Dokumen tersebut membahas peran dokter dalam menurunkan stunting, kematian bayi dan kematian ibu melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas sesuai standar yang ditetapkan. Dokumen ini juga menjelaskan upaya prioritas dan lokus percepatan penurunan stunting serta angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Peran Dokter dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
1. Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
PERAN DOKTER DALAM PENURUNAN
AKI, AKB DAN STUNTING
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Februari 2022
2. “Titik dimulainya pembangunan SDM dimulai dengan menjamin kesehatan
ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak sekolah
karena merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul.
Jangan sampai ada stunting, kematian bayi, kematian ibu yang meningkat.”
ISU PRIORITAS DALAM MEWUJUDKAN
SDM YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
Peningkatan
kompetensi
tenaga
kesehatan
serta
distribusi
SDM
kesehatan
yang merata
Penjaminan
ketersediaa
n obat-
obatan dan
alat
kesehatan
Regulasi,
Manajemen
termasuk
Sistim
Informasi
Kesehatan
Pember-
dayaan
Masyarakat
Upaya
Kesehatan
yang
berkualitas
dengan
pendekatan
siklus
kehidupan
Penelitian
dan
pengem-
bangan
kesehatan
Pembiayaan
kesehatan
melalui JKN
1 2 3 4 5 6 7
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL
4. Angka kematian ibu (AKI) & bayi (AKB) Indonesia masih jauh
dari target RPJMN & SDGs
Sumber: SDKI, SP, SUPAS
Catatan: Tahun 2018-2020 hanya tersedia data rutin jumlah kematian absolut bukan rasio
1. Laporan AKI AKB masih tidak lengkap
2. Tidak ada data riil kelahiran hidup
AKI per 100.000 Kelahiran Hidup
AKB per 1.000 Kelahiran Hidup
57
46
35 34 32
24
16
12
1995 1999 2003 2007 2012 2017 2024 2030
390
334
307
228
359
360
259
305
183
70
1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2024 2030
Target RPJMN Target SDGs
Target RPJMN Target SDGs
Data AKI dan AKB saat ini
didapat dari survei, salah
satunya melalui hasil
Sensus Penduduk
ataupun SUPAS
189
16.85
2020
2020
5. Upaya Prioritas Penurunan AKI AKB
5
Level Program Sasaran
Masyarakat 1
Gerakan masyarakat ibu hamil sehat
Strategi komunikasi perubahan prilaku sayangi ibu hamil, Media kelas ibu hamil, Penyebarluasan
informasi media edukasi, Jambore kader.
Ibu hamil – bersalin – nifas –
bayi baru lahir
FKTP
2
Skrining layak hamil
Catin dan Pasangan Usia Subur Perempuan melakukan skrining layak hamil
Catin dan PUS Perempuan
3
Tatalaksana Catin dan PUS Perempuan Tidak Layak Hamil
Pelayanan KB, penanganan masalah kesehatan (anemia, hipertensi, obsesitas)
Catin dan PUS Perempuan
4
Skrining kehamilan
Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, IMT dan penggunaan
USG
Ibu hamil
5
Tatalaksana ibu hamil komplikasi medis
Rujukan ibu hamil dengan komplikasi termasuk preeklampsia, obesitas dan diabetes
Ibu hamil
6
Skrining bayi baru lahir
Pelayanan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Skrining Penyakit Jantung Bawaan (PJB) kritis
Bayi baru lahir
7
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
Persalinan normal (*persalinan dengan penyulit untuk daerah terpencil), manajemen BBLR ≥ 2.000
gram – 2.500 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas –
bayi baru lahir
FKRTL 8
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensi (PONEK)
Persalinan dengan penyulit, manajemen BBLR < 2.000 gram
Ibu hamil – bersalin – nifas –
bayi baru lahir
9
Program Bantu Rujuk
Sistem Informasi Rujukan pelayanan maternal neonatal (termasuk Sisrute), penyediaan Tempat
Tunggu Kelahiran
Ibu hamil – bersalin – nifas –
bayi baru lahir
FKTP & FKRTL
10 Audit Maternal Perinatal Surveilans Response
Ibu hamil – bersalin – nifas –
bayi baru lahir
Dashboard AKI AKB
Data kematian (MPDN) Cakupan Intervensi (Komdat kesmas, BPJS Kes) Kesiapan Faskes (ASPAK, SISDM)
6. TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
