SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Halusinasi
	
  
1	
  
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan klien menilai dan
merespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan
eksternal. Tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu
memberikan respon secara akurat. Sehingga tampak perilaku yang sukar
dimengerti dan mungkin menakutkan. Gangguan orientasi realita disebabkan
fungsi otak yang terganggu, yaitu fungsi kognitif dan proses fikir, fungsi persepsi,
fungsi memori, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif
dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu.(1)
Persepsi adalah sebuah proses mental yang merupakan pengiriman
stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat
diterima secara sadar.(2)
Pernakah anda merasa seseorang memanggil nama anda lalu tidak
menemukan seorang pun di sekitar anda? Pernahkah anda melihat sesuatu yang
bergerak disamping anda, padahal tidak ada apa-apa? Kita semua pernah
mengalami saat-saat yang hanya berlangsung sekilas bahwa kita merasa atau
mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat melibatkan indra
mana saja, meskipun mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada atau auditory
hallucination (halusinasi pendengaran).(3)
Halusinasi ditemukan pada pasien gangguan jiwa, seperti skizofrenia,
orang-orang yang mengalami depresi, mania, dan kondisi yang berhubungan
Halusinasi
	
  
2	
  
dengan penggunaan alkohol atau obat-obatan. Namun halusinasi tidak selalu
merupakan tanda dari psikopatologi. Bukti-bukti lintas budaya menunjukkan
halusinasi merupakan hal yang umum dan diharga secara sosial di beberapa
negara sedang berkembang (Bentall, 1990). Bahkan di negara yang sudah maju
seperti Amerika Serikat, sekitar 5% dari responden yang menjadi sampel non
pasien menyatakan mengalami halusinasi, kebanyakan halusinasi auditoris (Honig
dkk,1996).(4)
Halusinasi
	
  
3	
  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
rangsang yang menimbulkannya atau tidak ada objek.(1)
Halusinasi adalah distorsi persepsi yang terjadi pada respon
neurobiological yang maladaptif.
Halusinasi merupakan salah satu gangguan persepsi dimana terjadi
pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan (persepsi indra yang
salah).
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat terjadi pada sistem pengindraan dimana pada saat
kesadaran individu itu penuh dan baik.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
halusinasi adalah gangguan persepsi sensorik tentang suatu objek atau
gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari
luar yang dapat meliputi semua sistem pengindraan.(1)
2.2 KLASIFIKASI
Ada beberapa jenis halusinasi sebagai berikut : (2)
1. Halusinasi hipnogogik : Persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika mulai
jatuh tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
Halusinasi
	
  
4	
  
2. Halusinasi hipnapompik : Persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika
seseorang mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena
patologis.
3. Halusinasi auditorik : Persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara
orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik, merupakan jenis
halusinasi yang paling sering ditemukan pada gangguan psikiatri.
4. Halusinasi visual : Persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa bentuk
jelas (orang) ataupun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), seringkali terjadi
pada gangguan medis umum.
5. Halusinasi penciuman : Persepsi penghidu keliru yang seringkali terjadi
pada gangguan medis umum.
6. Halusinasi pengecapan : Persepsi pengecapan keliru, seolah-olah merasa
mengecap sesuatu. Misalnya penderita yang sangat ketakutan, ia
merasakan lidahnya selalu pahit.
7. Halusinasi taktil : Persepsi perabaan keliru, seperti phantom libs (sensasi
anggota tubuh teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap dibawah
kulit).
8. Halusinasi somatik : Sensari keliru yang terjadi pada atau di dalam
tubuhnya, lebih sering menyangkut organ dalam (juga dikenal sebagai
cenesthesic hallucination).
9. Halusinasi liliput : Persepsi keliru yang mengakibatkan objek terlihat lebih
kecil (micropsia).
Halusinasi
	
  
5	
  
2.3 PSEUDODINAMIKA
a. Etiologi
Gangguan otak karena keracunan, obat halusinogenik, gangguan
jiwa seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang
dapat menimbulkan halusinasi dan pengaruh sosial budaya. (1)
b. Proses
Halusinasi terjadi apabila yang bersangkutan mempunyai kesan
tertentu tentang sesuatu, padahal dalam kenyataan tidak terdapat
rangsangan apapun atau bentuk kesalahan pengamatan tanpa objektivitas
pengindraan tidak disertai stimulus fisik yang adekuat.(1)
2.4 TAHAP HALUSINASI
Menurut tim kesehatan jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, tahap-tahap halusinasi, karakteristik, dan perilaku yang
ditampilkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah :(1)
Tahap 1
• Memberi nyaman tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi
merupakan suatu kesenangan.
Karakteristik (non verbal)
• Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
• Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan
ansietas.
Halusinasi
	
