SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN TUGAS PENELITIAN
HACCP
PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
KULYAH
HACCP
Nasi Goreng
Oleh:
Aprilia Dwi Lestari (B3211442)
Dandik Awang Syaifullah (B3211504)
Umi Retnoningrum (B3211468)
Khoirul Anam (B3211866)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
Pendahuluan
Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan salah satu faktor
yang penting untuk memenuhi standart mutu atau persyaratan yang ditetapkan
untuk pangan. CPPB sangat berguna bagi kelangsungan hidup industri pangan
baik yang berskala kecil, sedang maupun yang berskala besar. Metode CPPB ini,
dapat menghasilkan makanan yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi
kesehatan. Dengan menghasilkan makanan yang bermutu dan aman untuk
dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat, dan industri
pangan yang bersangkutan akan berkembang pesat. Dengan berkembangnya
industry pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk
dikonsumsi, maka masyarakat pada umumnya akan terlindung dari penyimpangan
mutu pangan yang berbahaya dan mengancam kesehatan.
Ruang Lingkup
1. Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industry Rumah Tangga (CPPB-
IRT) ini menjelaskan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi tentang
penanganan bahan pangan diseluruh mata rantai produksi pangan mulai
bahan baku samp’ai produk akhir.
2. Pedoman CPPB-IRT sesuai Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No.
HK.00.05.5.1639 tanggal 30 April 2003
3. Pedoman CPPB-IRT ini berlaku bagi semua IRT yang berada di wilayah
Republik Indonesia.
Pengertian
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai pangan bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan
dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau
pembuatan makanan atau minuman.
2. Aman untuk dikonsumsi adalah pangan tersebut tidak mengandung bahan-
bahanyang dapat membahyakan kesehatan atau keselamatan manusia
misalnya bahan yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan.
3. Layak untuk dikonsumsi adalah pangan tersebut keadaannyanormal tidak
menyimpang seperti busuk, kotor, menjijikkan atau penyimpangan lainnya.
4. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan pencemaran biologis, kimia dan fisik
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
5. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali atau
mengubah bentuk pangan.
6. Cara Produksi yang Baik adalah suatu pedoman yang menjelaskan agaimana
memproduksi pangan agar bermutu, aman dan layak untuk dikonsumsi.
7. Higien Pangan adalah kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk
menjamin keamana pangan disemua tahap rantai pangan.
8. Sanitasi Pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertambah
dan berkembang biaknya jasad retnik pembusuk dan pathogen dalam pangan,
peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia.
9. Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan
yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena
jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki
pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda
atau dua roda dan satu kaki).
Tujuan penerapan CPPB-IRT
1. Tujuan umum adalah menghasilkan pangan yang bermutu, aman
dikonsumsi dan sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen
domistik maupun internasional.
2. Tujuan khusus adalah:
a. Memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memproduksi pangan yang
baik;
b. Mengarahkan PKL agar memenuhi persyaratan produksi yang baik
