14
Revisi pid klmpk 14
 
Revisi pid klmpk 11
Revisi pid klmpk 11Revisi pid klmpk 11
Revisi pid klmpk 11
 
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
 
Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13
 
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahKelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
 
Eng1023 library instruction_sp2016
Eng1023 library instruction_sp2016Eng1023 library instruction_sp2016
Eng1023 library instruction_sp2016
 
Dr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCL
Dr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCLDr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCL
Dr Lindsay MacDonald, 3DIMPact Research Group, Faculty of Engineering, UCL
 
Job News USA - 2015 media kit brochure
Job News USA - 2015 media kit brochureJob News USA - 2015 media kit brochure
Job News USA - 2015 media kit brochure
 
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвили
Презентация  видео-диагностики по методу АнуашвилиПрезентация  видео-диагностики по методу Ануашвили
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвили
 
CoWorkRev
CoWorkRevCoWorkRev
CoWorkRev
 
Фандрайзинг 101 Лекция ВШЭ
Фандрайзинг 101 Лекция ВШЭФандрайзинг 101 Лекция ВШЭ
Фандрайзинг 101 Лекция ВШЭ
 
Visualizing the Transcribe Bentham Corpus
Visualizing the Transcribe Bentham CorpusVisualizing the Transcribe Bentham Corpus
Visualizing the Transcribe Bentham Corpus
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Immigration lawyer jacksonville
Immigration lawyer jacksonvilleImmigration lawyer jacksonville
Immigration lawyer jacksonville
 
Pitch new final
Pitch new    finalPitch new    final
Pitch new final
 
Phk
PhkPhk
Phk
 
งานอาเมเมเมเ
งานอาเมเมเมเงานอาเมเมเมเ
งานอาเมเมเมเ
 
Codes and Conventions
Codes and Conventions Codes and Conventions
Codes and Conventions
 

Similar to ILMU PENGETAHUAN

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktursayid bukhari
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer PointTrisna2013
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARtriewuland
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuWarnet Raha
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuWarnet Raha
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasareend_endriani
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 

Similar to ILMU PENGETAHUAN (20)

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Filsafat 8
Filsafat 8Filsafat 8
Filsafat 8
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan StrukturMakalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
Makalah Sejarah Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Struktur
 
Apa itu Ilmu.ppt
Apa itu Ilmu.pptApa itu Ilmu.ppt
Apa itu Ilmu.ppt
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer Point
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasarBab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
Bab ii pembahasan_ilmu_alamiah_dasar
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 

More from muhammadfaridfaizal (8)

Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8
 
Revisi pid klmpk 7
Revisi pid klmpk 7Revisi pid klmpk 7
Revisi pid klmpk 7
 
Revisi pid klmpk 6
Revisi pid klmpk 6Revisi pid klmpk 6
Revisi pid klmpk 6
 
Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5
 
Revisi pid klmpk 4
Revisi pid klmpk 4Revisi pid klmpk 4
Revisi pid klmpk 4
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Revisi pid klmpk 2
Revisi pid klmpk 2Revisi pid klmpk 2
Revisi pid klmpk 2
 
Revisi pid klmpk 1
Revisi pid klmpk 1Revisi pid klmpk 1
Revisi pid klmpk 1
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

