SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
1.1 Latar Belakang Masalah

Durkheim adalah seorang ahli sosiologi yang meletakan dasar-dasar
sosiologi modern. Ia menulis berbagai macam metode sosiologi,
tentang pengetahuan tentang sosiologi agama, tentang
pembagian kerja dan bunuh diri, tentang pendidikan dan moral,
dan tentang sosialisme. Berbagai macam yang berhubungan
dengan masalah sosial selalu muncul di dalam karyanya.
Satu cara dalam mempelajari suatu masyarakat adalah dengan
cara melihat bagaimana fungsi komponen yang ada di dalam suatu
masyarakat dimana hubungan tersebut saling berhubungan satu
sama lain. Jika masyarakat itu stabil, bagian-bagianya beroprasi
lancar,maka susunan-susunan sosial berfungsi, dimana masyarakat
tersebut ditandai oleh kepaduan, kerjasama, dan kesepakatan.
Tetapi apabila ternyata bagian-bagian dari masyarakat tersebut
berada dalam suatu keadaan yang membahayakan ketertiban
sosial, maka susunan masyarakat seperti itu disebut dysfunctional
(tidak berfungsi).
Durkheim berfikiran bahwa suatu kejahatan yang ada didalam
masyarakat tidak terletak pada diri si indiviu, tetapi terletak pada
kelompok dan organisasi sosial yang kemudian dikenal dengan
istlah anomie (hancurnya keteraturan sosial sebagai akibat dari
hilangnya patokan dan nilai-nilai).
Sebuah masyarakat sederhana yang berkembang menuju
masyarakat yang modern dan kota kedekatan (intimacy) yang
dibutuhkan untuk melanjutkan satu set norma-norma umum (a
common set of rules) akan merosot. Dimana kelompok
masyarakat berada didalam kondisi dalam ketiadaan satu set
aturan-aturan umum, yang tindakan antara satu dengan
tindakan yang lainya saling bertabrakan bahkan bertentangan
dengan tindakan dan harapan orang lain. Dengan tidak dapat
diprediksinya sistem tersebut akan runtuh secara bertahap, dan
masyarakat akan berada di dalam suatu kondisi yang anomi.
1.2 Idenifikasi dan Rumusan Masalah

Bagaimana fakta sosial, karakteristik, dan metode pengamatan
fakta sosial menurut Durkheim?
Bagaimana pengertian kesadaran kolektif menurut Durkheim?
Bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut
teori Durkheim?
1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana fakta sosial, karakteristik, dan
metode pengamatan fakta sosial menurut Durkheim, bagaimana
pengertian kesadaran kolektif menurut Durkheim, bagaimana
teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim
dan bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri
menurut teori Durkheim.
1.4 Manfaat Kegunaan Penulisan

Agar kita dapat mengetahui bagaimana fakta sosial,
karakteristik, dan metode pengamatan fakta sosial menurut
Durkheim, bagaimana pengertian kesadaran kolektif menurut
Durkheim, bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri
menurut teori Durkheim dan bagaimana teori bunuh diri dan
jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim
2.1 Fakta sosial, karakteristik, dan metode pengamatan fakta
sosial menurut Durkheim
1. Pengertian Fakta Sosial
Fakta sosial didefinisikan oleh Durkheim sebagai cara-cara
bertindak, berfikir, dan merasa yang ada diluar individu dan yang
memiliki daya paksa atas dirinya. Dalam arti lain, yang
dimaksudkan adalah pengalaman umum manusia. Pengertian
fakta sosial meliputi suatu spectrum gejala-gejala sosial. Yang
terdapat bukan saja cara-cara bertindak dan berfikir melainkan
juga cara-cara berada, yaitu fakta-fakta sosial morfologis, seperti
bentuk permukiman, pola jalan-jalan, pembagian tanah, dan
sebagainya.
Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam :
Dalam bentuk material. Yaitu barang sesuatu yang dapat
disimak, ditangkap, dan diobservasi. Fakta sosial yang berbentuk
material ini adalah bagian dari dunia nyata. Contohnya arsitektur
dan norma hukum.
Dalam bentuk non material. Yaitu sesuatu yang dianggap nyata.
Fakta sosial jenis ini merupakan fenomena yang bersifat inter
subjective yang hanya dapat muncul dari dalam kesadaran
manusia. Contohnya adalah egoisme, altruisme, dan opini.
2. Karakteristik Fakta Sosial

1.

Gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu. Individu
sejak awalnya mengkonfrontasikan fakta sosial itu sebagai
suatu kenyataan eksternal. Hampir setiap orang sudah
mengalami hidup dalam satu situasi sosial yang baru,
mungkin sebagai anggota baru dari suatu organisasi, dan
pernah merasakan adanya norma serta kebiasaan yang
sedang diamati yang tidak ditangkap/ dimengertinya secara
penuh. Dalam situasi serupa itu, kebiasaan dan norma ini
jelas dilihat sebagai sesuatu yang eksternal.
2.