seperti persyaratan lokasi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi,
pengendalian hama, hygiene karyawan, pengendalian proses dan
pengawasan.
Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian dari kelompok kami dalam penelitian Pedagang
Kaki Lima (PKL) di Bunderan Jl. Mastrip Sumbersari, Jember berdasarkan
beberapa aspek persyaratan CPPB-IRT, sebagai berikut:
A. LINGKUNGAN PRODUKSI
Berdasarkan lingkungan produksi, PKL (Pedagang Kaki Lima)
sangat kurang layak untuk ditempati, Tempat produksi ini sangat bebas
dari pencemaran asap kendaraan bermotor karena kondisi lingkungan PKL
berada tepat dipinggir jalan bahkan dibawah gerobak terdapat genangan
air. Halaman tempat produksi sangat tidak terjaga. Kebersihan halaman
sangat tidak diperhatikan oleh pemilik, polusi dimana-mana., sampah
hanya ditempatkan dengan kantong plastik serta tidak adanya tempat
sampah yang semestinya.
B. GEROBAK DAN FASILITAS PKL
a. gerobak
Berdasarkan gerobak yang dipakai, PKL ini sangat jorok dan
sangat jauh dari layak untuk disinggahi sebagai tempat makan yang dilihat
dari Sistem HACCP dan Keamanan Makanan. Gerobak sangat kumuh dan
bahkan terlihat jelas tidak pernah dibersihkan. Di tempat pencucian piring
PKL ini berserakan piring-piring yang belum dibersihkan, bahkan
pencucian piring nhanya dilakukan dengan sekali memasukkan kedalam
bak air yang berisi air dan kemudian di Lap dengan lap kotor untuk
mengeringkan.
Penggunaan tempat sampah untuk pembuangan hanya
menggunakan plastik. Plastik tersebut (lebih tepatnya plastik yang
berfungsi sebagai tempat sampah) digantungkan di badan gerobak, hal ini
dinilai agar memudahkan pembuangan sampah-sampah yang akan
dibuang.
b. Peralatan Proses
Peralatan membuat nasi goreng terbuat dari bahan alumuniun,
satinless, besi dan plastik. Peralatan alumunium ini (wajan dan sptula yang
digunakan) tidak dibersihkan, apabila ada pelanggan yang membeli maka
proses langsung dilakukan dengan menggunakan peralatan tersebut
dengan tanpa dicuci ataupun dibersihkan. Begitupula dengan alat-alat
lainnya terlihat tidak pernah dibersihkan, kotor, kumuh bahkan sudah
berjamur pada beberapa piring yang digunakan terlihat berserakan dan
terdapat banyak butiran nasi dan minyak, namun peralatan tersebut masih
digunakan kembali untuk melayani konsumen tanpa adanya pembilasan
terkadang. Peralatan yang terbuat dari besi sudah mengalami korosif dan
berwarna kuning keemasan, hitam. Beberapa dari peralatan terbuat dari
bahan plastik yang apabila terkena panas yang tinggi akan mengelupas
dan bahannya akan ikut terhadap produk yang dihasilkan. Pembersihan
alat-alat tidak dilakukan setiap hari oleh pemilik tempat produksi
Peletakan peralatan produksi berantakan sehingga mempersulit
pekerja untuk memproduksi produk secara cepat dan tepat untuk
melaksanakan proses pengolahan. Namun hal itu tidak menjadi masalah
terhadap pedangang karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
C. SUPLAI AIR
Suplai air pada tempat Pedagang Kaki Lima ini sebagian besar
dari air SUMUR yang sengaja dibawa dari rumah. Air sumur yang
dimaksud digunakan sebagai air minum dan air untuk cuci piring dan
peralatan lainnya. Bak penampung air terlihat sudah banyak terdapat lumut
hijau yang menempel pada tempat air dan juga galon air yang digunakan.
D. FASILITAS DAN KEGIATAN SANITASI
Adapun fasilitas dan hygiene sanitasi dibagi pada:
1. Alat cuci atau pembersih
Alat cuci dan alat hygiene atau pembersih terlihat tidak terlihat di
PKL ini, bahkan tidak ada. Bak cuci produksi tidak terjaga dengan
