SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
MATA KULIAH
Sosiologi Komunikasi
Dosen PJMA: Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Com., Ph.D.
UJIAN AKHIR SEMESTER
Judul: Fenomena Beauty Vlogger: Penguatan Konstruksi Realita Sosial tentang
Pentingnya Kecantikan dan Penampilan
Jumlah kata: 2642
Teori: Social Construction of Reality
Oleh:
Manik Madyni 071511533001
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GASAL 2016/2017
-------------------------PENDAHULUAN-------------------------
Media sosial menjadi salah satu ajang aktualisasi diri. Aktualisasi diri
termasuk dalam fungsi komunikasi sosial, serta sebagai kebutuhan dasar menusia
menurut Abraham maslow (moerdijati, 2012). Media sosial yang merupakan salah
satu produk dari kecanggihan internet membuat kita mudah menerima informasi
tentang apapun, dimanapun, dan kapanpun. Kemudian dengan media sosial, kita bisa
menemukan kelompok-kelompok yang memiliki interest yang sama dengan kita,
berhubungan dan melihat atau bahkan mencontoh gaya mereka.
Hampir setiap media social yang umum digunakan oleh masyarakat
menyediakan fitur untuk membagikan pemikiran kita, kegiatan kita atau bahkan
hanya gambar kita kepada pengguna lain dalam lingkaran pertemanan kita.
Instagram, kini memiliki fitur story dimana kita bisa membagikan foto maupun video
pendek dengan real time, Line memiliki fitur untuk mengunggah pergantian foto
profil ke beranda hingga bisa dilihat dan mendapat like atau komentar. Pada Youtube,
belakangan ini marak muncul konten video yang biasa disebut Vlog atau Video Log
yang berisi kegiatan sehari-hari dari pemilk saluran Youtube atau yang akrab disapa
Youtuber.
Salah satu jenis vlog yang banyak ditemui di kalangan Youtuber Indonesia,
mungin juga dunia adalah Vlog tentang kecantikan, yang berisikan tentang tutorial
makeup, kegiatan perawatan kecantikan, tutorial berpenampilan misalkan tutorial
menata rabut maupun hijab. Beauty Vlogger atau istilah untuk Youtuber yang
membuat konten berisikan tantang penampilan dan kecatikan, jumlahnya semakin
banyak dan penikmat atau penontonnya juga banyak, hal ini menunjukan bahwa
konten yang demikian (yang berhubungan dengan kecantikan dan penampilan)
mendapat perhatian yang lebih dari pengguna Youtube khususnya di Indonesia. Hal
tersebut juga mengisyaratkan bahwasannya kecantikan dan penampilan masih
menjadi salah satu perhatian besar oleh masyarakat Indonesia, khsususnya perempuan
Indonesia
Kecantikan dan penampilan, adalah salah satu dari konstruksi realitas sosial
yang diciptakan individu dan masyakat. Masyarakat membuat konstruksi mengenai
strandar kecantikan dan berpenampilan yang menarik, dimana banyak orang secara
tidak sadar mengikuti standar-standar yang menancap kuat di masyarakat. Standar-
standar kecantikan secara umum diciptakan masyarakat dengan peguatan dari media
massa seperti iklan televisi. Kini, standar-standar kecantikan maupun penampilan
sebagai sebuah konstruksi realitas sosial di masyarakat dikuatkan kembali dengan
menjamurnya Vlog mengenai kecantikan dan penampilan yang ditampilkan oleh
beauty vlogger yang jumlahnya semakin melambung. Penulis akan mencoba
membuat Analisa sederhana mengenai penguatan atau pelanggengan nilai-nilai
konstruksi realitas tentang kecantikan dan penampilan di masyarakat Indonesia
khususnya, berkat maraknya beauty vlogger dalam komunitas Youtuber Indonesia.
---------------------------------ISI---------------------------------
-Mengenai Kecantikan
Perempuan selalu memiliki tuntutan untuk tampil cantik. Semenjak dahulu,
kata cantik selalu identic dengan perempuan. Cantik dalam KBBI memiliki arti elok,
molek, indah, sangat rupawan. Semenjak usia dini, anak perempuan sudah “dibentuk’
untuk memperhatikan penampilannya, juga untuk tampil cantik. Sebagai wanita,
penulis masih ingat ketika saat kecil orangtua sering berujar “ayo mandi dulu biar
cantik” atau “habis mandi pakai baju, pakai bedak biar cantik” dan masih banyak lagi.
Hal-hal tersebut secara tidak sadar menjadi tertanam kea lam bawah sadar bahwa
sebagai perempuan, menjaga penampilan demi tampil cantik adalah urusan yang
sangat penting.
Makna cantik terkadang juga berbeda dalam cakupan negara maupun daerah.
Di Jepang, wanita cantik adalah yang memiliki gingsul yang membuat senyumnya
dianggap lebih manis. Di amerika wanita cantik adalah yang memiliki payudara dan
bokong yang besar. Indonesia memiliki standar cantiknya sendiri, yaitu kulit putih
mulus, rambut hitam panjang, serta badan langsing yang ideal. Di daerah-daerah di
Indonesia terkadang memiliki standar cantik tersendiri pula, seperti suku Dayak
dimana wanita yang memiliki teliga panjang dianggap lebih cantik, di Bali wanita
yang memiliki mata lebar dan pinggul lebar dinilai cantik. Dalam wilayah yang
memiliki standar kecantikan yang tinggi, perempuan yang dianggap cantik dengan
mudah mendapatkan perhatian dan perlakuan yang lebih baik, dinilai menarik juga
desirable.
Standar kecantikan yang beragam dalam masyarakat di wilayah berbeda
kemudian seperti dicoba digeneralisasikan dengan adanya kontes-kontes kecantikan
seperti Miss Universe yang memiliki standar kecantikan yang menjulang. Setiap
wanita yang berkompetisi di dalamnya harus memiliki tubuh tinggi langsing dengan
kulit yang mulus dan bisa berdandan, bertingkah laku dengan baik didepan umum.
Indonesia juga memiliki “Puteri Indonesia” yang penulis rasa mencoba
menggeneralisasi apa yang disebut cantik di Indonesia. Penggeneralisasian tersebut
ditambah lagi dengan banyaknya duta-duta yang diselenggarakan oleh pemerintah
seperti dinas pariwisata dan lainnya, yang memiliki standar yang serupa. Kecantikan
yang merupakan konstruksi realitas, kemudian selanjutnya akan coba dibahas dalam
teori “Social Consruction of Realty”
-Kecantikan dalam Social Construction of Reality
Konstruksi sosial atas realitas adalah teori yang digagas oleh Peter L. Berger
dan Thomas Luckmann lewat buku mereka yaitu: “The social construction of reality:
A treatise in sociological of knowledge” pada tahun 1966. Beliau menggambarkan
proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara
terus-menerus suatu realitas yang dimiliki bersama secara subjektif. (Bungin, 2008).
Cantik, dengan segala kriteria dan standarisasinya merupakan sebuah
konstruksi sosial akan sebuah realitas, Karena pada kenyataannya realitas tidaklah
berdiri sendiri melainkan hadir bersama individu, baik didalam atau diluar realitas
tersebut. Setiap realitas sosial memiliki makna pada setiap orang secara subjektif,
yang memantapkan realitas tersebut secara objektif. Individu mengkonstruksi realitas
sosial, merekonstruksi realitas itu dalam dunia realitas, memantapkannya berdasarkan
subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya (Bungin, 2009).
Berger dan Luckmann menganggap sebuah kenyataan adalah plural, dinamis,
dan dialektis. Mereka pertama kali menjelaskan konsep itu, dengan memisahkan
antara ‘pengetahuan’ dan ‘pemahaman’. Realitas kemudian memaksa individu untuk
menerima, terlepas dari suka atau tidak individu tersebu. Sedangkan pengetahuan
adalah kepastian bahwa realitas itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.
Dengan demikian realitas sifatnya objektif dan pemahaman bersifat subjektif. Makna
cantik, Karena sebuah konstruksi realitas adalah juga berubah, plural dan dialektis.
