Dokumen tersebut membahas pedoman pengembangan budaya kerja aparatur negara dengan menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral dan profesionalisme. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, arahan kebijakan, manfaat, syarat, metode dan nilai-nilai dasar yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja aparatur negara.
2. Kep.Men.PAN No.
25/KEP/M.PAN/4/2002
Tentang Pedoman
Pengembangan Budaya
Kerja Aparatur Negara
Lampiran I
Kebijakan Pengembangan Budaya Kerja Aaparatur
Negara
1. Latar Belakang
2. Arah Kebijakan Pengembangan Budaya Kerja
3. Manfaat Pengembangan Budaya Kerja
4. Syarat-syarat Pengembangan Budaya Kerja
5. Metode Pengembangan Budaya Kerja
6. Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja
7. Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja
8. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Kerja
Lampiran II
Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara
1. Pokok-pokok Pikiran
2. Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja
Lampiran III
Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja Aparatur Negara
Lampiran IV
Sosialisasi Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara
3. PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA
APARATUR NEGARA
LATAR BELAKANG
Tantangan yang dihadapi aparatur
negara cukup memprihatinkan,
terutama dalam praktek selama ini
para pemimpin dan aparatur negara
masih sering mengabaikan nilai-nilai
moral dan budaya kerja aparatur
negara
LANDASAN HUKUM
Kep.Men.PAN No. 4/1991 tentang Pedoman Pemasyarakatan
Budaya Kerja
TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih Bebas KKN
TAP MPR No. VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah
Kebijaksanaan Pemberantasan dan Pencegahan KKN
TAP MPR No. II dan VI/MPR/2002
BUDAYA KERJA
Merupakan cara pandang seseorang terhadap bidang yang ditekuninya dan prinsip-prinsip
moral yang dimilikinya, yang menimbulkan keyakinan yang kuat atas dasar nilai-nilai yang
diyakini, memiliki semangat yang tinggi dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan prestasi
kerja yang baik
SASARAN UTAMA
Mewujudkan aparatur negara yang etis, bermoral, profesional, berdisiplin, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pekerjaannya sehari-hari agar dapat
meningkatkan produksi, kualitas pelayanan masyarakat dan daya saing di dalam negeri
maupun dunia internasional
4. SASARAN JANGKA PENDEK DAN MENENGAH (ARAH KEBIJAKAN)
1) Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral dan budaya kerja produktif kepada setiap aparatur negara
2) Memperbaiki persepsi, pola pikir dan perilaku aparatur negara yang menyimpang dalam
penyelengaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, sekaligus untuk
mempercepat pemberantasan praktek KKN;
3) Meningkatkan kinerja aparatur negara melalui kelompok-kelompok kerja dan forum-forum
profesional,
4) Memperbaiki citra aparatur negara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada aparatur
pemerintah
NILAI-NILAI DASAR BUDAYA KERJA
Nilai-nilai dasar budaya kerja terdiri dari 34 unsur nilai atau 17 pasang nilai yang diharapkan dapat dikembangkan oleh
setiap aparatur negara, sehingga antara nilai-nilai yang diyakini dan budaya kerja sebagai bentuk aktualisasi keyakinan
tersebut, akan menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab terhadap peningkatan produktivitas dan kinerja.
Komitmen dan konsisten; Wewenang dan tanggung jawab; Keikhlasan dan kejujuran; Integritas dan profesionalisme;;
Kreativitas dan kepekaan/sensivitas; Kepemimpinan dan keteladanan; Kebersamaan dan dinamika kelompok kerja;
Ketepatan / keakurasian dan kecepatan; Rasionalitas dan kecerdasan emosi; Keteguhan dan ketegasan; Disiplin dan
keteraturan bekerja; Keberanian dan kearifan; Dedikasi dan loyalitas; Semangat dan motivasi; Ketekunan dan kesabaran;
Keadilan dan keterbukaan; Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas/pekerjaan, terutama metode analisis dan pengambilankeputusan, keahlian/keterampilan manajerial, teknis, hukum,
administrasi, keterampilan social dan komunikasi.