baik. Pembersih di tempat ini tidak terjamin kebersihannya. Dan
sangat miris ketika terlihat kondisi tempat minum yang sudah terdapat
lumut, dan sebagian air yang digunakan memiliki warna yang berbeda.
2. Kegiatan Pembersihan
Tidak adanya kegiatan pembersihan dalam proses pembuatan nasi
goreng pada PKL ini. Pemilikpun serasa enggan untuk bertanggung
jawab berkaitan dengan pembersihan hamaan, kebersihan, dan
pencucian. Kebersihan sangat tidak diutamakan di PKL ini.
Kebersihan tempat ini tidak selalu terjaga, bahkan sengaja tidak
dibersihkan tiap hari. Pada kebersihan alat memasak, alat mencuci, alat
alat kebersihan dan lingkungan sekitar.
E. KESEHATAN
1. Kebersihan pemilik
Dari segi kebersihan pemilik, secara keseluruhan kebersihan tidak
terjaga. pemilik tidak mengenakan baju khusus untuk meramu
masakan, bahkan pemilik sering keluyuran dan bermain-main
menyeberangi jalan. serta, tidak dilengkapi dengan pemakaian
celemek, penutup kepala, sarung tangan.
2. Kebiasaan pemilik
Kebiasaan pemilik PKL ini yaitu memegang HandPhone stelah dan
sebelum memasak, merokok dan berbicara saat proses pembuatan nasi
goreng. Bahkan tidak sesekali mencuci tangan dalam setiap
pekerjaannya. Pemilikpun membiasakan diri dengan mengambil
bahan-bahan untuk membuat nasi goreng dengan tangan secara
langsung pada bagian-bagian tertentu.
F. PENYIMPANAN
Penyimpanan pada bahan-bahan pangan sebelum pengolahan
terlihat terpisah pada beberapa tempat seperti nasi dan bumbu-bumbu,
serta dengan mie dan kubis atau sawi sebgai pelengkap nasi goreng
tersebut.
Namun, beberapa bahan tidak ditutup kembali setelah dipakai,
bahkan tidak pernah ditutup. Untuk meida terbesar (komponen utama
pembuatan nasi goreng) ini, pedagang kaki lima (PKL) menutup nasi
(dengan wadah keranjang nasi bolong-bolong) menggunakan kain lap
yang digunakan untuk lap tangan setelah membuat nasi goreng pesanan
pelanggan.
Penyimpanan bahan-bahan tidak konsisten tiap harinya, yang
selalu berubah-ubah. Minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah
minyak yang sudah dipakai sebelumnya meskipun terkadang dicampur
dengan minyak yang masih baru.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan pembahasan diatas adalah:
- Terdapat hubungan antara HACCP dengan hygiene sanitasi makanan
terhadap kualitas bakteriologis makanan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di
Bunderan Jl. Mastrip Sumbersari jember ini. Maka disarankan pada pedagang
kaki lima agar menjaga dan meningkatkan proses pengolahan dan kebersihan
lingkungan sehingga kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih aman dan
sehat.
- Keamanan pangan dan mutu makanan merupakan tanggung jawab besar bagi
pedagang kaki lima dengan harus mempertimbangkan kesehatan para
customer bersama pemerintah dan konsumen dalam pengembangan sistem
mutu dan keamanan pangan. Serta harus adanya timbal balik dari masyarakat
yang sudah mengerti tentang keamanan makanan dengan memposisikan diri
sebagai pemberi informasi bagaimana melaksanakan produksi yang baik
- Pembersihan dan penyimpanan peralatan dilakukan secara tidak baik atau
berantakan. Sangat tidak layak untuk masyarakat meskipun rasa makanan
yang ditawarkan lumayan enak. Sedangkan faktor penghambat dalam
penerapan sanitasi hygiene Pedagang Kaki Lima adalah pedagang tidak
memperhatikan dalam penerapan sanitasi hygiene, kebiasaan yang disengaja
yang dilakukan pemilik melakukan hal-hal seperti menggaruk-garuk badan,
memegang handphone, merokok dan sebagainya, hal ini sangat tidak baik
dalam penerapan higiene sanitasi rumah produksi.

