SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari
tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha
telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku
dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan
mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan
belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam
penyelenggaraan pendidikan kita ? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada
banyak faktor yang menybabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan
yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas
belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran.
Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input-output analisis,
yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti
pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis
akan terjadi. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi.
Mengapa? karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada input
pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses
pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan
siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum.
Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan
cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah
kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang
tepat dalam penyajian materi pelajaran.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada siswa yang berakhir pada
peningkatan hasil belajar dan mutu sekolah maka pada tahun ajaran 2011/2012
SMAN 97 JAKARTA melakukan tes awal pada siswa baru kemudian dari hasil
tes tersebut, siswa dikelompokkan kedalam kelas. Diharapkan tiap kelas
mendapatkan pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisinya masing-masing.
Kelas yang berisi siswa yang hasil tesnya baik cenderung aktif sementara
yang kurang baik pasif/kurang aktif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
kurang aktifnya siswa dikelas ini, diantaranya :
1. Tingkat kompetisi yang rendah dalam kelas tersebut.
2. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat.
3. Motivasi dan minat belajar fisika yang rendah.
Dari kenyataan itulah penulis tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran
dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) mengenai “Upaya
Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada
Materi Alat Optik Pada Di X-6 SMAN 97 JAKARTA SELATAN Tahun Ajaran
2011/2012.
B. Perumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktifitas belajar siswa pada pembelajaran fisika?
2. Bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran fisika dengan
menerapkan pendekatan tingkah laku?
3. Apakah pendekatan tingkah laku dapat meningkatkan aktifitas
belajar siswa dalam pembelajaran fisika?
C. PEMECAHAN MASALAH
Bagaimana peningkatan aktifitas belajar siswa pada materi alat
optik dengan menerapkan pendekatan tingkah laku pada siswa kelas X-6
SMAN 97 JAKARTA.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Bagi guru: guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas dalam
pembelajaran fisika
2. Bagi siswa: siswa merasa mendapatkan perhatian dan kesempatan
dalam mengubah tingkah lakunya.
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Bagi siswa: meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pembelakaran
fisika
2. Bagi guru: mendapatkan pendekatan yang sesuai dalam mengajar.
3. Bagi sekolah: meningkatkan hasil belajar
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian teori
1. Hakekat pendekatan tingkah laku
Pendekatan tingkah laku didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi
behavioral. Prinsip pokoknya ialah bahwa semua tingkah laku itu
dipelajari, baik tingkah laku yang disukai maupun tidak disukai.
Para penganut pendekatan ini percaya bahwa seorang siswa yang
bertingkah laku menyimpang melakukan perbuatannya itu karena
satu atau dua alasan:
1. siswa telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu,
atau
2. siswa itu belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya.
Pendekatan tingkah laku dibangun atas dua anggapan dasar:
1. ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar
bagi semua orang pada segala tingkatan umur dan dalam
segala keadaan dan
2. proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi
(dikontrol) oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di
lingkungan. Dengan demikian, tugas pokok guru adalah
menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah
terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol
tingkah laku manusia, yaitu: penguatan positif,
penghukuman, penghilangan dan penguatan negative
.
2. HakekatAktivitasBelajar
A.Aktivitas
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya
“kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupunnon-fisik,
merupakan suatu aktifitas.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar.
B.Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar
merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep
ataupun teori”.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab
dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh
Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif
adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan
siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif,
afektif dan psikomotor”.
Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti :
sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar,
dan lain sebagainya.
Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal
yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah
keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan
menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun
dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas
menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat
melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul
dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
3. Hakekat alat optik
ALAT-ALAT OPTIK
Mata
Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang
sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia.
Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik :
Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi
bagian-bagian lain dalam mata yang halus dan lunak.
Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi
untuk membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata.
Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan
lensa cembung berfungsi membentuk bayangan.Iris (otot berwarna)
membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.
Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam
mata. Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka
lebar agar lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.
Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang
berfungi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan benda yang
dilihat. Bayangan yang jatuh pada retina bersifat : nyata, diperkecil
dan terbalik.
Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap
cahaya, sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak
jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat bintik kuning.
Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang
berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan
yang berbentuk sel kerucut berfungsi membedakan kesan
berwarna.Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya
akomodasi mata.
Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke
permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada di dalam retina,
rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak diterjemahkan
sehingga menjadi kesan melihat.
Kamera
Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau
kejadian yang menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamera yang dipakai
wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video
dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau
pembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah
dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada
kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses
pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer.
Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut
kegunaan fisis :
 lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari
benda yang difoto
 diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang
yang dapat diatur luasnya
 aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk
mengatur banyak cahaya
 shutter pembuka/penutup “dengan cepat” jalan cahaya yang
menuju ke pelat film
 pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam
bayangan.Setiap benda yang di foto, terletak pada jarak
yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa
kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film
memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil. Untuk
memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada
jarak yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat
digeser ke depan atau ke belakang.
Lup (kaca pembesar)
Lup (kaca pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar
tampak lebih besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar
bagian jam yang diperbaikinya kelihatan lebih besar dan jelas.
Oleh siswa saat praktikum biologi, lup dipakai untuk mengamati
bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas.
Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus
pendek). Sifat bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang
dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar. Orang yang melihat
benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut
penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang
melihat dengan mata biasa. Ada dua cara memakai lup, yaitu
dengan mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi.
Mikroskop
Penggunaan lup untuk mengamati benda-benda kecil ada batasnya.
Jika kita menggunakan lup yang berjarak fokus kecil untuk
mendapatkan perbesaran yang lebih besar, bayangan yang
diperoleh tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan mikroskop.
Dengan memakai mikroskop kita dapat mengamati benda atau
hewan renik, seperti bakteri dan virus yang tidak dapat dilihat mata
secara langsung ataupun dengan memakai lup. Jenis mikroskop
mutakhir yang sudah dibuat manusia adalah mikroskup elektron.
Dalam subbab ini akan dipelajari mikroskop cahaya yang proses
kerjanya memanfaatkan lensa cembung dengan menerapkan
pembiasan cahaya.
Teropong (Teleskop)
A. Teropong bintang
Teropong bintang disebut juga teropong astronomi.
- terdiri dari 2 buah lensa cembung.
- jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak fokus lensa
okuler.
B. Teropong Bumi
Teropong bumi disebut juga teropong medan.
Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa
okuler dan lensa pembalik.
C. Teropong prisma (binokuler)
Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung
(sebagai lensa objektif dan lensa okuler) dan dua pasang
prisma kaca siku-siku samakaki. Sepasang prisma yang
diletakkan berhadapan, berfungsi untuk membelokkan arah
cahaya dan membalikkan bayangan.
Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata,
