SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
PENGAWASAN NILAI DASAR,
KODE ETIK & KODE PRILAKU ASN,
SISITEM MERIT SERTA NETRALITAS ASN
Tasdik Kinanto, SH, M.Hum
Komisioner KASN Bidang Mediasi & Perlindungan
Semarang, 18 September 2019
NILAI DASAR KODE ETIK KODE PRILAKU
Sesuatu yang disadari atau diyakini
sebagai hal yang baik atau benar dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia
atau masyarakat atau organisasi
Contoh: kejujuran, kebenaran,
keterbukaan, persatuan, gotong
royong, tanggung jawab, kerja
sama, dsb
Pengaturan tentang sikap yang
dianggap/dinilai baik atau tidak baik,
pantas atau tidak pantas dilakukan
oleh seseorang manusia atau
kelompok manusia atau organisasi
berdasarkan nilai kehidupan yang
dimiliki/diyakini. Pelanggaran kode
etik berupa sanksi yang bersifat
moral
Pengaturan tentang perbuatan yang
wajib dilakukan atau tidak boleh
dilakukan sesuai dengan
kesepakatan bersama dan apabila
dilanggar akan dikenakan sanksi
(administrasi/hukum)
Pengertian Umum
Negara
Global
Competitiveness
Index (GCI) 2017 -
2019
Ease of Doing
Buisness (EoDB)
2017 - 2018
Corruption
Perceptions
Index
(2017)
Government
Effectiveness
Index
(2019)
Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score
Singapore 1 5,71 2 85,24 6 84 1 100
Korea
Selatan
28 5,07 5 84,14 51 54 41 80,77
Malaysia 22 5,17 15 80,60 62 47 51 75,96
Thailand 25 4,72 27 78,45 96 37 71 66,35
Indonesia 32 4,68 73 67,96 96 38 95 54,71
Vietnam 55 4,36 69 68,36 107 35 99 52,88
Philippines 46 4,35 124 57,68 111 34 101 51,92
Sumber: World Bank, Global Governonce Index, Transparancy International
Global Competitiveness
48
42
43
32
Sejak dua tahun terakhir, 2017 – 2018 Government
Effectiveness Index (GEI) meningkat dari 121 menjadi
98. jika Indonesia dapat mempertahankan keadaan ini,
pada tahun 2022 Indonesia dapat tergabung dalam
BRIC.
Corruption Perception Index (CPI) Indonesia
masih berjalan lambat, selama 5 tahun
terakhir skor CPI Indonesia hanya naik 5
point, dari 32 menjadi 37 pada tahun 2017
Naik11point
tahun2019
Turun1point
tahun2018
Naik6point
tahun2017
2016
Profile Tata Kelola Sektor Publik
Dalam kurun waktu 2017-2018 Ease of Doing
Buisness (EoDB)/Indeks Kemudahan
Berusaha mengalami kenaikan 20 tingkat
❑ Grafik di samping menunjukan adanya
pengaruh antara Efektifitas Pemerintah
terhadap Kesejahtraan Bangsa.
❑ Jika Indonesia ingin meningkatkan
pertumbuhan ekonomi maka perlu
meningkatkan IEP,
❑ Untuk dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi dalam 5 Tahun kedepan, maka
IEP Indonesia harus menunjukan
pertumbuhan yang signifikan.
ASNUnggul IndonesiaMaju
0
20
40
60
80
100
120
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
Kamboja
Vietnam
Malaysia
Brunei
Jepang Singapura
IEP
GNI Percapita
High Income CountryLow Middle Country
Thailand
KoreaSelatan
UpperMiddle Country
Indonesia
Filifpinia
Pentingnya Peran ASN
ASN sangat berperan dalam meningkatkan
Government Effectiveness Index
(GEI)/Indeks Efektifitas Pemerintah (IEP).
Tingkatkan GEI/IEP Indonesia
5 Faktor pendorong:
1. Tingkatkan Mutu Layanan
Publik,
2. Perbaiki Mutu SDM ASN,
3. Turunkan intervensi politik
dalam Manajemen SDM-ASN,
4. Tingkatkan kemampuan JPT
dalam perumusan dan imple-
mentasi kebijakan publik,
5. Tingkatkan kredibilitas dan
kepercyaan publik pada
Pemerintah dan pada ASN.2018 2019 2024
Government
Effectiveness
Index (GEI)
2020 2022
54,71 56,81
58,74
63,74
76
Mutu Manajemen
SDM ASN Masih
Kurang baik
Distribusi ASN
kurang merata
Intervensi Politik
Masih Tinggi
Masih Terjadi
Praktek Transaksi
Jabatan
Berkembangnya
Radikalisme dan
Anti Pancasila
Beberapa Permasalahan ASN
Eksisting Permasalahan yang
masih dihadapi dalam
Manajemen ASN saat ini
diantaranya:
1. Mutu SDM ASN Indonesia
Tertinggal dari negara – negara
maju ASEAN.
2. Distribusi Pegawai ASN ke seluruh
daerah masih belum lancar.
3. Intervensi politik dalam
manajemen ASN masih tinggi.
4. Berkembangnya ideologi radikal
anti NKRI dan anti Pancasila
dikalangan Pegawai ASN.
5. Praktek Jual beli jabatan dalam
manajemen ASN.
Penerapan Sistem Merit ASN sebagai Program Strategis
Kementerian/Lembaga 85%
Provinsi 85%
Kabupaten/Kota 75%
Target Bidang Aparatur Negara
2020- 2024
Target Program Prioritas
Reformasi Kelembagaan
Birokrasi
Instansi Pemerintah
dengan Indeks Sistem
Merit Kategori Baik Ke
Atas
Dalam berbagai kesempatan
Presiden menyampaikan
perhatian yang sangat besar
terhadap isu pembangunan
sumber daya manusia,
penguatan Reformasi
Birokrasi, serta Penerapan
Sistem Merit ASN
01 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
02 PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
03 PP No 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK
04 PermenPANRB No. 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit
dalam Manajemen ASN
05 PerKASN No 9 Thn 2019 tentang Tata Cara Penilaian Sistem Merit
dalam Manajemen ASN di Instansi Pemerintah
KE & KP ASN dalam Sistem Merit ASN
03
04
Penegakan disiplin, KE & KP ASN;
Pengelolaan data terkait pelanggaran
disiplin, KE & KP yang dilakukan
pegawai.
Belum menyusun
kode etik dan kode
perilaku ASN
untuk lingkungan
instansinya;
Sudah menyusun
kode etik dan kode
perilaku ASN
untuk lingkungan
instansinya namun
belum
disosialisasikan
secara luas;
Sudah menyusun
kode etik dan kode
perilaku ASN di
instansinya dan
sudah
disosialisasikan
namun belum
ditegakkan secara
konsisten kepada
pegawai;
Sudah menyusun
kode etik dan kode
perilaku yang berlaku
di lingkungan instansi,
sudah dibentuk tim
dan penegakan kode
etik dan kode perilaku
secara konsisten dan
tidak ada kasus
criminal yang
ditangani oleh aparat
penegak hukum;
Data terkait
penegakan
disiplin,
pelanggaran kode
etik dan kode
perilaku belum
dikelola;
Data terkait
penegakan
disiplin,
pelanggaran kode
etik dan kode
perilaku sudah
dikelola namun
masih secara
manual;
Sudah mempunyai
database terkait
penegakan disiplin,
pelanggaran kode
etik dan kode
perilaku namun
belum terintegrasi
dengan Sistem
Informasi
Kepegawaian;
Sudah mempunyai
database terkait
penegakan disiplin,
pelanggaran kode etik
dan kode perilaku dan
sudah terintegrasi
dengan Sistem
Informasi
Kepegawaian Nasional
(BKN);
Sub Aspek
06. Penggajian,
Penghargaan &
Disiplin
1 2 3 4
SKOR
Grand Corruption
Extortion
Embezzlement
Gratification
Bribery
Favouritism
Kode Etik
Kode Prilaku
ASN
Merit System, Impartiality/Neutrality
Keterkaitan KE & KP ASN dgn Pemberantasan Korupsi
Upaya Preventif
Pencegahan Korupsi
PIRAMIDA KORUPSI
Penguatan Kapasitas
Kelembagaan KASN
Pendampingan Rencana Aksi
Penegakan ND, KE dan KP
Asistensi penerapan system
merit manajemen ASN pada IP
Pemetaan dan Evaluasi maturitas
penerapan sistem merit pada IP
Peningkatan kepatuhan dan
kualitas tata kelola seleksi JPT
(SIJAPTI)
Pengawasan netralitas ASN
dalam Pileg dan Pilpres 2019
AREA PENAJAMAN TERHADAP
Rencana Aksi Penegakan ND, KE dan KP
❑ Perubahan PP No. 42 Tahun
2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik PNS;
❑ Pembentukan Majelis Kode Etik
diseluruh Instansi Pemerintah;
❑ Sosialisasi & Monev secara
intensif dan sustainable;
❑ Pemberian Reward and
Punishment secara tegas dan
adil.
Agenda Prioritas KASN terkait KE & KP ASN
Pelanggaran
Netralitas
➢ Selesai 397
➢ Proses 111
Pelanggaran ND, KE
& KP
➢ Selesai 57
➢ Proses 46
Pelanggaran Sistem
Merit
➢ Selesai 131
➢ Proses 83
Evaluasi ND, KE & KP
Penanganan Pengaduan 2018 &
Evaluasi Pelaksanaan ND, KE & KP
Dari 450 IP yang dilaksanakan evaluasi, hanya 71 IP yang telah
menyusun peraturan internal Penerapan Nilai Dasar, Kode Etik
dan Kode Perilaku
Dari 71 IP tersebut, 62 IP (89%) yang menerbitkan peraturan
tersebut sejak berlakunya UU-ASN
Pelanggaran penerapan ND, KE dan KP lebih banyak berkaitan
dengan pelanggaran disiplin ASN
Sebagian besar IP melaksanakan internalisasi ND, KE dan KP
melalui sosialisasi yang sifatnya satu arah, yang
