SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
1
MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : LUSI NIRMALA
KELAS : 2T-MA
NIM : 11011700151
RUANG : B.1.2
HARI : MINGGU, 09.30 – 11.00
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS
TAHUN 2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Serang, 23 Mei 2018
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
Pendahuluan..............................................................................................................................5
Latar Belakang..........................................................................................................................5
Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
Tujuan Pembahasan...................................................................................................................5
BAB 9 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL....................................................6
9.1. Definisi Capital Budgeting................................................................................6
9.2. Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal.......................................................8
9.3. Rasionalisasi Modal.........................................................................................10
9.4. Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi...............................................11
BAB 10 ARUS KAS & RESIKO PROYEK..........................................................................13
10.1. Definisi Aliran Kas..........................................................................................13
10.2. Pengenalan Analisis Resiko............................................................................17
BAB 11 BIAYA MODAL......................................................................................................19
11.1. Definisi dan Fungsi Biaya Modal....................................................................19
11.2. Biaya Laba Ditahan.........................................................................................20
11.3. Pendekatan Teoritis dan Struktur Modal.........................................................21
11.4. Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik......................................................24
BAB 12 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN................36
12.1. Definisi Struktur Modal.................................................................................36
12.2 Definisi Leverage...........................................................................................36
12.3. Kebijakan Dividen..........................................................................................37
BAB 13 MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA
. PANJANG PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI,
. PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS........................................41
4
13.1. Definisi Hutang Jangka Panjang.....................................................................41
13.2. Merger.............................................................................................................43
BAB 14 ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BADAN USAHA
MILIK SWASTA (BUMS) DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN
. CARA MENGATASINYA SECARA UMUM.............................................................48
14.1. Analisa Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan BUMS dan BUMN...............48
14.2. Metode Memprediksi Kebangkrutan ..............................................................48
14.3. Alternatif – Alternatif Mengatasi Kesehatan Dan Prediksi Kebangkrutan
. Perusahaan.......................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................52
5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin banyaknya jasa keuangan perbankan di negara Indonesia, seharusnya diimbangi
dengan pengetahuan tentang suku bunga. Namun banyak orang yang kurang paham mengenai
tingkat dan perilaku suku bunga, bahkan pengertian dari bunga dan suku bungapun ada yang
belum tahu sama sekali. Di sini kami mencoba memaparkan beberapa penjelasan tentang
tingkat dan perilaku suku bunga.
Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan atau nasabah
sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Suku bunga merupakan salah satu
variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang
luas dan mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai
dampak penting terhadap kesehatan perekonomian suatu negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknik penganggaran barang modal?
2. Apa yang dimaksud dengan arus kas & resiko proyek?
3. Apa yang dimaksud dengan biaya modal?
4. Apa yang dimaksud dengan struktur modal dan laverage & kebijakan dividen?
5. Apa yang dimaksud dengan modal saham dan peranan bank investasi?
6. Bagaimana cara menganalisa kesehatan dan prediksi kebangkrutan BUMS dan BUMN?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknik penganggaran barang modal.
2. Untuk mengetahui pengertian dari arus kas & resiko proyek.
3. Untuk mengetahui pengertian dari biaya modal.
4. Untuk mengetahui pengertian dari struktur modal dan leverage & kebijakan dividen.
5. Untuk mengetahui pengertian modal saham dan peranan bank investasi.
6. Untuk mengetahui cara menganalisa kesehatan dan prediksi kebangkrutan BUMS dan
BUMN.
6
BAB 9
TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL
Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Anggaran
(budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas
keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar
rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam
anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama
sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
Tahap-Tahap Penganggaran Modal
1. Biaya proyek harus ditentukan.
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk
nilai akhir aktiva.
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran
kas).
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal
(cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan
untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya.
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting.
Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin
baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada
mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan
sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus
diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran
kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang
diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya
diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang
memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
9.1. Pengertian Capital Budgeting
7
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting
“Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesments
consistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi juga berarti
pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan
diterima lebih dari satu tahun mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut:
“Capital Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to
extend beyond one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan
menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut
sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,
sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi
tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan
yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial
decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi
untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah,
mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber
pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting
dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah
ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang
paling baik.
-. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan
aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
-. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
-. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2
dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
-. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman
modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1
tahun.
*. Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama
sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
*. Motif Capital Budgeting
 Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
 Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
 Modernisasi atas aktiva tetap
8
*. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
 Penambahan dan perluasan fasilitas
 Produk baru
 Inovasi dan perluasan produk
 Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b)
penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih
 Menyewa/membuat atau membeli
 Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan
keamanan
 Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek
yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
9.2. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
 Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis
sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya
imbuhnya (marginal cost).
 Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal
returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi
dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan
akan modal untuk investasi.
 Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya
imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya
tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yang dapat diperoleh
*. Jenis Proyek
-. Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi
usulan proyek lainnya).
-. Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih suatu
proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
*. Ketersediaan Dana
 Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen
project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
 Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan
mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal
2. Proses Capital Budgeting
Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
 Pembuatan Proposal
9
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis.
Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa
uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.
 Kajian dan Analisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai
tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi
kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan
menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat
diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang
ditujukan untuk para pengambil keputusan.
 Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran.
Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai
dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan
akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
 Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera
dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.
 Follow Up (tindak lanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi
berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan
analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan
tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering
diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan
akurasi cash flow yang diestimasi.
3. Jenis-jenis Investasi
Investasi dapat dilaksanakan oleh perusahaan tergantung motif dasar perusahaan yakni
semakin tinggi tingkat hasil pengembalian atas investasi tersebut. Investasi tersebut terdiri
10
dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Definisi investasi sebagai
berikut: “The commitment of funds to one of more assets that will be held over some future
time period”. Definisi tersebut mengartikan bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana
untuk menjadi satu atau lebih aset yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu di
masa yang akan datang. Selanjutnya Jones menggolongkan jenis investasi sebagai berikut:
a. Financial Assets. Pieces of paper evidencing a claim on some issuer
b. Real Assets. Physical assets, such as gold or real estate
c. Marketable Securities. Financial assets that are easily and cheaply traded in
organized markets.
9.3. Rasionalisasi Modal
Persoalan rasionalisasi modal (capital rationing) akan muncul apabila terdapat batasan dana
yang tersedia dan dihadapkan pada suatu portfolio dari investasi. Oleh karena itu kita perlu
memilih beberapa alternatif investasi yang dapat dicapai dari anggaran yang tersedia dengan
tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Untuk itu perlu diperhatikan dua sifat umum dari
berbagai investasi tersebut, diantaranya dikemukakan adalah:
1. Independent projects yakni proyek yang cash flownya tidak berhubungan atau tidak
tergantung diantara satu proyek dengan proyek lainnya. Penerimaan atas salah satu
proyek dengan alasan tertentu tidak akan mengeliminasi proyek lainnya. Apabila
sebuah perusahaan memiliki banyak anggaran dana yang tersedia untuk
diinvestasikan, kriteria penerimaan atas proyek akan lebih mudah. Semua pilihan
investasi yang menghasilkan keuntungan yang paling besar akan langsung dapat
diterima.
2. Mutually exclusive project adalah proyek yang memiliki fungsi yang sama dan
bersaing satu sama lainnya. Penerimaan suatu proyek akan mengeliminir proyek
lainnya yang setara.
3. Cash Flow dan Metode Investasi
1. Initial Investment
Batasan investasi awal sangat relevan dengan sejumlah cash out flow yang dipertimbangkan
ketika mengevaluasi prospektif penganggaran barang modal. Investasi awal (initial
invesment) dilakukan pada nol waktu (time zero), yakni waktu ketika anggaran dikeluarkan.
Investasi awal diperhitungkan dengan mengurangi semua cash inflow yang terjadi pada saat
‘time zero’ dengan seluruh cash outflow yang terjadi pada saat ‘time zero’. Rumusan dasar
untuk menentukan investasi awal adalah biaya pembelian aset baru ditambah biaya instalasi
dikurangi pajak penjualan aset lama. Format dasar penentuan Initial Invesment yakni sebagai
berikut:
“The basic Format for Determining Initial Investment
Installed cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-tax proceeds from
sale of sold assets”.
Dengan adanya initial invesment tersebut akan mempengaruhi dan akan merubah Net
Working Capital (Modal Kerja Bersih, (NWC) dari suatu perusahaan. Apabila sebuah
11
perusahaan bermaksud membeli kapal dalam rangka ekspansi maka baik level produksinya,
atau tingkat kas, piutang, persediaan, maupun hutang dagangnya akan meningkat. Perbedaan
antara perubahan aset lancar dengan perubahan hutang lancar merupakan perubahan Net
Working Capital. Secara umum apabila aset lancar meningkat lebih besar dibandingkan
hutang lancar akan menghasilkan peningkatan NWC, begitupun sebaliknya.
1. Cash Flow
Salah satu hal penting didalam persoalan kebijakan investasi adalah mengadakan estimasi
dari pengeluaran uang yang akan diterima dari investasi tersebut pada masa yang akan
datang. Untuk mengevaluasi berbagai alternatif penganggaran barang modal/investasi,
perusahaan harus menentukan cash flow yang sesuai, yakni data mengenai aliran kas bersih
dari suatu investasi.
Untuk keperluan penilaian suatu investasi yang dibiayai sepenuhnya oleh modal sendiri aliran
kas bersih (cash flow) adalah sebelum pembebanan penyusutan dan diperhitungkan sesudah
pajak. Namun apabila dibiayai dengan modal pinjaman maka aliran kas bersih adalah
sebelum dibebani penyusutan, bunga dan diperhitungkan setelah pajak.
Selanjutnya pengertian arus kas “The netral net cash, as opposed to accounting net income,
that flows into (or out of) a firm during some specified period”.
Analisa cash flow perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian untuk melihat sejauh
mana aktivitas usaha secara akumulatif dapat mengcover dana yang diinvestasikan untuk
menggerakkan kegiatan operasional perusahaan.
Setiap cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena di dalamnya terdapat
3 komponen dasar yakni (1) investasi awal, (2) Cash inflow dan (3) terminal cash flow.
Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu mengandung dua
macam aliran kas (cash Flows), yaitu:
1. Aliran kas keluar neto (Net Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi
baru.
2. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni sebagai hasil dari
investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut “Net Cash Proceeds” atau cukup
dengan istilah “Proceeds”.
Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas
semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga
dan pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban
penyusutan non kas
Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting,
yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan
perhitungan yang matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati
perkiraan cash flow yang dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap
hasil analisis capital budgeting akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan
keputusan investasi.
9.4. Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi
12
Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang
modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode konvensional dan
metode discounted cash flow. Di dalam metode convensional dipergunakan dua macam tolak
ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi yakni payback period (PB) dan average
rate of return (ARR), sedangkan dalam metode discounted cash flow dikenal dua macam
tolak ukur profitabilitas yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan
profitability Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted
cash flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value of money). Metode
evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time value of money.
1. Payback Period
Metode payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang
diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cash inflow. Definisi payback period
sebagai berikut: The payback period is the exact amount of time required for the firm to
recover its initial investment in a project as calculated from cash inflow”
Payback period diperhitungkan dengan membagi investasi dengan cash inflow tahunan.
Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode payback ini
adalah diterima apabila payback period yang diterima yang diperoleh lebih singkat/pendek
waktunya dibandingkan dengan target waktu payback period yang sebelumnya telah
ditentukan.
Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi
barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnya cash
flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh
gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah
digunakannya discount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam
investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih
fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV
yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metode
ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan payback period. Untuk
perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya
terbatas.
1. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu
teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi. Definisi Internal Rate of Return
adalah: “The Internal Rate of Return (IRR) is the discount rate that equates the present value
of cash inflows with the initial investment associated with a project”.
Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow
sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount
dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan
yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
13
BAB 10
ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
10.1. Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk
dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.1[1]
A. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah
mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk
bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya,
dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait
dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang
kala dapat menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat
asumsi perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat
secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa
membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam
peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
B. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan
perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan
perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus
kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan
arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus
14
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk
membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan
investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas
awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek,
seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa
modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.2[2]
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas
bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba
akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas
negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan
termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas
meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus
ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang
dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara
spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi,
maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
15
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan
menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang
obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu
proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali,
tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah
biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva,
atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana
diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari
perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor
pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam
pengambilan keputusan penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan
produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin
menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak
melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat
mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu
proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru
untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan
16
arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana
nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan.
2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan
aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang
terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai
yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang
sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan
investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan
pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang3[3]
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a. Menentukan minimum kas
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit
kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.4[4]
2. Mengambil keputusan
17
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa
proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui
analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
10.2. Pengenalan Analisis Resiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang
kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat
sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri,
risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk
mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para
pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran
risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan
bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok,
dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
D. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu
per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel
diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan,
sementara variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya
ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga
memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar
lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk
memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang
rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya.
18
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai
yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang
terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga
menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
E. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau
keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode
yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko
arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko
aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
19
BAB 11
BIAYA MODAL
11.1. Biaya Modal (Cost Of Capital)
1. Pengertian dan Fungsi Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya
riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau
disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun
apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung
adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari
seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang
mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost
of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return)
dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
2. Komponen Biaya Modal
Komponen biaya modal terdiri dari :
 Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
 Preferred (Saham Preferen)
 Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
Biaya Modal Individual :
I. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya
kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka
pendek lainnya.
II. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain
adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor.
III. Biaya Modal Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus dibayar
apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham
preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan (required rate of
return) oleh investor pemegang saham preferen.
IV. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri
(biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal
ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
V. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)
20
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan
merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari
masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted
average cost of capital / WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi
setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers
Dimana :
W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan
 Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
 Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan
berikut:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.
 Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall
cost of capital.
 Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal
harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang
paling relevan untuk keputusan investasi.
11.2. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
 Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip
opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk
deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan
kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).
 Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal
baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya penggunaan modal.
21
 Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah
modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik
dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
 Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
11.3. Pendekatan Teoritis atas Struktur Modal
a) Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif
(Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga
dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai
pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan
beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan.
b) Teori-teori kapitalisasi
Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1. Berdasarkan pendapatan atau earning
Niali suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap
tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu.
2. Berdasarkan pengeluaran atau cost
Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu
perusahaan.
· Over dan under capitalization
· Over capitalization
Over capitalization akan terjadi apabila :
1. Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang di
investasikan , atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate of
return.
22
2. Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil
dibandingkan dengan nilai assetnya.
· Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rate
of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil
daripada assetnya.
c) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
1. Tingkat Penjualan
Perusahaan dg penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan hutang relatif
besar
2. Struktur Aktiva
Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan hutang relatif besar
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi.
4. Profitabilitas
Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan ; laba ditahan → hutang → jual
saham baru (utk menghindari pengawasan eksternal)
5. Variabel Laba & perlindungan pajak (tax shield)
Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang.
Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.
6. Skala perusahaan
Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada korelasi positif antara
skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio.
7. Kondisi intern perusahaan & ekonomi makro
23
Saat yg tepat menjual saham/obligasi; tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa
sdgbullish (lawan dari bearish)
d) Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal
1. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach ) NI
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba
perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat
meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan. Hal ini
juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap
maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan
semakinkecil.
2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan, berapapun
jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang
berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya biaya
modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting
3. Teori Pendekatan Tradisional
Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak
mengalami perubahan ( Kd & Ke konstan ), dan setelah leverage atau resiko utang tertentu
biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat. Biaya modal yang besar bahkan
lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan penggunaan utang yang murah akibatnya biaya
modal rata-rata tetimbang yang tadinya menurun, setelah leverage menjadi naik dengan kata
lain nilai perusahaan yang awalnya naik menjadi turun akibat dari utang yang semakin besar.
4. Teori pendekatan Modigliani dan Marton Miller ( teori MM )
Teori MM diasumsikan diantaranya:
a. Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum benga pajak
dan pajak ( δEBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada
dalam kelas yang sama
b. Semua investor da n investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT
perusahaan dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan dan
tingkat resiko perusahaan.
24
c. Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect
capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah:
I. Informasi selalu tersedia bagi semua investor ( symmetric information ) dan dapat
diperoleh tanpa biaya ;
11.4. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik
a). Analisis EBIT – EPS.
• Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan
terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax )
yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning
After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
• Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif
pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya
menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan.
Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan.
Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga
deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard
EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa
mendatang beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar,
manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya.
Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup
jauh di atas indifference point.
b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
• Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan
terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat
membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan
tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang (
debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
• Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan
pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan
25
informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba
yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri
2. Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ]
• Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan
perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif
pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut
kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat
menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti
bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan
perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan
rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
(c) Analisis Arus Kas Perusahaan
• Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan.
Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri
anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2) struktur modal yang
berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan
apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen )
yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk
membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency
C. Pengertian Modal Kerja
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan
bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu
kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja
adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang,
dan persediaan.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai
di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan
26
barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman
jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan
dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
I. Konsep modal kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu
konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva
lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada jumlah
aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula
atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini
biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya
menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh
modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka
pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of
safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah
modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik
sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada
periode berikutnya.
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang
lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu
likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar
daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta
menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan
27
dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan
dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut.
Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode2periode
selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor
atau aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini
adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud
utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja
potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
II. Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa
jenis yaitu
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus menerus
diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b. modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal
kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan
ekonomi yang mendadak).
D. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
28
Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat
terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan
mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan
akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan
modal kerja.
E. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian
kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya
barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jml pengeluaran kas rata-rata setiap hr utk keperluan bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
1. Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
2. Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
F. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal
kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang
lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai
berikut:
1. Aktiva Lancar.
29
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar
adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun
atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar
adalah:
a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam,
uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa
dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financia
perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi
perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli
untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang
dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan
bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva
lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk
diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek
(marketable securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk
membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau
suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang
memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan
tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk
memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini
juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau
bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang
sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain,
tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali,
yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang
30
mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan
bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa
dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain
yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu
biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka.
2. Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang
lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang
sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan
untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan
datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan
meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang
timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut
akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan
yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima
terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak
perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum
perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk
memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi
penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba
perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum
dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang
belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi
(Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada
31
perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya:
upah, bunga, sewa, pensiun dan lain- lain.
D. Pengertian Risk
Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang ringan, Sebagaimana hukum
timbal balik, risiko ringan, maka akan menghasilkan hasil yang kecil.Oleh karena itu
seseorang yang ingin mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah bermain investasi di
area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari investasi model low risk
investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang mengintai.
Instrumen investasi yang termasuk katagori seperti ini,diantaranya deposito,dan tabungan di
bank, investasi ini resikonya kecil dan keuntungannyapun kecil, Namun sekecil apapun
resikonya tetap ada, Misalnya gojolak moneter tiba-tiba datang, nilai mata uang yang kita
simpan tiba-tiba melemah hingga terpuruk, Secara otomatis terpuruknya nilai mata uang akan
membuat deposito atau tabungan anda merugi.
Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di negri kita, Pada tahun 1965 terjadi
senering, pada tahun 1980-an terjadi depaluasi.Tahun 1998 terjadi krisis moneter yang
dahsat.Resiko lainnya yang di hadapi oleh investasi jenis low rink investmet adalah kejahatan
perbankkan, namun kejadian-kejadian seperti itu jarang terjadi.
Bila ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani menghadapi risiko. Kalimat
tersebut dianggap resep untuk menjadi pengusaha dianggap sukses. Kehidupan usaha penuh
dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun manajerial.
 Risiko finansial
Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang telah
ditentukan.
 Risiko manajerial
Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya yang
pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih
luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau
berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu
jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih
besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham.
32
Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang
untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah
yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.5[1][1]
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event,
adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat
diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi
perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar
adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga
secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu
pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian
(uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha / penggantian
aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini
karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Misal : risiko aliaran kas ( cashflow ) dalam faktor diskonto ( dicountrate ) sebagai biaya
modal. Apabila aliran kas yang ada kita peroleh diwaktu yang akan datang tidak ada risiko,
berarti kita dapat menentukan dengan tepat, keputusan yang akan diambil. Hal ini karena
anggaran yang kita susun baik mengenai aliran kas masuk ( cash in flow ) maupun aliran kas
keluar ( cash out flow ) dianggap pasti terjadi dimasa yang akan datang. Namun, jika terjadi
penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka perusahaan akan kesulitan
menyesuaikannya, karena risiko terjadinya penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh
perusahaan, lain jika unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi
penyimpangan perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
Demikian pula biaya modal yang harus dikeluarkan dalam anggaran modal. Apabila kita
menganggap bahwa COC yang akan dikeluarkan tanpa risiko, maka kita akan lebih mudah
menghitungnya. Namun, dalam kenyataannya COC tersebut kemungkinan akan naik atau
33
turun. COC yang turun bagi perusahaan akan menguntungkan, karena perusahaan
mengeluarkan biaya yang lebih kecil, tetapi jika COC tersebut naik, maka akan mengurangi
kebutuhan perusahaan. Apabila perusahaan menganggap bahwa biaya modal tersebut
konstan/risiko, maka perusahaan dapat menggunakan tingkat bunga bebas risiko ( freerate ).
Di Indonesia, nampaknya belum ada tingkat bunga yang bebas risiko secara murni. Tingkat
bunga SBI yang biasanya digunakan sebagai acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya
juga mengandung risiko. Walau lebih kecil risikonya dibandingtingkat bunga deposito bank-
bank di Indonesia. Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang
menguntungkan. Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam panilainaan investasi akan
mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Apabila perusahaan
membangdingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu investasi yang dianggarkan, maka
pemodal yang akan menanamkan dananya pada investasi tersebut mengharapkan hasil/
mensyaratkan hasil ( required rate of return ) yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko ( risk and return ) memiliki hubungan linear yang
berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang diperoleh. Sebaliknya
semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil yang diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat mengelola bagaimana agar
risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi
diperusahaan ada yang dapat dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat
diatasi perusahaan.
Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol oleh
perusahaan. Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1. Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek lain.
2. Risiko perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang
dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3. Risiko pasar( market risk )
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga
dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual
return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi
harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan
34
mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh
return.
Alternatif –alternatif Menghindari Resiko
Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan,
perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang
diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan
seperti ini dianggap sebagai bagian strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan
strategis akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari
keputusan strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada
untuk mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul merupakan
bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja sulit untuk dihindari namun
diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang sangat minim.
5. Mengelola Resiko
Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari
sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan
bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara
yaitu :
• Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung
resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak
menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
• Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut ketempat
lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak
tentu waktunya
• Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya
resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam pada
siang atau malam hari
• Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna mengantispasi
timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran
maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar
6. Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual
oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan.
Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi,
yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih
komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang
diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan
coefficient of variation atau risiko relatif.
 Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return
nyata dari return yang diharapkan.
 Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
35
 Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini
merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka
variannya adalah 400.
 Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian
dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak
menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.
 Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.
36
BAB 12
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN
12.1. Pengertian struktur modal
Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang
diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur
modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal
perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan.
12.2. Pengertian Leverage
1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan
maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen
keuangan)
2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)).
B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari
pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal
sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus
membayar bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena
perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan
menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap.
C. Jenis- jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas.
Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap
keuntungan operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage
diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional.
Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan
dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu
pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan
berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur
dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus :
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
37
2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan)
Besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan
tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh
perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap
perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba
perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai
aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang
lancar, utang jangka panjang dan modal.
Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya
menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal
ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba
ditahan.
12.3. KEBIJAKAN DIVIDEN
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar
kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori
tersebut adalah:
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen
tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat
bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan
menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah
 Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
 Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
 Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
 Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.
 Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap
biaya sendiri.
38
 Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand
theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika
dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut
akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal
Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu :
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada struktur modal
optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan
jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat
diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang
yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai
perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena
meningkatnya resiko bagi pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat
yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah.
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)pendekatan ini
mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap
3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara struktur
modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih
operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan
dan juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
3.3 Menjelaskan Pembayaran Dividen
Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain:
1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen)
Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara
tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa
kebijakan dalam pembayaran dividen secara tunai
a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap
perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan
berfluktuasi.
39
b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan
dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan
yang stabil.
c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang
diperoleh oleh perusahaan.
d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan
akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan
jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan
ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen)
Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa
jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham :
a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga pasar
saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk
meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham
kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk
pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat.
Dengan begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat
itu.
b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya,
perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham
pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan
mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan.
2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen
menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang
digunakan untuk membayar dividen semakin kecil.
3. Rencana Perluasan Usaha
40
Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat
dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan melemahkan
kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi
dalam kebijakan dividen adalah:
1. Undang-Undang (UU)
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan
maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan
usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan,
persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas.
3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis
pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat
membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat
berharga lainnya.
4. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif
untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau
menggunakannya di perusahaan tersebut.
41
BAB 13
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA
PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN
INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS
13.1. Pengertian Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan yang memiliki tenggat waktu pembayaran
atau jatuh tempo yang biasanya lumayan lama, bisa mencapai satu periode akuntansi (1
tahun) atau lebih. Biasanya, biaya pembayaran atau pelunasan hutang jangka panjang ini
diperoleh melalui sumber-sumber dana yang bukan berasal dari kas perusahaan, investasi
jangka pendek, persediaan stok barang / produk di gudang yang belum digunakan, piutang
dagang, dan lain sebagainya yang biasanya termasuk kedalam aktiva lancar. Untuk pelunasan
hutang jangka panjang biasanya menggunakan aktiva tidak lancar. Yang dimaksud dengan
aktiva tidak lancar adalah aset atau kekayaan yang memiliki nilai waktu ekonomis yang
cenderung relatif permanen atau jangka panjang serta tidak akan mudah habis dalam sebuah
periode cash flow operasional perusahaan selama satu tahun. Contohnya adalah aset-aset
perusahaan berupa investasi jangka panjang, saham, dan lain sebagainya.
Menurut ilmu akuntansi keuangan menengah, yang termasuk kedalam hutang jangka panjang
salah satunya adalah tentang hutang obligasi. Obligasi sendiri adalah sebuah pinjaman yang
diberikan pemilik sebuah perusahaan kepada perusahaan lainnya. Obligasi adalah surat
hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah dengan nilai
nominal dengan waktu jatuh tempo tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Obligasi ini
memang memiliki arti sebaliknya dari saham, dimana saham adalah memberikan hak
kepemilikan kepada orang yang berlaku sebagai pemegang saham tersebut.
Hutang jangka panjang menurut Kieso adalah sebuah kewajiban atau beban di masa depan
untuk membayarkan hutang akibat dari penundaan pembayaran hutang yang seharusnya
dilakukan pada saat siklus satu tahun atau lebih operasi operasional perusahaan. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, bahwa hutang dibagi menjadi dua kategori yaitu hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang. Perbedaannya dengan hutang jangka pendek adalah
hutang jangka pendek harus segera dibayarkan dan dilunasi pembayarannya selama kurang
dari satu periode akuntansi (kurang dari 1 tahun).
Dalam mendapatkan sebuah pinjaman atau hutang jangka panjang memang tidak mudah, hal
ini memerlukan beberapa jaminan dan persyaratan tertentu. Jaminan hutang jangka panjang
ini bermacam-macam, diantaranya adalah jaminan barang tak bergerak. Yang termasuk
kedalam jaminan barang tak bergerak adalah aset-aset seperti sertifikat tanah dan bangunan /
gedung, dan rumah. Hutang jangka panjang atau long term debt ini memiliki pembayaran
jatuh tempo sekitar 5-20 tahun. Waktu pembayaran ini tergantung kesepakatan dari kedua
belah pihak dan kemampuan pihak yang mengajukan hutang jangka panjang untuk
melakukan pembayaran yang telah telah disepakati sebelumnya.
Hutang jangka panjang memiliki rasio ekuitas atau jumlah perbandingan mengenai aktiva
bersih perusahaan yaitu jumlah aktiva yang telah dikurangi kewajiban pembayaran-
pembayaran perusahaan. Rasio ekuitas terhadap total aktiva merupakan perbandingan antara
hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta jumlah seluruh aktiva perusahaan. Rasio
42
ekuitas merupakan hasil dari selisih aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi hutang
lancar dan hutang jangka panjang.
Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang memiliki beberapa jenis, beberapa contoh hutang jangka panjang
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hutang hipotek, yaitu hutang yang muncul dikarenakan adanya pendapatan dana yang
berasal dari hutang yang menggunakan jaminan harta tetap. Harta tetap atau barang tak
bergerak misalnya saja adalah sertifikat tanah, sertifikat gedung / bangunan, rumah, dan lain
sebagainya. Apabila nantinya peminjam tidak mampu melunasi hutang sessuai tenggat waktu
yang telah dilakukan, maka pemberi pinjaman memiliki hak untuk menyita dan menjual
barang yang dijaminkan tersebut untuk kemudian diambil dananya menurut kekurangan
hutang yang belum dilunasi. Hutang hipotek biasanya hanya dapat diperoleh melalui salah
satu sumber saja, misalnya hanya kepada bank.
2. Hutang obligasi, yaitu hutang yang timbul karena adanya dana yang telah didapatkan
melalui terbitnya surat-surat obligasi. Seseorang yang membeli obligasi merupakan
pemegang obligasi. Hal-hal yang biasanya tercantum dalam surat obligasi antara lain adalah
nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga per tahun, serta ketentuan-ketentuan lain
sesuai jenis obligasi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peminjam dan
pemberi pinjaman.
Sedangkan hutang wesel atau wesel bayar, termasuk kedalam jenis hutang jangka pendek.
Hutang wesel adalah sebuah surat pernyataan kesanggupan pembayaran nominal tertentu dan
tanggal yang telah disepakati bersama untuk diharuskan melakukan pembayaran kepada
pihak pemberi pinjaman di masa depan. Yang termasuk hutang wesel antara lain adalah wesel
yang dibuat dalam rangka kegiatan normal perusahaan, pinjaman yang disertai wesel, hutang
wesel jangka panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima dimuka, hutang binus
karyawan, hutang gaji dan upah, dan lain sebagainya. Hutang wesel dapat dibagi menjadi dua
yaitu hutang wesel tidak berbunga dan hutang wesel berbunga.
Sumber hutang jangka panjang dapat diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya adalah
dari perusahaan lain, investor, maupun bank. Hutang jangka panjang bank memiliki beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi. Besarnya pinjaman yang yang bisa dipinjam dari bank
biasanya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam membayar, seperti kelancaran
keuangan perusahaan, laba yang diperoleh, kas perusahaan, jaminan sertifikat-sertifikat
bangunan / tanah, dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan bank
dalam menyetujui sebuah pengajuan pinjaman perusahaan.
Resiko Hutang Jangka Panjang
Memiliki hutang jangka panjang selain menguntungkan dan dapat memberikan manfaat
kepada perusahaan, namun juga memiliki beberapa resiko. Beberapa resiko hutang jangka
panjang diantaranya adalah :
1. Semakin lama jangka waktu peminjaman dana dan pelunasannya maka resiko juga
akan semakin tinggi
2. Hanya dapat memperoleh sumber dana yang terbatas dari hasil pinjaman
43
3. Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan
4. Memiliki tenggat waktu jatuh tempo pembayaran hutang yang sudah pasti / tetap
5. Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tingkat tinggi atau rendah
jumlah pinjaman
Keuntungan Hutang Jangka Panjang
Selain harus siap dihadapkan dengan resiko, memiliki hutang jangka panjang dengan obligasi
memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah :
1. Bunga obligasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan deviden yang harus
dibayarkan kepada pemegang saham.
2. Mengurangi kewajiban pajak, hal ini dikarenakan bunga pinjaman merupakan biaya
yang dibebankan kepada perusahaan. Sedangkan deviden merupakan pembagian laba
yang tidak dapat dikategorisasikan sebagai pembebanan biaya.
3. Pemilik obligasi tidak akan memiliki hak suara dalam perusahaan, sehingga tidak
akan mempengaruhi manajemen dan operasional harian perusahaan.
Manajemen Hutang Jangka Panjang
Apabila seseorang telah memiliki pinjaman berupa hutang jangka panjang dalam
perusahaannya, maka hal penting yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah
membuat neraca hutang jangka panjang yang dimiliki. Neraca keuangan ini terdiri atas aktiva
dan pasiva. Neraca adalah laporan keuangan perusahaan dalam satu periode akuntansi (1
tahun) yang bertujuan untuk menghitung tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu seperti
biaya pemasukan, biaya keluar masuk dana perusahaan, serta biaya operasional atau tingkat
kelancaran keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi tersebut. Neraca keuangan
akan menjadi sebuah dasar untuk menentukan keputusan keuangan perusahaan di masa
depan.
Karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik.Merger merupakan salah satu
pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapatmemberikan
sinergi. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul ³Merger, Konsolidasi dan Akuisisi
Bank´memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua
Bank atau lebih dengancara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan
melikuidasi Bank-bank lainnya.Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22
tentang penggabungan badan usaha, definisiakuisisi adalah suatu penggabungan usaha
dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi memperolehkendali atas aktiva netto dan
operasi perusahan yang diakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu, mengakuisuatu
kewajiban atau dengan mengeluarkan saham.Akuisisi adalah bentuk pengambil alihan
kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi sehinggamengakibatkan berpindahnya
kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut. Biasanya pihak pengakuisisimemiliki
ukuran yang lebih besar dibanding dengan pihak yang diakuisisi.
13.2. Merger
Merger merupakan suatu strategi bisnis yang diterapkan dengan menggabungkan antara dua
atau lebihperusahaan yang setuju menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis yang
relatif seimbang, karenamereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama-
sama dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat, (Hitt, et.al., 2001).
44
Sedangkan menurut Brian Coyle (2000) merger dapatdiartikan secara luas maupun secara
sempit. Dalam pengertian yang luas, merger juga menunjuk padasetiap bentuk
pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya, pada saat kegiatan usaha
darikedua perusahaan tersebut disatukan. Pengertian yang lebih sempit merujuk pada dua
perusahaan denganekuitas hampir sama, menggabungkan sumber-sumber daya yang ada pada
kedua perusahaan menjadi satubentuk usaha. Pemegang saham atau pemilik dari kedua
perusahaan sebelum merger menjadi pemilik darisaham perusahaan hasil merger, dan top
manajemen dari kedua perusahaan tetap menduduki posisi senior dalam perusahaan setelah
merger.Merger menurut Morris (2000), adalah
the absorption of one corporation into another corporation,«.. Usually but not always, the
selling corporation¶s shareholders receive stock in the buying corporation´
. Bagi Morris merger dapat dengan mudah dimengerti sebagai suatu bentuk yang
secarastruktural serupa dengan pengambilalihan saham. Semua hak dan kewajiban dari
perusahaan yang merger dialihkan demi hukum kepada perusahaan yang mengambil alih
tersebut. Dalam suatu transaksi merger yang sebenarnya terjadi adalah pengalihan hak dan
kewajiban dari perusahaan yang diambil alih keperusahaan yang mengambil alih. Pada
pengambilalihan saham biasa, hak dan kewajiban dari perusahaanyang diambil alih tetap
dipisahkan dalam suatu perusahaan independen yang berbeda dari perusahaan yang
mengambil alih tersebut. Agar tidak merugikan kepentingan dari perusahaan yang
mengakuisisi, dalammerger, maka diciptakanlah triangular merger, dimana perusahaan yang
mengambil alih mendirikan satuperusahaan baru yang akan mengabsorbsi seluruh hak dan
kewajiban dari perusahaan yang diambil alihtersebut.Merger berdasarkan aktivitas ekonomik
dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: 1.
Merger HorisontalMerger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yangsama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini
bersaing satu sama lain dalam pasar/industriyang sama. Salah satu tujuan utama merger dan
akuisisi horisontal adalah untuk mengurangipersaingan atau untuk meningkatkan efisiensi
melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasarandan distribusi, riset dan pengembangan
dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horisontal iniadalah semakin terkonsentrasinya
struktur pasar pada industri tersebut. Apabila hanya terdapat sedikitpelaku usaha, maka
struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah padamonopoli.2.
Merger VertikalMerger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalamtahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi tipe
ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau
sebaliknya. Merger dan akuisisi vertikaldilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadappemasok dan/atau pengguna produk
dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang
usaha yang lengkap mulai dari penyediaan input sampaipemasaran.
Untuk menjamin bahwa pasokan input berjalan dengan lancar maka perusahaan tersebutbisa
mengakuisisi atau merger dengan pemasok. Merger dan akuisisi vertikal ini dibagi dalam
duabentuk yaitu integrasi ke belakang atau ke bawah (backward/downward integration) dan
integrasi kedepan atau ke atas (forward/upward integration).
Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak
dalamindustri yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN KEUANGAN