diperkecil, dan terbalik. Bayangan nyata dari lensa objektif
menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat dengan
lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma
siku-siku sehingga bayangan akhir dilihat maya, tegak, dan
diperbesar. Perbesaran bayangan yang diperoleh dengan
memakai teropong prisma sama dengan teropong
bumi.Beberapa keuntungan praktis dari teropong prisma
dibandingkan teropong yang lain :
1. Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya
dipantulkan sempurna oleh bidang-bidang prisma.
2. Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3
kali melalui jarak yang sama (dipantulkan 4 kali oleh dua
prisma).
3. Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara
bersamaan
4. Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg
terlihat bayangan akhir bersifat maya, diperbesar dan tegak.
D. Teropong pantul astronomi .
Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak
fokus besar sebagai cermin objektif, sebuah lensa cembung
sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai
pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler.
E. Teropong panggung
Teropong panggung terdiri dari dua lensa, yaitu :
- lensa obyektif berup lensa cembung
- lensa okuler berupa lensa cekung
B. Hipotesis tindakan
Dengan dilakukannya pendekatan tingkah laku pada materi alat
optik dengan maksimal dan benar akan meningkatkan aktifitas belajar di
kelas X-6 SMAN 97 JAKARTA .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 97 JAKARTA
untuk pembelajaran fisika. Sebagai subjek dalam penelitian ini
adalah kelas x-6 tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa
sebanyak 40 orang, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap tahun
ajaran 2011/2012, yaitu bulan januari sampai dengan juni 2012.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.
3. Siklus Penelitian.
PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat aktifitas
belajar siswa dalam materi Alat Optik pada pembelajaran fisika
melalui pendekatan tingkah laku.
B. Subyek Penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah kelas x-6 yang
terdiri dari 40 siswa dengan komposisi 22 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
C. Jenis Penelitian
- Jenis penelitian yang akan dilaksanakan, yakni penelitian tindakan
pendidikan.
- Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
D. Prosedur penelitian.
Langkah penelitian.
SIKLUS I
1. TahapPerencanaan
Dalamtahapperencanaanpenelitimempersiapkansegalasesuatu
yang diperlukanuntukpenelitianseperti :
- Meyusun proposal
- Pembuatan desain/skenario
- Pemilihan media yang digunakan
- Pembuatan soal uji kompetensi
2. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
tingkah laku sesuai dengan RPP dan desain/skenario yang telah
disusun dalam tahap perencanaan
3. Pengamatan
Dalam tahap pengamatan peneliti melakukan pengumpulan data
dengan menggunakan instrumen yang telah disusun dalam
tahap perencanaan. Data yang dikumpulkan adalah data belajar
siswa dengan menggunakan lembar kerja. Sedangkan data
tentang hasil pendekatan tingkah laku dapat dilihat dari lembar
kerja siswa.
4. Refleksi
Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan
melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah
terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam tahapan refleksi,
peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau
kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan
pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutnya.
Hal inisebagaimanamenurutKemmisdan Mc. Taggar
SIKLUS II
Tahapan pada siklus kedua sama dengan tahapan pada siklus pertama,
perbedaannya pada tahapan perencanaan siklus kedua merupakan
perencanaan ulang (replaning) dari kekurangan atau kelemahan pada
siklus pertama. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi pada dasarnya sama
Indikator keberhasilan
1. Aktifitas siswa dalam pembelajaran fisika alat optik dengan
menerapkan pendekatan tingkah laku meningkat.
2. Keterlaksanaan perangkat pembelajaran
3. Respon siswa dalam proses pembelajaran baik.
E. Rincian Pembiayan
Penelitian tindakan kelas ini membutuhkan dana sekitar Rp. 2.200.000,-
dengan rincian sebagai berikut :
No JenisPenggunaan Jumlah ( Rp) Keterangan
1 ATK Rp. 500.000,-
2 Transportasi Rp. 145.000,- 5 harix 5minggu
3 Fotocopy Rp. 465.000,-
4 Pengumpulan data Rp. 200,000,-
5 Analisis data Rp. 100.000,-
6 Penyusunandrafawal Rp. 50.000,-
7 Perbaikanlaporan Rp. 115.000,-
8 Penggandaanlaporan Rp. 625.000,-
Jumlah Rp. 2.200.000,-
Jadwal Penelitian
F.Jadwal Kegiatan
G.DaftarPustaka
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Ermawaty, Imasdkk.Tim Penyusun Modul PLPG Fisika UHAMKA.
2011.
Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sekolah
Menengah Atas. UHAMKA. Jakarta.
NO KEGIATAN
BULAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN
1 Workshop V V
2
Pelaksanaansiklus I V
a. Perencanaantindakan V
b. Pelaksanaantindakan V
c. Analisisdanrefleksi V
3
Pelaksnaansiklus II V
a. Perencanaantindakan V
b. Pelaksanaantindakan V
c. Analisisdanrefleksi V
4 Penyususnanlaporanhasilbelajar V
5 Penggandaandanpengirimanhasil V
Marten kanginan, Erlangga, IB, Alat – alat Optik
WWW.edukasi.kompasiana.com
WWW.masbied.com
WWW.id.shvoong.com
H. DaftarRiwayatHidupPeneliti
NamaLengkap : Harsi Istina, S.Pi
Tempattanggallahir : Jakarta, 20 Juni 1977
JenisKelamin : Perempuan
Kantor / Unit Kerja : SMA Negeri 97 Jakarta
Alamat : Jl. Kutilang III RT 005 RW XI No. 178,
Depok I, 16432
No Telepon : 02132913104
Email : harsiistina@yahoo.co.id
RiwayatPendidikan : S1 UNJ