pelaksanaannya hanya melibatkan instansi tertentu (Setda,
Inspektorat, dan BKD)
Hanya 7% IP yang memiliki Majelis Kode Etik
Sebagian besar masalah pelanggaran ND, KE dan KP adalah
kasus netralitas, indisipliner, perceraian, perselingkuhan
BALI, NTB, NTB
SUMATERA
JAWA
KALIMANTAN
PAPUA
MALUKU
64 148 83
38 66 72
SULAWESI
9 41 29
9 47 30 25 125 200
7 34 15
3 36 2
Rekapitulasi Sebaran Pengaduan
ND, KE & KP
Sistem Merit
Netralitas
0
100
200
300
400
500
600
2015 2016 2017 2018
37 35
64
10
112
153
230 211
29 54 55
508
ND, KE & KP Sistem Merit Netralitas
0
100
200
300
400
500
600
Juli 2019
79
123
329
Jumlah & Jenis Pengaduan (2015 – 2018)
TerimakasihP
Pokja Mediasi dan Perlindungan
Komisi Aparatur Sipil Negara
RAPAT KOORDINASI MONEV,
KEBIJAKAN PEMBINAAN
INTEGRITAS DAN PENEGAKAN
DISIPLIN SDM APARATUR
A S D EP P EMB I NA A N I NT EGR I TAS & P ENEGA KA N D I S I P LI N S D MA
D EP UTI B I D ANG S D M APAR ATUR
Knowledge Sharing – KemenPANRB, 8 Mar. 2019
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN PEDOMAN UMUM
PEMBANGUNAN INTEGRITAS ASN
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU,
ORGANISASI DAN SISTEM
Integritas Level Organisasi
Pemahaman Integritas Organsiasi
 Corporate integrity is the alignment between a corporation’s
explicit intention to define its values and its role in society, and
its manifestation of this organizational intention in the
commitments and actions of corporate personnel (Donna-
Glans, 2005)
 Explicit intention merupakan nilai. Secara umum, nilai adalah
sebuah kepercayaan atau standar tertentu yang
mencdorong individu untuk bertindak atau untuk memilih
dalam satu cara khusus dari cara-cara lain.
Integritas Level Individu
 Integritas sebagai atribut psikologis adalah eksistensi individu
berlandaskan orientasi (values) pribadi dan sosial, dimana
individu mempunyai kemungkinan dan kesanggupan untuk
menentukan pilihan yang akan mewujudkan orientasi
tersebut menjadi sebuah tindakan dan perilaku integritas.
Dimensi-kapasitas
manusia
Sub-dimensi-dimensi
1. Keberanian moral -
kehendak
1. Rasa takut
2. Pilihan moral
3. Pengenalan situasi moral
4. Individualitas
2. Personal agency – kekuatan
intelektual (nalar)
1. Self examination
2. Forethought
3. Intensionalitas
4. Self regulator
3. Motivational trait –
orientasi
1. Idealism - sosial
2. Accepatance - pribadi
3. Independence - pribadi
4. Honor – pribadi/sosial
5. Order - pribadi
6. Curiosity - pribadi
7. Power – sosial
Hubungan antara Individu dan Organisasi
Integritas
Individu
Integritas
Organisasi
ValuesDimensi yang lain:
• Kemampuan Nalar,
• Keberanian moral
• Jujur; Disiplin
Dimensi yang lain:
• Kode Etik/Perilaku
• Netralitas
• Sistem Merit
• Benturan
Kepentingan
• Zona Integritas
Corporate culture:
Integritas sebagai Values dasar
Individu dan Sistem
Anteseden:
Sumber values:
pendidikan,
organisasi, sistem,
media, peer group,
dst (pendekatan
empiris)
Integritas
Kesanggupan individu
mengendalikan
kualitas pribadi atau
membentuk identitas
etisnya.
Konsekuensi:
Birokrasi dan
ASN Bersih
Perilaku integritas,
dampak positif
(pendekatan praktis
dan konseptual)
 Secara singkat, integritas dapat digambarkan posisinya sebagai sentral,
yaitu dibentuk dan membentuk. Ini berdasarkan kriteria individu berintegritas
(konsekuensi) dan dibentuk oleh berbagai konteks (anteseden).
INTEGRIGITAS PADA LEVEL INDIVIDU
Kapabilitas Individu untuk mewujudkan nilai dasar
menjadi tindakan dan perilaku
Individu berintegritas adalah :
Individu yang memahami
peran nya, misalnya
peran seorang ASN : guru,
dosen, peneliti, jaksa,
auditor, dll. Tidak dapat
dicampuradukkan
Individu berintegritas
mempunyai kemampuan
nalar yang baik untuk
melakukan self
examination, forethought,
intensionalitas, dan self
regulator.
Individu yang
berintegritas mempunyai
kemauan yang kuat
untuk menjadikan nilai-
nilai dasar integritas
setelah melalui proses
secara kognitif dan afektif
menjadi perilaku dan
tindakan tertentu.
Budaya Korupsi Vs Budaya Integritas
II. KOMPONEN SISTEM INTEGRITAS
 Kepemimpinan
 Organisasi dan Sistem : prosedur, sistem, institution dan
budaya
 Individu
Tahapan Pembangunan Budaya Integritas ASN
Membangun
Kesadaran
Menanamkan
pemahaman
Menumbuhkan
penerimaan
Memupuk Komitmen
INSTRUMEN PENILAIAN INTEGRITAS
ASN PADA K/L/D
 Indeks Integritas & Indeks Disiplin
 Instrumen yang perlu dibuat untuk mengukur integritas
pada level:
 Individu ASN
 Organisasi (budaya kerja & budaya integritas)
 Sistem
 Leadership (Role Model)
 Format alat ukur:
 tes untuk integritas individu dan leadership
 Survey untuk pencapaian Budaya Kerja & Budaya Integritas
 Rubrik untuk sistem
INDIKATOR
PEMBANGUNAN BUDAYA INTEGRITAS
NO Aspek/Komponen
KEPEMIMPINAN/
ROLE MODEL
SISTEM/
ORGANISASI
INDIVIDU
1 KETELADANAN PIMPINAN/ROLE MODEL v
2 AGEN PERUBAHAN DAN SERTIFIKASI v v
3 IMPLEMENTASI NILAI DASAR v v
4 KODE ETIK DAN KODE PERILAKU v v
5 PELAPORAN HARTA KEKAYAAN v v v
6 BENTURAN KEPENTINGAN v v v
7 MERIT SISTEM & SELEKSI PIMPINAN v
8 ANALISIS RISIKO (MANAJEMEN RISIKO) v
9 PENGAWASAN INTERNAL v
10 PENGENDALIAN GRATIFIKASI v
11 WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) v
12 EVALUASI EKSTERNAL INTEGRITAS v
13 PENGUNGKAPAN ISU DAN UJI INTEGRITAS v
14 MANAJEMEN SDM (5 P) v
15 STANDAR PELAYANAN v
16 KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK v
17 EVALUASI KINERJA v v v
18 EVALUASI EKSTERNAL INTEGRITAS v v v
JAWA TENGAH --- DATA TERKAIT IMPLEMENTASI
PEMBINAAN INTEGRITAS & DISIPLIN ASN
NO INSTANSI PEMTH. SIGAKDIS SIDINA
ATURAN
KODE ETIK
ATURAN
BUDAYA
KERJA
ATURAN
CONFLICT OF
INTEREST
KASUS
NETRALITAS OTT
1 PROV. JAWA TENGAH V V V
2 KAB. SEMARANG V V V
3 KAB. WONOGIRI V V
4 KAB. BANYUMAS V V
5 KAB. TEMANGGUNG V V V
6 KAB. MAGELANG V V
7 KAB. PURWOREJO V V V V V
8 KAB. KARANGANYAR V
9 KAB. SUKAOHARJO V V
10 KAB. CILACAP V V
11 KAB. BLORA V V
12 KAB. WONOSOBO V
13 KAB. BREBES V V
14 KAB. KUDUS V V
15 KAB. BANJARNEGARA V V
16 KAB. PATI V V
17 KAB. PEKALONGAN V V
18 KAB. PEMALANG V V
19 KAB. DEMAK V
20 KAB. JEPARA V V V
DATA TERKAIT IMPLEMENTASI PEMBINAAN
INTEGRITAS & DISIPLIN ASN
NO INSTANSI PEMTH. SIGAKDIS SIDINA
KODE
ETIK
BUDAYA
KERJA
ATURAN
CONFLICT OF
INTEREST
KASUS
NETRALITAS OTT
21 KAB. KEBUMEN V V
22 KAB, KENDAL V V
23 KAB. BOYOLALI V V V
24 KAB. BATANG V V V V
25 KAB. GROBOGAN V
26 KAB. TEGAL V V
27 KAB. PURBALINGGA v V V V
28 KAB. SRAGEN V V
29 KAB. REMBANG V
30 KAB. KLATEN V
31 KOTA MAGELANG V
32 KOTA SALATIGA V
33 KOTA PEKALONGAN V
34 KOTA SEMARANG V
35 KOTA TEGAL
36 KOTA SURAKARTA V V
DIY --- DATA TERKAIT IMPLEMENTASI PEMBINAAN
INTEGRITAS & DISIPLIN ASN
NO
INSTANSI
PEMERINTAH
SIGAKDIS SIDINA
KODE
ETIK
BUDAYA
KERJA
ATURAN
CONFLICT OF
INTEREST
KASUS
NETRALITAS OTT
21 PEMPROV. DIY v V V
22 KAB. KULON PROGO V V V
23 KAB. SLEMAN V V V
24 KAB. BANTUL V V V
25 KAB. GUNUNG KIDUL V V V
26 KOTA JOGYAKARTA V V V
CATATAN :
▪ SIGAKDIS : SISTEM INFORMASI PENEGAKAN DISIPLIN
▪ SIDINA : SISTEM INFORMASI KEHADIRAN ASN
▪ OTT : OPERASI TANGKAP TANGAN
Bentuk Pelanggaran Netralitas
8
58
2
0
7
4
Memasang alat peraga kampanye
Menghadiri deklarasi dukungan peserta
Pemilu
Posting dukungan di media sosial
Menjadi narasumber pada acara peserta
Pemilu
Memberikan fasilitas kampanye kepada
peserta Pemilu
Terlibat dalam kampanye
Mobilisasi dukungan
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
(UU 17 TAHUN 2007)
RPJMN 2020-2025
ADALAH RPJMN KE IV DALAM RPJPN 2005-2025
Reformasi
Birokrasi &
UU ASN
Good
Governance
SMART ASN
ASN
Human
Capital
18
MONEV KOLABORATIF
MONITORING DAN EVALUASI
GERMAS PADA INSTANSI
PEMERINTAH
https://bit.ly/monevgermasip
(Germas)
DASAR HUKUM
 INPRES NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN
MASYARAKAT HIDUP SEHAT
 SE. MENPAN NO. 51 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN
MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI LINGKUNGAN
INSTANSI PEMERINTAH
