SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
9 
BAB II 
TIJNJAUAN PUSTAKA 
2.1 Pengetahuan 
2.1.1 Pengertian 
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 
orang melakukan penginderaan, terhadap mutu objek tertentu. 
Penginderaan, terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera 
pengetahuan, pendengaran, penciuman, rasa, raba. Sebagaian besar 
pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga, (Notoatmodjo, 
2010). 
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua 
aspek inilah yaitu aspek negatif dan aspek positif. Kedua aspek inilah 
yang akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin 
banyak aspek positif dari objek yang akan diketahui maka menimbulkan 
sikap makin positif terhadap aspek tersebut. 
2.1.2 Tingkat Pengetahuan 
Peningkatan yang tercakup dalam dominan kongnitif mempunyai 6 
tingkatan yakni: 
a. Tahu (Know) 
Tahu adalah sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari 
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah 
mengingat kembali (recal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh 
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
10 
b. Memahami (Comprehension) 
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara 
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan 
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek 
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, 
mmenyimpulkan, meramalkan sebagai terhadap objek yang dipelajari. 
c. Aplikasi (Application) 
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang 
telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata (sebenarnya). Aplikasi 
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, 
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. 
d. Analisis (Analysis) 
Analisi adalah suatau kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek 
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur 
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 
e. Sintesis (Syntesis) 
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau 
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu kemampuan untuk 
menyusun formulasi-formulasi yang ada misalnya, dapat menyusun, 
dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan 
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.
11 
f. Evaluasi (Evaluation) 
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi 
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu 
berdasarkan pada suatu kriteria yang telah ada. 
Maka pengetahuan responden menurut Arikunto, 2006 dapat dibagi 
dalam empat kategori dengan menggunakan rumus, sehingga diperoleh: 
1. Pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab dengan benar 
>75-100 % dari keseluruhan pertanyaan atau jawaban benar 11-15. 
2. Pengetahuan cukup apabila responden dapat menjawab dengan 
benar 56-75% dari keseluruhan pertanyaan atau jawaban benar 8- 
10. 
3. Pengetahuan kurang apabila responden dapat menjawab dengan 
benar 40-55% dari keseluruhan pertanyaan atau jawaban benar 1-7. 
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 
a. Pendidikan 
Pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan 
itu terjadi proses atau perubahan ke arah yang lebih dewasa dan lebih 
baik. Pendidikan berperan penting di dalam menentukan kualitas manusia. 
Dengan pendidikan manusia dianggap memperoleh pengetahuan. 
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang menyamakan 
peran kepada masyarakat, kelompok, atau individu, dengan adanya peran 
tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat 
memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Aplikasinya, semakin tinggi 
pendidikan maka hidup manusia semakin berkualitas dari yang tidak tahu
12 
menjadi tahu dan yang tidak mampu menjadi mampu. Pengetahuan 
seseorang tentang kesehatan tidak terlepas dari pendidikan kesehatan 
yang diberikan atau didapatkan oleh seseorang baik dari tenaga 
kesehatan, media cetak maupun media elektronik. Pendidikan terbagi 
menjadi dua bagian yaitu: 
1. Pendidikan formal 
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diberikan dari sekolah 
misalnya SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. 
2. Pendidikan informal 
Pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung dalam 
keluarga atau masyarakat. 
b. Pekerjaan 
Pekerjaan merupakan suatu aktifitas seseorang untuk memperoleh 
penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerja 
atau karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi, 
kantor, perusahaan dengan menerima upah dan gaji baik berupa uang 
atau barang sedangkan lapangan pekerjaan atau jabatan adalah macam 
pekerjaan yang dilakukan atau ditugaskan pada seseorang. Jenis 
pekerjaan yang sering dimasyarakat: 
1. Petani 
2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 
3. Wiraswasta 
c. Sumber informasi
13 
Merupakan alat untuk mendapatkan berbagai informasi guna 
menambah wawasan dan pengetahuan. Beberapa jenis dari media 
tersebut adalah dapat berupa televisi, majalah, poster ataupun dalam 
bentuk penyuluhan. 
Sumber informasi berguna untuk memperkuat dan menyokong 
secara ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan sebagai alat peraga 
untuk menyampaikan informasi untuk pesan-pesan tentang kesehatan 
terhadap masyarakat, (Notoatmodjo, 2007). 
Informasi berdasarkan sasaran: 
1. Informasi individual 
Individual adalah komunikasi yang ditujukan kepada seseorang 
yang mempuyai fungsi sebagai pembuat kebijakan (police maker) atau 
kepada seseorang yang diharapkan daripadanya tanggapan terhadap 
informasi yang diperolehnya. Informasi seperti ini disampaikan secara 
tatap muka (face to face), atau melalui telepon, surat, tergantung pada 
waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanggapan. 
2. Informasi komunitas 
Informasi ini ditujukan kepada pihak luar, orang, suatu keluarga 
tertentu dimasyarakat. Media yang menyalurkan informasi komunitas ini 
ada bermacam-macam media elektronik, media massa. 
2.2 Pasangan Usia Subur 
Pasangan Usia Subur (PUS) berkisar antara usia 20-49 tahun 
dimana pasangan laki-laki dan perempuan sudah cukup matang dalam
14 
segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik, 
(Prasetya, 2011). 
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan 
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan 
dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya 
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan, (Yani Widyastuti, 2009) 
Adapun pengertian pasangan usia subur adalah pasangan yang 
memiliki organ reproduksi yang sudah matang untuk dibuahi dan 
membuahi, dan tidak semua pasangan usia subur (PUS) memiliki 
reproduksi yang sehat. Adapun masa reproduksi pasangan usia subur 20- 
35 tahun, (Pinem, 2009). 
2.3 Peserta Keluarga Berencana 
2.3.1 Defenisi Keluarga Berencana 
Menurut WHO Expert Commite, (1970) Keluarga Berencana adalah 
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: 
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu 
b. Menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan 
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan 
d. Mengatur interval diantara kelahiran 
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur 
suami istri 
f. Menentukan jumlah anaka dalam keluarga, (Pinem, 2009).
15 
Akseptor Keluarga Berencana adalah pasangan usia subur yang 
sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi, (BKKBN, 
1999). 
2.3.2 Tujuan Program Keluarga Berencana 
Tujuan KB , dan pelayanan kontrsepsi memiliki tujuan yaitu: 
a. Tujuan Demografi, yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk 
dengan menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya 
akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran atau TFR (Total 
Fertility Rate) dari 2,87% mebjadi 2,69% per 100 wanita, (Hanafie, 
2002). 
b. Mengatur kehamilan dengan menunda kehamilan, menunda 
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah 
kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan 
anak telah cukup. 
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah 
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai 
keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. 
d. Married conceling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau 
pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan 
mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam 
membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. 
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil 
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas.
16 
Keluarga Berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, 
tercukupi sandang, pangan, pendidikan dan produktif dari segi 
ekonomi, (Suratun, 2008). 
2.3.3 Sasaran KB 
Sasaran langsung adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu 
pasangan yang wanitanya antar lain 15-49 tahun, karena kelompok ini 
merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap 
kegiatan seksual mengakibatkan kahamilan. PUS diharapkan secara 
bertahap menjadi akseptor KB yang aktif lestari sehingga memberi efek 
langsung penurunan fertilitas. Sasaran tidak langsung yaitu pasangan 
yang berusia 20-35 tahun. 
2.3.4 Manfaat Menjadi Akseptor KB 
Menjadi akseptor KB memberikan banyak manfaat, disamping 
tujuannya di dalam menurunkan tingkat kelahiran, keikutsertaan 
Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB juga memberikan 
beberapa manfaat antara lain: 
a) Meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama ibu dan anak. 
b) Meningkatkan kesehjahteraan sosial ekonomi masyarakat. 
c) Mempengaruhi penurunan tingkat kematian, terutama kematian bayi 
dan anak. 
d) Maningkatkan keharmonisan keluarga. 
e) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
17 
f) Memberikan peluang yang tinggi bagi anaknya untuk mengecap 
pendidikan yang lebih tinggi, (http///.www.com. Program KB di 
Indonesia diakses tanggal 1 April 2014). 
2.3.5 Macam-Macam Akseptor KB 
Macam-macam akseptor KB yaitu: 
a. Peserta KB Baru 
KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali 
menggunakan alat kontrasepsi setelah mengalami persalinan atau 
keguguran. 
b. Peserta KB Lama 
Akseptor KB lama adalah peserta KB yang terus menggunakan alat 
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. 
c. Peserta KB Ganti Cara 
Akseptor KB ganti cara adalah peserta KB yang berganti 
pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa diselingi 
kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini menggunakan cara 
kombinasi, informasi dan edukasi (KIE). Berdasarkan pendapatan diatas, 
dapat disimpulkan bahwa pengertian dari akseptor KB adalah pasangan 
usia subur yang mesih menggunakan salah satu metode atau alat 
kontrasepsi. 
2.4 Konsep Alat Kontrasepsi 
2.4.1 Defenisi
18 
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau 
melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang 
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi 
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat 
pertemuan sel telur yang matang, (Sarwono, 2008). 
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya 
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementar, dapat juga bersifat 
permanen.Yang bersifat permanen dinamakan pada wantia tubektomi dan 
pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum 
ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 
dapat dipercayai, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, 
daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan 
gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, 
mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat 
dijangkau oleh seluruh masyarakat, dapat diterima penggunaanya oleh 
pasangan yang bersangkutan, (Sarwono, 2011). 
2.4.2. Efektifitas (Daya Guna) 
Pada tahun 1930-an Raymond Pearl membuat sebuah rumus untuk 
menilai efektifitas suatu cara kontraepsi. Rumus sebagai berikut: 
Indeks Pearl per = Jumlah seluruh kehamilan x 1200 
100 tahun wanita Jumlah bulan menjalankan koitus 
Indeks Pearl ada kelemahannnya karena didasarkan atas 
anggapan bahwa setiap akseptor mempunyai fekunditas dan fertilisasi
19 
yang homogen, sehingga seratus akseptor yang di observasi untuk 2 
tahun dapat disamakan dengan dua ratus akseptor dengan masa 
observasi 1 tahun. Dalam praktek anggapan ini tidak benar, oleh sebab itu 
untuk membandingkan efektifitas secara efektifitas secara statistik dari 
berbagai cara kontrasepsi dengan bulan-bulan eksposisi (terhadap 
kehamilan) yang berbeda-beda, oleh Tietze digunakan life table 
technique. 
Efektifitas (daya guna) suatu cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2 
tingkat, yakni: 
a. Daya guna teoris, yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk 
mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diingin, aoabila cara 
tersebut digunakan terus-menerus dan sesuai dengan petunjuk yang 
diberikan. 
b. Daya guna pemakai, yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi 
dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh 
faktor-faktor serti pemakai tidak hati-hati, kurang taat pada peraturan 
dan sebagainya, (Sarwono, 2011). 
2.4.3 Jenis-Jenis Alat Kontrasespsi 
A. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat 
1. Senggama Terputus 
Sengggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum 
erjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataanya, bahwa akan terjadi 
ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian terbesar pria, dan setelah itu
20 
masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang 
singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina 
(Sarwono, 2011). 
Senggama terputus tidak dapat digunakan oleh suami dengan 
pengalaman ejakulaisi dini, suami yang sulit melakukan senggama 
terputus, suami yang memiliki kelinan fisik atau psikologis, ibu yang sulit 
diajak bekerja sama, pasangan yang kurang saling berkomunikasi, dan 
pasangan yang tidak bersedia bersenggama terputus. 
2. Pantang Berkala 
Prinsip ini ialah tidak melakukan senggama pada masa subur. 
Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah 
ovulasi. Karena itu, jika konsepsi ini dicegah, senggama harus dihindari 
sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 
jam setelah ovulasi terjadi. Pantangan berkala di kenal 2 sistem, yaitu 
a) Pantang berkala dengan sistem kalender 
Sistem ini dikenal dengan nama sistem Ogino-knaus, nama orang 
yang meneliti terjadinya ovulasi sekitar 12 sampai 6 hari sebelum 
menstruasi. Kelemahan sistem ini sulit menilai menstruasi yang akan 
datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur 
sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari 
masa subur untuk menghindari kehilangannya dengan tidak 
melakukan koitus. 
b) Pantang berkala dengan sistem suhu basal
21 
Telah diketahui bahwa suhu basal sebanyak 0,5 sampai 1 derajat 
celcius pada hari ke-12 sampai hari ke-13 menstruasi, ketika ovulasi 
terjadi pada hari-14. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari 
suhu basal sehingga siklus menstruasi yang disertai ovulasi terdapat 
temperature “Bifasik”. Metode ini memerlukan pengetahuan dan 
metode pengukuran yang akurat, sehingga dapat bermanfaat. 
Kegagalan sistem suhu basal sekitar 10% samapai 20 %. 
B. Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat 
1. Kondom 
Disebut juga coitus condomatosus atau French Letter, (Sofian, 
2012). Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu 
melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. 
Bentuk kondom adalah slindirs denggan pinggir yang tebal pada ujung 
yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung 
sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih 
kurang 19 mm, kondom dilapisi dengan pelican yang mempunyai sifat 
spermatisida. Keuntungan kondom, selain untuk memberi perlindungan 
terhadap penyakit kelamin, ialah ia dapat juga di gunakan untuk tujuan 
kontrasepsi. Kekurangan ialah ada kalanya pasangan selaput karet 
tersebut sebagai penampung dalam kenikmatan sewaktu melakukan 
koitus. Kondom juga dapat menyebabkan kemungkinan perubahan bakteri 
vagina sehingga dapat menimbulkan vaginitis bakterial atau alergika 
karena jellinya, (Manuaba, 2008).
22 
2. Diafragma 
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks 
(karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual 
dan menutup serviks. Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses 
mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan 
sebagai alat tempat spermatisida. Kekurangannya :Diperlukan motivasi 
yang cukup kuat, umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan 
tidak utuk dipergunakan secara massal, pemakaian yang tidak teratus 
dapat menimbulkan kegagalan, tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil 
atau AKDR .Keuntungannya : hampir tidak ada efek samping, dengan 
motivsi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya cukup memuaskan, 
dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita-wanita yang 
tidak boleh mempergunakan pil tau AKDR oleh kare suatu sebab. 
Cara penyimpanan diafragma vaginal dapat dilakukan dengan cara 
mencuci dengan air dan sabun dingin sampai bersih, lalu keringkan 
dengan kain halus, dan kemudian diberi bedak. Diafragma harus disimpan 
ditempat yang tidak boleh kena panas. Sesekali diafragma harus 
diperiksa, apakah bocor atau apakah cincin mangkuk tidak rusak, Jika 
dijaga dengan baik, diafragma dapat dipergunakan untuk selama kira-kira 
1 sampai 1 ½ tahun. 
Cara Pengguna 
1. Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan seksual 
2. Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
23 
3. Pastikan diafragma tidak berlubang 
4. Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma 
5. Posisikan saat pemasangan diafragma 
6. Masukkan diafragma kedalam vagina kebeakang, dorong bagian 
depan pinggiran keatas dibalik tulang pubis 
7. Masukkan jari kedalam vaagina sampai menyentuh serviks, sarung 
tangan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi 
8. Diafragma dipasang divagina sampai 6 jam sebelum hubungan 
seksual, Jika hubungan seksual berlangsung diatas 6 jam setelah 
pemasangan, tambahkan spermisida kkedalam vagina. Diamkan 
diafragma didalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat. 
9. Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari 
telunjuk dan tengah 
10. Cuci diafragma dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan 
kembali ditempatnya. 
3. Spermisida 
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan 
untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Menyebabkan sel 
membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan 
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Manfaat: 
a) Efektif seketika 
b) Tidak mengganggu produksi ASI 
c) Bias digunakan sebagai pendukung metode lain
24 
d) Tidak mengganggu kesehatan klien 
e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik 
f) Mudah digunakan 
g) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus. 
Keterbatasannya 
a) Efektifitasnya kurang (3-21 kehamilan per 100 wanita per tahun 
pertama) 
b) Efektifitas sebagainm kontrasepsi kepatuhan mengikuti cara 
pengguna 
c) Ketergantungan pengguna dan motivasi berkelanjutan dengan 
memakainya setiap melakukan hubungan eksual. 
d) Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum 
melakukan hubungan seksual (tablet vagina busa, suppositroria, 
