1. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri siswa KB melalui kegiatan menempel.
2. Hasilnya menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar dari 30% menjadi 70% setelah siklus 1, dan 90% setelah siklus 2.
3. Metode menempel efektif meningkatkan pemahaman geometri anak dibanding metode ceramah.
1. 1
ABSTRAK
“UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK
GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENMEPEL DI KELOMPOK A KB
TUNAS HARAPAN BANTARBARANG SEMESTER II TAHUN
PELAJARAN 2018/2019”
Oleh :
USWATUN HASANAH
NIM. 836579803
Peneletian tindakan kelas ini berfokus pada masalah apakah dengan
penggunaan metode mengenal bentuk geometri melalui kegiatan menempeldapat
meningkatkan belajar anak dalam mengenal bentuk geometri di KB Tunas
Harapan Bantarbarang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk mengetahui apakah
melalui penerapan metode mengenal bentuk geometri melalui kegiatan menempel
dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa KB Tunas Harapan
Bantarbarang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga dalam hal mengenal
bentuk geometri.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah
siswa kelompok A KB Tunas Harapan Bantarbarang Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 17 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki
dan 3 siswa perempuan.
Hasil Penelitian ini Pada studi awal, siswa yang tuntas belajar sebanyak 5
siswa dari 17 siswa (30%).Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada
siklus pertama, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 14 siswa dari 17 siswa
(70%).Dan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua,
jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 15 siswa dari 17 siswa (90,%).
2. 2
Berdasarkan hasil penelitian pelaaksanaan perbaikan pembelajaran pada
Siswa Kelompok A KB Tunas Harapan Bantarbarang Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalinggamelalui metode Mengenal Bentuk Geometri Melalui
Kegiatan Menempelmelalui dua tahapan siklus dapat meningkatkan hasil belajar
dan ketuntasan belajar siswa. Ini dibuktikan dengan data peningkatan ketuntasan
belajar mula-mula dari prasiklus ketuntasan belajar hanya mencapai 30%
meningkat menjadi 70% pada siklus pertama dan meningkat menjadi 90,% pada
siklus kedua.
Kata Kunci : Metode, Mengenal Bentuk Geometri Melalui Kegiatan
Menempel, dan Peningkatan hasil belajar
3. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program pendidikan untuk anak merupakan salah satu komponen dalam
penyelenggaran pendidikan anak usia dini, keberadaan program ini sangat
penting sebab melalui program inilah semua rencana, pelaksanaan
pengembangan, penilaian dapat dikendalikan. Pendidikan anak usia dini
memiliki peran yang sangat menentukan. Pada usia ini berbagai pertumbuhan
dan perkembangan mulai dan sedang berlangsung, seperti perkembamgan
fisiologis, bahasa motorik dan kognitif. Perkembangan ini akan menjadi dasar
bagi perkembangan anak selanjutnya. Oleh sebab itu perkembangan pada
masa awal ini akan menjadi penentu bagi perkembangan selanjutnya (Masitoh
& Siti Aisyah,2009:6)
Perkembangan dan pertumbuhan pada anak harus distimulasi dengan
baik, agar tugas perkembangannya dapat berkembang secara optimal salah
satu tugas perkembangan yang harus distimulasi adalah perkembangan
kognitif dengan mengenalkan benda-benda yang ada di sekitar anak. Dalam
pertumbuhannya, anak-anak tidak dapat dipisahkan dari benda-benda yang ada
disekitarnya. Sejak kecil mereka sudah mengenal bemda-benda terdekatnya
yang bentuk bendanya sama dengan bentuk geometri, misalnya koin, lemari,
meja, buku, bola, atau benda lainnya yang di gunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan keperluan bermain (Mukhtar
Latif, Zukhirina, Rita Zubaidah, & Muhammad Afandi,2013:3)
Lestari, K.W. (2011: 4), menjelaskan bahwa mengenalkan bentuk
geometri pada anak usia diniadalah kemampuan anak mengenal, menunjuk,
menyebutkan serta mengumpulkan benda-benda disekitar berdasarkan bentuk
geometri pada anak usia dini dimulai dari mebangun konsep geometri yaitu
dengan mengidentifiksi ciri-ciri bentuk geometri. Sebelum mengidentifikasi
bentuk-bentuk geometri, dalam perkembangan kognitif anak menurut teori
bloom ada enam jenjang proses dalam berpikir, diantaranya adalah
1
4. 2
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisi mengevaluasi, dan
berkreasi. Tujuan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah pada
jenjang kemampuan mengetahui, mengenal, dan menerapkan menurut Agung
Triharso (2013: 50), hal tersebut atas pertimbangan bahwa kemampuan
kognitif anak mempunyai tahap-tahap yang harus diperhatikan, sesuai dengan
perkembanagn anak, dan tidak semua jenjang proses kemampuan berpikir
kognitif dapat diukur.