Dokter
Sp.OG
Dokter
Bidan
Perawat
13,4
0,5
82,4
0,5
3,1
Tidak ANC
% Tenaga Pemberi Layanan ANC % Tempat Persalinan
Perempuan 10-54 Tahun
33%
16%
51%
Rumah
Sakit
Rumah
FKTP
45.3
14.6
12.5
11.3
10.1
3.1 2.9
0.3
0
10
20
30
40
50
% Tempat ANC
7. SEBARAN DOKTER UMUM DI PUSKESMAS
PER PROVINSI DI INDONESIA
(sumber data : sisdmk.kemkes.go.id, September 2022)
Jumlah total dokter : 28.356 orang
3034
2934
2778
2073
1765
1197
1095
1024
951
849 809 805
625 625 606 565 553 549 534 519 504 460 450 446 406 398
324 283 264 247 221 171 167 125
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Jumlah Dokter
8. 2020 2021 2022 2023 2024
PENINGKATAN AKSES LAYANAN
ANC, Persalinan di Faskes, PNC,
Imunisasi, SPM Kab/Kota
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
Kapasitas Puskesmas (KIA KB)
Pendampingan Rumah Sakit
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Organisasi Profesi, Peran PKK, LSM,
Buku KIA, Kelas Ibu, P4K
PENGUATAN TATAKELOLA
Pokja AKI AKB, Pendampingan Dinkes,
PWS (kohort ibu bayi), AMP
LOKUS PERCEPATAN
PENURUNAN AKI AKB
Kepmenkes 319/2020 tgl
15 Mei 2020 tentang
Penetapan Lokus AKI AKB
Tahun 2021
1. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
(dokter dan Bidan) dalam pelayanan
kesehatan ibu dan bayi dengan metode
blended learning (online dan on the job
training di RSUD). Sudah terlatih sebanyak
959 dokter dan 1268 bidan di 200 kab/kota
lokus
2. Pendampingan RSUD di Kab/kota lokus oleh
RS Pengampu (RS Vertikal dan RSUD
terpilih) terkait tatakelola klinis dan
manajemen upaya penurunan AKI dan AKB.
(100 RSUD sudah didampingi secara offline
dan 19 RSUD didampingi online)
3. Dukungan kegiatan penurunan AKI dan AKB
melalui DAK Fisik dan Non Fisik
4. Pelaksanaan Audit Maternal dan Neonatal
Surveilans dan Response
5. Penguatan Manajemen PONED dan PONEK
Kepmenkes 94/2020
tanggal 29 Januari 2020
Penetapan Lokus AKI
AKB Tahun 2020
120
kab/kota
200
kab/kota
320
kab/kota
514
kab/kota
EVALUASI
9. PERMENKES
21/2021
‘Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil,
Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah
Melahirkan, Pelayanan
Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan
Seksual’
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada
perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalam rangka
menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat.
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil
setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak
terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan.
Pelayanan Kesehatan Persalinan
setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu
sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.
Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan
setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu
selama masa nifas dan pelayanan yang mendukung bayi yang
dilahirkannya sampai berusia 2 (dua) tahun.
Pelayanan Kontrasepsi
serangkaian kegiatan terkait dengan pemberian obat, pemasangan atau
pencabutan alat kontrasepsi dan tindakan-tindakan lain dalam upaya
mencegah kehamilan.
Pelayanan Kesehatan Seksual
setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada
kesehatan seksualitas.
10. SKRINING
CATIN ANC PNC IBU NIFAS
K1 K2 K3 K4 K5 K6 KF1
(6-48 jam)
KF2
(3-7 hari)
KF3
(8-28 hari)
KF4
(29-42 hari)
Skrining dengan Bagan Tata Laksana Terpadu Nifas
Skrining kejiwaan (trias depresi)
Anamnesis Pemeriks
aan Fisik
Pemeriksa
an
Penunjang
Tatalaksa
na
PNC NEONATUS BAYI
KN1
(6-48 jam)
KN2
(3-7 hari)
KN3
(8-28 hari)
Skrining dengan Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Algoritma Bayi < 2 bulan
11. memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas’
11
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam)
kali selama masa kehamilan meliputi:
a. 1 (satu) kali pada trimester pertama;
b. 2 (dua) kali pada trimester kedua; dan
c. 3 (tiga) kali pada trimester ketiga.