ILMU PENGETAHUAN

  • 1. PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Dakwah Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag Disusun oleh: 1. M. Khoerul Iqbal (131311108) 2. Miftah Mursyidah (131311111) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2014
  • 2. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang dihadapi dan dialami dalanm kehidupannya. Dari berbagai upaya untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut, maka manusia banyak memiliki berbagai pengetahuan. Kemudian berbagai pengetahuan itu dikumpulkan melalui metode tertentu, maka berwujudlah sekumpulan pengetahuan, untuk kemudian disusun ke dalam susunan atau sistematika tetentu, dengan menggunakan metode tertentu, maka lahirlah suatu ilmu pengetahuan. Demikianlah proses tersusun dan terjadinya suatu ilmu pengetahuan yang berawal dari pengetahuan-pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan metode penelitian tertentu maka sekumpulan pengetahuan tersebut akhirnya berkembang menjadi suatu ilmu pengetahuan.1 II. Rumusan masalah 1. Apa pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan? 2. Perkembangan ilmu? 3. Syarat – syarat ilmu? 4. Struktur ilmu? 1 http://babychokyujungsoo.blogspot.com/2013/10/makalah-perbedaan-konsep-pengetahuan.html diakses pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 22.00 WIB.
  • 3. PEMBAHASAN A. Pengertian Pengetahuan dan Ilmu pengetahuan Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan. Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan. Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, keterasingan, dsb.), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai (i) Hukum, bila gejalanya merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak. Disamping hukum atau dalil, dan theori, yang luas cakupan keberlakuannya, yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku
  • 4. umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti: - Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut. - Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya. - Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola- laku suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu. - Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang digunakan untuk menjelaskannya. Adapun perbedaan pengetahuan dengan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut : a) Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.De finis i ini t idak diter ima ka rena mencampuradukka n ilmu pengetahuan danteknologi. b) Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat materi. c) Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental. d) Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengamatan empiris.2 2 http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20- PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUAN.html diakses pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
  • 5. B. Perkembangan ilmu Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangannya. Ilmu pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui tahap-tahap atau periode-periode perkembangan. a) Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi) Perintisan “ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum masehi, karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan dikemukakan mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum Masehi merupakan terjadinya pergeseran dari persepsi mitos kepersepsi logos, dari dongeng-dongen ke analisis rasional. Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles tentang dunia adalah adalah sebagai berikut : dunia adalah ontologis atau ada (eksis). Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya menumpang keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide. Menurut Aristoteles, dunia merupakan subtansi adalah sesuatu yang mandiri, dengan demikian dunia itu mandiri. Setiap subtansi mempunyai struktur ontologis. Dalam struktur terdapat 2 prinsip, yaitu : 1) Akt : menunjukan prinsip kesempurnaan (realis); 2) Potensi menunjukan prinsip kemampuannya, kemungkinannya (relati) Pndangan Aristoteles yang dapat dikatakan sebagai awal dari perintisan “ilmu pengetahuan” adalah hal-hal sebagai berikut : 1 Hal Pengenalan Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan, yaitu ; a. Pengenalan Indrawi (memberikan pengetahuan yang kongkrit dari suatu benda) b. Pengenalan Rasional (dapat mencapai sesuatu, melalui jalan abstraksi) 2 Hla Metode Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau fakta. Metode untuk mengembangkan mu pengetahuan ada dua, yaitu :
  • 6. a. Induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum (pengetahuan universitas) b. Deduksi (silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta. b) Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi) Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya perombakan total dalam cara berfikir. Perombakan total tersebut adalah sebagai berikut : Apabila Aristoteles cara berfikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berfikir bersifat analisi yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif dan matematis. Yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berfikir tentang hakikat, jadi berfikir metafisis ( apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena) Abad 17 meninggalkan cara berfikir metafisis dan beralih ke elemen-elemen yang terdapat pada suatu benda, jadi tidak mempersoalkan hakikat. Dengan demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang merupakan kesatuan sistem.3 C. Syarat – syarat ilmu Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu- ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. 1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji 3 http://www.scribd.com/doc/84882686/Makalah-Perbedaan-Pengetahuan-Dan-Ilmu-Pengetahuan diakses pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