More Related Content

What's hot

Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungReza Fahlevi
 
Laporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKLaporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKdinamuslimah
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)Shela Rizky Tarinda
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafoodnafarani
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananYohanes Kristianto
 
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaKumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaMarino Alsangkily
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
 
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan JadwalMateri 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan JadwalManji Lala
 
Makanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anakMakanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anakDela Aristi
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriBasyrowi Arby
 
Presentasi pempek vegan santap.pptx
Presentasi pempek vegan santap.pptxPresentasi pempek vegan santap.pptx
Presentasi pempek vegan santap.pptxDhaifin
 
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORJoko Riswanto
 
Acara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah TanggaAcara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah TanggaMelina Eka
 

What's hot (20)

Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
 
Laporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKLaporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDK
 
Job desk seminar
Job desk seminarJob desk seminar
Job desk seminar
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Daftar tabel
Daftar tabelDaftar tabel
Daftar tabel
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaKumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
 
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan JadwalMateri 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
Materi 1 Perkenalan dan Pembahasan Jadwal
 
Penyusunan menu
Penyusunan menuPenyusunan menu
Penyusunan menu
 
Makanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anakMakanan sehat untuk anak
Makanan sehat untuk anak
 
Asuhan gizi kanker
Asuhan gizi kankerAsuhan gizi kanker
Asuhan gizi kanker
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
 
Presentasi pempek vegan santap.pptx
Presentasi pempek vegan santap.pptxPresentasi pempek vegan santap.pptx
Presentasi pempek vegan santap.pptx
 
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
 
Acara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah TanggaAcara 3 Ukuran Rumah Tangga
Acara 3 Ukuran Rumah Tangga
 

Viewers also liked

Pembuatan kerupuk nasi
Pembuatan kerupuk nasiPembuatan kerupuk nasi
Pembuatan kerupuk nasiEmil Suchendro
 
Proposal usaha nasi goreng
Proposal usaha nasi gorengProposal usaha nasi goreng
Proposal usaha nasi gorengSaiki Wildones
 
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanMakalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanFahmy Metala
 
Makalah entrepeneurship
Makalah entrepeneurshipMakalah entrepeneurship
Makalah entrepeneurshipReza Ryantono
 
Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...
Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...
Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...Satria
 
Proposal Es Buah
Proposal Es BuahProposal Es Buah
Proposal Es Buahirwanhs
 
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurMakalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurAnindya Zulatsari
 
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...Jiantari Marthen
 
Makalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanroji muhidin
 

Viewers also liked (15)

Wasbang nkri
Wasbang nkriWasbang nkri
Wasbang nkri
 
Cara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelaiCara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelai
 
Hilang bau susu
Hilang bau susuHilang bau susu
Hilang bau susu
 
Cara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelaiCara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelai
 
Pembuatan kerupuk nasi
Pembuatan kerupuk nasiPembuatan kerupuk nasi
Pembuatan kerupuk nasi
 
Proposal usaha nasi goreng
Proposal usaha nasi gorengProposal usaha nasi goreng
Proposal usaha nasi goreng
 
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanMakalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
 
Susu kedelai
Susu kedelaiSusu kedelai
Susu kedelai
 
Makalah entrepeneurship
Makalah entrepeneurshipMakalah entrepeneurship
Makalah entrepeneurship
 
Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...
Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...
Proposal Usaha Nasi Goreng - Satria Dipa Nusantara - Tugas Kewirausahaan - SM...
 
Proposal Es Buah
Proposal Es BuahProposal Es Buah
Proposal Es Buah
 
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurMakalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
 
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
Makalah penelitian studi kelayakan bisnis (studi kasus usaha kecil keripik pi...
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan BisnisContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
 
Makalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaan
 

Similar to Makalah nasgor bunderan

Perusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedasPerusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedasAbdul Narawi
 
Sanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-pangan
Sanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-panganSanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-pangan
Sanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-panganraden prawoto
 
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptxKOTAKUTual
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAToriza steva andra
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOPSyartiwidya Syariful
 
Hygiene Santasi Pangan Kanyhhhhhtin.pptx
Hygiene Santasi  Pangan Kanyhhhhhtin.pptxHygiene Santasi  Pangan Kanyhhhhhtin.pptx
Hygiene Santasi Pangan Kanyhhhhhtin.pptxPuskesmasKebumenII
 
Pengolahan makanan
Pengolahan makananPengolahan makanan
Pengolahan makananDevi Giyanti
 
Hygiene Santasi Pangan Kantin.pptx
Hygiene Santasi  Pangan Kantin.pptxHygiene Santasi  Pangan Kantin.pptx
Hygiene Santasi Pangan Kantin.pptxazisbustari
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 
PPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptx
PPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptxPPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptx
PPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptxHarifaAlfiatuRochman
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanDesy Rahmawati
 
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxPEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxMelimarlina3
 
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdfMateri 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdfHenyAkbarMarwiana
 
merekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptx
merekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptxmerekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptx
merekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptxMansurJaya
 
Meeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptx
Meeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptxMeeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptx
Meeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptxArieDoviziosoPutra
 