 SURAT NO. B/10/SM.00/2018 TENTANG PERMINTAAN
LAPORAN PELAKSANAAN GERMAS
 SURAT NOMOR B/177/SM.00.00/2019 Deputi Bidang SDM
Aparatur Kementerian PANRB perihal Permintaan Laporan
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada
Instansi Pemerintah
INPRES NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG GERAKAN
MASYARAKAT HIDUP SEHAT
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi untuk :
a. mendorong K/L/D untuk menyediakan
sarana aktivitas fisik dan melaksanakan
olahraga serta deteksi dini penyakit secara
rutin; dan
b. mendorong K/L/D untuk menyediakan
sarana ruang menyusui, menerapkan KTR
(Kawasan Tanpa Rokok), dan konsumsi sayur
dan buah dalam pertemuan di dalam atau
luar kantor
GerMAS sesuai Inpres No.1 Tahun 2017
SURAT NOMOR B/177/SM.00.00/2019 Deputi Bidang SDM
Aparatur Kementerian PANRB perihal Permintaan Laporan
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada
Instansi Pemerintah
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
Sudah Belum
1. Senam bersama setiap Jumat
pagi setiap minggunya
2. Peregangan seluruh pegawai
setiap 5 menit ditandai dengan
bunyi baik musik, alarn maupun
hal lain yang diinstruksikan untuk
peregangan kesehatan kerja
3. Menyediakan sarana aktivitas fisik
bagi seluruh pegawai yang ingin
berolahraga baik sebelum
maupun sesudah jam kerja
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
Sudah Belum
4. Memberikan pelayanan deteksi dini
penyakit secara rutin kepada seluruh
ASN dengan melakukan pemantauan
pemeriksaan kesehatan (medical
check up) secara berkala sekurang-
kurangnya 1 kali dalam setahun
5. Menyediakan sarana ruang
laktasi/menyusui dan
perlengkapannya
6. Menerapkan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) di seluruh gedung
instansi pemerintah
7. Menyajikan menu makanan
tradisional yang sehat seperti
sayur mayur lokal dan aneka
rebusan
Sistematika Laporan :
Ringkasan Eksekutif
(ringkasan (informasi utama) dari laporan
hasil pelaksanaan Germas)
Pendahuluan
 Gambaran umum
(gambaran umum wilayah, status
kesehatan penduduk, perilaku hidup
sehat masyarakat, dan upaya promotif
dan preventif)
 Implementasi Kebijakan Germas di IP
(informasi singkat mengenai kebijakan
Germas yang tengah disusun atau telah
ditetapkan dengan Perkada)
28
Rincian Kegiatan dan Hasil Pelaksanaan
GERMAS
 Rincian/daftar kegiatan lintas sektor yang berkontribusi
pada Germas
(dirinci penanggung jawab, jenis kegiatan, target dan
alokasi anggaran)
 Evaluasi capaian dan perkembangan kegiatan
(dijelaskan sesuai 6 tujuan Germas dan disampaikan jika
terdapat terobosan dan kisah sukses pelaksanaan Germas)
 Tantangan pelaksanaan Germas
Langkah Tindak Lanjut Yang
Diperlukan
 Rekomendasi secara umum
 Langkah tindak lanjut yang diperlukan
TERIMA KASIH
29
PENEGAKKAN
HUKUM KEPEGAWAIAN
(Tinjauan Perspektif BINWAS PEMDA)
ROZI BENI
Kasubdit Wilayah II
Dit. Fasilitasi Kelembagaan & Kepegawaian Perangkat Daerah
DITJEN OTDA, KEMENDAGRI
T.T.L: Bintuhan/Bengkulu,
05 Mei 1981
(+62) 85222111581
rozibeni@gmail.com
S3- FISIP UNPAD; S2 FH UI;
S2 MAPD IPDN; D-IV STPDN
TINJAUAN
FILOSOFIS/
KONSTITUSIONAL
01
BINWAS
PENYELENGGARAAN
PEMDA
02
PENEGAKKAN
HUKUM
KEPEGAWAIAN
(PERSPEKTIF BINWAS PEMDA)
03
OUTLINE
KONSTITUSIONALITAS PENGATURAN HAK & KEWAJIBAN
q Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.(Pasal 28J ayat (2)
UUD NRI 1945)
HUKUM KEPEGAWAIAN DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL
Kesatuan/
Sistem Hukum
Nasional
Hubungan
Fungsional
PUUan
Pembinaan
Produk Hukum
• Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD. (vide Pasal 4 ayat (1) UUD NRI
1945)
• Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN
(Pasal 25 ayat (1), Pasal 33 ayat (3) huruf a, Pasal 40 ayat (2) UU 5/2014
• Presiden memegang tanggung jawab akhir atas
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. (vide
Pasal 7 ayat (2) UU 23/2014)
TANTANGAN PENEGAKAN HUKUM KEPEGAWAIAN
“ Keinginan tak terbatas dalam kapasitas terbatas ”
P E M B I N A A N D A N P E N G A W A S A N P E N Y E L E N G G A R A A N
P E M E R I N T A H A N D A E R A H
PEMERINTAH
Mendagri
Pembinaan Pengawasan
Binwas Umum Binwas Teknis
K/L
Provinsi
GWPP. Binwas umum &
teknis (Pasal 378 ayat (1)
UU 23/2014)
PD Provinsi
PASAL 8 ayat (3)
BINWAS Secara Nas.
dikoordinasikan Mendagri
Gubernur sbg Kepala
Daerah (Pasal 379 ayat
(1) UU 23/2014)
Kab/Kota
PASAL 379 ayat (2)
BINWAS dibantu
Inspektorat Provinsi
Bab II Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
8
Lingkup
Pembinaan
Pelaku
Pembinaan
Jenis Keterangan
Provinsi Mendagri Pembinaan
Umum
Mendagri sebagai
Koordinator Binwas
Provinsi Menteri
Teknis/Kepala
LPNK
Pembinaan
Teknis
Kab/Kota Gubernur
Sebagai Wakil
Pemerintah
Pusat (GWPP)
Pembinaan
Umum dan
Teknis
Dibantu oleh
Perangkat Gubernur
sebagai Wakil
Pemerintah Pusat
Pasal 3 PP 12/2017
Pembinaan Umum dan Teknis
9
Lingkup Pembinaan Umum:
1. Pembagian urusan pemerintahan;
2. Kelembagaan daerah;
3. Kepegawaian pada perangkat daerah;
4. Keuangan daerah;
5. Pembangunan daerah;
6. Pelayanan publik di daerah;
7. Kerja sama daerah;
8. Kebijakan daerah;
9. Kepala daerah dan DPRD; dan
10.Bentuk pembinaan lain
Lingkup Pembinaan
Teknis
Teknis
penyelenggaraan
urusan pemerintahan
yang diserahkan
ke daerah provinsi
dan daerah
kab/kota
Bentuk: Fasilitasi, Konsultasi,
Diklat, Litbang
WAS
PEMDA
MEN
DAGRI
MENTRI
K/L
KDH
DPRD
GWPP
MASYA
RAKAT
- Pengawasan Umum dan teknis ttt
- Penjatuhan sanksi administrasi
- Pengawasan Teknis
- Pengendalian Pemda
- Pengawasan Perangkat
Daerah
- Pelaksanaan Perda/Perkada
- Peraturan perundang-undangan
- Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
LKPD oleh BPK
Pengawasan Umum &
teknis Kab/ Kota serta
sanksi
- Sbg bentuk partisipasi
dalam pemerintahan
- Pengawasan pelayanan
publik
Secara nasional
dikoordinasikan Mendagri
Bab III Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG DPRD
UU PEMDA, Pasal 2-26 PP 12/2018
1) FUNGSI PEMBENTUKAN PERDA;
2) FUNGSI ANGGARAN;
3) FUNGSI PENGAWASAN;
FUNGSI MELAYANI RAKYAT/KONSTITUEN
(serving the constituens)
a. membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh KDh
berdasarkan RKPD;
b. membahas Ranperda APBD;
c. membahas Ranperda P-APBD; dan
d. membahas Ranperda pertanggungiawaban pelaksanaan
APBD.
a. menyusun Propemperda bersama KDh;
b. membahas bersama KDh & menyetujui/tidak menyetujui
Ranperda; dan
c. mengajukan usul Ranperda.
FUNGSI DPRD
a. pelaksanaan Perda dan Perkada;
b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan lain
yang terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah; dan
c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan
keuangan oleh BPK.
(Ps.21 PP 12/2018)
Bab III Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
12
Pelaku Pengawasan Jenis Pengawasan Keterangan
Mendagri Pengawasan Umum
Prov
Selain pengawasan tsb kolom 2,
Mendagri dan Menteri
Teknis/Kepala LPNK juga
melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pengawasan yang
menjadi tugas gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat
Menteri Teknis/Kepala
LPNK
Pengawasan Teknis
Prov
Gubernur Sebagai
Wakil Pemerintah Pusat
(GWPP)
Pengawasan Umum
dan Teknis Kab/
Kota
Dibantu oleh Perangkat
Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat
Bentuk pengawasan umum dan teknis:
Reviu, Monitoring, Evaluasi, Pemeriksaan, dan Bentuk Pengawasan Lainnya
PENGAWASAN GWPP
PENGAWASAN UMUM
pembagian Urusan
Pemerintahan
kelembagaan Daerah
kepegawaian pada
Perangkat Daerah
keuangan Daerah
pembangunan Daerah
pelayanan publik di
Daerah
kerja sama Daerah
kebijakan Daerah
kepala daerah dan DPRD
bentuk pengawasan lain
PENGAWASAN TEKNIS
Pengawasan terhadap
teknis pelaksanaan
substansi urusan
pemerintahan yang
diserahkan kepada
daerah otonom
Pengawasan atas
penerapan SPM/NSKP di
daerah sesuai dengan
bidang urusan
pemerintahan masing-
masing K/L
PENJATUHAN SANKSI
ADM
Penjatuhan sanksi
