SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
METODE BIG M
Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk
oleh pertidaksamaan ≤ tapi juga oleh pertidakasamaan ≥ dan/atau
persamaan (=). Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ mempunyai
surplus variable, tidak ada slack variables. Surplus variable tidak bisa
menjadi variabel basis awal. Dengan demikian harus ditambahkan satu
variabel baru yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal. Variabel
yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal hanya slack variables
dan artificial variables (variabel buatan).
1. Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤
maka variabel basis awal semuanya adalah slack variables.
Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan
dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
2. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤
maka variabel basis awal adalah slack variables dan/atau variabel
buatan. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini
dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau
Dual Simpleks.
3. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka
variabel buatan akan ditemukan pada variabel basis awal.
Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini hanya dapat
dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase.
Kita akan bahas metode Big M dalam sub bab ini. Perbedaan metode
Big M dengan primal simpleks biasa (teknik penyelesaian yang sudah
dipelajari sebelumnya), terletak pada pembentukan tabel awal. Jika
fungsi kendala menggunakan bentuk pertidaksamaan ≥, perubahan dari
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1
bentuk umum ke bentuk baku memerlukan satu variabel surplus.
Variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis awal, karena
koefisiennya bertanda negatif. Sebagai variabel basis pada solusi awal,
harus ditambahkan satu variabel buatan. Variabel buatan pada solusi
optimal harus bernilai 0, karena variabel ini memang tidak ada.
Teknik yang digunakan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0
pada solusi optimal adalah dengan cara berikut:
• Penambahan variabel buatan pada fungsi kendala yang tidak
memiliki variabel slack, menuntut penambahan variabel buatan
pada fungsi tujuan.
• Jika fungsi tujuan adalah maksimisasi, maka variabel buatan
pada fungsi tujuan mempunyai koefisien +M; jika fungsi tujuan
adalah minimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan
mempunyai koefisien -M.
• Karena koefisien variabel basis pada tabel simpleks harus
bernilai 0, maka variabel buatan pada fungsi tujuan harus
digantikan nilai dari fungsi kendala yang memuat variabel
buatan tersebut.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Bentuk Umum
Min. z = 4 x1 + x2
Terhadap: 3x1 + x2 = 3
4x1 + 3x2 ≥ 6
x1 + 2x2 ≤ 4
x1, x2 ≥ 0
Bentuk Baku:
Min. z = 4 x1 + x2
Terhadap: 3x1 + x2 = 3
4x1 + 3x2 - s1 = 6
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 2
x1 + 2x2 + s2 = 4
x1, x2, s1, s2 ≥ 0
Kendala 1 dan 2 tidak mempunyai slack variables, sehingga tidak
ada variabel basis awal. Untuk berfungsi sebagai variabel basis awal,
pada kendala 1 dan 2 ditambahkan masing-masing satu variabel buatan
(artificial variable). Maka bentuk baku Big M-nya adalah:
Min. z = 4 x1 + x2 + MA1 + MA2
Terhadap: 3x1 + x2 + A1 = 3
4x1 + 3x2 - s1 + A2 = 6
x1 + 2x2 + s2 = 4
x1, x2, s1, s2 ≥ 0
1. Nilai A1 digantikan dari fungsi kendala pertama.
A1 = 3 - 3x1 - x2
MA1 berubah menjadi M(3 - 3x1 - x2) 3M-3Mx1-Mx2
2. Nilai A2 digantikan dari fungsi kendala ketiga.
A2 = 6 - 4x1 - 3x2 + s1
MA2 berubah menjadi M(6 - 4x1 - 3x2 + s1)
6M- 4Mx1 - 3Mx2 + Ms1
3. Fungsi tujuan berubah menjadi
Min z = 4x1 + x2 + 3M-3Mx1-Mx2 +6M-4Mx1-3Mx2+Ms1
= (4 -7M)x1+(1 - 4M)x2 + Ms1 +9M
4. Tabel awal simpleks
VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi
z -4 +7M -1 +4M -M 0 0 0 9M
A1 3 1 0 1 0 0 3
A2 4 3 -1 0 1 0 6
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 3
S2 1 2 0 0 0 1 4
5. Perhitungan iterasinya sama dengan simpleks sebelumnya.
Iterasi-0
VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio
z -4 +7M -1 +4M -M 0 0 0 9M -
A1 3 1 0 1 0 0 3 1
A2 4 3 -1 0 1 0 6 3/2
S2 1 2 0 0 0 1 4 2
Iterasi-1
VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio
z 0 (1 +5M)/3 -M (4-7M)/3 0 0 4+2M -
X1 1 1/3 0 1/3 0 0 1 3
A2 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 6/5
S2 0 5/3 0 -1/3 0 1 3 9/5
Iterasi-2
VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio
z 0 0 1/5 8/5 – M -1/5 – M 0 18/5 -
X1 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5 25/3
X2 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5 -
S2 0 0 1 1 -1 1 1 1
Iterasi-3 optimal
VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi
z 0 0 0 7/5-M -M -1/5 17/5
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 4
X1 1 0 0 2/5 0 -1/5 2/5
X2 0 1 0 -1/5 0 3/5 9/5
S1 0 0 1 1 -1 1 1
METODE DUA FASE
Metode dua fase digunakan jika variabel basis awal terdiri dari
variabel buatan. Disebut sebagai metode dua fase, karena proses optimasi
dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan proses optimasi
variabel buatan, sedangkan proses optimasi variabel keputusan dilakukan
pada tahap kedua. Karena variabel buatan sebenarnya tidak ada (hanya
ada di atas kertas), maka tahap pertama dilakukan untuk memaksa
variabel buatan bernilai 0.
Perhatikan kasus berikut:
Tahap 1
Min A = A1 + A2
Terhadap: x1 + x2 + A1 = 90
0.001x1 + 0.002x2 + s1 = 0.9
0.09x1 + 0.6x2 -s2 + A2 = 27
0.02x1 + 0.06x2 + s3 = 4.5
x1, x2, s1, s2, s3 ≥ 0
karena A1 dan A2 berfungsi sebagai variabel basis pada solusi awal, maka
koefisiennya pada fungsi tujuan harus sama dengan 0. untuk mencapai
itu, gantikan nilai A1 dari fungsi kendala pertama (kendala yang memuat
A1) dan nilai A2 dari fungsi kendala ketiga (kendala yang memuat A2).
Dari kendala -1 diperoleh :
A1 = 90 - x1 - x2
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 5
Dari kendala-3 diperoleh:
A2 = 27 - 0.09x1 - 0.6x2 + s2
Maka fungsi tujuan tahap-1 menjadi:
Min A = (90 - x1 - x2) + (27 - 0.09x1 - 0.6x2 + s2)
=117 - 1.09x1 - 1.6x2 + s2
Solusi awal
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 NK Rasio
A 1.09 1.6 0 -1 0 0 0 117 -
A1 1 1 0 0 0 1 0 90 90
S1 0.001 0.002 1 0 0 0 0 0.9 450
A2 0.09 0.6 0 -1 0 0 1 27 45
S3 0.02 0.06 0 0 1 0 0 4.5 75