Fakta itu memaksa individu. Individu dipaksa, dibimbing,
diyakinkan, didorong, atau dengan cara tertentu
dipengaruhi oleh pelbagai tipe fakta sosial dalam
lingkungan sosialnya. Seperti Durkheim katakan : Tipe
perilaku atau berfikir ini mempunyai kekuatan memaksa
yang karenanya mereka memaksa individu terlepas dari
kemauan individu itu sendiri. Ini tidak berarti bahwa individu
itu harus mengalami paksaan fakta sosial dengan cara yang
negatif atau membatasi atau memaksa seseorang untuk
berprilaku yang bertentangan dengan kemauannya kalau
sosialisasi itu berhasil, sehingga perintahnya akan kelihatan
sebagai hal yang biasa, sama sekali tidak bertentangan
dengan kemauan individu.
3.

Fakta itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam
suatu masyarakat, Dengan kata lain, fakta sosial itu
merupakan milik bersama bukan sifat individu perorangan.
Sifat umumnya ini bukan sekedar hasil dari penjumlahan
beberapa fakta individu. Fakta sosial benar-benar bersifat
kolektif, dan pengaruhnya terhadap individu merupakan
hasil dari sifat kolektifnya ini.
3. Metode Pengamatan Fakta Sosial
Durkheim dalam bukunya yang berjudul “The Rules Of
Sosiological Method” memberikan dasar-dasar metodologi
dalam sosiologi. Salah satu prinsip dasar yang ditekankan
Durkheim adalah bahwa fakta sosial harus dijelaskan dalam
hubungannya dengan fakta sosial lainnya. Ini adalah asas pokok
yang mutlak. Kemungkinan lain yang besar untuk menjelaskan
fakta sosial adalah menghubungkannya dengan gejala individu
(seperti kemauan, kesadaran, kepentingan pribadi individu, dan
seterusnya) seperti yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik
dan oleh Spencer.
Prinsip dasar yang kedua (dan salah satu yang fundamental
dalam fungsionalisme modern) adalah bahwa asal-usul suatu
gejala sosial dan fungsi-fungsinya merupakan dua masalah yang
terpisah. Seperti ditulis Durkheim “Lalu apabila penjelasan
mengenai suatu gejala sosial diberikan kita harus memisahkan
sebab yang mengakibatkannya (efficient cause) yang
menghasilkan gejala itu, dan fungsi yang dijalankannya.
Sesudah menentukan bahwa penjelasan tentang fakta sosial
harus dicari di dalam fakta sosial lainnya, Durkheim memberikan
strategi tentang perbandingan terkendali sebagai metoda yang
paling cocok untuk mengembangkan penjelasan kausal dalam
sosiologi.
Metoda perbandingan Durkheim lebih ketat dan terbatas. Pada
intinya, metoda perbandingan terkendali itu meliputi klasifikasi
silang dari fakta sosial tertentu untuk menentukan sejauh mana
mereka berhubungan. Kalau korelasi antara dua himpunan fakta
sosial dapat ditunjukkan sebagai valid dalam pelbagai macam
keadaan, hal ini memberi satu petunjuk penting bahwa tipe
fakta itu mungkin berhubungan secara kausal. Artinya, variasi
dalam nilai dari satu tipe variable mungkin merupakan sebab
dari variasi dalam nilai variable yang kedua.
2.2 Kesadaran kolektif menurut Durkheim

Kesadaran kolektif dapat memberikan dasar moral yang tidak
bersifat kontraktual yang mendasari hubungan kontraktual.
Dalam benak Durkheim, kesadaran kolektif yang mendasar ini
diabaikan oleh ahli teori seperti Spencer, yang melihat dasar
fundamental dari keteraturan sosial ini dalam hubunganhubungan yang bersifat kontraktual. Kesadaran kolektif juga
ada dalam bentuk yang lebih terbatas dalam pelbagai
kelompok khusus dalam masyarakat.
Durkheim juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif
bersama yang mungkin ada dalam pelbagai kelompok
pekerjaan dan profesi. Keserupaan dalam kegiatan dan
kepentingan pekerjaan memperlihatkan suatu homogenitas
internal yang memungkinkan berkembangnya kebiasaan,
kepercayaan, perasaan, dan prinsip moral dan kode etik
bersama. Akibatnya, anggota kelompok ini dibimbing dan
dipaksa untuk berprilaku sama seperti anggota satu suku bangsa
primitif dengan pembagian kerja yang rendah yang dibimbing
dan dipaksa oleh kesadaran kolektif yang kuat. Durkheim merasa
bahwa solidaritas mekanik dalam pelbagai kelompok pekerjaan
dan profesi harus menjadi semakin penting begitu pembagian
pekerjaan meluas, sebagi satu alat perantara yang penting
antara individu dan masyarakat secara keseluruhannya.
2.3 Teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim

Selain konsepsinya tentang solidaritas mekanis organis, Durkheim
sangat terkenal dengan studinya tentang kecenderungan orang
untuk melakukan bunuh diri. Dalam bukunya yang kedua, Suicide
dikemukakan dengan jelas hubungan antara pengaruh integrasi
social terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.
Durkheim dengan tegas menolak anggapan lama bahwa
penyebab bunuh diri yang disebabkan oleh penyakit kejiwaan
sebagaimana teori-teori psikologi mengatakannya. Dia juga
menolak anggapan Gabriel Tarde bahwa bunuh diri akibat imitasi.
Durkheim juga menolak teori yang menghubungkan bunuh diri
dengan alkoholisme. Durkheim menolak teori bunuh diri karena
kemiskinan, kenyataan orang-orang lapisan atas tingkat bunuh
dirinya lebih tinggi dibandingkan orang-orang dari lapisan atas. Dari
hasil penelitiannya Negara-negara miskin seperti Italia dan Spanyol
justru memiliki angka bunuh diri yang lebih rendah dibandingkan
dengan Negara-negara Eropa yang lebih makmur seperti Perancis
dan Jerman
Menurut Durkheim peristiwa-peristiwa bunuh diri sebenarnya
kenyataan-kenyataan sosial tersendiri yang karena itu dapat
dijadikan sara penelitian dengan menghubungkannya dengan
derajat integrasi sosial dari suatu kehidupan masyarakat. Untuk
membuktikan teorinya, Durkheim memusatkan perhatiannya
pada 3 macam kesatuan sosial yang pokok dalam masyarakat,
yaitu kesatuan agama, keluarga dan kesatuan politik.
Dalam kesatuan agama, Durkheim membuat kesimpulan bahwa
penganut-penganut agama Protestan mempunyai
kecenderungan lebih besar untuk melakukan bunuh diri
dibandingkan dengan penganut agama Katholik.Hal ini
dikarenakan perbedaan derajat integrasi sosial di antara
penganut agama Katolik dengan Protestan. Penganut agama
Protestan memperoleh kebebasan yang jauh lebih besar untuk
mencari sendiri hakekat ajaran-ajaran kitab suci. Pada agama
Katolik tafsir agama lebih ditentukan oleh para pater. Oleh
karena itu kepercayaan bersama dari penganut Protestan
menjadi berkurang, hingga sekarang ini terdapat banyak gereja
(sekte-sekte). Integrasi yang rendah dari penganut agama
protestan itulah yang menyebabkan angka laju bunuh diri dari
penganut ajaran ini lebih besar dibandingkan dengan penganut
ajaran Katolik.
Dalam kesatuan keluarga, Durkheim menunjukkan bahwa angka
laju bunuh diri lebih banyak terdapat pada orang-orang yang
tidak kawin daripada mereka yang sudah kawin. Kesatuan
keluarga yang lebih besar umumnya terintegrasi mengikat
anggota-anggotanya untuk saling membantu.
Dalam kesatuan politik, Durkeim menyebutkan bahwa dalam
keadaan damai, golongan militer ummunya lebih besar
kecenderungan bunuh dirinya dibandingkan golongan
masyarakat sipil. Sedangkan dalam suasana perang, golongan
militer justru lebih sedikit melakukan bunuh diri bila dibandingkan
golongan sipil karena mereka lebih terintegrasi dengan baik
(disiplin keras). Dalam situasi perang justru kecenderungan bunuh
diri lebih rendah dibandingkan situasi damai. Dalam masa
revolusi/pergolakan politik, anggota-anggota masyarakat justru
lebih terintgrasi dalam menghadapi musuh-musuhnya.
Durkheim mendefinisikan bunuh diri sebagai setiap kematian
yang merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari suatu
perbuatan positif atau negatif oleh korban itu sendiri, yang
mengetahui bahwa perbuatan itu akan berakibat seperti itu.
Definisi itu terlampau luas, sebab didalamnya juga termasuk
kematian para prajurit yang mengajukan dirinya untuk
melaksanakan tugas yang sukar, ataupun kematian seorang
ayah yang ingin menyelamatkan anaknya dari arus kencang
yang bergolak. Hal ini akan berakibat negatif dalam penalaran
seperti yang akan ternyata kemudian.
I.

II.

Bunuh diri egoistis (egoistic suicide) Yaitu yang merupakan
akibat dari kurangnya integrasi dalam kelompok. Misalnya,
lebih banyak orang Protestan yang bunuh diri dari pada
orang Katolik. Sebab orang Katolik lebih terikat pada
komunitas keagamaan sedangkan dalam Protestan
terdapat anjuran yang kuat untuk bertanggung jawab
secara individual. Kenyataan ini dinyatakan secara tepat
sekali di dalam rumusan bahwa seorang Protestan dipaksa
untuk bebas.
Bunuh diri anomi (anomie suicide). Anomi adalah suatu
situasi dimana terjadi suatu keadaan tanpa aturan, dimana
kesadaran kolektif tidak berfungsi. Jenis bunuh diri ini terjadi
dalam waktu krisis dan bukannya krisis ekonomi saja. Bunuh
diri ini juga terjadi bilamana sekonyong-konyong terjadi
kemajuan yang tidak terduga.
III.