kepada Bupati/Walikota
dan Wakil
Bupati/Walikota serta
DPRD Kabupaten/Kota
atas :
- 19 jenis tindakan
kecuali tindakan
meninggalkan tugas dan
wilayah kerja 7hari
- Seluruh sanksi kecuali
pemberhentian sementara
dan pemberhentian
DILAKSANAKAN OLEH APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH
Pengawasan Umum dan Teknis
14
Lingkup Pengawasan Umum:
1. Pembagian urusan pemerintahan;
2. Kelembagaan daerah;
3. Kepegawaian pada perangkat daerah;
4. Keuangan daerah;
5. Pembangunan daerah;
6. Pelayanan publik di daerah;
7. Kerja sama daerah;
8. Kebijakan daerah;
9. Kepala daerah dan DPRD; dan
10.Bentuk pengawasan lain
Esensi
Pengawasan Teknis
Teknis pelaksanaan
substansi urusan
pemerintahan yang
diserahkan ke
daerah provinsi dan
daerah
kabupaten/kota.
Ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan;
ROZIBENI@GMAIL.COM
PENEGAKKAN HUKUM KEPEGAWAIAN
(Perspektif Binwas Pemda)
PERAN KEPALA DAERAH (+PPK) DALAM PENYELENGGARAAN PEMDA & PEMBINAAN ASN
• KDh selaku PPK yang mangangkat/memberhentikan ASN. (Pasal 7 UU ASN)
• ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat PPK. (Pasal 11 huruf a UU ASN)
• Kepala daerah mempunyai tugas KDh bertugas memimpin pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. (Pasal 65 ayat (1) huruf a UU 23/2014)
ü Kepala daerah wajib menaati seluruh ketentuan peraturan perundang- undangan;
(Pasal 67 huruf b UU 23/2014)
ü Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang, antara lain: (Pasal 76 UU 23/2014)
• membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan pribadi,
keluarga, kroni, golongan tertentu, atau kelompok politiknya yang bertentangan
dengan ketentuan PUU-an;
• melakukan KKN serta menerima uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain
yang mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukan;
01 Meninggal Dunia
Pemberhentian Pejabat
02 Mengundurkan Diri
03 Diberhentikan
03 Pejabat Diberhentikan:
Pelanggaran
Sumpah/Janji dan/atau
Kode Etik
Berhadapan dengan
Hukum
Tidak (lagi) memiliki
Kecakapan/kompetensi)
Hukum
(a.l: Tidak Lagi Memenuhi Persyaratan)
Tidak melaksanakan
kewajiban, melanggar
larangan (Hukuman Disiplin
Berat)
Pemberhentian PNS
• PNS diberhentikan sementara apabila ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana
(misal OTT Korupsi & penyalahgunaan Narkotika). (vide Pasal 88 ayat (1) huruf c UU ASN jo. Pasal 276 huruf c PP
11/2017 tentang Manajemen PNS)
• PNS diberhentikan dengan hormat karena tidak cakap jasmani dan/atau rohani (misal
akibat Penyalahgunaan Narkotika) sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban. (vide Pasal 87 ayat (1) huruf e UU ASN jo. Pasal 242 PP 11/2017).
• Pelanggaran disiplin PNS tingkat berat. (vide Pasal 253 PP 11/2017)
HUKUMAN DISIPLIN PNS
• PNS yang tidak mentaati kewajiban (Pasal 3) dan/atau Larangan (Pasal
4) dijatuhi hukuman disiplin.(vide Pasal 5 PP 53/2010)
• Hukuman Disiplin Berat a.l: Diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri (vide Pasal 7 ayat (4) huruf d & e, dan Pasal 10 PP 53/2010, UU ASN, dan PUU)
• Hukum Materiil Disiplin Berat: UU ASN, PP Pasal 10 dan Pasal 13 PP 53 Tahun 2010, PUUan
2.859 PNS
telah Inkracht Tipikor tidak dijatuhi
sanksi administratif
IMPLIKASI
- Kerugian Negara
- Pemerintahan tidak
bersih
PERINTAH
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Diatur dalam:
- Pasal 23 ayat (4) huruf a UU 8/1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
- Pasal 23 ayat (5) huruf c UU 43/1999 Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8
Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
- Pasal 13 PP 53/2010 tentang Disiplin PNS;
- Pasal 9 huruf a PP 32/1979 Jo. PP 19 /2013 tentang Pemberhentian PNS;
- Pasal 87 ayat (4) huruf b UU 5/2014 tentang ASN;
- Pasal 250 huruf b PP 11/2017 tentang Manajemen PNS;
- Surat Kepala BKN Nomor K 26-30/V 55-5/99 tanggal 17 April 2018;
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena dihukum penjara
atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
CATATAN PASAL 139 – UU 5/2014
Pada saat UU ini mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari UU No. 8 Tahun 1974 sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dinyatakan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum
diganti berdasarkan UU ini.
PNS	KASUS	TIPIKOR
98
INSTANSI PUSAT
2.259
INSTANSI DAERAH
2.357
DATA PNS
TIPIKOR
= PTDH (70.83%)
= BELUM PTDH (29.17 %)
68
28
TDK DIPROSES = 23
PDH APS = 3
PENSIUN = 2
DATA
PENYESUAIAN
96
DATA
PENYESUAIAN
2.088
DATA
PENYESUAIAN
171
1.869
219
= PTDH (89. 320%)
= BELUM PTDH (10.680%)
PENSIUN = 10
PDH APS = 37
Meninggal Dunia = 8
TDK DIPROSES = 164
PINDAH INSTANSI LAIN/MUTASI = 29
DOUBLE KEPUTUSAN = 83
TIDAK TERBUKTI = 29
BLM INKCRACHT = 30
Status Jumlah PNS yang Telah PTDH TIPIKOR
(Tindak Lanjut Kesepakatan Kemendagri, Kemenpan RB dan BKN)
Pertanggal 17 September 2019
Keterangan :
APS (Atas Permintaan Sendiri)
TINDAKAN HUKUM TERHADAP ASN DI INSTANSI DAERAH
(1)Penyidik memberitahukan kepada kepala daerah sebelum melakukan penyidikan
terhadap ASN di instansi Daerah yang disangka melakukan pelanggaran hukum
dalam pelaksanaan tugas.
(2)Ketentuan ayat (1) tsb di atas tidak berlaku apabila:
a. Tertangkap Tangan melakukan tindak pidana;
b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; dan/atau
c. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara
(3)Penyidikan pada ayat (2) diberitahukan kepada kepala daerah dalam jangka waktu
paling lama 2 x 24 jam.
Pasal 384 UU 23/2014
1
2
3
4
5
ANCAMAN PIDANA
(Kategori Paling Singkat 5 Tahun dalam “UU Narkotika”)
Pengguna/pemberi trhdp org lain;
plg singkat 5 th. (Ps.116, 121, 126)
Menanam, memiliki, menguasai
Narkotika; Paling Singkat 5 Th (Pasal 111 ayat
(2), 112 ayat (2), 117 ayat (2), 122 ayat (2))
penjual, pembeli, penyalu
narkotika; plg singkat 5 th (Ps.
114, 119, 124)
Produsen/Penyalur Narkotika;
Paling Singkat 5 th, Seumur hidup,
atau pidana mati (Pasal 113, 118, 123)
Pembawa atau pengirim; Plg singkat 5
th.(Ps. 115,120)
TINDAKAN HUKUM TERHADAP ASN DI INSTANSI DAERAH … (2)
(1)Masyarakat dapat sampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan ASN di
instansi Daerah kepada APIP dan/atau APH.
(2)APIP wajib perikas atas dugaan penyimpangan yang diadukan oleh masyarakat.
(3)APH melakukan pemeriksaan atas pengaduan masyarakat, setelah terlebih dahulu
berkoodinasi dengan APIP atau lembaga pemerintah non kementerian yang
membidangi pengawasan.
(4)Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bukti adanya penyimpangan
bersifat administratif, proses lebih lanjut diserahkan kepada APIP. ( a.l: UU 30/2014 jo. PP.
48/2016)
(5)Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bukti adanya penyimpangan yang
bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada APH sesuai ketentuan PUU-
an.
Pasal 385 UU 23/2014
SIMPULAN & SARAN
1) Penegakkan Hukum Kepegawaian yang Adaptif & Responsif.
2) Penegakkan Hukum Kepegawaian setidak-setidaknya harus memenuhi
tolok ukur aspek: Kewenangan, Substansi, dan Prosedur. Pemenuhan 3
aspek tersebut membutuhkan sinergitas para pihak/pejabat
berwenang.
3) Diperlukan monitoring & evaluasi secara berkesinambungan untuk
menghimpun data & informasi faktual guna memastikan pemenuhan 3
aspek pada angka 1 (satu) dalam penegakkan hukum kepegawaian.
4) Penegakan Hukum Kepegawaian adakalanya bersifat kasuistis
(casuistich), sehingga dibutuhkan kemampuan dan pendekatan yang
bersifat khusus.
SUBSTANSI
KEWENANGAN
PROSEDUR
TOLOK UKUR PENEGAKKAN HUKUM KEPEGAWAIAN
TOLOK UKUR
SIFAT KEPUTUSAN
CONDEMNATOIR
DEKLARATOIR
KONSTITUOIR
Naturlijk Person
Recht Person
ROZIBENI@GMAIL.COM
Pemenuhan Asas:
Audi Alteram Partem
dalam Penegakkan Hukum Kepegawaian
Matur Suwun
HUKUMAN DISIPLIN PNS
• Netralitas ASN dalam Pilkada: “Jika Netral, maka jabatanpun terancam netral”
• TEMBOK CHINA ditembus musuh karena gratifikasi (invidual).