Makna cantik yang diterima secara luas dan umum ialah realitas yang objektif dan
pemahaman mengenai bagaimana itu cantik adalah yang subjektif (pemahaman).
Menurut berger dan Luckmann (dalam Bungin 2008, 15) Terjadi dialektika
antara individu dan masyarakat menciptakan individu, melalui proses dialektis yang
terdiri dari eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi adalah
penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai manusia. Yang kedua ialah
objektivasi yang artinya interaksi sosial yang dilembagakan atau melalui proses
institusionalisasi. Terakhir adalah internalisasi, yaitu proses dimana individu
mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga sosial atau organisasi sosial tempat
individu menjadi anggotanya. Ketiga proses dialektik ini berjalan secara simultan.
Proses dialektis ini sedikit banyak juga menjelaskan bagaimana konstruksi
realitas mengenai stamdar kecantikan terbentuk. Contoh eksternalisasi dimana masuk
ke dalam lingkungan sosiokultural adalah seorang bayi baru lahir dipakaikan gelang
oelh ibunya, atau diberikan nama maka dia masuk ke dalam scenario sosial.
Kemudian sapaan baha seorang anak adalah perempuan yang setiap hari ia dengar,
bersama dengan “nak ayo mandi biar cantik”, atau “mau pergi main harus mandi dulu
biar cantik” hal tersebut lama-kelamaan terinstitusionalisasi dan kemudian menempel
pada diri anak tersebut. Menurut penulis, hal tersebut yang menancap sehingga
sebagian besar wanita di Indonesia khususnya selalu ingin memerhatikan
penampilannya, bahwa cantik dan berpenampilan baik itu sangat penting.
Realitas menurut Berger dan Luckmann, terdiri dari relitas objektif, realitas
simbolis, dan realitas subjektif (Bungin 2008, 24). Realitas objektif ialah realitas yang
terbentuk dari pengalaman duina objektif di luar individu dan dianggap sebagai
kenyataan, realitas simblois ialah ekpresi simbolis dari realitas objektif dalam berbgai
bentuk, sedang realitas seubjektif ialah realitas yang terbentuk kembali sebagai
penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses
internalisasi. Realitas objektif yang dianggap sebagai kenyataan adalah konsekuensi
dari proses institusionalisasi, dimana kita mempercayai sesuatu tapa bertanya lenih
lanjut. Realitas objektif juga diturunkan ke generasi selanjutnya melalui typification.
Konstruksi sosial mengenai kecantikan juga bisa di golongkan dalam realitas objektif
Karena dianggap sebagai fakta yang diakui oleh masyarakat pada umumnya.
Konstruksi kecantikan bisa merupakan institusionalisasi dari hal-hal yang habitual,
misalkan pengingat untuk mandi (seperti diatas), atau pengingat untuk dandan yang
disampaikan orangtua terhadap anaknya yang menjelang dewasa. Dalam realitas
objektif terdapat juga system ideologi atau kepercayaan yang disampaikan melalui
nasihat, tradisi metafisik, maupun mitos atau mitologi, yang juga menurut penulis ada
beberapa yang berkaitan dengan kecantikan. Mitos tentang jangan duduk diatas
bantal, nanti bisa sait bisul yang memperburuk penampilan, atau juga tidak boleh
makan dengan berdiri Karena nanti makanan yang dimakan mengalir menuju kaki
sehingga kaki kita akan besar dan terlihat tidak menarik.
Teori Social Construction of Reality digagas tahun 1960an dimana pada
zaman tersebut belum banyak praktek media masa yang mengkonstruksi sebuah
realitas. Dalam hal konstruksi realitas sosial mengenai kecantikan, kita semua
mengetahui bahwa iklan media cetak maupun elektronik, terutama televisi banyak
berperan dalam mengkonstruksi realitas sosial mengenai standar kecantikan.
-Penguatan Konstruksi Realitas Sosial mengenai Standar Kecantikan melalui
media cetak, elektronik.
Media membantu mengkonstruksi realitas standar kecantikan yang dianut
masyarakat Indoenesia melalui iklan-iklan yang ada dalam praktik media cetak maupun
elektronik. Iklan televise adlah media pemilik produk, yang memiliki berbagai tujuan dan
salah satunya adalah mendorong penualan suatu produk. Iklan terutama iklan televisi
merupakan poduk komunikasi pula, karena sebagai media utnuk menyampaikan pesan
produk kepada masyarakat atau pemirsa (Bungin, 2008).
Menurut Bungin (2008, 48) ketika iklan kemudian ditayangkan melalui televise
dengan menggunakan metode pengungkapan realitas sosial, maka iklan menjadi sebuah
realitas yang digemari dan mengonstruksi masyarakat serta tidak bisa dilepaskan dari
amsyarakat itu sendiri sebagai bagian yang telah terstruktur, paling tidak dalam kognisi
masyarakat.
Iklan produk-produk kosmetik telah berhasil mengkonstruksi realitas sosial
mengenai apa itu cantik. Iklan kecantikan mulai booming pada tahun 1900an dimana sari
ayu dulu mengiklankan lulur mereka akan membuat kulit pengguna kuning langsat.
Standar kecantikan yang khas waktu itu (kulit kuning langsat) kian lama kian berubah
oleh iklan mengenai produk luar negeri yang akhirnya juga diterima mengkonstruksi
cantik yang dimengerti seperti kulit waajah dan tubuh yang putih bersih. Hal ini
dikuatkan dengan yang menjadi model iklannya adalah artis-artis terkenal, yang tak
jarang bukan merupakan wanita garis keturunan pribumi tapi campuran luar negeri yang
memang memiliki kulit lebih putih dari kita. Kemudian banyak orang yang terjebak
dalam kontruksi tersebut, sampai sekarang produk-produk itu diminati dalam usaha
memutihkan kulit wajah atau tubuh.
-Mengapa Beauty Vlogger menjadi bukti penguatan konstruksi realitas sosial
atas pentingnya kecantikan dan penampilan.
Pada gilirannya, media baru seperti media sosial Youtube membantu
menguatkan kontsruksi realitas sosial mengenai standar kecantikan , pentingnya
tampil cantik di kalangan masyarakat Indonesia. Youtube, sebagai salah satu media
sosial yang banyak digunakan netizen Indonesia, menjadi salah satu bukti penguatan
konstruksi tersebut. Penulis mencoba menganalisis 3 Video dari Beauty Vlogger yang
cukup terkenal di dunia Youtube.
• Kiara Leswara:Vlog #3: Indo Beauty Vlogger Anniversary
Dalam Vlog ini, Kiara sedang ingin pergi ke acara anniversary dari Indo
Beauty Vlogger. Dalam video ini dia memperlihatkan hendak pergi ke anniversary
komunitas Beauty Vlogger menggunakan gaun panjang dan makeup yang stunning.
Dia membawa “mbak” atau asisten rumah tangga yang menemaninya untuk
mengangkat gaunnya selama medatangi acara tersebut, Karena mengaku gaunnya
panjang bagus dan mahal jadi waswas akan riweh dan rusak. Hal tersebut sangat
menunjukan bahwa tampil cantik di depan umum adalah big deal. Dia juga
menunjukan kebingungan menggunakan jenis lipstick yang mana, lalu menyebutkan
satu yang tidak akan digunakan karena akan membuat rambutnya menempel-nempel
pada bibir. Pada video tersebut, Kiara diantar oleh mamanya yang berarti
berpenampilan sepertiitu dengan usaha hingga membawa “mbak” untuk mengangkat
gaun adalah hal yang biasa.
Dalam videonya juga menunjukkan adanya komunitas Indo Beauty Vlogger
yang sudah memiliki wadah jelas dan memiliki media center. Di Instagram akun
tersebut sudah di follow oleh lebi dari 71ribu orang yang menunjukkan banyaknya
orang yang tertarik dengan dunia makeup. Komunitas tersebut yang ditunjukkan oelh
kiara dalam video ini menguatkan bahwa kontruksi realitas sosial atas pentingnya
tampil cantik menguat, dan semakin disebarkan dengan keberadaan mereka.