Altruistic Suicide, adalah bunuh diri karena merasa dirinya
menjadi beban masyarakat. Bunuh diri ini sifatnya tidak
menuntut hak, sebaliknya memandang bunuh diri itu
sebagai suatu kewajiban yang dibebankan oleh
masyarakat. Contoh : Harakiri orang jepang.
IV. Bunuh diri Fatalistik. Merupakan lawan dari bunuh diri anomi,
dan yang timbul dari pengaturan kelakuan secara berlebihlebihan, misalnya dalam rezim yang sangat keras dan
otoriter.
Durkheim adalah seorang ahli sosiologi yang meletakan dasardasar sosiologi modern. Ia menulis berbagai macam metode
sosiologi, tentang pengetahuan tentang sosiologi agama,
tentang pembagian kerja dan bunuh diri, tentang pendidikan
dan moral, dan tentang sosialisme.
Durkheim berfikiran bahwa suatu kejahatan yang ada didalam
masyarakat tidak terletak pada diri si indiviu, tetapi terletak
pada kelompok dan organisasi sosial yang kemudian dikenal
dengan istlah anomie (hancurnya keteraturan sosial sebagai
akibat dari hilangnya patokan dan nilai-nilai).
http://as-sosunila.blogspot.com/2012/05/sumbangan-pemikiransosiologi-dari.html
Atmasasmita, Romli. 1992. Teori dan Kapita Selekta. Bandung : PT
Refika Aditama
Santoso, Topo, S.H. 2011. Kriminologi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
TEORI DURKHEIM
TEORI DURKHEIM

More Related Content

What's hot

Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Idik Saeful Bahri
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan rupaka
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketaMakalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketahandy watung
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumPoltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 

What's hot (20)

Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Teori hukum
Teori hukumTeori hukum
Teori hukum
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketaMakalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumPoltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
 

Viewers also liked

Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanRizki Gumilar
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanRizki Gumilar
 
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”Rizki Gumilar
 
K seebeck weekend1
K seebeck weekend1K seebeck weekend1
K seebeck weekend1KellySeebeck
 
Emancipate Yourself from Mental Slavery
Emancipate Yourself from Mental SlaveryEmancipate Yourself from Mental Slavery
Emancipate Yourself from Mental SlaveryShawn Collins
 
$500 Nordstrom gift card
$500 Nordstrom gift card$500 Nordstrom gift card
$500 Nordstrom gift cardBhavesh Shah
 
Mikro öğretim
Mikro öğretimMikro öğretim
Mikro öğretimKaan Cingi
 
Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85
Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85
Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85Fong Le
 
Live theatre event analysis form
Live theatre event analysis formLive theatre event analysis form
Live theatre event analysis form01061960
 
Danh sách forum nước ngoài pr cao chất lượng
Danh sách forum nước ngoài pr cao chất lượngDanh sách forum nước ngoài pr cao chất lượng
Danh sách forum nước ngoài pr cao chất lượngỚt Cay
 

Viewers also liked (16)

Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhanSejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
Sejarah, pengertian dan lingkup perburuhan
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”Hukum Perburuhan “hubungan kerjadan hubungan industrial”
Hukum Perburuhan “hubungan kerja dan hubungan industrial”
 
K seebeck weekend1
K seebeck weekend1K seebeck weekend1
K seebeck weekend1
 
How to clean your baseball uniform
How to clean your baseball uniformHow to clean your baseball uniform
How to clean your baseball uniform
 
Emancipate Yourself from Mental Slavery
Emancipate Yourself from Mental SlaveryEmancipate Yourself from Mental Slavery
Emancipate Yourself from Mental Slavery
 
$500 Nordstrom gift card
$500 Nordstrom gift card$500 Nordstrom gift card
$500 Nordstrom gift card
 
Mikro öğretim
Mikro öğretimMikro öğretim
Mikro öğretim
 
Fotografias
FotografiasFotografias
Fotografias
 
TVP KULTURA
TVP KULTURATVP KULTURA
TVP KULTURA
 
Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85
Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85
Căn hộ Vista Verde - LH: 0918.77.83.85
 
Ijeted
IjetedIjeted
Ijeted
 
Live theatre event analysis form
Live theatre event analysis formLive theatre event analysis form
Live theatre event analysis form
 
App score app portfolio
App score app portfolioApp score app portfolio
App score app portfolio
 