More Related Content

What's hot

Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Johan
 
Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1
Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1
Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1temanna #LABEDDU
 
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNTELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNNOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
strategi peningkatan strata posyandu.pptx
strategi peningkatan strata posyandu.pptxstrategi peningkatan strata posyandu.pptx
strategi peningkatan strata posyandu.pptxFaridaFajriati1
 
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRIPeran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanhoyin rizmu
 
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNSpower point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNStemanna #LABEDDU
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar BerakhlakCoach RFIRMANS
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanTri Widodo W. UTOMO
 
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptx
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptxRANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptx
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptxbertobodje
 
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfTatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfBappedaLampungUtara
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiAgus Triono
 

What's hot (20)

Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
Faktor faktor yang Memengaruhi Disiplin Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja ...
 
strategi pengembangan kompetensi
strategi pengembangan kompetensistrategi pengembangan kompetensi
strategi pengembangan kompetensi
 
Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1
Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1
Keterkaitan dalam pkp dan pka rev-1
 
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNTELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
 
strategi peningkatan strata posyandu.pptx
strategi peningkatan strata posyandu.pptxstrategi peningkatan strata posyandu.pptx
strategi peningkatan strata posyandu.pptx
 
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
 
Analisis issue ganesha
Analisis issue ganeshaAnalisis issue ganesha
Analisis issue ganesha
 
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRIPeran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNSpower point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
power point untuk presentasi Laporan Aktualisasi Habituasi Latsar CPNS
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik
 
TUGAS RABN
TUGAS RABN TUGAS RABN
TUGAS RABN
 
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
 
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptx
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptxRANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptx
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN 2022.pptx
 
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfTatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Rancanga yuyun matriks
Rancanga yuyun matriksRancanga yuyun matriks
Rancanga yuyun matriks
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasi
 

Similar to Bahan paparan koordinasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan pembinaan integritas dan penegakan disiplin asn

Kode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptx
Kode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptxKode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptx
Kode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptxrichard pantun
 
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptxpert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptxZulkarnainTamim1
 
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxMANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxAyuhaBarangAi
 
06.april2017.indek profesional
06.april2017.indek profesional06.april2017.indek profesional
06.april2017.indek profesionalhafid abdul
 
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdfSlide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdfarmansyah44
 
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...b hendarsyah
 
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi KemenagBudaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi KemenagAbdillah Mt
 
budaya kerja slides baru.ppt
budaya kerja slides baru.pptbudaya kerja slides baru.ppt
budaya kerja slides baru.pptArdiJazzyDinata
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangtemanna #LABEDDU
 
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfTugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfNisaQurrotulAini
 
26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptx26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptxKang Ulil abshar
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)temanna #LABEDDU
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
20150324 reformasi birokrasi revolusi mental
20150324 reformasi birokrasi revolusi mental20150324 reformasi birokrasi revolusi mental
20150324 reformasi birokrasi revolusi mentalMohammad Subhan
 
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtarBab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtartemanna #LABEDDU
 

Similar to Bahan paparan koordinasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan pembinaan integritas dan penegakan disiplin asn (20)

Kode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptx
Kode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptxKode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptx
Kode Etik dan Kode Perilaku-converted.pptx
 
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASNPolicy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
 
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptxpert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
pert 13 PPSDM Pengembangan KARIER TGL 16 des 2022.pptx
 
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptxMANAJEMEN KARIER PNS.pptx
MANAJEMEN KARIER PNS.pptx
 
06.april2017.indek profesional
06.april2017.indek profesional06.april2017.indek profesional
06.april2017.indek profesional
 
Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014
Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014
Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014
 
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdfSlide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
 
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGIMODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
MODEL KESEJAHTERAAN ASN BERKINERJA TINGGI
 
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
 
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi KemenagBudaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
Budaya Kerja & Reformasi Birokrasi Kemenag
 
budaya kerja slides baru.ppt
budaya kerja slides baru.pptbudaya kerja slides baru.ppt
budaya kerja slides baru.ppt
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
 
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdfTugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
Tugas Individu Agenda 3_Nisa Qurrotul Aini.pdf
 
26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptx26-Pengembangan Karier ASN.pptx
26-Pengembangan Karier ASN.pptx
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
KSP.pptx
KSP.pptxKSP.pptx
KSP.pptx
 
20150324 reformasi birokrasi revolusi mental
20150324 reformasi birokrasi revolusi mental20150324 reformasi birokrasi revolusi mental
20150324 reformasi birokrasi revolusi mental
 
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtarBab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
 

More from Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP

More from Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP (20)

Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdfDetasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
 
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfAturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
 
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
 
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
 
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditBuku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
 
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
 
Change it today birokrasi is modern model
Change it today birokrasi is modern modelChange it today birokrasi is modern model
Change it today birokrasi is modern model
 
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasiPenyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
 
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruMewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
 
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoThree lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
 
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
 
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
 
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
 
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
 
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
 
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditValue based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
 

Recently uploaded

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (16)

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 

Bahan paparan koordinasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan pembinaan integritas dan penegakan disiplin asn