5. TAP MPR NO. II/MPR/2002
Tentang
Rekomendasi Kebijakan untuk mempercepat Pemulihan
Ekonomi Nasional
Bahwa untuk menghindari ekonomi biaya tinggi haruslah dilakukan melalui
penataan kelembagaan negara, reformasi birokrasi, pemberantasan segala bentuk
pungutan liar dan KKN. Karenanya dalam rekomendasi kebijakan MPR
menyebutkan perlunya kemauan politik riil seluruh penyelenggara negara, elite
politik, dan seluruh masyarakat untuk memberikan prioritas utama terhadap
upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu MPR mendesak
terciptanya penyelenggara negara dan pengelola dunia usaha yang baik dan
bersih dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah untuk memperlancar dan
mengembangkan lebih lanjut kehidupan dunia usaha, termasuk pemberatansan
penyelundupan secara tegas dan tuntas.
6. TAP MPR NO. VI/MPR/2002
Tentang
Rekomendasi Atas Pelaksanaan Putusan MPR No.
X/MPR/2001 Oleh Presiden dan Lembaga Tinggi Negara
Lainnya huruf f tentang Reformasi Birokrasi
Bahwa kultur birokrasi yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat dan abdi
negara sering merugikan dan bahkan menjadi beban masyarakat dan negara.
MPR melalui TAP No. VI tersebut merekomendasikan kepada Presiden untuk
membangun kultur birokrasi Indonesia yang transparan, akuntabel, bersih, dan
bertanggung jawab serta menjadi pelayan masyarakat, abdi negara, contoh, dan
teladan masyarakat.
7. PEMBANGUNAN FISIK
Versus
PEMBANGUNAN SDM APARATUR NEGARA
Bila Aparatur Negara tidak segera menyadari kekeliruan
cara berfikir dalam memahami dan menjabarkan
PROPENAS/GBHN, maka pembangunan moral dan
profesionalisme Aparatur Negara akan tetap terus
terabaikan sehingga sangat sulit dilaksanakan,
walaupun konsep Strategi dan Implementasi
Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara telah
disiapkan dengan baik.
8. background
masih dirasakan bahwa belum semua instansi
mempunyai budaya kerja yang cukup kuat untuk
mempengaruhi tingkat produktifitas dan kinerja
individu aparatur negara
penggunaan sistem dan metode kerja yang relevan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (universal & terbuka) menjadi sangat
penting agar nilai-nilai, kepercayaan dan norma-norma
yang telah disepakati akan berpengaruh besar terhadap
peningkatan produktivitas dan kinerja
Strategi dan
Metode
dalam
Manajemen
Strategis
Efektif
dan
Efisien
Sosialisa
si
Internali
sasi dan
Institusi
9. I. Pengembangan Jati Diri,
Sikap & Perilaku
II. Pengembangan Kerjasama
dan Dinamika Kelompok
Kerja
III. Memperbaiki Kebijakan
Publik
IV. Memperbaiki Sistem
Manajemen dan Pelayanan
Masyarakat
V. Meningkatkan Efektifitas
Pengawasan dan
Penegakan Hukum
Penerapan
Nilai-nilai
Budaya Kerja
Aparatur
Negara
10. a. Memahami Jati
Diri
b. Perilaku Aparatur
Negara
c. Pengembangan
Kultur Pelayanan
Aporatur Negara
Budaya Kerja
(Corporate Culture)
Sekumpulan nilai,
sistem dan perilaku
manajemen dan
karyawan untuk
mencapai sesuatu.