More Related Content

What's hot

Bab i pendahuluan penelitian eksperimen murni
Bab i pendahuluan penelitian eksperimen murniBab i pendahuluan penelitian eksperimen murni
Bab i pendahuluan penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingOperator Warnet Vast Raha
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptktonyvery
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKHaristian Sahroni Putra
 
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)guest06a4b9d
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VEman Syukur
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkAgoes Sholeh
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)nu rokhman
 
Tugasan eml411 semester 1
Tugasan eml411 semester 1Tugasan eml411 semester 1
Tugasan eml411 semester 1Fadzilah761017
 
Model pembelajaran lc
Model pembelajaran lcModel pembelajaran lc
Model pembelajaran lcZuha Farhana
 

What's hot (20)

Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
Tesis bab 3 revisi
Tesis bab 3 revisiTesis bab 3 revisi
Tesis bab 3 revisi
 
Bab i pendahuluan penelitian eksperimen murni
Bab i pendahuluan penelitian eksperimen murniBab i pendahuluan penelitian eksperimen murni
Bab i pendahuluan penelitian eksperimen murni
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Proposal usulan
Proposal usulanProposal usulan
Proposal usulan
 
Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)Contoh proposal ptk (2)
Contoh proposal ptk (2)
 
Tugasan eml411 semester 1
Tugasan eml411 semester 1Tugasan eml411 semester 1
Tugasan eml411 semester 1
 
Model pembelajaran lc
Model pembelajaran lcModel pembelajaran lc
Model pembelajaran lc
 
Jurnal gaya belajar 3
Jurnal gaya belajar 3Jurnal gaya belajar 3
Jurnal gaya belajar 3
 

Similar to Meningkatkan Aktivitas Belajar (20)

proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
 
Ptkku
PtkkuPtkku
Ptkku
 
Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 
MODUL 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN.pptx
MODUL 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN.pptxMODUL 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN.pptx
MODUL 1 KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN.pptx
 
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Karil nurnisa
Karil nurnisaKaril nurnisa
Karil nurnisa
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan laku
 
Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
JURNAL
JURNAL JURNAL
JURNAL
 
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedialProses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
Proses pembelajaran evaluasi diagnosa dan remedial
 
konsep dasar pembelajaran ppt.ppt
konsep dasar pembelajaran ppt.pptkonsep dasar pembelajaran ppt.ppt
konsep dasar pembelajaran ppt.ppt
 
Makalah ainah
Makalah ainahMakalah ainah
Makalah ainah
 
Ptk akuntansi
Ptk akuntansiPtk akuntansi
Ptk akuntansi
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 
Proposal pkp anti
Proposal  pkp  antiProposal  pkp  anti
Proposal pkp anti
 

More from Eko Supriyadi

Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Eko Supriyadi
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomEko Supriyadi
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaEko Supriyadi
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hotsEko Supriyadi
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Eko Supriyadi
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifikEko Supriyadi
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Eko Supriyadi
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Eko Supriyadi
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Eko Supriyadi
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabKamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa Arab
 
Hots templates 2019
Hots templates  2019Hots templates  2019
Hots templates 2019
 
Buku penilaian hots
Buku penilaian hotsBuku penilaian hots
Buku penilaian hots
 
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017 Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
Modul Penyusunan Soal Hots Tahun 2017
 
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori BloomKata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
Kata Kerja Operasional KKO Edisi Revisi Teori Bloom
 
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019   salinanPermendikbud nomor 16 tahun 2019   salinan
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinan
 