More Related Content

What's hot

ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...Uofa_Unsada
 
Hal depan skripsi hendrik wadu 1
Hal depan skripsi hendrik wadu 1 Hal depan skripsi hendrik wadu 1
Hal depan skripsi hendrik wadu 1 Hendrik Wadu
 
Kompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuangan
Kompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuanganKompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuangan
Kompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuanganhttps://wartawatikeuangan.blogspot.com/
 
Makalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuanganMakalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuanganSintiya Sintiya
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohAisyatunNadziroh1
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganSintiya Sintiya
 
Buku Modul
Buku ModulBuku Modul
Buku ModulLiasiti
 
SKOR Edisi 016 [Januari-2014]
SKOR Edisi 016 [Januari-2014]SKOR Edisi 016 [Januari-2014]
SKOR Edisi 016 [Januari-2014]Noeh Nemen
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...Ryan Isni
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...Uofa_Unsada
 
LSPP AAMAI 103 Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017
LSPP AAMAI 103   Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017LSPP AAMAI 103   Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017
LSPP AAMAI 103 Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017Afrianto Budi
 
Tugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektroTugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektroDani Gunawan
 
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKVCONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKVFirdaus Firdaus
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Sovia Yohana
 
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018imashayatunnufus
 

What's hot (20)

ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
ANALISIS ASSET LIABILITY MANAGEMENT PADA PT BTN ( PERSERO) Tbk ( PERIODE 2009...
 
Hal depan skripsi hendrik wadu 1
Hal depan skripsi hendrik wadu 1 Hal depan skripsi hendrik wadu 1
Hal depan skripsi hendrik wadu 1
 
Kompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuangan
Kompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuanganKompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuangan
Kompetensi wartawan dan guru sebagai garda terdepan pendidik literasi keuangan
 
Daftar isi kata pengangtar
Daftar isi kata pengangtarDaftar isi kata pengangtar
Daftar isi kata pengangtar
 
Daftar isi kata pengantar
Daftar isi kata pengantarDaftar isi kata pengantar
Daftar isi kata pengantar
 
Makalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuanganMakalah I manajemen keuangan
Makalah I manajemen keuangan
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuangan
 
Buku Modul
Buku ModulBuku Modul
Buku Modul
 
SKOR Edisi 016 [Januari-2014]
SKOR Edisi 016 [Januari-2014]SKOR Edisi 016 [Januari-2014]
SKOR Edisi 016 [Januari-2014]
 
Resume uts sinta
Resume uts sintaResume uts sinta
Resume uts sinta
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
 
Risna karini
Risna kariniRisna karini
Risna karini
 
LSPP AAMAI 103 Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017
LSPP AAMAI 103   Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017LSPP AAMAI 103   Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017
LSPP AAMAI 103 Praktik Bisnis dan Keuangan Asuransi - Maret 2017
 
Tugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektroTugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
Tugas_1 time_value_of_money_bulan2_danigunawan_18412466_3ib01_t_elektro
 
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKVCONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
CONTOH Laporan praktik kerja industri (SMK) PRAKERIN PROGRAM STUDI DKV
 
Skrapsey Laengkap
Skrapsey LaengkapSkrapsey Laengkap
Skrapsey Laengkap
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1
 
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018Makalah manajemen keuangan uts april 2018
Makalah manajemen keuangan uts april 2018
 

Similar to MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]erikkahfi
 
Manajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UASManajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UASerikkahfi
 
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]HulafahEnengSiti
 
Makalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya DewiMakalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya DewiLisda Dewi
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHSitiMursadahh
 
Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Triocahyo Utomo
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASlindaauli29
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIroslinais
 
Manajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisiManajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisipbsi_a
 
Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2denni_aditya
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganIis MutiaraSuci
 
Resume uas nur fuji astuti 11011700273
Resume uas nur fuji astuti 11011700273Resume uas nur fuji astuti 11011700273
Resume uas nur fuji astuti 11011700273nurfujiastuti1
 
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)PUTRI FATMAWATI
 

Similar to MANAJEMEN KEUANGAN (20)

Makalah manajemen 2
Makalah  manajemen 2Makalah  manajemen 2
Makalah manajemen 2
 
Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]
 
Manajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UASManajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UAS
 
Makalah 2 putra
Makalah 2 putraMakalah 2 putra
Makalah 2 putra
 
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
 
Makalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya DewiMakalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah II Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
 
Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan II
 
Manajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisiManajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisi
 
Manajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisiManajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisi
 
Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2
 
Resume uas nur fuji astuti 11011700273
Resume uas nur fuji astuti 11011700273Resume uas nur fuji astuti 11011700273
Resume uas nur fuji astuti 11011700273
 
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 2)
 

Recently uploaded

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasidadan50
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxnugrohoaditya12334
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 

Recently uploaded (14)