Sunumwiki
SunumwikiSunumwiki
Sunumwiki
 
Danh sách forum nước ngoài pr cao chất lượng
Danh sách forum nước ngoài pr cao chất lượngDanh sách forum nước ngoài pr cao chất lượng
Danh sách forum nước ngoài pr cao chất lượng
 

Similar to TEORI DURKHEIM

Ringkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiRingkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiNaiya Naiya
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosialPotpotya Fitri
 
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologiBincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologiSyahirah Umar
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)cleo2013
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfMohalliAhmad1
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialsman 2 mataram
 
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfTUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfAmbarwati7620
 
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxkelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxipgm0722
 
Sociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses societySociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses societyMalik Fauzi
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: SosiologiRingkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: SosiologiIswi Haniffah
 
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialmanusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialPmii Pasuruan
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialelmakrufi
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBudionoDrs
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBudionoDrs
 

Similar to TEORI DURKHEIM (20)

Emile durkheim pay
Emile durkheim payEmile durkheim pay
Emile durkheim pay
 
Ringkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiRingkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologi
 
TEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIALTEORI TEORI SOSIAL
TEORI TEORI SOSIAL
 
Bab II hakikat manusia dan sosial
Bab II hakikat  manusia dan sosialBab II hakikat  manusia dan sosial
Bab II hakikat manusia dan sosial
 
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologiBincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
 
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfTUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
 
Pengantar sosiologi antropologi filsafat Ilmu
Pengantar sosiologi  antropologi filsafat IlmuPengantar sosiologi  antropologi filsafat Ilmu
Pengantar sosiologi antropologi filsafat Ilmu
 
Emile durkheim
Emile durkheimEmile durkheim
Emile durkheim
 
HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1
HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1
HBSS3203 Pengenalan Sosiologi Topik 1
 
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptxkelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx
 
Sociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses societySociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses society
 
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: SosiologiRingkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
Ringkasan Materi UAN SMA IPS: Sosiologi
 
Sosiologi sebagai ilmu
Sosiologi sebagai ilmuSosiologi sebagai ilmu
Sosiologi sebagai ilmu
 
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialmanusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
 
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuanBab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
Bab 1. c.sosiologi sbg ilmu pengetahuan
 

More from Rizki Gumilar

Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamRizki Gumilar
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanRizki Gumilar
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutRizki Gumilar
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Rizki Gumilar
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
 
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaCultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaRizki Gumilar
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
 
Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalRizki Gumilar
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanRizki Gumilar
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifRizki Gumilar
 

More from Rizki Gumilar (15)

Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
Transgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islamTransgender menurut pandangan hukum islam
Transgender menurut pandangan hukum islam
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
 
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. GarutSlide Ruang terbuka hijau kab. Garut
Slide Ruang terbuka hijau kab. Garut
 
Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah Peranan Otonomi Daerah
Peranan Otonomi Daerah
 
Presentation kps
Presentation kpsPresentation kps
Presentation kps
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakartaCultural universal pada masyarakat yogyakarta
Cultural universal pada masyarakat yogyakarta
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
 
Pengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasionalPengakuan hukum internasional
Pengakuan hukum internasional
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Ham kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuanHam kekerasan terhadap perempuan
Ham kekerasan terhadap perempuan
 
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positifPoligami menurut hukum islam dan hukum positif
Poligami menurut hukum islam dan hukum positif
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 