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka KreditnyaBuku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
Buku 4 Pedoman PKB Dan Angka Kreditnya
 
1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik1. menguasai karakteristik peserta didik
1. menguasai karakteristik peserta didik
 
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaJabatan fungsional guru dan angka kreditnya
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya
 
Teori x y
Teori   x yTeori   x y
Teori x y
 
Ppt penyusunan soal hots
Ppt  penyusunan soal  hotsPpt  penyusunan soal  hots
Ppt penyusunan soal hots
 
Personality plus
Personality plusPersonality plus
Personality plus
 
Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2Pendidikan karakter P2KPTK2
Pendidikan karakter P2KPTK2
 
Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifikPendekatan saintifik
Pendekatan saintifik
 
Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016Panduan penilaian sd desember 2016
Panduan penilaian sd desember 2016
 
Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013Model model pembelajaran kurikulum 2013
Model model pembelajaran kurikulum 2013
 
Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017Lk telaah rpp sd 2017
Lk telaah rpp sd 2017
 
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sdLk pengamatan praktik pembelajaran sd
Lk pengamatan praktik pembelajaran sd
 
Literacy mh
Literacy mhLiteracy mh
Literacy mh
 

Meningkatkan Aktivitas Belajar

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Banyak pihak yang mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita ? dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menybabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna, salah satunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input-output analisis, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan
  • 2. cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada siswa yang berakhir pada peningkatan hasil belajar dan mutu sekolah maka pada tahun ajaran 2011/2012 SMAN 97 JAKARTA melakukan tes awal pada siswa baru kemudian dari hasil tes tersebut, siswa dikelompokkan kedalam kelas. Diharapkan tiap kelas mendapatkan pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisinya masing-masing. Kelas yang berisi siswa yang hasil tesnya baik cenderung aktif sementara yang kurang baik pasif/kurang aktif. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang aktifnya siswa dikelas ini, diantaranya : 1. Tingkat kompetisi yang rendah dalam kelas tersebut. 2. Pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. 3. Motivasi dan minat belajar fisika yang rendah. Dari kenyataan itulah penulis tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK) mengenai “Upaya Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Pendekatan Tingkah Laku Pada Materi Alat Optik Pada Di X-6 SMAN 97 JAKARTA SELATAN Tahun Ajaran 2011/2012. B. Perumusan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah aktifitas belajar siswa pada pembelajaran fisika? 2. Bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran fisika dengan menerapkan pendekatan tingkah laku? 3. Apakah pendekatan tingkah laku dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika? C. PEMECAHAN MASALAH
  • 3. Bagaimana peningkatan aktifitas belajar siswa pada materi alat optik dengan menerapkan pendekatan tingkah laku pada siswa kelas X-6 SMAN 97 JAKARTA. D. TUJUAN PENELITIAN 1. Bagi guru: guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas dalam pembelajaran fisika 2. Bagi siswa: siswa merasa mendapatkan perhatian dan kesempatan dalam mengubah tingkah lakunya. E. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Bagi siswa: meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pembelakaran fisika 2. Bagi guru: mendapatkan pendekatan yang sesuai dalam mengajar. 3. Bagi sekolah: meningkatkan hasil belajar BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian teori 1. Hakekat pendekatan tingkah laku Pendekatan tingkah laku didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi behavioral. Prinsip pokoknya ialah bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik tingkah laku yang disukai maupun tidak disukai. Para penganut pendekatan ini percaya bahwa seorang siswa yang
