tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
PPT RPP1 SIKLUS 1.pptx
1. PROPOSAL PTK
“ P E N I N G K A T A N K E M A M P U A N K A R Y A S E N I
S I S W A K E L O M P O K B D E N G A N M E T O D E
E K S P E R I M E N D I R A ”
O L E H : N U N U N G N U R H A S A N A H
K E L O M P O K : 2 / G K R A 1 A
U N I V E R S I T A S I S L A M N E G R I S U L T A N M A U L A N A
H A S A N U D D I N B A N T E N 2 0 2 2
2. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan
kognitif karya seni anak
rendah.Tetapi anak sudah mampu
melipat kertas ,mewarnai bentuk
gambar,dan membuat gambar televisi
dari kardus.Namun maasih perlu
bimbingan dalam pencapaian
perkembangan kognitif karya seni
anak.
Dengan adanya metode eksperimen
diharapkan kemampuan kognitif
anak berkembang.karena guru
mengajak anak untuk melakukan
eksperimen secara langsung dengan
benar.
LATAR BELAKANG MASALAH
3. DAMPAK & MANFAAT ALAT ELEKTRONIK
D A M P A K P O S I T I F
1.Mudah dalam
komunikasi
2.Mudah mencari
Informasi
3.Komunikasi tidak
terbatas
4.Mudah bekerja
jarak jauh
D A M P A K N E G A T I F
1.Kurang
bersosialisasi
2.Membuat orang-
orang kecanduan
internet/game
3.Membuat mata rusak
dan rabun
4.Rentan terhadap
pengaruh
buruk/Hoax
4. PERUMUSAN MASALAH
1.Apakah melalui penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan
kognitif siswa kelompok B di RA ?
2.Bagaimana Cara meningkatkan
kemampuan siswa dalam karya seni?
5. KAJIAN TEORI
1. Teori Kognitif
Pengertian Kognitif dan Berkarya Seni
Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah Intelek; Intelek berasal dari Bahasa Inggris Yaitu
“intellect” yang menurut Chaplin (dalam Asrori 2007:36) diartikan sebagai berikut “Proses
Kognitif Proses Berfikir,Daya Menghubungkan Kemampuan menilai dan kemampuan
mempertimbangkan juga kemampuan mental atau intelegensi”
Karya seni dalam pembelajaran di RA mengajarkan supaya anak menjadi lebih kreatif.Menurut Aris
Toteles yaitu harus dinilai sebagai suatu tiruan yaitu tiruan dunia alamiah dan dunia manusia.
Ciri-ciri kognitif anak usia dini
Menurut Piaget dalam Moeslichatoen (1996:65) Bahwa setiap individu akan mengalami 4 periode
perkembangan berpikir yang berlangsung dari lahir sampai remaja.
Masing-masing periode selalu dialami anak secara berurutan: Pertama,Individu akan mengalami
sensor motorik ± sampai usia 2,0 Tahun,kemudian periode Pra Operasional ± sampai Usia 7.0
Tahun, di lanjutkan pada periode Operasional Konkrit ± sampai usia 11,0 Tahun, dan terkahir
periode Operasional Formal ± usia 15 Tahun.
6. Perkembangan kognitif anak usia dini
Montessori (dalam Sujiono,2009:202) mengatakan bahwa masa ini merupakan masa sensitive, selama masa inilah anak secara
khusus mudah menerima situasi-situasi dari lingkungan.
2. Teori Metode Eksperimen
Pengertian Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dimana anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan
mengamati akibatnya.
Manfaat dan Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen
Eksperimen yang berhasil biasanya diawali oleh pembuatan rancangan program eksperimen yang terperinci dan hati-hati.
Adapun langkah-langkah pemakaian metode eksperimen menurut Gunarti dkk (2008:11,21) Sebagai berikut :
Tahap 1 Mempersiapkan Eksperimen
Tahap II Pelaksanaan Eksperimen
Tahap III Mengambil Kesimpulan Dari Hasil Eksperimen
Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Manfaat yang dapat diambil melalui pembelajaran dengan metode eksperimen akan berdampak pada seluruh aspek-aspek
perkembangan anak.Menurut Gunarti dkk (208:11-7)
Penerapan Eksperimen Dalam KegiatanMembuat Alat Komunikasi
Pembelajaean kognitif melalui eksperimen adalah mencoba dan menceritakan apa yang terjadi bila membuat televisi dari
kardus diberi bahan alat elektronik yang lengkap seperti kabel,jalur listrik dan akan terjadi saluran listrik.
7. METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Guru sebagai subjek pelaksanaan tindakan dan guru mitra
penelitian,subjek penelitian ini adalah siswa kelompok B di RA Birrul
Walidain Picung.