Similar to Makalah nasgor bunderan (20)

Perusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedasPerusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedas
 
Sanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-pangan
Sanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-panganSanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-pangan
Sanitasi dan-sanitizer-dalam-industri-pangan
 
P IRT (UKM) .ppt
P IRT  (UKM) .pptP IRT  (UKM) .ppt
P IRT (UKM) .ppt
 
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx03-DISPERINKOPUMKM.pptx
03-DISPERINKOPUMKM.pptx
 
Manajemen Resiko
Manajemen ResikoManajemen Resiko
Manajemen Resiko
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
 
PERSONAL HYGIENE
PERSONAL HYGIENEPERSONAL HYGIENE
PERSONAL HYGIENE
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
 
Hygiene Santasi Pangan Kanyhhhhhtin.pptx
Hygiene Santasi  Pangan Kanyhhhhhtin.pptxHygiene Santasi  Pangan Kanyhhhhhtin.pptx
Hygiene Santasi Pangan Kanyhhhhhtin.pptx
 
Attachment(9)
Attachment(9)Attachment(9)
Attachment(9)
 
Pengolahan makanan
Pengolahan makananPengolahan makanan
Pengolahan makanan
 
Hygiene Santasi Pangan Kantin.pptx
Hygiene Santasi  Pangan Kantin.pptxHygiene Santasi  Pangan Kantin.pptx
Hygiene Santasi Pangan Kantin.pptx
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
Bahan Pembersih dalam Sanitasi
Bahan Pembersih dalam SanitasiBahan Pembersih dalam Sanitasi
Bahan Pembersih dalam Sanitasi
 
PPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptx
PPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptxPPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptx
PPT SANITASI PENGOLAHAN IKAN KALENG.pptx
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptxPEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK.pptx
 
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdfMateri 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
Materi 2 RJ - Pengenalan HACCP.pdf
 
merekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptx
merekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptxmerekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptx
merekayasa-teknik-pembesaran-ikan-ramah-lingkungan_compress.pptx
 
Meeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptx
Meeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptxMeeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptx
Meeting Koordinasi Penanggulangan Keracunan.pptx
 

More from Khoirul Anam

Meatballsfinal 130910103113-phpapp02
Meatballsfinal 130910103113-phpapp02Meatballsfinal 130910103113-phpapp02
Meatballsfinal 130910103113-phpapp02Khoirul Anam
 
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccp
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccpHandbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccp
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccpKhoirul Anam
 
Hh pest control_100410
Hh pest control_100410Hh pest control_100410
Hh pest control_100410Khoirul Anam
 
32150 9 gmp_pests.5
32150 9 gmp_pests.532150 9 gmp_pests.5
32150 9 gmp_pests.5Khoirul Anam
 
Tesco lotus Food Manufacturing Standard
Tesco lotus Food Manufacturing StandardTesco lotus Food Manufacturing Standard
Tesco lotus Food Manufacturing StandardKhoirul Anam
 
Fermentation technology
Fermentation technologyFermentation technology
Fermentation technologyKhoirul Anam
 
Generic fsc and examples of food waste
Generic fsc and examples of food wasteGeneric fsc and examples of food waste
Generic fsc and examples of food wasteKhoirul Anam
 
Program kreativitas mahasiswa
Program kreativitas mahasiswaProgram kreativitas mahasiswa
Program kreativitas mahasiswaKhoirul Anam
 
Tugas manajement khoirul anam
Tugas manajement khoirul anamTugas manajement khoirul anam
Tugas manajement khoirul anamKhoirul Anam
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatKhoirul Anam
 
Laporan hacc previsi
Laporan hacc previsiLaporan hacc previsi
Laporan hacc previsiKhoirul Anam
 

More from Khoirul Anam (20)

Meatballsfinal 130910103113-phpapp02
Meatballsfinal 130910103113-phpapp02Meatballsfinal 130910103113-phpapp02
Meatballsfinal 130910103113-phpapp02
 
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccp
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccpHandbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccp
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccp
 
Hh pest control_100410
Hh pest control_100410Hh pest control_100410
Hh pest control_100410
 
32150 9 gmp_pests.5
32150 9 gmp_pests.532150 9 gmp_pests.5
32150 9 gmp_pests.5
 
Tesco lotus Food Manufacturing Standard
Tesco lotus Food Manufacturing StandardTesco lotus Food Manufacturing Standard
Tesco lotus Food Manufacturing Standard
 
Huongprf
HuongprfHuongprf
Huongprf
 
Haccp
HaccpHaccp
Haccp
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Fermentation technology
Fermentation technologyFermentation technology
Fermentation technology
 
Generic fsc and examples of food waste
Generic fsc and examples of food wasteGeneric fsc and examples of food waste
Generic fsc and examples of food waste
 
Program kreativitas mahasiswa
Program kreativitas mahasiswaProgram kreativitas mahasiswa
Program kreativitas mahasiswa
 
Tugas manajement khoirul anam
Tugas manajement khoirul anamTugas manajement khoirul anam
Tugas manajement khoirul anam
 
Tabel 3
Tabel 3Tabel 3
Tabel 3
 
Produk bahaya
Produk bahayaProduk bahaya
Produk bahaya
 
Diagram alir 1
Diagram alir 1Diagram alir 1
Diagram alir 1
 
Presentasi haccp
Presentasi haccpPresentasi haccp
Presentasi haccp
 
Laporan haccp
Laporan haccpLaporan haccp
Laporan haccp
 
Ssop
SsopSsop
Ssop
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakat
 
Laporan hacc previsi
Laporan hacc previsiLaporan hacc previsi
Laporan hacc previsi
 