  • 4. bertingkah laku menyimpang melakukan perbuatannya itu karena satu atau dua alasan: 1. siswa telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu, atau 2. siswa itu belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya. Pendekatan tingkah laku dibangun atas dua anggapan dasar: 1. ada empat proses yang perlu diperhitungkan dalam belajar bagi semua orang pada segala tingkatan umur dan dalam segala keadaan dan 2. proses belajar itu sebagian atau seluruhnya dipengaruhi (dikontrol) oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Dengan demikian, tugas pokok guru adalah menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku manusia, yaitu: penguatan positif, penghukuman, penghilangan dan penguatan negative . 2. HakekatAktivitasBelajar A.Aktivitas Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupunnon-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. B.Belajar
  • 5. Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas
  • 6. menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. 3. Hakekat alat optik ALAT-ALAT OPTIK Mata Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik : Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian lain dalam mata yang halus dan lunak. Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa cembung berfungsi membentuk bayangan.Iris (otot berwarna) membentuk celah lingkaran yang disebut pupil. Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh pada retina bersifat : nyata, diperkecil dan terbalik. Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap
  • 7. cahaya, sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat bintik kuning. Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel kerucut berfungsi membedakan kesan berwarna.Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada di dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak diterjemahkan sehingga menjadi kesan melihat. Kamera Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamera yang dipakai wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer. Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut kegunaan fisis :  lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto
  • 8.  diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur luasnya  aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya  shutter pembuka/penutup “dengan cepat” jalan cahaya yang menuju ke pelat film  pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam bayangan.Setiap benda yang di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil. Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada jarak yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau ke belakang. Lup (kaca pembesar) Lup (kaca pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar bagian jam yang diperbaikinya kelihatan lebih besar dan jelas. Oleh siswa saat praktikum biologi, lup dipakai untuk mengamati bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas. Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar. Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat dengan mata biasa. Ada dua cara memakai lup, yaitu
  • 9. dengan mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi. Mikroskop Penggunaan lup untuk mengamati benda-benda kecil ada batasnya. Jika kita menggunakan lup yang berjarak fokus kecil untuk mendapatkan perbesaran yang lebih besar, bayangan yang diperoleh tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan mikroskop. Dengan memakai mikroskop kita dapat mengamati benda atau hewan renik, seperti bakteri dan virus yang tidak dapat dilihat mata secara langsung ataupun dengan memakai lup. Jenis mikroskop mutakhir yang sudah dibuat manusia adalah mikroskup elektron. Dalam subbab ini akan dipelajari mikroskop cahaya yang proses kerjanya memanfaatkan lensa cembung dengan menerapkan pembiasan cahaya. Teropong (Teleskop) A. Teropong bintang Teropong bintang disebut juga teropong astronomi. - terdiri dari 2 buah lensa cembung.
  • 10. - jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler. B. Teropong Bumi Teropong bumi disebut juga teropong medan. Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik. C. Teropong prisma (binokuler) Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung (sebagai lensa objektif dan lensa okuler) dan dua pasang prisma kaca siku-siku samakaki. Sepasang prisma yang diletakkan berhadapan, berfungsi untuk membelokkan arah cahaya dan membalikkan bayangan. Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik. Bayangan nyata dari lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat dengan lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma siku-siku sehingga bayangan akhir dilihat maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran bayangan yang diperoleh dengan memakai teropong prisma sama dengan teropong bumi.Beberapa keuntungan praktis dari teropong prisma dibandingkan teropong yang lain : 1. Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya dipantulkan sempurna oleh bidang-bidang prisma.