Setelah dilakukannya observasi maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, dapat di
identifikasikan masalahnya yaitu, rendahnya mengenal bentuk geometri
pada kelompok A KB Tunas Harapan bantarbarang, rendahnya
kemampuan tersebut disebabkan oleh :
1. Media pembelajaran yang digunakan saat mengajar jumlahnya
terbatas, guru hanya mengenalkan dua macam bentuk geometri saja
yaitu bentuk segi empat dan lingkaran. Akibatnya kemampuan anak
dalam mengenal bentuk-bentuk geometri belum terkuasai dengan baik
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, guru hanya
bercerita di depan menerangkan gambar bentuk geometri
3. Kegiatan pembelajarannya dengan mengerjakan dan mengulang-ulang
LKA yang sama, tanpa diselingi dengan kegiatan bermain.
2. Analisis Masalah
Mengetahui hasil belajar siswa yang jauh dari harapan, peneliti
mencoba melakukan refleksi diri dan berdiskusi dengan teman sejawat
serta bertanya kepada siswa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dari semua proses itu akhirnya dapat diprediksi bahwa kemungkinan
faktor penyebab kurangnya motivasi dan rendahnya prestasi belajar
terhadap materi yang di ajarkan adalah :
a) Metode pembelajaran yang dipilih kurang sesuai dengan materi
5. 3
b) Media yang digunakan kurang mampu mempermudah siswa dalam
memahami materi
c) Masih terdapat dominasi guru dalam pemblajaran
d) Pendekatan yang digunakan kurang sesuai dengan karakteristik siswa
KB
e) Guru kurang mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat
membangkitkan minat siswa untuk belajar lebih bersungguh-sungguh
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan
masalah:
“Apakah kegiatan menempel dapat meningkatkan kemampuan mengenal
bentuk-bentuk geometri pada kelompok A KB Tunas Harapan Desa
Bantarbarang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga semester 2 Tahun
Pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui
kegiatan menempel pada anak di KB Tunas Harapan Bantarbarang.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitin tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1. Manfaatteorotis
Manfaat secara teoritis pengamatan ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal
bentuk-bentuk geometri pada anak. Selain itu sebagai penorong untuk
pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi pengetahuan bagi orang tua dan
guru
Manfaat praktis
2. Manfaat praktis
a. Bagianakdidik
6. 4
1) Membantu anak untuk menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit
2) Mendorong semangat belajar anak didik terhadap pelajaran
mengenal bentuk geometri
b. Bagi guru
1) Memudahkan guru untuk melatih ketrampilan dan kesabaran dalam
mengajarkan pelajaran mengenal bentuk geometri
2) Guru dapat mengenalkan bnetuk geometri dengan menggunakan
kegiatan menempel
3) Membangkitkan kreativitas guru dalam menerapkan dan
menciptakan inivasi dalam kegiatan pembelajaran
3. Bagi sekolah
Kegiatan pembelajaran mengenalkan bentuk geometri melalui
permainan akan lebih efektif dan efisien
Sekolah akan mengembangkan kegiatan menempel lebih beragam
7. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemampuan
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kemampuan berasal dari kata
dasar mampu, yang artinya kuasa, berada, atau kaya. Menurut Robbin
(2007:57) kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut robbin menyatakanbahwa
kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa ynag dapat
dilakukan seseorang.
Menurut zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan bahwa
kemampuan adalah kesnggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan
diri sendiri.Sedangkan sinaga dan hadiati (2001:34) mendefinisikan
kemampuan sebagai suatu dasar yang dengan sendirinya berkaitan dengan
pelaksanaa pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuam (ability) adalah kecakapan atau
potensi seseorang untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas
tindakan seseorang. Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok
faktor (Robbin:2007:57) yaitu : (1) kemampuan intelektual (intelectual
ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas
mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah, (2) kemampuan fisik
(physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
Setiap siswa diharapkan dapat memperoleh hasil yang sebaik-
baiknya dalam proses belajar-mengajar disekolah, hal ini merupakan
tujuan dari orang tua dan guru. Tetapi kenyataannya tidak semua siswa
memperoleh hasil yang diharapkan.
Hal ini di sebabkan karena siswa mengalami kesulitan belajar. Ada
beberapa hal yang menyebabkan siswa sering mengalami kesulitan dalam
5
8. 6
belajar, yaitu adanya faktor internal dan faktor ekstrnal, dimana kedua
fakto tersebut saling mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut yaitu : (1)
faktor internal, adalah faktor yang bersumber dari diri pribadi manusia itu
sendiri yang membawa pengaruh terhadap hasil belajar. (2) faktor dari luar
siswa (eksternal) yang terdiri dari : (a) keluarga, (b) sekolah dan (c)
lingkungan masyarakat.
B. Pengertian Geometri
Pengertian geometri menurut Bird (2002: 142) adalah bagian dari
matematika yang membahas mengenai titik, garis, bidang, dan ruang.Geometri
berhubungan dengan konsep-konsep abstrak yang diberi simbol-
simbol.Beberapa konsep tersebut dibentuk dari beberapa unsur yang tidak
didefinisikan menurut sistem deduktif.
Geometri merupakan salah satu sistem daklam matematika yang diawali
oleh sebuah konsep pangkal, yakni titik,. Titik kemudian digunakan untuk
membentuk garis dan garis akan menyusun sbuah bidang. Pada bidang akan
dapat mengkonstruksi macam-macam bangun datar dan segi banyak. Segi
banyak kemudian dapat dipergunakan untuk menyusun bangun-bangun ruang.
Antonius C. Prihandoko (2006:135)
Slamet suyanto (2005b: 165), menyatakan bahwa geometri yaitu
mengenal bentuk luas, volume, dan area. Membangun konsep geometri pada
anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan
dan memisahkan gambar-gambar biasa, seperti segi empat, lingkaran, dan
segitiga.
Belajar kosep letak, seperti di bawah, di atas, kanan, kiri meletakan
dasar awal memahami geometri.Kosep geometri berkaitan dengan ide-ide
dasar yang selalu berkaitan dengan titik, garis, bidang, permukaan, dan ruang.
Konsep geometri bersifat abstrak, namun konsep tersebut dapat diwujudkan
melalui cara semi konkret ataupun konkret.
9. 7
C. Pengertian Menempel
Menurut Alqur’atul Aini dalam bukunya sumanto (2005:102) menempel
merupakan suatu teknik penyelesaian dalam membuat aneka bentuk kerajinan
tangan dari bahan kertas dengan memakai lem secara langsung dengan
menggunakan jari-jari tangan pada kertas.
Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak.
Dalam KBBI (2002:124), menempel diartikan sebagai melekatkan
sesuatu dengan lem atau perekat. Senada itu Martha Christianti (2009:93)
menyatakan bahwa kegiatan menempel adalah salah satu kegiaan yang
menarik minat anak-anak karena berkaitan dengan melekatkan dan
merekatkan sesuatu sesuka mereka. Menempel merupakan proses setelah
menggunting.
D. Kerangka Berpikir
Anak anak tidak dapat dipisahkan dari benda-benda yang ada di
sekitarnya. Sejak kecil mereka sedah mengenal benda-benda terdekatnya,
misalnya piring, lemari, meja, buku, bola, atau benda lainnya yang digunakn
untuk memenuhi kebutuhannya dalam kehidupan sehari –hari dan keperluan
bermai. Belajar mengenal bentuk-bentuk geometri membantu anak untuk
memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan bneda-benda yang ada di
sekitarnya.
Kemampuan dalam mengenal bentuk-bnetuk geometri pada anak usis
dini merupakan kemmapuan yang sangat diperlukan anak KB sebagai dasar
kemampuan dalam mengenal bentuk-bentuk geometri, mengklasifikasikan
bentuk berdasarkan bentuk, membedakan ukuran, berpikir rasional dan dapat
mengetahui konsep sederhan adalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan
mengenal bentuk geometri mencakup kemampuan mengetahui, memahami
dan kemampuan menerapkan. Mengenalkan bentuk-bnetuk geometri pada
anak usia dini dimulai dari membangun konsep geometri yaitu dengan
mengidentifikasi ciri-ciri bentuk geometri.
10. 8
Penyebab rendahnya kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak
kelompok A adalah media pembelajaran yang digunakan terbatas, guru hanya
mengenalkan dua macam bentuk geometri, selain itu guru hanya
menggunakan media papan tulis dan gambar macam-macam bnetuk geometri,
akibatnya kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk geometri belum
terkuasai dengan baik. Anak-anak masih kebingungan saat menyebutkan
macam-macam bentuk geometri yaitu bentuk segitiga, segi empat, dan
lingkaran. Penyajian dalam metode pembelajaran yang digunakan adalah
ceramah, guru hanya bercerita di depan menerangkan gambar bentuk
geometri. Selain itu guru hanya mengulang-ulang kegiatan pembelajarannya
dengan mengerjakan LKA.
Kemampuan dalam mengenal bentuk geometri pada anak usia dini
merupakan kemampuan yang harus dimiliki anak sebagai dasar untuk dapat
mengenal bentuk-bentuk geometri agar dapat berpikir secara rasional
Meningkatkan kemampuan mengenal bentukgeometri pada anak KB A
melalui kegiatan menempel
Mengenal bentuk geometri dan menempel merupakan salah satu permainan
edukatif yang menstimulasi perkembangan kognitif anak dalam mengenal
bentuk-bentuk geometri. melalui permainan ini anak dapat mengenal bentuk-
bentuk geometri dan dapat berpikir secara rasional
Kemampuan mengenal bentukgeometri pada anak KB A dapat meningkat
melalui media pembelajaran menempel bentuk geometri yaitu dengan cara
11. 9
menempel sambil mengucapkan bentuk geometri, memberi nama bentuk
geometri, memberikan contoh bentuk suatu benda yang sama dengan bentuk
geometri, mendeskipsikan masing-masing bentuk geometri, menggambar
bentuk geometri, menyusu bentuk geometri menjadi satu benda serta
menceritakan mengenai benda yang dibuatnya.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangkateori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah :
Kegiatan menempel dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk
geometri pada anak kelompok A KB Tunas Harapan Bantarbarang Kecamatan
Rembang Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.
E. Indikator dan Kriteria Keberhasilan
1. Indikator
NO
Indikator
1 Anak dapat menyebutkan bentuk-bentuk geometri
2 Anak dapat mengelompokan bentuk-bentuk geometri (lingkaran,
segitiga, segi empat, persegi panjang)
3 Anak mampu mengidentifikikasi ciri-ciri segitiga
4 Anak mampu mengidentifikasi ciri-ciri persegi empat sama sisi
5 Anak mampu mengidentifikasi ciri-ciri persegi panjang
6 Anak mampu mengidentifikasi bentuk lingkaran dan anak mampu
menempel
Dari indiktor tersebut dapat disimpulkan bahwa : anak dapat
menyebutkan bentuk-bentuk geometri misalnya ketika guru menunjukan
bentuk geometri ( lingkaran ) anak mampu menjawabnya dengan benar.
12. 10
Anak mampu mengelompokan bentuk-bentuk geometri misalnya
anak mengambil dan menempel bentuk persegi panjang dan
mengelompokan dengan bentuk persegi panjang yang lain.
Anak mampu mengidentifikasi ciri-ciri segi empat sama sisi
maksudnya anak mampu mengidentifikasi kalau segi empat memilili
empat sisi yang sama pendek.
Anak mampu mengidentifikasi ciri-ciri lingkaran maksudnya anak
mampu mengidentifikasi kalau lingkaran itu adalah garis lengkung yang
seperti huruf O
2. Kriteria Keberhasilan
a. Penilaian dengan lembar pengamatan menggunakan simbol sebagai
berikut :
Penilaian kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri
1 = belum berkembang (BB)
2 = mulai berkembang (MB)
3 =berkembang sesuai harapan (BSH)
4 = berkembang sangat baik (BSB)
b. proses perbaikan pembelajaran secara individual dinyatakn berhasil
jika70% kemampuan mengenal bentuk geometri dan menempel yang
telah ditetapkan dapat dikuasai oleh setiap anak
c. proses perbaikan pembelajaran secara kelompok dinyatakan berhasil
jika 70% dari keseluruhan jumlah anak dalam kelas sudah memperoleh
nilai sesuai dengan kriteria keberhasilan seperti tersebut mencapai 70%
keberhasilan pada kemampuan mengenal bentuk dan menempel.
13. 11
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjekdan Seting Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didil dari kelompok A yang
berjumlah 18 siswa, terdiri dari 3 perempuan dan 15 laki-laki.
b. Objek penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kemampuan mengenal
bentuk geometri melalui kegiatan menempel
2. Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan penulis mengambil lokasi di KB Tunas
Harapan Bantarbarang, kecamatan rembang, kabupaten purbalingga.
Penelitian dilakukan didalam ruang kelas kelompok A dengan penataan
setting kelas sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019, rincian sebagai
berikut :
SiklusPertama : Tanggal 26 Maret 2019
Siklus Kedua : Tanggal 2 April2019
3. Pihak Yang Membantu
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan
pembelajaran. Selama proses pengambilan data, penelitin dibantu teman
sejawat yaitu Supervisor 2 dan Penilai 2 (surat keterangan terlampir).
a. Nama : WIWIT SULASTRI S,PD
Pekerjaan : Kepala Sekolah
Tugas : Supervisor 2 / Observer
b. Nama : Ika Hendriyani P S.PD.
Pekerjaan : Guru Kelas
13
14. 12
Tugas : Penilai 2 / Observer
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, diawali dengan
perencanaan (Planning), pelaksanaan (Action), pengamatan (Observation)
dan refleksi (Reflection). Keempat prosedur ini dilakukan secara bertahap dan
dilakukan secara berulang. Maksudnya adalah jika keempat langkah telah
dilaksanakan dan belum mendapatkan keberhasilan dalam penelitian, maka
keempat langkah tersebut akan diulang lagi. Dengan demikian
pelaksanaannya merupakan rangkaian ulang (daur) dan membentuk sebuah
siklus. Jika keempat langkah itu diwujudkan dalam sebuah bagan, maka
gambaran dari bagan tersebut adalah seperti gambar 3.1 dibawah ini :
Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
1. Tahap Perencanaan
Upaya dalam merencanakan langkah-langkah sebelum memulai
tindakan penelitian merupakan tahap awal perencanaan penelitian. Dalam
kegiatan bidang pengembangan kognitif terutama dalam hal mengenal
Planning
Re-Planning
Re- Observing
Observing
Consultion
Re- Observing
Reflekting
Re-Planning
Re-Reflekting Re-ActingActing Re-ActingRe-Reflekting
15. 13
bentuk geometri pada anak-anak KB Tunas Harapan Kelompok A masih
mengalami kesulitan dan kurang paham dengan pembelajran tersebut.
Oleh sebab itu peneliti membuat atau menyusun perencanan pembelajaran
yaitu dengan membuat rencana kegiatan harian (RKH). Langkah-langkah
dalam merencanakan penelitian harus dijabarkan dengan rinci karena
digunakan sebagai pedoman awal penelitian.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
a. Menyusun RPP
b. Mempersiapkan sumber dan alat peraga.
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa evaluasi dan lembar kerja siswa.
d. Menentukan teman sejawat
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan
aktivitas siswa dan iklim belajar dalam pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini peneliti mempraktikkan pembelajran sesuai rencana
kegiatan harian yang telah disusun. Pelaksanaaa dalam penelitian
merupakan implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Untuk itu
dalam pelaksanaan penelitian peneliti harus memperhtaikan hal-hal apakah
ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanan, apakah proses
tindakan yang dilakukan anak cukup lancar, mengkaji situasi proses
tindakan, dan mengetahui apakah dalam pelaksanaannya anak-anak
bersemangat, serta mengkaji hasil keseluruhan dari tindakan tersebut
(Suharsimi Arikunto,2010:18).
3. Pengamatan/Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan proses mencermati jalannya
pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah
disebutkan dalam pelaksanaan. Observasi dilakukan selama kegiatan
berlangsung dnfan menggunakan lembr observasi yang telah direncanakan.
Tujuannya adalah untuk mengamati apakah ada peningkatan kemampuan
mengenal bentuk geometri pada anak saat bermain langsung. Pengamatan
ini dilakukan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
16. 14
Selanjutnya dalam mengamati pelaksanaan tersebut dapat diketahui
adanya peningkatan anak lembar observasi, tes lisan melalui menempel
dan mengerjakan LKA.
4. Refleksi
Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan merupakan
langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yaitu ketika
tindakan berlangsung (dalam Suharsimi Arikunto,2010: 19) dasar dari
kegiatan refleksi ini berupa analisis kegiatan dan penjelasan dari
pelaksanaan penelitian. Lembar observasi yang telah diisi tersebut
kemudian diolah dengan cara menganalisis dan mengevaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui apakah pada kegiatan tersebut ditemui
kesulitan-kesulitan pada anak sehingga hasilnya belum optimal. Dari
analisis tersebut, maka kesulitan-kesulitan itu akan dikaji lagi dan
dikaitkan dengan teori-teori yang relevan untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Jenis data yang penulis kumpulkan adalah :
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dalam hasil belajar berupa LKA siklus I,
Siklus II,
2. Data kualitatif
Data kualitatif berupa data temuan yang terjadi selama proses
pembelajaran dalam setiap siklusnya.
Instrumen pengumpulan data dalam melaksanakan proses perbaikan
pembelajaran ini diantaranya adalah :
1. Butiran LKA untuk mengukur hasil belajar ( termuat dalam RPP )
2. Rekap ketuntasan belajar untuk membuat diagram ketuntasan belajar
3. Lembar observasi untuk mengumpulkan data temuan yang terjadi selama
proses pembelajaran
17. 15
D. Deskripsi Penelitian Per Siklus
1. Perencanaan Tindakan Siklus 1
perencanaan dilakukan sebelum pelaksanaan yaitu pada hari 25 Maret
2019. Dalam pelaksanaan perencanaan peneliti ini kegiatannya yaitu
mengkoordinasikan terlebih dahulu tentang kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan ketika penelitian kemampuan mengenal bentuk
geometri melalui kegiatan menempel yang dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas kelompok A. Koordinasi pembelajaran yang akan dilakukan
yaitu sebelumnya menentukan tema dan sub tema pembelajaran. Tema
pembelajaran pada peneliti yaitu”AIR,UDARA DAN API” dan sub tema
pembelajaran yang dilaksanakan yaitu “API” kemudian setelah
menentukan tema dan sub tema, dilanjutkan memeilih indikator dan
merumuskannya kedalam RKH.
2. Pelaksanaan tindakan siklus 1
pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan selama lima kali pertemuan.
Adapun jadwal pelaksanaan siklus 1, yaitu pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari selasa 26 Maret 2019, pertemuan kedua pada hari
rabu 27 Maret 2019, pertemuan ketiga pada hari kamis 28 Maret 2019,
pertemuan keempat pada hari jumat 29 Maret 2019, pertemuan kelima
pada hari senin 1 April 2019. Pelaksanaan penelitian dilakukan saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu pada pukul 08.00-10.30 WIB
dan sudah tercantum dalam RKH sehingga pelaksanaanya dapat berjalan
dengan baik.
18. 16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di KB Tunas Harapan yang beralamat lengkap di
Bantarbarang Rt 01 Rw 06, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
Sekolah ini memiliki lingkungan yang baik, terdiri dari empat kelas, yaitu
Kelompok A, Kelompok B, dan total keseluruhan siswa ada 76 anak.
KB Tunas Harapan memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik untuk
mnunjang kegiatan pembelajaran, diantaranya tersedianya 4 ruang kelas
untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, kegiatan depan untuk kegiatan
upacara, Ruang Guru, Mushola, Aula, Kamar Mandi. Tenaga pendidik di KB
Tunas Harapan terdiri dari kepala sekolah, 1 guru kelompok A1, 1 guru
kelompok A2, 1 guru kelompok B1, 1 guru kelompok B2.
1. Siklus Pertama
a. Data Hasil Belajar
Dari pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang telah
dilakukan peneliti kepada anak KB Tunas Harapan Bantarbarang
Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga pada kegiatan
menempel
NO
NAMA PRASIKLUS SIKLUS 1 KETUNTASAN
1 Afna BSH BSH TERCAPAI
2 Albion MB MB TERCAPAI
3 Rizki MB BSH TERCAPAI
4 Kifa BSH BSH TERCAPAI
5 Umar MB BSH TERCAPAI
6 Fatkhan MB BSH TERCAPAI
7 Faqih MB BSH TERCAPAI
8 Talitha BSH BSH TERCAPAI
9 Shidqi BSH BSH TERCAPAI
10 Eren MB BSH TERCAPAI
11 Falih MB MB BELUM
12 Nico MB BSH TERCAPAI
18
19. 17
13 Sofi MB MB BELUM
14 Zafran MB MB TERCAPAI
15 Shafliy BSH BSH TERCAPAI
16 Hafizah MB BSH TERCAPAI
17 Haikal MB BSH TERCAPAI
Dari tabel 4.1 diatas, diperoleh data bahwa pada siklus I terjadi
peningkatan hasil belajar siswa. Pada tes yang dilakukan pada
pembelajaran pra siklus rata-rata hasil belajar siswa adalah 61, setelah
dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I menjadi 71. Jumlah
siswa yang tuntas belajar pada kegiatan pra siklus ada 5 siswa. Setelah
dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I jumlah siswa yang
tuntas hasil belajarnya meningkat menjadi17 siswa atau 70% dari
jumlah keseluruhan siswa. Pada pra siklus baru mencapai 30%,
sehingga pada perbaikan siklus I terjadi kenaikan sebesar 40% dari pra
siklus. Dari kenaikan tersebut belum mencapai kriteria 85% tuntas
belajar yang ditetapkan pada penelitian yang dilakukan di KB Tunas
Harapan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga
b. Data Hasil Pengamatan / Observasi
Pada perbaikan pembelajarayang telah dilaksanakan pada
siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa, sehingga siswa yang
tuntas belajar mencapai 70%. Namun kenaikan pada siklus I ini belum
belum dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan sebesar 85%.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat, kemudian peneliti
melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran siklus I. Dari hasil
evaluasi dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran diperoleh
kemungkinan pelaksanaan pembelajaran siklus I belum mencapai
kriteria disebabkan beberapa hal :
1) Strategi atau metode pembelajaran yang digunakan masih kurang
optimal.
2) Guru masih kurang jelas dalam memberikan pengarahan kegiatan
belajar/kegiatan praktek yang dilakukan siswa.
20. 18
c. Data Hasil Refleksi
Dari hasil pengamatan dan temuan yang telah didapatkan,
kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran siklus I.
Untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus II diambil
langkah-langkak sebagai berikut:
1) Lebih mengoptimalkan lagi kegiatan menempel dalam
pembelajaran.
2) Guru memberikan pengarahan dalam kegiatan pembelajaran secara
jelas dan lebih rinci.
3) Guru memberikan motivasi dan membantu kelompok yang
mengalami kesulitan.
2. SiklusKedua
a. Data Hasil Belajar
Dari pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II
yang telah dilakukan peneliti kepada siswa KB Tunas Harapan
Bantarbarang Kecamatan RembangKabupaten Purbalingga pada
upaya meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui
kegiatan menempel.
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Siklus II
NO
NAMA SIKLUS 1 SIKLUS II KETUNTASAN
1 Afna BSH BSH TERCAPAI
2 Albion MB BSH TERCAPAI
3 Rizki BSH BSH TERCAPAI
4 Kifa BSH BSH TERCAPAI
5 Umar BSH BSH TERCAPAI
6 Fatkhan BSH BSH TERCAPAI
7 Faqih BSH BSH TERCAPAI
8 Talitha BSH BSH TERCAPAI
9 Shidqi BSH BSH TERCAPAI
10 Eren BSH BSH TERCAPAI
11 Falih MB BSH TERCAPAI
12 Nico BSH BSH TERCAPAI
13 Sofi MB BSH TERCAPAI
14 Zafran MB MB BELUM
15 Shafliy BSH BSH TERCAPAI
21. 19
16 Hafizah BSH BSH TERCAPAI
17 Haikal BSH BSH TERCAPAI
Dari tabel 4.1 diatas, diperoleh data bahwa pada siklus II
terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Pada upaya meningkatkan
mengenal bentuk geometri yang dilakukan pada pembelajaran siklus I
melalui kegiatan menempel, rata-rata hasil belajar siswa adalah 71,
setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II menjadi 82.