I. PENGEMBANGAN JATI DIRI, SIKAP & PERILAKU
PEDOMAN PENGEMBANGAN SIKAP &
PERILAKU APARATUR NEGARA
SEBAGAI PELAYAN MASYARAKAT
YANG BAIK
a) Berorientasi pada pelayanan
masyarakat
b) Mengembangkan Profesionalisme
c) Membangun jiwa dan semangat
melayani
d) Memberikan insentif
e) Menumbuhkembangkan Budaya Malu
11. MENGABAIKAN :
- Nilai-nilai dasar Budaya Kerja
- Rendah Komitmen
- Konsistensi, disiplin, jujur, kreatif
- Kurang bertanggung jawab dalam
melaksanakan hukum dan
peraturan
- Melecehkan kebijakan negara dan
prinsip-prinsip manajemen
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN JATI DIRI
APARATUR NEGARA
1. BERSUJUD & BERSYUKUR KEPADA TUHAN YANG
MAHA ESA
2. RENUNGKAN KEMBALI SIAPA DIRI KITA
3. RENUNGKAN KEMBALI KELEMAHAN & KEKURANGAN
4. TENTUKAN DAN PERBAIKI TUJUAN KEHIDUPAN
5. TEGUH DALAM KOMITMEN
6. BUAT RENCANA KERJA
7. LAKSANAKAN RENCANA KERJA SECARA KONSISTEN
8. EVALUASI, INTROSPEKSI DAN KOREKSI SETIAP HARI
9. BERSUJUD, BERSYUKUR DAN BERSERAH DIRI
KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
KINERJA
BANGSA
TERENDAH
DI ASIA
TENGGAR
A
12. a. Faktor Keberhasilan
Komitmen para atasan
Sadar DKK cara penting untuk
kembangkan SDM dan kinerja
Pemerintah
Nilai-nilai dasar (sikap & perilaku)
yang positif dan produktif dapat
dipahami oleh semua
Kesediaan untuk transparan -terbuka
untuk perubahan
Saling percaya
Terkait langsung dengan pelaksanaan
tugas
Perhatian besar & dukungan penuh
Tindak lanjut nyata
Dukungan sosial dari lingkungan
kerja
Dilaksanakan secara teratur dan
berkesinambungan
b. Faktor Kerjasama dalam
kelompok kerja
Nilai hakiki dan satu keharusan
Team work: hasil lebih besar
Motivasi tinggi
Interaksi positif
Komitmen, konsistensi, kejujuran,
kreativitas dan terbuka
Target jelas dan disepakati
Pembagian tugas jelas & adil
Kebanggaan kelompok
Penyelesaian konflik
Stabilitas kelompok
Suasana kondusif
Proses sosialisasi, internalisasi
Menghormati norma/aturan
Kesediaan berkorban
Interaksi terbuka, lancar & harmonis
II. PENGEMBANGAN KERJASAMA DAN DINAMIKA KELOMPOK KERJA
13. c. Dinamika Kelompok Kerja
Gaya Kepemimpinan Partisipatif menunjukkan pandangan dan sikap
kebersamaan adalah hal utama dalam meningkatkan kinerja aparatur negara
Dinamika Kelompok Kerja : melahirkan keeratan hubungan, komitmen yang
tinggi, konsistensi pelaksanaan tugas dan aturan yang jelas.
Manfaat Pengembangan Dinamika Kelompok Kerja
Keberanian anggota lebih besar dalam mengambil keputusan dan resiko
Tekad dan semangat kerja meningkat
Komunikasi mendorong semangat dan jiwa kebersamaan
Rasa solidaritas meningkat
Kesamaan persepsi; rasa senasib dan kesediaan untuk memikul resiko dan
tanggung jawab bersama meningkat
Kesetikawanan makin dalam
Pandangan dan cara kerja lebih sinergis
Sistem pengendalian internal semakin efektif
14. Diperlukan : Pimpinan yang
1 Tanggap, tangguh, tangkas, tegas dan berwibawa, dipatuhi, dihormati, dipercaya dan
disegani
2 Memiliki komitmen yang tinggi pada visi, misi, kelompok kerja, jujur, disiplin, professional,
kreatif, arif dan konsisten.