  • 1. PENGAWASAN NILAI DASAR, KODE ETIK & KODE PRILAKU ASN, SISITEM MERIT SERTA NETRALITAS ASN Tasdik Kinanto, SH, M.Hum Komisioner KASN Bidang Mediasi & Perlindungan Semarang, 18 September 2019
  • 2. NILAI DASAR KODE ETIK KODE PRILAKU Sesuatu yang disadari atau diyakini sebagai hal yang baik atau benar dan bermanfaat bagi kehidupan manusia atau masyarakat atau organisasi Contoh: kejujuran, kebenaran, keterbukaan, persatuan, gotong royong, tanggung jawab, kerja sama, dsb Pengaturan tentang sikap yang dianggap/dinilai baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas dilakukan oleh seseorang manusia atau kelompok manusia atau organisasi berdasarkan nilai kehidupan yang dimiliki/diyakini. Pelanggaran kode etik berupa sanksi yang bersifat moral Pengaturan tentang perbuatan yang wajib dilakukan atau tidak boleh dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama dan apabila dilanggar akan dikenakan sanksi (administrasi/hukum) Pengertian Umum
  • 3. Negara Global Competitiveness Index (GCI) 2017 - 2019 Ease of Doing Buisness (EoDB) 2017 - 2018 Corruption Perceptions Index (2017) Government Effectiveness Index (2019) Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score Singapore 1 5,71 2 85,24 6 84 1 100 Korea Selatan 28 5,07 5 84,14 51 54 41 80,77 Malaysia 22 5,17 15 80,60 62 47 51 75,96 Thailand 25 4,72 27 78,45 96 37 71 66,35 Indonesia 32 4,68 73 67,96 96 38 95 54,71 Vietnam 55 4,36 69 68,36 107 35 99 52,88 Philippines 46 4,35 124 57,68 111 34 101 51,92 Sumber: World Bank, Global Governonce Index, Transparancy International Global Competitiveness 48 42 43 32 Sejak dua tahun terakhir, 2017 – 2018 Government Effectiveness Index (GEI) meningkat dari 121 menjadi 98. jika Indonesia dapat mempertahankan keadaan ini, pada tahun 2022 Indonesia dapat tergabung dalam BRIC. Corruption Perception Index (CPI) Indonesia masih berjalan lambat, selama 5 tahun terakhir skor CPI Indonesia hanya naik 5 point, dari 32 menjadi 37 pada tahun 2017 Naik11point tahun2019 Turun1point tahun2018 Naik6point tahun2017 2016 Profile Tata Kelola Sektor Publik Dalam kurun waktu 2017-2018 Ease of Doing Buisness (EoDB)/Indeks Kemudahan Berusaha mengalami kenaikan 20 tingkat
  • 4. ❑ Grafik di samping menunjukan adanya pengaruh antara Efektifitas Pemerintah terhadap Kesejahtraan Bangsa. ❑ Jika Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka perlu meningkatkan IEP, ❑ Untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam 5 Tahun kedepan, maka IEP Indonesia harus menunjukan pertumbuhan yang signifikan. ASNUnggul IndonesiaMaju 0 20 40 60 80 100 120 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 Kamboja Vietnam Malaysia Brunei Jepang Singapura IEP GNI Percapita High Income CountryLow Middle Country Thailand KoreaSelatan UpperMiddle Country Indonesia Filifpinia Pentingnya Peran ASN ASN sangat berperan dalam meningkatkan Government Effectiveness Index (GEI)/Indeks Efektifitas Pemerintah (IEP).
  • 5. Tingkatkan GEI/IEP Indonesia 5 Faktor pendorong: 1. Tingkatkan Mutu Layanan Publik, 2. Perbaiki Mutu SDM ASN, 3. Turunkan intervensi politik dalam Manajemen SDM-ASN, 4. Tingkatkan kemampuan JPT dalam perumusan dan imple- mentasi kebijakan publik, 5. Tingkatkan kredibilitas dan kepercyaan publik pada Pemerintah dan pada ASN.2018 2019 2024 Government Effectiveness Index (GEI) 2020 2022 54,71 56,81 58,74 63,74 76
  • 6. Mutu Manajemen SDM ASN Masih Kurang baik Distribusi ASN kurang merata Intervensi Politik Masih Tinggi Masih Terjadi Praktek Transaksi Jabatan Berkembangnya Radikalisme dan Anti Pancasila Beberapa Permasalahan ASN Eksisting Permasalahan yang masih dihadapi dalam Manajemen ASN saat ini diantaranya: 1. Mutu SDM ASN Indonesia Tertinggal dari negara – negara maju ASEAN. 2. Distribusi Pegawai ASN ke seluruh daerah masih belum lancar. 3. Intervensi politik dalam manajemen ASN masih tinggi. 4. Berkembangnya ideologi radikal anti NKRI dan anti Pancasila dikalangan Pegawai ASN. 5. Praktek Jual beli jabatan dalam manajemen ASN.
  • 7. Penerapan Sistem Merit ASN sebagai Program Strategis Kementerian/Lembaga 85% Provinsi 85% Kabupaten/Kota 75% Target Bidang Aparatur Negara 2020- 2024 Target Program Prioritas Reformasi Kelembagaan Birokrasi Instansi Pemerintah dengan Indeks Sistem Merit Kategori Baik Ke Atas Dalam berbagai kesempatan Presiden menyampaikan perhatian yang sangat besar terhadap isu pembangunan sumber daya manusia, penguatan Reformasi Birokrasi, serta Penerapan Sistem Merit ASN
  • 8. 01 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN 02 PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS 03 PP No 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK 04 PermenPANRB No. 40 Tahun 2018 tentang Pedoman Sistem Merit dalam Manajemen ASN 05 PerKASN No 9 Thn 2019 tentang Tata Cara Penilaian Sistem Merit dalam Manajemen ASN di Instansi Pemerintah KE & KP ASN dalam Sistem Merit ASN 03 04 Penegakan disiplin, KE & KP ASN; Pengelolaan data terkait pelanggaran disiplin, KE & KP yang dilakukan pegawai. Belum menyusun kode etik dan kode perilaku ASN untuk lingkungan instansinya; Sudah menyusun kode etik dan kode perilaku ASN untuk lingkungan instansinya namun belum disosialisasikan secara luas; Sudah menyusun kode etik dan kode perilaku ASN di instansinya dan sudah disosialisasikan namun belum ditegakkan secara konsisten kepada pegawai; Sudah menyusun kode etik dan kode perilaku yang berlaku di lingkungan instansi, sudah dibentuk tim dan penegakan kode etik dan kode perilaku secara konsisten dan tidak ada kasus criminal yang ditangani oleh aparat penegak hukum; Data terkait penegakan disiplin, pelanggaran kode etik dan kode perilaku belum dikelola; Data terkait penegakan disiplin, pelanggaran kode etik dan kode perilaku sudah dikelola namun masih secara manual; Sudah mempunyai database terkait penegakan disiplin, pelanggaran kode etik dan kode perilaku namun belum terintegrasi dengan Sistem Informasi Kepegawaian; Sudah mempunyai database terkait penegakan disiplin, pelanggaran kode etik dan kode perilaku dan sudah terintegrasi dengan Sistem Informasi Kepegawaian Nasional (BKN); Sub Aspek 06. Penggajian, Penghargaan & Disiplin 1 2 3 4 SKOR
  • 9. Grand Corruption Extortion Embezzlement Gratification Bribery Favouritism Kode Etik Kode Prilaku ASN Merit System, Impartiality/Neutrality Keterkaitan KE & KP ASN dgn Pemberantasan Korupsi Upaya Preventif Pencegahan Korupsi PIRAMIDA KORUPSI
  • 10. Penguatan Kapasitas Kelembagaan KASN Pendampingan Rencana Aksi Penegakan ND, KE dan KP Asistensi penerapan system merit manajemen ASN pada IP Pemetaan dan Evaluasi maturitas penerapan sistem merit pada IP Peningkatan kepatuhan dan kualitas tata kelola seleksi JPT (SIJAPTI) Pengawasan netralitas ASN dalam Pileg dan Pilpres 2019 AREA PENAJAMAN TERHADAP Rencana Aksi Penegakan ND, KE dan KP ❑ Perubahan PP No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS; ❑ Pembentukan Majelis Kode Etik diseluruh Instansi Pemerintah; ❑ Sosialisasi & Monev secara intensif dan sustainable; ❑ Pemberian Reward and Punishment secara tegas dan adil. Agenda Prioritas KASN terkait KE & KP ASN
  • 11. Pelanggaran Netralitas ➢ Selesai 397 ➢ Proses 111 Pelanggaran ND, KE & KP ➢ Selesai 57 ➢ Proses 46 Pelanggaran Sistem Merit ➢ Selesai 131 ➢ Proses 83 Evaluasi ND, KE & KP Penanganan Pengaduan 2018 & Evaluasi Pelaksanaan ND, KE & KP Dari 450 IP yang dilaksanakan evaluasi, hanya 71 IP yang telah menyusun peraturan internal Penerapan Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku Dari 71 IP tersebut, 62 IP (89%) yang menerbitkan peraturan tersebut sejak berlakunya UU-ASN Pelanggaran penerapan ND, KE dan KP lebih banyak berkaitan dengan pelanggaran disiplin ASN Sebagian besar IP melaksanakan internalisasi ND, KE dan KP melalui sosialisasi yang sifatnya satu arah, yang pelaksanaannya hanya melibatkan instansi tertentu (Setda, Inspektorat, dan BKD) Hanya 7% IP yang memiliki Majelis Kode Etik Sebagian besar masalah pelanggaran ND, KE dan KP adalah kasus netralitas, indisipliner, perceraian, perselingkuhan
  • 12. BALI, NTB, NTB SUMATERA JAWA KALIMANTAN PAPUA MALUKU 64 148 83 38 66 72 SULAWESI 9 41 29 9 47 30 25 125 200 7 34 15 3 36 2 Rekapitulasi Sebaran Pengaduan ND, KE & KP Sistem Merit Netralitas
  • 13. 0 100 200 300 400 500 600 2015 2016 2017 2018 37 35 64 10 112 153 230 211 29 54 55 508 ND, KE & KP Sistem Merit Netralitas 0 100 200 300 400 500 600 Juli 2019 79 123 329 Jumlah & Jenis Pengaduan (2015 – 2018)
  • 14. TerimakasihP Pokja Mediasi dan Perlindungan Komisi Aparatur Sipil Negara
  • 15. RAPAT KOORDINASI MONEV, KEBIJAKAN PEMBINAAN INTEGRITAS DAN PENEGAKAN DISIPLIN SDM APARATUR A S D EP P EMB I NA A N I NT EGR I TAS & P ENEGA KA N D I S I P LI N S D MA D EP UTI B I D ANG S D M APAR ATUR Knowledge Sharing – KemenPANRB, 8 Mar. 2019 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
  • 16. RANCANGAN PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INTEGRITAS ASN HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, ORGANISASI DAN SISTEM
  • 18. Pemahaman Integritas Organsiasi  Corporate integrity is the alignment between a corporation’s explicit intention to define its values and its role in society, and its manifestation of this organizational intention in the commitments and actions of corporate personnel (Donna- Glans, 2005)  Explicit intention merupakan nilai. Secara umum, nilai adalah sebuah kepercayaan atau standar tertentu yang mencdorong individu untuk bertindak atau untuk memilih dalam satu cara khusus dari cara-cara lain.
  • 19. Integritas Level Individu  Integritas sebagai atribut psikologis adalah eksistensi individu berlandaskan orientasi (values) pribadi dan sosial, dimana individu mempunyai kemungkinan dan kesanggupan untuk menentukan pilihan yang akan mewujudkan orientasi tersebut menjadi sebuah tindakan dan perilaku integritas. Dimensi-kapasitas manusia Sub-dimensi-dimensi 1. Keberanian moral - kehendak 1. Rasa takut 2. Pilihan moral 3. Pengenalan situasi moral 4. Individualitas 2. Personal agency – kekuatan intelektual (nalar) 1. Self examination 2. Forethought 3. Intensionalitas 4. Self regulator 3. Motivational trait – orientasi 1. Idealism - sosial 2. Accepatance - pribadi 3. Independence - pribadi 4. Honor – pribadi/sosial 5. Order - pribadi 6. Curiosity - pribadi 7. Power – sosial