TEORI DURKHEIM

  • 1.
  • 2. 1.1 Latar Belakang Masalah Durkheim adalah seorang ahli sosiologi yang meletakan dasar-dasar sosiologi modern. Ia menulis berbagai macam metode sosiologi, tentang pengetahuan tentang sosiologi agama, tentang pembagian kerja dan bunuh diri, tentang pendidikan dan moral, dan tentang sosialisme. Berbagai macam yang berhubungan dengan masalah sosial selalu muncul di dalam karyanya. Satu cara dalam mempelajari suatu masyarakat adalah dengan cara melihat bagaimana fungsi komponen yang ada di dalam suatu masyarakat dimana hubungan tersebut saling berhubungan satu sama lain. Jika masyarakat itu stabil, bagian-bagianya beroprasi lancar,maka susunan-susunan sosial berfungsi, dimana masyarakat tersebut ditandai oleh kepaduan, kerjasama, dan kesepakatan. Tetapi apabila ternyata bagian-bagian dari masyarakat tersebut berada dalam suatu keadaan yang membahayakan ketertiban sosial, maka susunan masyarakat seperti itu disebut dysfunctional (tidak berfungsi).
  • 3. Durkheim berfikiran bahwa suatu kejahatan yang ada didalam masyarakat tidak terletak pada diri si indiviu, tetapi terletak pada kelompok dan organisasi sosial yang kemudian dikenal dengan istlah anomie (hancurnya keteraturan sosial sebagai akibat dari hilangnya patokan dan nilai-nilai). Sebuah masyarakat sederhana yang berkembang menuju masyarakat yang modern dan kota kedekatan (intimacy) yang dibutuhkan untuk melanjutkan satu set norma-norma umum (a common set of rules) akan merosot. Dimana kelompok masyarakat berada didalam kondisi dalam ketiadaan satu set aturan-aturan umum, yang tindakan antara satu dengan tindakan yang lainya saling bertabrakan bahkan bertentangan dengan tindakan dan harapan orang lain. Dengan tidak dapat diprediksinya sistem tersebut akan runtuh secara bertahap, dan masyarakat akan berada di dalam suatu kondisi yang anomi.
  • 4. 1.2 Idenifikasi dan Rumusan Masalah Bagaimana fakta sosial, karakteristik, dan metode pengamatan fakta sosial menurut Durkheim? Bagaimana pengertian kesadaran kolektif menurut Durkheim? Bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim? 1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui bagaimana fakta sosial, karakteristik, dan metode pengamatan fakta sosial menurut Durkheim, bagaimana pengertian kesadaran kolektif menurut Durkheim, bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim dan bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim.
  • 5. 1.4 Manfaat Kegunaan Penulisan Agar kita dapat mengetahui bagaimana fakta sosial, karakteristik, dan metode pengamatan fakta sosial menurut Durkheim, bagaimana pengertian kesadaran kolektif menurut Durkheim, bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim dan bagaimana teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim
  • 6. 2.1 Fakta sosial, karakteristik, dan metode pengamatan fakta sosial menurut Durkheim 1. Pengertian Fakta Sosial Fakta sosial didefinisikan oleh Durkheim sebagai cara-cara bertindak, berfikir, dan merasa yang ada diluar individu dan yang memiliki daya paksa atas dirinya. Dalam arti lain, yang dimaksudkan adalah pengalaman umum manusia. Pengertian fakta sosial meliputi suatu spectrum gejala-gejala sosial. Yang terdapat bukan saja cara-cara bertindak dan berfikir melainkan juga cara-cara berada, yaitu fakta-fakta sosial morfologis, seperti bentuk permukiman, pola jalan-jalan, pembagian tanah, dan sebagainya.
  • 7. Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam : Dalam bentuk material. Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi. Fakta sosial yang berbentuk material ini adalah bagian dari dunia nyata. Contohnya arsitektur dan norma hukum. Dalam bentuk non material. Yaitu sesuatu yang dianggap nyata. Fakta sosial jenis ini merupakan fenomena yang bersifat inter subjective yang hanya dapat muncul dari dalam kesadaran manusia. Contohnya adalah egoisme, altruisme, dan opini.
  • 8. 2. Karakteristik Fakta Sosial 1. Gejala sosial bersifat eksternal terhadap individu. Individu sejak awalnya mengkonfrontasikan fakta sosial itu sebagai suatu kenyataan eksternal. Hampir setiap orang sudah mengalami hidup dalam satu situasi sosial yang baru, mungkin sebagai anggota baru dari suatu organisasi, dan pernah merasakan adanya norma serta kebiasaan yang sedang diamati yang tidak ditangkap/ dimengertinya secara penuh. Dalam situasi serupa itu, kebiasaan dan norma ini jelas dilihat sebagai sesuatu yang eksternal.
  • 9. 2. Fakta itu memaksa individu. Individu dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong, atau dengan cara tertentu dipengaruhi oleh pelbagai tipe fakta sosial dalam lingkungan sosialnya. Seperti Durkheim katakan : Tipe perilaku atau berfikir ini mempunyai kekuatan memaksa yang karenanya mereka memaksa individu terlepas dari kemauan individu itu sendiri. Ini tidak berarti bahwa individu itu harus mengalami paksaan fakta sosial dengan cara yang negatif atau membatasi atau memaksa seseorang untuk berprilaku yang bertentangan dengan kemauannya kalau sosialisasi itu berhasil, sehingga perintahnya akan kelihatan sebagai hal yang biasa, sama sekali tidak bertentangan dengan kemauan individu.