• Han Yoo Ra: [Vlog 19] Hello Hidung Baru & Mereka Kepedasan
Makan Sambal!
Sebagai gadis Korea yang lama tinggal di Indoensia,Yoo Ra tetap mengikuti
standar cantik Korea. Dalam videonya kali ini, dia menampilkan prosesi filler hidung
yang membuat hidungnya lebih mancung. Saat masuk ke klinik kecantikan,
diperlihatkan poster bahwa lebih dari 10 ribu orang melakukan filler disana yang
berarti banyak orang di korea juga melanggengkan konstruksi kecantikan.
Hal yang menarik yang ditampilkannya adalah bahwa dia melakukan filler
ditemani teman-temannya. Korea dengan standar kecantikan yang sangat kaku
berusaha ditampilkan dengan manis oleh Yoora, bahwa tempelan bekas suntikan
hidungnya dilepas oleh teman-temannya yang menunjukan bahwa tidak ada yang
harus ditutupi ketika kita mendapatkan standar kecantikan dengan tidak alami. Dia
juga bercerita bahwa matanya adalah hasil operasi. Tampil cantik teramat penting
bagi Yoora, walaupun sudah menetap di Jakarta yang dimana operasi kecantikan
belum dianggap se biasa di Korea, tapi dia tetap melakukannya.
Realitas subjektif ditunjukkan bahwa standar kecantikan korea sangatlah
tinggi dan banyak yang mengikuti konstruksi tersebut. Realitas simbolis dimana
banyak sekali orang yang berusaha untuk tampil cantik dengan berbagai cara.
Realitas objektif, penyerapa nilai dimana akhirnya operasi kecantikan dianggap wajar
Karena sudah terinstusionalisasi, mempercayai bahwa tampil cantik adalah urusan
yang termat penting, bahkan wajar jika mendpatkannya dengan tidak alami.
• Hanggini P. Retto: Chatty- Simple Makeup With Only
Rp.75.000 ?!
Dalam video tersebut, memperlihatkan Hanggini yang sedang berbelanja ke
pasar untuk kebutuhan video makeup dengan biaya 75 ribu rupiah. Pada scene awal
diperlihatkan bahwa Ibu dari Hanggini yang lebih dahulu berasa di took kosmetik,
kemudian disusul oleh Hanggini. Dalam video tersebut juga ditunjukkan bahwa sang
Ibu yang lebih berperan untuk membeli keperluan kosmetik dalam video makeup ini,
dan sang Ibu pula yang membayar alat makeup tersebut. Dari interaksi ibu dan anak
yang ditunjukkan dalam video tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa
konstruksi pentingnya berdandan akan sebuah kecantikan diturunkan oleh sang ibu
yang mengijinkan anak gadisnya untuk berdandan dan mendukungnya dengan
membelikan makeup untuknya.
Eksternalisasi dapat juga dimengerti sebagai pencurahan diri kepada dunia,
dalam video ini Hanggini memperlihatkan bahwa dia menyukai makeup yang
kebiasaan itu telah terhabitualisasi dan diizinkan orangtuanya. Objektivasinya adalah
hasil bahwa dia terlihat cantik dengan makeup sesuai dengan standar kecantikan
Indonesia. Kemudian kecantikan itu terinternalisasi Karena menjadi standard an
konstruksi, yang diambil kembali olehnya sehingga tetap menyukai makeup.
Video ini adalah tutorial makeup dengan biaya 75 ribu yang ditonton oleh
lebih dari 1.7 juta orang. Menurut teori uses and gratification, manusia memilih ap
yang dia tonton atau lihat, telah mempunyai motivasi untuk memilih media yang
dilihatnya. Dengan itu, berarti banyknya yang menonton video Hanggini yang
mengajarkan cara makeup dengan budget murah menunjukan banyak sekali orang
yang interest dengan makeup yang berarti banyak sekali yang tertarik untuk
berpenampilan cantik walau dengan budget yang pas-pasan.
------------------------------PENUTUP------------------------------
Kehidupan bermasyarakat membuat manusia tidak bisa sendirian, maka akan
selalu ada nilai dan makna yang dibagi bersama orang lain, atau sebuah nilai yang
kemudian diakui bersama. Kontruksi realitas sosial yang menjadi sebuah nilai atau
realitas yang diamini terkadang tanpa bertanya, ternyata bisa diberlakukan pada
standar kecantikan. Kita kadang tidak memiliki alasan yang jelas apalagi ilmiah
tentang mengapa harus mandi dua kali sehari, mengapa harus berpenampilan yang
baik dan rapi, mengapa sebagai wanita harus selalu berusaha tampil cantik agar
terlihat menarik.
Kostruksi realitas sosial, yang mulanya dicetuskan tahun 1960an dianggap
tumpul untuk menilai keadaan sekarang karena ketiadaan media canggih pada
masanya. Bahwa banyak, atau kuat sekali sebenarnya pengaruh media cetak dan
media elektronik terhadap konstruksi realitas sosial seperti contohnya mengenai
kecantikan dan penampilan. Iklan yang masiv dari televise berhasil menyulap
pengertian cantik bukanlah cukup dari inner beauty, sikap atau apapun yang
menempel pada diri kita. Iklan-iklan tersebut berhasil mengkonstruksi realitas sosial
yang mengenai kecantikan, misalkan memiliki badan proporsional, rambut panjang
hitam yang tebal, kulit putih mulus dan lainya.
Munculnya media baru dimana internet sebagai jantungnya membuat
kebebasan berekspresi semakin luwes untuk dilakukan. Youtube sebagai salah satu
media sosial dengan massa yang besar kini bisa juga digunakan sebagai media
aktualisasi diri dengan membagi kegiatan sehari-hari atau interest kita dalam bentuk
Vlog. Beauty Vlogger yang marak pada praktek Vlog di Indonesia secara tidak
langsung menguatkan konstruksi realita sosial mengenai bagaimana pentingnya
kecantikan serta berpenampilan baik dimaknai oleh masyarakat kita. Standar
kecantikan yang bisa dibantu melalui tutorial makeup, hijab, hairdo dan lainnya.
Analisa sederhana yang kini dilakukan penulis tentu masih banyak
kekurangan, maka saran dan kritikan membangun sangat diharapkan. Saran pribadi
penulis ialah tentu tidak salah menjadi diri sendiri dalam berbagai hal. Menyukai
makeup, mengikuti gaya terbaru dan melakukan usaha keras demi mendapat tubuh
ideal standar kecantikan Indonesia, asal tetap bahagia melakukannya. Chistian Dior
seorang pemuka mode pernah mengatakan “happiness is the secret to all beauty, And
there is no beauty without happiness”. Selama hal-hal tantang mengejar standar
kecantikan baik untuk anda dan membuat anda bahagia, lakukanlah, namun ketika hal
tersebut membawa dampak buruk bagi kehidupan anda, semoga anda bisa bijak untuk
tidak terjebak dalam segala sesuatu yang memang merugikan.
Daftar Pustaka dan Referensi
Anonim. 2013. Available on
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64635/potongan/S1-2013-267473-
chapter1.pdf, Universitas Gadjah Mada (Accesed January 16, 2017)
Ariani, Meldina. 2015. Representasi kecantikan wanita dalam film “200 punds
beauty” karya Kim Young Hwa. EJournal Ilmu Komunikasi 3: 32- - 332.
Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi sosial media massa. Jakarta: Kencana Prenada
media.
Moerdijati, Sri. 2012. Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Surabaya: PT Revka
Petra Media.
Ngagi, CR. 2011. Konstruksi sosial dalam realitas sosial. ASE 7: 1-4.
Styata, Novalista. 2012. Makna Cantik di Kalangan Mahasiswa dalam Perspektif
Fenomenologi. Skripsi untuk Gelar Sarjana, Universitas Hasanuddin.
VLOG YOUTUBE:
“Vlog #3: Indo Beauty Vlogger Anniversary”, from channel : Kiara Leswara.
Available on https://www.youtube.com/watch?v=OUqmODclN_k . (accesed
January 17, 2017)
“[Vlog 19] Hello Hidung Baru & Mereka Kepedasan Makan Sambal!”, from channel:
Han Yoo Ra. Available on https://www.youtube.com/watch?
v=Yc60Xog0xrM&t=576s. (accesed January 17, 2017)
“Chatty- Simple Makeup With Only Rp.75.000 ?!”, from channel: Hanggini P. Retto.
Available on https://www.youtube.com/watch?v=xzNXkq4EpZM&t=306s.
(accesed January 17, 2017).