  • 11. 2. Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3 kali melalui jarak yang sama (dipantulkan 4 kali oleh dua prisma). 3. Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara bersamaan 4. Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg terlihat bayangan akhir bersifat maya, diperbesar dan tegak. D. Teropong pantul astronomi . Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak fokus besar sebagai cermin objektif, sebuah lensa cembung sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler. E. Teropong panggung Teropong panggung terdiri dari dua lensa, yaitu : - lensa obyektif berup lensa cembung - lensa okuler berupa lensa cekung B. Hipotesis tindakan Dengan dilakukannya pendekatan tingkah laku pada materi alat optik dengan maksimal dan benar akan meningkatkan aktifitas belajar di kelas X-6 SMAN 97 JAKARTA . BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 97 JAKARTA untuk pembelajaran fisika. Sebagai subjek dalam penelitian ini
  • 12. adalah kelas x-6 tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap tahun ajaran 2011/2012, yaitu bulan januari sampai dengan juni 2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas. 3. Siklus Penelitian. PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat aktifitas belajar siswa dalam materi Alat Optik pada pembelajaran fisika melalui pendekatan tingkah laku. B. Subyek Penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah kelas x-6 yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. C. Jenis Penelitian - Jenis penelitian yang akan dilaksanakan, yakni penelitian tindakan pendidikan. - Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas. D. Prosedur penelitian. Langkah penelitian. SIKLUS I 1. TahapPerencanaan
  • 13. Dalamtahapperencanaanpenelitimempersiapkansegalasesuatu yang diperlukanuntukpenelitianseperti : - Meyusun proposal - Pembuatan desain/skenario - Pemilihan media yang digunakan - Pembuatan soal uji kompetensi 2. Pelaksanaan Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tingkah laku sesuai dengan RPP dan desain/skenario yang telah disusun dalam tahap perencanaan 3. Pengamatan Dalam tahap pengamatan peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Data yang dikumpulkan adalah data belajar siswa dengan menggunakan lembar kerja. Sedangkan data tentang hasil pendekatan tingkah laku dapat dilihat dari lembar kerja siswa. 4. Refleksi Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahapan pengamatan. Dalam tahapan refleksi, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk perbaikan di siklus berikutnya. Hal inisebagaimanamenurutKemmisdan Mc. Taggar
  • 14. SIKLUS II Tahapan pada siklus kedua sama dengan tahapan pada siklus pertama, perbedaannya pada tahapan perencanaan siklus kedua merupakan perencanaan ulang (replaning) dari kekurangan atau kelemahan pada siklus pertama. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan, pengamatan dan refleksi pada dasarnya sama Indikator keberhasilan 1. Aktifitas siswa dalam pembelajaran fisika alat optik dengan menerapkan pendekatan tingkah laku meningkat. 2. Keterlaksanaan perangkat pembelajaran 3. Respon siswa dalam proses pembelajaran baik. E. Rincian Pembiayan Penelitian tindakan kelas ini membutuhkan dana sekitar Rp. 2.200.000,- dengan rincian sebagai berikut : No JenisPenggunaan Jumlah ( Rp) Keterangan 1 ATK Rp. 500.000,- 2 Transportasi Rp. 145.000,- 5 harix 5minggu 3 Fotocopy Rp. 465.000,- 4 Pengumpulan data Rp. 200,000,- 5 Analisis data Rp. 100.000,- 6 Penyusunandrafawal Rp. 50.000,- 7 Perbaikanlaporan Rp. 115.000,- 8 Penggandaanlaporan Rp. 625.000,- Jumlah Rp. 2.200.000,-
  • 15. Jadwal Penelitian F.Jadwal Kegiatan G.DaftarPustaka Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Sardiman. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Ermawaty, Imasdkk.Tim Penyusun Modul PLPG Fisika UHAMKA. 2011. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sekolah Menengah Atas. UHAMKA. Jakarta. NO KEGIATAN BULAN JAN FEB MAR APR MEI JUN 1 Workshop V V 2 Pelaksanaansiklus I V a. Perencanaantindakan V b. Pelaksanaantindakan V c. Analisisdanrefleksi V 3 Pelaksnaansiklus II V a. Perencanaantindakan V b. Pelaksanaantindakan V c. Analisisdanrefleksi V 4 Penyususnanlaporanhasilbelajar V 5 Penggandaandanpengirimanhasil V
  • 16. Marten kanginan, Erlangga, IB, Alat – alat Optik WWW.edukasi.kompasiana.com WWW.masbied.com WWW.id.shvoong.com H. DaftarRiwayatHidupPeneliti NamaLengkap : Harsi Istina, S.Pi Tempattanggallahir : Jakarta, 20 Juni 1977 JenisKelamin : Perempuan Kantor / Unit Kerja : SMA Negeri 97 Jakarta Alamat : Jl. Kutilang III RT 005 RW XI No. 178, Depok I, 16432 No Telepon : 02132913104 Email : harsiistina@yahoo.co.id RiwayatPendidikan : S1 UNJ