  
6	
  
• Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol
kesadaran.
Perilaku Klien
• Tersenyum atau tertawa sendiri
• Menggerakkan bibir tanpa suara
• Pergerakan mata yang cepat
• Respon verbal yang lambat
• Diam dan berkonsentrasi
Tahap 2
• Menyalahkan
• Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan
rasa antisipasi.
Karakteristik (non verbal)
• Pengalaman sensori menakutkan
• Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
• Mulai merasa kehilangan kontrol
• Menarik diri dari orang lain
Perilaku Klien
• Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
• Perhatian dengan lingkungan berkurang
• Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya
• Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Halusinasi
	
  
7	
  
Tahap 3
• Mengontrol
• Tingkat kecemasan berat
• Pengalaman sensori (halusinasi) tidak dapat ditolak
Karakteristik (non verbal)
• Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)
• Isi halusinasi menjadi atraktif
• Kesepian bila pengalaman sensori berakhir
Perilaku Klien
• Perintah halusinasi ditandai
• Sulit berhubungan dengan orang lain
• Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik
• Tidak mampu mengikuti perintah, tampak tremor dan berkeringat.
Tahap 4
• Menguasai tingkat kecerdasan, panik secara umum, diatur dan
dipengaruhi oleh halusinasi.
Karakteristik (non verbal)
• Pengalaman sensori menjadi mengancam
• Halusinasi dapat menjadi beberapa jam atau beberapa hari
Perilaku Klien
• Perilaku panik
• Potensial untuk bunuh diri atau membunuh
• Tindakan kekerasan agitasi, menarik atau katatonik
Halusinasi
	
  
8	
  
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Pada gangguan persepsi sensori halusinasi, adapun perilaku yang
dapat teramati adalah sebagai berikut : (1)
a. Halusinasi penglihatan
1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa
yang sedang dibicarakan.
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang
tidak berbicara atau pada benda seperti mebel
3. Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang
tidak tampak
4. Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara
b. Halusinasi pendengaran
1. Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakuti oleh orang lain,
benda mati atau stimulus yang tidak tampak
2. Tiba-tiba berlari ke ruangan lain
c. Halusinasi penciuman
1. Hidung yang dikerutkan, seperti mencium bau yang tidak enak
2. Mencium bau tubuh
3. Mencium bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain
4. Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau
darah
5. Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api
Halusinasi
	
  
9	
  
d. Halusinasi pengecapan
1. Meludahkan makanan atau minuman
2. Menolak untuk makan, minum, minum obat
3. Tiba-tiba meninggalkan meja makan.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmakologis
Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi
pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada pasien skizofrenia
adalah obat-obatan anti psikosis.(5)
KELAS KIMIA NAMA GENERIK (DAGANG) DOSIS HARIAN
Fenotiazin Asetofenazin (Tidal)
Klopromazin (Thorazine)
Flufenazine (Prolixine, Permiti)
Mesoridazin (Serentil)
Perfenazin (Trilafon)
Proklorperazin (Compazine)
Promazin (Sparine)
Tioridazin (Mellaril)
Trifluoperazin (Stelazine)
Trifluopromazine (Vesprin)
60-120 mg
30-800 mg
1-40 mg
30-400 mg
12-64 mg
15-150 mg
40-1200 mg
1500-800 mg
2-40 mg
60-150 mg
Tioxantin Kloprotiksen (Tarctan)
Tiotiksen (Navane)
75-600 mg
8-30 mg
Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg
Halusinasi
	
  
10	
  
Dibenzondiazepin Klozapin (Clorazil) 300-900 mg
Dibenzoksazepin Loksapin (Loxitane) 20-150 mg
dihidroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg
2. Terapi kejang listrik atau Elektro Compulcive Therapy (ECT)
3. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Halusinasi
	
  
11	
  
DAFTAR PUSTAKA
1. Dalami E, Suliswati, Rochimah Ns, Suryati K.R, Lestari W. Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Orientasi Realita. Jakarta : CV.
Trans Info Media. 2009.
2. Elvira S.D, Hadisukanto G. Tanda dan Gejala Klinis Psikiatrik Dalam
Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FK UI. 2010.
3. Durand V.M, Barlow D.H. Skizofrenia dan Gangguan – Gangguan
Psikotik Lainnya dalam Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Belajar. 2007.
4. Nevid J.S, Rathus S.A, Greene B. Skizofrenia dan Gangguan Psikotik
Lainnya dalam buku Psikologi Abnormal. Jakarta : Penerbit Erlangga.
2003.
5. Oldson J. Sistem Saraf Pusat dalam buku Belajar Mudah Farmakologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003.