Makalah nasgor bunderan

  • 1. LAPORAN TUGAS PENELITIAN HACCP PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) KULYAH HACCP Nasi Goreng Oleh: Aprilia Dwi Lestari (B3211442) Dandik Awang Syaifullah (B3211504) Umi Retnoningrum (B3211468) Khoirul Anam (B3211866) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2013
  • 2. Pendahuluan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standart mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan. CPPB sangat berguna bagi kelangsungan hidup industri pangan baik yang berskala kecil, sedang maupun yang berskala besar. Metode CPPB ini, dapat menghasilkan makanan yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Dengan menghasilkan makanan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat, dan industri pangan yang bersangkutan akan berkembang pesat. Dengan berkembangnya industry pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, maka masyarakat pada umumnya akan terlindung dari penyimpangan mutu pangan yang berbahaya dan mengancam kesehatan. Ruang Lingkup 1. Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industry Rumah Tangga (CPPB- IRT) ini menjelaskan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi tentang penanganan bahan pangan diseluruh mata rantai produksi pangan mulai bahan baku samp’ai produk akhir. 2. Pedoman CPPB-IRT sesuai Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.5.1639 tanggal 30 April 2003 3. Pedoman CPPB-IRT ini berlaku bagi semua IRT yang berada di wilayah Republik Indonesia.
  • 3. Pengertian 1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai pangan bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. 2. Aman untuk dikonsumsi adalah pangan tersebut tidak mengandung bahan- bahanyang dapat membahyakan kesehatan atau keselamatan manusia misalnya bahan yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan. 3. Layak untuk dikonsumsi adalah pangan tersebut keadaannyanormal tidak menyimpang seperti busuk, kotor, menjijikkan atau penyimpangan lainnya. 4. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan pencemaran biologis, kimia dan fisik yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. 5. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali atau mengubah bentuk pangan. 6. Cara Produksi yang Baik adalah suatu pedoman yang menjelaskan agaimana memproduksi pangan agar bermutu, aman dan layak untuk dikonsumsi. 7. Higien Pangan adalah kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk menjamin keamana pangan disemua tahap rantai pangan. 8. Sanitasi Pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertambah dan berkembang biaknya jasad retnik pembusuk dan pathogen dalam pangan,
  • 4. peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. 9. Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Tujuan penerapan CPPB-IRT 1. Tujuan umum adalah menghasilkan pangan yang bermutu, aman dikonsumsi dan sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen domistik maupun internasional. 2. Tujuan khusus adalah: a. Memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memproduksi pangan yang baik; b. Mengarahkan PKL agar memenuhi persyaratan produksi yang baik seperti persyaratan lokasi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, pengendalian hama, hygiene karyawan, pengendalian proses dan pengawasan.
  • 5. Hasil Penelitian Adapun hasil penelitian dari kelompok kami dalam penelitian Pedagang Kaki Lima (PKL) di Bunderan Jl. Mastrip Sumbersari, Jember berdasarkan beberapa aspek persyaratan CPPB-IRT, sebagai berikut: A. LINGKUNGAN PRODUKSI Berdasarkan lingkungan produksi, PKL (Pedagang Kaki Lima) sangat kurang layak untuk ditempati, Tempat produksi ini sangat bebas dari pencemaran asap kendaraan bermotor karena kondisi lingkungan PKL berada tepat dipinggir jalan bahkan dibawah gerobak terdapat genangan air. Halaman tempat produksi sangat tidak terjaga. Kebersihan halaman sangat tidak diperhatikan oleh pemilik, polusi dimana-mana., sampah hanya ditempatkan dengan kantong plastik serta tidak adanya tempat sampah yang semestinya. B. GEROBAK DAN FASILITAS PKL a. gerobak
  • 6. Berdasarkan gerobak yang dipakai, PKL ini sangat jorok dan sangat jauh dari layak untuk disinggahi sebagai tempat makan yang dilihat dari Sistem HACCP dan Keamanan Makanan. Gerobak sangat kumuh dan bahkan terlihat jelas tidak pernah dibersihkan. Di tempat pencucian piring PKL ini berserakan piring-piring yang belum dibersihkan, bahkan pencucian piring nhanya dilakukan dengan sekali memasukkan kedalam bak air yang berisi air dan kemudian di Lap dengan lap kotor untuk mengeringkan. Penggunaan tempat sampah untuk pembuangan hanya menggunakan plastik. Plastik tersebut (lebih tepatnya plastik yang berfungsi sebagai tempat sampah) digantungkan di badan gerobak, hal ini dinilai agar memudahkan pembuangan sampah-sampah yang akan dibuang. b. Peralatan Proses Peralatan membuat nasi goreng terbuat dari bahan alumuniun, satinless, besi dan plastik. Peralatan alumunium ini (wajan dan sptula yang digunakan) tidak dibersihkan, apabila ada pelanggan yang membeli maka proses langsung dilakukan dengan menggunakan peralatan tersebut dengan tanpa dicuci ataupun dibersihkan. Begitupula dengan alat-alat lainnya terlihat tidak pernah dibersihkan, kotor, kumuh bahkan sudah berjamur pada beberapa piring yang digunakan terlihat berserakan dan terdapat banyak butiran nasi dan minyak, namun peralatan tersebut masih digunakan kembali untuk melayani konsumen tanpa adanya pembilasan terkadang. Peralatan yang terbuat dari besi sudah mengalami korosif dan berwarna kuning keemasan, hitam. Beberapa dari peralatan terbuat dari bahan plastik yang apabila terkena panas yang tinggi akan mengelupas dan bahannya akan ikut terhadap produk yang dihasilkan. Pembersihan alat-alat tidak dilakukan setiap hari oleh pemilik tempat produksi
