2. KAIZEN
Kai = Break, change Zen = simple, better
Kaizen = continous improvement yaitu perbaikan terus
menerus
Konsep kaizen ini mengasumsikan bahwa hidup kita ( cara
kerja, hidup bersosial atau rumah tangga ) seharusnya
berusaha untuk terus menerus mengalami perbaikan.
Meskipun perubahan di dalam Kaizen tidak dramatis tetapi
sedikit dan bertahap, perubahan yang diakibatkan dalam
jangka waktu tertentu cukup besar. Hal ini berbeda dengan
perubahan yang dihasilkan oleh western manajement yang
biasanya dramatis.
Kaizen merupakan payung bagi semua manajement
practices yang berkembang seperti TQC, ZD, JIT dll
3. Mengapa Menggunakan Kaizen?
Cepat dan mudah pelaksanaannya
Big impact > direct attack ke masalah
Hasil bisa langsung dirasakan
Menggunakan SDM yang ada
Fokus pada major issue
Teamwork, lihat dengan kacamata berbeda
Melewati semua batasan birokrasi
Bisa dipakai untuk referensi Kaizen berikutnya
4. Apa yang dipelajari di Kaizen ?
Sejarah Lean Production System
Mengenal 7 waste di manufaturing
Value added vs non value added
Ergonomic, work flow & work stations
Material flow dan line lay out
Base data vs improvement
Follow up activities after Kaizen
5. Sistem Produksi yang Lean
Penggunaan yang - Meningkatkan
efisien dari : kemampuan
proses
-orang
-Meminimalkan
JIT -peralatan JIDOKA
variasi
-Material
- mengelola
- space/tempat ketidaknormalan
6. Penyebab Kaizen Gagal
Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya
Tidak melibatkan semua bagian
Ketakutan gagal dan ragu pada hal baru
Ketidakmampuan untuk melihat proses secara
keseluruhan
Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis)
Ketidakmampuan membaca peluang ke depan
Gagal menerapkan ADOPT, ADAPT &CREATIVITY
7. Penerapan Kaizen di Industri
Flex & Response : penambahan produksi sekecil
mungkin ( tidak ada stock)
Fokus pada pengurangan Non Value added karena
handling proses
Pengurangan abnormal proses untuk memaksimalkan
aliran proses
Pull system semaksimal mungkin
Ergonomic dan peletakan line tooling
Material flow dan inventory system secara keseluruhan
8. GEMBA
Gemba adalah ‘real place’ yaitu tempat dimana suatu
tindakan dilakukan atau terjadi.
Didalam bisnis gemba adalah tempat dimana suatu
aktifitas yang bernilai (value-adding) untuk dapat
memuaskan konsumen.
Gemba didalam manufacturing industry adalah tempat
dimana dilakukan proses pengembangan (developing),
produksi dan penjualan produk.
Didalam ‘service’ gemba adalah tempat dimana customer
berinteraksi dengan tempat pelayanan jasa.
9. GEMBA
Problem yang biasa timbul pada kebanyakan manajer
adalah mereka lebih senang duduk didalam kantor dan
menjaga jarak dengan gemba (tempat produksi). Mereka
mengetahui berbagai proses produksi yang telah
dilakukan hanya dari report yang dikirim harian,
mingguan atau bulanan.
Didalam proses yang baik (cleaner production), prioritas
pertama manajer seharusnya pergi ke gemba dan
observasi.
Gemba adalah guru yang nyata dan memberikan data
yang real.
10. 5 Gempa-Principles
When a trouble happens go to gemba first
Ini adalah prinsip utama, ketika terjadi masalah digemba, maka
segeralah pergi ke tempat kejadian.
Check with gembutsu (machines, tools, reject and customer
complaints)
gembutsu adalah sesuatu yang bisa disentuh/diraba dengan tangan.
Ketika melakukan pengecekan timbulkan pertanyaan “why”,
sehingga suatu saat timbul jawaban kenapa trouble terjadi.
Take temporary countermeasures on the spot.
Lakukan sesuatu seketika juga hal-hal yang dianggap dapat
menyelesaikan masalah, misalnya ketika mesin berhenti lakukan
sesuatu bahkan mungkin perlu menendang mesin tersebut, atau
ketika customer marah lakukanlah permintaan maaf atau
memberikan hadiah kepadanya. Tetapi hal-hal tersebut bukan
merupakan langkah temporer saja bukan permanen
11. 5 Gempa-Principles
Find out the root cause
dengan mengatakan ‘why’ pada saat check gembutsu,
diharapkan akar penyebab permasalahan dapat ditemukan.
Standardize for prevention of recurrence
jika telah teridentifikasi penyebab permasalahan dan
melakukan countermeasure (tindakan penyelesaian),
seharusnya hal-hal tersebut distandarisasi sehingga problem
yang sama tidak timbul lagi.
12. GEMBA KAIZEN
Semua orang didalam suatu perusahaan harus bekerja
bersama untuk mengikuti tiga pilar dasar pada saat
melakukan kaizen didalam gemba, yaitu :
2. Housekeeping
3. Muda Elimination
4. Standardization
13. 1. Housekeeping
Merupakan hal yang sangat diperlukan didalam good
manajement
Melalui housekeeping, pekerja mendapatkan dan melatih
disiplin secara mandiri
Pekerja tanpa kedisplinan akan sulit untuk mendapatkan
product atau service yang berkualitas
14. 2. Muda
Muda adalah waste/sampah yaitu segala sesuatu yang
tidak ada atau tidak memberikan tambahan nilai pada
produk atau service.
Kaizen lebih menekankan muda elimination sehingga
dapat meningkatkan produktifitas dan menurunkan cost
dibanding meningkatkan investasi.
15. 7 waste / muda
1. Muda of over production yaitu memproduksi melebihi
yang diinginkan oleh konsumen sehingga
menimbulkan stock.
2. Muda of inventory, ini adalah hasil adanya over
production, jika dapat memproduksi sesuai yang
dibutuhkan pada proses selanjutnya berarti telah
melakukan eliminasi muda of inventory.
3. Muda of waiting, seringkali ditemukan seorang
operator menunggu materil tiba baru kemudian mereka
menghidupkan mesin, hal ini merupakan sesuatu yang
tidak ada nilainya (non-value added) ketika operator
hanya melihat dan menunggu.
16. 7 waste / muda
1. Muda of motion , ketika opertor berkeliling untuk
mencari tools atau untuk mendapatkan benda kerja
merupakan sesuatu yang tidak punya nilai tambah (no
value added)
2. Muda of transportation , ketika material bergerak
diatas truk, conveyor, forklift merupakan sesuatu yang
no value added.
3. Muda of producing rejects , menghasilkan reject
cenderung mengakibatkan rework atau bahkan material
terbuang sia-sia (big muda).
4. Muda of processing , dengan menyusun lagi aliran
proses dengan baik seringkali dapat menghilangkan
beberapa proses yang tidak perlu
17. PROBLEM SOLVING
Cara penyelesaian masalah ada dua yaitu analytical
approach dan design approach
Analytical approach adalah cara penyelesaian masalah
setelah masalah terjadi, kebanyakan ini yang dilakukan.
Setelah problem timbul baru dilakukan pengecekan
untuk mencari akar penyebab masalah dan kemudian
melakukan standarisasi prosedur baru sehingga masalah
yang sama timbul lagi.
Design Approach yaitu mengantisipasi masalah dan
mencoba memecahkan masalah yang akan timbul.
18. PROBLEM SOLVING
Dampak penggunanaan design approach najuh lebih
besar jika dibandingkan analytical approach
Design approach dapat dilakukan dengan meningkatkan
perencanan/planning yang baik.
Tools yang digunakan biasanya adalah FTA (Failure-free
Analysis) atau FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) yang baru-baru ini dikembangkan.