dan krim). 
e) Efektifitas aplikasi pengguna spermisida. 
Efek Samping 
a) Iritasi Vagina 
b) Iritasi pada penis dan tidak nyaman 
c) Gangguan rasa panas di vagina 
d) Kegagalan tablet tidak larut. 
Cara Pengguna 
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi 
aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida
25 
b) Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas 
hubungan seksual 
c) Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoria 
adalah 10-15 menit. 
d) Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa 
e) Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara pengguna 
dan penyimpanan dari setiap produk 
f) Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks 
terlindung dengan baik. 
C. Kontrasepsi Pil 
1. Pil kombinasi 
Adalah pil kontrasepsi yang berisi progesteron dan estrogen. Pil 
kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap 
paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai 
efek lain terhadap traktus genetalis,seperti menimbulkan perubahan-perubahan 
pada lendir serviks, sehingga kurang banyaknya dan kental, 
yang meningkatkan sperma tidak dapat memasuki kavum uteri. 
Manfaatnya: 
a) Memliki efektifitas yang tinggi, bila digunakan setiap hari 
b) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil 
c) Tidak mengganggu hubungan seksual 
d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang, tidak 
terjadi nyeri haid.
26 
e) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin 
menggunakan untuk mencegah kehamilan 
f) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause 
g) Kesuburan segara kembali setelah pengguna pil berhentikan. 
h) Dapat mengobati wanita yang perdarahan yang tidak teratur. 
Kekurangan 
a) Pil harus dipakai setiap hari, kurang cocok dengan wanita yang 
pelupa. 
b) Motivasi harus diberikan secara intensif. 
Efek Samping 
a) Ringan : 
Berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan tidak 
teratur, edema, nyeri kepala, timbulnya jerawat dan keluhan 
lainnya. 
b) Berat: 
Dapat terjadi trombo-embolisme, mungkin karena peningkatan 
aktifitas faktor-faktor pemebekuan atau karena pengaruh vaskuler 
secara langsung, (Sofian, 2012). 
2. Pil sekunsial 
Pil sekunsial itu tidak seefektif pil kombinasi, karena angka 
kegagalan lebih tinggi dibandingkan pil kombinasi, yaitu 0,5-1,4 
dikarenakan makan pil sekunsial, tidak boleh lupa satu hari pun, jika lupa, 
dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan, (Sofian, 2012). Dan
27 
pemakainya hanya dianjurkan pada hal-hal tertentu saja. Pada cara 
kontrasepsi ini diminum pil yang hanya mengandung estrogen saja untuk 
14-16 hari, disusul dengan pil yang mengandung estrogen dan 
progesteron untuk 5 sampai 7 hari. Pada akhir minggu keempat, akan 
terjadi perdarahan lucut. Efek sampingnya sama dengan pil kombinasi. 
3. Mini Pil 
Mini pil bukan merupakan penghambat ovulasi oleh karena selama 
memakan pil mini ini ovulasi kadang-kadang masih dapat terjadi. Efek 
utamanya ialah terhadapa lendir serviks dan juga terhadap endometrium, 
sehingga nidasi blastolista tidak dapat terjadi. Mini pil ini umumnya tidak 
dipakai untuk kontrasepsi. 
Pilihan pil KB bagi wanita dengan patrun menstruasinya durasi 
pendek dan jumlah sedikit pilihlah pil KB dengan estrogen agak tinggi. 
Wanita dengan patrun menstruasi durasi jangka panjang dan banyak 
pilihlah pil KB dengan estrogen rendah, (Manuaba, 2008) 
D. Kontrasepsi Dengan Suntik 
1. Jenis-jenis kontrasepsi suntikan 
a) Golongan progestin, nmisalnya Depo Provera 150 mg isi 1 cc 
(disuntikan tiap tiga bulan), Depo progestin 150 mg isi 3 cc 
(disuntikan tiap tiga bulan). 
b) Golongan progestin dengan campuran estrogen propionat. 
Misalnya, Cyclofem (disuntikan tiap satu bulan). 
2. Cara Kerja Obat
28 
a) Mencegah pematangan dan lepasnya sel telur dari indung telur 
wanita. 
b) Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel 
mani) tidak dapat masuk kedalam rahim. 
c) Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk kehamilan. 
3. Efek Samping 
a) Gangguan siklus haid 
b) Depresi 
c) Keputihan 
d) Jerawat 
e) Rambut rontok 
f) Perubahan Berat Badan 
g) Pusing atau sakit kepala (Migran) 
h) Mual dan Muntah 
i) Perubahan libido atau dorongan seksual 
4. Efektifitas 
Kontrasepsi suntik adalah sementara. Macam-macam suntikan 
tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang 
dari 0,1 persen per 100 wanita per tahun. 
5. Keuntungan 
a) Sangat efektifitas (99,6 %) 
b) Risiko keesehatan kecil 
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
29 
d) Pemeriksaan dalam tidak tidak dibutuhkan pada pemakaian awal 
e) Dapat dilaksanakan oleh tenga paramedis 
f) Suntikan Noristeral dan Depo Provera tidak mengandung 
estrogen sehingga tidak memengaruhi secara serius penderita 
penyakit jantung dari reaksi pengumpalan darah yang kadang 
kala dihubungkan dengan kontrasepsi pil yang mengandung 
estrogen. Pada suntikan Cyclofen terdapat hormon etrogen 
dalam dosis rendah untuk memacu terjadinya haid setiap bulan 
sehingga pemberiannya pada penderita jantung dan pembuluh 
darah harus terus diperhatikan. 
g) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik 
h) Tidak ketergantungan peserta kecuali kembali suntik tiap 1,2 dan 
3 bulan 
i) Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem 
j) Reaksi suntikan sangat cepat (kurang dari 24 jam) 
k) Dapat digunakan oleh wanita tua diatas umur 35 tahun, (kecuali 
Cyclofem) 
l) Tidak perlu diingat kecuali kemballi untuk suntikan berikut 
m) Mencegah kehamilan ektopik 
n) Jangka panjang 
o) Sangat efektifitas walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu 
dari jadwal yang ditentukan
30 
p) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi 
belum tersedia untuk mengikuti sterilisasi. 
6. Kerugiannya 
a) Kemungkinan terlamabat pemulihan kesuburan setelah 
penghentin pemakaian. 
b) Harus kembali ke sarana pelayanan 
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut 
d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering 
e) Dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus haid 
f) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit 
menular seksual, Hepatitis B, atau infeksi HIV, 
7. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntikan 
a) Jika mungkin, suntikan pertama diberikan pada lima hari pertama 
haid, agar klien yakin bahwa dia tidak dalam keadaan hamil 
b) Klien harus mendapat suntikan lagi pada satu, dua, tiga bulan 
mendatang, tergantung pada jenis kontrasespsi (tiga bulan untuk 
Depo Provera, satu bulan untuk Cyclofem). 
c) Jika klien tidak haid dalam masa satu suntikan, maka 
kemungkinan besar dia tidak hamil karena kontrasepsi suntikan 
dapat menyebabkan terhentinya haid, atau berkurangnya jumlah 
darah haid yang dikeluarkan.
31 
d) Jika klien ingin mempunyai anak kembali, maka dia dapat 
menghentikan kontrasepsi suntikannya. Dibutuhkan waktu 
beberapa bulan sebelum dia hamil kembali. 
e) Kontrasepsi suntikan progestin dapat diberikan 3 minggu hingga 
6 bulan setelah melahirkan.Biasanya kontrasepsi diberikan pada 
kontrol pasca persalinan 6 bulan. Calon klien bisa mendapatkan 
kontrasepsi suntikan hingga 2 bulan pasca persalinan bila dia 
menyusui secara efektif, walaupun selama itu dia tidak 
menggunakan kontrasepsi lain. 
f) Kontrasepsi suntik dapat segera diberikan pasca abortus, (Koes 
Irianto, 2012). 
8. Daerah Penyuntikan ( Intra Muskular) 
a) Langkah Pertama 
Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkoholyang 
dibasah oleh etil/isoprofil alkohol 60-90 persen. Hilangkan semua kotoran 
yang terlihat sebagaimana dijelaskan sebelumnya. 
b) Langkah Kedua 
Biarkan kulit tersebut kering sebelum disuntik 
c) Langkah ketiga 
1) Setelah kulit kering, aksankan penyuntikan 
2) Kocok alkohol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung 
udara (pada Devo Provera/Cyclofem), keluarkan 
isinya. Kontrasepsi suntik tidak perlu diinginkan.
32 
3) Suntikan secara intramuskular dalam didaerah pantat (daerah 
genetal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, maka 
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja 
segera dan efektif 
E. Kontrasepsi Dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) merupakan kontrasepsi 
yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif apabila dibandingkan 
dengan metode pil, suntik, dan kondom. Efektifitas metode IUD antara lain 
ditunjukkan dengan angka kelangsungan pemakaian yang tertinggi bila 
dibandingkan dengan metode tersebut diatas. Alat kontrasepsi dallam 
rahim terbuat dari plastic elastic, dililit oleh tembaga atau campuran 
tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi inti fertilitas 
dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode 
kerja mencegah masuknya spermatozoa/sel mani kedalam saluran tuba. 
Pemasangan dan pencabutan harus dilakukan oleh tenaga medis, dapat 
dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai 
oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual. 
Cara Kerja 
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi. 
2. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri. 
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit 
masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma 
untuk fertilitas.
33 
Keuntungan 
1. Alat konrasepsi IUD dapat diterima masyarakat dunia, termasuk 
Indonesia dan menempati urutan ketiga dalam pemakaian. 
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit. 
3. Control medias yang ringan 
4. Penyulit tidak terlalu berat 
5. Pulihnya kesuburan setelah AKDR berlangsung baik. 
Kerugian KB IUD yaitu: 
1. Terdapat perdarahan sedikit 
2. Dapat terjadi infeksi 
3. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan priemer atau 