Iterasi1
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 NK Rasio
A 0.85 0 0 -11/3 0 0 -8/3 45 -
A1 0.85 0 0 10/6 0 1 -10/6 45 52.94
S1 0.0007 0 1 1/300 0 0 -1/300 0.81 1157.14
X2 0.15 1 0 -10/6 0 0 10/6 45 300
S3 0.011 0 0 0.1 1 0 -0.1 1.8 163.634
Iterasi2 optimal
VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 NK
A 0 0 0 -4.8708 0 -1 -1.4625 0
X1 1 0 0 17/12 0 20/17 -17/12 52.94
S1 0 0 1 0.0023417 0 0.0008 -0.0023 0.772942
X2 0 1 0 -1.7542 0 -3/17 1.7542 37.059
S3 0 0 0 0.09358 1 0.01294 -0.084417 1.21766
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 6
Tahap 2
Min z = 2 x1 + 5.5 x2
Terhadap: tabel optimal tahap pertama
Dari tabel optimal tahap 1 diperoleh:
X1 = 52.94 – 17/12s2
X2 = 37.059 + 1.7542s2
Maka fungsi tujuan adalah:
Min z = 2(52.94 – 17/12s2) + 5.5 (37.059 + 1.7542s2)
= -17/6s2 + 9.6481s2 + 309.7045 = 6.814767s2 + 309.7045
Solusi awal optimal.
VB X1 X2 S1 S2 S3 NK
z 0 0 0 -6.814767 0 309.7045
X1 1 0 0 17/12 0 52.94
S1 0 0 1 0.0023417 0 0.772942
X2 0 1 0 -1.7542 0 37.059
S3 0 0 0 0.09358 1 1.21766
Tabel di atas sudah optimal. Solusi optimalnya adalah:
X1 = 52.94; x2 = 37.059; dan z = 309.7045
METODE DUAL SIMPLEKS
Metode dual simpleks digunakan jika tabel optimal tidak layak. Jika
fungsi kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥ dan tidak ada =
dalam bentuk umum PL, maka metode dual simpleks dapat digunakan.
Kita selesaikan contoh di bawah ini.
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3
Terhadap 90x1 + 20x2 + 40x3 ≥ 200
30x1 + 80x2 + 60x3 ≥ 180
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 7
10x1 + 20x2 + 60x3 ≥ 150
x1, x2, x3 ≥ 0
semua kendala menggunakan pertidaksamaan ≥. Kendala dengan
pertidaksamaan ≥ dapat diubah ke pertidaksamaan ≤ dengan mengalikan
pertidaksamaan dengan -1. Bentuk umum PL di atas berubah menjadi:
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3
Terhadap -90x1 - 20x2 - 40x3 ≤ -200
-30x1 - 80x2 - 60x3 ≤ -180
-10x1 - 20x2 - 60x3 ≤ -150
x1, x2, x3 ≥ 0
Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan ≤, maka kita
kita hanya perlu menambahkan variabel slack untuk mengubah bentuk
umum ke bentuk baku/standar. Variabel slack akan berfungsi sebagai
variabel basis awal.
Bentuk Baku/standar:
Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3
Terhadap -90x1 - 20x2 - 40x3 + s1 = -200
-30x1 - 80x2 - 60x3 + s2 = -180
-10x1 - 20x2 - 60x3 + s3 = -150
x1, x2, x3, s1, s2, s3 ≥ 0
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z -21 -18 -15 0 0 0 0
S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200
S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180
S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 8
Tabel di atas optimal tapi tidak layak (ingat, untuk fungsi tujuan
minimisasi, tabel sudah optimal jika semua koefisien baris tujuan sudah
negatif atau 0). Untuk membuat tabel tersebut layak, kita harus gunakan
metode dual simpleks. Langkah-langkah penyelesaian simpleks
menggunakan metode dual adalah:
1. Tentukan baris pivot. Baris pivot adalah baris dengan nilai kanan
negatif terbesar. Jika negatif terbesar lebih dari satu, pilih salah satu
sembarang.
2. Tentukan kolom pivot. Kolom pivot diperoleh dengan terlebih dahulu
membagi nilai baris z dengan baris pivot. Dalam hal ini, semua nilai
baris pivot dapat menjadi pembagi kecuali nilai 0. Kolom pivot adalah
kolom dengan rasio pembagian mutlak terkecil. Jika rasio pembagian
mutlak terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
3. Pembentukan tabel berikutnya sama dengan prosedur dalam primal
simpleks.
Gunakan tabel awal simpleks di atas.
Baris pivot adalah baris S1, baris dengan nilai kanan negatif
terbesar.
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z -21 -18 -15 0 0 0 0
S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200
S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180
S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150
Kolom pivot adalah kolom X1
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z -21 -18 -15 0 0 0 0
S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200
S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 9
S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150
Rasio 21/90 18/20 15/40 0 0 0 -
Iterasi-1:
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z 0 -40/9 -9 -7/30 0 0 140/3
X1 1 2/9 4/9 -1/90 0 0 20/9
S2 0 -220/3 -140/3 -1/3 1 0 -340/3
S3 0 -160/9 -500/9 -1/9 0 1 -1150/9
Rasio - 0.0485 0.19286 0.7 - -
Iterasi-2
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z 0 0 -611/99 -0.213131 -2/33 0 53.535
X1 0 0 10/33 0.0303 1/330 0 1.8788
X2 0 1 7/11 1/220 -3/220 0 17/11
S3 0 0 -44.2424 -0.0303 -0.02424 1 -100.3030
Rasio - - 0.139498 7.0340 2.500 0 -
Iterasi-3 optimal
VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK
Z 0 0 0 -0.208934 -0.0572 -0.13948 67.52628
X1 1 0 0 0.000000140.00286 0.006848 1.19173
X2 0 1 0 0.0041127 -0.013986 0.01438 0.102818
X3 0 0 1 0.00068 0.00055 -0.0226 2.267
KASUS KHUSUS DALAM SIMPLEKS
Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadang kala kita
akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas
atau syarat kelayakan tidak pernah dapat dipenuhi. Adakalanya juga
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 10
solusi yang dihasilkan antara satu iterasi dengan iterasi berkutnya tidak
berbeda. Kasus khusus ini terdiri dari solusi optimal lebih dari satu,
degeneracy, solusi tidak terbatas dan solusi tidak layak. Dua terakhir
dapat terjadi karena kesalahan baik dalam perhitungan iteratif ataupun
dalam pembentukan model atau formulasi permasalahan.
Solusi Optimal Lebih dari satu
Ketika fungsi objektif paralel terhadap pembatas yang dipenuhi
dalam arti persamaan oleh solusi optimal, fungsi objektif akan
mengasumsikan nilai optimal sama pada lebih dari satu titik solusi.
Kondisi seperti ini kita kenal dengan solusi optimal lebih dari satu
(alternative optima). Perhatikan kasus berikut:
Maks z = 2x1 + 4x2
Terhadap x1 + 2x2 ≤ 5
x1 + x2 ≤ 4
x1, x2 ≥ 0
Tabel awal
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z -2 -4 0 0 0 -
S1 1 2 1 0 5 5/2
S2 1 1 0 1 4 2
Iterasi – 1
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z 0 0 2 0 10
X2 1/2 1 1/2 0 5/2
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 11
S2 ½ 0 -1/2 1 3/2