3 Berwenang dan partisipatif
Unggul : ilmu, ahli, pengalaman, prestasi, moral, sikap dan perilaku
4) Berwibawa pro jaga moral dan penyelamat organisasi (stabilitator, dinamisator, akselerator)
d. Kepemimpinan Kelompok Kerja
• masalah psikologis yang rumit, tidak terlihat, tapi ada
• persaingan atasan, persaingan anggota
• kerjasama menuntut hubungan harmonis
• pengembangan menuntut semangat, motivasi kerja, prestasi tinggi
Melakukan :
persaingan tidak sehat, tidak transparan
disintegrasi kelompok
kinerja merosot tajam, lamban
16. TUGAS, KEWAJIBAN & TANGGUNG JAWAB APARATUR NEGARA
CIPTAKAN
SUASANA
KONDUSIF
WUJUDKAN
HAK &
KEWAJIBAN
WARGA
NEGARA :
TERTIB, ADIL,
BAIK DAN
BENAR
- diterima
- dilaksanakan
- dipertanggung-
jawabkan
- Efektif
- Efisien
1. Kepastian Hukum
2. Transparan
3. Demokratis
4. Profesional
5. Akuntabilitas (Lakip) 7%
Pengambilan & Pelaksanaan Keputusan
PRINSIP-PRINSIP TATA PEMERINTAHAN
YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
17. Faktor yang
sering di-
lupakan
dalam
Pengambila
n kepu-
tusan
Kebijakan
Publik
- Perlindungan HAM
- Kelestarian Alam dan Lingkungan Hidup
- Rasa Keadilan Sosial
- Keberpihakan pada kaum miskin/lemah
- Orientasi Jangka Pendek
- Serakah, masa bodoh/peduli
- Arogansi pejabat/merasa berkuasa
- Merasa benar sendiri
- Perhatian sungguh-sungguh
- Pemikiran yang jernih
- Pertimbangan mendalam
1. Komitmen
2. Memiliki Hati Nurani
3. Konsistensi
4. Kejujuran, Keteguhan, Kearifan, Disiplin, Tanggung
jawab Tinggi
5. Tidak Mudah Tergoda
APARATUR NEGARA YANG BERBUDAYA TINGGI
18. b. Langkah-langkah Perbaikan Kebijakan dan Pelayanan Publik
1) Memperjelas Hubungan Wewenang dan Tanggung Jawab
Antar Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
2) Penataan Organisasi dan Ketatalaksanaan
* Sepadan/tidak sebanding anggaran dan sumber-sumber yang digunakan
* Instansi yang tepat dengan hasil kualitas terbaik ?
* Dapat ditangani unit lain, termasuk swasta ?
* Tidak dapat diwujudkan oleh siapapun tapi diperlukan masyarakat
* Budaya Kerja jadi sistem aturan formal bagi perilaku operator
* Budaya kerja jadikan aparatur negara lebih baik tentang apa yang mereka kerjakan,
memotivasi semangat kerja
* Standar kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan masyarakat
* Cek peraturan/perundang-undangan, telah sesuai dengan yang diperlukan masyarakat
* Mengiliminasi pemisahan hubungan pemerintah dan swasta
III. MEMPERBAIKI KEBIJAKAN PUBLIK
19. 3) Menerapkan Pengendalian Mutu Kinerja
* Melibatkan seluruh sistem dan potensi
* Hindari kesalahan,
* Efisien & efektif
* Tidak menyimpang dari tingkatan pengawasan
4) Perubahan Sikap Mental & Perilaku
* tidak memaksakan kewenangan secara
tidak bertanggung jawab
* berorientasi pada pelayanan masyarakat
* melayani bukan dilayani
* bermental positif, profesional
20. 1) - Perlu analisa sistematis & tepat sasaran