More Related Content

What's hot

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Fransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Fransiska Puteri
 
Teori Dramaturgi
Teori DramaturgiTeori Dramaturgi
Teori Dramaturgi
mankoma2013
 
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massaPpt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
Prasetiyo Eko Laksono
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Fransiska Puteri
 

What's hot (20)

Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Pengantar semiotika
Pengantar semiotikaPengantar semiotika
Pengantar semiotika
 
Metabolisme lemak
Metabolisme lemakMetabolisme lemak
Metabolisme lemak
 
Biosintesis Asam Lemak.pptx
Biosintesis Asam Lemak.pptxBiosintesis Asam Lemak.pptx
Biosintesis Asam Lemak.pptx
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
1.besaran dan satuan dalam farmasi
1.besaran dan satuan dalam farmasi1.besaran dan satuan dalam farmasi
1.besaran dan satuan dalam farmasi
 
Etika dan filsafat komunikasi
Etika dan filsafat komunikasiEtika dan filsafat komunikasi
Etika dan filsafat komunikasi
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Teori Dramaturgi
Teori DramaturgiTeori Dramaturgi
Teori Dramaturgi
 
Perkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra IndonesiaPerkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra Indonesia
 
Teori roland barthes
Teori roland barthesTeori roland barthes
Teori roland barthes
 
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massaPpt 10 representasi budaya dan media massa
Ppt 10 representasi budaya dan media massa
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
pengaruh gelombang korea
pengaruh gelombang koreapengaruh gelombang korea
pengaruh gelombang korea
 
2018-2 브랜드커뮤니케이션 전략 29CM 브랜드북
2018-2 브랜드커뮤니케이션 전략 29CM 브랜드북 2018-2 브랜드커뮤니케이션 전략 29CM 브랜드북
2018-2 브랜드커뮤니케이션 전략 29CM 브랜드북
 
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIANHUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
HUBUNGAN SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL - URAIAN
 
Ppt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernismePpt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernisme
 

Similar to Fenomena Beauty Vlogger: Penguatan Konstruksi Realitas Sosial tentang Pentingnya Kecantikan dan Penampilan

Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanHubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
ambarpingki
 
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosialMakalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
Agoesdwybima Salim
 
medcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
medcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllmedcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
medcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
Luqman455624
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
hamdani15
 
Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01
Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01
Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01
Fathur Marah
 
Sosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan MadinSosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan Madin
gueste58fab07
 
Tugas kekerasan simbolik
Tugas kekerasan simbolikTugas kekerasan simbolik
Tugas kekerasan simbolik
Ayu Noor Asry
 

Similar to Fenomena Beauty Vlogger: Penguatan Konstruksi Realitas Sosial tentang Pentingnya Kecantikan dan Penampilan (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaanHubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
Hubungan antara perubahan sosial dan kebudayaan
 
Makalah_45 Makalah interaksi, komunikasi, persepsi
Makalah_45 Makalah interaksi, komunikasi, persepsiMakalah_45 Makalah interaksi, komunikasi, persepsi
Makalah_45 Makalah interaksi, komunikasi, persepsi
 
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosialMakalah ketrampilan dan masalah sosial
Makalah ketrampilan dan masalah sosial
 
medcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
medcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllmedcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
medcul ho FINALllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
 
PPT KEL 6 SOSKOM.pdf
PPT KEL 6 SOSKOM.pdfPPT KEL 6 SOSKOM.pdf
PPT KEL 6 SOSKOM.pdf
 
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatUrgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
 
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadianSosialisasi dan pembentukan kepribadian
Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01
Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01
Sosialisasidanpembentukankepribadian 120104184002-phpapp01
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitasMakalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
 
Sosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan MadinSosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan Madin
 
Sosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan MadinSosiologi Pendidikan Madin
Sosiologi Pendidikan Madin
 
Tugas kekerasan simbolik
Tugas kekerasan simbolikTugas kekerasan simbolik
Tugas kekerasan simbolik
 
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalProfesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
 
PPT-7. Sosialisasi Kelangsungan Hidup.pptx
PPT-7. Sosialisasi  Kelangsungan Hidup.pptxPPT-7. Sosialisasi  Kelangsungan Hidup.pptx
PPT-7. Sosialisasi Kelangsungan Hidup.pptx
 
Konstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadiKonstribusi pemuda pancasila jadi
Konstribusi pemuda pancasila jadi
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikanlandasan sosiologi dan antropologi pendidikan
landasan sosiologi dan antropologi pendidikan
 
Studi kasus Bab 6 (Social World)
Studi kasus Bab 6 (Social World)Studi kasus Bab 6 (Social World)
Studi kasus Bab 6 (Social World)
 

Fenomena Beauty Vlogger: Penguatan Konstruksi Realitas Sosial tentang Pentingnya Kecantikan dan Penampilan