  • 20. Hubungan antara Individu dan Organisasi Integritas Individu Integritas Organisasi ValuesDimensi yang lain: • Kemampuan Nalar, • Keberanian moral • Jujur; Disiplin Dimensi yang lain: • Kode Etik/Perilaku • Netralitas • Sistem Merit • Benturan Kepentingan • Zona Integritas Corporate culture: Integritas sebagai Values dasar
  • 21. Individu dan Sistem Anteseden: Sumber values: pendidikan, organisasi, sistem, media, peer group, dst (pendekatan empiris) Integritas Kesanggupan individu mengendalikan kualitas pribadi atau membentuk identitas etisnya. Konsekuensi: Birokrasi dan ASN Bersih Perilaku integritas, dampak positif (pendekatan praktis dan konseptual)  Secara singkat, integritas dapat digambarkan posisinya sebagai sentral, yaitu dibentuk dan membentuk. Ini berdasarkan kriteria individu berintegritas (konsekuensi) dan dibentuk oleh berbagai konteks (anteseden).
  • 22. INTEGRIGITAS PADA LEVEL INDIVIDU Kapabilitas Individu untuk mewujudkan nilai dasar menjadi tindakan dan perilaku Individu berintegritas adalah : Individu yang memahami peran nya, misalnya peran seorang ASN : guru, dosen, peneliti, jaksa, auditor, dll. Tidak dapat dicampuradukkan Individu berintegritas mempunyai kemampuan nalar yang baik untuk melakukan self examination, forethought, intensionalitas, dan self regulator. Individu yang berintegritas mempunyai kemauan yang kuat untuk menjadikan nilai- nilai dasar integritas setelah melalui proses secara kognitif dan afektif menjadi perilaku dan tindakan tertentu.
  • 23. Budaya Korupsi Vs Budaya Integritas
  • 24. II. KOMPONEN SISTEM INTEGRITAS  Kepemimpinan  Organisasi dan Sistem : prosedur, sistem, institution dan budaya  Individu
  • 25. Tahapan Pembangunan Budaya Integritas ASN Membangun Kesadaran Menanamkan pemahaman Menumbuhkan penerimaan Memupuk Komitmen
  • 26. INSTRUMEN PENILAIAN INTEGRITAS ASN PADA K/L/D  Indeks Integritas & Indeks Disiplin  Instrumen yang perlu dibuat untuk mengukur integritas pada level:  Individu ASN  Organisasi (budaya kerja & budaya integritas)  Sistem  Leadership (Role Model)  Format alat ukur:  tes untuk integritas individu dan leadership  Survey untuk pencapaian Budaya Kerja & Budaya Integritas  Rubrik untuk sistem
  • 27. INDIKATOR PEMBANGUNAN BUDAYA INTEGRITAS NO Aspek/Komponen KEPEMIMPINAN/ ROLE MODEL SISTEM/ ORGANISASI INDIVIDU 1 KETELADANAN PIMPINAN/ROLE MODEL v 2 AGEN PERUBAHAN DAN SERTIFIKASI v v 3 IMPLEMENTASI NILAI DASAR v v 4 KODE ETIK DAN KODE PERILAKU v v 5 PELAPORAN HARTA KEKAYAAN v v v 6 BENTURAN KEPENTINGAN v v v 7 MERIT SISTEM & SELEKSI PIMPINAN v 8 ANALISIS RISIKO (MANAJEMEN RISIKO) v 9 PENGAWASAN INTERNAL v 10 PENGENDALIAN GRATIFIKASI v 11 WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) v 12 EVALUASI EKSTERNAL INTEGRITAS v 13 PENGUNGKAPAN ISU DAN UJI INTEGRITAS v 14 MANAJEMEN SDM (5 P) v 15 STANDAR PELAYANAN v 16 KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK v 17 EVALUASI KINERJA v v v 18 EVALUASI EKSTERNAL INTEGRITAS v v v
  • 28. JAWA TENGAH --- DATA TERKAIT IMPLEMENTASI PEMBINAAN INTEGRITAS & DISIPLIN ASN NO INSTANSI PEMTH. SIGAKDIS SIDINA ATURAN KODE ETIK ATURAN BUDAYA KERJA ATURAN CONFLICT OF INTEREST KASUS NETRALITAS OTT 1 PROV. JAWA TENGAH V V V 2 KAB. SEMARANG V V V 3 KAB. WONOGIRI V V 4 KAB. BANYUMAS V V 5 KAB. TEMANGGUNG V V V 6 KAB. MAGELANG V V 7 KAB. PURWOREJO V V V V V 8 KAB. KARANGANYAR V 9 KAB. SUKAOHARJO V V 10 KAB. CILACAP V V 11 KAB. BLORA V V 12 KAB. WONOSOBO V 13 KAB. BREBES V V 14 KAB. KUDUS V V 15 KAB. BANJARNEGARA V V 16 KAB. PATI V V 17 KAB. PEKALONGAN V V 18 KAB. PEMALANG V V 19 KAB. DEMAK V 20 KAB. JEPARA V V V
  • 29. DATA TERKAIT IMPLEMENTASI PEMBINAAN INTEGRITAS & DISIPLIN ASN NO INSTANSI PEMTH. SIGAKDIS SIDINA KODE ETIK BUDAYA KERJA ATURAN CONFLICT OF INTEREST KASUS NETRALITAS OTT 21 KAB. KEBUMEN V V 22 KAB, KENDAL V V 23 KAB. BOYOLALI V V V 24 KAB. BATANG V V V V 25 KAB. GROBOGAN V 26 KAB. TEGAL V V 27 KAB. PURBALINGGA v V V V 28 KAB. SRAGEN V V 29 KAB. REMBANG V 30 KAB. KLATEN V 31 KOTA MAGELANG V 32 KOTA SALATIGA V 33 KOTA PEKALONGAN V 34 KOTA SEMARANG V 35 KOTA TEGAL 36 KOTA SURAKARTA V V
  • 30. DIY --- DATA TERKAIT IMPLEMENTASI PEMBINAAN INTEGRITAS & DISIPLIN ASN NO INSTANSI PEMERINTAH SIGAKDIS SIDINA KODE ETIK BUDAYA KERJA ATURAN CONFLICT OF INTEREST KASUS NETRALITAS OTT 21 PEMPROV. DIY v V V 22 KAB. KULON PROGO V V V 23 KAB. SLEMAN V V V 24 KAB. BANTUL V V V 25 KAB. GUNUNG KIDUL V V V 26 KOTA JOGYAKARTA V V V CATATAN : ▪ SIGAKDIS : SISTEM INFORMASI PENEGAKAN DISIPLIN ▪ SIDINA : SISTEM INFORMASI KEHADIRAN ASN ▪ OTT : OPERASI TANGKAP TANGAN
  • 31. Bentuk Pelanggaran Netralitas 8 58 2 0 7 4 Memasang alat peraga kampanye Menghadiri deklarasi dukungan peserta Pemilu Posting dukungan di media sosial Menjadi narasumber pada acara peserta Pemilu Memberikan fasilitas kampanye kepada peserta Pemilu Terlibat dalam kampanye Mobilisasi dukungan
  • 32. Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR (UU 17 TAHUN 2007) RPJMN 2020-2025 ADALAH RPJMN KE IV DALAM RPJPN 2005-2025 Reformasi Birokrasi & UU ASN Good Governance SMART ASN ASN Human Capital 18
  • 33.
  • 34. MONEV KOLABORATIF MONITORING DAN EVALUASI GERMAS PADA INSTANSI PEMERINTAH https://bit.ly/monevgermasip (Germas)
  • 35. DASAR HUKUM  INPRES NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT  SE. MENPAN NO. 51 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH  SURAT NO. B/10/SM.00/2018 TENTANG PERMINTAAN LAPORAN PELAKSANAAN GERMAS  SURAT NOMOR B/177/SM.00.00/2019 Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB perihal Permintaan Laporan Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada Instansi Pemerintah
  • 36. INPRES NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk : a. mendorong K/L/D untuk menyediakan sarana aktivitas fisik dan melaksanakan olahraga serta deteksi dini penyakit secara rutin; dan b. mendorong K/L/D untuk menyediakan sarana ruang menyusui, menerapkan KTR (Kawasan Tanpa Rokok), dan konsumsi sayur dan buah dalam pertemuan di dalam atau luar kantor
  • 37.
  • 38.
  • 39. GerMAS sesuai Inpres No.1 Tahun 2017
  • 40. SURAT NOMOR B/177/SM.00.00/2019 Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB perihal Permintaan Laporan Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada Instansi Pemerintah No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Sudah Belum 1. Senam bersama setiap Jumat pagi setiap minggunya 2. Peregangan seluruh pegawai setiap 5 menit ditandai dengan bunyi baik musik, alarn maupun hal lain yang diinstruksikan untuk peregangan kesehatan kerja 3. Menyediakan sarana aktivitas fisik bagi seluruh pegawai yang ingin berolahraga baik sebelum maupun sesudah jam kerja
  • 41. No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Sudah Belum 4. Memberikan pelayanan deteksi dini penyakit secara rutin kepada seluruh ASN dengan melakukan pemantauan pemeriksaan kesehatan (medical check up) secara berkala sekurang- kurangnya 1 kali dalam setahun 5. Menyediakan sarana ruang laktasi/menyusui dan perlengkapannya 6. Menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di seluruh gedung instansi pemerintah 7. Menyajikan menu makanan tradisional yang sehat seperti sayur mayur lokal dan aneka rebusan
  • 42. Sistematika Laporan : Ringkasan Eksekutif (ringkasan (informasi utama) dari laporan hasil pelaksanaan Germas) Pendahuluan  Gambaran umum (gambaran umum wilayah, status kesehatan penduduk, perilaku hidup sehat masyarakat, dan upaya promotif dan preventif)  Implementasi Kebijakan Germas di IP (informasi singkat mengenai kebijakan Germas yang tengah disusun atau telah ditetapkan dengan Perkada) 28 Rincian Kegiatan dan Hasil Pelaksanaan GERMAS  Rincian/daftar kegiatan lintas sektor yang berkontribusi pada Germas (dirinci penanggung jawab, jenis kegiatan, target dan alokasi anggaran)  Evaluasi capaian dan perkembangan kegiatan (dijelaskan sesuai 6 tujuan Germas dan disampaikan jika terdapat terobosan dan kisah sukses pelaksanaan Germas)  Tantangan pelaksanaan Germas Langkah Tindak Lanjut Yang Diperlukan  Rekomendasi secara umum  Langkah tindak lanjut yang diperlukan
  • 45. ROZI BENI Kasubdit Wilayah II Dit. Fasilitasi Kelembagaan & Kepegawaian Perangkat Daerah DITJEN OTDA, KEMENDAGRI T.T.L: Bintuhan/Bengkulu, 05 Mei 1981 (+62) 85222111581 rozibeni@gmail.com S3- FISIP UNPAD; S2 FH UI; S2 MAPD IPDN; D-IV STPDN
  • 47. KONSTITUSIONALITAS PENGATURAN HAK & KEWAJIBAN q Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.(Pasal 28J ayat (2) UUD NRI 1945)
  • 48. HUKUM KEPEGAWAIAN DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL Kesatuan/ Sistem Hukum Nasional Hubungan Fungsional PUUan Pembinaan Produk Hukum • Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. (vide Pasal 4 ayat (1) UUD NRI 1945) • Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN (Pasal 25 ayat (1), Pasal 33 ayat (3) huruf a, Pasal 40 ayat (2) UU 5/2014 • Presiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. (vide Pasal 7 ayat (2) UU 23/2014)
  • 49. TANTANGAN PENEGAKAN HUKUM KEPEGAWAIAN “ Keinginan tak terbatas dalam kapasitas terbatas ”
  • 50. P E M B I N A A N D A N P E N G A W A S A N P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N T A H A N D A E R A H PEMERINTAH Mendagri Pembinaan Pengawasan Binwas Umum Binwas Teknis K/L Provinsi GWPP. Binwas umum & teknis (Pasal 378 ayat (1) UU 23/2014) PD Provinsi PASAL 8 ayat (3) BINWAS Secara Nas. dikoordinasikan Mendagri Gubernur sbg Kepala Daerah (Pasal 379 ayat (1) UU 23/2014) Kab/Kota PASAL 379 ayat (2) BINWAS dibantu Inspektorat Provinsi
  • 51. Bab II Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 8 Lingkup Pembinaan Pelaku Pembinaan Jenis Keterangan Provinsi Mendagri Pembinaan Umum Mendagri sebagai Koordinator Binwas Provinsi Menteri Teknis/Kepala LPNK Pembinaan Teknis Kab/Kota Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat (GWPP) Pembinaan Umum dan Teknis Dibantu oleh Perangkat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat Pasal 3 PP 12/2017