More Related Content

What's hot

Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikAhmad Muhtar
 
Jurnal Halusinasi
Jurnal HalusinasiJurnal Halusinasi
Jurnal Halusinasiimmachilles
 
Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofreniaIs Muhar
 
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)mia maya aziza
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fixwahyu9652
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaSyscha Lumempouw
 
Skizofrenia dan pengelompokannya
Skizofrenia dan pengelompokannyaSkizofrenia dan pengelompokannya
Skizofrenia dan pengelompokannyaSyahrun Mubarak
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatrifikri asyura
 
Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia
Membongkar 13 mitos tentang skizofreniaMembongkar 13 mitos tentang skizofrenia
Membongkar 13 mitos tentang skizofreniaBagus Utomo
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimDanial Iskandar
 

What's hot (20)

Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
 
Konsep neurosis
Konsep neurosisKonsep neurosis
Konsep neurosis
 
skizofrenia
skizofreniaskizofrenia
skizofrenia
 
Skizofrenia
SkizofreniaSkizofrenia
Skizofrenia
 
Jurnal Halusinasi
Jurnal HalusinasiJurnal Halusinasi
Jurnal Halusinasi
 
Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofrenia
 
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
Referat ggn waham menetap prof.dr.jusuf simbolon, sp.kj (k)
 
Basic of hypnosis
Basic of hypnosisBasic of hypnosis
Basic of hypnosis
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fix
 
Sejarah hipnoterapi 1
Sejarah hipnoterapi 1Sejarah hipnoterapi 1
Sejarah hipnoterapi 1
 
Bab4
Bab4Bab4
Bab4
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Skizofrenia dan pengelompokannya
Skizofrenia dan pengelompokannyaSkizofrenia dan pengelompokannya
Skizofrenia dan pengelompokannya
 
Psikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_SkizofreniaPsikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_Skizofrenia
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
 
kesadaran
 kesadaran kesadaran
kesadaran
 
Schizophrenia
SchizophreniaSchizophrenia
Schizophrenia
 
Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia
Membongkar 13 mitos tentang skizofreniaMembongkar 13 mitos tentang skizofrenia
Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia
 
Psikologi_Kesadaran
Psikologi_KesadaranPsikologi_Kesadaran
Psikologi_Kesadaran
 
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuimPengantar psikologi kesedaran - kuim
Pengantar psikologi kesedaran - kuim
 

Viewers also liked

Viewers also liked (11)

Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaranGangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran
 
halusinasi
halusinasihalusinasi
halusinasi
 
Psikosis
PsikosisPsikosis
Psikosis
 
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan persepsi sensor; halusinasi pendengaran AKPER PEMKAB MUNA
 
Akep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwaAkep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwa
 
Askep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkapAskep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkap
 
Pengkajian dan sp
Pengkajian dan spPengkajian dan sp
Pengkajian dan sp
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Schizophrenia
SchizophreniaSchizophrenia
Schizophrenia
 

Similar to Optimasi Halusinasi

Similar to Optimasi Halusinasi (20)

Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
Mengenal Skizofrenia (8.4, NIMH)
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
widya.pptx
widya.pptxwidya.pptx
widya.pptx
 
Apa itu psikosis
Apa itu psikosisApa itu psikosis
Apa itu psikosis
 
Lp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docxLp Halusinasi.docx
Lp Halusinasi.docx
 
Kel 3 halusinasi
Kel 3 halusinasiKel 3 halusinasi
Kel 3 halusinasi
 
Gangguan disosiatif-konversi
Gangguan disosiatif-konversiGangguan disosiatif-konversi
Gangguan disosiatif-konversi
 
Ppt abnormal
Ppt abnormalPpt abnormal
Ppt abnormal
 
Halusinasi
HalusinasiHalusinasi
Halusinasi
 
Askep gangguan persepsi sensori
Askep gangguan persepsi sensoriAskep gangguan persepsi sensori
Askep gangguan persepsi sensori
 
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.pptBeberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
 
Gangguian kon
Gangguian konGangguian kon
Gangguian kon
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
 