Setting Penelitian
Tempat Penelitian : RA BIRRUL WALIDAIN yang terletak di Pasar Picung
Kp.Sukamanah Rt/Rw 001/001 Ds.Cililitan Kec.Picung Kab.Pandeglang
Waktu Penelitian : 17 Mei s/d 23 Mei 2022
9. SIKLUS
Siklus
Penelitian tindakan kelas ini terdapat II siklus,tiap siklus dilaksanakan
dengan perubahan yang dicapai,seperti yang telah didesain untuk
mengetahui hasil belajar kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru.
Penelitian mengobservasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan guru
kelas,dan anak untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan
rendahnya kemampuan kognitif dan karya seni anak dalam mengenal
konsep alat-alat komunikasi terutama alat elektronik sehubungan
dengan itu tindakan yang paling tepat adalah dengan menggunakan
metode eksperimen untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif
anak.
10. 1.Observasi Siklus I
Lembar observasi tentang kegiatan motorik halus melalui
menebalkan huruf dan mewarnai gambar
Hasil :
Anak yang mendapatkan nilai 25 berjumlah 4 = 40 % (sangat kurang)
Anak yang mendapatkan nilai 50 berjumlah 6 = 60 % (cukup)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam mewarnai dan menggambar. Jumlah anak yang
mendapat kriteria cukup 6 anak (60%) sedangkan untuk kriteria sangat kurang terdapat 4 anak (40%).
Refleksi pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru pendamping pada akhir siklus I. Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk membahas hal-hal
yang menjadi hambatan atau hal-hal yang belum dilakukan pada pelaksanaan siklus I dan digunakan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya.
Dari refleksi siklus I ini, diharapkan dapat memberikan perubahn yang lebih baik terhadap proses pembelajaran dan hasil siklus II. Refleksi pada
siklus I memberikan hasil sebagai berikut:
Proses pembelajaran sudah memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan sesuatu jika belum paham.
Proses pembelajaran lebih menyenangkan.
Adanya reword untuk anak.
Media pembelajaran yang digunakan menarik minat anak.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I masih terdapat beberapa hambatan-hambatan yang meliputi:
Beberapa anak masih ada yang masih bingung dengan kegiatan melipat kertas
Beberapa anak dalam menggunakan motorik halus masih perlu bantuan karena anak tidak terbiasa melakukan kegiatan sendiri dengan
menggunakan motorik halus
Anak kesulitan jika mereka melipat kertas dengan membentuk amplop.
11. No Kriteria Jumlah
Anak
Persenta
se (%)
1 Sangat kurang 4 40
2 Kurang 0 0
3 Cukup 6 60
4 Baik 0 0
Jumla
h
10 100
Hasil Rerata Kegiatan Motorik Halus Melalui mewarnai dan melipat kertas dengan
media gambar dan kertas origami Pada Siklus I
No Kriteria Jumlah
Anak
Persentas
e
(%)
1 Sangat kurang 4 40
2 Kurang 0 0
3 Cukup 6 60
4 Baik 0 0
Jumla
h
10 100
Hasil Rerata Kegiatan Motorik Halus Anak Pada Siklus I
12. KESIMPULAN INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen Penelitian
Instrumen yang dilakukan berupa lembar observasi siswa dan format penilaian.Lembar observasi digunakan peneliti untuk mengetahui
sikap dan tingkahlaku anak ketika kegiatan berlangsung dan perubahan yang muncul.Format penilaian yang digunakan peneliti untuk
mengetahui perkembangan kemampuan anak setelah belajar melalui eksperimen kemampuan karya seni.
Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber,yaitu pengamatan yang sudah
ditulis,dokumentasi foto,video,format penilaian dan hasil pengisian absensi Siswa.Data-data tersebut dipelajari dan ditelaah.
Data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi kemudian ditulis ulang,dipaparkan semuanya,kemudian di pilih sesuai focus
penelitian.Setelah melalui proses analisis maka akan diperoleh data yang valid,kemudian data tersebut disimpulkan dan
dimaknai.Adapun Rumus untuk menentukan presentase kemampuan kogitif anak adalah :
X=Jumlah Skor yang diperoleh anak x 100%
Standar Nilai Keberhasilan
Standar nilai keberhasilan individu bila anak mampu mencapai (anak mampu mengenal konsep cara pembuatan alat komunikasi
melipat kertas dengan baik dan benar dengam konsep sedikit banyak pada anak saat mencoba mempraktekannya langsung).
Keberhasilan Klasikal
Standar nilai klasikal dalam penelitian ini tetapkan minimal 75% artinya kemampuan kognitif anak dinyatakan meningkat jika rata-rata
ketuntasan dalam kelas mencapai 75%