Perhatikan nilai baris z untuk variabel x1 juga menjadi nol saat x2 berubah
menjadi variabel masuk. Jika iterasi tersebut kita lanjutkan dengan
memilih x1 sebagai variabel masuk, maka akan didapatkan tabel hasil
iterasi kedua berikut:
Iterasi-2
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z 0 0 2 0 10
X2 0 1 1 -1 5/2
X1 1 0 -1 2 3/2
Dalam praktek, pengetahuan akan solusi optimum yang lebih dari satu
akan sangat bermanfaat karena manajemen mempunyai kesempatan
untuk memilih salah satu sesuai dengan situasi yang mereka miliki tanpa
harus merusak nilai tujuan.
Degeneracy
Pada bagian 4.4 di atas, ada kemungkinan saat akan menentukan
sel keluar, rasio pembagian terkecil lebih dari satu, dan kita akan memilih
salah satu secara sembarang. Jika hal ini terjadi, satu atau lebih variabel
akan sama dengan nol (0) pada iterasi selanjutnya. Solusi pada iterasi
dimana satu atau lebih variabel mempunyai nilai nol (0) kita sebut sebagai
degeneracy.
Degeneracy terjadi secara praktek karena ada minimum satu
fungsi kendala yang redundan. Dalam iterasi, kita dapat mengenalinya
dengan cara berikut.
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 12
Maks z = 3x1 + 9x2
Terhadap x1 + 4x2 ≤ 8
x1 + 2x2 ≤ 4
x1, x2 ≥ 0
Penyelesaian simpleks kasus di atas adalah:
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z -3 -9 0 0 0 -
S1 1 4 1 0 8 2
S2 1 2 0 1 4 2
Kalau anda perhatikan tabel di atas, ada dua kandidat baris pivot,
sehingga ada dua kandidat variabel keluar. Kita dapat memilih salah
satu. Jika kita pilih baris s1 maka solusi pada iterasi pertama adalah
sebagai berikut:
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z -3/4 0 9/4 0 18 -
X2 1/4 1 1/4 0 2 8
S2 1/2 0 1/2 1 0 0
Nilai kanan s2 menjadi 0 dan tabel belum optimum. Variabel x1 menjadi
variabel masuk dan s2 menjadi variabel keluar. Iterasi berikutnya
sebenarnya tidak mengubah solusi optimal, seperti yang ditunjukkan
tabel di bawah ini.
Iterasi-2 optimal
VB X1 X2 S1 S2 Solusi
Z 0 0 3/2 3/2 18
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 13
X2 0 1 0 -1/2 2
X1 1 0 1 2 0
Melihat pembatas yang redundan sangat mudah menggunakan
solusi grafik. Garis dari fungsi pembatas yang redundan melewati hanya
salah satu titik pada daerah penyelesaian yaitu solusi optimal, dan hal ini
sebenarnya tidak berarti dalam penentuan solusi optimal. Karena tanpa
garis fungsi pembatas itupun, solusi optimal sudah dapat diidentifikasi
menggunakan fungsi pembatas yang lain.
Dari sudut pandang teoritis, degeneracy mempunyai implikasi
dua. Pertama, berhubungan dengan fenomena pengulangan. Iterasi 1
dan 2 di atas hanya merupakan pengulangan yang memberikan nilai
tujuan sama, yaitu 18. Secara umum dapat diterima, pada kasus ini
prosedur simpleks akan terus berulang tanpa ada akhir tapi tidak
memperbaiki solusi. Kedua, meskipun variabel basis dan non basis
berbeda pada setiap iterasi, tetapi nilai semua variabel dalam iterasi
adalah sama, yaitu x1 = 0, x2 = 2, s1 = 0, s2 = 0 dan z = 18.
Solusi Tidak Terbatas
Ada kalanya kita menemukan nilai variabel meningkat tak
terbatas tanpa melanggar pembatas, artinya ruang solusi tidak terbatas
paling tidak untuk satu arah. Sebagai akibatnya, nilai tujuan akan
meningkat (untuk kasus maksimisasi) atau menurun (untuk kasus
minimisasi) tanpa ada batas. Dalam kasus kita sebut ruang solusi dan
nilai tujuan optimum tidak terbatas.
Solusi tidak terbatas hanya mengindikasikan satu hal, yaitu
model myang dibangun salah. Mendapatkan keuntungan yang tidak
terbatas misalnya tentunya tidak masuk akal. Salah satu yang paling
umum yang menyebabkan solusi tidak terbatas adalah tidak memasukan
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 14
pembatas yang bukan redundan pada model atau parameter (konstanta)
beberapa pembatas tidak dihitung dengan benar. Perhatikan kasus
berikut:
Maks z = 2x1 + x2
Terhadap x1 - x2 ≤ 10
2x1 ≤ 40
x1, x2 ≥ 0
iterasi-0
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z -2 -1 0 0 0
S1 1 -1 1 0 10 10
S2 2 0 0 1 40 20
Iterasi-1
VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio
Z 0 -1 0 1 40
S1 0 -1 1 -1/2 -10
X1 1 0 0 ½ 20
Jika iterasi itu diteruskan, tidak akan pernah berhenti. Nilai z akan
meningkat terus. Pada tabel awal sebenarnya kita sudah dapat
mengidentikasi bahwa nilai tujuan akan meningkat terus tanpa ada batas
dengan memperhatikan koefisien pembatas kolom x2 yang bernilai -1 dan
0. Nilai koefisien pembatas ini menunjukkan bahwa x2 dapat dinaikkan
tanpa ada batas, sehingga nilai z juga akan meningkat tanpa ada batas.
Solusi Tidak Layak
Jika pembatas tidak dapat dipenuhi secara bersamaan, maka kita
berhadapan dengan solusi tidak layak. Solusi tidak layak tidak akan
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 15
pernah terjadi jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤
(asumsikan nilai kanan adalah positif), karena variabel slack selalu
memberikan solusi layak. Solusi optimal dapat terjadi jika fungsi
pembatas ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥, kita menggunakan
variabel buatan sebagai variabel basis awal, dimana variabel buatan
berdasarkan desainnay tidak memberikan solusi layak bagi model awal.
Meskipun dalam prosedur iterasinya kita memaksa variabel buatan
bernilai 0 pada solusi optimum, hal ini hanya akan terjadi jika model
mempunyai ruang solusi layak. Sering juga terjadi, minimum satu
variabel buatan bernilai positif pada solusi optimum. Hal ini
mengindikasikan bahwa permasalahan tidak mempunyai solusi layak.
Dari sudut pandang praktikal, solusi tidak layak terjadi karena
model tidak diformulasikan dengan benar, dimana beberapa pembatas
saling bertentangan. Hal lain yang menyebabkan solusi tidak layak
adalah bahwa pembatas tidak dimaksudkan untuk dipenuhi secara
bersamaan. Perhatikan kasus berikut:
Maks z = 3x1 + 2x2
Terhadap 2x1 + x2 ≤ 2
3x1 + 4x2 ≥ 12
x1, x2 ≥ 0
Solusi awal dengan metode M besar
VB X1 X2 S1 S2 A1 Solusi Rasio
Z -3-3M -2-4M M 0 0 -12M
S1 2 1 1 0 0 2 2
A1 3 4 0 -1 1 12 3
Iterasi-1
VB X1 X2 S1 S2 A1 Solusi Rasio
Z 1+5M 0 M 2+4M 0 4-4M
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 16
X2 2 1 1 0 0 2
A1 -5 0 -1 -4 1 4
Pada iterasi optimal, variabel buatan A1 masih bernilai positif dan
≥ dari 0. Hal ini mengindikasikan bahwa ruang solusi tidak layak.
Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 17