Pelayanan
Kesehatan
Masa Hamil
dilakukan paling sedikit 2 (dua) kali oleh dokter umum pada:
K1 (mendeteksi factor risiko kehamilan, memutuskan ANC
selanjutnya dilakukan di FKTP/FKTL)
K5 (mendeteksi penyulit persalinan & memutuskan tempat
persalinan dilakukan di FKTP/FKTL)
(+) pemeriksaan skrining obsteri dasar terbatas melalui USG
12. Persalinan dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dilakukan
oleh tim paling sedikit 1 orang tenaga medis dan 2 orang tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan.
12
Tim terdiri dari:
a. dokter, bidan dan perawat; atau
b.dokter dan 2 bidan
Pelayanan
Kesehatan
Persalinan
Dalam hal terdapat keterbatasan akses persalinan di
Fasyankes, persalinan tanpa komplikasi dapat dilakukan oleh
tim paling sedikit 2 orang tenaga Kesehatan
Dokter menilai apakah seorang ibu membutuhkan:
- Rujukan konsultasi/penatalaksanaan level spesialistik
- Rujukan transfer untuk penatalaksanaan di level lebih tinggi
- Rujukan emergensi segera ke level lebih tinggi
13. Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan meliputi:
13
a. pelayanan kesehatan bagi ibu;
b. pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir; dan
c. pelayanan kesehatan bagi bayi dan anak.
Pelayanan
Kesehatan
Masa Sesudah
Melahirkan
Pelayanan Kesehatan bagi ibu dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali yang
meliputi:
1. 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari
pascapersalinan;
2. 1 (satu) kali pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari
pascapersalinan;
3. 1 (satu) kali pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh
delapan) hari pascapersalinan; dan
4. 1 (satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan 42
(empat puluh dua) hari pascapersalinan
14. 14
Pelayanan
Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir dilakukan paling sedikit 3
(tiga) kali yang meliputi:
1. 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari
pascapersalinan;
2. 1 (satu) kali pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari
pascapersalinan; dan
3. 1 (satu) kali pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua
puluh delapan) hari pascapersalinan
Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir dilakukan secara terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan bagi ibu yang meliputi:
1. pelayanan kesehatan neonatal esensial dengan mengacu pada
pendekatan manajemen terpadu balita sakit;
2. skrining bayi baru lahir;
3. stimulasi deteksi intervensi dini pertumbuhan perkembangan; dan
4. pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi kepada ibu dan
keluarganya mengenai perawatan dan pengasuhan bayi baru lahir
15. REGISTER KOHORT IBU
• Kelahiran
• Pelayanan kesehatan
• Kematian
PJ KIA:
KOMDAT
KESMAS
DIGITALISASI PENCATATAN & PELAPORAN PELAYANAN KIA di Tk
Puskesmas
MANUAL FORM dan
Register MTBS
ELEKTRONIK MTBS
ELEKTRONIK KOHORT KIA
BUKU KIA REGISTER KOHORT KIA
M KIA
16. Kohort Berbasis Teknologi Digital
“Tidak ada yang baru, hanya
mempermudah pengisian, pengelolaan
dan response .. Berdasarkan Buku KIA dan
Kohort KIA Kemenkes terbaru“
E-Kohort
1. Terintegrasi antar fasilitas kesehatan dan antar
wilayah kerja
2. Visualisasi pemantauan dan analisis wilayah
bentuk chart, peta spasial, dan notifikasi
offline dan online
3. Dapat digunakan sebagai bahan untuk
melakukan audit medis, audit klinis, dan audit
kematian
4. Meningkatkan Customer Relation Manajemen
dan Patient centered dengan terhubungnya E
Kohort, mobile Buku KIA, Whatsapp, No
telp/sms
17. PERAN DOKTER UMUM DALAM PENURUNAN
AKI, AKB DAN STUNTING
1. Mendeteksi risiko komplikasi obstetri dan komplikasi medis pada
ibu sedini mungkin pada awal masa kehamilannya sehingga ibu
mendapatkan tatalaksana yang sesuai.
2. Mendeteksi risiko komplikasi obstetri dan komplikasi medis yang
mungkin muncul pada ibu (yang pada awal kehamilan teridentifikasi
tanpa risiko) selama kehamilannya dan selambat-lambatnya pada
awal trimester ketiga kehamilannya.
3. Sebagai leader dalam pelayanan KIA di FKTP.