Persepsi Manusia
Persepsi ManusiaPersepsi Manusia
Persepsi Manusia
 
Tanda dan gejalah gangguan jiwa KABUPATEN MUNA
Tanda dan gejalah gangguan jiwa  KABUPATEN MUNA Tanda dan gejalah gangguan jiwa  KABUPATEN MUNA
Tanda dan gejalah gangguan jiwa KABUPATEN MUNA
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

Optimasi Halusinasi

  • 1. Halusinasi   1   BAB I PENDAHULUAN Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan klien menilai dan merespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan eksternal. Tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberikan respon secara akurat. Sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Gangguan orientasi realita disebabkan fungsi otak yang terganggu, yaitu fungsi kognitif dan proses fikir, fungsi persepsi, fungsi memori, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu.(1) Persepsi adalah sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar.(2) Pernakah anda merasa seseorang memanggil nama anda lalu tidak menemukan seorang pun di sekitar anda? Pernahkah anda melihat sesuatu yang bergerak disamping anda, padahal tidak ada apa-apa? Kita semua pernah mengalami saat-saat yang hanya berlangsung sekilas bahwa kita merasa atau mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat melibatkan indra mana saja, meskipun mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada atau auditory hallucination (halusinasi pendengaran).(3) Halusinasi ditemukan pada pasien gangguan jiwa, seperti skizofrenia, orang-orang yang mengalami depresi, mania, dan kondisi yang berhubungan
  • 2. Halusinasi   2   dengan penggunaan alkohol atau obat-obatan. Namun halusinasi tidak selalu merupakan tanda dari psikopatologi. Bukti-bukti lintas budaya menunjukkan halusinasi merupakan hal yang umum dan diharga secara sosial di beberapa negara sedang berkembang (Bentall, 1990). Bahkan di negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat, sekitar 5% dari responden yang menjadi sampel non pasien menyatakan mengalami halusinasi, kebanyakan halusinasi auditoris (Honig dkk,1996).(4)
  • 3. Halusinasi   3   BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsang yang menimbulkannya atau tidak ada objek.(1) Halusinasi adalah distorsi persepsi yang terjadi pada respon neurobiological yang maladaptif. Halusinasi merupakan salah satu gangguan persepsi dimana terjadi pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan (persepsi indra yang salah). Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem pengindraan dimana pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi sensorik tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem pengindraan.(1) 2.2 KLASIFIKASI Ada beberapa jenis halusinasi sebagai berikut : (2) 1. Halusinasi hipnogogik : Persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika mulai jatuh tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
  • 4. Halusinasi   4   2. Halusinasi hipnapompik : Persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika seseorang mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena patologis. 3. Halusinasi auditorik : Persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik, merupakan jenis halusinasi yang paling sering ditemukan pada gangguan psikiatri. 4. Halusinasi visual : Persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa bentuk jelas (orang) ataupun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), seringkali terjadi pada gangguan medis umum. 5. Halusinasi penciuman : Persepsi penghidu keliru yang seringkali terjadi pada gangguan medis umum. 6. Halusinasi pengecapan : Persepsi pengecapan keliru, seolah-olah merasa mengecap sesuatu. Misalnya penderita yang sangat ketakutan, ia merasakan lidahnya selalu pahit. 7. Halusinasi taktil : Persepsi perabaan keliru, seperti phantom libs (sensasi anggota tubuh teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap dibawah kulit). 8. Halusinasi somatik : Sensari keliru yang terjadi pada atau di dalam tubuhnya, lebih sering menyangkut organ dalam (juga dikenal sebagai cenesthesic hallucination). 9. Halusinasi liliput : Persepsi keliru yang mengakibatkan objek terlihat lebih kecil (micropsia).
  • 5. Halusinasi   5   2.3 PSEUDODINAMIKA a. Etiologi Gangguan otak karena keracunan, obat halusinogenik, gangguan jiwa seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan halusinasi dan pengaruh sosial budaya. (1) b. Proses Halusinasi terjadi apabila yang bersangkutan mempunyai kesan tertentu tentang sesuatu, padahal dalam kenyataan tidak terdapat rangsangan apapun atau bentuk kesalahan pengamatan tanpa objektivitas pengindraan tidak disertai stimulus fisik yang adekuat.(1) 2.4 TAHAP HALUSINASI Menurut tim kesehatan jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tahap-tahap halusinasi, karakteristik, dan perilaku yang ditampilkan oleh klien yang mengalami halusinasi adalah :(1) Tahap 1 • Memberi nyaman tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan. Karakteristik (non verbal) • Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan. • Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas.