- Tahu apa yang diperbaiki
- Tahu penyebab & masalahnya
- Tahu cara memperbaikinya
Kriteria Layanan yang Baik
- Adanya kepastian waktu biaya dan kualitas
- Sikap ramah dalam melayani
- Adanya Informasi yang terpercaya & mudah diketahui
- Petugas sesuai dengan kompetensi
- Tidak diskriminatif dan tidak KKN
Kenyataan Yang Ada (Menonjol)
- Layanan bernuansa KKN - Kualitas layanan rendah
- Informasi sedikit/ditutupi/tertutup - Diskriminatif – membingungkan
- Prosedur berbelit/birokratis - Kurang kapasitas/perawatan
- Kompetensi & Karakter aparatur rendah - Tumpang tindih/kurang koordinasi
IV. MEMPERBAIKI SISTIM MANAJEMEN & PELAYANAN MASYARAKAT
21. IV. MEMPERBAIKI SISTIM MANAJEMEN & PELAYANAN MASYARAKAT
2) Perumusan Masalah
* Tepat dan Benar
* Kecuali masalah & penyimpangan
* Informasi lengkap
3) Sistem Pengambilan Keputusan
* Terjadi dengan baik, tepat, cepat
* Berdasarkan Informasi tepat & lengkap
* Berkompeten
* POAC
4) Perencanaan Terpadu
* Fokus pada Visi dan Misi
* Sesuai keinginan masyarakat & stakeholder
* Tepat waktu dan berkualitas
* Berkompeten, komitmen & konsisten
* Lintas Sektor – mantap
* Disiplin, dedikasi, loyalitas & komitmen pada kesra masyarakat
22. 5) Pengorganisasi Tepat Guna
* Pro wujudkan Visi & Misi dan tujuan * Sesuai kondisi lokal
* Pelayanan prima * Informasi tersedia/jelas/dimengerti
* Birokrasi ringkas * Jelas waktu penyelesaian
* Proses cepat, pergunakan iptek (e.gov)
6) Pemberdayaan SDM
* Sesuai kompetensi: Sistem rekrutmen, penempatan, penugasan
* Diklat dan pengembangan karier
* Pemberdayaan Aparatur
7) Pengendalian Pelaksanaan Manajemen Pelayanan Masyarakat
* Profesional, kompeten, berkarakter * Penggunaan Iptek
* Melayani + Sistem * Pengadaan sistem pengawasan
* Re – check - koreksi
8) Pemeriksaan Hasil Kerja
* Jangan percaya pada laporan ABS
* Turun lanagsung
* Cek komitmen, kualitas, profesionalisme
IV. MEMPERBAIKI SISTIM MANAJEMEN & PELAYANAN MASYARAKAT
23. Manusia terlahir dengan fitrah untuk berbuat baik, dan semua ajaran (di keluarga &
sekolah) untuk berbuat baik & jujur – pengaruh kebutuhan & lingkungan -- dapat
kembali
Profesionalisme tanpa akhlak
maka akan membuahkan sosok manusia yang cerdas secara intelektual tapi bodoh
secara moral
Paradigma Baru/Pendekatan
1) Meningkatkan kualitas kebijakan, pelaksanaan pelayanan masyarakat dan control social dari
masyarakat
2) Membangun Citra Aparatur Negara yang bersih, profesional, bertanggung jawab dan terpercaya
3) Mendukung penegakan hukum dan keadilan secara transparan, tertib dan proporsional
4) Membangun sensitivitas fungsi-fungsi manajerial pada pejabat birokrasi pemerintah
5) Mendorong perbaikan pengorganisasian, metode kerja dan ketatalaksanaan birokrasi pemerintah untuk
perbaikan pelayanan masyarakat
6) Menggiatkan dan mendinamisasikan pelaksanaan aparat pengawasan fungsional dan aparat penegak
hukum lainnya.