  • 7. keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. 3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. 4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu- ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu- ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.4 4 http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20- PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUAN.html diakses pada tanggal 4 Juni 2014 Pukul 21.00 WIB.
  • 8. D. Struktur ilmu STURKTUR ILMU Obyek Sebenarnya Obyek Material Ide Abstrak Benda Fisik Jasad Hidup Gejala Rohani Peristiwa Sosial Proses Tanda Obyek Formal Pusat Perhatian Bentuk Pernyataan Diskripsi Preskripsi Ekposisi Pola Rekotruksi Historis Pengetahuan Ilmiah Ragam Produksi Asas Ilmiah Kaidah Ilmiah Teori Ilmiah Ciri Poko Sistematisasi Keumuman Rasionalitas Obyektivitas Verifiabilitas Komunalitas Pembagian Sistematik Setiap cabang ilmu khusus mempunyai objek sebenarnya (Proper Object) yang dapat dibedakan menjadi objek material dan objek formal. Objek material adalah fenomena di dunia ini yang telaah oleh ilmu, sedang objek formal adalah pusat perhatian dalam perhatian dalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu. 1) Deskripsi Ini merupakan kum[ulan [ertanyaan bercorak deskriptif dengan memberikan pemerian mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena yang bersangkutan. Bentuk ini umumnya terdapat pada cabang-cabang ilmu khusus yang terutama bercorak deskriptif seperti misalnya ilmu anatomi atau geografi. 2) Preskrispsi Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif dengan memberikan petunjuk-petunjuk atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sebenarnya itu. Bentuk
  • 9. ini dapat dijumpai dalam cabang-cabang ilmu social, misalnya dalam ilmu pendidikan yang memuat petunjuk-petunjuk cara mengajar yang baik dalam kelas. Demikian pula dalam ilmu administrasi Negara dipaparkan misalnya asas-asas, ukuran-ukuran, dan berbagai ketentuan preskriptif tentang organisasi yang baik, manajemen yang efektif atau prosedur kerja yagn efisien. 3) Eksposisi Pola Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan atau proses lainnya dari fenomena yang ditelaah. Misalnya dalam antropologi dapat dipaparkan pola-pola kebudayaan berbagai suku bangsa atau dalam sosisologi dibeberkan pola-pola perubahan masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan. 4) Rekonstruksi Historis Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha menggambarkan atau menceritakan dengan penjelasan atau alas an yang diperlukan pertumbuhan sesuatu hal pada masa lampau yang jauh baik secara alamiah atau karena campur tangan manusia. Cabang-cabang ilmu khusus yang banyak mengandung bentuk pernyataan ini misalnya historiografi, ilmu purbakala, dan paleontology. 5) Asas Ilmiah Suatu asas atau prinsip adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta- fakta yan telah diamati; seringkali terutama dalam rumpun ilmu social juga diartikan sebagai sebuah proposisi yang dapat secukupnya diterapkan pada serangkaian peristiwa untuk suatu pedoman dalam melakukan tindakan-tindakan. Asas ilmiah dalam arti yang pertama misalnya ialah asas peredaran planet berdasarkan pengamatan dalam astronomi yang menyatakan bahwa makin dekat suatu planet dengan matahari, maka pendek masa perputarannya. Sebuah prisnsip dalam rumpun ilmu social misalnya ialah prinsip gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama (equal pay for equal work) yang dapat dijadikan suatu pedoman yang benar dalam pengangkatan para pegawai dan admistrasi penggajian. 6) Kaidah Ilmiah Suatu kaidah atau hokum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yan mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diperiksa kebenarannya di antara fenomena sehingga umumnya berlaku pula untuk berbagai fenomena yang sejenis. Contohnya ialah hokum gaya berat yang terkenal dari Newton atau kaidah
  • 10. Boyle dalam ilmu kimia bahwa volume suara gas berubah secara terbalik dengan tekanan bilamana suhu tetap dipertahankan sama. 7) Teori Ilmiah Suatu teori dalam scientific knowledge adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah fenomena. Misalnya teori Darwwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa bentuk-bentuk orgaisme yang lebih rumit berasal dar sejumlah kecil bentuk-bentuk yan lebih sederhana dan primitiff dalam perkembngannya secara evolusioner sepanjang masa.5 5 The Liang Gie, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi dan Teknologi, 1984), hlm 50 -63
  • 11. PENUTUP I. KESIMPULAN Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan. Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami Syarat – syarat ilmu 1. Objektif 2. Metodis 3. Sistematis 4. Universal STURKTUR ILMU Obyek Sebenarnya Obyek Material Ide Abstrak Benda Fisik Jasad Hidup Gejala Rohani Peristiwa Sosial Proses Tanda Obyek Formal Pusat Perhatian Bentuk Pernyataan Diskripsi Preskripsi Ekposisi Pola Rekotruksi Historis Pengetahuan Ilmiah Ragam Produksi Asas Ilmiah Kaidah Ilmiah Teori Ilmiah
  • 12. Ciri Poko Sistematisasi Keumuman Rasionalitas Obyektivitas Verifiabilitas Komunalitas Pembagian Sistematik II. Saran Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap denag adanya makalah ini akan bisa menjadi bahan bacaan yang baik. Baik untuk mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya. Sebagai motivasi maupun inspiratif dalam mengembangkan kreativitasnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu tidak luput dari kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Gie , The Liang, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1984) hlm 50- 63 http://babychokyujungsoo.blogspot.com/2013/10/makalah-perbedaan-konsep-pengetahuan. html http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37181-hardskill%20- PENGERTIAN%20PENGETAHUAN,%20ILMU,%20DAN%20ILMU%20PENGETAHUA N.html http://www.scribd.com/doc/84882686/Makalah-Perbedaan-Pengetahuan-Dan-Ilmu- Pengetahuan