More Related Content

What's hot

persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
Faried Doank
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Charro NieZz
 
Pemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasiPemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasi
Chan Rizky
 

What's hot (20)

Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2
 
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
Relasi rekursi (2) : Menentukan solusi relasi Rekursi Linier Homogen Berkoefi...
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program Linear
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Linier simplek MAKSIMASI
Linier simplek MAKSIMASILinier simplek MAKSIMASI
Linier simplek MAKSIMASI
 
01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Model transportasi
Model transportasiModel transportasi
Model transportasi
 
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas
Analisis sensitivitas
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Modul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensiModul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensi
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Pemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasiPemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasi
 

Similar to Big M Methode

Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
Siti Zuariyah
 
Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7
Afrina Ramadhani
 
Tugas program linier
Tugas program linierTugas program linier
Tugas program linier
Indar Hayga
 
Materi 4 programasi linier dan solusi metode simpleks
Materi 4 programasi linier dan solusi metode simpleksMateri 4 programasi linier dan solusi metode simpleks
Materi 4 programasi linier dan solusi metode simpleks
ahmad fauzan
 

Similar to Big M Methode (20)

M2 lp-2 met simpleks
M2  lp-2 met simpleks M2  lp-2 met simpleks
M2 lp-2 met simpleks
 
Metode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.pptMetode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.ppt
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE SIMPLEKS
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE SIMPLEKS PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE SIMPLEKS
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE SIMPLEKS
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdfModul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
 
Tugas program linier. maksimisasi sama dengan.
Tugas program linier. maksimisasi sama dengan.Tugas program linier. maksimisasi sama dengan.
Tugas program linier. maksimisasi sama dengan.
 