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 

MANAJEMEN KEUANGAN

  • 1. 1 MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN DISUSUN OLEH : NAMA : LUSI NIRMALA KELAS : 2T-MA NIM : 11011700151 RUANG : B.1.2 HARI : MINGGU, 09.30 – 11.00 UNIVERSITAS BINA BANGSA FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS TAHUN 2018
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Serang, 23 Mei 2018 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar.........................................................................................................................2 Daftar Isi...................................................................................................................................3 Pendahuluan..............................................................................................................................5 Latar Belakang..........................................................................................................................5 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5 Tujuan Pembahasan...................................................................................................................5 BAB 9 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL....................................................6 9.1. Definisi Capital Budgeting................................................................................6 9.2. Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal.......................................................8 9.3. Rasionalisasi Modal.........................................................................................10 9.4. Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi...............................................11 BAB 10 ARUS KAS & RESIKO PROYEK..........................................................................13 10.1. Definisi Aliran Kas..........................................................................................13 10.2. Pengenalan Analisis Resiko............................................................................17 BAB 11 BIAYA MODAL......................................................................................................19 11.1. Definisi dan Fungsi Biaya Modal....................................................................19 11.2. Biaya Laba Ditahan.........................................................................................20 11.3. Pendekatan Teoritis dan Struktur Modal.........................................................21 11.4. Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik......................................................24 BAB 12 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN................36 12.1. Definisi Struktur Modal.................................................................................36 12.2 Definisi Leverage...........................................................................................36 12.3. Kebijakan Dividen..........................................................................................37 BAB 13 MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA . PANJANG PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI, . PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS........................................41
  • 4. 4 13.1. Definisi Hutang Jangka Panjang.....................................................................41 13.2. Merger.............................................................................................................43 BAB 14 ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS) DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN . CARA MENGATASINYA SECARA UMUM.............................................................48 14.1. Analisa Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan BUMS dan BUMN...............48 14.2. Metode Memprediksi Kebangkrutan ..............................................................48 14.3. Alternatif – Alternatif Mengatasi Kesehatan Dan Prediksi Kebangkrutan . Perusahaan.......................................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................52
  • 5. 5 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya jasa keuangan perbankan di negara Indonesia, seharusnya diimbangi dengan pengetahuan tentang suku bunga. Namun banyak orang yang kurang paham mengenai tingkat dan perilaku suku bunga, bahkan pengertian dari bunga dan suku bungapun ada yang belum tahu sama sekali. Di sini kami mencoba memaparkan beberapa penjelasan tentang tingkat dan perilaku suku bunga. Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan atau nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas dan mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian suatu negara. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan teknik penganggaran barang modal? 2. Apa yang dimaksud dengan arus kas & resiko proyek? 3. Apa yang dimaksud dengan biaya modal? 4. Apa yang dimaksud dengan struktur modal dan laverage & kebijakan dividen? 5. Apa yang dimaksud dengan modal saham dan peranan bank investasi? 6. Bagaimana cara menganalisa kesehatan dan prediksi kebangkrutan BUMS dan BUMN? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui pengertian dari teknik penganggaran barang modal. 2. Untuk mengetahui pengertian dari arus kas & resiko proyek. 3. Untuk mengetahui pengertian dari biaya modal. 4. Untuk mengetahui pengertian dari struktur modal dan leverage & kebijakan dividen. 5. Untuk mengetahui pengertian modal saham dan peranan bank investasi. 6. Untuk mengetahui cara menganalisa kesehatan dan prediksi kebangkrutan BUMS dan BUMN.
  • 6. 6 BAB 9 TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Pentingnya Penggangaran Modal 1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. 2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. 3. Pengeluaran modal sangatlah penting Tahap-Tahap Penganggaran Modal 1. Biaya proyek harus ditentukan. 2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva. 3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas). 4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek. 5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva. 6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya. Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru. Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai. 9.1. Pengertian Capital Budgeting
  • 7. 7 Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”. Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik. -. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. -. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap -. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. -. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. *. Pentingnya Penggangaran Modal 1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. 2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. 3. Pengeluaran modal sangatlah penting *. Motif Capital Budgeting  Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru  Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien  Modernisasi atas aktiva tetap
  • 8. 8 *. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL  Penambahan dan perluasan fasilitas  Produk baru  Inovasi dan perluasan produk  Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih  Menyewa/membuat atau membeli  Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan keamanan  Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk. 9.2. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL  Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).  Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.  Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yang dapat diperoleh *. Jenis Proyek -. Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi usulan proyek lainnya). -. Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya). *. Ketersediaan Dana  Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.  Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal 2. Proses Capital Budgeting Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:  Pembuatan Proposal
  • 9. 9 Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.  Kajian dan Analisa Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi. Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.  Pengambilan Keputusan Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.  Implementasi Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.  Follow Up (tindak lanjut) Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut. Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi. 3. Jenis-jenis Investasi Investasi dapat dilaksanakan oleh perusahaan tergantung motif dasar perusahaan yakni semakin tinggi tingkat hasil pengembalian atas investasi tersebut. Investasi tersebut terdiri
  • 10. 10 dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Definisi investasi sebagai berikut: “The commitment of funds to one of more assets that will be held over some future time period”. Definisi tersebut mengartikan bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana untuk menjadi satu atau lebih aset yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Selanjutnya Jones menggolongkan jenis investasi sebagai berikut: a. Financial Assets. Pieces of paper evidencing a claim on some issuer b. Real Assets. Physical assets, such as gold or real estate c. Marketable Securities. Financial assets that are easily and cheaply traded in organized markets. 9.3. Rasionalisasi Modal Persoalan rasionalisasi modal (capital rationing) akan muncul apabila terdapat batasan dana yang tersedia dan dihadapkan pada suatu portfolio dari investasi. Oleh karena itu kita perlu memilih beberapa alternatif investasi yang dapat dicapai dari anggaran yang tersedia dengan tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Untuk itu perlu diperhatikan dua sifat umum dari berbagai investasi tersebut, diantaranya dikemukakan adalah: 1. Independent projects yakni proyek yang cash flownya tidak berhubungan atau tidak tergantung diantara satu proyek dengan proyek lainnya. Penerimaan atas salah satu proyek dengan alasan tertentu tidak akan mengeliminasi proyek lainnya. Apabila sebuah perusahaan memiliki banyak anggaran dana yang tersedia untuk diinvestasikan, kriteria penerimaan atas proyek akan lebih mudah. Semua pilihan investasi yang menghasilkan keuntungan yang paling besar akan langsung dapat diterima. 2. Mutually exclusive project adalah proyek yang memiliki fungsi yang sama dan bersaing satu sama lainnya. Penerimaan suatu proyek akan mengeliminir proyek lainnya yang setara. 3. Cash Flow dan Metode Investasi 1. Initial Investment Batasan investasi awal sangat relevan dengan sejumlah cash out flow yang dipertimbangkan ketika mengevaluasi prospektif penganggaran barang modal. Investasi awal (initial invesment) dilakukan pada nol waktu (time zero), yakni waktu ketika anggaran dikeluarkan. Investasi awal diperhitungkan dengan mengurangi semua cash inflow yang terjadi pada saat ‘time zero’ dengan seluruh cash outflow yang terjadi pada saat ‘time zero’. Rumusan dasar untuk menentukan investasi awal adalah biaya pembelian aset baru ditambah biaya instalasi dikurangi pajak penjualan aset lama. Format dasar penentuan Initial Invesment yakni sebagai berikut: “The basic Format for Determining Initial Investment Installed cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-tax proceeds from sale of sold assets”. Dengan adanya initial invesment tersebut akan mempengaruhi dan akan merubah Net Working Capital (Modal Kerja Bersih, (NWC) dari suatu perusahaan. Apabila sebuah
  • 11. 11 perusahaan bermaksud membeli kapal dalam rangka ekspansi maka baik level produksinya, atau tingkat kas, piutang, persediaan, maupun hutang dagangnya akan meningkat. Perbedaan antara perubahan aset lancar dengan perubahan hutang lancar merupakan perubahan Net Working Capital. Secara umum apabila aset lancar meningkat lebih besar dibandingkan hutang lancar akan menghasilkan peningkatan NWC, begitupun sebaliknya. 1. Cash Flow Salah satu hal penting didalam persoalan kebijakan investasi adalah mengadakan estimasi dari pengeluaran uang yang akan diterima dari investasi tersebut pada masa yang akan datang. Untuk mengevaluasi berbagai alternatif penganggaran barang modal/investasi, perusahaan harus menentukan cash flow yang sesuai, yakni data mengenai aliran kas bersih dari suatu investasi. Untuk keperluan penilaian suatu investasi yang dibiayai sepenuhnya oleh modal sendiri aliran kas bersih (cash flow) adalah sebelum pembebanan penyusutan dan diperhitungkan sesudah pajak. Namun apabila dibiayai dengan modal pinjaman maka aliran kas bersih adalah sebelum dibebani penyusutan, bunga dan diperhitungkan setelah pajak. Selanjutnya pengertian arus kas “The netral net cash, as opposed to accounting net income, that flows into (or out of) a firm during some specified period”. Analisa cash flow perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian untuk melihat sejauh mana aktivitas usaha secara akumulatif dapat mengcover dana yang diinvestasikan untuk menggerakkan kegiatan operasional perusahaan. Setiap cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena di dalamnya terdapat 3 komponen dasar yakni (1) investasi awal, (2) Cash inflow dan (3) terminal cash flow. Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas (cash Flows), yaitu: 1. Aliran kas keluar neto (Net Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. 2. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut “Net Cash Proceeds” atau cukup dengan istilah “Proceeds”. Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga dan pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban penyusutan non kas Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting, yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan perhitungan yang matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati perkiraan cash flow yang dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital budgeting akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi. 9.4. Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi
  • 12. 12 Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode konvensional dan metode discounted cash flow. Di dalam metode convensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi yakni payback period (PB) dan average rate of return (ARR), sedangkan dalam metode discounted cash flow dikenal dua macam tolak ukur profitabilitas yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted cash flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value of money). Metode evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time value of money. 1. Payback Period Metode payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cash inflow. Definisi payback period sebagai berikut: The payback period is the exact amount of time required for the firm to recover its initial investment in a project as calculated from cash inflow” Payback period diperhitungkan dengan membagi investasi dengan cash inflow tahunan. Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode payback ini adalah diterima apabila payback period yang diterima yang diperoleh lebih singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu payback period yang sebelumnya telah ditentukan. Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas. 1. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi. Definisi Internal Rate of Return adalah: “The Internal Rate of Return (IRR) is the discount rate that equates the present value of cash inflows with the initial investment associated with a project”. Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
  • 13. 13 BAB 10 ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK 10.1. Pengertian Aliran Kas Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.1[1] A. Mengestimasikan Arus Kas Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini. Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu: 1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran. 2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten. 3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan. Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas. B. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus
  • 14. 14 diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu: 1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi. 2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini: 1. Arus kas proyek Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar. b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar. c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.2[2] Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi. a. Biaya aktiva tetap Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya. b. Beban nonkas Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek. c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
  • 15. 15 d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali. Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan. 2. Arus kas tambahan Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu: a. Biaya tertanam Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis. b. Biaya kesempatan Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu. c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas) Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya. 3. Penentuan waktu arus kas Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi. C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. 1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan
  • 16. 16 arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan. 2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut: a. Pengeluaran investasi awal b. Arus kas operasi selama umur proyek c. Arus kas tahun terakhir Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu: Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang3[3] 1. Analisis arus kas Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu: a. Menentukan minimum kas b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga. d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.4[4] 2. Mengambil keputusan
  • 17. 17 Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak 10.2. Pengenalan Analisis Resiko Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar. Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan: 1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi. 2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham. 3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi. D. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri 1. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan. NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar). 2. Analisis Skenario Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan. Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya.
  • 18. 18 Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar. 3. Simulasi Montecarlo Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko. E. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu : 1. Pendekatan equivalen kepastian Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya. 2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
  • 19. 19 BAB 11 BIAYA MODAL 11.1. Biaya Modal (Cost Of Capital) 1. Pengertian dan Fungsi Biaya Modal Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. 2. Komponen Biaya Modal Komponen biaya modal terdiri dari :  Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)  Preferred (Saham Preferen)  Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan) Biaya Modal Individual : I. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. II. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. III. Biaya Modal Saham Preferen Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. IV. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. V. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)
  • 20. 20 Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut. WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers Dimana : W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan  Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.  Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut: 1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan. 2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal. 3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.  Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.  Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi. 11.2. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)  Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund).  Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.
  • 21. 21  Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.  Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point. 11.3. Pendekatan Teoritis atas Struktur Modal a) Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit). Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan. b) Teori-teori kapitalisasi Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu : 1. Berdasarkan pendapatan atau earning Niali suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu. 2. Berdasarkan pengeluaran atau cost Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu perusahaan. · Over dan under capitalization · Over capitalization Over capitalization akan terjadi apabila : 1. Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang di investasikan , atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate of return.
  • 22. 22 2. Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil dibandingkan dengan nilai assetnya. · Under capitalization Under capitalization terjadi apabila : 1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya. 2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil daripada assetnya. c) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 1. Tingkat Penjualan Perusahaan dg penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan hutang relatif besar 2. Struktur Aktiva Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan hutang relatif besar 3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. 4. Profitabilitas Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan ; laba ditahan → hutang → jual saham baru (utk menghindari pengawasan eksternal) 5. Variabel Laba & perlindungan pajak (tax shield) Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang. Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak. 6. Skala perusahaan Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada korelasi positif antara skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio. 7. Kondisi intern perusahaan & ekonomi makro
  • 23. 23 Saat yg tepat menjual saham/obligasi; tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa sdgbullish (lawan dari bearish) d) Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal 1. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach ) NI Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan semakinkecil. 2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan, berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting 3. Teori Pendekatan Tradisional Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan ( Kd & Ke konstan ), dan setelah leverage atau resiko utang tertentu biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat. Biaya modal yang besar bahkan lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan penggunaan utang yang murah akibatnya biaya modal rata-rata tetimbang yang tadinya menurun, setelah leverage menjadi naik dengan kata lain nilai perusahaan yang awalnya naik menjadi turun akibat dari utang yang semakin besar. 4. Teori pendekatan Modigliani dan Marton Miller ( teori MM ) Teori MM diasumsikan diantaranya: a. Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum benga pajak dan pajak ( δEBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama b. Semua investor da n investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan dan tingkat resiko perusahaan.
  • 24. 24 c. Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah: I. Informasi selalu tersedia bagi semua investor ( symmetric information ) dan dapat diperoleh tanpa biaya ; 11.4. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik a). Analisis EBIT – EPS. • Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar. Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara : 1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan 2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS. • Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point. b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage • Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ). • Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan
  • 25. 25 informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan. Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb : 1. Rasio Hutang: a. Total hutang/Total aktiva b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri) c. Total hutang/ Modal sendiri 2. Rasio Jaminan: a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ] • Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat. (c) Analisis Arus Kas Perusahaan • Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2) struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency C. Pengertian Modal Kerja Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan. Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan
  • 26. 26 barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar. I. Konsep modal kerja Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional. 1. Konsep Kuantitatif Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya. 2. Konsep Kualitatif Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital). Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. 3. Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan
  • 27. 27 dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya. Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual. II. Jenis Modal Kerja Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari : a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya. b. modal kerja normal Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal. 2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari : a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim. b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang mendadak). D. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
  • 28. 28 Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: a. Volume Penjualan Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan. b. Faktor Musim dan Siklus Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja. c. Perubahan dalam teknologi Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja d. Kebijakan Perusahaan Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja. E. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor : 1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang. 2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari Merupakan jml pengeluaran kas rata-rata setiap hr utk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain. Modal kerja makin besar jika: 1. Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama 2. Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar F. Komponen Modal Kerja Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya. Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Aktiva Lancar.
  • 29. 29 Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah: a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financia perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling rendah. b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities). c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut). d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut. e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan. f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang
  • 30. 30 mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka. 2. Hutang Lancar Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut: a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit. b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal). c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada
  • 31. 31 perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain- lain. D. Pengertian Risk Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang ringan, Sebagaimana hukum timbal balik, risiko ringan, maka akan menghasilkan hasil yang kecil.Oleh karena itu seseorang yang ingin mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah bermain investasi di area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari investasi model low risk investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang mengintai. Instrumen investasi yang termasuk katagori seperti ini,diantaranya deposito,dan tabungan di bank, investasi ini resikonya kecil dan keuntungannyapun kecil, Namun sekecil apapun resikonya tetap ada, Misalnya gojolak moneter tiba-tiba datang, nilai mata uang yang kita simpan tiba-tiba melemah hingga terpuruk, Secara otomatis terpuruknya nilai mata uang akan membuat deposito atau tabungan anda merugi. Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di negri kita, Pada tahun 1965 terjadi senering, pada tahun 1980-an terjadi depaluasi.Tahun 1998 terjadi krisis moneter yang dahsat.Resiko lainnya yang di hadapi oleh investasi jenis low rink investmet adalah kejahatan perbankkan, namun kejadian-kejadian seperti itu jarang terjadi. Bila ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani menghadapi risiko. Kalimat tersebut dianggap resep untuk menjadi pengusaha dianggap sukses. Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun manajerial.  Risiko finansial Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang telah ditentukan.  Risiko manajerial Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial. Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham.
  • 32. 32 Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.5[1][1] Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal: 1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan 2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya 3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha / penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya. Misal : risiko aliaran kas ( cashflow ) dalam faktor diskonto ( dicountrate ) sebagai biaya modal. Apabila aliran kas yang ada kita peroleh diwaktu yang akan datang tidak ada risiko, berarti kita dapat menentukan dengan tepat, keputusan yang akan diambil. Hal ini karena anggaran yang kita susun baik mengenai aliran kas masuk ( cash in flow ) maupun aliran kas keluar ( cash out flow ) dianggap pasti terjadi dimasa yang akan datang. Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak menguntungkan, maka perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko terjadinya penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain jika unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan perusahaan akan lebih mudah menghitungnya. Demikian pula biaya modal yang harus dikeluarkan dalam anggaran modal. Apabila kita menganggap bahwa COC yang akan dikeluarkan tanpa risiko, maka kita akan lebih mudah menghitungnya. Namun, dalam kenyataannya COC tersebut kemungkinan akan naik atau
  • 33. 33 turun. COC yang turun bagi perusahaan akan menguntungkan, karena perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih kecil, tetapi jika COC tersebut naik, maka akan mengurangi kebutuhan perusahaan. Apabila perusahaan menganggap bahwa biaya modal tersebut konstan/risiko, maka perusahaan dapat menggunakan tingkat bunga bebas risiko ( freerate ). Di Indonesia, nampaknya belum ada tingkat bunga yang bebas risiko secara murni. Tingkat bunga SBI yang biasanya digunakan sebagai acuan tingkat bunga bebas risiko sebenarnya juga mengandung risiko. Walau lebih kecil risikonya dibandingtingkat bunga deposito bank- bank di Indonesia. Apalagi dalam keadaan keadaan perekonomian yang kurang menguntungkan. Besar tingkat risiko yang dimaksukan dalam panilainaan investasi akan mempengaruhi besarnya hasil yang diharapkan oleh pemodal. Apabila perusahaan membangdingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya pada investasi tersebut mengharapkan hasil/ mensyaratkan hasil ( required rate of return ) yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya. Memang antara hasil dan risiko ( risk and return ) memiliki hubungan linear yang berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang diperoleh. Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil yang diperoleh/disyaratkan. Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan. Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko : 1. Risiko individual Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh proyek lain. 2. Risiko perusahaan Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor. 3. Risiko pasar( market risk ) Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan
  • 34. 34 mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return. Alternatif –alternatif Menghindari Resiko Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan, perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari keputusan strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul merupakan bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang sangat minim. 5. Mengelola Resiko Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu : • Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko tersebut tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan. • Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang sifatnya tidak tentu waktunya • Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam pada siang atau malam hari • Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar 6. Perhitungan Risiko Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.  Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.  Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
  • 35. 35  Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400.  Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.  Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.
  • 36. 36 BAB 12 STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN 12.1. Pengertian struktur modal Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. 12.2. Pengertian Leverage 1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen keuangan) 2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)). B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap. C. Jenis- jenis Leverage 1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi) Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus : DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT % PERUBAHAN PENJUALAN
  • 37. 37 2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan) Besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar. Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu : Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal. Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan. 12.3. KEBIJAKAN DIVIDEN Teori Kebijakan Dividen Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah: 1. Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah  Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.  Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.  Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.  Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.  Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya sendiri.
  • 38. 38  Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen. 2. Bird In-The Hand Theory Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. 3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu : 1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah. 2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap 3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara struktur modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. 3.3 Menjelaskan Pembayaran Dividen Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain: 1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen) Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen secara tunai a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi.
  • 39. 39 b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. 2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen) Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham : a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu. b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. 2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain: 1. Posisi likuiditas perusahaan Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil. 3. Rencana Perluasan Usaha
  • 40. 40 Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan Terhadap Perusahaan Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan melemahkan kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang. Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah: 1. Undang-Undang (UU) Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca. 2. Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. 3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya. 4. Tingkat Laba Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut.
  • 41. 41 BAB 13 MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS 13.1. Pengertian Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan yang memiliki tenggat waktu pembayaran atau jatuh tempo yang biasanya lumayan lama, bisa mencapai satu periode akuntansi (1 tahun) atau lebih. Biasanya, biaya pembayaran atau pelunasan hutang jangka panjang ini diperoleh melalui sumber-sumber dana yang bukan berasal dari kas perusahaan, investasi jangka pendek, persediaan stok barang / produk di gudang yang belum digunakan, piutang dagang, dan lain sebagainya yang biasanya termasuk kedalam aktiva lancar. Untuk pelunasan hutang jangka panjang biasanya menggunakan aktiva tidak lancar. Yang dimaksud dengan aktiva tidak lancar adalah aset atau kekayaan yang memiliki nilai waktu ekonomis yang cenderung relatif permanen atau jangka panjang serta tidak akan mudah habis dalam sebuah periode cash flow operasional perusahaan selama satu tahun. Contohnya adalah aset-aset perusahaan berupa investasi jangka panjang, saham, dan lain sebagainya. Menurut ilmu akuntansi keuangan menengah, yang termasuk kedalam hutang jangka panjang salah satunya adalah tentang hutang obligasi. Obligasi sendiri adalah sebuah pinjaman yang diberikan pemilik sebuah perusahaan kepada perusahaan lainnya. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal dengan waktu jatuh tempo tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Obligasi ini memang memiliki arti sebaliknya dari saham, dimana saham adalah memberikan hak kepemilikan kepada orang yang berlaku sebagai pemegang saham tersebut. Hutang jangka panjang menurut Kieso adalah sebuah kewajiban atau beban di masa depan untuk membayarkan hutang akibat dari penundaan pembayaran hutang yang seharusnya dilakukan pada saat siklus satu tahun atau lebih operasi operasional perusahaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa hutang dibagi menjadi dua kategori yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Perbedaannya dengan hutang jangka pendek adalah hutang jangka pendek harus segera dibayarkan dan dilunasi pembayarannya selama kurang dari satu periode akuntansi (kurang dari 1 tahun). Dalam mendapatkan sebuah pinjaman atau hutang jangka panjang memang tidak mudah, hal ini memerlukan beberapa jaminan dan persyaratan tertentu. Jaminan hutang jangka panjang ini bermacam-macam, diantaranya adalah jaminan barang tak bergerak. Yang termasuk kedalam jaminan barang tak bergerak adalah aset-aset seperti sertifikat tanah dan bangunan / gedung, dan rumah. Hutang jangka panjang atau long term debt ini memiliki pembayaran jatuh tempo sekitar 5-20 tahun. Waktu pembayaran ini tergantung kesepakatan dari kedua belah pihak dan kemampuan pihak yang mengajukan hutang jangka panjang untuk melakukan pembayaran yang telah telah disepakati sebelumnya. Hutang jangka panjang memiliki rasio ekuitas atau jumlah perbandingan mengenai aktiva bersih perusahaan yaitu jumlah aktiva yang telah dikurangi kewajiban pembayaran- pembayaran perusahaan. Rasio ekuitas terhadap total aktiva merupakan perbandingan antara hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta jumlah seluruh aktiva perusahaan. Rasio
  • 42. 42 ekuitas merupakan hasil dari selisih aktiva yang dimiliki perusahaan setelah dikurangi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang memiliki beberapa jenis, beberapa contoh hutang jangka panjang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Hutang hipotek, yaitu hutang yang muncul dikarenakan adanya pendapatan dana yang berasal dari hutang yang menggunakan jaminan harta tetap. Harta tetap atau barang tak bergerak misalnya saja adalah sertifikat tanah, sertifikat gedung / bangunan, rumah, dan lain sebagainya. Apabila nantinya peminjam tidak mampu melunasi hutang sessuai tenggat waktu yang telah dilakukan, maka pemberi pinjaman memiliki hak untuk menyita dan menjual barang yang dijaminkan tersebut untuk kemudian diambil dananya menurut kekurangan hutang yang belum dilunasi. Hutang hipotek biasanya hanya dapat diperoleh melalui salah satu sumber saja, misalnya hanya kepada bank. 2. Hutang obligasi, yaitu hutang yang timbul karena adanya dana yang telah didapatkan melalui terbitnya surat-surat obligasi. Seseorang yang membeli obligasi merupakan pemegang obligasi. Hal-hal yang biasanya tercantum dalam surat obligasi antara lain adalah nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga per tahun, serta ketentuan-ketentuan lain sesuai jenis obligasi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peminjam dan pemberi pinjaman. Sedangkan hutang wesel atau wesel bayar, termasuk kedalam jenis hutang jangka pendek. Hutang wesel adalah sebuah surat pernyataan kesanggupan pembayaran nominal tertentu dan tanggal yang telah disepakati bersama untuk diharuskan melakukan pembayaran kepada pihak pemberi pinjaman di masa depan. Yang termasuk hutang wesel antara lain adalah wesel yang dibuat dalam rangka kegiatan normal perusahaan, pinjaman yang disertai wesel, hutang wesel jangka panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima dimuka, hutang binus karyawan, hutang gaji dan upah, dan lain sebagainya. Hutang wesel dapat dibagi menjadi dua yaitu hutang wesel tidak berbunga dan hutang wesel berbunga. Sumber hutang jangka panjang dapat diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya adalah dari perusahaan lain, investor, maupun bank. Hutang jangka panjang bank memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Besarnya pinjaman yang yang bisa dipinjam dari bank biasanya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam membayar, seperti kelancaran keuangan perusahaan, laba yang diperoleh, kas perusahaan, jaminan sertifikat-sertifikat bangunan / tanah, dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai bahan pertimbangan bank dalam menyetujui sebuah pengajuan pinjaman perusahaan. Resiko Hutang Jangka Panjang Memiliki hutang jangka panjang selain menguntungkan dan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan, namun juga memiliki beberapa resiko. Beberapa resiko hutang jangka panjang diantaranya adalah : 1. Semakin lama jangka waktu peminjaman dana dan pelunasannya maka resiko juga akan semakin tinggi 2. Hanya dapat memperoleh sumber dana yang terbatas dari hasil pinjaman
  • 43. 43 3. Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan 4. Memiliki tenggat waktu jatuh tempo pembayaran hutang yang sudah pasti / tetap 5. Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tingkat tinggi atau rendah jumlah pinjaman Keuntungan Hutang Jangka Panjang Selain harus siap dihadapkan dengan resiko, memiliki hutang jangka panjang dengan obligasi memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah : 1. Bunga obligasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham. 2. Mengurangi kewajiban pajak, hal ini dikarenakan bunga pinjaman merupakan biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Sedangkan deviden merupakan pembagian laba yang tidak dapat dikategorisasikan sebagai pembebanan biaya. 3. Pemilik obligasi tidak akan memiliki hak suara dalam perusahaan, sehingga tidak akan mempengaruhi manajemen dan operasional harian perusahaan. Manajemen Hutang Jangka Panjang Apabila seseorang telah memiliki pinjaman berupa hutang jangka panjang dalam perusahaannya, maka hal penting yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah membuat neraca hutang jangka panjang yang dimiliki. Neraca keuangan ini terdiri atas aktiva dan pasiva. Neraca adalah laporan keuangan perusahaan dalam satu periode akuntansi (1 tahun) yang bertujuan untuk menghitung tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu seperti biaya pemasukan, biaya keluar masuk dana perusahaan, serta biaya operasional atau tingkat kelancaran keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi tersebut. Neraca keuangan akan menjadi sebuah dasar untuk menentukan keputusan keuangan perusahaan di masa depan. Karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik.Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapatmemberikan sinergi. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul ³Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank´memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank atau lebih dengancara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank-bank lainnya.Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang penggabungan badan usaha, definisiakuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi memperolehkendali atas aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu, mengakuisuatu kewajiban atau dengan mengeluarkan saham.Akuisisi adalah bentuk pengambil alihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi sehinggamengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut. Biasanya pihak pengakuisisimemiliki ukuran yang lebih besar dibanding dengan pihak yang diakuisisi. 13.2. Merger Merger merupakan suatu strategi bisnis yang diterapkan dengan menggabungkan antara dua atau lebihperusahaan yang setuju menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karenamereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama- sama dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat, (Hitt, et.al., 2001).
  • 44. 44 Sedangkan menurut Brian Coyle (2000) merger dapatdiartikan secara luas maupun secara sempit. Dalam pengertian yang luas, merger juga menunjuk padasetiap bentuk pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya, pada saat kegiatan usaha darikedua perusahaan tersebut disatukan. Pengertian yang lebih sempit merujuk pada dua perusahaan denganekuitas hampir sama, menggabungkan sumber-sumber daya yang ada pada kedua perusahaan menjadi satubentuk usaha. Pemegang saham atau pemilik dari kedua perusahaan sebelum merger menjadi pemilik darisaham perusahaan hasil merger, dan top manajemen dari kedua perusahaan tetap menduduki posisi senior dalam perusahaan setelah merger.Merger menurut Morris (2000), adalah the absorption of one corporation into another corporation,«.. Usually but not always, the selling corporation¶s shareholders receive stock in the buying corporation´ . Bagi Morris merger dapat dengan mudah dimengerti sebagai suatu bentuk yang secarastruktural serupa dengan pengambilalihan saham. Semua hak dan kewajiban dari perusahaan yang merger dialihkan demi hukum kepada perusahaan yang mengambil alih tersebut. Dalam suatu transaksi merger yang sebenarnya terjadi adalah pengalihan hak dan kewajiban dari perusahaan yang diambil alih keperusahaan yang mengambil alih. Pada pengambilalihan saham biasa, hak dan kewajiban dari perusahaanyang diambil alih tetap dipisahkan dalam suatu perusahaan independen yang berbeda dari perusahaan yang mengambil alih tersebut. Agar tidak merugikan kepentingan dari perusahaan yang mengakuisisi, dalammerger, maka diciptakanlah triangular merger, dimana perusahaan yang mengambil alih mendirikan satuperusahaan baru yang akan mengabsorbsi seluruh hak dan kewajiban dari perusahaan yang diambil alihtersebut.Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: 1. Merger HorisontalMerger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yangsama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasar/industriyang sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horisontal adalah untuk mengurangipersaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasarandan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horisontal iniadalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut. Apabila hanya terdapat sedikitpelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah padamonopoli.2. Merger VertikalMerger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalamtahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau sebaliknya. Merger dan akuisisi vertikaldilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadappemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkap mulai dari penyediaan input sampaipemasaran. Untuk menjamin bahwa pasokan input berjalan dengan lancar maka perusahaan tersebutbisa mengakuisisi atau merger dengan pemasok. Merger dan akuisisi vertikal ini dibagi dalam duabentuk yaitu integrasi ke belakang atau ke bawah (backward/downward integration) dan integrasi kedepan atau ke atas (forward/upward integration). Merger Konglomerat Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalamindustri yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah