Pembelajaran matematika di Indonesia mengalami perkembangan dari pengajaran berhitung tradisional hingga matematika modern. Di luar negeri, proyek-proyek seperti UICSM dan SMSG memperkenalkan pendekatan baru. Saat ini, pembelajaran matematika didasarkan pada KBK dan menekankan pendekatan kontekstual serta partisipasi siswa sebagai subjek belajar.
2. PERKEMBANGAN PENGAJARAN MATEMATIKA DI DALAM NEGERI
Awal Pembaharuan
Di Indonesia, nama matematika berangsur-angsur
digunakan sejak tahun 1970
3. Langkah awal dalam pembaharuan itu dilakukan
dengan memilih buku sumber utama
matematika yaitu belajar berhitung, terbitan
departemen P dan K tahun 1970 dengan buku
pendamping Didaktik berhitung, terbitan Bhatara
tahun 1969. Kedua buku itu disusun oleh Dr.
Supartinah Pakasi. Penggunaan buku itu hanya
1 jilid saja.
4. Langkah berikutnya, setelah penggunaan buku belajar
berhitung adalah menterjemahkan buku Entebbe
Mathematics Series (buku matematika modern untuk SD)
yang kemudian menghasilkan 12 buku murid dan 12 buku
pedoman khusus ditambah dengan sebuah buku pedoman
umum. Penterjemahan baru selesai sekitar tahun 1972-
1973.
(pengajaran matematika modern praktis menggantikan pengajaran berhitung di SD sejak tahun itu)
5. Meskipun kurikulum 1968 sudah ditinggalkan, namun resminya
peralihan dari belajar berhitung ke pengajaran matematika modern
adalah tahun 1975, sejak diberlakukannya kurikulum 1975.
• Materi yang termuat dalam matematika modern :
– Himpunan
– Macam-macam bilangan
– Bilangan dasar non decimal
– Aritmetika jam
– Pengantar teori kemungkinan
– Pengerjaan hitung
– Geometri
6. Pengajaran matematika
tradisional
• Materi : Bilangan asli beserta operasi hitungnya,
bilangan cacah beserta operasi hitungnya, bilangan
rasional beserta operasi hitungnya, sampai dengan
bilangan real beserta operasi hitungnya.
• Tujuan dari pengajaran berhitung lama adalah untuk
melatih otak, yang sifatnya drill.
7. Pengajaran matematika tradisional
• Di awal abad ke-20, terdapat faham baru yang dilontarkan oleh E.Thorndike.
Thorndike merumuskan teori pengaitan.
• Dalam proses belajar-mengajar yang dilandasi teori ini, guru memberikan
rangsangan atau stimulus berupa pertanyaan, baik pertanyaan yang sifatnya
menelusuri pengetahuan yang telah diperoleh, maupun pertanyaan tentang
pendapat siswa terhadap suatu masalah tertentu. Dengan adanya stimulus itu maka
akan muncul respon dari siswa. Jika proses ini dilakukan secara berulang, maka
penguasaan bahan akan tercapai.
• Faham thorndike -- Drill --- Keterampilan berhitung
• ( - ) : penalaran siswa terhadap suatu konsep kurang mendapat perhatian
8. • Beberapa kelemahan pengajaran matematika tradisional
– Keterampilan berhitung dan proses menghafal yang
sifatnya mekanis lebih diutamakan tanpa usaha
mendalami pengertiannya
– Pengajaran matematika lama (berhitung) kurang memberi
rangsangan pada siswa untuk memotivasi dan memacu
keingintahuan pada diri mereka.
Siswa kurang banyak diberi kesempatan untuk memahami konsep yang
diberikan, tapi lebih disibukkan pada penghafalan, dan latihan keterampilan
– Materi dalam berhitung lama tidak berkesinambungan
9. – Dalam berhitung lama topik matematika yang
diberikan kurang ada hubungan dengan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari
e.g: statistika kurang banyak diberikan, tidak ada penjelasan tentang bangun ruang,
– Berhitung lama kurang memperhatikan ketepatan
bahasa
– penalaran siswa terhadap konsep yang
sesungguhnya kurang mendapat perhatian.
10. Perkembangan Pengajaran
Matematika di Luar Negeri
• Sampai tahun 1950 bahkan sebelumnya di Amerika Serikat
sudah ada kesepahaman bersama bahwa :
– pengajaran matematika tidak berhasil
– pada umumnya siswa takut terhadap pelajaran matematika
dan tidak menyukainya
– banyak sekali orang dewasa yang tidak mampu
mempertahankan kemampuan yang telah dimilikinya.
• (menurut Morris Kline, yang dikutip oleh Ruseffendi)
12. • Pada pertengahan abad ke 20 di Amerika Serikat terdapat
beberapa proyek pengajaran matematika:
• UICSM (The University of illinois comittee on school
Mathematics) oleh Beberman pada tahun 1952.
UICSM Merupakan proyek pembaharuan matematika yang
menekankan pada pengertian dan penemuan yang kemudian
merupakan cikal bakal matematika modern (New Math)
• SMSG (School Mathematics Study Group) oleh Dr. E Begle
tahun 1958
13. CIRI – CIRI MATEMATIKA MODERN
1. Menekankan pada pengertian dan metode penemuan
Pada matematika modern siswa harus mengerti materi matematika baru kemudian di hapal
1. Matematika modern (NeW MaTh) memuat materi baru
Materi baru yang termuat adalah :
• bilangan dasar non desimal
• aritmetika jam/modular
• teori himpunan
• aljabar abstrak
• logika matematika
• aljabar boole
• Statistika
• Probabilitas
• topologi
14. CIRI – CIRI MATEMATIKA MODERN
3. Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika
deduktif.
Baik dalam kurikulum Amerika Serikat maupun kurikulum 1975, geometri
yang diajarkan merupakan geometri deduktif, sedangkan aritmetika dan
aljabar tidak diberikan secara deduktif. Pada matematika modern
pendekatan deduktif ini tidak saja dalam geometri tetapi juga dalam
aritmetika dan aljabar. Namun pengajaran matematika pada anak usia
dini masih tetap menggunakan pendekatan induktif.
15. CIRI – CIRI MATEMATIKA MODERN
4. Dalam matematika modern ketepatan bahasa
sangat diperhatikan
5. Matematika modern sangat menekankan pada
struktur.
Terlihat dengan adanya pendalaman struktur aljabar yang
memuat sifat komutatif, assosiatif, unsur satuan, unsur
invers, unsur komplemen, operasi biner dan operasi
invers. Materi-materi ini termuat dalam penjelasan topik-
topik seperti : Ring, grup, dan field.
18. CIRI – CIRI PEMBELAJARAN MATH MASA KINI
1. Kalkulator dan komputer harus digunakan semaksimal mungkin
2. Pembelajaran matematika harus menggunakan pendekatan
pemecahan masalah
3. Semua siswa harus mendapatkan pembelajaran matematika lebih
lama
4. Guru-guru matematika harus meningkatkan diri
5. Pembelajaran matematika harus efektif dan efisien
6. Evaluasi harus dengan alat ukut yang lebih luas dari pada oleh alat
evaluasi konvensional
19. PEMBELAJARAN MATEMATIKA MASA KINI DI INDONESIA
1. Pembelajaran matematika berdasarkan kurikulum 1984
* Menganut prinsip CBSA
* Penambahan materi seperti komputer dan aritmetika sosial
* Beberapa alasan perubahan kurikulum 1975 menjadi 1984 pada
bidstud math di SLTA adalah :
1. Materi yang terlalu padat
2. Adanya perbedaan kemajuan teknologi pada tiap daerah
3. Adanya kesenjangan antara kurikulum dalam pelaksanaanya
di sekolah dengan kebutuhan di lapangan
4. Belum ada kesesuaian antara materi pada kurikulum dengan
tahap kemampuan anak didik
20. 2. Pembelajaran Matematika Berdasarkan kurikulum 1994
Kurikulum 1994 ini disusun untuk mweujudkan tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,
perkembangan IPTEK serta kesenian, sesuai dengan
jenis dan jenjang pendidikan.
Pada kurikulum 1994, berhitung mendapatkan porsi dan
penekanan utama
21. 2. Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK
Dengan KBK, pembelajaran matematika saat ini diarahkan
untuk mengembangkan pengetahuan matematika,
pemahaman matematika, kemampuan terhadap nilai,
sikap dan minat PD supaya dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan.
Proses pembelajaran di SD berdasarkan KBK menggunakan pendekatan
induktif dan pada jenjang yang lebih tinggi dengan pendekatan
deduktif.
22. Keunggulan pembelajaran matematika berdasarkan KBK :
1. Pembelajaran matematika bersifat kontekstual (alamiah) untuk
mengembangkan berbagai kompetensi matematika sesuai dengan
kompetensi masing-masing anak didik.
2. Anak didik merupakan subjek atau pelaku belajar
3. Pembelajaran matematika berdasarkan KBK dapat menjadi dasar
pengembagan kemampuan pada bidang lain seperti ekonomo, IPA,
dll.
4. Pembelajaran matematika berdasarkan KBK bersifat realistik