LP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptx
LP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptxLP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptx
LP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptx
 
Latihan minimasi simpleks dual
Latihan minimasi simpleks dualLatihan minimasi simpleks dual
Latihan minimasi simpleks dual
 
DIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxDIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptx
 
Metode Simpleks
Metode SimpleksMetode Simpleks
Metode Simpleks
 
Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7
 
Tugas program linier
Tugas program linierTugas program linier
Tugas program linier
 
3.pl simpleks
3.pl simpleks3.pl simpleks
3.pl simpleks
 
Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
Risetoperasi 3-linear-programming-metode-simplex
Risetoperasi 3-linear-programming-metode-simplexRisetoperasi 3-linear-programming-metode-simplex
Risetoperasi 3-linear-programming-metode-simplex
 
Materi 4 programasi linier dan solusi metode simpleks
Materi 4 programasi linier dan solusi metode simpleksMateri 4 programasi linier dan solusi metode simpleks
Materi 4 programasi linier dan solusi metode simpleks
 
MPL ITS
MPL ITSMPL ITS
MPL ITS
 
program linier.pptx
program linier.pptxprogram linier.pptx
program linier.pptx
 
Pertemuan3&4
Pertemuan3&4Pertemuan3&4
Pertemuan3&4
 

Recently uploaded

Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
AhmadAffandi36
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
adnijayautama
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang 082223109953 Jual obat aborsi
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Cytotec Asli Di jakarta
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 

Recently uploaded (20)

K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
K3 INSTALASI PENYALUR PETIR PERMEN 31 TH 2015
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
MATERI-FINON-ANALISIS-KEUANGAN-14-16-AGUSTUS-2017.pdf
MATERI-FINON-ANALISIS-KEUANGAN-14-16-AGUSTUS-2017.pdfMATERI-FINON-ANALISIS-KEUANGAN-14-16-AGUSTUS-2017.pdf
MATERI-FINON-ANALISIS-KEUANGAN-14-16-AGUSTUS-2017.pdf
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 