  • 52. Pembinaan Umum dan Teknis 9 Lingkup Pembinaan Umum: 1. Pembagian urusan pemerintahan; 2. Kelembagaan daerah; 3. Kepegawaian pada perangkat daerah; 4. Keuangan daerah; 5. Pembangunan daerah; 6. Pelayanan publik di daerah; 7. Kerja sama daerah; 8. Kebijakan daerah; 9. Kepala daerah dan DPRD; dan 10.Bentuk pembinaan lain Lingkup Pembinaan Teknis Teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi dan daerah kab/kota Bentuk: Fasilitasi, Konsultasi, Diklat, Litbang
  • 53. WAS PEMDA MEN DAGRI MENTRI K/L KDH DPRD GWPP MASYA RAKAT - Pengawasan Umum dan teknis ttt - Penjatuhan sanksi administrasi - Pengawasan Teknis - Pengendalian Pemda - Pengawasan Perangkat Daerah - Pelaksanaan Perda/Perkada - Peraturan perundang-undangan - Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan LKPD oleh BPK Pengawasan Umum & teknis Kab/ Kota serta sanksi - Sbg bentuk partisipasi dalam pemerintahan - Pengawasan pelayanan publik Secara nasional dikoordinasikan Mendagri Bab III Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
  • 54. FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG DPRD UU PEMDA, Pasal 2-26 PP 12/2018 1) FUNGSI PEMBENTUKAN PERDA; 2) FUNGSI ANGGARAN; 3) FUNGSI PENGAWASAN; FUNGSI MELAYANI RAKYAT/KONSTITUEN (serving the constituens) a. membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh KDh berdasarkan RKPD; b. membahas Ranperda APBD; c. membahas Ranperda P-APBD; dan d. membahas Ranperda pertanggungiawaban pelaksanaan APBD. a. menyusun Propemperda bersama KDh; b. membahas bersama KDh & menyetujui/tidak menyetujui Ranperda; dan c. mengajukan usul Ranperda. FUNGSI DPRD a. pelaksanaan Perda dan Perkada; b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh BPK. (Ps.21 PP 12/2018)
  • 55. Bab III Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 12 Pelaku Pengawasan Jenis Pengawasan Keterangan Mendagri Pengawasan Umum Prov Selain pengawasan tsb kolom 2, Mendagri dan Menteri Teknis/Kepala LPNK juga melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat Menteri Teknis/Kepala LPNK Pengawasan Teknis Prov Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat (GWPP) Pengawasan Umum dan Teknis Kab/ Kota Dibantu oleh Perangkat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat Bentuk pengawasan umum dan teknis: Reviu, Monitoring, Evaluasi, Pemeriksaan, dan Bentuk Pengawasan Lainnya
  • 56. PENGAWASAN GWPP PENGAWASAN UMUM pembagian Urusan Pemerintahan kelembagaan Daerah kepegawaian pada Perangkat Daerah keuangan Daerah pembangunan Daerah pelayanan publik di Daerah kerja sama Daerah kebijakan Daerah kepala daerah dan DPRD bentuk pengawasan lain PENGAWASAN TEKNIS Pengawasan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah otonom Pengawasan atas penerapan SPM/NSKP di daerah sesuai dengan bidang urusan pemerintahan masing- masing K/L PENJATUHAN SANKSI ADM Penjatuhan sanksi kepada Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota serta DPRD Kabupaten/Kota atas : - 19 jenis tindakan kecuali tindakan meninggalkan tugas dan wilayah kerja 7hari - Seluruh sanksi kecuali pemberhentian sementara dan pemberhentian DILAKSANAKAN OLEH APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH
  • 57. Pengawasan Umum dan Teknis 14 Lingkup Pengawasan Umum: 1. Pembagian urusan pemerintahan; 2. Kelembagaan daerah; 3. Kepegawaian pada perangkat daerah; 4. Keuangan daerah; 5. Pembangunan daerah; 6. Pelayanan publik di daerah; 7. Kerja sama daerah; 8. Kebijakan daerah; 9. Kepala daerah dan DPRD; dan 10.Bentuk pengawasan lain Esensi Pengawasan Teknis Teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan;
  • 59. PERAN KEPALA DAERAH (+PPK) DALAM PENYELENGGARAAN PEMDA & PEMBINAAN ASN • KDh selaku PPK yang mangangkat/memberhentikan ASN. (Pasal 7 UU ASN) • ASN bertugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat PPK. (Pasal 11 huruf a UU ASN) • Kepala daerah mempunyai tugas KDh bertugas memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. (Pasal 65 ayat (1) huruf a UU 23/2014) ü Kepala daerah wajib menaati seluruh ketentuan peraturan perundang- undangan; (Pasal 67 huruf b UU 23/2014) ü Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang, antara lain: (Pasal 76 UU 23/2014) • membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan pribadi, keluarga, kroni, golongan tertentu, atau kelompok politiknya yang bertentangan dengan ketentuan PUU-an; • melakukan KKN serta menerima uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukan;
  • 60. 01 Meninggal Dunia Pemberhentian Pejabat 02 Mengundurkan Diri 03 Diberhentikan
  • 61. 03 Pejabat Diberhentikan: Pelanggaran Sumpah/Janji dan/atau Kode Etik Berhadapan dengan Hukum Tidak (lagi) memiliki Kecakapan/kompetensi) Hukum (a.l: Tidak Lagi Memenuhi Persyaratan) Tidak melaksanakan kewajiban, melanggar larangan (Hukuman Disiplin Berat)
  • 62. Pemberhentian PNS • PNS diberhentikan sementara apabila ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana (misal OTT Korupsi & penyalahgunaan Narkotika). (vide Pasal 88 ayat (1) huruf c UU ASN jo. Pasal 276 huruf c PP 11/2017 tentang Manajemen PNS) • PNS diberhentikan dengan hormat karena tidak cakap jasmani dan/atau rohani (misal akibat Penyalahgunaan Narkotika) sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban. (vide Pasal 87 ayat (1) huruf e UU ASN jo. Pasal 242 PP 11/2017). • Pelanggaran disiplin PNS tingkat berat. (vide Pasal 253 PP 11/2017)
  • 63. HUKUMAN DISIPLIN PNS • PNS yang tidak mentaati kewajiban (Pasal 3) dan/atau Larangan (Pasal 4) dijatuhi hukuman disiplin.(vide Pasal 5 PP 53/2010) • Hukuman Disiplin Berat a.l: Diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri (vide Pasal 7 ayat (4) huruf d & e, dan Pasal 10 PP 53/2010, UU ASN, dan PUU) • Hukum Materiil Disiplin Berat: UU ASN, PP Pasal 10 dan Pasal 13 PP 53 Tahun 2010, PUUan
  • 64. 2.859 PNS telah Inkracht Tipikor tidak dijatuhi sanksi administratif IMPLIKASI - Kerugian Negara - Pemerintahan tidak bersih PERINTAH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Diatur dalam: - Pasal 23 ayat (4) huruf a UU 8/1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian; - Pasal 23 ayat (5) huruf c UU 43/1999 Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian; - Pasal 13 PP 53/2010 tentang Disiplin PNS; - Pasal 9 huruf a PP 32/1979 Jo. PP 19 /2013 tentang Pemberhentian PNS; - Pasal 87 ayat (4) huruf b UU 5/2014 tentang ASN; - Pasal 250 huruf b PP 11/2017 tentang Manajemen PNS; - Surat Kepala BKN Nomor K 26-30/V 55-5/99 tanggal 17 April 2018; Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan CATATAN PASAL 139 – UU 5/2014 Pada saat UU ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No. 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan UU ini. PNS KASUS TIPIKOR
  • 65. 98 INSTANSI PUSAT 2.259 INSTANSI DAERAH 2.357 DATA PNS TIPIKOR = PTDH (70.83%) = BELUM PTDH (29.17 %) 68 28 TDK DIPROSES = 23 PDH APS = 3 PENSIUN = 2 DATA PENYESUAIAN 96 DATA PENYESUAIAN 2.088 DATA PENYESUAIAN 171 1.869 219 = PTDH (89. 320%) = BELUM PTDH (10.680%) PENSIUN = 10 PDH APS = 37 Meninggal Dunia = 8 TDK DIPROSES = 164 PINDAH INSTANSI LAIN/MUTASI = 29 DOUBLE KEPUTUSAN = 83 TIDAK TERBUKTI = 29 BLM INKCRACHT = 30 Status Jumlah PNS yang Telah PTDH TIPIKOR (Tindak Lanjut Kesepakatan Kemendagri, Kemenpan RB dan BKN) Pertanggal 17 September 2019 Keterangan : APS (Atas Permintaan Sendiri)
  • 66. TINDAKAN HUKUM TERHADAP ASN DI INSTANSI DAERAH (1)Penyidik memberitahukan kepada kepala daerah sebelum melakukan penyidikan terhadap ASN di instansi Daerah yang disangka melakukan pelanggaran hukum dalam pelaksanaan tugas. (2)Ketentuan ayat (1) tsb di atas tidak berlaku apabila: a. Tertangkap Tangan melakukan tindak pidana; b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; dan/atau c. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara (3)Penyidikan pada ayat (2) diberitahukan kepada kepala daerah dalam jangka waktu paling lama 2 x 24 jam. Pasal 384 UU 23/2014
  • 67. 1 2 3 4 5 ANCAMAN PIDANA (Kategori Paling Singkat 5 Tahun dalam “UU Narkotika”) Pengguna/pemberi trhdp org lain; plg singkat 5 th. (Ps.116, 121, 126) Menanam, memiliki, menguasai Narkotika; Paling Singkat 5 Th (Pasal 111 ayat (2), 112 ayat (2), 117 ayat (2), 122 ayat (2)) penjual, pembeli, penyalu narkotika; plg singkat 5 th (Ps. 114, 119, 124) Produsen/Penyalur Narkotika; Paling Singkat 5 th, Seumur hidup, atau pidana mati (Pasal 113, 118, 123) Pembawa atau pengirim; Plg singkat 5 th.(Ps. 115,120)
  • 68. TINDAKAN HUKUM TERHADAP ASN DI INSTANSI DAERAH … (2) (1)Masyarakat dapat sampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan ASN di instansi Daerah kepada APIP dan/atau APH. (2)APIP wajib perikas atas dugaan penyimpangan yang diadukan oleh masyarakat. (3)APH melakukan pemeriksaan atas pengaduan masyarakat, setelah terlebih dahulu berkoodinasi dengan APIP atau lembaga pemerintah non kementerian yang membidangi pengawasan. (4)Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bukti adanya penyimpangan bersifat administratif, proses lebih lanjut diserahkan kepada APIP. ( a.l: UU 30/2014 jo. PP. 48/2016) (5)Jika berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan bukti adanya penyimpangan yang bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada APH sesuai ketentuan PUU- an. Pasal 385 UU 23/2014
  • 69. SIMPULAN & SARAN 1) Penegakkan Hukum Kepegawaian yang Adaptif & Responsif. 2) Penegakkan Hukum Kepegawaian setidak-setidaknya harus memenuhi tolok ukur aspek: Kewenangan, Substansi, dan Prosedur. Pemenuhan 3 aspek tersebut membutuhkan sinergitas para pihak/pejabat berwenang. 3) Diperlukan monitoring & evaluasi secara berkesinambungan untuk menghimpun data & informasi faktual guna memastikan pemenuhan 3 aspek pada angka 1 (satu) dalam penegakkan hukum kepegawaian. 4) Penegakan Hukum Kepegawaian adakalanya bersifat kasuistis (casuistich), sehingga dibutuhkan kemampuan dan pendekatan yang bersifat khusus.
  • 70. SUBSTANSI KEWENANGAN PROSEDUR TOLOK UKUR PENEGAKKAN HUKUM KEPEGAWAIAN TOLOK UKUR SIFAT KEPUTUSAN CONDEMNATOIR DEKLARATOIR KONSTITUOIR Naturlijk Person Recht Person ROZIBENI@GMAIL.COM Pemenuhan Asas: Audi Alteram Partem dalam Penegakkan Hukum Kepegawaian
  • 72. HUKUMAN DISIPLIN PNS • Netralitas ASN dalam Pilkada: “Jika Netral, maka jabatanpun terancam netral” • TEMBOK CHINA ditembus musuh karena gratifikasi (invidual).