Langkah-langkah tersebut didukung oleh :
Peningkatan kesejahteraan aparatur negara
Kelengkapan sarana dan prasarana
Peningkatan sistem Pengawasan & Hukum
Penilaian Kinerja & Sanksi
Pengembangan nilai-nilai moral
V. MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGAWASAN
DAN PENEGAKAN HUKUM
24. SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA
Pengembangan Budaya Kerja diarahkan untuk meningkatkan
Produktivitas dan Kinerja Pemerintah melalui pembinaan
Aparatur Negara untuk mewujudkan
kepemerintahan yang baik (Good Governance)
Melalui budaya kerja:
terbentuk perilaku aparatur negara yang kokoh
pelayanan masyarakat yang efektif dan efisien
melakukan evaluasi secara reguler:
sejauh mana kebijakan public dapat efektif memenuhi kebutuhan
masyarakat
sejauh mana pelayanan masyarakat telah menyimpang dari tolok ukur
standar pelayanan masyarakat
Sosialisasi Budaya Kerja menjadi sangat penting untuk membangun budaya inti
yang kuat untuk menjamin tindakan bersama karenanya perlu sosialisasi yang
tepat, bertujuan:
Menyampaikan informasi yang jelas dan kontinyu tentang budaya kerja
Menjaring masukan bagi upaya perbaikan selanjutnya
25. Langkah-langkah Sosialisasi & Pengembangan Budaya Kerja
a. Internalisasi dan institusionalisasi
Komitmen dan keteladanan pimpinan melaksanakan secara nyata dan
konsisten visi, misi dan aturan-aturan yang berlaku
Mengembangkan Dinamika Kelompok: meningkatkan kinerja,
memperbaiki tata laksana, dan metode kerja.
b. Mengembangkan partisipasi dan opini public untuk
mendukung program Budaya Kerja, libatkan pakar, LSM,
tokoh masyarakat, serta media massa.
c. Pendidikan dan Latihan
Memasukkan kurikulum pengembangan Budaya Kerja kedalam Diklat
Kepemimpinan.
Pelatihan untuk fasilitator melalui Diklat Teknis Khusus – dengan
instruktur professional
Kelompok Budaya Kerja (KBK)
26. SOSIALISASI PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA
MELALUI MEDIA MASSA
a. Menggelar komunikasi sosial secara luas dan terbuka bagi semua lapisan
masyarakat melalui media massa dan karya seni lainnya secara teratur dan
intensif dengan muatan nilai-nilai moral dan nilai kerja produktif yang
diperlukan.
b. Disampaikan oleh para pakar yang terpercaya secara dialogis sehingga
dapat menyentuh hati nurani masyarakat, tidak bersifat indoktrinasi.
c. Memberikan informasi secara lugas, benar dan jujur sehingga masyarakat
dapat mengoreksi kekeliruan-kekeliruan yang terjadi di masa lalu
(sekarang).
d. Secara bertahap diarahkan untuk membangun moral, integritas,
profesionalisme, kualitas kinerja dan pelayanan pemerintah sehingga dapat
memperbaiki citra birokrasi dapat memulihkan kepercayaan masyarakat.
e. Kedalam jajaran birokrasi pemerintah dilakukan sosialisasi dan usaha
terpadu dengan pelaksana program kerja dan evaluasi kinerja atau
akuntabilitas masing-masing unit.
Berita, liputan khusus, Dialog interaktif, Talkshow, Iklan layanan
masyarakat, sinetron, Gita Wacana
27. SePULUH PRINSiP GOoD GOVeRNANCE
Tata pemerintahan yang baik
Partisipasi
Mendorong setiap warga untuk menggunakan
hak dalam menyampaikan pendapat dalam
proses pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penegakan Hukum
Mewujudkan adanya penegakan hukum
yang adil bagi semua fihak tanpa pengecualian,
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.
Transparan
Menciptakan kepercayaan timbal balik,
antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
Kesetaraan
Memberi peluang yang sama bagi setiap
anggota masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan
Daya tanggap
Meningkatkan kepekaan para penyelenggara
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat,
tanpa kecuali.
Wawasan kedepan
Membangun daerah berdasarkan visi dan
strategi yang jelas dan mengikutsertakan
warga dalam seluruh proses pembangunan,
sehingga warga merasa memiliki dan ikut
bertanggung jawab terhadap kemajuan
daerahnya.
Akuntabilitas
Meningkatkan akuntabilitas para pengambil
keputusan dalam segala bidang, yang
menyangkut kepentingan masyarakat luas.
Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap
Penyelenggaraan pemerintahan dan pem-
banguan dengan mengusahakan
keterlibatan swasta dan masyarakat.
Efisiensi & efektif
Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada
Masyarakat dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
Profesionalisme
Meningkatkan kemampuan dan moral penye-
lenggara pemerintahan agar mampu memberi
Pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan
biaya yang terjangkau
30. KOMPETENSI muncul dari interaksi penguasaan teori, praktek,
dan analisis, penguasaan ketiga komponen tersebutlah yang akan
melahirkan knowledge, sensitivity, skills, dan values.
Penguasaan pengetahuan adalah kemampuan untuk mengerti
bidang profesi tertentu, karena knowledge atau pengetahuan
adalah pembelajaran teori dan prinsip-prinsip. Penguasaan
pengetahuan adalah dasar untuk mendukung sensivity atau
sensitivitas, yang akan membimbing ke arah pengembangan
skills atau keterampilan serta membantu seseorang untuk
mengertii dan paham dalam menerapkan values atau nilai-nilai
standar yang ada dalam bidang profesi tertentu.
• Dimana letaknya pengalaman ?
experience
• Dimana letaknya profesionalisme ?
31. SePULUH PRINSiP GOoD GOVeRNANCE
Tata pemerintahan yang baik
Partisipasi
Mendorong setiap warga untuk menggunakan
hak dalam menyampaikan pendapat dalam
proses pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penegakan Hukum
Mewujudkan adanya penegakan hukum
yang adil bagi semua fihak tanpa pengecualian,
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.
Transparan
Menciptakan kepercayaan timbal balik,
antara pemerintah dan masyarakat
melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
Kesetaraan
Memberi peluang yang sama bagi setiap
anggota masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan
Daya tanggap
Meningkatkan kepekaan para penyelenggara
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat,
tanpa kecuali.
Wawasan kedepan
Membangun daerah berdasarkan visi dan
strategi yang jelas dan mengikutsertakan
warga dalam seluruh proses pembangunan,
sehingga warga merasa memiliki dan ikut
bertanggung jawab terhadap kemajuan
daerahnya.
Akuntabilitas
Meningkatkan akuntabilitas para pengambil
keputusan dalam segala bidang, yang
menyangkut kepentingan masyarakat luas.
Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap
Penyelenggaraan pemerintahan dan pem-
banguan dengan mengusahakan
keterlibatan swasta dan masyarakat.
Efisiensi & efektif
Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada
Masyarakat dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
Profesionalisme
Meningkatkan kemampuan dan moral penye-
lenggara pemerintahan agar mampu memberi
Pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan
biaya yang terjangkau
32. Tata Kepemerintahan Yang Baik
VERSI BAPPENAS (2002)
Terdiri dari 14 karakteristik
1. V i s i o n e r
2. Transparan
3. Responsif
4. Akuntabel
5. Profesionalitas
6. Efisien dan Efektif
7. Desentralisasi
8. Demokratis dan Berorientasi Pada Konsensus
9. Partisipatif
10. Kemitraan
11. Supremasi Hukum
12. Pengurangan Kesenjangan
13. Komitmen Pada Pasar
14. Komitmen Pada Lingkungan Hidup
33. PELAYANAN BIROKRASI JELEK ? KKN ?
Sampaikan Temuan Saudara Ke
Tromol Pos 5000 JKT
Atau melalui e-mail:
tp5000@exchange.menpan.go.id
LAYANAN MASYARAKAT INI DISAMPAIKAN ATAS KERJASAMA
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DENGAN TVRI
LOGO
TVRI