2. ZAT ADIKTIF
NARKOTIKA
ALKOHOL
OBAT PENENANG
Obat atau zat yang berasal dari
tanaman
Obat dalam dunia kedokteran yang dipakai dalam
dosis kecil untuk membuat tenang dan tertidur
Zat yg diperoleh melalui fermentasi
(peragian) bahan tertentu
zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik
yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug
dependence).
4. GANJA OPIUM KOKAIN NIKOTIN
lintingan rokok tepung dan cairan
pil, bubuk,
dan cairan
irisan tembakau
dalam rokok
Gembira, tertawa
tanpa sebab,
santai, lemah,
bicara sendiri
mengantuk,
menguap, susah
tidur,
pengendalian diri
kurang.
Gembira, tertawa
berlebihan,
bicara sendiri,
cenderung
berbuat
kerusuhan, mual,
susah bab, pupil
mengecil, nafas
berat
Suka bicara,
gembira
berlebihan dan
gaduh, gelisah,
detak jantung
meningkat,
demam, nyeri
perut, mual dan
muntah.
Gelisah,
mengamuk,
mengantuk,
malas, daya pikir
menurun, bicara
dan tindakan
lambat.
Sukar tidur,
hiperaktif, hilang
nafsu makan
Sering menguap,
kepala berat,
mata basah,
hidung berair,
hilang nafsu
makan, lekas
lelah, menggigil,
dan kejang
Gelisah, sukar
tidur, gemetar,
muntah,
berkeringat,
denyut nadi
cepat
Pusing, sulit
bepikir
Ketakutan, daya
pikir turun,
denyut nadi tak
teratur, dan
gangguan jiwa
Tertawa tak
wajar, kulit
lembab, napas
pendek, dan
tersengal
Gelisah, pengen
dalian diri turun,
mengguman tak
jelas, sempo
yongan, suka ber
tengkar, turun
kesadaran,
pingsan
-
BENTUK
AKIBAT
PEMAKAIAN
AKIBAT
PUTUS
PEMAKAIAN
AKIBAT
OVER DOSIS
5. GOLONGAN NARKOTIKA
GOLONGAN 1
GOLONGAN 2
GOLONGAN 3
Hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat
tinggimengakibatkan ketergantungan
Contoh:
Heroin, Kokain, Daun
Kokain, Opium, Ganja,
Jicing, Katinon,
MDMDA/Ecstasy, dan lebih
dari 65 macam jenis
lainnya.
Berkhasiat untuk pengobatan digunakan
sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh:
Morfin, Petidin, Fentanil,
Metadon, Dll.
Memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat dan berkhasiat untuk
pengobatan dan penelitian.
Golongan 3 narkotika ini banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan
Contoh:
Codein, Buprenorfin,
Etilmorfina, Kodeina,
Nikokodina, Polkodina,
Propiram, dan ada 13 (tiga
belas) macam termasuk
beberapa campuran
lainnya.
6. OBAT PENENANG (Sedativa dan Hipnotika)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang
(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam
dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
AKIBAT PEMAKAIAN :
Mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat.
AKIBAT PUTUS PEMAKAIAN:
Gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
AKIBAT OVER DOSIS:
Gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat,
kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
7. ALKOHOL
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan
perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah
untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
AKIBAT PEMAKAIAN
Gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan.
AKIBAT PUTUS PEMAKAIAN
Gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa.
AKIBAT OVER DOSIS
Perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
8. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
GOLONGAN I
Mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang
terlarang.
Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM.
GOLONGAN II
Mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
GOLONGAN III
Mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi
harus dengan resep dokter.
Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon (sering disalahgunakan).
GOLONGAN IV
Mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter.
Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang
(sedativa), dan obat tidur (hipnotika).
AKIBAT OVER DOSIS
Jantung berdebar, panik, mengamuk, paranoid, tensi naik, kejang, pendarahan otak, suhu
badan naik, kerusakan ujung syaraf otak sehingga mengakibatkan kematian
9. DAMPAK NEGATIF
ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
1. Merusak sel syaraf
2. Perubahan perilaku
3. Ketergantungan
4. Menimbulkan penyakit (HIV, jantung, radang lambung, merusak hati dan pankreas)
5. Menimbulkan kriminal dan gangguan ketertiban umum
6. Menimbulkan masalah sosial