Jumlah siswa yang tuntas belajar pada kegiatan siklus II ada 14 siswa
atau 70%. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I
jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya meningkat menjadi 16 siswa
atau 90% dari jumlah keseluruhan siswa. Sehingga pada perbaikan
siklus I terjadi kenaikan sebesar 20% dari siklus I. Dari kenaikan
tersebut sudah mencapai kriteria BSB yang ditetapkan pada penelitian
yang dilakukan di KB Tunas Harapan Bantarbarang Kecamatan
Rembang Kabupaten Purbalingga
b. Data Hasil Pengamatan / Observasi
Setelah dilakukan perbaikan pembelajara pada siklus II, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa. Kenaikan tersebut sudah mencapai
kriteria yang telah ditetapkan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan
oleh observer, melalui kegiatan menempeldalam pembelajaran sudah
terlihat berjalan dengan maksimal. Sehingga siswa betul-betul
memperoleh pengalaman nyata dalam pembelajaran.
c. Data Hasil Refleksi
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pra siklus, siklus I dan
siklus II yang telah dilaksanakan, kemudian peneliti melakukan
refleksi terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat
ketercapaian ketuntasan belajar serta peningkatan hasil belajar. Hasil
belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II peneliti sajikan dalam
tabel 4.3 berikut:
22. 20
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
N
O
NAMA
KEGIATA
N PRA
SIKLUS
KEGIATA
N SIKLUS
1
KEGIATA
N SIKLUS
II
KETUNTASA
N
1 Afna BSH BSH BSH TERCAPAI
2 Albion MB MB BSH TERCAPAI
3 Rizki MB BSH BSH TERCAPAI
4 Kifa BSH BSH BSH TERCAPAI
5 Umar MB BSH BSH TERCAPAI
6 Fatkhan MB BSH BSH TERCAPAI
7 Faqih MB BSH BSH TERCAPAI
8 Talitha BSH BSH BSH TERCAPAI
9 Shidqi BSH BSH BSH TERCAPAI
10 Eren MB BSH BSH TERCAPAI
11 Falih MB MB BSH TERCAPAI
12 Nico MB BSH BSH TERCAPAI
13 Sofi MB MB MB TERCAPAI
14 Zafran MB MB MB BELUM
15 Shafliy BSH BSH BSH TERCAPAI
16 Hafizah BSH BSH BSH TERCAPAI
17 Haikal BSH BSH BSH TERCAPAI
Daritabel 4.3di atasdapat dilihatbahwakeberhasilan belajar siswa
mengalami peningkatan padasetiapsiklus. Peningkatan tersebut dapat
dirinci sebagaiberikut :
1. Padakondisi awal atau pada pembelajaran pra siklus hasil rata-rata
hasil belajar yang didapatkan adalah 61. Pada siklus I rata-rata
hasil belajar siswa meningkat menjadi 71, berarti terjadi
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 17. Siswa yang telah
tuntas belajar pada pembelajaran pra siklus ada 5 siswa dari
jumlah keseluruhan siswa yang adal yaitu 17 siswa kelompok A1
23. 21
atau 30%. Pada pembelajaran siklus I siswa yang telah tuntas belajar
sebanyak 14 siswa atau 70%. Dari data tersebutberarti dari
pembelajaran pra siklus ke pembelajaran siklus I terjadi peningkatatan
jumlah siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 11 siswa atau sekitar
50%.
2. Pada perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I
rata-rata hasil belajar mencapai 71. Kemudian pada perbaikan
pembelajaran siklus II meningkat menjadi 82 berarti terjadi
peningkatan hasil belajar siswa11. Siswa yang telah tuntas belajar
pada perbaikan pembelajaran siklus I ada 14 siswa dari 17 siswa
kelompok A1 atau 70%.
B. Pembahasan
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
perencanaan dalam hal ini meliputi, membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan alokasi waktu 150 menit. RPP ini terdiri dari
kompetensi dasar, indikator, kopetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat
dan sumber pembelajaran dan penilaian. Kemudian mempersiapkan media
seperti kertas lipat, lem dan lainnya.
b. Pelaksanaan
Pada tahap awal guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
dengan tujuan siswa akan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
hari ini, seperti apa manfaat api, jenis api dan juga kegiatan menempel
supaya anak tidak bosan karena banyak ragam main.
c. Observasi
Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan proses belajar
mengajar dan mengumpilkan data pelaksanaan tindakan proses belajar
mengajar dengan menggunakan instrumen yang telah direncanakan. Jika
hasil observasi masih ada kekurangan dalam prosesvpembelajaran maka
akan diperbaiki pada siklus berikutnyayaitu siklus II.