  • 10. 3. Fakta itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam suatu masyarakat, Dengan kata lain, fakta sosial itu merupakan milik bersama bukan sifat individu perorangan. Sifat umumnya ini bukan sekedar hasil dari penjumlahan beberapa fakta individu. Fakta sosial benar-benar bersifat kolektif, dan pengaruhnya terhadap individu merupakan hasil dari sifat kolektifnya ini.
  • 11. 3. Metode Pengamatan Fakta Sosial Durkheim dalam bukunya yang berjudul “The Rules Of Sosiological Method” memberikan dasar-dasar metodologi dalam sosiologi. Salah satu prinsip dasar yang ditekankan Durkheim adalah bahwa fakta sosial harus dijelaskan dalam hubungannya dengan fakta sosial lainnya. Ini adalah asas pokok yang mutlak. Kemungkinan lain yang besar untuk menjelaskan fakta sosial adalah menghubungkannya dengan gejala individu (seperti kemauan, kesadaran, kepentingan pribadi individu, dan seterusnya) seperti yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dan oleh Spencer.
  • 12. Prinsip dasar yang kedua (dan salah satu yang fundamental dalam fungsionalisme modern) adalah bahwa asal-usul suatu gejala sosial dan fungsi-fungsinya merupakan dua masalah yang terpisah. Seperti ditulis Durkheim “Lalu apabila penjelasan mengenai suatu gejala sosial diberikan kita harus memisahkan sebab yang mengakibatkannya (efficient cause) yang menghasilkan gejala itu, dan fungsi yang dijalankannya. Sesudah menentukan bahwa penjelasan tentang fakta sosial harus dicari di dalam fakta sosial lainnya, Durkheim memberikan strategi tentang perbandingan terkendali sebagai metoda yang paling cocok untuk mengembangkan penjelasan kausal dalam sosiologi.
  • 13. Metoda perbandingan Durkheim lebih ketat dan terbatas. Pada intinya, metoda perbandingan terkendali itu meliputi klasifikasi silang dari fakta sosial tertentu untuk menentukan sejauh mana mereka berhubungan. Kalau korelasi antara dua himpunan fakta sosial dapat ditunjukkan sebagai valid dalam pelbagai macam keadaan, hal ini memberi satu petunjuk penting bahwa tipe fakta itu mungkin berhubungan secara kausal. Artinya, variasi dalam nilai dari satu tipe variable mungkin merupakan sebab dari variasi dalam nilai variable yang kedua.
  • 14. 2.2 Kesadaran kolektif menurut Durkheim Kesadaran kolektif dapat memberikan dasar moral yang tidak bersifat kontraktual yang mendasari hubungan kontraktual. Dalam benak Durkheim, kesadaran kolektif yang mendasar ini diabaikan oleh ahli teori seperti Spencer, yang melihat dasar fundamental dari keteraturan sosial ini dalam hubunganhubungan yang bersifat kontraktual. Kesadaran kolektif juga ada dalam bentuk yang lebih terbatas dalam pelbagai kelompok khusus dalam masyarakat.
  • 15. Durkheim juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif bersama yang mungkin ada dalam pelbagai kelompok pekerjaan dan profesi. Keserupaan dalam kegiatan dan kepentingan pekerjaan memperlihatkan suatu homogenitas internal yang memungkinkan berkembangnya kebiasaan, kepercayaan, perasaan, dan prinsip moral dan kode etik bersama. Akibatnya, anggota kelompok ini dibimbing dan dipaksa untuk berprilaku sama seperti anggota satu suku bangsa primitif dengan pembagian kerja yang rendah yang dibimbing dan dipaksa oleh kesadaran kolektif yang kuat. Durkheim merasa bahwa solidaritas mekanik dalam pelbagai kelompok pekerjaan dan profesi harus menjadi semakin penting begitu pembagian pekerjaan meluas, sebagi satu alat perantara yang penting antara individu dan masyarakat secara keseluruhannya.
  • 16. 2.3 Teori bunuh diri dan jenis-jenis bunuh diri menurut teori Durkheim Selain konsepsinya tentang solidaritas mekanis organis, Durkheim sangat terkenal dengan studinya tentang kecenderungan orang untuk melakukan bunuh diri. Dalam bukunya yang kedua, Suicide dikemukakan dengan jelas hubungan antara pengaruh integrasi social terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Durkheim dengan tegas menolak anggapan lama bahwa penyebab bunuh diri yang disebabkan oleh penyakit kejiwaan sebagaimana teori-teori psikologi mengatakannya. Dia juga menolak anggapan Gabriel Tarde bahwa bunuh diri akibat imitasi. Durkheim juga menolak teori yang menghubungkan bunuh diri dengan alkoholisme. Durkheim menolak teori bunuh diri karena kemiskinan, kenyataan orang-orang lapisan atas tingkat bunuh dirinya lebih tinggi dibandingkan orang-orang dari lapisan atas. Dari hasil penelitiannya Negara-negara miskin seperti Italia dan Spanyol justru memiliki angka bunuh diri yang lebih rendah dibandingkan dengan Negara-negara Eropa yang lebih makmur seperti Perancis dan Jerman