Big M Methode

  • 1. METODE BIG M Sering kita menemukan bahwa fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan ≤ tapi juga oleh pertidakasamaan ≥ dan/atau persamaan (=). Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ mempunyai surplus variable, tidak ada slack variables. Surplus variable tidak bisa menjadi variabel basis awal. Dengan demikian harus ditambahkan satu variabel baru yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal. Variabel yang dapat berfungsi sebagai variabel basis awal hanya slack variables dan artificial variables (variabel buatan). 1. Jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ maka variabel basis awal semuanya adalah slack variables. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan dengan cara yang sudah diperkenalkan sebelumnya. 2. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau ≤ maka variabel basis awal adalah slack variables dan/atau variabel buatan. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini dilakukan dengan memilih antara metode Big M, Dua Fase atau Dual Simpleks. 3. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka variabel buatan akan ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti ini hanya dapat dilakukan dengan memilih antara metode Big M atau Dua Fase. Kita akan bahas metode Big M dalam sub bab ini. Perbedaan metode Big M dengan primal simpleks biasa (teknik penyelesaian yang sudah dipelajari sebelumnya), terletak pada pembentukan tabel awal. Jika fungsi kendala menggunakan bentuk pertidaksamaan ≥, perubahan dari Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1
  • 2. bentuk umum ke bentuk baku memerlukan satu variabel surplus. Variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis awal, karena koefisiennya bertanda negatif. Sebagai variabel basis pada solusi awal, harus ditambahkan satu variabel buatan. Variabel buatan pada solusi optimal harus bernilai 0, karena variabel ini memang tidak ada. Teknik yang digunakan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi optimal adalah dengan cara berikut: • Penambahan variabel buatan pada fungsi kendala yang tidak memiliki variabel slack, menuntut penambahan variabel buatan pada fungsi tujuan. • Jika fungsi tujuan adalah maksimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan mempunyai koefisien +M; jika fungsi tujuan adalah minimisasi, maka variabel buatan pada fungsi tujuan mempunyai koefisien -M. • Karena koefisien variabel basis pada tabel simpleks harus bernilai 0, maka variabel buatan pada fungsi tujuan harus digantikan nilai dari fungsi kendala yang memuat variabel buatan tersebut. Perhatikan contoh di bawah ini. Bentuk Umum Min. z = 4 x1 + x2 Terhadap: 3x1 + x2 = 3 4x1 + 3x2 ≥ 6 x1 + 2x2 ≤ 4 x1, x2 ≥ 0 Bentuk Baku: Min. z = 4 x1 + x2 Terhadap: 3x1 + x2 = 3 4x1 + 3x2 - s1 = 6 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 2
  • 3. x1 + 2x2 + s2 = 4 x1, x2, s1, s2 ≥ 0 Kendala 1 dan 2 tidak mempunyai slack variables, sehingga tidak ada variabel basis awal. Untuk berfungsi sebagai variabel basis awal, pada kendala 1 dan 2 ditambahkan masing-masing satu variabel buatan (artificial variable). Maka bentuk baku Big M-nya adalah: Min. z = 4 x1 + x2 + MA1 + MA2 Terhadap: 3x1 + x2 + A1 = 3 4x1 + 3x2 - s1 + A2 = 6 x1 + 2x2 + s2 = 4 x1, x2, s1, s2 ≥ 0 1. Nilai A1 digantikan dari fungsi kendala pertama. A1 = 3 - 3x1 - x2 MA1 berubah menjadi M(3 - 3x1 - x2) 3M-3Mx1-Mx2 2. Nilai A2 digantikan dari fungsi kendala ketiga. A2 = 6 - 4x1 - 3x2 + s1 MA2 berubah menjadi M(6 - 4x1 - 3x2 + s1) 6M- 4Mx1 - 3Mx2 + Ms1 3. Fungsi tujuan berubah menjadi Min z = 4x1 + x2 + 3M-3Mx1-Mx2 +6M-4Mx1-3Mx2+Ms1 = (4 -7M)x1+(1 - 4M)x2 + Ms1 +9M 4. Tabel awal simpleks VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi z -4 +7M -1 +4M -M 0 0 0 9M A1 3 1 0 1 0 0 3 A2 4 3 -1 0 1 0 6 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 3
  • 4. S2 1 2 0 0 0 1 4 5. Perhitungan iterasinya sama dengan simpleks sebelumnya. Iterasi-0 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio z -4 +7M -1 +4M -M 0 0 0 9M - A1 3 1 0 1 0 0 3 1 A2 4 3 -1 0 1 0 6 3/2 S2 1 2 0 0 0 1 4 2 Iterasi-1 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio z 0 (1 +5M)/3 -M (4-7M)/3 0 0 4+2M - X1 1 1/3 0 1/3 0 0 1 3 A2 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 6/5 S2 0 5/3 0 -1/3 0 1 3 9/5 Iterasi-2 VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi Rasio z 0 0 1/5 8/5 – M -1/5 – M 0 18/5 - X1 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5 25/3 X2 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5 - S2 0 0 1 1 -1 1 1 1 Iterasi-3 optimal VB X1 X2 S1 A1 A2 S2 Solusi z 0 0 0 7/5-M -M -1/5 17/5 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 4
  • 5. X1 1 0 0 2/5 0 -1/5 2/5 X2 0 1 0 -1/5 0 3/5 9/5 S1 0 0 1 1 -1 1 1 METODE DUA FASE Metode dua fase digunakan jika variabel basis awal terdiri dari variabel buatan. Disebut sebagai metode dua fase, karena proses optimasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan proses optimasi variabel buatan, sedangkan proses optimasi variabel keputusan dilakukan pada tahap kedua. Karena variabel buatan sebenarnya tidak ada (hanya ada di atas kertas), maka tahap pertama dilakukan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0. Perhatikan kasus berikut: Tahap 1 Min A = A1 + A2 Terhadap: x1 + x2 + A1 = 90 0.001x1 + 0.002x2 + s1 = 0.9 0.09x1 + 0.6x2 -s2 + A2 = 27 0.02x1 + 0.06x2 + s3 = 4.5 x1, x2, s1, s2, s3 ≥ 0 karena A1 dan A2 berfungsi sebagai variabel basis pada solusi awal, maka koefisiennya pada fungsi tujuan harus sama dengan 0. untuk mencapai itu, gantikan nilai A1 dari fungsi kendala pertama (kendala yang memuat A1) dan nilai A2 dari fungsi kendala ketiga (kendala yang memuat A2). Dari kendala -1 diperoleh : A1 = 90 - x1 - x2 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 5