24. 22
Hasil penilaian APKG yang dilakukan oleh teman sejawat yaitu nilai
APKG 1 diperoleh 4,8 skala penilaian terendah yaitu 4, pada aspek
menentukan cara-cara memotivasi siswa dan aspek menentukan prosedur
dan jenis penilaian. Sedangkan nilai APKG 2 diperoleh 4,41, nilai setiap
aspek berkisar pada skala 4 dan 5.
d. Refleksi
Dari data diatas terjadi peningkatan hasil belajar sebanyak 40%
siswa yang tuntas belajar, namun peningkatan tersebut belum sesuai
dengan kriteria indikator ketercapaian penelitian ini yang telah peneliti
tetapkan yaitu BSB(Berkembang Sangat Baik). Tindakan dan revisi
perbaikan yang dilakukan memang belum maksimal. Hal tersebut
disebabkan siswa masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran/ kegiatan praktik, sehingga pembelajaran melalui
kegiatan menempel belum masksimal. Peningkatan prosentasi hasil belajar
pada siklus I peneliti sajikan dalam diagram 4.1 berikut
Gambar 4.1 Diagram batang peningkatan hasil belajar siklus I
2. Siklus Kedua
Dalam perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus
I, siswa yang mencapai BSB mencapai 14siswa dari 17siswa kelompok A1
KB Tunas Harapan (70%). Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II, jumlah siswa yang telah tuntas belajar meningkat menjadi 15
70%
30%30%
70%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pra Siklus Siklus I
Belum
Tuntas
25. 23
siswa dari 17 siswa (90%). Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 20% siswa yang
telah tuntas belajar. Tindakan dan revisi perbaikan pembelajaran yang
dilakukan sudah dapat meningkatkan prestasi atau ketuntasan belajar siswa
sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah peneliiti tetapkan sebesar
85%. Gambaran peningkatan hasil perbaikan pembelajaran dari siklus I
menuju siklus II peneliti sajikan dalam diagram 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Diagram batang peningkatan hasil belajar siklus II
Sedangkan gambaran hasil perbaikan pembelajaran mulai dari
pembelajaran pra siklus dsampai dengan hasil dari pelaksanaan
pembelajaran siklus II peneliti sajikan dalam diagram 4.3 berikut:
30.0%
10.0%
70.0%
90.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
Siklus I Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
26. 24
Gambar 4.3 Diagram batang peningkatan hasil belajar dari pra siklus
sampai siklus ke II
Berdasarkan data-data yang telah peneliti sajikan dan peneliti
uraikan dari penelitian pada perbaikan pembelajaran siklus I dan II
membuktikan bahwa pembelajaran melalui kegiatan menempelhasil belajar
pada tiap siklusnya mengalami kenaikan sebagaimana terlihat dalam
diagram 4.3 dan telah mencapai indikator ketercapaian dalam penelitian ini.
70.0%
30.0%
10.0%
30.0%
70.0%
90.0%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
80.0%
90.0%
100.0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
27. 25
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian tidakan kelas yang telah
dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa uapaya kegiatan
menempel dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada
kelompok A1 KB Tunas Harapan Bantarbarang Kecamatan Rembang
Kabupaten Purbalingga semester 2 Tahun pelajaran 2018/2019.
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian sebagai berikut :
1. Pra siklus
Pada kondisi awal atau pada pembelajaran pra siklus hasil rata-rata hasil
belajar siswa Kelompok A KB Tunas Harapan Semester 2 Desa
Bantarbarang Kecamatan Rembang yang didapatkan adalah 61%.
2. Siklus 1
Padasiklus I anak-anak mulai antusias dengan kegiatan mengenal bentuk
geometri melalui kegiatan menempel di KB Tunas Harapan Semester 2
Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Tahun pelajaran 2018/2019,
terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar yaitu menjadi 71%
berarti terjadi peningkatan hasil belajar.
3. Siklus II
Pada siklus kedua ini perbaikan pembelajaran melalui kegiatan menempel
pada perbaikan pembelajaran siklus II pada siawa KB Tunas Harapan
Semester 2 Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Tahun Pelajaran
2018/2019 meningkat menjadi 82%. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran dari pra siklus sampai siklus
II terjadi peningkatan jumlah siswa.
27
28. 26
B. Saran
Berdasar simpulan dan hasil penelitian, penulis memberikan saran
sebagai bahan pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan
hasil belajar siswa :
1. Kepala Sekolah
a. Memotivasi kepada guru untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan metode-metode yang bervariasi
b. Memfasilitasi dan mendukung peningkatan keprofesionalan guru
dalam rangka peningkatan kualitas belajar
2. Guru
a. Menerapkan kegiatan melalui menempel sehingga siswa memperoleh
pengalaman belajar secara langsung.
b. Menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan karakteristik materi pembelajaran.
c. Selalu berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
berdiskusi dengan kepala sekolah, teman sejawat, maupun dalam
forum Kelompok Kerja Guru.
29. 27
DAFTAR PUSTAKA
Agung Triharso, (2013). Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak UsiaDini.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Bird, J. (2002). Matematika Dasar Teori dan Aplikasi. (Alih bahasa: Refina
Indriasari). Jakarta: Erlangga.
Lestari K. W. (2011). Konsep Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal
dan Informal, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Antonius. C. Prihandoko. (2006). Memahami Konsep Matematika SecaraBenar
dan Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktoral Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kepndidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Depdiknas, 2003, Penelitian Tindakan Kelas, Dirjen Dikdasmen, Jakarta
___________, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Pusat Penerbitan UT,
Jakarta