  • 7. Peletakan peralatan produksi berantakan sehingga mempersulit pekerja untuk memproduksi produk secara cepat dan tepat untuk melaksanakan proses pengolahan. Namun hal itu tidak menjadi masalah terhadap pedangang karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. C. SUPLAI AIR Suplai air pada tempat Pedagang Kaki Lima ini sebagian besar dari air SUMUR yang sengaja dibawa dari rumah. Air sumur yang dimaksud digunakan sebagai air minum dan air untuk cuci piring dan peralatan lainnya. Bak penampung air terlihat sudah banyak terdapat lumut hijau yang menempel pada tempat air dan juga galon air yang digunakan. D. FASILITAS DAN KEGIATAN SANITASI Adapun fasilitas dan hygiene sanitasi dibagi pada: 1. Alat cuci atau pembersih Alat cuci dan alat hygiene atau pembersih terlihat tidak terlihat di PKL ini, bahkan tidak ada. Bak cuci produksi tidak terjaga dengan baik. Pembersih di tempat ini tidak terjamin kebersihannya. Dan sangat miris ketika terlihat kondisi tempat minum yang sudah terdapat lumut, dan sebagian air yang digunakan memiliki warna yang berbeda. 2. Kegiatan Pembersihan Tidak adanya kegiatan pembersihan dalam proses pembuatan nasi goreng pada PKL ini. Pemilikpun serasa enggan untuk bertanggung jawab berkaitan dengan pembersihan hamaan, kebersihan, dan pencucian. Kebersihan sangat tidak diutamakan di PKL ini. Kebersihan tempat ini tidak selalu terjaga, bahkan sengaja tidak
  • 8. dibersihkan tiap hari. Pada kebersihan alat memasak, alat mencuci, alat alat kebersihan dan lingkungan sekitar. E. KESEHATAN 1. Kebersihan pemilik Dari segi kebersihan pemilik, secara keseluruhan kebersihan tidak terjaga. pemilik tidak mengenakan baju khusus untuk meramu masakan, bahkan pemilik sering keluyuran dan bermain-main menyeberangi jalan. serta, tidak dilengkapi dengan pemakaian celemek, penutup kepala, sarung tangan. 2. Kebiasaan pemilik Kebiasaan pemilik PKL ini yaitu memegang HandPhone stelah dan sebelum memasak, merokok dan berbicara saat proses pembuatan nasi goreng. Bahkan tidak sesekali mencuci tangan dalam setiap pekerjaannya. Pemilikpun membiasakan diri dengan mengambil bahan-bahan untuk membuat nasi goreng dengan tangan secara langsung pada bagian-bagian tertentu. F. PENYIMPANAN Penyimpanan pada bahan-bahan pangan sebelum pengolahan terlihat terpisah pada beberapa tempat seperti nasi dan bumbu-bumbu, serta dengan mie dan kubis atau sawi sebgai pelengkap nasi goreng tersebut. Namun, beberapa bahan tidak ditutup kembali setelah dipakai, bahkan tidak pernah ditutup. Untuk meida terbesar (komponen utama pembuatan nasi goreng) ini, pedagang kaki lima (PKL) menutup nasi (dengan wadah keranjang nasi bolong-bolong) menggunakan kain lap
  • 9. yang digunakan untuk lap tangan setelah membuat nasi goreng pesanan pelanggan. Penyimpanan bahan-bahan tidak konsisten tiap harinya, yang selalu berubah-ubah. Minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak yang sudah dipakai sebelumnya meskipun terkadang dicampur dengan minyak yang masih baru.
  • 10. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan pembahasan diatas adalah: - Terdapat hubungan antara HACCP dengan hygiene sanitasi makanan terhadap kualitas bakteriologis makanan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Bunderan Jl. Mastrip Sumbersari jember ini. Maka disarankan pada pedagang kaki lima agar menjaga dan meningkatkan proses pengolahan dan kebersihan lingkungan sehingga kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih aman dan sehat. - Keamanan pangan dan mutu makanan merupakan tanggung jawab besar bagi pedagang kaki lima dengan harus mempertimbangkan kesehatan para customer bersama pemerintah dan konsumen dalam pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan. Serta harus adanya timbal balik dari masyarakat yang sudah mengerti tentang keamanan makanan dengan memposisikan diri sebagai pemberi informasi bagaimana melaksanakan produksi yang baik - Pembersihan dan penyimpanan peralatan dilakukan secara tidak baik atau berantakan. Sangat tidak layak untuk masyarakat meskipun rasa makanan yang ditawarkan lumayan enak. Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan sanitasi hygiene Pedagang Kaki Lima adalah pedagang tidak memperhatikan dalam penerapan sanitasi hygiene, kebiasaan yang disengaja yang dilakukan pemilik melakukan hal-hal seperti menggaruk-garuk badan, memegang handphone, merokok dan sebagainya, hal ini sangat tidak baik dalam penerapan higiene sanitasi rumah produksi.