  • 1. MATA KULIAH Sosiologi Komunikasi Dosen PJMA: Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Com., Ph.D. UJIAN AKHIR SEMESTER Judul: Fenomena Beauty Vlogger: Penguatan Konstruksi Realita Sosial tentang Pentingnya Kecantikan dan Penampilan Jumlah kata: 2642 Teori: Social Construction of Reality Oleh: Manik Madyni 071511533001 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GASAL 2016/2017
  • 2. -------------------------PENDAHULUAN------------------------- Media sosial menjadi salah satu ajang aktualisasi diri. Aktualisasi diri termasuk dalam fungsi komunikasi sosial, serta sebagai kebutuhan dasar menusia menurut Abraham maslow (moerdijati, 2012). Media sosial yang merupakan salah satu produk dari kecanggihan internet membuat kita mudah menerima informasi tentang apapun, dimanapun, dan kapanpun. Kemudian dengan media sosial, kita bisa menemukan kelompok-kelompok yang memiliki interest yang sama dengan kita, berhubungan dan melihat atau bahkan mencontoh gaya mereka. Hampir setiap media social yang umum digunakan oleh masyarakat menyediakan fitur untuk membagikan pemikiran kita, kegiatan kita atau bahkan hanya gambar kita kepada pengguna lain dalam lingkaran pertemanan kita. Instagram, kini memiliki fitur story dimana kita bisa membagikan foto maupun video pendek dengan real time, Line memiliki fitur untuk mengunggah pergantian foto profil ke beranda hingga bisa dilihat dan mendapat like atau komentar. Pada Youtube, belakangan ini marak muncul konten video yang biasa disebut Vlog atau Video Log yang berisi kegiatan sehari-hari dari pemilk saluran Youtube atau yang akrab disapa Youtuber. Salah satu jenis vlog yang banyak ditemui di kalangan Youtuber Indonesia, mungin juga dunia adalah Vlog tentang kecantikan, yang berisikan tentang tutorial makeup, kegiatan perawatan kecantikan, tutorial berpenampilan misalkan tutorial menata rabut maupun hijab. Beauty Vlogger atau istilah untuk Youtuber yang membuat konten berisikan tantang penampilan dan kecatikan, jumlahnya semakin banyak dan penikmat atau penontonnya juga banyak, hal ini menunjukan bahwa konten yang demikian (yang berhubungan dengan kecantikan dan penampilan) mendapat perhatian yang lebih dari pengguna Youtube khususnya di Indonesia. Hal tersebut juga mengisyaratkan bahwasannya kecantikan dan penampilan masih menjadi salah satu perhatian besar oleh masyarakat Indonesia, khsususnya perempuan Indonesia Kecantikan dan penampilan, adalah salah satu dari konstruksi realitas sosial yang diciptakan individu dan masyakat. Masyarakat membuat konstruksi mengenai strandar kecantikan dan berpenampilan yang menarik, dimana banyak orang secara tidak sadar mengikuti standar-standar yang menancap kuat di masyarakat. Standar- standar kecantikan secara umum diciptakan masyarakat dengan peguatan dari media massa seperti iklan televisi. Kini, standar-standar kecantikan maupun penampilan sebagai sebuah konstruksi realitas sosial di masyarakat dikuatkan kembali dengan menjamurnya Vlog mengenai kecantikan dan penampilan yang ditampilkan oleh
  • 3. beauty vlogger yang jumlahnya semakin melambung. Penulis akan mencoba membuat Analisa sederhana mengenai penguatan atau pelanggengan nilai-nilai konstruksi realitas tentang kecantikan dan penampilan di masyarakat Indonesia khususnya, berkat maraknya beauty vlogger dalam komunitas Youtuber Indonesia. ---------------------------------ISI--------------------------------- -Mengenai Kecantikan Perempuan selalu memiliki tuntutan untuk tampil cantik. Semenjak dahulu, kata cantik selalu identic dengan perempuan. Cantik dalam KBBI memiliki arti elok, molek, indah, sangat rupawan. Semenjak usia dini, anak perempuan sudah “dibentuk’ untuk memperhatikan penampilannya, juga untuk tampil cantik. Sebagai wanita, penulis masih ingat ketika saat kecil orangtua sering berujar “ayo mandi dulu biar cantik” atau “habis mandi pakai baju, pakai bedak biar cantik” dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut secara tidak sadar menjadi tertanam kea lam bawah sadar bahwa sebagai perempuan, menjaga penampilan demi tampil cantik adalah urusan yang sangat penting. Makna cantik terkadang juga berbeda dalam cakupan negara maupun daerah. Di Jepang, wanita cantik adalah yang memiliki gingsul yang membuat senyumnya dianggap lebih manis. Di amerika wanita cantik adalah yang memiliki payudara dan bokong yang besar. Indonesia memiliki standar cantiknya sendiri, yaitu kulit putih mulus, rambut hitam panjang, serta badan langsing yang ideal. Di daerah-daerah di Indonesia terkadang memiliki standar cantik tersendiri pula, seperti suku Dayak dimana wanita yang memiliki teliga panjang dianggap lebih cantik, di Bali wanita yang memiliki mata lebar dan pinggul lebar dinilai cantik. Dalam wilayah yang memiliki standar kecantikan yang tinggi, perempuan yang dianggap cantik dengan mudah mendapatkan perhatian dan perlakuan yang lebih baik, dinilai menarik juga desirable. Standar kecantikan yang beragam dalam masyarakat di wilayah berbeda kemudian seperti dicoba digeneralisasikan dengan adanya kontes-kontes kecantikan seperti Miss Universe yang memiliki standar kecantikan yang menjulang. Setiap wanita yang berkompetisi di dalamnya harus memiliki tubuh tinggi langsing dengan kulit yang mulus dan bisa berdandan, bertingkah laku dengan baik didepan umum. Indonesia juga memiliki “Puteri Indonesia” yang penulis rasa mencoba menggeneralisasi apa yang disebut cantik di Indonesia. Penggeneralisasian tersebut ditambah lagi dengan banyaknya duta-duta yang diselenggarakan oleh pemerintah
  • 4. seperti dinas pariwisata dan lainnya, yang memiliki standar yang serupa. Kecantikan yang merupakan konstruksi realitas, kemudian selanjutnya akan coba dibahas dalam teori “Social Consruction of Realty” -Kecantikan dalam Social Construction of Reality Konstruksi sosial atas realitas adalah teori yang digagas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann lewat buku mereka yaitu: “The social construction of reality: A treatise in sociological of knowledge” pada tahun 1966. Beliau menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki bersama secara subjektif. (Bungin, 2008). Cantik, dengan segala kriteria dan standarisasinya merupakan sebuah konstruksi sosial akan sebuah realitas, Karena pada kenyataannya realitas tidaklah berdiri sendiri melainkan hadir bersama individu, baik didalam atau diluar realitas tersebut. Setiap realitas sosial memiliki makna pada setiap orang secara subjektif, yang memantapkan realitas tersebut secara objektif. Individu mengkonstruksi realitas sosial, merekonstruksi realitas itu dalam dunia realitas, memantapkannya berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya (Bungin, 2009). Berger dan Luckmann menganggap sebuah kenyataan adalah plural, dinamis, dan dialektis. Mereka pertama kali menjelaskan konsep itu, dengan memisahkan antara ‘pengetahuan’ dan ‘pemahaman’. Realitas kemudian memaksa individu untuk menerima, terlepas dari suka atau tidak individu tersebu. Sedangkan pengetahuan adalah kepastian bahwa realitas itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik. Dengan demikian realitas sifatnya objektif dan pemahaman bersifat subjektif. Makna cantik, Karena sebuah konstruksi realitas adalah juga berubah, plural dan dialektis. Makna cantik yang diterima secara luas dan umum ialah realitas yang objektif dan pemahaman mengenai bagaimana itu cantik adalah yang subjektif (pemahaman). Menurut berger dan Luckmann (dalam Bungin 2008, 15) Terjadi dialektika antara individu dan masyarakat menciptakan individu, melalui proses dialektis yang terdiri dari eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi adalah penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai manusia. Yang kedua ialah objektivasi yang artinya interaksi sosial yang dilembagakan atau melalui proses institusionalisasi. Terakhir adalah internalisasi, yaitu proses dimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. Ketiga proses dialektik ini berjalan secara simultan. Proses dialektis ini sedikit banyak juga menjelaskan bagaimana konstruksi realitas mengenai stamdar kecantikan terbentuk. Contoh eksternalisasi dimana masuk
