Klinik Ceria dirancang untuk memberikan informasi dan layanan kesehatan reproduksi kepada remaja secara santai dan tidak formal agar mereka nyaman berkonsultasi tanpa rasa malu mengenai masalah kesehatan reproduksi yang mereka hadapi.
2. Remaja seringkali diabaikan dalam pendidikan
mengenai Hak dan Kesehatan Seksualitas dan
Reproduksi (SRHR), padahal mereka adalah
salah satu kelompok paling rentan
memperoleh masalah SRHR karena masa
remaja adalah masa pertumbuhan dimana
organ reproduksi mulai tumbuh dan
berfungsi.
3. Menurut DEKLARASI UNIVERSAL HAK _
HAK ASASI MANUSIA pasal 25
“ setiap orang berhak atas tingkat
hidup yang memadai untuk
KESEHATAN dan KESEJAHTERAAN
DIRINYA dan keluarga termasuk atas
hak pangan, pakaian perumahan dan
PERAWATAN KESEHATAN SERTA
PELAYANAN SOSIAL YANG DI
BUTUHKAN “
4. Beralaskan deklarasi itulah penulis
mempunyai ide untuk membuat
project “ KLINIK CERIA “ klinik ini
bertujuan supaya para remaja mau
berkonsultasi bila di memiliki masalah
seputar kesehatan reproduksinya,
klinik ini dibuat supaya tidak seperti di
rumah sakit yang terkesan kaku.
Karena walaupun ada tempat serupa
namun para pemuda enggan pergi
kesana karena banyak berbagi faktor
seperti rasa malu, enggan dan banyak
faktor lainya
5. Klinik ini dibuat se-fun mungkin
sehingga para pemuda tidak merasa
seperti sedang berkonsultasi ke
dokter, disana akan ada para konselor
sebaya yang dapat memberikan
masukan dan informasi mereka tanpa
bermaksud mengurui dan juga
mereka tidak canggung bertanya
apapun terhadap problem kesehatan
reproduksi yang mereka lakukan
6. Di harapkan dengan adanya klinik
ini para pemuda bisa lebih terbuka
dalam kesehatan reproduksinya
sehingga bila ada masalah yang di
alami bisa segera di arahkan
kepada hal hal yang positif dan
berguna