  • 6. Dari kendala-3 diperoleh: A2 = 27 - 0.09x1 - 0.6x2 + s2 Maka fungsi tujuan tahap-1 menjadi: Min A = (90 - x1 - x2) + (27 - 0.09x1 - 0.6x2 + s2) =117 - 1.09x1 - 1.6x2 + s2 Solusi awal VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 NK Rasio A 1.09 1.6 0 -1 0 0 0 117 - A1 1 1 0 0 0 1 0 90 90 S1 0.001 0.002 1 0 0 0 0 0.9 450 A2 0.09 0.6 0 -1 0 0 1 27 45 S3 0.02 0.06 0 0 1 0 0 4.5 75 Iterasi1 VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 NK Rasio A 0.85 0 0 -11/3 0 0 -8/3 45 - A1 0.85 0 0 10/6 0 1 -10/6 45 52.94 S1 0.0007 0 1 1/300 0 0 -1/300 0.81 1157.14 X2 0.15 1 0 -10/6 0 0 10/6 45 300 S3 0.011 0 0 0.1 1 0 -0.1 1.8 163.634 Iterasi2 optimal VB X1 X2 S1 S2 S3 A1 A2 NK A 0 0 0 -4.8708 0 -1 -1.4625 0 X1 1 0 0 17/12 0 20/17 -17/12 52.94 S1 0 0 1 0.0023417 0 0.0008 -0.0023 0.772942 X2 0 1 0 -1.7542 0 -3/17 1.7542 37.059 S3 0 0 0 0.09358 1 0.01294 -0.084417 1.21766 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 6
  • 7. Tahap 2 Min z = 2 x1 + 5.5 x2 Terhadap: tabel optimal tahap pertama Dari tabel optimal tahap 1 diperoleh: X1 = 52.94 – 17/12s2 X2 = 37.059 + 1.7542s2 Maka fungsi tujuan adalah: Min z = 2(52.94 – 17/12s2) + 5.5 (37.059 + 1.7542s2) = -17/6s2 + 9.6481s2 + 309.7045 = 6.814767s2 + 309.7045 Solusi awal optimal. VB X1 X2 S1 S2 S3 NK z 0 0 0 -6.814767 0 309.7045 X1 1 0 0 17/12 0 52.94 S1 0 0 1 0.0023417 0 0.772942 X2 0 1 0 -1.7542 0 37.059 S3 0 0 0 0.09358 1 1.21766 Tabel di atas sudah optimal. Solusi optimalnya adalah: X1 = 52.94; x2 = 37.059; dan z = 309.7045 METODE DUAL SIMPLEKS Metode dual simpleks digunakan jika tabel optimal tidak layak. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥ dan tidak ada = dalam bentuk umum PL, maka metode dual simpleks dapat digunakan. Kita selesaikan contoh di bawah ini. Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 Terhadap 90x1 + 20x2 + 40x3 ≥ 200 30x1 + 80x2 + 60x3 ≥ 180 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 7
  • 8. 10x1 + 20x2 + 60x3 ≥ 150 x1, x2, x3 ≥ 0 semua kendala menggunakan pertidaksamaan ≥. Kendala dengan pertidaksamaan ≥ dapat diubah ke pertidaksamaan ≤ dengan mengalikan pertidaksamaan dengan -1. Bentuk umum PL di atas berubah menjadi: Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 Terhadap -90x1 - 20x2 - 40x3 ≤ -200 -30x1 - 80x2 - 60x3 ≤ -180 -10x1 - 20x2 - 60x3 ≤ -150 x1, x2, x3 ≥ 0 Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan ≤, maka kita kita hanya perlu menambahkan variabel slack untuk mengubah bentuk umum ke bentuk baku/standar. Variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis awal. Bentuk Baku/standar: Min z = 21x1 + 18x2 + 15x3 + 0s1 + 0s2 + 0s3 Terhadap -90x1 - 20x2 - 40x3 + s1 = -200 -30x1 - 80x2 - 60x3 + s2 = -180 -10x1 - 20x2 - 60x3 + s3 = -150 x1, x2, x3, s1, s2, s3 ≥ 0 VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z -21 -18 -15 0 0 0 0 S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200 S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180 S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 8
  • 9. Tabel di atas optimal tapi tidak layak (ingat, untuk fungsi tujuan minimisasi, tabel sudah optimal jika semua koefisien baris tujuan sudah negatif atau 0). Untuk membuat tabel tersebut layak, kita harus gunakan metode dual simpleks. Langkah-langkah penyelesaian simpleks menggunakan metode dual adalah: 1. Tentukan baris pivot. Baris pivot adalah baris dengan nilai kanan negatif terbesar. Jika negatif terbesar lebih dari satu, pilih salah satu sembarang. 2. Tentukan kolom pivot. Kolom pivot diperoleh dengan terlebih dahulu membagi nilai baris z dengan baris pivot. Dalam hal ini, semua nilai baris pivot dapat menjadi pembagi kecuali nilai 0. Kolom pivot adalah kolom dengan rasio pembagian mutlak terkecil. Jika rasio pembagian mutlak terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang. 3. Pembentukan tabel berikutnya sama dengan prosedur dalam primal simpleks. Gunakan tabel awal simpleks di atas. Baris pivot adalah baris S1, baris dengan nilai kanan negatif terbesar. VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z -21 -18 -15 0 0 0 0 S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200 S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180 S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150 Kolom pivot adalah kolom X1 VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z -21 -18 -15 0 0 0 0 S1 -90 -20 -40 1 0 0 -200 S2 -30 -80 -60 0 1 0 -180 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 9
  • 10. S3 -10 -20 -60 0 0 1 -150 Rasio 21/90 18/20 15/40 0 0 0 - Iterasi-1: VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z 0 -40/9 -9 -7/30 0 0 140/3 X1 1 2/9 4/9 -1/90 0 0 20/9 S2 0 -220/3 -140/3 -1/3 1 0 -340/3 S3 0 -160/9 -500/9 -1/9 0 1 -1150/9 Rasio - 0.0485 0.19286 0.7 - - Iterasi-2 VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z 0 0 -611/99 -0.213131 -2/33 0 53.535 X1 0 0 10/33 0.0303 1/330 0 1.8788 X2 0 1 7/11 1/220 -3/220 0 17/11 S3 0 0 -44.2424 -0.0303 -0.02424 1 -100.3030 Rasio - - 0.139498 7.0340 2.500 0 - Iterasi-3 optimal VB X1 X2 X3 S1 S2 S3 NK Z 0 0 0 -0.208934 -0.0572 -0.13948 67.52628 X1 1 0 0 0.000000140.00286 0.006848 1.19173 X2 0 1 0 0.0041127 -0.013986 0.01438 0.102818 X3 0 0 1 0.00068 0.00055 -0.0226 2.267 KASUS KHUSUS DALAM SIMPLEKS Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadang kala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat kelayakan tidak pernah dapat dipenuhi. Adakalanya juga Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 10
  • 11. solusi yang dihasilkan antara satu iterasi dengan iterasi berkutnya tidak berbeda. Kasus khusus ini terdiri dari solusi optimal lebih dari satu, degeneracy, solusi tidak terbatas dan solusi tidak layak. Dua terakhir dapat terjadi karena kesalahan baik dalam perhitungan iteratif ataupun dalam pembentukan model atau formulasi permasalahan. Solusi Optimal Lebih dari satu Ketika fungsi objektif paralel terhadap pembatas yang dipenuhi dalam arti persamaan oleh solusi optimal, fungsi objektif akan mengasumsikan nilai optimal sama pada lebih dari satu titik solusi. Kondisi seperti ini kita kenal dengan solusi optimal lebih dari satu (alternative optima). Perhatikan kasus berikut: Maks z = 2x1 + 4x2 Terhadap x1 + 2x2 ≤ 5 x1 + x2 ≤ 4 x1, x2 ≥ 0 Tabel awal VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z -2 -4 0 0 0 - S1 1 2 1 0 5 5/2 S2 1 1 0 1 4 2 Iterasi – 1 VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z 0 0 2 0 10 X2 1/2 1 1/2 0 5/2 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 11