  • 5. ke dalam lingkungan sosiokultural adalah seorang bayi baru lahir dipakaikan gelang oelh ibunya, atau diberikan nama maka dia masuk ke dalam scenario sosial. Kemudian sapaan baha seorang anak adalah perempuan yang setiap hari ia dengar, bersama dengan “nak ayo mandi biar cantik”, atau “mau pergi main harus mandi dulu biar cantik” hal tersebut lama-kelamaan terinstitusionalisasi dan kemudian menempel pada diri anak tersebut. Menurut penulis, hal tersebut yang menancap sehingga sebagian besar wanita di Indonesia khususnya selalu ingin memerhatikan penampilannya, bahwa cantik dan berpenampilan baik itu sangat penting. Realitas menurut Berger dan Luckmann, terdiri dari relitas objektif, realitas simbolis, dan realitas subjektif (Bungin 2008, 24). Realitas objektif ialah realitas yang terbentuk dari pengalaman duina objektif di luar individu dan dianggap sebagai kenyataan, realitas simblois ialah ekpresi simbolis dari realitas objektif dalam berbgai bentuk, sedang realitas seubjektif ialah realitas yang terbentuk kembali sebagai penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi. Realitas objektif yang dianggap sebagai kenyataan adalah konsekuensi dari proses institusionalisasi, dimana kita mempercayai sesuatu tapa bertanya lenih lanjut. Realitas objektif juga diturunkan ke generasi selanjutnya melalui typification. Konstruksi sosial mengenai kecantikan juga bisa di golongkan dalam realitas objektif Karena dianggap sebagai fakta yang diakui oleh masyarakat pada umumnya. Konstruksi kecantikan bisa merupakan institusionalisasi dari hal-hal yang habitual, misalkan pengingat untuk mandi (seperti diatas), atau pengingat untuk dandan yang disampaikan orangtua terhadap anaknya yang menjelang dewasa. Dalam realitas objektif terdapat juga system ideologi atau kepercayaan yang disampaikan melalui nasihat, tradisi metafisik, maupun mitos atau mitologi, yang juga menurut penulis ada beberapa yang berkaitan dengan kecantikan. Mitos tentang jangan duduk diatas bantal, nanti bisa sait bisul yang memperburuk penampilan, atau juga tidak boleh makan dengan berdiri Karena nanti makanan yang dimakan mengalir menuju kaki sehingga kaki kita akan besar dan terlihat tidak menarik. Teori Social Construction of Reality digagas tahun 1960an dimana pada zaman tersebut belum banyak praktek media masa yang mengkonstruksi sebuah realitas. Dalam hal konstruksi realitas sosial mengenai kecantikan, kita semua mengetahui bahwa iklan media cetak maupun elektronik, terutama televisi banyak berperan dalam mengkonstruksi realitas sosial mengenai standar kecantikan.
  • 6. -Penguatan Konstruksi Realitas Sosial mengenai Standar Kecantikan melalui media cetak, elektronik. Media membantu mengkonstruksi realitas standar kecantikan yang dianut masyarakat Indoenesia melalui iklan-iklan yang ada dalam praktik media cetak maupun elektronik. Iklan televise adlah media pemilik produk, yang memiliki berbagai tujuan dan salah satunya adalah mendorong penualan suatu produk. Iklan terutama iklan televisi merupakan poduk komunikasi pula, karena sebagai media utnuk menyampaikan pesan produk kepada masyarakat atau pemirsa (Bungin, 2008). Menurut Bungin (2008, 48) ketika iklan kemudian ditayangkan melalui televise dengan menggunakan metode pengungkapan realitas sosial, maka iklan menjadi sebuah realitas yang digemari dan mengonstruksi masyarakat serta tidak bisa dilepaskan dari amsyarakat itu sendiri sebagai bagian yang telah terstruktur, paling tidak dalam kognisi masyarakat. Iklan produk-produk kosmetik telah berhasil mengkonstruksi realitas sosial mengenai apa itu cantik. Iklan kecantikan mulai booming pada tahun 1900an dimana sari ayu dulu mengiklankan lulur mereka akan membuat kulit pengguna kuning langsat. Standar kecantikan yang khas waktu itu (kulit kuning langsat) kian lama kian berubah oleh iklan mengenai produk luar negeri yang akhirnya juga diterima mengkonstruksi cantik yang dimengerti seperti kulit waajah dan tubuh yang putih bersih. Hal ini dikuatkan dengan yang menjadi model iklannya adalah artis-artis terkenal, yang tak jarang bukan merupakan wanita garis keturunan pribumi tapi campuran luar negeri yang memang memiliki kulit lebih putih dari kita. Kemudian banyak orang yang terjebak dalam kontruksi tersebut, sampai sekarang produk-produk itu diminati dalam usaha memutihkan kulit wajah atau tubuh. -Mengapa Beauty Vlogger menjadi bukti penguatan konstruksi realitas sosial atas pentingnya kecantikan dan penampilan. Pada gilirannya, media baru seperti media sosial Youtube membantu menguatkan kontsruksi realitas sosial mengenai standar kecantikan , pentingnya tampil cantik di kalangan masyarakat Indonesia. Youtube, sebagai salah satu media sosial yang banyak digunakan netizen Indonesia, menjadi salah satu bukti penguatan konstruksi tersebut. Penulis mencoba menganalisis 3 Video dari Beauty Vlogger yang cukup terkenal di dunia Youtube. • Kiara Leswara:Vlog #3: Indo Beauty Vlogger Anniversary Dalam Vlog ini, Kiara sedang ingin pergi ke acara anniversary dari Indo Beauty Vlogger. Dalam video ini dia memperlihatkan hendak pergi ke anniversary komunitas Beauty Vlogger menggunakan gaun panjang dan makeup yang stunning. Dia membawa “mbak” atau asisten rumah tangga yang menemaninya untuk
  • 7. mengangkat gaunnya selama medatangi acara tersebut, Karena mengaku gaunnya panjang bagus dan mahal jadi waswas akan riweh dan rusak. Hal tersebut sangat menunjukan bahwa tampil cantik di depan umum adalah big deal. Dia juga menunjukan kebingungan menggunakan jenis lipstick yang mana, lalu menyebutkan satu yang tidak akan digunakan karena akan membuat rambutnya menempel-nempel pada bibir. Pada video tersebut, Kiara diantar oleh mamanya yang berarti berpenampilan sepertiitu dengan usaha hingga membawa “mbak” untuk mengangkat gaun adalah hal yang biasa. Dalam videonya juga menunjukkan adanya komunitas Indo Beauty Vlogger yang sudah memiliki wadah jelas dan memiliki media center. Di Instagram akun tersebut sudah di follow oleh lebi dari 71ribu orang yang menunjukkan banyaknya orang yang tertarik dengan dunia makeup. Komunitas tersebut yang ditunjukkan oelh kiara dalam video ini menguatkan bahwa kontruksi realitas sosial atas pentingnya tampil cantik menguat, dan semakin disebarkan dengan keberadaan mereka. • Han Yoo Ra: [Vlog 19] Hello Hidung Baru & Mereka Kepedasan Makan Sambal! Sebagai gadis Korea yang lama tinggal di Indoensia,Yoo Ra tetap mengikuti standar cantik Korea. Dalam videonya kali ini, dia menampilkan prosesi filler hidung yang membuat hidungnya lebih mancung. Saat masuk ke klinik kecantikan, diperlihatkan poster bahwa lebih dari 10 ribu orang melakukan filler disana yang berarti banyak orang di korea juga melanggengkan konstruksi kecantikan. Hal yang menarik yang ditampilkannya adalah bahwa dia melakukan filler ditemani teman-temannya. Korea dengan standar kecantikan yang sangat kaku berusaha ditampilkan dengan manis oleh Yoora, bahwa tempelan bekas suntikan hidungnya dilepas oleh teman-temannya yang menunjukan bahwa tidak ada yang harus ditutupi ketika kita mendapatkan standar kecantikan dengan tidak alami. Dia juga bercerita bahwa matanya adalah hasil operasi. Tampil cantik teramat penting bagi Yoora, walaupun sudah menetap di Jakarta yang dimana operasi kecantikan belum dianggap se biasa di Korea, tapi dia tetap melakukannya. Realitas subjektif ditunjukkan bahwa standar kecantikan korea sangatlah tinggi dan banyak yang mengikuti konstruksi tersebut. Realitas simbolis dimana banyak sekali orang yang berusaha untuk tampil cantik dengan berbagai cara. Realitas objektif, penyerapa nilai dimana akhirnya operasi kecantikan dianggap wajar Karena sudah terinstusionalisasi, mempercayai bahwa tampil cantik adalah urusan yang termat penting, bahkan wajar jika mendpatkannya dengan tidak alami.
  • 8. • Hanggini P. Retto: Chatty- Simple Makeup With Only Rp.75.000 ?! Dalam video tersebut, memperlihatkan Hanggini yang sedang berbelanja ke pasar untuk kebutuhan video makeup dengan biaya 75 ribu rupiah. Pada scene awal diperlihatkan bahwa Ibu dari Hanggini yang lebih dahulu berasa di took kosmetik, kemudian disusul oleh Hanggini. Dalam video tersebut juga ditunjukkan bahwa sang Ibu yang lebih berperan untuk membeli keperluan kosmetik dalam video makeup ini, dan sang Ibu pula yang membayar alat makeup tersebut. Dari interaksi ibu dan anak yang ditunjukkan dalam video tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa konstruksi pentingnya berdandan akan sebuah kecantikan diturunkan oleh sang ibu yang mengijinkan anak gadisnya untuk berdandan dan mendukungnya dengan membelikan makeup untuknya. Eksternalisasi dapat juga dimengerti sebagai pencurahan diri kepada dunia, dalam video ini Hanggini memperlihatkan bahwa dia menyukai makeup yang kebiasaan itu telah terhabitualisasi dan diizinkan orangtuanya. Objektivasinya adalah hasil bahwa dia terlihat cantik dengan makeup sesuai dengan standar kecantikan Indonesia. Kemudian kecantikan itu terinternalisasi Karena menjadi standard an konstruksi, yang diambil kembali olehnya sehingga tetap menyukai makeup. Video ini adalah tutorial makeup dengan biaya 75 ribu yang ditonton oleh lebih dari 1.7 juta orang. Menurut teori uses and gratification, manusia memilih ap yang dia tonton atau lihat, telah mempunyai motivasi untuk memilih media yang dilihatnya. Dengan itu, berarti banyknya yang menonton video Hanggini yang mengajarkan cara makeup dengan budget murah menunjukan banyak sekali orang yang interest dengan makeup yang berarti banyak sekali yang tertarik untuk berpenampilan cantik walau dengan budget yang pas-pasan. ------------------------------PENUTUP------------------------------ Kehidupan bermasyarakat membuat manusia tidak bisa sendirian, maka akan selalu ada nilai dan makna yang dibagi bersama orang lain, atau sebuah nilai yang kemudian diakui bersama. Kontruksi realitas sosial yang menjadi sebuah nilai atau realitas yang diamini terkadang tanpa bertanya, ternyata bisa diberlakukan pada standar kecantikan. Kita kadang tidak memiliki alasan yang jelas apalagi ilmiah tentang mengapa harus mandi dua kali sehari, mengapa harus berpenampilan yang baik dan rapi, mengapa sebagai wanita harus selalu berusaha tampil cantik agar terlihat menarik. Kostruksi realitas sosial, yang mulanya dicetuskan tahun 1960an dianggap tumpul untuk menilai keadaan sekarang karena ketiadaan media canggih pada masanya. Bahwa banyak, atau kuat sekali sebenarnya pengaruh media cetak dan media elektronik terhadap konstruksi realitas sosial seperti contohnya mengenai
  • 9. kecantikan dan penampilan. Iklan yang masiv dari televise berhasil menyulap pengertian cantik bukanlah cukup dari inner beauty, sikap atau apapun yang menempel pada diri kita. Iklan-iklan tersebut berhasil mengkonstruksi realitas sosial yang mengenai kecantikan, misalkan memiliki badan proporsional, rambut panjang hitam yang tebal, kulit putih mulus dan lainya. Munculnya media baru dimana internet sebagai jantungnya membuat kebebasan berekspresi semakin luwes untuk dilakukan. Youtube sebagai salah satu media sosial dengan massa yang besar kini bisa juga digunakan sebagai media aktualisasi diri dengan membagi kegiatan sehari-hari atau interest kita dalam bentuk Vlog. Beauty Vlogger yang marak pada praktek Vlog di Indonesia secara tidak langsung menguatkan konstruksi realita sosial mengenai bagaimana pentingnya kecantikan serta berpenampilan baik dimaknai oleh masyarakat kita. Standar kecantikan yang bisa dibantu melalui tutorial makeup, hijab, hairdo dan lainnya. Analisa sederhana yang kini dilakukan penulis tentu masih banyak kekurangan, maka saran dan kritikan membangun sangat diharapkan. Saran pribadi penulis ialah tentu tidak salah menjadi diri sendiri dalam berbagai hal. Menyukai makeup, mengikuti gaya terbaru dan melakukan usaha keras demi mendapat tubuh ideal standar kecantikan Indonesia, asal tetap bahagia melakukannya. Chistian Dior seorang pemuka mode pernah mengatakan “happiness is the secret to all beauty, And there is no beauty without happiness”. Selama hal-hal tantang mengejar standar kecantikan baik untuk anda dan membuat anda bahagia, lakukanlah, namun ketika hal tersebut membawa dampak buruk bagi kehidupan anda, semoga anda bisa bijak untuk tidak terjebak dalam segala sesuatu yang memang merugikan.
  • 10. Daftar Pustaka dan Referensi Anonim. 2013. Available on http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64635/potongan/S1-2013-267473- chapter1.pdf, Universitas Gadjah Mada (Accesed January 16, 2017) Ariani, Meldina. 2015. Representasi kecantikan wanita dalam film “200 punds beauty” karya Kim Young Hwa. EJournal Ilmu Komunikasi 3: 32- - 332. Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi sosial media massa. Jakarta: Kencana Prenada media. Moerdijati, Sri. 2012. Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Surabaya: PT Revka Petra Media. Ngagi, CR. 2011. Konstruksi sosial dalam realitas sosial. ASE 7: 1-4. Styata, Novalista. 2012. Makna Cantik di Kalangan Mahasiswa dalam Perspektif Fenomenologi. Skripsi untuk Gelar Sarjana, Universitas Hasanuddin. VLOG YOUTUBE: “Vlog #3: Indo Beauty Vlogger Anniversary”, from channel : Kiara Leswara. Available on https://www.youtube.com/watch?v=OUqmODclN_k . (accesed January 17, 2017) “[Vlog 19] Hello Hidung Baru & Mereka Kepedasan Makan Sambal!”, from channel: Han Yoo Ra. Available on https://www.youtube.com/watch? v=Yc60Xog0xrM&t=576s. (accesed January 17, 2017) “Chatty- Simple Makeup With Only Rp.75.000 ?!”, from channel: Hanggini P. Retto. Available on https://www.youtube.com/watch?v=xzNXkq4EpZM&t=306s. (accesed January 17, 2017).