  • 6. Halusinasi   6   • Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran. Perilaku Klien • Tersenyum atau tertawa sendiri • Menggerakkan bibir tanpa suara • Pergerakan mata yang cepat • Respon verbal yang lambat • Diam dan berkonsentrasi Tahap 2 • Menyalahkan • Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan rasa antisipasi. Karakteristik (non verbal) • Pengalaman sensori menakutkan • Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut • Mulai merasa kehilangan kontrol • Menarik diri dari orang lain Perilaku Klien • Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah • Perhatian dengan lingkungan berkurang • Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya • Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
  • 7. Halusinasi   7   Tahap 3 • Mengontrol • Tingkat kecemasan berat • Pengalaman sensori (halusinasi) tidak dapat ditolak Karakteristik (non verbal) • Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi) • Isi halusinasi menjadi atraktif • Kesepian bila pengalaman sensori berakhir Perilaku Klien • Perintah halusinasi ditandai • Sulit berhubungan dengan orang lain • Perhatian dengan lingkungan kurang atau hanya beberapa detik • Tidak mampu mengikuti perintah, tampak tremor dan berkeringat. Tahap 4 • Menguasai tingkat kecerdasan, panik secara umum, diatur dan dipengaruhi oleh halusinasi. Karakteristik (non verbal) • Pengalaman sensori menjadi mengancam • Halusinasi dapat menjadi beberapa jam atau beberapa hari Perilaku Klien • Perilaku panik • Potensial untuk bunuh diri atau membunuh • Tindakan kekerasan agitasi, menarik atau katatonik
  • 8. Halusinasi   8   2.5 MANIFESTASI KLINIS Pada gangguan persepsi sensori halusinasi, adapun perilaku yang dapat teramati adalah sebagai berikut : (1) a. Halusinasi penglihatan 1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang sedang dibicarakan. 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang tidak berbicara atau pada benda seperti mebel 3. Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak tampak 4. Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau sedang menjawab suara b. Halusinasi pendengaran 1. Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakuti oleh orang lain, benda mati atau stimulus yang tidak tampak 2. Tiba-tiba berlari ke ruangan lain c. Halusinasi penciuman 1. Hidung yang dikerutkan, seperti mencium bau yang tidak enak 2. Mencium bau tubuh 3. Mencium bau udara ketika sedang berjalan ke arah orang lain 4. Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau darah 5. Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang memadamkan api
  • 9. Halusinasi   9   d. Halusinasi pengecapan 1. Meludahkan makanan atau minuman 2. Menolak untuk makan, minum, minum obat 3. Tiba-tiba meninggalkan meja makan. 2.6 PENATALAKSANAAN 1. Psikofarmakologis Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada pasien skizofrenia adalah obat-obatan anti psikosis.(5) KELAS KIMIA NAMA GENERIK (DAGANG) DOSIS HARIAN Fenotiazin Asetofenazin (Tidal) Klopromazin (Thorazine) Flufenazine (Prolixine, Permiti) Mesoridazin (Serentil) Perfenazin (Trilafon) Proklorperazin (Compazine) Promazin (Sparine) Tioridazin (Mellaril) Trifluoperazin (Stelazine) Trifluopromazine (Vesprin) 60-120 mg 30-800 mg 1-40 mg 30-400 mg 12-64 mg 15-150 mg 40-1200 mg 1500-800 mg 2-40 mg 60-150 mg Tioxantin Kloprotiksen (Tarctan) Tiotiksen (Navane) 75-600 mg 8-30 mg Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100 mg
  • 10. Halusinasi   10   Dibenzondiazepin Klozapin (Clorazil) 300-900 mg Dibenzoksazepin Loksapin (Loxitane) 20-150 mg dihidroindolon Molindone (Moban) 15-225 mg 2. Terapi kejang listrik atau Elektro Compulcive Therapy (ECT) 3. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
  • 11. Halusinasi   11   DAFTAR PUSTAKA 1. Dalami E, Suliswati, Rochimah Ns, Suryati K.R, Lestari W. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Orientasi Realita. Jakarta : CV. Trans Info Media. 2009. 2. Elvira S.D, Hadisukanto G. Tanda dan Gejala Klinis Psikiatrik Dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit FK UI. 2010. 3. Durand V.M, Barlow D.H. Skizofrenia dan Gangguan – Gangguan Psikotik Lainnya dalam Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Belajar. 2007. 4. Nevid J.S, Rathus S.A, Greene B. Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya dalam buku Psikologi Abnormal. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2003. 5. Oldson J. Sistem Saraf Pusat dalam buku Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003.