sekunder dan kehamilan ektopik 
4. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uterus dan 
mengganggu hubungan seksual. 
Teknik Pemasangan 
1. Mamasukkan lengan IUD didalam kemasan sterilnya ( tindakan 
sederhana tetapi sangat penting untuk menghindarkan IUD dari 
kontaminasi sebelum dipasang). 
2. Menggunakan larutan antiseptik seperti povidone iodine pada 
serviks dan vagina. Langkah ini menghindari kontaminasi dari 
mikroorganisme yang normal terdapat pada vagina.
34 
3. Hindarkan kontaminasi pada sonde dan inserter IUD saat 
pemasangan dengan tidak menyentuh dinding vagina atau bibir 
spekulum. 
4. Memasukkan sonde dan inserter IUD kedalam uterus dengan 
teknik sekali masuk . 
F. Kontrasepsi Dengan Implant 
Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji 
coba susuk KB satu kapsul yang disebut implanon. Pemasangan norplant 
sederhana dan dapat diajarkan, tetapi masalah mencabut susuk KB 
memerlukan perhatian karena sulit dicari metode yang mudah, murah, dan 
aman, dan lama kerjanya norplant ataupun perlindungan nya selama lima 
tahun. Jumlah yang memerlukan pelayanan pencabutan makin besar, dan 
dijumpai penyulit dan komplikasi saat mencabut. Efektifitas sangat 
efektifitas (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan). 
Jenis Implant 
1. Terdiri dari enam kapsul silastik (Norplant). 
2. Terdiri dari satu kapsul silastik ( Implanon) 
3. Terdiri dari 2 kapsul silastik (Jedena) 
Cara Kerja 
1. Lendir serviks menjadi kental. 
2. Menganggu proses pembentukn endometrium sehingga sulit terjadi 
implantasi. 
3. Mengurangi transportasi sperma.
35 
4. Menekan ovulasi. 
Keuntungan 
1. Daya guna tinggai 
2. Perlindungan jangka panjang 
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat stelah pencabutan 
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam 
5. Bebas dari pengaruh estrogen 
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama 
7. Tidak mengganggu ASI 
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. 
Kerugian 
1. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat 
menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur 
2. Berat badan bertambah 
3. Menimbulkan akne, ketegangan payudara 
4. Liang senggama terasa kering. 
5. Gangguan pertumbuhan rambut 
6. Infeksi pada luka insisi 
7. Nyeri perut bagian bawah 
8. Kloasma bercak hitam pada wajah 
9. Gangguan fungsi hati 
10. Jerawat 
Cara pemasangan Implant
36 
1. Sebelum melakukan insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau 
skapel untuk memastikan obat anastesi telah bekerja. 
2. Pegang skapel dengan sudut 45 derajatbuat insisi dangkal hanya 
untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang 
panjang dan dalam Ingat kegunaan kedua tangan pada trokar. 
Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke 
atas. 
3. Memasukkan trokar jangan dngan paksaan jika terdapat tahanan, 
coba dari sudut lainnya. 
4. Untuk meletakkan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokar keatas, 
sehingga kelit terangkat. Masukkan trokarperlahan-lahandan hati-hati 
kearah tanda 1 dekat pangkal. 
5. Saat trokar masuk, cabut pendorong dari trokar. 
6. Masukkan kapsul pertama dari trokar, Gunakan ibu jari dan telunjuk 
atau pinset atau klem untuk megambil kapsul dan memasukkan 
kedalam trokar. Letakkan satu tangan dibawah kapsul untuk 
menangkap bila kapsul terjatuh. Dorong kapsul sampai seluruhnya 
masuk kedalam trokar. 
7. Pegang pendorong dengan erat ditempatnya dengan satu tangan 
utnuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu 
jari dan telunjuk kearah luka insisi dan pangkal menyentuh 
pegangan pendorong.
37 
8. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar pitr ujung dari trokar kearah 
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk 
memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar 
sekitar 15 derajat mengikuti pola seperti kipas yang terdapat pada 
lengan. 
9. Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi infeksi, 
pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kira-kira 5 mm dari tepi 
luka insisi tidak lebih lebar dari 1 kapsul. 
10. Sebelum meencabut trokar, raba kapsul untuk mamastikan keenam 
kapsul semuanya telah terpasang. 
11. Setelah keenam kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap 
kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan . Tekan 
tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selma 1 menit untuk 
menghentikan perdarahan.Bersihkan tempat pemasangan dengan 
kasa steril. Selanjutnya luka ditutupin dengan kasa steril dan 
diplester. 
G. Kontrasepsi Dengan Tubektomi 
Dahulu tubektomi dilakukan dengan jalan laparatomi atau 
pembedahan vaginal. Sekarang dengan alat-alat dan teknik baru, tindakan 
iini diselenggarakan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan 
di rumah sakit. Keuntungan tubektomi yaitu: 1) motivasi hanya dilakukan 
satu kali saja, 2) efektifitas hampir 100%, 3) tidak mempengaruhi libido 
seksualitas, 4) kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
38 
Tindakan pendahuluan guna penutupan tuba: 
a) Laparatomi 
Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus guna 
tubektomi. Disini penutupan tuba dijalankan sebagai tindakan 
tambahan apabila wanita yang bersangkutan perlu di bedah untuk 
keperluan lain. 
b) Laparatomi Post Partum 
Laparatomi ini dilakukan satu hari pospartum. Keuntungannya ialah 
bahwa waktu perawatan nifas sekaligus dapat digunakan untuk 
perawatan pasca operasi, dan oleh karena uterus masih besar, cukup 
dilakukan sayatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan 
dan kiri. 
c) Mini laparatomi 
Laparatomi mini dilakukan dalam masa interval.Sayatan dibuat digaris 
tengan diatas simfisis sepanjang 3 cm kedalam kavum kavum uteri. 
Dengan bantuan alat ini uterus bilamana dalam retrofleksi dijadikan 
letak antefleksi dhulu dan kemudian dorong kearah lubang sayatan 
(Sarwono,2009). 
Kontraindikasi 
1. Kehamilan 
2. Perdarahan genetalia abnormal yang tidak diketahui penyebabnya 
3. Tromboflebitis aktif atau gangguan tromboembolisme 
4. Penyakit hati akut
39 
5. Kanker payudara yang diketahui atau dicurigai. 
Efek samping 
1. Perubahan pola menstruasi yng tidak teratur 
2. Peningkatan nafsu makan 
3. Peningkatan Berat Badan( rata-rata 2,5 selama 5 tahun) 
4. Nyeri tekan pada payudara 
5. Jerawat (ketika implan dicabut) 
6. Kerontokan rambut 
7. Kecemasan 
8. Kista ovarium 
9. Mual 
10. Pusing 
11. Depresi (Varney, 2007). 
Sterilisasi Kontrasepsi dapat dilakukan saat 
a) Masa Interval 
Sebaiknya setelah haid 
b) Pasca persalinan 
Sebaiknya dilakukan dalam 24 jam atau selambat-lambatnya 48 
jam pasca persalinan. 
c) Pasca Keguguran 
Sesudah abortus, dapat langsung dilakukan sterilisasi. 
d) Waktu Operasi Membuka Perut
40 
Pada setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding 
perut, hendaknya dipertimbangkan apakah wanita tersebut sudah 
mempunyai indikasi untuk dilakukan. Hal ini harus diterangkan 
kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat 
dipergunakan sekaligus untuk melakukan kontrasepsi mantap. 
H. Kontrasepsi Dengan Vasektomi 
Vasektomi merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh 
seseorang yang telah mendapat latihan khusus untuk itu. Pada dasarnya 
indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri 
tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa 
tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya, (Sarwono, 2009). 
Vasektomi sebanarnya telah dikenal orang sejak abad 19, para ahli 
bedah telah melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan: mencegah 
infeksi kelenjar prostat atau pada hipertrofi kelenjar prostat. 
Indikasi 
1. Untuk tujan kontrasepsi yang bersifat permanen 
2. Untuk tujuan pengobatan guna mencegah epididitimis 
Komplikasi 
1. Komplikasipasca bedah: 
a) Perdarahan, hematoma 
b) Rasa nyeri, pegal 
c) Infeksi 
2. Komplikasi dalam jangka waktu yang agak lama
41 
a) Kemungkinan terjadi rekanalisasi 
b) Komplikasi yang ditakuti akseptor seperti impotensi atau 
menimbulkan nafsu pria yang berlebihan tidak ada. 
Keuntungan 
1. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja 
dan di mana saja 
2. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan 
3. Hasil yang diperoleh hampir 100% 
4. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat 
5. Bila pasangan suami istri, oleh karena sesuatu sebab, ingin 
mendapatkan keturunan lagi, kedua ujung vas defens dapat 
disambung kembali (rekanalisasi). 
Kerugian 
1. Cara ini langsung efektif, perlu menunggu beberapa waktu setelah 
benar-benar sperma tidak ditemukan berdasarkan analisa semen. 
2. Karena namanya masih merupakan tindakan “operasi”, maka para 
pria masih merasa takut. 
3. Walaupun pada prinsipnya dapat disambung kembali, namun 
masih 
4. Diperlukan banyak tenaga terlatih untuk melakukannya, (Mochtar, 
1998).
42 
2.6 Kerangka Konsep 
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu Pengaruh Pengetahuan PUS 
terhadap Rendahnya Pengguna KB di Poskesdes Bidan M. Tambunan 
Desa Sosor Tambok Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang 
Hasundutan Tahun 2014 maka peneliti menyusun kerangka konsep 
sebagai berikut: 
Variabel Independent Variabel Dependent 
1. Pendidikan 
2. Pekerjaan 
3. Sumber 
Informasi 
2.7. Hipotesis 
Ha : Ada pengaruh pengetahuan PUS terhadap rendahnya pengguna 
KB di Poskesdes Bidan M. Tambunan Desa Sosor Tambok 
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 
Tahun 2014. 
Ho : Tidak ada pengaruh pengetahuan PUS dengan terhadap 
rendahnya pengguna KB di Poskesdes Bidan M. Tambunan Desa 
Sosor Tambok Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang 
Hasundutan Tahun 2014. 
Rendahnya 
Pengguna KB

More Related Content

Similar to BAB II

Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babiiJtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babiiZaina Angle
 
Keterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdf
Keterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdfKeterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdf
Keterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdfMarwahzahrah
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawatiSeptian Muna Barakati
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covidPusdiklatKKB
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19PusdiklatKKB
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19PusdiklatKKB
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSanisa rauf
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxjosen sembiring
 
1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx
1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx
1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptxStevenliTiladuru
 
Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA
Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA
Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiSeptian Muna Barakati
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiWarnet Raha
 

Similar to BAB II (20)

Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babiiJtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
Jtptunimus gdl-salimahg0e-5892-2-babii
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
Komunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatanKomunikasi kesehatan
Komunikasi kesehatan
 
KEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docxKEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docx
 
Keterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdf
Keterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdfKeterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdf
Keterampilan Observasi Perilaku Pasien.pdf
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawatiMakalah pola hidup sehat  dan bersih fitrahmawati
Makalah pola hidup sehat dan bersih fitrahmawati
 
pengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remajapengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remaja
 
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid2. bahan pembelajaran pencegahan covid
2. bahan pembelajaran pencegahan covid
 
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19Bahan pembelajaran 2   pencegahan covid-19
Bahan pembelajaran 2 pencegahan covid-19
 
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 192. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
2. bahan pembelajaran 2 pencegahan covid 19
 
Komunikasi kesehaan
Komunikasi kesehaanKomunikasi kesehaan
Komunikasi kesehaan
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
 
1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx
1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx
1. KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN.pptx
 
Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA
Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA
Contoh proposal kebidanan pak hasariy AKBID PARAMATA RAHA
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
Makalah kesmas AKBID PARAMATA RAHA
 

More from Jusup Debataraja

More from Jusup Debataraja (9)

Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUPDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
 
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
 
BAB V
BAB VBAB V
BAB V
 
BAB IV
BAB IVBAB IV
BAB IV
 
BAB III
BAB IIIBAB III
BAB III
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...
Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...
Pengaruh Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Rendahnya Pengguna KB di Po...
 
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikanTugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
 

Recently uploaded

Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis databaiqtryz
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbaiqtryz
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )RifkiAbrar2
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 

Recently uploaded (12)

Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 

BAB II

  • 1. 9 BAB II TIJNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan, terhadap mutu objek tertentu. Penginderaan, terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengetahuan, pendengaran, penciuman, rasa, raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga, (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek inilah yaitu aspek negatif dan aspek positif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang akan diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut. 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Peningkatan yang tercakup dalam dominan kongnitif mempunyai 6 tingkatan yakni: a. Tahu (Know) Tahu adalah sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
  • 2. 10 b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, mmenyimpulkan, meramalkan sebagai terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. d. Analisis (Analysis) Analisi adalah suatau kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.
  • 3. 11 f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang telah ada. Maka pengetahuan responden menurut Arikunto, 2006 dapat dibagi dalam empat kategori dengan menggunakan rumus, sehingga diperoleh: 1. Pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab dengan benar >75-100 % dari keseluruhan pertanyaan atau jawaban benar 11-15. 2. Pengetahuan cukup apabila responden dapat menjawab dengan benar 56-75% dari keseluruhan pertanyaan atau jawaban benar 8- 10. 3. Pengetahuan kurang apabila responden dapat menjawab dengan benar 40-55% dari keseluruhan pertanyaan atau jawaban benar 1-7. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi a. Pendidikan Pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses atau perubahan ke arah yang lebih dewasa dan lebih baik. Pendidikan berperan penting di dalam menentukan kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap memperoleh pengetahuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang menyamakan peran kepada masyarakat, kelompok, atau individu, dengan adanya peran tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Aplikasinya, semakin tinggi pendidikan maka hidup manusia semakin berkualitas dari yang tidak tahu
  • 4. 12 menjadi tahu dan yang tidak mampu menjadi mampu. Pengetahuan seseorang tentang kesehatan tidak terlepas dari pendidikan kesehatan yang diberikan atau didapatkan oleh seseorang baik dari tenaga kesehatan, media cetak maupun media elektronik. Pendidikan terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Pendidikan formal Pendidikan formal adalah pendidikan yang diberikan dari sekolah misalnya SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. 2. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga atau masyarakat. b. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerja atau karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan menerima upah dan gaji baik berupa uang atau barang sedangkan lapangan pekerjaan atau jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan atau ditugaskan pada seseorang. Jenis pekerjaan yang sering dimasyarakat: 1. Petani 2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Wiraswasta c. Sumber informasi
  • 5. 13 Merupakan alat untuk mendapatkan berbagai informasi guna menambah wawasan dan pengetahuan. Beberapa jenis dari media tersebut adalah dapat berupa televisi, majalah, poster ataupun dalam bentuk penyuluhan. Sumber informasi berguna untuk memperkuat dan menyokong secara ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi untuk pesan-pesan tentang kesehatan terhadap masyarakat, (Notoatmodjo, 2007). Informasi berdasarkan sasaran: 1. Informasi individual Individual adalah komunikasi yang ditujukan kepada seseorang yang mempuyai fungsi sebagai pembuat kebijakan (police maker) atau kepada seseorang yang diharapkan daripadanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya. Informasi seperti ini disampaikan secara tatap muka (face to face), atau melalui telepon, surat, tergantung pada waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanggapan. 2. Informasi komunitas Informasi ini ditujukan kepada pihak luar, orang, suatu keluarga tertentu dimasyarakat. Media yang menyalurkan informasi komunitas ini ada bermacam-macam media elektronik, media massa. 2.2 Pasangan Usia Subur Pasangan Usia Subur (PUS) berkisar antara usia 20-49 tahun dimana pasangan laki-laki dan perempuan sudah cukup matang dalam
  • 6. 14 segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik, (Prasetya, 2011). Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan, (Yani Widyastuti, 2009) Adapun pengertian pasangan usia subur adalah pasangan yang memiliki organ reproduksi yang sudah matang untuk dibuahi dan membuahi, dan tidak semua pasangan usia subur (PUS) memiliki reproduksi yang sehat. Adapun masa reproduksi pasangan usia subur 20- 35 tahun, (Pinem, 2009). 2.3 Peserta Keluarga Berencana 2.3.1 Defenisi Keluarga Berencana Menurut WHO Expert Commite, (1970) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu b. Menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan d. Mengatur interval diantara kelahiran e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri f. Menentukan jumlah anaka dalam keluarga, (Pinem, 2009).
  • 7. 15 Akseptor Keluarga Berencana adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi, (BKKBN, 1999). 2.3.2 Tujuan Program Keluarga Berencana Tujuan KB , dan pelayanan kontrsepsi memiliki tujuan yaitu: a. Tujuan Demografi, yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87% mebjadi 2,69% per 100 wanita, (Hanafie, 2002). b. Mengatur kehamilan dengan menunda kehamilan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. d. Married conceling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas.
  • 8. 16 Keluarga Berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi, (Suratun, 2008). 2.3.3 Sasaran KB Sasaran langsung adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya antar lain 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual mengakibatkan kahamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi akseptor KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilitas. Sasaran tidak langsung yaitu pasangan yang berusia 20-35 tahun. 2.3.4 Manfaat Menjadi Akseptor KB Menjadi akseptor KB memberikan banyak manfaat, disamping tujuannya di dalam menurunkan tingkat kelahiran, keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB juga memberikan beberapa manfaat antara lain: a) Meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama ibu dan anak. b) Meningkatkan kesehjahteraan sosial ekonomi masyarakat. c) Mempengaruhi penurunan tingkat kematian, terutama kematian bayi dan anak. d) Maningkatkan keharmonisan keluarga. e) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
  • 9. 17 f) Memberikan peluang yang tinggi bagi anaknya untuk mengecap pendidikan yang lebih tinggi, (http///.www.com. Program KB di Indonesia diakses tanggal 1 April 2014). 2.3.5 Macam-Macam Akseptor KB Macam-macam akseptor KB yaitu: a. Peserta KB Baru KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi setelah mengalami persalinan atau keguguran. b. Peserta KB Lama Akseptor KB lama adalah peserta KB yang terus menggunakan alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. c. Peserta KB Ganti Cara Akseptor KB ganti cara adalah peserta KB yang berganti pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa diselingi kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini menggunakan cara kombinasi, informasi dan edukasi (KIE). Berdasarkan pendapatan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang mesih menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi. 2.4 Konsep Alat Kontrasepsi 2.4.1 Defenisi
  • 10. 18 Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang, (Sarwono, 2008). Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementar, dapat juga bersifat permanen.Yang bersifat permanen dinamakan pada wantia tubektomi dan pada pria vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: dapat dipercayai, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan, (Sarwono, 2011). 2.4.2. Efektifitas (Daya Guna) Pada tahun 1930-an Raymond Pearl membuat sebuah rumus untuk menilai efektifitas suatu cara kontraepsi. Rumus sebagai berikut: Indeks Pearl per = Jumlah seluruh kehamilan x 1200 100 tahun wanita Jumlah bulan menjalankan koitus Indeks Pearl ada kelemahannnya karena didasarkan atas anggapan bahwa setiap akseptor mempunyai fekunditas dan fertilisasi
  • 11. 19 yang homogen, sehingga seratus akseptor yang di observasi untuk 2 tahun dapat disamakan dengan dua ratus akseptor dengan masa observasi 1 tahun. Dalam praktek anggapan ini tidak benar, oleh sebab itu untuk membandingkan efektifitas secara efektifitas secara statistik dari berbagai cara kontrasepsi dengan bulan-bulan eksposisi (terhadap kehamilan) yang berbeda-beda, oleh Tietze digunakan life table technique. Efektifitas (daya guna) suatu cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni: a. Daya guna teoris, yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diingin, aoabila cara tersebut digunakan terus-menerus dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. b. Daya guna pemakai, yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor serti pemakai tidak hati-hati, kurang taat pada peraturan dan sebagainya, (Sarwono, 2011). 2.4.3 Jenis-Jenis Alat Kontrasespsi A. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat 1. Senggama Terputus Sengggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum erjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataanya, bahwa akan terjadi ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian terbesar pria, dan setelah itu
  • 12. 20 masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina (Sarwono, 2011). Senggama terputus tidak dapat digunakan oleh suami dengan pengalaman ejakulaisi dini, suami yang sulit melakukan senggama terputus, suami yang memiliki kelinan fisik atau psikologis, ibu yang sulit diajak bekerja sama, pasangan yang kurang saling berkomunikasi, dan pasangan yang tidak bersedia bersenggama terputus. 2. Pantang Berkala Prinsip ini ialah tidak melakukan senggama pada masa subur. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah ovulasi. Karena itu, jika konsepsi ini dicegah, senggama harus dihindari sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi. Pantangan berkala di kenal 2 sistem, yaitu a) Pantang berkala dengan sistem kalender Sistem ini dikenal dengan nama sistem Ogino-knaus, nama orang yang meneliti terjadinya ovulasi sekitar 12 sampai 6 hari sebelum menstruasi. Kelemahan sistem ini sulit menilai menstruasi yang akan datang. Metode ini memerlukan sistem menstruasi yang teratur sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk menghindari masa subur untuk menghindari kehilangannya dengan tidak melakukan koitus. b) Pantang berkala dengan sistem suhu basal
  • 13. 21 Telah diketahui bahwa suhu basal sebanyak 0,5 sampai 1 derajat celcius pada hari ke-12 sampai hari ke-13 menstruasi, ketika ovulasi terjadi pada hari-14. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehingga siklus menstruasi yang disertai ovulasi terdapat temperature “Bifasik”. Metode ini memerlukan pengetahuan dan metode pengukuran yang akurat, sehingga dapat bermanfaat. Kegagalan sistem suhu basal sekitar 10% samapai 20 %. B. Kontrasepsi Dengan Menggunakan Alat 1. Kondom Disebut juga coitus condomatosus atau French Letter, (Sofian, 2012). Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah slindirs denggan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih kurang 19 mm, kondom dilapisi dengan pelican yang mempunyai sifat spermatisida. Keuntungan kondom, selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin, ialah ia dapat juga di gunakan untuk tujuan kontrasepsi. Kekurangan ialah ada kalanya pasangan selaput karet tersebut sebagai penampung dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Kondom juga dapat menyebabkan kemungkinan perubahan bakteri vagina sehingga dapat menimbulkan vaginitis bakterial atau alergika karena jellinya, (Manuaba, 2008).
  • 14. 22 2. Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermatisida. Kekurangannya :Diperlukan motivasi yang cukup kuat, umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak utuk dipergunakan secara massal, pemakaian yang tidak teratus dapat menimbulkan kegagalan, tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau AKDR .Keuntungannya : hampir tidak ada efek samping, dengan motivsi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya cukup memuaskan, dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita-wanita yang tidak boleh mempergunakan pil tau AKDR oleh kare suatu sebab. Cara penyimpanan diafragma vaginal dapat dilakukan dengan cara mencuci dengan air dan sabun dingin sampai bersih, lalu keringkan dengan kain halus, dan kemudian diberi bedak. Diafragma harus disimpan ditempat yang tidak boleh kena panas. Sesekali diafragma harus diperiksa, apakah bocor atau apakah cincin mangkuk tidak rusak, Jika dijaga dengan baik, diafragma dapat dipergunakan untuk selama kira-kira 1 sampai 1 ½ tahun. Cara Pengguna 1. Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan seksual 2. Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
  • 15. 23 3. Pastikan diafragma tidak berlubang 4. Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma 5. Posisikan saat pemasangan diafragma 6. Masukkan diafragma kedalam vagina kebeakang, dorong bagian depan pinggiran keatas dibalik tulang pubis 7. Masukkan jari kedalam vaagina sampai menyentuh serviks, sarung tangan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi 8. Diafragma dipasang divagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual, Jika hubungan seksual berlangsung diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida kkedalam vagina. Diamkan diafragma didalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat. 9. Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah 10. Cuci diafragma dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali ditempatnya. 3. Spermisida Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Manfaat: a) Efektif seketika b) Tidak mengganggu produksi ASI c) Bias digunakan sebagai pendukung metode lain
  • 16. 24 d) Tidak mengganggu kesehatan klien e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik f) Mudah digunakan g) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus. Keterbatasannya a) Efektifitasnya kurang (3-21 kehamilan per 100 wanita per tahun pertama) b) Efektifitas sebagainm kontrasepsi kepatuhan mengikuti cara pengguna c) Ketergantungan pengguna dan motivasi berkelanjutan dengan memakainya setiap melakukan hubungan eksual. d) Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet vagina busa, suppositroria, dan krim). e) Efektifitas aplikasi pengguna spermisida. Efek Samping a) Iritasi Vagina b) Iritasi pada penis dan tidak nyaman c) Gangguan rasa panas di vagina d) Kegagalan tablet tidak larut. Cara Pengguna a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida
  • 17. 25 b) Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual c) Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoria adalah 10-15 menit. d) Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa e) Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara pengguna dan penyimpanan dari setiap produk f) Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks terlindung dengan baik. C. Kontrasepsi Pil 1. Pil kombinasi Adalah pil kontrasepsi yang berisi progesteron dan estrogen. Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek lain terhadap traktus genetalis,seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir serviks, sehingga kurang banyaknya dan kental, yang meningkatkan sperma tidak dapat memasuki kavum uteri. Manfaatnya: a) Memliki efektifitas yang tinggi, bila digunakan setiap hari b) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil c) Tidak mengganggu hubungan seksual d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri haid.
  • 18. 26 e) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakan untuk mencegah kehamilan f) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause g) Kesuburan segara kembali setelah pengguna pil berhentikan. h) Dapat mengobati wanita yang perdarahan yang tidak teratur. Kekurangan a) Pil harus dipakai setiap hari, kurang cocok dengan wanita yang pelupa. b) Motivasi harus diberikan secara intensif. Efek Samping a) Ringan : Berupa mual muntah, pertambahan berat badan, perdarahan tidak teratur, edema, nyeri kepala, timbulnya jerawat dan keluhan lainnya. b) Berat: Dapat terjadi trombo-embolisme, mungkin karena peningkatan aktifitas faktor-faktor pemebekuan atau karena pengaruh vaskuler secara langsung, (Sofian, 2012). 2. Pil sekunsial Pil sekunsial itu tidak seefektif pil kombinasi, karena angka kegagalan lebih tinggi dibandingkan pil kombinasi, yaitu 0,5-1,4 dikarenakan makan pil sekunsial, tidak boleh lupa satu hari pun, jika lupa, dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan, (Sofian, 2012). Dan
  • 19. 27 pemakainya hanya dianjurkan pada hal-hal tertentu saja. Pada cara kontrasepsi ini diminum pil yang hanya mengandung estrogen saja untuk 14-16 hari, disusul dengan pil yang mengandung estrogen dan progesteron untuk 5 sampai 7 hari. Pada akhir minggu keempat, akan terjadi perdarahan lucut. Efek sampingnya sama dengan pil kombinasi. 3. Mini Pil Mini pil bukan merupakan penghambat ovulasi oleh karena selama memakan pil mini ini ovulasi kadang-kadang masih dapat terjadi. Efek utamanya ialah terhadapa lendir serviks dan juga terhadap endometrium, sehingga nidasi blastolista tidak dapat terjadi. Mini pil ini umumnya tidak dipakai untuk kontrasepsi. Pilihan pil KB bagi wanita dengan patrun menstruasinya durasi pendek dan jumlah sedikit pilihlah pil KB dengan estrogen agak tinggi. Wanita dengan patrun menstruasi durasi jangka panjang dan banyak pilihlah pil KB dengan estrogen rendah, (Manuaba, 2008) D. Kontrasepsi Dengan Suntik 1. Jenis-jenis kontrasepsi suntikan a) Golongan progestin, nmisalnya Depo Provera 150 mg isi 1 cc (disuntikan tiap tiga bulan), Depo progestin 150 mg isi 3 cc (disuntikan tiap tiga bulan). b) Golongan progestin dengan campuran estrogen propionat. Misalnya, Cyclofem (disuntikan tiap satu bulan). 2. Cara Kerja Obat
  • 20. 28 a) Mencegah pematangan dan lepasnya sel telur dari indung telur wanita. b) Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk kedalam rahim. c) Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk kehamilan. 3. Efek Samping a) Gangguan siklus haid b) Depresi c) Keputihan d) Jerawat e) Rambut rontok f) Perubahan Berat Badan g) Pusing atau sakit kepala (Migran) h) Mual dan Muntah i) Perubahan libido atau dorongan seksual 4. Efektifitas Kontrasepsi suntik adalah sementara. Macam-macam suntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 persen per 100 wanita per tahun. 5. Keuntungan a) Sangat efektifitas (99,6 %) b) Risiko keesehatan kecil c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
  • 21. 29 d) Pemeriksaan dalam tidak tidak dibutuhkan pada pemakaian awal e) Dapat dilaksanakan oleh tenga paramedis f) Suntikan Noristeral dan Depo Provera tidak mengandung estrogen sehingga tidak memengaruhi secara serius penderita penyakit jantung dari reaksi pengumpalan darah yang kadang kala dihubungkan dengan kontrasepsi pil yang mengandung estrogen. Pada suntikan Cyclofen terdapat hormon etrogen dalam dosis rendah untuk memacu terjadinya haid setiap bulan sehingga pemberiannya pada penderita jantung dan pembuluh darah harus terus diperhatikan. g) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik h) Tidak ketergantungan peserta kecuali kembali suntik tiap 1,2 dan 3 bulan i) Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem j) Reaksi suntikan sangat cepat (kurang dari 24 jam) k) Dapat digunakan oleh wanita tua diatas umur 35 tahun, (kecuali Cyclofem) l) Tidak perlu diingat kecuali kemballi untuk suntikan berikut m) Mencegah kehamilan ektopik n) Jangka panjang o) Sangat efektifitas walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang ditentukan
  • 22. 30 p) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum tersedia untuk mengikuti sterilisasi. 6. Kerugiannya a) Kemungkinan terlamabat pemulihan kesuburan setelah penghentin pemakaian. b) Harus kembali ke sarana pelayanan c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering e) Dapat menyebabkan ketidakteraturan siklus haid f) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, Hepatitis B, atau infeksi HIV, 7. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntikan a) Jika mungkin, suntikan pertama diberikan pada lima hari pertama haid, agar klien yakin bahwa dia tidak dalam keadaan hamil b) Klien harus mendapat suntikan lagi pada satu, dua, tiga bulan mendatang, tergantung pada jenis kontrasespsi (tiga bulan untuk Depo Provera, satu bulan untuk Cyclofem). c) Jika klien tidak haid dalam masa satu suntikan, maka kemungkinan besar dia tidak hamil karena kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan terhentinya haid, atau berkurangnya jumlah darah haid yang dikeluarkan.
  • 23. 31 d) Jika klien ingin mempunyai anak kembali, maka dia dapat menghentikan kontrasepsi suntikannya. Dibutuhkan waktu beberapa bulan sebelum dia hamil kembali. e) Kontrasepsi suntikan progestin dapat diberikan 3 minggu hingga 6 bulan setelah melahirkan.Biasanya kontrasepsi diberikan pada kontrol pasca persalinan 6 bulan. Calon klien bisa mendapatkan kontrasepsi suntikan hingga 2 bulan pasca persalinan bila dia menyusui secara efektif, walaupun selama itu dia tidak menggunakan kontrasepsi lain. f) Kontrasepsi suntik dapat segera diberikan pasca abortus, (Koes Irianto, 2012). 8. Daerah Penyuntikan ( Intra Muskular) a) Langkah Pertama Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkoholyang dibasah oleh etil/isoprofil alkohol 60-90 persen. Hilangkan semua kotoran yang terlihat sebagaimana dijelaskan sebelumnya. b) Langkah Kedua Biarkan kulit tersebut kering sebelum disuntik c) Langkah ketiga 1) Setelah kulit kering, aksankan penyuntikan 2) Kocok alkohol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (pada Devo Provera/Cyclofem), keluarkan isinya. Kontrasepsi suntik tidak perlu diinginkan.
  • 24. 32 3) Suntikan secara intramuskular dalam didaerah pantat (daerah genetal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif E. Kontrasepsi Dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) merupakan kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif apabila dibandingkan dengan metode pil, suntik, dan kondom. Efektifitas metode IUD antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsungan pemakaian yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode tersebut diatas. Alat kontrasepsi dallam rahim terbuat dari plastic elastic, dililit oleh tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi inti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya spermatozoa/sel mani kedalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan harus dilakukan oleh tenaga medis, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual. Cara Kerja 1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi. 2. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri. 3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilitas.
  • 25. 33 Keuntungan 1. Alat konrasepsi IUD dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan menempati urutan ketiga dalam pemakaian. 2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit. 3. Control medias yang ringan 4. Penyulit tidak terlalu berat 5. Pulihnya kesuburan setelah AKDR berlangsung baik. Kerugian KB IUD yaitu: 1. Terdapat perdarahan sedikit 2. Dapat terjadi infeksi 3. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan priemer atau sekunder dan kehamilan ektopik 4. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uterus dan mengganggu hubungan seksual. Teknik Pemasangan 1. Mamasukkan lengan IUD didalam kemasan sterilnya ( tindakan sederhana tetapi sangat penting untuk menghindarkan IUD dari kontaminasi sebelum dipasang). 2. Menggunakan larutan antiseptik seperti povidone iodine pada serviks dan vagina. Langkah ini menghindari kontaminasi dari mikroorganisme yang normal terdapat pada vagina.
  • 26. 34 3. Hindarkan kontaminasi pada sonde dan inserter IUD saat pemasangan dengan tidak menyentuh dinding vagina atau bibir spekulum. 4. Memasukkan sonde dan inserter IUD kedalam uterus dengan teknik sekali masuk . F. Kontrasepsi Dengan Implant Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji coba susuk KB satu kapsul yang disebut implanon. Pemasangan norplant sederhana dan dapat diajarkan, tetapi masalah mencabut susuk KB memerlukan perhatian karena sulit dicari metode yang mudah, murah, dan aman, dan lama kerjanya norplant ataupun perlindungan nya selama lima tahun. Jumlah yang memerlukan pelayanan pencabutan makin besar, dan dijumpai penyulit dan komplikasi saat mencabut. Efektifitas sangat efektifitas (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan). Jenis Implant 1. Terdiri dari enam kapsul silastik (Norplant). 2. Terdiri dari satu kapsul silastik ( Implanon) 3. Terdiri dari 2 kapsul silastik (Jedena) Cara Kerja 1. Lendir serviks menjadi kental. 2. Menganggu proses pembentukn endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. 3. Mengurangi transportasi sperma.
  • 27. 35 4. Menekan ovulasi. Keuntungan 1. Daya guna tinggai 2. Perlindungan jangka panjang 3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat stelah pencabutan 4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam 5. Bebas dari pengaruh estrogen 6. Tidak mengganggu kegiatan senggama 7. Tidak mengganggu ASI 8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Kerugian 1. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teratur 2. Berat badan bertambah 3. Menimbulkan akne, ketegangan payudara 4. Liang senggama terasa kering. 5. Gangguan pertumbuhan rambut 6. Infeksi pada luka insisi 7. Nyeri perut bagian bawah 8. Kloasma bercak hitam pada wajah 9. Gangguan fungsi hati 10. Jerawat Cara pemasangan Implant
  • 28. 36 1. Sebelum melakukan insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skapel untuk memastikan obat anastesi telah bekerja. 2. Pegang skapel dengan sudut 45 derajatbuat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang dan dalam Ingat kegunaan kedua tangan pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. 3. Memasukkan trokar jangan dngan paksaan jika terdapat tahanan, coba dari sudut lainnya. 4. Untuk meletakkan kapsul tepat dibawah kulit, angkat trokar keatas, sehingga kelit terangkat. Masukkan trokarperlahan-lahandan hati-hati kearah tanda 1 dekat pangkal. 5. Saat trokar masuk, cabut pendorong dari trokar. 6. Masukkan kapsul pertama dari trokar, Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk megambil kapsul dan memasukkan kedalam trokar. Letakkan satu tangan dibawah kapsul untuk menangkap bila kapsul terjatuh. Dorong kapsul sampai seluruhnya masuk kedalam trokar. 7. Pegang pendorong dengan erat ditempatnya dengan satu tangan utnuk menstabilkan. Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk kearah luka insisi dan pangkal menyentuh pegangan pendorong.
  • 29. 37 8. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar pitr ujung dari trokar kearah lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15 derajat mengikuti pola seperti kipas yang terdapat pada lengan. 9. Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi infeksi, pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kira-kira 5 mm dari tepi luka insisi tidak lebih lebar dari 1 kapsul. 10. Sebelum meencabut trokar, raba kapsul untuk mamastikan keenam kapsul semuanya telah terpasang. 11. Setelah keenam kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan . Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selma 1 menit untuk menghentikan perdarahan.Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa steril. Selanjutnya luka ditutupin dengan kasa steril dan diplester. G. Kontrasepsi Dengan Tubektomi Dahulu tubektomi dilakukan dengan jalan laparatomi atau pembedahan vaginal. Sekarang dengan alat-alat dan teknik baru, tindakan iini diselenggarakan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Keuntungan tubektomi yaitu: 1) motivasi hanya dilakukan satu kali saja, 2) efektifitas hampir 100%, 3) tidak mempengaruhi libido seksualitas, 4) kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
  • 30. 38 Tindakan pendahuluan guna penutupan tuba: a) Laparatomi Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus guna tubektomi. Disini penutupan tuba dijalankan sebagai tindakan tambahan apabila wanita yang bersangkutan perlu di bedah untuk keperluan lain. b) Laparatomi Post Partum Laparatomi ini dilakukan satu hari pospartum. Keuntungannya ialah bahwa waktu perawatan nifas sekaligus dapat digunakan untuk perawatan pasca operasi, dan oleh karena uterus masih besar, cukup dilakukan sayatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri. c) Mini laparatomi Laparatomi mini dilakukan dalam masa interval.Sayatan dibuat digaris tengan diatas simfisis sepanjang 3 cm kedalam kavum kavum uteri. Dengan bantuan alat ini uterus bilamana dalam retrofleksi dijadikan letak antefleksi dhulu dan kemudian dorong kearah lubang sayatan (Sarwono,2009). Kontraindikasi 1. Kehamilan 2. Perdarahan genetalia abnormal yang tidak diketahui penyebabnya 3. Tromboflebitis aktif atau gangguan tromboembolisme 4. Penyakit hati akut
  • 31. 39 5. Kanker payudara yang diketahui atau dicurigai. Efek samping 1. Perubahan pola menstruasi yng tidak teratur 2. Peningkatan nafsu makan 3. Peningkatan Berat Badan( rata-rata 2,5 selama 5 tahun) 4. Nyeri tekan pada payudara 5. Jerawat (ketika implan dicabut) 6. Kerontokan rambut 7. Kecemasan 8. Kista ovarium 9. Mual 10. Pusing 11. Depresi (Varney, 2007). Sterilisasi Kontrasepsi dapat dilakukan saat a) Masa Interval Sebaiknya setelah haid b) Pasca persalinan Sebaiknya dilakukan dalam 24 jam atau selambat-lambatnya 48 jam pasca persalinan. c) Pasca Keguguran Sesudah abortus, dapat langsung dilakukan sterilisasi. d) Waktu Operasi Membuka Perut
  • 32. 40 Pada setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut, hendaknya dipertimbangkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk dilakukan. Hal ini harus diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat dipergunakan sekaligus untuk melakukan kontrasepsi mantap. H. Kontrasepsi Dengan Vasektomi Vasektomi merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh seseorang yang telah mendapat latihan khusus untuk itu. Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya, (Sarwono, 2009). Vasektomi sebanarnya telah dikenal orang sejak abad 19, para ahli bedah telah melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan: mencegah infeksi kelenjar prostat atau pada hipertrofi kelenjar prostat. Indikasi 1. Untuk tujan kontrasepsi yang bersifat permanen 2. Untuk tujuan pengobatan guna mencegah epididitimis Komplikasi 1. Komplikasipasca bedah: a) Perdarahan, hematoma b) Rasa nyeri, pegal c) Infeksi 2. Komplikasi dalam jangka waktu yang agak lama
  • 33. 41 a) Kemungkinan terjadi rekanalisasi b) Komplikasi yang ditakuti akseptor seperti impotensi atau menimbulkan nafsu pria yang berlebihan tidak ada. Keuntungan 1. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja dan di mana saja 2. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan 3. Hasil yang diperoleh hampir 100% 4. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat 5. Bila pasangan suami istri, oleh karena sesuatu sebab, ingin mendapatkan keturunan lagi, kedua ujung vas defens dapat disambung kembali (rekanalisasi). Kerugian 1. Cara ini langsung efektif, perlu menunggu beberapa waktu setelah benar-benar sperma tidak ditemukan berdasarkan analisa semen. 2. Karena namanya masih merupakan tindakan “operasi”, maka para pria masih merasa takut. 3. Walaupun pada prinsipnya dapat disambung kembali, namun masih 4. Diperlukan banyak tenaga terlatih untuk melakukannya, (Mochtar, 1998).
  • 34. 42 2.6 Kerangka Konsep Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu Pengaruh Pengetahuan PUS terhadap Rendahnya Pengguna KB di Poskesdes Bidan M. Tambunan Desa Sosor Tambok Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014 maka peneliti menyusun kerangka konsep sebagai berikut: Variabel Independent Variabel Dependent 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Sumber Informasi 2.7. Hipotesis Ha : Ada pengaruh pengetahuan PUS terhadap rendahnya pengguna KB di Poskesdes Bidan M. Tambunan Desa Sosor Tambok Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014. Ho : Tidak ada pengaruh pengetahuan PUS dengan terhadap rendahnya pengguna KB di Poskesdes Bidan M. Tambunan Desa Sosor Tambok Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014. Rendahnya Pengguna KB