  • 12. S2 ½ 0 -1/2 1 3/2 Perhatikan nilai baris z untuk variabel x1 juga menjadi nol saat x2 berubah menjadi variabel masuk. Jika iterasi tersebut kita lanjutkan dengan memilih x1 sebagai variabel masuk, maka akan didapatkan tabel hasil iterasi kedua berikut: Iterasi-2 VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z 0 0 2 0 10 X2 0 1 1 -1 5/2 X1 1 0 -1 2 3/2 Dalam praktek, pengetahuan akan solusi optimum yang lebih dari satu akan sangat bermanfaat karena manajemen mempunyai kesempatan untuk memilih salah satu sesuai dengan situasi yang mereka miliki tanpa harus merusak nilai tujuan. Degeneracy Pada bagian 4.4 di atas, ada kemungkinan saat akan menentukan sel keluar, rasio pembagian terkecil lebih dari satu, dan kita akan memilih salah satu secara sembarang. Jika hal ini terjadi, satu atau lebih variabel akan sama dengan nol (0) pada iterasi selanjutnya. Solusi pada iterasi dimana satu atau lebih variabel mempunyai nilai nol (0) kita sebut sebagai degeneracy. Degeneracy terjadi secara praktek karena ada minimum satu fungsi kendala yang redundan. Dalam iterasi, kita dapat mengenalinya dengan cara berikut. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 12
  • 13. Maks z = 3x1 + 9x2 Terhadap x1 + 4x2 ≤ 8 x1 + 2x2 ≤ 4 x1, x2 ≥ 0 Penyelesaian simpleks kasus di atas adalah: VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z -3 -9 0 0 0 - S1 1 4 1 0 8 2 S2 1 2 0 1 4 2 Kalau anda perhatikan tabel di atas, ada dua kandidat baris pivot, sehingga ada dua kandidat variabel keluar. Kita dapat memilih salah satu. Jika kita pilih baris s1 maka solusi pada iterasi pertama adalah sebagai berikut: VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z -3/4 0 9/4 0 18 - X2 1/4 1 1/4 0 2 8 S2 1/2 0 1/2 1 0 0 Nilai kanan s2 menjadi 0 dan tabel belum optimum. Variabel x1 menjadi variabel masuk dan s2 menjadi variabel keluar. Iterasi berikutnya sebenarnya tidak mengubah solusi optimal, seperti yang ditunjukkan tabel di bawah ini. Iterasi-2 optimal VB X1 X2 S1 S2 Solusi Z 0 0 3/2 3/2 18 Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 13
  • 14. X2 0 1 0 -1/2 2 X1 1 0 1 2 0 Melihat pembatas yang redundan sangat mudah menggunakan solusi grafik. Garis dari fungsi pembatas yang redundan melewati hanya salah satu titik pada daerah penyelesaian yaitu solusi optimal, dan hal ini sebenarnya tidak berarti dalam penentuan solusi optimal. Karena tanpa garis fungsi pembatas itupun, solusi optimal sudah dapat diidentifikasi menggunakan fungsi pembatas yang lain. Dari sudut pandang teoritis, degeneracy mempunyai implikasi dua. Pertama, berhubungan dengan fenomena pengulangan. Iterasi 1 dan 2 di atas hanya merupakan pengulangan yang memberikan nilai tujuan sama, yaitu 18. Secara umum dapat diterima, pada kasus ini prosedur simpleks akan terus berulang tanpa ada akhir tapi tidak memperbaiki solusi. Kedua, meskipun variabel basis dan non basis berbeda pada setiap iterasi, tetapi nilai semua variabel dalam iterasi adalah sama, yaitu x1 = 0, x2 = 2, s1 = 0, s2 = 0 dan z = 18. Solusi Tidak Terbatas Ada kalanya kita menemukan nilai variabel meningkat tak terbatas tanpa melanggar pembatas, artinya ruang solusi tidak terbatas paling tidak untuk satu arah. Sebagai akibatnya, nilai tujuan akan meningkat (untuk kasus maksimisasi) atau menurun (untuk kasus minimisasi) tanpa ada batas. Dalam kasus kita sebut ruang solusi dan nilai tujuan optimum tidak terbatas. Solusi tidak terbatas hanya mengindikasikan satu hal, yaitu model myang dibangun salah. Mendapatkan keuntungan yang tidak terbatas misalnya tentunya tidak masuk akal. Salah satu yang paling umum yang menyebabkan solusi tidak terbatas adalah tidak memasukan Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 14
  • 15. pembatas yang bukan redundan pada model atau parameter (konstanta) beberapa pembatas tidak dihitung dengan benar. Perhatikan kasus berikut: Maks z = 2x1 + x2 Terhadap x1 - x2 ≤ 10 2x1 ≤ 40 x1, x2 ≥ 0 iterasi-0 VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z -2 -1 0 0 0 S1 1 -1 1 0 10 10 S2 2 0 0 1 40 20 Iterasi-1 VB X1 X2 S1 S2 Solusi Rasio Z 0 -1 0 1 40 S1 0 -1 1 -1/2 -10 X1 1 0 0 ½ 20 Jika iterasi itu diteruskan, tidak akan pernah berhenti. Nilai z akan meningkat terus. Pada tabel awal sebenarnya kita sudah dapat mengidentikasi bahwa nilai tujuan akan meningkat terus tanpa ada batas dengan memperhatikan koefisien pembatas kolom x2 yang bernilai -1 dan 0. Nilai koefisien pembatas ini menunjukkan bahwa x2 dapat dinaikkan tanpa ada batas, sehingga nilai z juga akan meningkat tanpa ada batas. Solusi Tidak Layak Jika pembatas tidak dapat dipenuhi secara bersamaan, maka kita berhadapan dengan solusi tidak layak. Solusi tidak layak tidak akan Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 15
  • 16. pernah terjadi jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≤ (asumsikan nilai kanan adalah positif), karena variabel slack selalu memberikan solusi layak. Solusi optimal dapat terjadi jika fungsi pembatas ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥, kita menggunakan variabel buatan sebagai variabel basis awal, dimana variabel buatan berdasarkan desainnay tidak memberikan solusi layak bagi model awal. Meskipun dalam prosedur iterasinya kita memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi optimum, hal ini hanya akan terjadi jika model mempunyai ruang solusi layak. Sering juga terjadi, minimum satu variabel buatan bernilai positif pada solusi optimum. Hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan tidak mempunyai solusi layak. Dari sudut pandang praktikal, solusi tidak layak terjadi karena model tidak diformulasikan dengan benar, dimana beberapa pembatas saling bertentangan. Hal lain yang menyebabkan solusi tidak layak adalah bahwa pembatas tidak dimaksudkan untuk dipenuhi secara bersamaan. Perhatikan kasus berikut: Maks z = 3x1 + 2x2 Terhadap 2x1 + x2 ≤ 2 3x1 + 4x2 ≥ 12 x1, x2 ≥ 0 Solusi awal dengan metode M besar VB X1 X2 S1 S2 A1 Solusi Rasio Z -3-3M -2-4M M 0 0 -12M S1 2 1 1 0 0 2 2 A1 3 4 0 -1 1 12 3 Iterasi-1 VB X1 X2 S1 S2 A1 Solusi Rasio Z 1+5M 0 M 2+4M 0 4-4M Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 16
  • 17. X2 2 1 1 0 0 2 A1 -5 0 -1 -4 1 4 Pada iterasi optimal, variabel buatan A1 masih bernilai positif dan ≥ dari 0. Hal ini mengindikasikan bahwa ruang solusi tidak layak. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 17