2. Kelompok 8
Muhammad Mairizal - 20217279047
Siti Nur Subhiani - 20217279109
Lia Kamila - 20217279104
Pengaruh Perkembangan Keterampilan Sebagai
Salah Satu Cara Penguasaaan Pengetahuan
3. Keterampilan Proses Sains
▪ Keterampilan adalah keahlian dalam memakai akal, perasaan dan gerak
untuk melakukan sesuatu dengan efektif.
▪ Sedangkan proses adalah elemen yang harus dipahami agar penelitian bisa
dilaksanakan secara runtut dan saling berhubungan satu sama lain dari
prosesi awal berupa input dan berakhir di output.
▪ Sedangkan keterampilan proses adalah keahlian dalam menalar dengan
tujuan untuk menganalisis data, membuat solusi dan membuat
kesimpulan. Dalam pelaksanaanya keterampilan proses menggunakan
beberapa alat, yakni keterampilan intelektual, sosial dan manual
4. ▪ Keterampilan proses sains itu sendiri adalah performance
skill. Dan dalam praktiknya memiliki dua faktor keterampilan,
yakni:
▪ Keterampilan Kognitif yang adalah keterampilan dalam proses
berpikir dan kemampuan daya nalar untuk menyelesaikan
masalah
▪ Keterampilan psikomotor yakni keterampilan dalam
menyelesaikan masalah secara konkret yang berasal dari gerakan.
5. Kelebihan dan Manfaat
Dalam pelaksanaanya KPS bisa menstimulus siswa dalam ilmu pengetahuan
sehingga konsep dan teori akan dikuasai dengan lebih solid.
Membiasakan siswa untuk belajar dan bekerja menggunakan ilmu pengetahuan
(ilmiah). Sehingga siswa bisa mempraktekan dan berteori tentang ilmu
pengetahuan yang didapat. Selain itu siswa juga bisa lebih proaktif.
KPS bisa menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan dan siswa bisa
mengetahui proses serta hasil dari ilmu pengetahuan
8. Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Metode Berbasis Masalah
Pada
Materi Keanekaragaman Mahluk Hidup
JUPEIS: Jurnal Pendidikan dan
Ilmu Sosial
Vol. 1. No. 2 Maret 2022
e-ISSN: 2809-7998 p-ISSN: 2809-8005
Ariyansyah dan Nurfathurrahmah
PENDAHULUAN
Keterampilan proses sains merupakan kemampuan peserta
didik dalam menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan sains serta menemukan ilmu pengetahuan
Pengembangan Keterampilan Proses Sains memerlukan
penyesuaian antara metode pembelajaran yang digunakan
dengan Keterampilan Proses Sains yang akan Dikembangkan.
Keterampilan proses sains ini dapat memberikan siswa
pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan,
memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu
pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan
METODE
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan secara
kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil
observasi dan penugasan KPS
siswa kemudian dianalisis
menggnakan tehnik analisis
statistika sederhana
9. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa 5
dari 9 indikator KPS telah muncul dengan
kategori tinggi pada siswa kelas VII SMPN 1
Kota Bima melalui penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah pada materi
keanekaragaman mahluk hidup.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis yang digunakan untuk menilai
keterampilan proses sains pada materi
sistem
Keanekaragaman Mahluk Hidup,
Keterampilan Proses Sains yang sering
muncul
atau sering terlaksana oleh peserta didik
yaitu
aspek komunikasi, mengamati
(Eksperimen),
Mendefinisikan Secara Operasional,
Observasi, Mempredikasi,
Mempredikasi.
Sedangkan aspek yang paling rendah
10. Identifikasi Kegiatan Praktikum dalam Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains di SMPN Se-Kecamatan Bajubang
Pendahuluan
Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan penting
pada abad ke-21. Keterampilan proses sains merupakan suatu kemampuan
kompleks yang biasa digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan
ilmiah ke dalam rangkaian proses pembelajaran (Derlina & Afriyanti,
2016
Selama ini proses pembelajaran disekolah cenderung menggunakan metode
pembelajaran yang lebih berpusat pada guru (teacher centered)
Untuk mengatasi adanya kesulitan belajar, maka guru dapat melakukan
variasi penggunaan metode atau pendekatan mengajar yang dapat
membangkitkan kemampuan analisis, dan keterampilan berpikir kritis
siswa (Wenno et al., 2016)
Agar kegiatan belajar-mengajar disekolah dapat menerapkan keterlibatan
siswa secara optimal dan membiasakan siswa untuk menggunakan
kemampuanerpikirnya maka perlu diadakannya kegiatan praktikum agar
siswa mampu memahami konsep dengan baik
serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan
proses sains
▪ METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif
deskriptif.
Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini
yaitu menggunakan teknik
purposive sampling
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022 Halm 2476 - 2481
EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Research & Learning in Education
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index
Endah Febri Setiya Rini1, Darmaji Darmaji2, Dwi Agus Kurniawan3
11. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Saat wawancara bersama guru, guru juga mengatakan hal yang
sama dimana siswa masih kesulitan dalam mengerajakan soal ujian
dan ditandai dengan nilai ujian maupun ulangan yang masih
dibawah rata-rata dan terdapat beberapa siswa yang belum
mencapai KKM yang ditetapkan. Kemudian, saat kegiatan
belajarmengajar siswa cenderug pasif dan tidak bertanya secara
mendalam pada pelajaran IPA
Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa masih jarang
diadakan kegiatan praktikum di SMPN se-Kecamatan Bajubang. Hal
ini berakibat pada keterampilan siswa yang masih belum
dikembangkan sehingga berakibat pula terhadap pemahaman
konsep, kemudian saat kegiatan belajar mengajar siswa masih
cendering pasif dan tidak mengulik pembelajaran secara mendalam.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini terfokus
pada permasalahan-permasalahan mengenai keterampilan proses
sains saja. Selain itu, teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti hanya menggunakan wawancara sehingga masih kurang
untuk memberikan kesimpulan secara mendalam dan representatif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh,
SMPN se-Kecamatan Bajubang masih
jarang melakukan kegiatan praktikum
dalam proses pembelajarannya.
Kemudian, kurangnya pengalaman
secara langsung membuat keterampilan
proses sains siswa belum berkembang
Sehingga mengakibatkan siswa masih
cenderung pasif saat kegiatan
belajar berlangsung dan masih kurang
tertararik untuk bertaya dan
mengulik materi IPA secara mendalam.
Maka dari itu, masih diperlukan
penelitian yang melibatkan banyak
sampel untuk mengetahui pengaruh
keterampilan proses sains terhadap
kemampuan berpikir kritis melalui
kegiatan praktikum di SMPN se-
Kecamatan Bajubang ataupun daerah
yang belum diteliti lebih lanjut.