  • 17. Menurut Durkheim peristiwa-peristiwa bunuh diri sebenarnya kenyataan-kenyataan sosial tersendiri yang karena itu dapat dijadikan sara penelitian dengan menghubungkannya dengan derajat integrasi sosial dari suatu kehidupan masyarakat. Untuk membuktikan teorinya, Durkheim memusatkan perhatiannya pada 3 macam kesatuan sosial yang pokok dalam masyarakat, yaitu kesatuan agama, keluarga dan kesatuan politik.
  • 18. Dalam kesatuan agama, Durkheim membuat kesimpulan bahwa penganut-penganut agama Protestan mempunyai kecenderungan lebih besar untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan penganut agama Katholik.Hal ini dikarenakan perbedaan derajat integrasi sosial di antara penganut agama Katolik dengan Protestan. Penganut agama Protestan memperoleh kebebasan yang jauh lebih besar untuk mencari sendiri hakekat ajaran-ajaran kitab suci. Pada agama Katolik tafsir agama lebih ditentukan oleh para pater. Oleh karena itu kepercayaan bersama dari penganut Protestan menjadi berkurang, hingga sekarang ini terdapat banyak gereja (sekte-sekte). Integrasi yang rendah dari penganut agama protestan itulah yang menyebabkan angka laju bunuh diri dari penganut ajaran ini lebih besar dibandingkan dengan penganut ajaran Katolik.
  • 19. Dalam kesatuan keluarga, Durkheim menunjukkan bahwa angka laju bunuh diri lebih banyak terdapat pada orang-orang yang tidak kawin daripada mereka yang sudah kawin. Kesatuan keluarga yang lebih besar umumnya terintegrasi mengikat anggota-anggotanya untuk saling membantu. Dalam kesatuan politik, Durkeim menyebutkan bahwa dalam keadaan damai, golongan militer ummunya lebih besar kecenderungan bunuh dirinya dibandingkan golongan masyarakat sipil. Sedangkan dalam suasana perang, golongan militer justru lebih sedikit melakukan bunuh diri bila dibandingkan golongan sipil karena mereka lebih terintegrasi dengan baik (disiplin keras). Dalam situasi perang justru kecenderungan bunuh diri lebih rendah dibandingkan situasi damai. Dalam masa revolusi/pergolakan politik, anggota-anggota masyarakat justru lebih terintgrasi dalam menghadapi musuh-musuhnya.
  • 20. Durkheim mendefinisikan bunuh diri sebagai setiap kematian yang merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari suatu perbuatan positif atau negatif oleh korban itu sendiri, yang mengetahui bahwa perbuatan itu akan berakibat seperti itu. Definisi itu terlampau luas, sebab didalamnya juga termasuk kematian para prajurit yang mengajukan dirinya untuk melaksanakan tugas yang sukar, ataupun kematian seorang ayah yang ingin menyelamatkan anaknya dari arus kencang yang bergolak. Hal ini akan berakibat negatif dalam penalaran seperti yang akan ternyata kemudian.
  • 21. I. II. Bunuh diri egoistis (egoistic suicide) Yaitu yang merupakan akibat dari kurangnya integrasi dalam kelompok. Misalnya, lebih banyak orang Protestan yang bunuh diri dari pada orang Katolik. Sebab orang Katolik lebih terikat pada komunitas keagamaan sedangkan dalam Protestan terdapat anjuran yang kuat untuk bertanggung jawab secara individual. Kenyataan ini dinyatakan secara tepat sekali di dalam rumusan bahwa seorang Protestan dipaksa untuk bebas. Bunuh diri anomi (anomie suicide). Anomi adalah suatu situasi dimana terjadi suatu keadaan tanpa aturan, dimana kesadaran kolektif tidak berfungsi. Jenis bunuh diri ini terjadi dalam waktu krisis dan bukannya krisis ekonomi saja. Bunuh diri ini juga terjadi bilamana sekonyong-konyong terjadi kemajuan yang tidak terduga.
  • 22. III. Altruistic Suicide, adalah bunuh diri karena merasa dirinya menjadi beban masyarakat. Bunuh diri ini sifatnya tidak menuntut hak, sebaliknya memandang bunuh diri itu sebagai suatu kewajiban yang dibebankan oleh masyarakat. Contoh : Harakiri orang jepang. IV. Bunuh diri Fatalistik. Merupakan lawan dari bunuh diri anomi, dan yang timbul dari pengaturan kelakuan secara berlebihlebihan, misalnya dalam rezim yang sangat keras dan otoriter.
  • 23. Durkheim adalah seorang ahli sosiologi yang meletakan dasardasar sosiologi modern. Ia menulis berbagai macam metode sosiologi, tentang pengetahuan tentang sosiologi agama, tentang pembagian kerja dan bunuh diri, tentang pendidikan dan moral, dan tentang sosialisme. Durkheim berfikiran bahwa suatu kejahatan yang ada didalam masyarakat tidak terletak pada diri si indiviu, tetapi terletak pada kelompok dan organisasi sosial yang kemudian dikenal dengan istlah anomie (hancurnya keteraturan sosial sebagai akibat dari hilangnya patokan dan nilai-nilai).
  • 24. http://as-sosunila.blogspot.com/2012/05/sumbangan-pemikiransosiologi-dari.html Atmasasmita, Romli. 1992. Teori dan Kapita Selekta. Bandung : PT Refika Aditama Santoso, Topo, S.H. 2011. Kriminologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada